Anda di halaman 1dari 8

Analisis Mekanisme Kerjasama Bank BRI dengan BRIlink

Crisan Nimas Putri, Uun Sunarsih


Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Tutor Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Dosen Pada Universitas Terbuka
Crisanputri19@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mekanisme kerjasama antara BRI dengan BRILink.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data penelitian ini dikumpulkan
dengan cara observasi langsung dan melakukan wawancara dengan tiga orang pemilik agen
BRILink yang berada di desa Montong Sekar dan desa Talun, kecamatan Montong, kabupaten
Tuban. Hasil penelitian ini yaitu menunjukan tentang sistem pembagian keuntungan agen
BRILink menggunakan sistem biaya berbagi atau sharing fee. Biaya agen BRILink di desa
Montong dan desa Talun, kecamatan Montong, kabupaten Tuban yaitu dibagi menjadi 50%
untuk agen BRILink dan 50% untuk BRI. Jenis perjanjian agen BRILink berisi tentang
ketentuan kerjasama antara agen BRILink dan BRI yang mencakup perjanjian, wilayah
oprasional,layanan agen, Hak dan kewajiban Bank, pembayaran, kerahasiaan, pemeriksaan,
batas transaksi, kondisi darurat, pemutusan perjanjian dan lainya. Analisis pembagian
keuntungan BRILink dilakukan berdasarkan elemen layanan yaitu tugas layanan, prosedur atau
sistem layanan. Meskipun jaringan dan gangguan listrik menghambat transaksi, masyarakat
merasa puas dengan layanan agen BRIlink yang memungkinkan akses perbankan mudah di
daerah terpencil. Akan tetapi selama pelaksanaannya program ini menghadapi beberapa
rintangan ataupun tantangan. Seperti kurangnya pengaruh agen BRILlink oleh komunitas
sekitarnya dan variasi tarif agen BRIlink yang menyebabkan ketidakpastian biaya awal.
Meskipun jaringan dan gangguan listrik menghambat transaksi, masyarakat merasa puas
dengan layanan agen BRIlink yang memungkinkan akses perbankan mudah di daerah terpencil.
Penelitian ini mengidentifikasikan permasalahan yang muncul pada operasi BRIlink namun
menekankan bahwa sistem pembagian keuntungan saat ini tidak mengalami kendala signifikan.
Hasilnya menyoroti pentingnya pemantauan transaksi dan pengelolaan keuntungan agen
melalui aplikasi BRIMO. Penelitian ini memberikan gambaran mendalam tentang dinamika
kerjasama antara agen BRIlink, nasabah, dan BRI serta memberikan rekomendasi untuk
mengoptimalkan efisiensi biaya operasional agen BRIlink demi keberlanjutan layanan
keuangan tanpa kantor di Indonesia.

Kata kunci : agen BRILink, Akses perbankan mudah, kerjasama BRI dan BRILink , profit
sharing.

PENDAHULUAN
BRILink merupakan program cabang dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang di rancang
untuk menyediakan layanan keuangan tanpa ke kantor sesuai dengan regulasi otoritas jasa
keuangan Nomor 19/PJOK.03/2014. Program ini merupakan bagian dari upaya BRI dalam
mendukung kegiatan inklusif di Indonesia. Bank Nasional terbesar dan tersebar di Indonesia,
PT Bank Rankyat Indonesia (persero) Tbk, mengembangkan program laku pandai (Branchless
Banking) yang di kenal sebagai BRILink sebagai bagian dari Upaya mereka. BRILink
merupakan dari layanan BRI yang bertujuan mengenalkan masyarakat pada dunia perbankan
tanpa memerlukan investasi besar.

Dalam sebuah Kerjasama ini, BRI bekerjasama dengan nasabah sebagai agen BRILink
yang memberikan layanan perbankan secara real-time dan online dengan menggunakan fitur
Elektronic Data Caputer (EDC) Mini ATM BRI dengan konsep sharing fee. Menurut Yulianti
& Suwiryo, (2022) ada beberapa hambatan yang dialami oleh agen BRILink yang bekerjasama
dengan BRI diantaranya adalah penutupan agen karena kurangnya penggunaan agen BRILink
oleh masyarakat di sekitarnya, yang menyebabkan keuntungan agen BRILink tidak optimal.
Selain itu, ada perbedaan tarif yang dikenakan oleh agen BRILink yang bisa rendah atau tinggi,
mengakibatkan ketidakpastian terkait biaya awal atau modal yang diperlukan untuk menjadi
agen BRILink. Menurut Priyono, (2019) banyak sekali agen BRILink yang melakukan
kecurangan dalam menarik tarif administrasi kepada nasabah hal ini dilakukan para agen
BRILink agar memperoleh keuntungan yang lebih besar.sehingga kita perlu menjelaskan
kepada mereka tentang sistem bagi hasil kepada mereka yang tertarik bekerja sama dengan BRI
sebagai agen BRILink, penjelasan lebih lanjut diperlukan karena sistem bagi hasil antara BRI
dan agen BRILink masih kurang dikenal.

Dengan adanya kegiatan Bank BRI yang menjalankan kemitraan dengan nasabah melalui
agen BRILink, yang telah diatur dalam yang berisi tanggung jawab bank dan aktivitas yang
diizinkan oleh agen. Menurut Sofyana, (2019) dengan adanya Agen BRILink ini pelanggan di
wilayah terpencil dapat melakukan transaksi perbankan tanpa harus pergi ke bank yang berjarak
jauh. Keberadaan agen BRILink ini memberikan sejumlah keuntungan baik bagi pemilik agen
maupun nasabah dan bank BRI.

Sistem bagi hasil BRILink menetapkan komisi antara bank BRI dan Nasabah dengan
saham dan biaya transaksi yang sama. Biaya pembagian adalah komisi dari bank BRI,
sedangkan biaya lainya adalah komisi dari nasabah dari biaya transaksi. Biaya untuk membagi
antara agen BRILink dan bank BRI adalah 50:50. Di dalam penelitian yang lakukan oleh Putra,
(2021) tentang tarif jasa agen BRILink di kecamatan air dikit kabupaten mukomuko perspektif
ekonomi islam. Penelitian ini berfokus pada sepuluh agen BRILink di kecamatan tersebut.
Yang melakukan penelitian tentang perbedaan biaya administrasi yang di kenakan kepada
nasabah di setiap beberapa agen BRILink berbeda beda.Agen BRILink memberikan layanan
kepada masyarakat melalui mesin EDC meliputi transfer sesame bank BRI dengan biaya
sebesar RP 3.000, transfer antar bank dikenakan biaya Rp 15.000, serta adanya layanan
PLN/Token adalah sebesar Rp 3.000 dan lain sebagainya. Jenis–jenis transaksi ini dapat di
temukan pada menu miniATM. Selain biaya transaksi, pelanggan juga harus membayar biaya
agen atau upah kepada agen BRILink yang terkait. Hasil penelitian yang di lakukan oleh Adi
Pura, (2021) tentang analisis biaya administrasi yang di kenakan kepada nasabah BRILink
terdapat perbedaan biaya transfer antara agen BRILink satu deesa berjarak cukup dekat satu
sama lain. Pelanggan harus membayar biaya tambahan tergantung pada agen BRILink yang
mereka gunakan. Misalnya, pelanggan harus membayar biaya tambahan sebesar Rp 7.000 pada
agen BRILink 1 ketika mereka mentransfer uang sebesar Rp 100.000 hingga Rp 1.000.000.
Namun, agen BRILink lain yang berada di dekat agen BRILink 1 menetapkan tarif sebesar Rp
5.000 lebih tinggi jika jumlah transfer lebih besar. Perbedaan penelitian yang saya lakukan
dengan penelitian terdahulu yang telah di jelaskan diatas. Penelitian terdahulu membahas dari
sisi prinsip keadilan dan kesejahteraan, trasparansi, pencegahan riba, pemberdayaan ekonomi
lokal, kesejahteraan sosial, dan pengentasan kemiskinan. Sedangkan penelitian yang sedang
saya lakukan adalah tentang efisiensi biaya oprasional terhadap perolehan laba pada agen
BRILink.

Dari dalam penelitian tersebut latar belakang yang telah di uraikan diatas, Pertanyaan
peneliti sebagai berikut bagaimana mekanisme kerjasama bank BRI dengan BRILInk?

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan


metode kualitatif deskriptif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
data primer dan data sekunder. Pada penelitian ini, Teknik pengumpulan data yang digunakan
oleh peneliti adalah wawancara. Responden yang diwawancarai terdiri dari pihak manajemen
BRI yang terlibat dalam perencanaan dan implementasi kerjasama, serta agen BRILink yang
berperan langsung dalam pelaksanaan kerjasama tersebut. Jumlah responden yang diwawancari
adalah berjumlah tiga orang, termasuk satu orang perwakilan dari bank BRI dan dua lainya
yang merupakan agen BRILink.

Penelitian ini memberikan gambaran tentang peristiwa dan fakta yang terjadi selama
penelitian, serta untuk menjelaskan berbagai aspek operasi agen BRILink. Setelah memperoleh
data di lapangan setelah itu melakukan analisis data, dalam penelitian kualitatif ada beberapa
langkah yang di lakukan dalam teknik analisis data yaitu

1. Pengumpulan data

Informasi dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi lapangan. Data


ini mencakup berbagai aktivitas yang terkait dengan penelitian dan gunakan untuk mendukung
penelitian.

2. Reduksi data

Dalam proses reduksi data, peneliti memilih informasi yang relevan dan sesuai untuk
mengarahkan fokus penelitian. Ini dilakukan dengan menguraikan dan menjelaskan semua data
yang dikumpulkan dari lapangan, termasuk observasi dan dokumentasi.

3. Penyajian data

Penyajian data merupakan rangkaian informasi yang disusun untuk digunakan dalam
menarik kesimpulan dan mengambil tindakan bila diperlukan.

4. Penarikan kesimpulan

Peneliti dapat membuat kesimpulan tentang efektivitas dan penerapan layanan BRIlink
setelah data dari observasi dan wawancara diuraikan secara ringkas dan mudah dipahami.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BRILink merupakan produk BRI yang diterbitkan guna mempermudah transaksi nasabah
BRI tanpa harus mendatangi kantor BRI. Hal ini sesuai dengan regulasi yang diatur dalam
otoritas jasa keuangan nomor 19/PJOK.03/2014 2014 tentang layanan keuangan tanpa kantor,
BRIlink adalah inovasi layanan perbankan BRI yang bertujuan untuk memperkenalkan dunia
perbankan kepada masyarakat tanpa memerlukan investasi besar. BRILink bukan hanya sebatas
produk yang dikeluarkan pleh BRI, namun memberikan peluang untuk mendapatkan
pendapatan bagi masyarakat yaitu dengan melakukan kerjasama antara BRI dan calon agen
BRILink.

Berdasarkan wawancara dengan agen BRILink yang ada di wilayah Desa Montong Sekar,
Kecamatan Montong, Kab Tuban. Dengan bapak Andi bahwa awal pembukaan kerjasama
antara agen dengan BRI terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan yaitu diawali dengan
kita melakukan pengajuan kepada Bank BRI atau kepada pegawai bank yang bertugas sebagai
pendata bagi nasabah yang ingin bergabung menjadi agen BRILink, setelah itu melengkapi
beberapa dokumen yang telah di beri oleh pihak bank berupa formulir dan perjanjian
kerjasama.Selama masa percobaan, jenis perjanjian agen BRILink dengan bank BRI berupa
dokumen tertulis yang mengatur kerjasama atara agen BRILink dengan bank BRI. Perjanjian
tersebut menetapkan bahwa agen BRILInk harus melakukan transaksi setidaknya 300 hingga
600 kali per bulan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Andi selaku agen BRIlink bahwa syarat -syarat
saat mengajukan kerjasama diantaranya yaitu

1. Personal ( pribadi )

2. Menyediakan KTP dan dokumen identitas

3. Memiliki usaha dan memiliki surat izin usaha

4. Diwajibkan memiliki modal awal sebesar RP. 3000.000 di dalam rekening simpanan berkartu
di Bank BRI untuk mendapatkan mesin EDC mini ATM BRI.

Hal yang serupa juga disampaikan oleh Bapak Eko selaku agen BRILink yang berada di
Desa Talun bahwa awal kerjasama yang di lakukan diawali dengan melakukan pengajuan ke
Bank BRI langsung ataupun melalui pegawei bank yang bertugas mendata bagi nasabah yang
ingin bergabung menjadi agen BRILink dengan persyaratan yang sama dengan hasil wawancara
dari agen BRILink sebelumnya. Akantetapi pada wawancara pada agen kedua ini pada masa
percobaan tidak ada penetapan jumlah transaksi yang harus dipenuhu perbulanya.

Dari hasil wawancara diketahui bahwa dalam kerjasama ini pembagian profitnya di
lakukan dengan cara bagi hasil atau shering fee. Pembagian fee sebesar 50% : 50% antara agen
BRILink dan BRI dari setiap transaksi yang dilakukan oleh nasabah. Agen BRILink dan Bank
BRI masing-masing mendapatkan 50% dari fee transaksi tersebut. Seiring dengan berbagai
produk dan layanan BRIlink yang ditawarkan. Selain itu tarif administrasi yang diberikan oleh
pelanggan kepada agen BRI link secara tunai juga menguntungkan bagi agen BRIlink dan agen
BRIlink berhak atas keuntungan tersebut. Agen memperoleh keuntungan berdasarkan jumlah
transaksi yang dilakukan oleh masing-masing agen. Meskipun tidak ada tarif tetap yang
ditetapkan oleh pihak BRI, biaya administrasi sepenuhnya ditanggung oleh nasabah dan
ditentukan oleh agen BRIlink. Tarif tersebut disesuaikan dengan jarak antara agen BRIlink dan
Bank BRI, sehingga semakin jauh agen tersebut dari bank maka semakin tinggi juga biaya
administrasinya. Untuk mengetahui keuntungan agen setiap bulannya, dapat diperiksa melalui
aplikasi BRIMO ( BRI Mobile). Aplikasi ini memudahkan agen BRIlink dalam memeriksa
kestabilan biaya operasionalnya dan memeriksa keuntungan yang didapat, sehingga mereka
dapat melihat dengan jelas jumlah transaksi yang dilakukan setiap hari dan keuntungan yang
diperoleh setiap bulan, yang nantinya dapat dicairkan. Keuntungan agen BRIlink berasal dari
dua sumber utama yaitu sharing fee yang dihitung dari setiap transaksi yang dilakukan dan yang
kedua keuntungan dihitung dari jumlah administrasi yang diterima setiap hari yang didapatkan
oleh nasabah yang melakukan transaksi di agen BRIlink. Setiap melakukan kegiatan tersebut
akan dikalikan dengan jumlah hari dalam sebulan. Dengan adanya sistem ini agen BRIlink
dapat memantau dan mengelola keuntungan yang diperoleh dari efisiensi biaya operasional
secara lebih efisien.

Berdasarkan wawancara di ketahui bahwa dalam mekanisme kerjasama ini ternyata


mengalami masalah dan hambatan diantaranya adalah jaringan yang tidak memadai dan
seringnya gangguan listrik. Akibatnya, transaksi seringkali tidak berjalan lancar hal itu
membuat nasabah merasa kecewa. Ketidak stabilan jaringan yang disebabkan oleh pemadaman
listrik yang berulang, yang menghambat layanan kepada pelanggan di agen BRILink yang
merupakan hambatan utama bagi operasi BRILink.

SIMPULAN

Hasil observasi dan wawancara dengan pemilik agen BRILink di Desa Montong Sekar dan
Desa Talun, Kecamatan Montong menunjukan bahwa sistem bagi hasil pada agenBRILink
menggunakan konsep sharing fee 50% : 50% dalam sebuah sistem bagi hasil antara agen
BRILink dan BRI ini, agen BRILink mendapatkan 50% dari keuntungan transaksi, sedangkan
bank BRI juga mendapatkan 50% juga dari setiap transaksi yang dilakukan nasabah melalu
layanan agen BRILink. Keuntungan yang di dapat oleh agen BRILink tidak hanya berasal dari
seperti transaksi tarik tunai dan transfer antar bank saja, tetapi juga dari biaya administrasi jasa
yang dibayarkan oleh nasabah secara tunai. Hasil wawancara menunjukan bahwa surat
perjanjian antara agen BRILink dan Bank BRI terdiri dari 13 pasal yang mencakup definisi
agen BRILink, ruang linkup kerjasama, wilayah oprasional, janka waktu Kerjasama, layanan,
hak dan keawajiban agen BRILink dan bank, serta Tindakan yang dilarang, sanksi hukum,
pembayaran, pembatasan transaksi, penyelesaian perselisihan, dan Tindakan lainya.

Penelitian ini menemukan bahwa tidak ada hal – hal yang menghalangi agen BRILink
untuk membagi keuntungan dan juga perolehan laba pada agen BRILink. Aplikasi BRIMO
(BRI Mobile ) memudahkan untuk mengetahui pembagian keuntungan pada agen BRILink.
Cara menghitung keuntungan agen BRILink adalah dengan mengumpulkan jumlah transaksi
setiap bulan. Setelah di potong pajak pertambahan nilai (PPN), keuntungan ini dapat ditarik
atau diambil oleh agen BRILink. Sistem layanan keuangan tanpa kantor telah berhasil. Para
pemilik agen BRILink di Desa Montong Sekar dan Desa Talun, Kecamatan Montong telah
berhasil menyelenggarakakn berbagai layanan keuangan tanpa adanya kantor fisik. Mereka
telah melakukan unsur – unsur pelayanan dengan efisien dan efektif dalam melayani
Masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Arum, P. S. A., & Arry Irawan, S. E. (2022). Pengaruh Pendapatan Usaha Dan Beban Usaha
Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan BUMN Periode 2018 Sampai 2020. Indonesian
Accounting Literacy Journal, 2(3), 654-664.
Aulia, R., & Anwar, S. (2021). Pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional, Net
Operating Margin, Dana Pihak Ketiga dan Capital Adequacy Ratio terhadap
Profitabilitas Bank Syariah. Bukhori: Kajian Ekonomi Dan Keuangan Islam, 1(1), 21-
38.
Devi Yulianti, & Darmo H Suwiryo. (2022). ANALISIS BAGI HASIL BRILINK DAN JENIS
PERJANJIAN BRILINK DALAM MEKANISME LAYANAN KEUANGAN TANPA
KANTOR ( Studi kasus di Desa Sukasari dan Desa Gandasari Kecamatan Kadupandak).
jurnal akuntansi kompetif, 5(3), 260–269. doi:10.35446/akuntansikompetif.v5i3.1006
Firdaus, Y., & Firmansyah, R. (2022). Sistem Informasi Laporan Keuangan Harian Berbasis
Web Di Agen Brilink. eProsiding Teknik Informatika (PROTEKTIF), 3(1), 23-31.
Indah, S., & HASTUTI, P. I. (2021). Efisiensi biaya operasional pada UMKM Bachri Darmo
Klaseman Kota Malang. Jurnal Keislaman Terateks, 6(2), 158-166.
Irmawati, I., Frihatni, A. A., Melinda, M., Kumala, R., Ristiyana, R., Yulianti, M. L., ... &
Abdurohim, A. (2022). Akuntansi Keuangan Tingkat Menengah.
Kholmi, M. (2019). Akuntansi manajemen (Vol. 2). UMMPress.
Lathifah, S. (2019). Sistem Bagi Hasil Agen Brilink Mini ATM pada PT. Gloria International
Perspektif Etika Bisnis Islam (Studi Kasus pada Agen BRILink Mini ATM Kampus,
Kecamatan Metro Timur) (Doctoral dissertation, IAIN Metro).
Purwanti, L., Prastiwi, A., & Atmini, S. (2021). Akuntansi Keuangan. Universitas Brawijaya
Press.
Sael, M. L., & Kaparang, R. (2020). Akuntansi Keuangan Menengah.
Sari, N., & Rimawan, M. (2020). Efisiensi Biaya Operasional Terhadap Peningkatan Laba
Bersih. Jurnal Ilmu Keuangan dan Perbankan (JIKA), 9(2), 107-116.
Siburian, D. S. M., Hidayati, S. A., & Pituringsih, E. (2022). Efektivitas Penerapan Supply
Chain Management, Efisiensi Biaya Operasional Pada Kinerja Perusahaan Di Moderasi
Keunggulan Kompetitif. E-Jurnal Akuntansi, 32(5), 1332.
Sugiarto. (2002).Pengantar Akuntansi. Jakarta:Pusat Prnerbitan Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai