POLICY BRIEF
Executive Summary
Perkembangan ekonomi digital telah banyak membuka pintu perubahan bagi
berbagai sektor industri, sebagaimana pada policy brief ini yang akan memfokuskan
terhadap perkembangan digitalisasi ekonomi di sektor keuangan khususnya di
sektor layanan perbankan di Indonesia.
Melihat pada perkembangan sektor layanan perbankan dari masa ke masa, dapat
digambarkan sebagai berikut:
AUTOMATED INTERNET
DIGITAL BANKING
TELLER MACHINE BANKING
Saat ini, perkembangan terbaru layanan perbankan melalui digital banking sudah
diterapkan di Indonesia, dengan penawaran produk layanan seperti ECOSYSTEM
AND INTEGRATION BANKING CHANNEL dan DIGITAL CREDITS AND LOANS,
yang semuanya dengan mudah dapat diakses melalui inovasi layanan mobile
banking.1
1
Bank Rakyat Indonesia (BRI), “Digital Banking”, https://bri.co.id/digital-banking.
2
Varda Sardana, Shubham Singhania, “Digital Technology in the realm of banking: A review of literature”,
International Journal of Research in Finance and Management, vo. 1, no. 2 (2018): 30,
https://www.researchgate.net/profile/Shubham-Singhania/publication/329514279_Digital_Techn
ology_in_the_Realm_of_Banking_A_Review_of_Literature/links/5c18dda64585157ac1cb26ba/ Digital-
Technology-in-the-Realm-of-Banking-A-Review-of-Literature.pdf.
3
Ibid.
Namun, regulasi yang mengatur digital banking di Indonesia belumlah komprehensif
dan efektif dalam memberikan kepastian hukum terkait dengan peraturan
perundang-undangan dalam lingkup layanan perbankan seperti halnya pengaturan
bank konvensional yang sudah diatur dalam Undang-Undang Perbankan, mengingat
sampai saat ini regulasi yang secara khusus mengatur hanyalah Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan Nomor 12/POJK.03/2018 tentang Penyelenggaraan Layanan
Perbankan Digital oleh Bank Umum (POJK 12/POJK.03/2018). 4 Dalam POJK a quo
tidak mengatur mengenai bentuk usaha dari bank umum, adanya batasan terhadap
klasifikasi kelompok usaha bank yang dapat berinovasi dalam digital banking, dan
terdapat apek-aspek penting dalam Undang-Undang Perbankan yang belum
dilakukan adaptasi ke model digital banking.5
Oleh karena itu, melalui policy brief ini, penulis akan melakukan pembahasan
berkaitan dengan permasalahan di atas, dengan harapan untuk dapat menemukan
solusi yang dapat direkomendasikan, yaitu adanya pelaksanakan reformasi hukum
Undang-Undang Perbankan dengan merancang sebuah regulatory framework yang
nantinya mengatur berkaitan dengan aplikasi dan adaptasi aspek-aspek dalam
Undang-Undang Perbankan ke model digital banking, sehingga terdapat satu
payung hukum yang jelas dan efektif mengenai perbankan dan perbankan digital,
yang pada akhirnya menciptakan kepastian hukum.
Latar Belakang
Dalam policy brief ini, penulis mengangkat permasalahan sebagai berikut:
6
Annisa Sulistyo Rini, “Lagi Ngetren, Apa Sih Pengertian Bank Digital? Ini Penjelasannya”,
https://m.bisnis.com/finansial/read/20211028/90/1459316/lagi-ngetren-apa-sih-pengertian-bankdigital-ini-
penjelasannya.
7
Roberto Akyuwen, Lebih Mengenal Digital Banking: Manfaat, Peluang, dan Tantangan, (Jakarta: Sekolah
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, 2020), 146.
3. Tingkat Kepuasan Responden terhadap Layanan Digital Banking
Akan tetapi, menjadi sebuah pemahaman, bahwa POJK a quo hanyalah baru
sekedar mengatur yang berkaitan dengan mekanisme penyelenggaraan
layanan perbankan digital oleh bank umum, sedangkan tidak mengatur
mengenai keseluruhan dari konsep layanan digital banking dan keseluruhan
yang diperlukan oleh bank umum untuk mengakomodir perkembangan
layanan digital banking.
Oleh karena itu, perlu adanya sebuah upaya reformasi dengan melakukan
perubahan terhadap Undang-Undang Perbankan melalui rancangan
regulatory framework. Diketahui bahwa dalam melakukan rancangan
peraturan perundang-undangan, harus sesuai dengan ketentuan dalam
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan. Pasal 10 ayat (1) UU a quo, menyatakan bahwa
dalam melaksanakan rancangan undang-undang, terdapat materi muatan
yang harus diatur dalam undang-undang, yaitu:
1. pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. perintah suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-
Undang;
3. pengesahan perjanjian internasional tertentu;
4. tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi; dan/atau
5. pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat
Referensi
Bank Rakyat Indonesia (BRI), “Digital Banking”, https://bri.co.id/digital-banking.
Annisa Sulistyo Rini, “Lagi Ngetren, Apa Sih Pengertian Bank Digital? Ini
Penjelasannya”, https://m.bisnis.com/finansial/read/20211028/90/1459316/lagi-
ngetren-apa-sih-pengertian-bankdigital-ini-penjelasannya.
Notee:
- Rekomendasi
- Persoalan Perbankan