Anda di halaman 1dari 5

NAMA/NIM : ARI ALFIANTO/2101203010006

SUBYEK : TUGAS 1 MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI

1. Apa yang dimaksud dengan teori induktif dan deduktif?


Beberapa Pendekatan dalam Perumusan Teori menurut Belkaoui (Hery, 2017; 111-112):
a. Deduktif (reasoning)
Perumusan teori dimulai dari perumusan dalil dasar akuntansi (postulat dan prinsip
akuntansi) dan selanjutnya dari rumusan dasar ini diambil kesimpulan logis tentang
teori akuntansi mengenai hal yang dipersoalkan. jadi perumusan dimulai dari dalil
umum ke dalil khusus. pendekatan ini dilakukan dalam penyusunan struktur akuntansi
dimana dirumuskan terlebih dahulu tujuan laporan keuangan, postulat akuntansi, dan
konsep teoritis akuntansi, prinsip dasar akuntansi, kemudian akhirnya secara lebih
khusus merumuskan standar atau teknik akuntansi sebagai pedoman dalam penyusunan
laporan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan para pemakai
b. Induktif (reasoning)
Penyusunan teori akuntansi didasarkan pada beberapa observasi dan pengukuran
khusus yang pada akhirnya (dari berbagai sampel) dirumuskan fenomena yang seragam
atau berulang dan diambil kesimpulan umum (postulat dan prinsip akuntansi). tidak
seperti pendekatan deduktif, dalam pendekatan induktif ini kebenaran dan kesalahan
dalil tidak tergantung pada dalil lainnya tetapi harus melalui pengujian empiris. dalam
pendekatan induktif kebenaran suatu dalil tergantung pada pengamatan terhadap contoh
yang cukup dari hubungan kasus yang berulang dan seragam.

2. Apa yang dimaksud dengan teori akuntansi normarif dan positif?

Teori Akuntansi Normatif vs Teori Akuntansi Positif (Bwarleling, 2010)


Dalam praktek sehari – hari, teori akuntansi masih saja dibingungkan oleh adanya
pengertian normatif dan positif. Watts dan Zimmerman (1986) mencoba memberikan
penjelasan atas teori normatif sebagai berikut ini : dalam teori normatif, para praktisi
diharapkan mampu menjelaskan informasi apa yang seharusnya dikomunikasikan kepada
para pemakai, informasi akuntansi dan bagaimana akuntansi tersebut akan disajikan. Jadi
pada dasarnya teori normatif berusaha menjelaskan apa yang sewajibnya dilakukan oleh
para akuntan dalam proses penyajian informasi keuangan yang akan disampaikan kepada
para pemakai dan bukannya menjelaskan tentang apakah informasi keuangan itu dan
mengapa hal tersebut bisa terjadi. Oleh karena itu dalam praktek akuntansi normatif,
praktik akuntansi yang dilaksanakan adalah yang sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan. Aturan tersebut dikenal dengan nama Praktik Akuntansi Berterima Umum
(PABU) atau GAAP (General Accepted Accounting Principal). Salah satu bagian kecil
dari PABU adalah SAK atau Standar Akuntansi Keuangan. SAK yang telah ada sekarang
dikeluarkan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) melalui suatu organ yang kita kenal
dengan Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). Dewan ini ditugaskan untuk
menyusun draft standar akuntansi keuangan yang akan diberlakukan. Draft tersebut
terlebih dahulu harus didiskusikan dengan Dewan Konsultatif Standar Akuntansi
Keuangan (DKSAK) untuk kemudian dikeluarkan draft-nya. Bila telah diperoleh
masukan, dilakukan sosialisasi (public hearing) untuk memperoleh masukan lebih banyak
lagi dari masyarakat luas (pemakai laporan keuangan). Selanjutnya, bila tidak ada masalah
lagi, maka IAI akan mengesahkan standar tersebut dan diberlakukan secara efektif.
Sedangkan tujuan dari penggunaan pendekatan teori positif adalah untuk menguraikan dan
menjelaskan apa dan bagaimana informasi keuangan disajikan serta dikomunikasikan
kepada para pemakai informasi akuntansi. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendekatan
teori akuntansi positif bukanlah suatu arahan untuk memberikan anjuran mengenai
bagaimana praktik akuntansi yang seharusnya, tetapi lebih digunakan untu menjelaskan
mengapa praktik akuntansi mencapai bentuk seperti keadaannya sekarang. Sebagai
tambahan juga, teori ini dapat digunakan untuk meramalkan berbagai fenomena akuntansi
dan menggambarkan bagaimana interaksi antar-variabel akuntansi dalam dunia nyata.
Validitas teori akuntansi positif dinilai atas dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa
yang nyatanya terjadi (what it is). Untuk lebih mudahnya, contoh teori akuntansi positif
adalah praktik akuntansi yang saat ini sering kita dengar antara lain creative accaounting,
earning management, big bath, dan income smoothing.
Menurut Suwardjono (2002), perbedaan antara Teori Akuntansi Positif dan Teori
Akuntansi Normatif adalah seperti yang tertera dalam tabel sebagaimana berikut ini:

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sasaran dari :


- Teori Akuntansi Positif adalah penjelasan atau penalaran untuk menunjukkan secara
ilmiah kebenaran pernyataan atau fenomena akuntansi seperti apa adanya sesuai fakta.
Fakta sebagai sasaran. menurut Friedman (1953), pada`hakekatnya terbebas dari ikatan
pelbagai aspek etika—sebagaimana dikemukakan oleh Keynes. Dia lebih mengacu ke
istilah ―apa adanya (what it is) daripada ke istilah ―seharusnya demikian (it should
be). Teori ini bertujuan menjelaskan meramalkan, dan memberi jawaban atas praktik
akuntansi. Di samping itu, teori ini juga meramalkan berbagai fenomena akuntansi dan
menggambarkan bagaimana interaksi antar-variabel akuntansi dalam dunia nyata.
Validitas teori akuntansi positif dinilai atas dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa
yang nyatanya terjadi (what it is).
- Teori Akuntansi Normatif adalah penjelasan atau penalaran untuk menjustifikasi
kelayakan suatu perlakuan akuntansi paling sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Lebih menjelaskan praktik - praktik akuntansi yang seharusnya berlaku—it should be
dan nilai dijadikan sebagai sasaran utama.

3. Bagaimana sejarah perkembangan teori akuntansi di dunia?

Penemu Pertama Teori Akuntansi di Dunia


Menurut sejarahnya ilmu akuntansi muncul pertama kali pada tahun 1494. Yang mana di kala
itu ada seorang matematikawan bernama Luca Paciolo yang berhasil membukukan
pencatatan keuangan dengan model berpasangan.

Buku yang dicetak oleh matematikawan sekaligus pemuka agama ini diberi nama atau judul
Summa De Arithmetica Proportioni et Proportionita. Isi dari buku adalah metode
pembelajaran cara mengelola keuangan yang dibuat secara khusus untuk para usahawan di
kala itu.

Munculnya Sistem Pembukuan Berpasangan


Pada awal kemunculan akuntansi, masih belum diberi nama itu melainkan disebut dengan
istilah Sistem Pembukuan Berpasangan. Awal munculnya sistem ini ditemukan pertama kali
di Eropa Barat. Karena memang di sanalah si penemu pertama menyebarkannya sebagai
pembelajaran kepada pebisnis.

Namun beberapa waktu kemudian, sistem pembukuan berpasangan mulai dikenal di banyak
negara-negara besar yang lainnya. Bahkan negara sekelas Amerika Serikat juga
menggunakannya sekalipun dengan nama yang berbeda. Di Amerika sistem pembukuan
disebut sistem Anglo Saxon.

Perkembangan Sistem Pembukuan Berpasangan


Selain Amerika Serikat, Belanda juga mengadopsi ilmu pembukuan berpasangan. Negara ini
menamakannya Pembukuan Sistem Kontinental. Tentu pertanyaan sederhananya, mengapa
sistem pembukuan yang sama tetapi memiliki nama yang berbeda-beda?

Sesungguhnya sistem pembukuan berpasangan yang sudah menyebar di Eropa barat


mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Terutama di jaman-jaman pertengahan,
yang mana di kala itu terjadi perpindahan progres perdagangan dari Venesia Italia ke Eropa
barat. Bahkan Inggris sempat menjadi pusat perdagangan di masa revolusi industri ini.
Karena eksodus para pedagang yang terbiasa melakukan pencatatan pembukuan, maka
pembukuan mulai berkembang sistem akuntansi yang beredar di Inggris di kala itu yaitu
sistem pembukuan berpasangan, yang nama inggris-nya sudah dijelaskan di atas. Karena
perkembangan inilah, maka muncul versi-versi baru dengan nama yang berbeda.

Versi-versi inilah yang sejatinya mulai dikenal dengan istilah kontinental di Belanda dan
Anglo Saxon 2 di Amerika. Ini terjadi kira-kira pada abad ke 19.

Munculnya Teori Accounting (Akuntansi)


Di abad ke 19, Amerika Serikat mempatenkan teori Anglo Saxon 2 menjadi teori yang lebih
komprehensif yang disebut dengan istilah Teori accounting dan ini yang dianggap cikal bakal
lahirnya teori akuntasi modern.

Teori ini mulai berkembang pesat di awal abad 20, yang mana di kala itu, Amerika Serikat
sudah mengenal komputer, yang membuat pengaplikasian akuntansi menjadi lebih mudah.
Tak hanya itu, penambahan teori di dalam pembukuan tersebut juga semakin diperkuat.

Maka dari itu, saat ini, bisa ditemukan teori akuntansi sebagai disiplin ilmu pengelolaan
keuangan yang kompleks dan seakan final. Karena segala bentuk pengelolaan finansial dari
yang tradisional hingga kontemporer ada di sana.

Sejarah Akuntansi di Indonesia

Sejarah akuntansi di Indonesia dinyatakan muncul pertama kali di abad 1642, yang mana di
kala itu, masyarakat tradisional sudah mengenal pencatatan keuangan termasuk kalkulasi laba
rugi. Kemampuan ini dibawa oleh pedagang-pedagang dari luar negeri yang memang
menjajakan barang dagangannya di Indonesia.

Negara yang dianggap pertama kali mengenalkan konsep akuntasi di Indonesia adalah
Belanda, Portugis dan Spanyol. Menurut kabarnya negara-negara ini mendapatkan
pengetahuan tersebut dari Romawi di abad sebelumnya.

Akuntansi Mulai Diterapkan Di Indonesia


Sekalipun sudah lama masyarakat mengenal sistem pencatatan keuangan, karena banyak
belajar dari pedagang, tetapi ilmu ini benar-benar diterapkan pada tahun 1642. Bahkan dari
bukti-bukti sejarah yang ditemukan, ternyata akuntansi pertama kali digunakan di Indonesia
pada tahun 1747.

Namun teori ini masih dilaksanakan secara parsial saja. Bahkan dianggap teori akuntansi
yang dipakai tidak terlalu utuh dan jelas. Baru pada tahun 1870 akuntansi mulai dijalankan
dengan lebih serius pasca dihapuskannya PP Tanam Paksa.

Ketika peraturan tersebut dihapuskan, maka banyak sekali investor asing terutama Belanda
yang menanamkan modalnya Di Indonesia. Maka dari itu, demi keteraturan finansial, teori
akuntansi pun mulai digunakan di tanah air.

Perkembangan Akuntansi Di Indonesia


Sejak saat itu, teori akuntansi mulai berkembang di Indonesia. Bahkan pada tahun 1952,
perguruan tinggi mulai mengajarkannya kepada mahasiswa. Yang mana di kala itu masih satu
universitas yang mengampu yaitu Universitas Indonesia.
Pada tanggal 17 Oktober 1957 Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI resmi didirikan di aula
Universitas Indonesia untuk mewadahi dan membimbing perkembangan akuntansi serta
mempertinggi mutu pendidikan akuntan.

Sekalipun demikian dalam perkembangannya, mulai banyak universitas lain yang juga
mengampu disiplin ilmu akuntansi. Baik kampus negeri maupun yang masih berstatus
perguruan tinggi swasta.

Sejarah Pemberian Gelar Akuntan di Indonesia


Sudah dijelaskan di atas, kalau perkembangan ilmu akuntasi di Indonesia sudah semakin
pesat. Bahkan beberapa kampus sudah mulai mengajarkannya saat ini dan dipelopori oleh
Universitas Indonesia (UI). Pertanyaannya adalah kapan gelar akuntan pertama disematkan
pada personal?

Menurut sejarahnya gelar pertama kali ini dimasukkan ke dalam regulasi pada tanggal 23
Desember 1957. Ini termaktub di dalam UU nomor 34 tahun 1954. Yang mana regulasi ini
berfungsi untuk mengatur pemberian gelar akuntan kepada sarjana akuntansi maupun para
ahli sejenis.

Perlu diketahui di kala itu, yang menurunkan regulasi tersebut bukan pemerintah, melainkan
Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI. Organisasi inilah yang dalam perkembangan selanjutnya
berhasil menjaga semua aturan akuntansi di Indonesia tetap dilakukan dan dijaga entitas
keilmuannya.

Bahkan dalam perkembangannya, organisasi ini juga membuka 2 organisasi baru yang
disebut Seksi Akuntan Publik. Ini dibuat pada tahun 1978. Sedangkan organisasi yang kedua
adalah Seksi Akuntan Pendidik yang dirilis pada tahun 1980.

DAFTAR PUSTAKA

Bwarleling, T.H. (2010). Pendekatan Teori Akuntansi Positif dalam Kasus Derivatif PT.
Indosat. Jurnal Akuntansi Bisnis, UBM, 3 (2), 70-83.

Gie. (2020, April 20). Mengetahui Sejarah Akuntansi di Dunia dan Indonesia Secara
Lengkap. Januari 25, 2022. https://accurate.id/akuntansi/mengetahui-sejarah-akuntansi-
lengkap/.

Hery. (2017). Teori Akuntansi: Pendekatan Konsep dan Analisis. Jakarta: PT Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai