BAB I
PENDAHULUAN
Hydrocephalus berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan
cephalus yang berarti kepala.1 Hidrosefalus secara umum diartikan sebagai
peningkatan volume cairan serebrospinalis (CSS) di ruang ventrikel dan ruang
subarakhnoid. Keadaan ini disebabkan karena tidak seimbangnya produksi dan
absorpsi cairan serebrospinalis. Hidrosefalus umumnya bersifat kongenital,
biasanya tampak pada masa bayi. Hidrosefalus yang muncul setelah umur 6 bulan
biasanya tidak bersifat kongenital.2
Insidens hidrosefalus adalah 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Insidensi
hidrosefalus kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11-43%
disebabkan oleh stenosis aqueductus serebri. Jenis kelamin, ras dan suku bangsa
tidak mempengaruhi dari jumlah kejadian hydrocephalus . Hidrosefalus dapat
terjadi pada semua usia. Hidrosefalus infantil, 46% terjadi akibat abnormalitas
perkembangan otak, 50% akibat perdarahan subarakhnoid dan meningitis,
sedangkan kurang dari 4% akibat tumor fossa posterior.3 Sedangkan di Indonesia
kasus hydrocephalus ditemukan sebanyak 40% - 50% dari kunjungan berobat atau
tindakan operasi bedah saraf.4
Peningkatan CSS menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial yang
berbahaya. Kombinasi dari keduanya dapat menyebabkan jaringan otak
kekurangan nutrisi dan oksigen sehingga menyebabkan gejala khas hidrosefalus,
meskipun dapat juga terjadi pada tekanan yang normal. 5 Pada anak dibawah enam
tahun, termasuk neonatus, akan tampak pembesaran kepala (makrosefali). Perkusi
pada kepala anak memberi sensasi yang khas. Hal ini menggambarkan adanya
pelebaran sutura. Vena-vena di kulit kepala sangat menonjol, terutama bila bayi
menangis. Mata penderita hidrosefalus memperlihatkan gambaran yang khas,
yaitu setting-sun sign (skelera yang tampak di atas iris).6
Sedangkan Hydranencephaly (HE) adalah suatu kelainan yang jarang,
kasus yang dilaporkan sekitar 1 : 5000 kehamilan, 7 kejadian yang akurat sulit
untuk ditentukan, mengingat betapa miripnya kondisi ini dan teknik diagnostik
terbatas pada masa lalu. Ini merupakan salah satu kelainan yang paling parah dari
bentuk bilateral anomali korteks serebral. Dalam kondisi ini, belahan otak benarbenar atau hampir benar-benar hilang. Digantikan oleh membranosa sebuah
kantung berisi cairan serebrospinal, jaringan glial dan ependyma. Otak tengah,
otak kecil, talamus, ganglia basalis, dan pleksus koroid biasanya tidak terlibat.
Hydranencephaly
dapat
mempengaruhi
hanya
satu
belahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HYDROCEPHALUS
d. Ventrikel IV
Merupakan suatu ruang yang dasarnya berbentuk romboid, terletak di
depan serebelum di belakang pons dan medula oblongata. Pada atap dari ventrikel
ini terdapat 3 lubang yang menghubungkan ruang ventrikel IV dengan ruang
subarakhnoid yang terdiri dari:
- 1 buah lubang di sebelah median yang disebut foramen Magendie.
- 2 buah lubang di sebelah lateral yang disebut Foramen Luschka.
Foramen Magendie terletak di dekat puncak bawah dari atap ventrikel IV,
sedangkan Foramen Luschka masing-masing terletak di bawah ujung dari resesus
lateralis (merupakan perluasan ruang ventrikel IV bagian tengah yang berbentuk
seperti kantung).
e. Kanalis sentralis medula oblongata dan medula spinalis
Merupakan saluran kecil memanjang yang berjalan di dalam substansi
mielum mulai dari pertengahan medula oblongata ke arah bawah sampai ujung
bawah medulla spinalis 5-6 cm dari filum terminale. Kanalis sentralis ini
mengalami dilatasi berbentuk fusiformis yang disebut ventrikel terminalis.
2. Ruang subarakhnoid
Merupakan ruang yang terletak di antara lapisan arakhnoid dengan
piamater yang membungkus permukaan otak maupun medula spinalis. Selain
berisi CSS ruang subarakhnoid ini juga berisi pembuluh-pembuluh darah otak dan
medula spinalis serta anyaman jaringan trabekular yang menghubungkan
arakhnoid dengan piamater. Pada tempat-tempat tertentu di mana terdapat lekukan
yang dalam antara satu bangunan dengan bangunan yang lain nampak ruang
subarakhnoid menjadi lebih lebar dan disebut sisterna subarakhnoid.
Beberapa sisterna yang kita ketahui adalah:
Sisterna interpedunkularis.
Sisterna khiasmatik.
Sisterna vena serebri magna (sisterna superior).
Sisterna sulkus laterashlis.
Sisterna spinalis.
Tekanan CSS
banyak pada permukaan hemisferium serebri, basis serebri dan sekeliling radiks
nervi spinalis. Vili arakhnoid yang besar dikenal sebagai granulasi arakhnoid
pacchioni yang merupakan jonjot piaarakhnoid yang luas bersama lapisan dura
yang menipis dan menonjol ke dalam ruang-ruang sinus sagitalis superior. Vili
arakhnoid terdiri dari anyaman-anyaman yang berupa saluran. Anyaman ini
bekerja sebagai katup yang memungkinkan adanya aliran CSS yaitu dari ruang
subarakhnoid menuju ke dalam aliran darah vena pada sinus sagitalis superior.
Apabila tekanan CSS melebihi tekanan vena maka katup akan membuka dan
mengalirkan CSS ke sinus. Akan tetapi apabila tekanan vena yang meningkat
maka vili arakhnoid akan mengalami kompresi dan katup akan menutup. Perlu
diketahui bahwa kemampuan vili-vili arakhnoid mengabsorpsi CSS adalah 2-4
kali lebih besar dari produksi CSS normal.
Cerebrospinal atau CSS merupakan cairan yang membungkus otak &
tulang belakang. Fungsi CSS adalah :
antara
tempurung
kepala
&
tulang
belakang
guna
maupun spinal. Setelah mencapai ruang subarakhnoid, CSS keluar melalui sistem
vaskular karena sistem saraf pusat tak mengandung sistem getah bening. Sebagian
besar cairan serebrospinal di reabsorpsi ke dalam darah melalui struktur khusus
yang dinamakan vili araknoidalis atau granulasio araknoidalis, yang menonjol
dari ruang subarakhnoid ke sinus sagitalis superior otak.11
B. Definisi
Hydrocephalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal yang
menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak.12 Secara umum hidrosefalus dapat
didefiniskan sebagai suatu gangguan pembentukan, aliran, maupun penyerapan
dari cairan serebrospinal sehingga terjadi kelebihan cairan serebrospinal pada
susunan saraf pusat, kondisi ini juga dapat diartikan sebagai gangguan
hidrodinamik cairan serebrospinal.4
C. Epidemiologi
Insidens hidrosefalus adalah 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Insidensi
hidrosefalus kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11-43%
disebabkan oleh stenosis aqueductus serebri. Jenis kelamin, ras dan suku bangsa
tidak mempengaruhi dari jumlah kejadian hydrocephalus . Hidrosefalus dapat
terjadi pada semua usia. Hidrosefalus infantil, 46% terjadi akibat abnormalitas
perkembangan otak, 50% akibat perdarahan subarakhnoid dan meningitis,
sedangkan kurang dari 4% akibat tumor fossa posterior.3 Sedangkan di Indonesia
kasus hydrocephalus ditemukan sebanyak 40% - 50% dari kunjungan berobat atau
tindakan operasi bedah saraf.4
D. Ethiopathogenesis
Penyebab hidrosefalus masih belum dimengerti. Hydrocephalus dapat
disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan (Seperti cacat genetik yang
menyebabkan aqueductal stenosis) atau gangguan perkembangan (seperti yang
terkait dengan kelainan neural tube termasuk spina bifida dan encephalocele).
Penyebab lain yang diduga dapat menyebabkan hydrocephalus antara lain;
komplikasi kelahiran prematur seperti perdarahan intraventrikular, infeksi seperti
meningitis, tumor, trauma kepala, atau perdarahan subarachnoid, yang
menghalangi pintu keluar
Compartement
Intracranial
Spinal
site
Choroid plexus of lateral, thrid and
fourth ventricles
Ependymal lining
Intersisial space
Dura of nerve root sleeves
Pada bayi memiliki total CSF sekitar 50 ml, sedangkan pada dewasa 150
20 cmH2O.
Secara umum produksi CSF tidak tergantung pada tekanan intrakranial
(ICP), namun absorbsi CSF tergantung kepada ICP yang diatur oleh vilivili arachnoidal di sekitar sinus-sinus duramater.
Sirkulasi dan fisiologi dari CSF cukup kompleks. Sekitar 2 abad yang lalu,
Alexander Monro memberikan prinsip fisiologis dan hubungan tentang komposisi
intrakranial yang dibuktikan secara ekperimental oleh Kellie, sehingga dikenal
saat ini sebagai doktrin Kellie-Monro ,yang menjelaskan tentang ruang kaku
dari tengkorak, jumlah/volume komponen intrakranial termasuk di dalamnya CSF,
darah, dan otak yang merupakan dalam jumlah atau nilai yang tetap/konstan.
Sehingga, apabila terdapat perubahan salah satu komponen (contoh : peningkatan
CSF) akan memberikan kompensasi pada perubahan salah satu atau lebih dari
komponen yang lainnya. Namun, pada anak usia kurang dari 2 atau 3 tahun,
dengan fontanel yang masih terbuka, sehingga doktrin ini tidak bisa dibuktikan.14
Perjalanan dari CSF berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan,
dimulai dari ventrikel lateral menuju ke Foramen interventriculare Monro ke
ventrikel ke-3, kemudian melalui Aquaduktus Sylvius menuju ke ventrikel ke-4,
selanjutnya akan melalui Foramen Magendie dan Luschka untuk beredar di dalam
ruang subarachnoidea. Dari ruang subarachnoidea, CSF akan di absorbsi ke dalam
sirkulasi vena melalui granulationes arachnoidea. Disregulasi dalam produksi,
sirkulasi, dan absorbsi dari CSF akan memberikan gejala atau tanda hidrosefalus.14
Hidrosefalus merupakan konsekuensi dari terjadinya obstruksi fisik atau
fungsional dalam sistem ventrikel, ruang subarachnoid, atau sinus vena. Dalam
sistem ventrikel, malformasi obstruktif atau gliosis dapat menyebabkan
penyumbatan dari aliran CSF. Di luar sistem ventrikel, peradangan dan jaringan
parut dari ruang subarachnoid, atau tekanan tinggi dalam sinus vena maupun
sistem lyphatic, dapat mengganggu translokasi CSF ke dalam sirkulasisistemik.16
Hydrocephalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah
satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat
absorpsi dalam ruang subarachnoid. Akibat penyumbatan terjadi dilatasi ruangan
CSS di atasnya. Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada
bayi dan anak ialah:
1. Kelainan bawaan
juga
merupakan
penyebab
penting
Hydrocephalus
d. Sifilis
Merupakan PMS (Penyakit Menular Seksual) yang disebabkan oleh
bakteri Treponema pallidum.
e. Toksoplasmosis
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit berseltunggal yaitu
Toxoplasma gondii.
3. Neoplasma
Hydrocephalus oleh obstruksi mekanis yang dapat terjadi di setiap tempat
aliran CSS. Pengobatan dalam hal ini ditujukan kepada penyebabnya dan apabila
tumor tidak mungkin dioperasi, maka dapat dilakukan tindakan paliatif dengan
mengalirkan CSS melalui saluran buatan atau pirau. Pada anak yang terbanyak
menyebabkan penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus sylvii bagian terakhir
biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum, sedangkan penyumbatan
bagian depan ventrikel III biasanya disebabkan suatu kraniofaringioma.14
4. Perdarahan
Telah banyak dibuktikan bahwa perdarahan sebelum dan sesudah lahir
dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama pada daerah
basal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu
sendiri. Meskipun banyak ditemukan pada bayi dan anak, sebenarnya
hydrocephalus juga bisa terjadi pada dewasa. Hanya saja, pada bayi gejala
klinisnya tampak lebih jelas, sehingga lebih mudah dideteksi dan didiagnosis. Hal
ini dikarenakan pada bayi ubun-ubunnya masih terbuka, sehingga adanya
penumpukan cairan otak dapat dikompensasi dengan melebarnya tulang-tulang
tengkorak. Terlihat pembesaran diameter kepala yang makin lama makin
membesar seiring bertambahnya tumpukan CSS. Sedangkan pada orang dewasa,
tulang tengkorak tidak lagi mampu melebar. Akibatnya berapapun banyaknya CSS
yang tertumpuk, tidak akan mampu menambah besar diameter kepala.14
E. Gejala klinis
Gambaran klinis hidrosefalus ternyata berkaitan dengan usia. Pada bayi
dengan hidrosefalus dapat memberikan gambaran klinis : fontanel (ubun-ubun)
anterior yang tegang dan cembung; peningkatan lingkar kepala rata-rata 0,5 2
cm tiap minggu; gangguan menyusui, muntah-muntah, makrosefalus. Pada bayi
yang lebih tua dan anak-anak, tengkorak menjadi lebih kaku, sehingga
penampilan klinis berupa paralisis Nervus Abdusens dan Paralisis gerak bola mata
vertikal (tanda Perinaud). Pada anak-anak, hidrosefalus dapat terjadi sebagai
akibat sekunder dari neoplasma atau trauma. Gambaran klinis dapat berupa nyeri
kepala (tumpul, terutama ketika saat terbangun), gangguan penglihatan
(pandangan kabur atau ganda), letargis, muntah-muntah, penurunan prestasi
belajar, dan gangguan endokrin (contoh : penampilan pendek, pubertas precoks).
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan papiledema dan paralisis CN VI,
hiperrefleksi dan clonus. Pada tahap lanjut yang memberat akan ditemukan tandatanda trias Cushing (bradikardi, hipertensi, pernafasan ireguler) sehingga
memerlukan tindakan yang segera. Pada usia dewasa, gambaran klinisnya dapat
berupa Akut (TIK) atau Kronis (tekanan intrakranial normal atau rendah). Gejala
umumnya berupa nyeri kepala, yang memberat saat berbaring, mual muntah,
gangguan penglihatan (pandangan kabur atau ganda), papiledema pada
funduskopik, paralisis otot rectus lateral, ataxia, dan gangguan kesadaran.14
Tabel 2. Manifestasi Klinis Hydrocephalus17
Manifestasi Klinis Hydrocephalus
Bayi
Pada bayi,dimana sutura cranial belum menyatu, gejala yang akan tampak antara lain :
Peningkatan lingkar kepala
Fontanela tegang
Pemisahan sutura cranial
Apnue dan bradycardi yang episodic
Irritablitas
Anak dan Dewasa
Gejala biasanya tidak spesific, menggambarkan gejala yang muncul akibat peningkatan
tekanan intrakranial
Sakit kepala
Muntah
Penurunan tingkat kesadaran
Papil edem dan penglihatan kabur
Gangguan kognitif, konsentrasi yang rendah, gangguan cara berjalan
Onset dan gejala tergantung pada penyebab dari hydrocephalus.
F. Klasifkasi
Hidrosefalus obstruktif
Kongenital
Stenosis akuaduktus
Kista Dandy Walker
Benign intracranial cysts (seperti kista
arachnoid)
Malformasi vaskular (seperti aneurisma
vena Galen)
Didapat
Tumor (seperti ventrikel 3, regio pineal,
fossa posterior)
Lessi massa lainnya (seperti giant
aneurysms, abses)
Ventricular scarring
Hidrosefalus komunikans
Kongenital
Malformasi Arnold Chiari (tipe II, jarang
pada type I)
Ensefalokel
Deformitas basis kranii
Didapat
Infeksi (intrauterin misalnya CMV,
toxoplasma, post-bacterial meningitis)
Perdarahan (IVH pada infan, subarachnoid haemorrhage)
Hipertensi vena (seperti trombosis sinus
venosa, arteriovenous shunts)
Meningeal carcinomatosis
Sekresi berlebihan CSF (papiloma
pleksus
G. Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan melalui tanda dan gejala klinis. Makrokrania
merupakan salah satu tanda dimana ukuran kepala lebih besar dari dua deviasi
standar di atas ukuran normal atau persentil 98 dari kelompok usianya. Hal ini
disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial dan menyebabkan empat gejala
hipertensi intrakranial yaitu fontanel anterior yang sangat tegang (37%), sutura
tampak atau teraba melebar, kulit kepala licin, dan sunset phenomenon dimana
kedua bola mata berdiaviasi ke atas dan kelopak mata atas tertarik. Gejala
hipertensi intrakranial lebih menonjol pada anak yang lebih besar daripada bayi,
gejala ini mencakup nyeri kepala, muntah, gangguan okulomotor, dan gejala
gangguan batang otak (bradikardia, aritmia respirasi). Gejala lainnya yaitu
spastisitas pada eksremitas inferior yang berlanjut menjadi gangguan berjalan dan
gangguan endokrin.18
Pengukuran lingkar kepala fronto-oksipital yang teratur pada bayi
merupakan tindakan terpenting untuk menentukan diagnosis dini. Pertumbuhan
kepala normal paling cepat terjadi pada tiga bulan pertama5. Lingkar kepala akan
bertambah kira-kira 2 cm tiap bulannya. Standar normal berbeda untuk bayi
prematur dan bayi cukup bulan. Pertumbuhan kepala normal pada bayi baru lahir
adalah 2 cm / bulan untuk 3 bulan pertama, 1 cm / bulan untuk 3 bulan kedua dan
0,5 cm / bulan selama 6 bulan berikutnya (lihat tabel 4).
Tabel 4. Ukuran rata-rata lingkar kepala bayi.14
Ukuran rata-rata lingkar kepala bayi
Lahir
Satuan (cm)
35 cm
Umur 3 bulan
41cm
Umur 6 bulan
44cm
Umur 9 bulan
46cm
Umur 12 bulan
47cm
Umur 18 bulan
48,5cm
Studi Imaging
Pada foto Rontgen kepala polos lateral, tampak kepala yang membesar
dengan disproporsi kraniofasial, tulang yang menipis dan sutura melebar, yang
menjadi alat diagnostic terpilih pada kasus ini adalah CT scan kepala dimana
sistem ventrikel dan seluruh isi intrakranial dapat tampak lebih terperinci, serta
dalam memperkirakan prognosa kasus. MRI sebenarnya juga merupakan
pemeriksaan diagnostic terpilih untuk kasus kasus yang efektif. Namun,
mengingat waktu pemeriksaan yang cukup lama sehingga pada bayi perlu
dilakukan pembiusan.20
Pemeriksaan cairan serebrospinal dengan punksi ventrikel melaui fontanel
mayor, dapat menunjukkan tanda peradangan, dan perdarahan baru atau lama.
Punksi juga dilakukan untuk menentukan tekanan ventrikel.21
Ultrasonografi (USG) adalah pemeriksaan penunjang yang mempunyai
peran penting dalam mendeteksi adanya hidrosefalus pada periode perinatal dan
pascanatal selama fontanelnya tidak menutup sehingga dapat ditentukan adanya
pelebaran ventrikel atau perdarahan dalam ventrikel.20
CT-scan/MRI kriteria untuk akut hidrosefalus berupa: 22,23
o Ukuran kedua temporal horns lebih besar dari 2 mm, jelas terlihat.
Dengan tidak adanya hydrocephalus, temporal horns nyaris tak terlihat.
o Rasio terlebar dari frontal horns untuk diameter biparietal maksimal
(yaitu, Evans ratio) lebih besar dari 30% pada hidrosefalus.
o Eksudat Transependymal yang diterjemahkan pada gambar sebagai
hypoattenuation periventricular (CT) atau hyperintensity (MRI T2weighted and fluid-attenuated inversion recovery [FLAIR] sequences).
o tanda pada frontal horn dari ventrikel lateral dan ventrikel ketiga
(misalnya, "Mickey mouse"ventrikel) dapat mengindikasikan obstruksi
aqueductal.
CT-scan/MRI criteria untuk kronik hidrosefalus berupa:22,23
o Temporal horns tidak begitu menonjol dari pada kasus akut
sebelum diketahui secara pasti lesi penyebab; atau masih memerlukan tindakan
operasi shunting karena kasus yang mempunyai etiologi multifactor atau
mengalami gangguan aliran liquor skunder.20,22,23
Penetrasi membrane. Penetrasi dasar ventrikel III merupakan suatu tindakan
membuat jalan alternative melalui rongga subarachnoid bagi kasus kasus stenosis
akuaduktus atau (lebih umum) gangguan aliran pada fossa posterior (termasuk
tumor fossa posterior).20 Selain memulihkan fungsi sirkulasi liquor secara pseudo
fisiologi, ventrukulostomi III dapat menciptakan tekanan hidrostatik yang uniform
pada seluruh sistem saraf pusat sehingga mencegah terjadinya perbedaan tekanan
pada struktur struktuk garis tengah yang rentan. 22 Saat ini metode yang terbaik
untuk melakukan tindakan tersebut adalah dengan teknik bedah endoskopik,
dimana suatu neuroendoskop (rigid atau fleksibel) dimasukkan melalui burrhole
coronal (2-3 cm dari garis tengah) kedalam ventrikel lateral, kemudian melalui
foramen monro (diidentifikasi berdasarkan pleksus khoroid dan vena septalis serta
dan vena thalamus triata) masuk kedalam ventrikel III. Lubang di buat didepan
percabangan arteri basilaris sehingga terbentuk saluran antara ventrikel III dengan
sisterna interpedinkularis. Lubang ini dapat dibuat dengan memakai laser,
monopolar kuagulator, radiofrekuensi, dan kateter balon.20
Operasi pemasangan pintas (shunting)
Sebagian besar pasien hidrosefalus memerlukan shunting, bertujuan
membuat aliran loquor baru (ventrikel atau lumbar) dengan kavitas drainase
(seperti; peritoneum, atrium kanan, pleura). Pada anak anak lokasi kavitas yang
terpilih adalah rongga peritoneum, mengingat mampu menampung kateter yang
cukup panjang sehingga dapat menyesuaikan pertumbuhan anak serta resiko
terjadi infeksi relatifd lebih kecil disbanding rongga jantung. Biasanya cairan LCS
didrainasi dari ventrikel, namun terkadang pada hidrosefalus kommunikan ada
yang didrain ke rongga subarachnoid lumbar.20
Pada dasarnya alat shunt terdiri dari tiga komponen yaitu; kateter proksimal,
katub (dengan/tanpa reservior), dan kateter distal. Komponen bahan dasarnya
adalah elastomer silicon. Pemilihan pemakaian didasarkan atas pertimbangan
mengenai penyembuhan kulit yangd alam hal ini sesuai dengan usia penderita,
berat badan, ketebalan kulit dan ukuran kepala. Sistem hidrodinamik shunt tetap
berfungsi pada tekanan yang tinggi, sedang dan rendah, dan pilihan ditetapkan
sesuai dengan ukuran ventrikel, status pasien (vegetative, normal) pathogenesis
hidrosefalus, dan proses evolusi penyakit.20,22
Penempatan reservoir shunt umunya dipasang di frontal atau temporooksipital yang kemudian disalurkan di bawah kulit . tehnik operasi penempatan
shunt didasarkan pada pertimbangan anatomis dan potensi kontaminasi yang
mungkin terjadi. Terdapat dua hal yang perlu diorbservasi pasca operasi, yaitu:
pemeliharaan luka kulit terhadap kontaminasi infeksi dan pemantauan kelancaran
dan fungsi alat shunt yang dipasang.20
Komplikasi shunt dikategorikan menjadi tiga komplikasi yaitu; infeksi,
kegagalan mekanis, dan kegagalan fungsional, yang disebabkan jumlah aliran
yang tidak adekuat. Infeksi meningkatkan resiko akan kerusakan intelektual,
lokulasi ventrikel dan bahkan kematian. Kegagalan mekanis mencakup
komplikasi komplikasi seperti; oklusi aliran di dalam shunt (proksimal katub atau
distal), diskoneksi atau putusnya shunt, migrasi dari tempat semula, tempat
pemasangan yang tidak tepat. Kegagalan fungsional dapat berupa drainase yang
berlebihan atau malah kurang lancarnya drainase. Drainase yang terlalu banyak
dapat menimbulkan komplikasi lanjutan seperti terjadinya efusi subdural,
kraniosinostosis, lokulasi ventrikel, hipotensi ortostatik.20,23
Komplikasi
Berhubungan dengan progresifitas hidrosefalus
o Perubahan Visual
o Oklusi dari arteri cerebral posterior akibat proses skunder dari
transtentorial herniasi
o kronik papil udema akibat kerusakan nervus optikus.
Dilatasi dari ventrikel ke tiga dengan kompresi area kiasma optikum.
o Disfungsi cognitive dan inkontinensia
HYNDRANENCEPHAtLI
A. Definisi
Hydranencephaly merupakan suatu kelainan kongenital yang langka
dimana bagian terbesar dari hemispher otak dan korpus striatum diganti dengan
cairan cerebrospinal dan jarigan glial. Meningen dan tengkorang terbentuk dengan
baik. Hydranencephaly terjadi setelah otak dan ventrikel telah sepenuhnya
terbentuk, biasanya dalam trimester kedua.25
B. Epidemiologi
Hydranenchephaly merupakan kelainan kongenital yang langka dimana
angka kejadiannya 1:10.00 kelahiran diseluruh dunia. Kelainan ini merupakan
kelainan paling parah dari kerusakan korteks serebral bilateral.25 angka kejadia
Hydranenchephaly yang dilaporkan juga sangat sedikit, hanya sekitar 9 kasus
yang baru dilaporkan. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan patogenesis
yang menginduksi kejadiannya, dan mungkin disebabkan juga oleh misdiagnosis
dari hydranencephaly dengan penyakit yang bermanifestasi klinis sama.26
C. Ethiopathogenesis
Ethiopathogenesis dari hydranencepaly belum diketahui secara pasti.
Namun ada beberapa teori yang telah dikemukakan,antara lain :
I.
II.
III.
Oklusi bilateral dari segmen supraclinoid dari arteri karotid internal atau
dari arteri cerebri media.
Bentuk Leukomalacia yang dibentuk oleh pertemuan beberapa kavitas
kista.
Hipoksia-iskemik necrosis otak.
IV.
V.
dengan keterlibatan arteri karotis pada masa awal, seperti yang ditunjukkan oleh
angiografi dan observasi autoptic, di mana terjadinya anomali dari arteri karotis,
baik aplastik dan hipoplasia, anomali dari anatomi HE, termasuk arteri karotid
internal. Dengan demikian, HE dikategorikan sebagai kelompok dari ensefalopati
perkembangan peredaran darah. Dua hipotesis utama telah diajukan untuk
menjelaskan kerusakan otak yang parah. Salah satunya adalah hydranencephaly
terjadi setelah otak dan ventrikel telah sebagian atau sepenuhnya terbentuk, dan
kemudian
dihancurkan
encephaloclastic.
dalam
Anomali
masa
terjadi
uterine,
setelah
saraf
karena
migrasi
adanya
dan
proses
sebelum
pada
beberapa kasus HE terjadi dengan arteri karotid internal yang tidak terganggu.
Menurut Cecchetto et al. normalitas arteri karotid internal tidak mengecualikan
patogenetik dari HE, karena arteri karotid interna mungkin bercabang lagi setelah
menyebabkan kerusakan otak yang parah. Namun, dengan mengevaluasi berbagai
kemungkinan hipotesis patogenetik HE, oklusi dari arteri serebral di atas tingkat
supraclinoid tampaknya menjadi hipotesis yang paling memungkinkan.27
Waktu yang dibutuhkan sebelum bukti anomali otak dapat dideteksi
dengan HE masih diperdebatkan. Sebagian besar laporan kasus telah didiagnosa
antara
minggu
ke-13
yang
dan
ke-26
kehamilan,
selama
kedua
trimester kehamilan, waktu di mana belahan dan cerebri falx telah sudah
terbentuk. Namun, beberapa laporan dari pasien HE didiagnosis sangat awal di
trimester pertama, sebelum kehamilan kedua belas minggu. Hal ini menimbulkan
kemungkinan bahwa patologis menyebabkan HE dapat terjadi sangat awal dalam
fase neurogenik.26
Sementara patogenesis hydranencephaly masih diperkirakan terutama
terkait dengan kelainan pembuluh darah, etiologi peristiwa yang dapat
mengganggu perkembangan pembuluh darah yang sering dilaporkan antara lain,
infeksi intrauterine, terutama toksoplasmosis dan virus (Enterovirus, adenovirus,
parvovirus, cytomegalic, herpes simplex, Epstein-Barr, dan virus pernapasan)
telah terlibat dalam sejumlah kasus. Eksposur zat beracun, seperti merokok dan
penyalahgunaan kokain, estrogen dan natrium valproate juga memiliki peranan.
HE telah dikaitkan dengan usia muda ibu dan telah dijelaskan dalam keterkaitan
dengan sindrom langka. HE juga telah terlihat di monokorion kehamilan kembar,
di mana kematian salah satu kembar memicu pertukaran vaskular ke kembar
hidup
melalui
hydranencephaly
sirkulasi
pada
plasenta
janin
yang
dan
mungkin
masih
hidup.
telah
menyebabkan
Defisiensi
faktor
bulan
pertama
kehidupannya,
gadis
itu
menderita
Analisis laboratorium
menunjukkan hasil yang normal termasuk darah rutin, tes koagulasi, laktat darah
dan piruvat, glukosa dan keton, tembaga, seruloplasmin, plasma dan
aminoacids urin. Antibodi terhadap campak, dan TORCH agen negatif. Kariotipe
46, XX. BrainMRI menunjukkan gambaran klasik dari HE (Gambar
A, B).
Karena hasil penyelidikan MRI dan progresif pembesaran kepala, orang tua,
mengikuti saran dari ahli bedah saraf, memutuskan untuk menyerahkan anak
untuk ventriculoperitoneal shunt. Tidak ada perbaikan klinis yang nyata diamati
enam bulan kemudian.
Menurut literatur tersebut, anak-anak yang terkena hydranencephaly
menunjukkan keterlambatan perkembangan mental, spasifitas dan kejang.
Kemampuan mendengar biasanya muncul dengan kasus yang jarang bilateral
gangguan pendengaran biasanya sensorineural, sementara penglihatan bisa
terganggu dan bisa tidak. Hipotelorisme, bilateral hipoplasia saraf optik, atrofi
chorioretinal, penggumpalan pigmen dan retina displastik telah dilaporkan.28
Berdasarkan kasus yang dilaporkan, riwayat keluarga adalah negatif untuk
HE dan gangguan serupa. Kedua laki-laki dan perempuan yang terpengaruh.
Electroencephalography (EEG) pada pasien dengan HE menunjukkan adanya
aktivitas listrik di semua lead dengan difus tracing yang pipih, atau amplitudo
rendah, gelombang lambat dengan modulasi sedikit dan tidak ada latar belakang.
Di lain kasus, EEG dapat hadir dengan perubahan difus lead dan gelombang.
Hilangnya aktivitas kortikal dengan adanya fungsi batang otak dikonfirmasi oleh
BAER, respon pendengaran latency tengah. Dalam beberapa kasus ketiadaan
potensi penglihatan dapat dideteksi.29
Gambar 4: (A) sagital dan (B) Coronal dari potongan cerebral T1 Weight MRI
pada pasien dengan Hydranencephaly. Hemisfer cerebral tidak ada, digantikan
dengan membranous sac filled dengan cairan cerebrospinal. Batang otak dan
gangglia basalis tampak normal.28
Ultrasonography otak menunjukkan hilangnya hemisfere cerebral dan
vermis cerebral yang intak. MRI otak menunjukkan kehilangan parenkim otak
hampir seluruhnya dan digantikan dengan cairan cerebrospinal biasanya mengisi
area occipital dan regio orbitofrontal. Falx biasanya muncul, bersama dengan
hemisfere cerebral dan bulbi cerebral. MRI cerebral dengan kontras menunjukkan
hipoplastik arteri carotis internal hingga atresia.28
E. Diagnosis
Diagnosis HE dapat ditentukan dari
dalam
kandungan
dengan
ultrasonografi. USG, CT scan dan MRI yang umum digunakan untuk membuat
diagnosis. Pemeriksaan USG dapat berguna dalam diagnosis prenatal dari HE
pada 21 dan 23 minggu kehamilan, akan tampak tidak adanya belahan otak,
digantikan oleh bahan echogenic homogen yang mengisi ruang supratentorial, dan
talamus, batang otak, dan otak kecil. Setelah melahirkan, Gold Standart
pemeriksaan HE adalah CT scan dan MRI, yang lebih memungkinkan untuk
membedakan HE dari holoprosencephaly atau hidrosefalus kongenital berat.
Selanjutnya, transillumination dapat berguna dalam diagnosis HE, dalam
ketiadaan kemungkinan pemeriksaan neuroradiological lainnya. Berdasarkan
tanda-tanda neurologis dan pemeriksaan fisik kepala, MRI otak tetap merupakan
alat penunjang terbaik diagnostik. EEG mungkin berguna untuk mengkonfirmasi
kejang, yang berhubungan dengan pengobatan. Pemeriksaan okular dan pengujian
pendengaran juga dianjurkan. AngioMRI mungkin berguna untuk menemukan
anomali struktur otak vaskular.30
Gambar 5. (A) Sagital (B) Axial proyeksi dari potongan T1 MRI pada pasien
dengan Severe Congenital Hydrocephalus. Pada gambar ini menunjukkan dari
ketiadaan hemisfere cerebral dengan hanya bagian kecil dari lobus frontal.
Ventrikel ketiga membesar.30
F. Diagnosis Banding
Diagnosis banding terutama yang relevan dengan Hydraencephely adalah
severe hidrosefalus, kista poroencephalic dan alobar holoprosencephaly (Tabel 1).
Diagnosis dengan bawaan yang parah hidrosefalus sangat sulit. hidrosefalus
lebih sering daripada HE, dengan kejadian 1 di 1000 kelahiran. Kondisi ini
memiliki beberapa penyebab, termasuk teratogen, peristiwa embryopathic dan
malformatif Sindrom seperti Arnold-Chiari tipe II malformasi, sekunder spina
bifida. Dalam kondisi terakhir, hidrosefalus adalah bentuk paling luas dan parah,
dan sekunder untuk acqueductal stenosis. Perbedaan hidrosefalus dari HE
didasarkan pada kehadiran di dari rim kortikal yang utuh, dan hidrosefalus
disebabkan oleh stenosis aqueductal, yang melebar adalah ventrikel ketiga yang
mungkin menjadi elemen penting dalam diferensial diagnosa. Selain itu, lingkar
kepala pada pasien dengan HE paling sering normal saat lahir atau bahkan sedikit
lebih kecil. Jarang jika bayi HE lahir dengan lingkar kepala menyaingi ukuran
bayi dengan hidrosefalus yang tidak diobati. Pada angiografi menunjukkan
bilateral intern oklusi dari arteri karotis relevan untuk menentukan diagnosis HE .
Diagnosis antara hidrosefalus kongenital severe dan hydrancencephaly sangat
sulit tetapi penting dalam hal prognosis dan respon pengobatan. Sutton dan rekan
diikuti 10 neonatus dengan gangguan otak yang parah; lima bayi memiliki HE dan
lima memiliki hidrosefalus. Pasien ditindaklanjuti selama 4-23 bulan dengan seri
computed tomography, electroencephalograms dan perkembangan evaluasi. Lima
bayi dengan HE, didiagnosis setelah usia 1 bulan , meskipun manajemen bedah
agresif dan penempatan shunt, menunjukkan tidak ada neurologis atau
peningkatan radiologi. Lima bayi dengan berat hidrosefalus severe, yang telah
dirawat dengan penempatan shunt, menunjukkan perbaikan klinis yang relevan.31
Kista Poroencephalic biasanya terletak di tengah-tengah wilayah arteri
serebral dengan infark iskemik yang kemudian mengakibatkan kerusakan daerah
lokal kortikal. Diferensial diagnosis HE dengan kista poroencephalic sulit. Sering,
preservasi frontal dan parieto-oksipital korteks, seperti yang sering terjadi dengan
kista poroencephalic, mungkin faktor utama dalam diagnosis. Holoprosencephaly
adalah bawaan anomali otak, akibat tidak ada atau tidak lengkap diverticulasi dari
otak depan. Bentuk alobar adalah yang paling parah. Berbeda dengan HE, dalam
bentuk alobar holoprosencephaly, fusi parsial dari talamus dan falx cerebri hilang.
Selain itu, kepala pada anak dengan holoprosenphalic kecil dan tampak
malformasi wajah.
G. Tata Laksana
Untuk anak dengan HE yang bertahan hidup, ada perdebatan
apakah perlu atau tidak untuk melakukan perawatan bedah, mengingat penurunan
otak parah. Pengobatan bedah terdiri dari shunt ventriculoperitoneal, yang
menguras cairan, mengurangi ketegangan otak dan peningkatan progresif
dari volume otak. Baru-baru ini, pengobatan opsional untuk pasien tertentu telah
diusulkan, yang terdiri di koroid pleksus koagulasi (BPK). BPK ditambah
endoskopi ventriculostomy ketiga dapat meningkatkan shunt independen,
mencegah komplikasi akhir terkait shunt. Menurut pendapat ahli bedah saraf
operasi kompleks seperti koroid plexectomy mungkin berguna. Dalam setiap
Pengobatan bedah setidaknya harus diusulkan untuk keluarga pasien dengan
hipertensi intrakranial parah agar memberi mereka kemungkinan untuk memilih
opsi ini. Untuk kemampuan bertahan hidup anak, physiokinesitherapy, obat untuk
serangan epilepsi dan intervensi dalam perawatan gizi wajib diterapkan.32
H. Prognosis
Prognosis HE biasanya sangat mengecewakan. pasien yang terkena sebagian
besar meninggal dalam kandungan. Pada anak yang lahir selamat, kematian
biasanya terjadi pada tahun pertama kehidupan. keterlambatan perkembangan,
kejang yang resistan terhadap obat, kejang diplegia, kegagalan pertumbuhan berat
dan infeksi pernafasan adalah fitur yang membebani hidup pasien tersebut dan
sering penyebab kematian. Namun ada pasien dengan kelangsungan hidup 20, 22
dan 32 tahun yang dilaporkan dalam literatur. Kelangsungan hidup pasien
terkait dengan integritas batang otak, yang mengatur aspek penting, seperti
tekanan darah, suhu,dan fungsi kardiorespirasi.33
DAFTAR PUSTAKA
1. Aschoff, Alfred, dkk. The scientific history of hydrocephalus and its treatment,
neurosurgical review. Department of neurosurgery. Germany. University of
Heidelberg. 2009 : 67-93.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.