TEHNOLOGI FARMASI
( CPOB : V a l i d a s i )
Dzul Asfi.,S.Farm., M.Si,Apt
Validasi (validation)
Berasal dari kata valid: sah, absah, sahih, benar
Yaitu : suatu tindakan pembuktian dengan cara
yang memadai bahwa setiap bahan, proses,
kegiatan, sistem perlengkapan yang digunakan
dalam proses manufaktur dapat dan akan
senantiasa mencapai hasil yang diinginkan secara
konsisten.
Proses validasi dilakukan karena :
1. Government Regulation (GMP / CPOB)
2. Assurance of Quality
3. Cost Reduction
1. Government Regulation (GMP / CPOB)
Validasi dan program dokumentasi harus
dikembangkan secara tepat pada :
- bahan baku
- alat fabrikasi / instrumen
- kompetensi personil
Setiap unit bertanggung jawab atas
pelaksanaan proses validasi.
2. Assurance of Quality
GMP / CPOB dan proses validasi merupakan dua
konsep yang erat kaitannya dengan mutu (produk):
- Prosedur Penetapan Kadar (mutu)
- Instrument/alat fabrikasi
- Support system :
* HVAC (Heating-Ventilation-Air Conditioning)
* Water : water for injection, Purified water
* Steam
* Compressed Air, etc.
- Process
3. Cost Reduction
Suatu proses yang divalidasi merupakan
suatu proses yang lebih efisien dimana
hasilnya kurang / tidak dikerjakan ulang,
ditolak atau dibuang.
Proses validasi pada dasarnya adalah
“good business practice”
TUJUAN VALIDASI
Merupakan petunjuk dasar yang ditetapkan
oleh FDA agar dapat menerima semua unsur
proses validasi untuk fabrikasi obat manusia,
hewan dan alat kesehatan
MANFAAT VALIDASI
1. Reduction of quality costs
Menurut penafsiran, biaya mutu untuk industri farmasi pada
umumnya ± 10 – 15 % dari biaya total fabrikasi. Biaya mutu
untuk industri parenteral pasti lebih tinggi, karena produk
tersebut umumnya dibuat dengan tehnologi tinggi dengan
persyaratan khusus (mis. Steril).
2. Process optimization
Optimisasi suatu proses untuk efisiensi maksimum saat mutu
dipertahankan adalah konsekwensi validasi. (“to optimize” as
“to make as affective, perfect or useful as possible ; we
would add “at the lowest cost”)
3. Assurance of Quality
Validasi dan control proses adalah inti GMP/CPOB.
Tanpa validasi dan proses terkontrol adalah tidak
mungkin menghasilkan produk bermutu secara
konsisten.
4. Safety
Validasi juga dapat berhasil dalam meningkatkan
keamanan operator. Misalnya, ukuran yang digunakan
pada peralatan untuk mengatur perubahan suhu dan
tekanan harus dapat dipercaya (harus dapat
mengkalibrasi).
RUANG LINGKUP VALIDASI
Menetapkan penerapan proses pada fabrikasi obat
dan alat kesehatan
Menetapkan prinsip dan petunjuk praktis
penerapan hal-hal yang secara legal tidak
dikehendaki tetapi masih dapat diterima oleh FDA /
POM.
Jika ada perbedaan, maka penyimpangan tsb.
harus diketahui dan disetujui oleh POM.
Petunjuk (guideline)
dapat diubah
dipersilahkan untuk memberikan komentar
terhadap dokumen validasi (komentar tertulis)
Proses validasi merupakan persyaratan tentang
peraturan yang berhubungan dengan CPOB untuk
produk akhir.
KOMPONEN YANG DIVALIDASI
1. Analytical Procedure
2. Instrument Calibration
3. Critical Support System
4. Operators
5. Raw & Packaging Materials
6. Equipment & Facilities
7. Manufacturing Stages
8. Product Design
I. Prosedur Analitik
Proses yang dilakukan melalui penelitian laboratorium untuk
membuktikan bahwa karakteristik kinerja prosedur itu memenuhi
persyaratan aplikasi analitik yang dimaksudkan.
1. Akurasi (Accuracy)
Kedekatan antara nilai nyata dengan nilai hasil pengukuran dari
komponen yang sama.
2. Presisi (Precision)
Kedekatan antara hasil pengujian individu dalam serangkaian
pengukuran terhadap suatu contoh homogen.
Nilai presisi ada 3 tahap :
- Repitabilitas/presisi intra penetapan kadar :
(lab. sama, interval waktu pendek, analis sama, alat dan pereaksi
sama)
- Reprodisibilitas :
(lab, hari, analis, alat dan pereaksi beda).
3. Ketegaran (robustness)
Kapasitas suatu prosedur analitik untuk tidak
terpengaruh oleh variasi kecil dalam parameter
metode.
4. Linieritas
Kemampuan suatu penetapan kadar untuk
memperoleh hasil uji, yang sebanding dengan
konsentrasi analit dalam contoh.
5. Rentang
Interval diantara konsentrasi analit tertinggi dan
terendah dalam contoh yang dapat ditetapkan
dengan akurasi.
6. Kespesifikan / selektivitas
Kemampuan yang pasti untuk menetapkan suatu
analit yang terdapat bersama komponen lainnya
dalam contoh.
7. Batas deteksi
Konsentrasi analit terendah dalam contoh yang
dapat dideteksi.
8. Batas kuantitasi
Konsentrasi analit terendah dalam contoh yang
dapat diukur secara kuantitatif dengan akurasi dan
presisi yang dapat diterima.
Parameter Kinerja Untuk Validasi Berbagai Prosedur Analitik, baik Pengujian
Fisiko-kimia maupun Penetapan Kadar Secara Biologi
Potensi/
Parameter Identitas Cemaran Penetapan Disolusi
kadar
Kuantitasi Batas
Akurasi - + * + *
Presisi :
- Ripitabilitas - + - + +
- Presisi antara - + 1) - + 1) + 1)
- Reprodusibilitas - + - + +
Ketegaran + + + + +
Linieritas - + - + *
Rentang - + * + *
Kespesifikan/ + + + + *
Selektivitas 2)
Batas deteksi + * + - *
Batas kuantitasi - + - - -
Keterangan :
+ biasanya dievaluasi
- biasanya tidak dievaluasi
* mungkin perlu dievaluasi
1) dalam hal reprodisibilitas ditentukan, presisi antara tdk dievaluasi
2) apabila metode analitik tsb. tidak memiliki selektivitas, maka perlu ditunjang oleh prosedur
analitisnya.
Contoh : Validasi Metode Analisis
Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk :
Semua metode analisis fisiko-kimia dan biologi yang
digunakan di laboratorium
Validasi ulang metode analisis (mis : perubahan proses
sintesa bahan berkhasiat, komposisi obat jadi atau
perubahan prosedur analisis.
Tanggung Jawab
1. Manager Pengawasan Mutu
Menjamin bahwa semua metode analisis telah
divalidasi sebelum digunakan untuk pengujian
rutin
Menetapkan protokol validasi untuk tiap metode
analisis dan menyusun laporan validasi
berdasarkan protokol tsb.
2. Manager Jaminan Mutu
Melakukan pengkajian dan menyetujui protokol
validasi sebelum dilakukan validasi
melakukan pengkajian terhadap data dalam laporan
validasi dan menjamin kelengkapan laporan
sebelum persetujuan akhir dan pengesahan
Melaksanakan pelatihan teknis lab. terhadap semua
personil yg terkait dgn validasi dan melakukan
evaluasi hasil pelatihan sebelum validasi
dilaksanakan.
3. Supervisor Pengawasan Mutu
Membuat jadwal pelaksanaan validasi, mengawasi
pelaksanaannya dan memeriksa kebenaran dan
kelengkapan catatan pengujian
Menjamin bahwa status kalibrasi semua instrumen
yang digunakan untuk validasi telah diperbaharui
Menjamin bahwa semua Protap validasi metode
analisis telah diperbaharui
Menjamin bahwa semua bahan yg digunakan utk
validasi termasuk reagensia dan baku pembanding
belum daluarsa.
4. Analis Bagian Pengawasan Mutu
Melaksanakan validasi metode analisis
sesuai dengan protokol validasi
Mencatat semua hasil uji dalam format yg
tepat
Melaporkan pelaksanaan validasi kpd
supervisor.
Prosedur :
1. Buat protokol validasi metode analisis :
- tujuan
- ruang lingkup
- prosedur tahap demi tahap
- metode untuk evaluasi
- kriteria penerimaan
- dokumentasi dan laporan
- rekomendasi
- Presisi antara
dapat menggunakan beberapa operator dengan sumber reagensia dan hari yang
berbeda
menentukan berapa lama reagensia stabil
monitoring metode analisis dengan menilai reprodusibilitas pengujian terhadap
beberapa lot (min.6 lot)
Reprodisibilitas.
Dapat menggunakan beberapa lab. untuk validasi metode analisis,
agar diketahui pengaruh lingkungan yang berbeda terhadap kinerja
metode analisis.
c. Batas Deteksi
Batas deteksi dapat dinyatakan sebagai :
3.3 σ
DL = ------------
S
Keterangan :
DL = batas deteksi
σ = simpangan baku respon
S = kemiringan (slope) kurva kalibrasi
d. Batas Kuantitasi
Batas kuantitasi dapat dinyatakan sebagai :
10 σ
LOQ = ----------
S
Keterangan :
LOQ = batas kuantitasi
σ = simpangan baku respon
S = kemiringan (slope) kurva kalibrasi
e. Selektivitas
Selektivitas merupakan ukuran spesifikasi metoda
analisis :
- Metoda identifikasi
- Penetapan kadar bahan aktif dan cemaran
f. Linearitas
Untuk mengetahui apakah kuantitas yang terukur proporsional
terhadap kadar senyawa uji dalam sample :
- Bahan baku berkhasiat
- Produk obat
g. Rentang
Rentang minimum harus dipertimbangkan untuk :
Penetapan kadar bahan baku berkhasiat (lazimnya
konsentrasi zat uji berkisar antara 80 – 120% kadar
yang tertera pada label
Keseragaman kandungan (berkisar antara 70 - 130%)
Pengujian disolusi : ± 20% syarat spesifikasi (mis. syarat
spesifikasi utk sediaan terkendali meliputi rentang dari
20% setelah 1 jam hingga 90% setelah 24 jam, maka
rentang yang divalidasi menjadi 0 – 110% persyaratan
kadar pada label
Penentuan cemaran : rentang konsentrasi zat uji mulai
dari batas cemaran yang dilaporkan hingga 120 %
syarat spesifikasi.
h. Ketegaran
Untuk mengetahui kehandalan suatu analis terhadap
variasi parameter metoda, kestabilan larutan uji, berapa
lama waktu ekstraksi, dsb.
II. KALIBRASI INSTRUMEN
Hal. 1 dari 1
NAMA PROSEDUR TETAP
PERUSAHAAN
KALIBRASI POLARIMETER No. …………..
(Merek ………………….)
Departemen Seksi Tanggal berlaku
Pengawasan ……………... …………………
Mutu
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti No.
………………. ……………….. ……………… ………………..
Tanggal ……… Tanggal ……… Tanggal …….. Tanggal ………
PROSEDUR :
1. Timbang tepat 1,25 g Sukrosa Baku dalam labu ukur 25 ml, larutkan dengan 20 ml air suling, simpan dalam penangas air pada suhu
200C selama 10 menit. Tambahkan air suling hingga 25 ml.
A - A1
------------- x 100 %
A
JADWAL
PROSEDUR :
1. Kalibrasi pH meter harus dilakukan setiap kali sebelum digunakan dan catat datanya pada buku log.
Cara kalibrasi Celupkan elektroda dalam larutan dapar baku ekimolar fosfat dan atur hingga menunjukkan pH sesuai tabel (butir 4) ; Celupkan dalam larutan dapar baku lain yaitu asam atau basa
tergantung keperluan; dan pH meter memenuhi syarat bila pembacaan pH masih dalam batas 0,05 unit pH sesuai yang tertera pada tabel di butir 4.
•Nilai pH larutan dapar baku pada berbagai suhu :
5. Cara kalibrasi
1.Celupkan elektroda dalam larutan dapar baku ekimolar fosfat dan atur hingga menunjukkan pH
sesuai tabel (butir 4) ;
2.Celupkan dalam larutan dapar baku lain yaitu asam atau basa tergantung keperluan; dan
3.pH meter memenuhi syarat bila pembacaan pH masih dalam batas 0,05 unit pH sesuai yang
tertera pada tabel di butir 4.
Contoh : LABEL STATUS PERALATAN
PERHATIAN RUSAK
ALAT INI HARUS DIKALIBRASI TIAP KALI SEBELUM DIPAKAI HARUS DIPERBAIKI DAN DIKALIBRASI SEBELUM DIPAKAI
1. Design (perencanaan)
Data tehnis pada sistem komponen (filters, deionizer, compressor,
valves, dll) harus diletakkan, diperiksa dan disusun dgn baik.
Gambaran distribusi dari HVAC, Air dan sistem saluran air harus
disiapkan.
2. Installation and challenge
Sistem instalasi melaksanakan apa yang direncanakan jika
mungkin, menarik sistem ini untuk meyakinkan bahwa untuk
pemakaian normal dan layak dari sistem output cocok.
3. Monitoring
Sistem harus diperiksa secara reguler untuk meyakinkan
bahwa semua berfungsi sebagaimana mestinya. Misalnya
HEPA filter biasanya diperiksa kebocoran dengan suatu alat
penghitung partikel.
V. RAW & PACKAGING MATERIALS
Untuk tiap tipe bentuk sediaan farmasi, banyak tahapan dalam proses
fabrikasi diperlukan yang berkualifikasi agar dapat memvalidasi
proses secara lengkap.
Untuk produk parenteral yang khas seperti parenteral volume kecil,
tahapannya sbb :
1. Perencanaan
2. Penyiapan komponen
3. Pencampuran
4. Penyaringan steril
5. Pengisian
6. Sterilisasi akhir
7. Pemeriksaan partikulat
8. Uji Kebocoran
9. Pengemasan
ORGANISASI
Persiapan program validasi dimulai dengan
kesepakatan direksi (top management). Manager
senior mendukung jika perlu, karena sumber
pertimbangan akan diperlukan agar program
berjalan lancer.
Komposisi dari tim validasi, tergantung pada
komponen proses yang akan dikaji dan disiplin
teknis yang ada (umumnya bervariasi sesuai
besar kecilnya pabrik).
Umumnya disiplin-disiplin berikut adalah yang
terlibat dalam program “plant validation” :
1. Quality control
- pengujian kimia
- mikrobiologi
- pemastian mutu
2. Produksi
3. Ahli mesin (engineering)
4. Pengembangan produk (R&D)
Fungsi yang lain adalah :
1. Training, untuk kualifikasi personil
2. Statistics , untuk rancangan percobaan dan evaluasi
data
3. Savety
4. Pemasaran, kualifikasi penilaian bahan baku dan
pengemas
5. Peraturan Perundangan di bidang obat.
1. KUALIFIKASI INSTALASI
Tablet Kompressi
• Karakteristik Fisis (ukuran, bobot, kekerasan, bebas dari
cacad seperti “capping – splitting”)
1. VALIDASI MENDATANG
Contoh :
Dalam produksi larutan parenteral dengan cara pengisian aseptis :
• tahapan proses pengisisan asptis harus ditetapkan tantangan
utama.
• Juga proses sterilisasi dan depirogenisasi dari wadah-tutup,
cara sterilisasi larutan, alat untuk pengisian sampai dengan
penutupan wadah.
2. PENINJAUAN KEMBALI VALIDASI