Tujuan Percobaan
ditambahkan zat pengental, misalnya tragakan, tilosa, natriumkarboksimetilselulosa. (Depkes RI, 9)Tipe emulsi ada dua, yait
u oil in water (O/W) atau minyak dalam air (M/A), dan water in oil (W/O). Emulsi tipe O/W (Oil in Water) atau M/A (minya
k dalam air) adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar atauterdispersi ke dalam air. Minyak sebagai fase i
nternal dan air sebagai faseeksternal. Emulsi tipe W/O (Water in Oil) atau M/A (air dalam minyak), adalahemulsi yang terdir
i dari butiran air yang tersebar atau terdispersi ke dalamminyak. Air sebagai fase internal dan minyak sebagai fase eksternal.
Terdapat duamacam komponen emulsi:1.
Komponen dasar, yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat di dalamemulsi, terdiri atas:a.
Fase dispers/ fase internal/ fase diskontinu/ fase terdispersi/ fase dalam,yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil
di dalam zat cair lain. b.
Fase eksternal/ fase kontinu/ fase pendispersi/ fase luar, yaitu zat cair dalamemulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (baha
n pendukung) emulsitersebut.c.
Komponen tambahan, adalah bahan tambahan yang sering ditambahakan kedalam emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih
baik. Misalnya
corrigen saporis
,
odoris
,
colouris
, pengawet (
preservative
), dan antioksidan. (Syamsuni,119).Dari emulsi yang paling baik, dapat diperoleh campuran surfaktan manayang paling baik
(ideal). Ketidakstabilan emulsi dapat digolongkan:1.
Flokulasi dan creamingCreaming merupakan pemisahan dari emulsi menjadi beberapa lapiscairan, dimana masing-masing la
pis mengandung fase dispers yang berbeda. Nama cream berasal dari peristiwa pemisahan sari susu dari susu (milk). Sarisus
u tersebut dapat dibuat Casein, keju, dan sebagainya.2.