PENDAHULUAN
Hydrocephalus berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan
cephalus yang berarti kepala.1 Hidrosefalus secara umum diartikan sebagai
peningkatan volume cairan serebrospinalis (CSS) di ruang ventrikel dan ruang
subarakhnoid. Keadaan ini disebabkan karena tidak seimbangnya produksi dan
absorpsi cairan serebrospinalis. Hidrosefalus umumnya bersifat kongenital,
biasanya tampak pada masa bayi. Hidrosefalus yang muncul setelah umur 6 bulan
biasanya tidak bersifat kongenital.2
Insidens hidrosefalus adalah 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Insidensi
hidrosefalus kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11-43%
disebabkan oleh stenosis aqueductus serebri. Jenis kelamin, ras dan suku bangsa
tidak mempengaruhi dari jumlah kejadian hydrocephalus . Hidrosefalus dapat
terjadi pada semua usia. Hidrosefalus infantil, 46% terjadi akibat abnormalitas
perkembangan otak, 50% akibat perdarahan subarakhnoid dan meningitis,
sedangkan kurang dari 4% akibat tumor fossa posterior.3 Sedangkan di Indonesia
kasus hydrocephalus ditemukan sebanyak 40% - 50% dari kunjungan berobat atau
tindakan operasi bedah saraf.4
Peningkatan CSS menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial yang
berbahaya. Kombinasi dari keduanya dapat menyebabkan jaringan otak
kekurangan nutrisi dan oksigen sehingga menyebabkan gejala khas hidrosefalus,
meskipun dapat juga terjadi pada tekanan yang normal. 5 Pada anak dibawah enam
tahun, termasuk neonatus, akan tampak pembesaran kepala (makrosefali). Perkusi
pada kepala anak memberi sensasi yang khas. Hal ini menggambarkan adanya
pelebaran sutura. Vena-vena di kulit kepala sangat menonjol, terutama bila bayi
menangis. Mata penderita hidrosefalus memperlihatkan gambaran yang khas,
yaitu setting-sun sign (skelera yang tampak di atas iris).6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HYDROCEPHALUS
A. Anatomi dan Fisiologi cairan serebrospinal
Struktur anatomi yang berkaitan dengan hidrosefalus yaitu bangunanbangunan di mana CSS berada :9
1. Sistem ventrikel dalam otak dan kanalis sentralis dalam medula oblongata
dan medula spinalis.
2. Ruang subarakhnoid serebral dan medular yang merupakan tempat
penampungan sementara dari CSS sebelum diabsorpsi oleh vili arakhnoid.
1. Sistem ventrikel otak dan kanalis sentralis
Sistem ventrikel otak dan kanalis sentralis terdiri atas sejumlah ruang dan
saluran di dalam otak yang melanjut ke medula spinalis berupa kanalis sentralis.
Sistem tersebut adalah:
a. Ventrikel lateralis
Ventrikel lateralis terdapat sepasang pada hemisfer kanan dan kiri yang
letaknya di medial bawah, merupakan ventrikel terbesar. Antara ventrikel kanan
dan kiri tidak berhubungan secara langsung, akan tetapi masing-masing
berhubungan dahulu dengan ventrikel III melalui foramen interventrikularis
Monro.
b. Ventrikel III
Berupa suatu celah di bidang median yang terletak di antara talamus kanan
dan kiri, muara foramen interventrikularis Monro pada ventrikel III berbentuk
bulan sabit dan terletak antara kolumna formis anterior (di depan) dan tuberkulum
talamikus (di belakang).
sebanyak 4-5 kali/hari. Pada neonatus jumlah total CSS berkisar 20-50 cc dan
akan meningkat sesuai usia sampai mencapai 150 cc pada orang dewasa. 11
Pada hakekatnya susunan CSS sama seperti cairan interselular otak,
ventrikel dan ruang subarakhnoid. CSS setelah diproduksi oleh pleksus
khoroideus pada ventrikel lateralis akan mengalir ke ventrikel III melalui foramen
Monro. Selanjutnya melalui akuaduktus serebri (Sylvius) menuju ventrikel IV.
Dari ventrikel IV sebagian besar CSS dialirkan melalui foramen Luschka dan
Magendie menuju ruang subarakhnoid, setinggi medula oblongata dan hanya
sebagian kecil CSS yang menuju kenalis sentralis. Dalam ruang subarakhnoid
CSS selanjutnya menyebar ke segala arah untuk mengisi ruang subarakhnoid,
serebral maupun spinal. Kecepatan aliran CSS ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain:
Tekanan CSS
banyak pada permukaan hemisferium serebri, basis serebri dan sekeliling radiks
nervi spinalis. Vili arakhnoid yang besar dikenal sebagai granulasi arakhnoid
pacchioni yang merupakan jonjot piaarakhnoid yang luas bersama lapisan dura
yang menipis dan menonjol ke dalam ruang-ruang sinus sagitalis superior. Vili
arakhnoid terdiri dari anyaman-anyaman yang berupa saluran. Anyaman ini
bekerja sebagai katup yang memungkinkan adanya aliran CSS yaitu dari ruang
subarakhnoid menuju ke dalam aliran darah vena pada sinus sagitalis superior.
Apabila tekanan CSS melebihi tekanan vena maka katup akan membuka dan
mengalirkan CSS ke sinus. Akan tetapi apabila tekanan vena yang meningkat
maka vili arakhnoid akan mengalami kompresi dan katup akan menutup. Perlu
diketahui bahwa kemampuan vili-vili arakhnoid mengabsorpsi CSS adalah 2-4
kali lebih besar dari produksi CSS normal.
antara
tempurung
kepala
&
tulang
belakang
guna
Sebagian besar CSS yang dihasilkan oleh pleksus koroidalis akan mengalir
ke foramen monro dan ventrikel III, kemudian melalui akuaduktus sylvius ke
ventrikel IV. Setelah itu, CSS mengalir melalui foramen magendi dan foramen
luschka menuju sisterna magna dan rongga subarakhnoid di bagian kranial
maupun spinal. Setelah mencapai ruang subarakhnoid, CSS keluar melalui sistem
vaskular karena sistem saraf pusat tak mengandung sistem getah bening. Sebagian
besar cairan serebrospinal di reabsorpsi ke dalam darah melalui struktur khusus
yang dinamakan vili araknoidalis atau granulasio araknoidalis, yang menonjol
dari ruang subarakhnoid ke sinus sagitalis superior otak.11
B. Definisi
Hydrocephalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal yang
menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak.12 Secara umum hidrosefalus dapat
didefiniskan sebagai suatu gangguan pembentukan, aliran, maupun penyerapan
dari cairan serebrospinal sehingga terjadi kelebihan cairan serebrospinal pada
susunan saraf pusat, kondisi ini juga dapat diartikan sebagai gangguan
hidrodinamik cairan serebrospinal.4
C. Epidemiologi
Insidens hidrosefalus adalah 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Insidensi
hidrosefalus kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11-43%
disebabkan oleh stenosis aqueductus serebri. Jenis kelamin, ras dan suku bangsa
tidak mempengaruhi dari jumlah kejadian hydrocephalus . Hidrosefalus dapat
terjadi pada semua usia. Hidrosefalus infantil, 46% terjadi akibat abnormalitas
perkembangan otak, 50% akibat perdarahan subarakhnoid dan meningitis,
sedangkan kurang dari 4% akibat tumor fossa posterior.3 Sedangkan di Indonesia
kasus hydrocephalus ditemukan sebanyak 40% - 50% dari kunjungan berobat atau
tindakan operasi bedah saraf.4
D. Ethiopathogenesis
Penyebab hidrosefalus masih belum dimengerti. Hydrocephalus dapat
disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan (Seperti cacat genetik yang
menyebabkan aqueductal stenosis) atau gangguan perkembangan (seperti yang
terkait dengan kelainan neural tube termasuk spina bifida dan encephalocele).
Penyebab lain yang diduga dapat menyebabkan hydrocephalus antara lain;
komplikasi kelahiran prematur seperti perdarahan intraventrikular, infeksi seperti
meningitis, tumor, trauma kepala, atau perdarahan subarachnoid, yang
menghalangi pintu keluar
Compartement
Intracranial
Spinal
site
Choroid plexus of lateral, thrid and
fourth ventricles
Ependymal lining
Intersisial space
Dura of nerve root sleeves
Pada bayi memiliki total CSF sekitar 50 ml, sedangkan pada dewasa 150
ml/menit ( 500
ml/hari).
Tekanan intrakranial pada bayi 9-12 cmH2O, sedangkan pada dewasa 18-
20 cmH2O.
Secara umum produksi CSF tidak tergantung pada tekanan intrakranial
(ICP), namun absorbsi CSF tergantung kepada ICP yang diatur oleh vilivili arachnoidal di sekitar sinus-sinus duramater.
Sirkulasi dan fisiologi dari CSF cukup kompleks. Sekitar 2 abad yang lalu,
juga
merupakan
penyebab
penting
Hydrocephalus
dari semua Dandy-Walker akan di diagnosis pada usia satu tahun, meskipun
beberapa diagnosa mungkin tertunda hingga remaja atau dewasa.14
d. Kista araknoid
Dapat terjadi kongenital tetapi dapat juga timbul akibat trauma sekunder
suatu hematoma.14
e. Anomali Pembuluh Darah
Dalam kepustakaan dilaporkan terjadinya hydrocephalus akibat aneurisma
arterio-vena yang mengenai arteria serebralis posterior dengan vena Galeni atau
sinus transversus dengan akibat obstruksi akuaduktus.14
2. Infeksi 15
Infeksi pada selaput meningen dapat menimbulkan perlekatan meningen
sehingga dapat terjadi obliterasi ruang subarachnoid. Pelebaran ventrikel pada
fase akut meningitis purulenta terjadi bila aliran CSS terganggu oleh obstruksi
mekanik eksudat purulenta di aquaduktus silvii sisterna basalis. Selain itu, ibu
hamil sering menderita beberapa infeksi, infeksi ini dapat berpengaruh pada
perkembangan normal otak bayi. Seperti:
a. CMV (Cytomegalovirus)
Merupakan virus yang menginfeksi lebih dari 50% orang dewasa Amerika
pada saat mereka berusia 40 tahun. Juga dikenal sebagai virus yang paling sering
ditularkan ke anak sebelum kelahiran. Virus ini bertanggung jawab untuk demam
kelenjar.
b. Rubella
Merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus rubella.
Virus ditularkan dari orang ke orang melalui udara yang ditularkan ketika orang
terinfeksi batuk atau bersin, virus juga dapat ditemukan dalam air seni, kotoran
dan pada kulit. Ciri gejala dari beberapa rubella merupakan suhu tubuh tinggi dan
ruam merah muda.
c. Mumps
Merupakan sebuah virus (jangka pendek) infeksi akut di mana kelenjar
ludah, terutama kelenjar parotis (yang terbesar dari tiga kelenjar ludah utama)
membengkak.
d. Sifilis
Merupakan PMS (Penyakit Menular Seksual) yang disebabkan oleh
bakteri Treponema pallidum.
e. Toksoplasmosis
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit berseltunggal yaitu
Toxoplasma gondii.
3. Neoplasma
Hydrocephalus oleh obstruksi mekanis yang dapat terjadi di setiap tempat
aliran CSS. Pengobatan dalam hal ini ditujukan kepada penyebabnya dan apabila
tumor tidak mungkin dioperasi, maka dapat dilakukan tindakan paliatif dengan
mengalirkan CSS melalui saluran buatan atau pirau. Pada anak yang terbanyak
menyebabkan penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus sylvii bagian terakhir
biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum, sedangkan penyumbatan
bagian depan ventrikel III biasanya disebabkan suatu kraniofaringioma.14
4. Perdarahan
Telah banyak dibuktikan bahwa perdarahan sebelum dan sesudah lahir
dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama pada daerah
basal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu
sendiri. Meskipun banyak ditemukan pada bayi dan anak, sebenarnya
hydrocephalus juga bisa terjadi pada dewasa. Hanya saja, pada bayi gejala
klinisnya tampak lebih jelas, sehingga lebih mudah dideteksi dan didiagnosis. Hal
ini dikarenakan pada bayi ubun-ubunnya masih terbuka, sehingga adanya
penumpukan cairan otak dapat dikompensasi dengan melebarnya tulang-tulang
tengkorak. Terlihat pembesaran diameter kepala yang makin lama makin
E. Gejala klinis
Gambaran klinis hidrosefalus ternyata berkaitan dengan usia. Pada bayi
dengan hidrosefalus dapat memberikan gambaran klinis : fontanel (ubun-ubun)
anterior yang tegang dan cembung; peningkatan lingkar kepala rata-rata 0,5 2
cm tiap minggu; gangguan menyusui, muntah-muntah, makrosefalus. Pada bayi
yang lebih tua dan anak-anak, tengkorak menjadi lebih kaku, sehingga
penampilan klinis berupa paralisis Nervus Abdusens dan Paralisis gerak bola mata
vertikal (tanda Perinaud). Pada anak-anak, hidrosefalus dapat terjadi sebagai
akibat sekunder dari neoplasma atau trauma. Gambaran klinis dapat berupa nyeri
kepala (tumpul, terutama ketika saat terbangun), gangguan penglihatan
(pandangan kabur atau ganda), letargis, muntah-muntah, penurunan prestasi
belajar, dan gangguan endokrin (contoh : penampilan pendek, pubertas precoks).
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan papiledema dan paralisis CN VI,
hiperrefleksi dan clonus. Pada tahap lanjut yang memberat akan ditemukan tandatanda trias Cushing (bradikardi, hipertensi, pernafasan ireguler) sehingga
memerlukan tindakan yang segera. Pada usia dewasa, gambaran klinisnya dapat
berupa Akut (TIK) atau Kronis (tekanan intrakranial normal atau rendah). Gejala
umumnya berupa nyeri kepala, yang memberat saat berbaring, mual muntah,
gangguan penglihatan (pandangan kabur atau ganda), papiledema pada
funduskopik, paralisis otot rectus lateral, ataxia, dan gangguan kesadaran.14
F. Klasifkasi
Hidrosefalus obstruktif
Kongenital
Stenosis akuaduktus
Kista Dandy Walker
Benign intracranial cysts (seperti kista
arachnoid)
Malformasi vaskular (seperti aneurisma
vena Galen)
Hidrosefalus komunikans
Kongenital
Malformasi Arnold Chiari (tipe II, jarang
pada type I)
Ensefalokel
Deformitas basis kranii
Didapat
Infeksi (intrauterin misalnya CMV,
Didapat
Tumor (seperti ventrikel 3, regio pineal,
fossa posterior)
Lessi massa lainnya (seperti giant
aneurysms, abses)
Ventricular scarring
G. Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan melalui tanda dan gejala klinis. Makrokrania
merupakan salah satu tanda dimana ukuran kepala lebih besar dari dua deviasi
standar di atas ukuran normal atau persentil 98 dari kelompok usianya. Hal ini
disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial dan menyebabkan empat gejala
hipertensi intrakranial yaitu fontanel anterior yang sangat tegang (37%), sutura
tampak atau teraba melebar, kulit kepala licin, dan sunset phenomenon dimana
kedua bola mata berdiaviasi ke atas dan kelopak mata atas tertarik. Gejala
hipertensi intrakranial lebih menonjol pada anak yang lebih besar daripada bayi,
gejala ini mencakup nyeri kepala, muntah, gangguan okulomotor, dan gejala
gangguan batang otak (bradikardia, aritmia respirasi). Gejala lainnya yaitu
spastisitas pada eksremitas inferior yang berlanjut menjadi gangguan berjalan dan
gangguan endokrin.18
Pengukuran lingkar kepala fronto-oksipital yang teratur pada bayi
merupakan tindakan terpenting untuk menentukan diagnosis dini. Pertumbuhan
kepala normal paling cepat terjadi pada tiga bulan pertama5. Lingkar kepala akan
bertambah kira-kira 2 cm tiap bulannya. Standar normal berbeda untuk bayi
prematur dan bayi cukup bulan. Pertumbuhan kepala normal pada bayi baru lahir
adalah 2 cm / bulan untuk 3 bulan pertama, 1 cm / bulan untuk 3 bulan kedua dan
0,5 cm / bulan selama 6 bulan berikutnya (lihat tabel 4).
Satuan (cm)
35 cm
Umur 3 bulan
41cm
Umur 6 bulan
44cm
Umur 9 bulan
46cm
Umur 12 bulan
47cm
Umur 18 bulan
48,5cm
H. Tatalaksana
Pada sebagian penderita, pembesaran kepala berhenti sendiri (arrested
hydrocephalus) mungkin oleh rekanalisasi ruang subarachnoid atau kompensasi
pembentukan CSS yang berkurang. Tindakan bedah belum ada yang memuaskan
100%, kecuali bila penyebabnya ialah tumor yang masih bisa diangkat. Ada tiga
o Perubahan Visual
o Oklusi dari arteri cerebral posterior akibat proses skunder dari
transtentorial herniasi
o kronik papil udema akibat kerusakan nervus optikus.
Dilatasi dari ventrikel ke tiga dengan kompresi area kiasma optikum.
o Disfungsi cognitive dan inkontunensia
Berhubungan dengan pengobatan
o Electrolit imbalance
o Metabolic acidosis
Berhungan dengan terapi bedah
o Tanda dan gejala dari peningkatan tekanan intracranial dapat disebabkan
oleh gangguan pada shunt.
o Subdural hematoma atau subdural hygroma akibat skunder dari
overshunting. Nyeri kepala dan tanda neurologis fokal dapat dijumpai.
o Okkasional Infeksi pada shunt dapat asimtomatik. pada neonates, dapat
bermanifestasi sebagai perubahan pola makan, irritabilitas, vomiting, febris,
letargi, somnolen, dan ubun ubun menonjol. Anak-anak yang lebih tua dan
orang dewasa biasa dengan gejala dengan sakit kepala, febris, vomitus, dan
meningismus. Dengan ventriculoperitoneal (VP) shunts, sakit perut dapat
terjadi.
o Shunts dapat bertindak sebagai saluran untuk metastasis extraneural tumor
tertentu (misalnya, medulloblastoma).
o Komplikasi dari VP shunt termasuk; peritonitis, hernia inguinal, perforasi
organ abdomen, obtruksi usus, volvulus, dan CSF asites.
o Komplikasi dari ventriculoatrial (VA) shunt termasuk; septicemia, shunt
embolus, endocarditis, dan hipertensi pulmunal.
o Komplikasi dari Lumboperitoneal shunt termasuk; radiculopathy dan
arachnoiditis.22
I. Prognosis
Pada pasien hidrosefalus, kematian dapat terjadi akibat herniasi tonsilar
yang dapat menyebabkan penekanan pada batang otak dan terjadinya henti nafas.
Sedangkan ketergantungan pada shunt sebesar 75% dari kasus hidrosefalus yang
diterapi dan 50% pada anak dengan hidrosefalus komunikans.22
Pada anak dengan hidrosefalus obstruktif yang memiliki korteks serebral
intak, perkembangan yang adekuat dapat dicapai hanya dengan ETV, meskipun
pencapaian tersebut lebih lambat. Pada anak dengan perkembangan otak tidak
adekuat atau serebrum telah rusak oleh hidrosefalus maka perkembangan yang
optimal tidak dapat dicapai hanya dengan terapi ETV meskipun tekanan
intrakranial terkontrol.24
HYNDRANENCEPHAtLI
A. Definisi
Hydranencephaly merupakan suatu kelainan kongenital yang langka
dimana bagian terbesar dari hemispher otak dan korpus striatum diganti dengan
cairan cerebrospinal dan jarigan glial. Meningen dan tengkorang terbentuk dengan
baik. Hydranencephaly terjadi setelah otak dan ventrikel telah sepenuhnya
terbentuk, biasanya dalam trimester kedua.25
B. Epidemiologi
Hydranenchephaly merupakan kelainan kongenital yang langka dimana
angka kejadiannya 1:10.00 kelahiran diseluruh dunia. Kelainan ini merupakan
kelainan paling parah dari kerusakan korteks serebral bilateral.25 angka kejadia
Hydranenchephaly yang dilaporkan juga sangat sedikit, hanya sekitar 9 kasus
yang baru dilaporkan. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan patogenesis
Oklusi bilateral dari segmen supraclinoid dari arteri karotid internal atau
dari arteri cerebri media.
Bentuk Leukomalacia yang dibentuk oleh pertemuan beberapa kavitas
III.
IV.
kista.
Hipoksia-iskemik necrosis otak.
Infeksi yang menyebabkan vasculitis nekrotik, intrauterine infeksi,
terutama toksoplasmosis dan virus (enterovirus, adenovirus, parvovirus,
cytomegalic, herpes simpleks, Epstein-Barr, dan virus respiratory
V.
dengan keterlibatan arteri karotis pada masa awal, seperti yang ditunjukkan oleh
angiografi dan observasi autoptic, di mana terjadinya anomali dari arteri karotis,
baik aplastik dan hipoplasia, anomali dari anatomi HE, termasuk arteri karotid
internal. Dengan demikian, HE dikategorikan sebagai kelompok dari ensefalopati
perkembangan peredaran darah. Dua hipotesis utama telah diajukan untuk
menjelaskan kerusakan otak yang parah. Salah satunya adalah hydranencephaly
terjadi setelah otak dan ventrikel telah sebagian atau sepenuhnya terbentuk, dan
kemudian
dihancurkan
encephaloclastic.
dalam
Anomali
masa
terjadi
uterine,
setelah
saraf
karena
migrasi
adanya
dan
proses
sebelum
pada
tidak dapat dikonfirmasi, karena tidak ada contoh dari HE di mana otak
sebelumnya muncul normal pada pemeriksaan MRI atau USG baru dihancurkan.
Disfungsi molekul, seperti yang dilaporkan dalam kasus lain dari anomali otak,
juga dapat mendalilkan, seperti yang dilaporkan pada pasien dengan
porencephaly, yang menyerupai HE, di mana ditemukan mutasi COL4A1 atau
mutasi PI3K-Akt3-mTOR untuk anomali perkembangan saraf dan khusus untuk
megalencephaly. anomali sitogenetika (triploidi) diamati pada dua dari empat
pasien dilaporkan oleh Cecchetto et al. Sedangkan hipotesis dari anomali
pembuluh darah tampaknya paling mungkin, ini tidak dapat dikonfirmasi dalam
semua kasus yang dilaporkan dalam literatur, karena dalam investigasi autoptic,
beberapa kasus HE terjadi dengan arteri karotid internal yang tidak terganggu.
Menurut Cecchetto et al. normalitas arteri karotid internal tidak mengecualikan
patogenetik dari HE, karena arteri karotid interna mungkin bercabang lagi setelah
menyebabkan kerusakan otak yang parah. Namun, dengan mengevaluasi berbagai
kemungkinan hipotesis patogenetik HE, oklusi dari arteri serebral di atas tingkat
supraclinoid tampaknya menjadi hipotesis yang paling memungkinkan.27
Waktu yang dibutuhkan sebelum bukti anomali otak dapat dideteksi
dengan HE masih diperdebatkan. Sebagian besar laporan kasus telah didiagnosa
antara
minggu
ke-13
yang
dan
ke-26
kehamilan,
selama
kedua
trimester kehamilan, waktu di mana belahan dan cerebri falx telah sudah
terbentuk. Namun, beberapa laporan dari pasien HE didiagnosis sangat awal di
trimester pertama, sebelum kehamilan kedua belas minggu. Hal ini menimbulkan
kemungkinan bahwa patologis menyebabkan HE dapat terjadi sangat awal dalam
fase neurogenik.26
Sementara patogenesis hydranencephaly masih diperkirakan terutama
terkait dengan kelainan pembuluh darah, etiologi peristiwa yang dapat
mengganggu perkembangan pembuluh darah yang sering dilaporkan antara lain,
infeksi intrauterine, terutama toksoplasmosis dan virus (Enterovirus, adenovirus,
parvovirus, cytomegalic, herpes simplex, Epstein-Barr, dan virus pernapasan)
telah terlibat dalam sejumlah kasus. Eksposur zat beracun, seperti merokok dan
melalui
hydranencephaly
sirkulasi
pada
plasenta
janin
yang
dan
mungkin
masih
hidup.
telah
menyebabkan
Defisiensi
faktor
DAFTAR PUSTAKA
1.
2. M. Sri, dkk. Hidrosefalus. Denpasar, Bali. Seksi bedah saraf Lab/SMF Bedah
FK UNUD. Dalam : Dexa media jurnal kedokteran dan farmasi. 2006. No.1
Vol. 19 : 40-48.
19. Dincer A, Ozek MM. Radiologic evaluation of pediatric hydrocephalus. Childs nerv Syst [internet]. 2011
[cited 2013 April 28].27(10):1543-62. Available from:
http://reference.medscape.com/medline/abstract/21928020
20. Listiono L D. Ilmu Bedah Saraf Satyanegara, edisi III; Cedera Kepala Bab 6. Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
21. De jong W, Sjamsuhidajat R. Buku ajar ilmu bedah edisi 2. Bab 24 Kepala dan Leher Penerbit
buku kedokteran EGC; 2005; 335-386
22. Espay A J, Murro A M, Talavera F, Caselli R J, Benbadis S R, Crysta H A. Hydrocephalus.
Medscape reference. April 2010. Available at http://emedicine.medscape.com/article/1135286overview#showall last update 18 april 2011.
23. Woodworth GF, McGirt MJ, Williams MA, Rigamonti D. Cerebrospinal fluid drainage and
dynamics in the diagnosis of normal pressure hydrocephalus. Neurosurgery. May 2009;64(5):91925; discussion 925.
24. Takahashi Y. Long-term outcome and neurologic development after endoscopic third
ventriculostomy versus shunting during infancy. Childs Nerv Syst [Internet]. 2006 Dec [cited 2013
April 28];22(12):1591-602. Availabel from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17021728
25. Kathmandu University Medical Journal (2010), Vol. 8, No. 1, Issue 29, 83-86
26. Pavone et al. Italian Journal of Pediatrics 2014, 40:79
http://www.ijponline.net/content/40/1/79
27. Cecchetto G, Milanese L, Giordano R, Viero A, Suma V, Manara R: Looking at
the missing brain: hydranencephaly case series and literature review.
Pediatr Neurol 2013, 48:152158.