Anda di halaman 1dari 4

BELAJAR MEMIMPIN ACARA IBADAH

1. PENDAHULUAN
Teknik adalah suatu keterampilan membuat suatu pekerjaan atau cara melakukan sesuatu
untuk menghasilkan apa yang diinginkan. Seorang pengkhotbah misalnya dapat melengkingkan
suaranya secara dramatis untuk menarik perhatian dari pendengarnya, pada pokok yang
penting dalam khotbahnya atau sebaliknya ia tiba-tiba berbisik untuk mencapai maksud yang
sama. Dalam Alkitab, banyak contoh yang dapat kita teladani seperti Tuhan Yesus dalam
memberitakan Injil Kerajaan Allah, banyak menggunakan cara atau teknik melalui
perumpamaan-perumpamaan atau ilustrasi dan hasilnya sungguh luar biasa.
Nah, bagaimana dengan memimpin acara ibadah atau persekutuan Kristen? Tentunya
seseorang atau beberapa orang yang dipercayakan untuk memimpin acara perlu memiliki
teknik atau keterampilan untuk menghasilkan apa yang diinginkannya oleh Sang Pemimpin
Agung, yaitu Tuhan Yesus Kristus sebagai pusat ibadah.

2. PENGERTIAN PERSEKUTUAN KRISTEN


Dalam Kisah Para Rasul 2 : 41 – 47, kita menemukan pengertian persekutuan Kristen yaitu
“Persekutuan dari orang-orang percaya kepada Allah dan saudara-saudara seiman”. Dalam PL
disebutkan bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang bersemayam di atas kebenaran
dan kekudusan, maka suatu rangkaian ibadah tidak bisa terlepas dari rasa hormat dan tertib. Di
kalangan umat Israel, terdapat peraturan-peraturan untuk beribadah kepada Allah tanda
pernyataan sikap yang harus diberikan sebagai rasa hormat, tertib, teratur, demi kemuliaan dan
kekudusan-Nya.
Dari pengertian tersebut, maka pemimpin acara ibadah atau persekutuan Kristen adalah
“Orang yang bertugas mempersiapkan jemaat, datang dan bersekutu kepada Tuhan dan
sesama dalam suasana rohani yang hikmat Kudus”.“ Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan
tetapi damai sejahtera”. (I Korintus 14:33).
Jadi pemimpin acara mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :
 Menyusun acara atau mempelajari konsep atau cara yang disediakan;
 Membawa, memandu dan memimpin acara;
 Menyiapkan, mengarahkan dan menguasai suasana.

3. TEKNIK MEMIMPIN ACARA


Untuk dapat memimpin acara yang baik, maka ada tiga hal yang sangat penting untuk
diperhatikan oleh pemimpin acara, yaitu :
1) Tahap persiapan
a. Persiapan Rohani
 Berdoa dan membaca Alkitab yang teratur ( Yesaya 50:4 )
 Membacakan buku-buku rohani atau materi-materi yang searah dengan tema acara.
 Memeriksa motivasi di hadapan Tuhan ( Mazmur 139 ).
 Memperbaiki hubungan dengan Tuhan dan manusia.
b. Persiapan Mental
 Siap menghadapi massa (tenang).
 Siap berbicara di hadapan massa (tidak gugup).
 Siap menghadapi sesuatu yang tidak terduga.
 Siap dikritik dan dipuji.
c. Persiapan Fisik
 Kesehatan
 Penampilan diri (pakaian, dandanan, rambut dan lain-lain).
d. Persiapan Acara
 Dapatkan informasi sesegera mungkin dan sejelas-jelasnya tentang acara seperti :
 Waktu, tempat, bentuk acara (Liturgis, PA, KKR, Sabda dan Nada, Ibadah
Pujian dan berdoa, Ibadah HUT, syukur dan lain-lain).
 Pengisi acara (Pembicara/Pengkhotbah, Pendoa, Pianis/Gitaris, Pengumuman
dan lain-lain).
 Jika urutan-urutan acara telah disediakan (misalnya liturgi), pelajari dengan baik,
kuasailah lagu yang tercantum dan adakan check out dengan pendukung acara
lainnya. Ingat, konsep acara yang baik belum tentu hasilnya baik, itu tergantung
pada pelaksanaannya.
 Jika acaranya dipercayakan untuk kita susun/olah, perhatikan point (tujuan dan
sasaran acara).
 Periksalah tempat pelaksanaan (bangunan atau di luar), perlengkapan acara yang
dibutuhkan (sound system, LCD, mimbar, panggung, poster, gitar/musik, kursi dan
meja, dan lain-lain), lay out ruangannya.
 Sebaiknya disediakan waktu untuk latihan bersama di tempat pelaksanaan,
terutama untuk acara seremonial (check out).
 Pelajari, hafal dan kuasailah urutan-urutan acara (perlu latihan vokal dan mimik di
depan cermin).
 Hindarilah sikap angkuh dan padang enteng terhadap suatu acara.
 Bertanya pada orang (senior) yang sudah berpengalaman di bidang tersebut.

2) Tahap Pelaksanaan
Berangkat dari persiapan-persiapan yang telah dilakukan dengan baik, pada waktu
pelaksanaannya hendaklah :
 Datang lebih awal, kira-kira 15-30 menit sebelum acara dimulai untuk mengecek dan
memeriksa kembali kesiapan ruangan/tempat, perlengkapan, pendukung acara atau
suasana ke lingkungan sekitarnya, termasuk kesiapan diri setiap pengisi acara.
 Sebelum acara di mulai, ajaklah semua pendukung acara (panitia, pembicara, pengisi
acara) untuk berdoa bersama. Dalam tahap ini, perhatikan kekudusan hidup dan
periksa motivasi dan diri di hadapan Tuhan. Ada yang tidak beres … dosa? Akuilah
dan mohon pembaharuan dari Tuhan.
 Diusahakan supaya acara tepat dimulai pada waktunya.
 Tampillah dengan penuh keyakinan dan penyerahan diri kepada Kristus.
 Berdiri di tempat yang dapat menjangkau perhatian semua peserta/jemaat,
perhatikan cara berdiri, jangan kaku, membungkuk atau miring. Usahakanlah yang
wajar dan penuh wibawa rohani, hindarilah juga gerakan-gerakan yang tidak perlu.
 Mulailah acara dengan penuh semangat dan sukacita, wajah senyum, ceria (tidak
loyo), kata-kata harus jelas dengan intonasi suara (keras, lembut, dll).
 Pandangan terarah pada seluruh peserta/jemaat dengan tatapan yang penuh kasih.
 Ekspresi berjalan sesuai dengan nada ajakan atau komentar.
 Sebutkan nama pembicara/pengisi acara dengan jelas, sopan dan menarik, jika perlu
sebutkan latar belakang pembicara tanpa berlebihan (wajar) sekaligus
menyampaikan penghargaan/terima kasih atas keterlibatannya.
 Lagu-lagu yang akan dinyanyikan harus hafal syairnya dan nomornya sesuai dengan
Kidung Jemaat atau buku lagu rohani.
 Lagu-lagu yang telah dipilih sudah diketahui nadanya, iramanya (harus kompak
dengan pemain musik).
 Bila memakai gerakan tangan, posisi tangan harus dapat dilihat oleh jemaat sebagai
palu.
 Fleksibilitas sangat diperlukan bila terjadi tiba-tiba (misalnya rela mengorbankan
sebagian lagu-lagu yang telah dipersiapkan sebelumnya).
 Perlu kepekaan terhadap cuaca (dingin/panas), waktu (pagi/siang/malam).
 Akhirilah acara dengan salam kasih dan bahasa yang menarik dan membangun
sehingga membawa kesan yang mendalam bagi tiap orang yang hadir, terutama
peserta/jemaat mendapatkan kebenaran Firman Tuhan dan rindu untuk
menerapkan dalam kehidupannya.
 Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tugas pemimpin acara selain menyusun,
memandu/memimpin acara, juga perlu memiliki kemampuan menyiapkan
mengarahkan dan menguasai suasana. Bagaimana caranya?
 Memiliki kerohanian yang terpelihara baik, dimana sikap penyerahan diri
secara terus-menerus pada pimpinan Roh Kudus. Orang yang sungguh-
sungguh terus-menerus siap memberikan hidupnya diarahkan, dikuasai oleh
Roh Kudus sepanjang waktu pelayanannya setiap saat, mengarahkan dan
menguasai suasana.
 Terus-menerus melatih keterampilan dan mengembangkannya.

3) Tahap Evaluasi
Pada tahap ini, sering diabaikan orang. Padahal pemimpin acara perlu mendapatkan
masukan-masukan mengenai acara yang berlangsung.Apakah sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya, atau tidak. Hal-hal yang perlu mendapat koreksi sehingga
pelaksanaan acara mendatang akan lebih baik lagi. Selain itu, sangat bermanfaat bagi
pemimpin acara itu sendiri sehingga memacu dirinya untuk terus melatih diri dan
meningkatkan keterampilan/potensinya.
Yang lebih penting lagi pada evaluasi ini, pimpinan acara beserta pendukung acara perlu
berdoa bersama, mengucap syukur untuk terselenggaranya acara dan menyerahkan
hasilnya kepada Tuhan sang pemilik pelayanan, sebab bukanlah kita ini hanya alat
instrumen Allah.

4. PENUTUP
 Pusat ibadah (Acara Persekutuan Kristen) adalah Allah yang bersemayam di Sorga,
karena itu pemimpin dalam kekudusan dan kemenangan supaya Allah dimuliakan dalam
ibadah dan menjadi berkat sehingga akan membangun jemaat Tuhan.
 Melayani Tuhan adalah hal yang terindah dan mulia, karena itu layanilah Tuhan dengan
sungguh-sungguh.

Anda mungkin juga menyukai