OLEH :
PROGRAM B S1 KEPERAWATAN
Dengan mengucapkan Segala puji bagi Allah SWT sang Maha Cahaya
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata
keperawatan.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................
a. Anatomi
sebelumnya.
spinalis.
sehari.
b. Fisiologi
Pembentukan CSF
2. Parenchym otak.
3. Arachnoid
Sirkulasi CSF
Allan H. Ropper,(2011)
2.1.2 Etiologi
Pada orang dewasa normal jumlah CSS 90-150 ml, anak umur 8-
500-1500 ml.
c. Sindrom Dandy-Walker
2. Infeksi
3. Neoplasma
kraniofaringioma.
4. Perdarahan
sendiri.
hidrosefalus, yaitu:
ini, yaitu:
hematom.
pseudotumor serebri.
HIDROSEFALUS
Pembesaran kepala,
Mual muntah, kurang
TIK meningkat, Ganguan kesadaran,
Belum tau penyakit nafsu makan nafsu
perubahan tanda” kejang,ganguan sensorik, Di lakukan pengalaman makan tidak ada. Berat
vital(nafas dalam,nadi penurunan dan hilangnya tindakan operasi pertama di rawat badan menurun
lambat,hiperterimi) kemampuan aktifitas, shunting
muntah, nyeri kepala, perubahan pupil dilatasi.
oedema pupil. ganguan pengllihatan(
duplobia kabur)
Defisit nutrisi
Defisit
Gangguan mobilitas pengetahuan
Risiko perfusi integritas kulit
serebral tidak fisik
efektif
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang
posterior.
b. Transimulasi
c. Lingkaran kepala
garis kisi pada chart (jarak antara dua garis kisi 1 cm) dalam
d. Ventrikulografi
telah ditinggalkan.
e. Ultrasonografi
2.1.6 Penatalaksanaan
a. Keperawatan
ekstrakranial, yakni:
a) Drainase ventrikule-peritoneal.
b) Drainase Lombo-Peritoneal.
c) Drainase ventrikulo-Pleural.
d) Drainase ventrikule-Uretrostomi.
1. Eksternal
2. Internal
magna(Thor-Kjeldsen).
superior.
d) Ventrikulo-Mediastinal,CSS dialirkan
ke mediastinum.
peritoneum.
3. “Lumbo Peritoneal Shunt”
Teknik Shunting:
setinggi 6/7).
e) Ventriculo-Peritneal Shunt .
memanjang.
2.1.7 Komplikasi
a. Infeksi
b. Perdarahan subdural
10 tahun.
d. Keadaan tekanan rendah
yang timbul berupa sakit kepala dan muntah saat duduk atau
2.2.1 Pengkajian
1) Identitas Pasien
2) Keluhan Utama
penglihatan perifer.
pembesaran kepala.
terjadi.
infeksi.
4) Pengkajian psikososiospritual
Apakah ada dampak yang timbul pada klien dan orang tua,
5) Pemeriksaan Fisik
head to-toe.
a. Status mental
Obresvasi penampilan, tingkah laku, nilai gaya bicara,
ekspresi wajah dan aktivitas motorik klien. Pada klien
hidrosefalus tahap lanjut biasanya status mental klien
mengalami perubahan. Pada bayi dan anak-anak
pemeriksaan statuss mental tidak dilakukan. Fungsi
intelektual. Pada beberapa kedaan klien hidrosefalus
didapatkan. Penurunan dalam ingatan dan memori, baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Pengkajin saraf cranial, meliputi
1. Saraf I (Olfaktori)
bilateral.
2. Saraf II (Optikus)
Abducens)
dengan hidrosefalus.
4. Saraf V (Trigeminius)
5. Saraf VII(facialis)
fungsi pendengaran.
8. Saraf XI (Aksesorius)
8) Mobilitas
leher klien.
a. Tonus otot
b. Kekuatan otot
ekstermitas.
TIK.
kebutuhan metabolism.
adekuatnya.
keluarga.
p., 2018)
2.2.5 Evaluasi
telah diharapkan.
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
No.MR 487104
Nama : An.M
Status : Pelajar
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Surabaya
Umur : 43 Tahun
Pekerjaan : Swasta
2. Alasan Masuk
3. Riwayat Kesehatan
siang hari sehingga susah tidur ketika malam hari klien selalu
Pengkajian PQRST :
P (Provoking) :
sepenuhnya.
T (Time) :
Keterangan :
= Perempuan
= Laki- laki
=Perempuan meninggal
= Klien perempuan
= Serumah denganklien
4. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Somnolen
BB/TB : Sebelum
Suhu : 36,6o C
Pernapasan : 24 x/menit
mmhg
1) Kepala
Rambut
tidak rontok.
Lingkar kepala:
1 52 cm
13 Agustus 2021
2 14 Agustus 2021 52 cm
3 15 Agustus 2021 53 cm
Mata
3mm/3mm.
Telinga
pendengaran.
Hidung
dengan baik
palsu.
2) Leher
3) Thorak
Paru-paru
secret di tengorokan.
Jantung
5) Punggung
6) Ekstremitas
7) Genetalia
Terpasang kateter
8) Integumen
Nutrisi makan
Minum
Eliminasi
- Warna Kuning
- Bau Khas
- Konsistensi Lunak
BAK
Istirahat dan
- Kesulitan tidur
- Potong kuku
6. Riwayat Alergi
Ibu Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi makanan maupun obat-
obatan
7. Data Psikologis
9. Data Spiritual
a. Pemeriksaan labor
b. Pemeriksaan CT – Scan
Ventrikel lateral III dan IV melebar, sinus paranalis dan maksilaris bilateral
1. D5 ¼ Ns 20 Untuk perawatan
Tetes/ Menit penyakit penyimpangan
glikogen, intoleransi
terhadap sukrosa,
gagal ginjal, kadar
natrium yang rendah.
2. Nacl 0,9% 10 Kandungan kaliumnya bermanfaat
Tetes/ Menit untuk konduksi saraf
dan otak, syok
hipovolemik,
mengganti cairan
yang hilang ketika
dehidrasi. Kandungan
natriumnya menentukan tekanan
osmotic pada pasien.
3. Paracetamol 2 x 200 Untuk mengobati rasa sakit ringan
Mg Injeksi hingga
sedang. Obat ini
masuk ke dakam
golongan analgesic
dan anti piretik.
4. Tramadol Bila nyeri
5. Ketorolac 10 Mg 2x1 Amp Untuk mengatasi
nyeri.
6. Ondansentron 5 Mg/ 1x1 amp Obat yang digunakan untuk
Amp mencegah mual
dan muntah.
7. RL 25 Tetes/ menit Kandungan kaliumnya bermanfaat
untuk konduksi saraf
dan otak, syok
hipovolemik,
mengganti cairan
yang hilang ketika
dehidrasi. Kandungan
natriumnya menentukan tekanan
osmotic pada pasien.
8. Ka En 1B 15 Tetes / Menit Digunakan ketika
dehidrasi karena
asupan oral tidak
memadai, demam.
9. Cefotaxone 2 x 500 mg Untuk mengatasi
infeksi bakteri.
10. Furosemid 1x 50 mg Obat untuk
mengurangi cairan
berlebih di dalam
tubuh.
Parenteral:
Diit:
- Makanan Cair(susu)
S: 36,5o C RR : 24 x/i
- Gelisah
nafsu makan
Hidrosefalus
Data Objektif
- Terlihat penurunan BB pasien
Ketidakmampuan
Sebelum MRS : 19,5kg
mencerna makanan,
MRS : 17kg mual muntah, kurang
- Membran mukosa pucat nafsu makan nafsu
makan tidak ada.
Berat badan menurun
Defisit nutrisi
1. Risiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan pembesaran kepala, peningkatan TIK,
Keluhan nyeri klien dicetuskan akibat peningkatan tekanan intra kranial, informasi yang di dapatkan
dari ibu klien, klien sering mengatakan nyeri yang di rasakan di bagian kepala dan gelisah, ibu klien
mengatakan klien terkadang mual. Dan mengakibatkan nafsu makan berkurang, lemas dan letih,
sehingga aktivitas klien juga dibantu oleh keluarga sepenuhnya. Q (Quality) : Nyeri seperti berdenyut
R (Radiates) : Klien mengatakan nyeri di kepala dan di bagian luka post operasi S (Severety/skala) :
Dengan skala rentang nyeri 5-6 intens. T (Time) : Ibu Klien mengatakan nyerinya datang secara tiba-
tiba dan hilang timbul. Kadang nyeri terasa juga pada malam hari sehingga klien tidak bisa tidur, klien
klien mengatakan mual, kurang nafsu makan, telihat penurunan BB 19,5 kg menjadi 17kg,
1 Risiko perfusi serebral Setelah di lakukan tindakan keperawatan 1. Observasi ketat tanda-tanda
selama 3 x 24 jam di harapkan tidak terjadi peningkatan TIK (Nyeri kepala,
tidak efektif dibuktikan
peningkatan TIK dengan muntah, lelah, apatis, perubahan
dengan pembesaran kepala,
Kriteria Hasil : personalitas, Perubahan pupil
peningkatan TIK, Kesadaran Komposmetis 2. Pantau terus tingkat kesadarananak
Tidak terjadi nyeri kepala Skala nyeri 0 3. Pantau terus adanya perubahan TTV
penurunan kinerja ventrikel
Lingkar Kepala Normal ( 50 -53 cm ) 4. Kaji pengalaman nyeri pada anak,
kiri, adanya tumor otak
tampak rileks, tidak meringis kesakitan dengan skala nyeri 0-5 (0 = tidak
nyeri, 5 = nyeri sekali).
5. Bantu anak mengatasi nyeri dengan
memberikan pujiankepada.
2 Nyeri akut b.d proses Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 1. Kaji secara komperhensip tentang nyeri
penyakit. jam klien mengatakan bahwa nyeri dapat meliputi : lokasi karakteristik dan
terkontrol/hilang dengan kriteria hasil : onset, durasi, frekwensi, kualitas,
Klien mengenali faktor penyebab intensitas / beratnya nyeri dan faktor
nyeri prespitasi
Klien mengenali gejala – gejala nyeri 2. Gunakan komunikasi terapeutik agar
Klien menggunakan metode klien dapat mengekpresikan nyeri
pencegahan non analgetik untuk 3. Kaji pengalaman individu terhadap
mengurangi nyeri. nyeri, keluarga dengan nyeri kronis
Klien melaporkan nyeri yang sudah 4. Evaluasi tentang keefektifan dari
terkontrol tindakan mengontrol nyeri yang telah
Tanda-tanda vital dalam batas normal digunakan
5. Berikan informasi tentang nyeri, seperti
penyebab berapa lama terjadi dan
tindakan pencegahan
6. Ajarkan penggunaan tehnik non
formakologi ( ex : relaksasi, distraksi,
aplikasi, panas dingin, massase, terapi
bermain, terapi aktivitas, akupressure )
P:
Intervensi nyeri di
lanjutkan.
3 Minggu / 08.45 1. Memonitor adanya mual dan S :
Defisit nutrisi
15-08-2021 muntah pada saat klien makan - Klien mengatakan
berhubungan
2. Menganjurkan klien makan diitnya habis 100
dengan
10.00 sedikit tapi sering. cc/porsi.
ketidakmampuan
3. Memberikan posisi yang nyaman - Klien mengatakan
mencerna
bagi klien, posisi semi fowler( masih sedikit mual.
makanan
setengah duduk)
11.45 4. Menganjurkan klien untuk O :
istirahat - Klien tampak
menghabiskan diitnya
100 cc/ porsi.
- Klien tampak masih
muntah, banyak
muntah klien
sebanyak 1 nerbeken
penuh atau setara 50
cc.
A:
Masalah keperawatan
teratasi
P:
Intervensi di lanjutkan.
3 Senin/ Defisit nutrisi 08.45 5. Memonitor adanya mual dan S:
16-08-2021 b.d muntah pada saat klien - Klien mengatakan
ketidakmampuan makan diitnya habis 100
mencerna 10.00 6. Menganjurkan klien cc/porsi.
makanan makan sedikit tapi sering. - Klien mengatakan
7. Memberikan posisi yang masih sedikit mual.
nyaman bagiklien. O:
11.45 8. Menganjurkan klien - Klien
untuk istirahat tampakmenghabiskan
diitnya 100 cc/ porsi.
- Klien tampak masih
muntah
A:
masalah sudah teratasi
sebagian klien tampak
tidak ada muntah.
P : intervensi dilanjutkan
No. Hari/Tanggal Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi Paraf
muntah hanya ± 20 cc
saat di tamping
mengunakan
nerbeken.
A : Masalah Ganguan
nutrisi teratasi
P : intervensi di
hentikan klien di
perbolehkan pulang
oleh dokter spesialis
anak.
BAB II
PENUTU
2.1 Kesimpulan
masih
ringan) dan juga dengan menggunakan operasi (pada kasus yang berat).
kasus, 50 % kasus meninggal saat masih dalam uterus atau 50% sisanya
ini, segera dilakukan Shunt dan memberikan hasil yang baik.Pada anak-
2.2 Saran
tersebut.
yang optimal. Dan adapun untuk klien yang telah mengalami kasus
Djojoningrat, D., 2009. Dispepsia Fungsional dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Jilid I, Edisi 5. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI.
Hidayat A, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Imu Keperawatan Anak II. Jakarta:
Salemba Medika.
Muslihatun, Wati Nur, 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Fitramaya:
Yogyakarta
Muttaqin, Arif. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Salemba Medika: Jakarta
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi, Jilid
1, Edisi 2. Jakarta: EGC.
Nanny Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Salemba
Medika: Jakarta
Suddart, & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC