Anda di halaman 1dari 3

ATAP TUNGGAL LIMASAN

KELOMPOK 5

Bintang Auliyaulhaq (09020322025)

Irsyad Rofi S (09020322031)

Qinthara Farris Rasyendria Agshan (09020322041)

DOSEN PENGAMPU

Efa Suriani, M.Eng


Bentuk atap adalah salah satu elemen penting yang akan sangat mempengaruhi tampilan
akhir dari suatu bangunan. Di Indonesia sendiri, kita mengenal banyak sekali jenis atap mulai
dari atap pelana, atap perisai atau atap limas, atap dasar, atap miring dan lain sebagainya. Setiap
model akan memberikan nuansa atau feel yang unik dan berbeda dari sebuah bangunan.

Selain itu, kenyamanan yang sering kita rasakan juga berbeda-beda tergantung atap yang
dipakai, oleh karena itu penting sekali bagi kita untuk memilih jenis atap yang sesuai dengan
kondisi Lingkungan dan jenis bangunan itu sendiri. Pembahasan kali ini kita akan membahas
beberapa hal mengenai atap limasan, salah satu atap tradisional di Indonesia.

Atap limas merupakan salah satu jenis atap khas Indonesia yang sering digunakan pada
bangunan-bangunan rumah, masjid, dan bangunan lainnya dengan arsitektur tradisional. Atap
limasan memiliki bentuk yang unik dan menarik.

Atap limasan memiliki Sejarah yang Panjang dari mulai bentuknya, dan fungsinya.
Bentuk dan fungsi atap limasan telah dikenal sejak zaman Mataram Kuno. Pada masa itu, atap
ini digunakan untuk melindungi bangunan istana, kuil dan rumah-rumah dari hujan dan matahari
yang terik.

Atap ini terdiri dari 4 buah bidang miring yang membentuk 4 sisi segitiga yang sama
besar, yang kemudian saling terhubung pada bagian puncaknya. Bentuk puncaknya juga terlihat
melengkung, seperti tanduk kerbau atau kerucut. Berdasarkan material pembuatnya, bahan utama
untuk rangka atap limasan adalah kayu jati atau kayu meranti yang diolah dengan bentuk balok-
balok. Sementara itu, untuk bagian pelapis atap digunakan bahan yang lebih ringan, seperti sirap
atau seng gelombang. Bahan pelapis ini diletakkan secara berlapis-lapis dan saling menutupi
untuk mencegah air hujan masuk ke dalam bangunan.

Bahan kayu yang digunakan pada atap limasan memiliki beberapa kelebihan, di
antaranya adalah tahan lama dan kuat dalam menopang berat atap. Kayu jati dan meranti
memiliki serat kayu yang rapat dan tahan terhadap serangan rayap dan cuaca ekstrem, sehingga
atap limasan dapat bertahan hingga puluhan tahun jika dirawat dengan baik.
Namun, saat ini atap limas juga bisa dibuat dari baja ringan, bukan hanya dari kayu saja.
Material berbobot ringan ini juga lebih murah, lebih mudah dipasang, dan juga lebih awet
dibandingkan kayu. Untuk pilihan gentengnya juga beragam, tak terbatas pada genteng tanah liat
saja, misalnya nih genteng bitumen dan sejenisnya. Dan ini ada ukuran dari atap Tunggal limasan
ini.

Ukuran Atap :

- Tebal tembok 0.15 M


- Tritisan 0.5-0.8 M
- Lisplang 2/20
- Garis rencana atap
- Kuda-Kuda kayu
- ½ Kuda-Kuda kayu
- Nok 8/12
- Jurai
- Gording 8/12
- Murplat 8/12
- Usuk 5/7

Anda mungkin juga menyukai