1, Januari 2023
E-ISSN: XXXX-XXXX
DOI: doi-No.
Received: dd/mm/yyyy, Revised: dd/mm/yyyy, Publish: dd/mm/yyyy
Abstract:
The process of providing credit is now can be done easily through the presence of BRILink
agents with additional facilities besides payment points namely as partners of ultra micro loans which
are now popularly known as UMi Partners, which is BRILink agents can distribute micro loans with
a loan range of 1 up to 5 million. The study used the Exponential Comparison Method (MPE) to
determine lending decisions in order to optimize all existing information systems with the
implementation of systems that can be used and applied by UMi partners to improve the process of
granting creditworthiness to partners. The system used the NetBeans IDE with Java programming.
The results of the calculations was precisely calculated by the system according to the manual
calculations that have been carried out so that the results can be applied properly so as to produce
creditworthiness which helps the loan granting process.
Abstract:
Proses pemberian kredit kini dapat dilakukan dengan mudah dan dekat melalui keberadaan agen
BRILink dengan fasilitas tambahan selain payment point, yakni sebagai mitra dari pinjaman ultra
mikro yang kini marak dengan sebutan Mitra UMi, dimana agen BRILink dapat menyalurkan
pinjaman mikro dengan range pinjaman 1 s/d 5 juta. Hal ini dilakukan manajemen sebagai program
inklusi keuangan dan sebagai revitalisasi kerja di seluruh unit kerja opersional (UKO). Penelitian ini
menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) untuk menentukan keputusan pemberian
kredit guna mengoptimalkan seluruh sistem informasi yang ada dengan implementasi sistem yang
dapat digunakan dan dijalankan oleh mitra UMi untuk menyempurnakan proses pemberian
kelayakan kredit kepada mitranya. Sistem menggunakan IDE NetBeans dengan pemprograman Java.
Hasil perhitungan yang dilakukan oleh sistem sudah sesuai dengan perhitungan manual yang telah
dilakukan sehingga hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dengan baik sehingga menghasilkan
kelayakan kredit yang membantu proses pemberian kredit.
PENDAHULUAN
1|Page
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023
Dalam pemulihan pasca pandemi (Covid-19) menyerang negara ini, perekonomian nasional menjadi
salah satu yang berdampak yang imbas nya sangat dirasakan oleh para pelaku UMKM yang menjadi
salah satu faktor penggerak perekonomian nasional (Bhrigu K Lahkar, 2019). Pelaku UMKM selain
dapat menjadi penggerak perekonomian nasional, sektor ini juga dapat membantu menyerap
lapangan pekerjaan bagi masyarakat, meningkatan inovasi yang optimal dapat membantu negara
meningkatkan aktivitas ekspor kenegara lain.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada masa pandemi terbukti teruji mampu melewati
masa krisis yang tidak berpengaruh besar terhadap krisis global yang melanda di semua negara di
dunia(Sani & Wiliani, 2019). Sektor ini lah yang dilirik pemerintah dan menjadi concern dalam
kemajuan perekonomian nasional yang saat ini dikembangkan oleh pemerintah karena diyakini dapat
memberikan kontribusi yang luar biasa dalam upaya mengejar ketertinggalan Indonesia
dibandingkan negara tetangga lainnya dalam hal pembiayaan.
Pengembangan yang dilakukan saat ini adalah dibuatnya program pembiayaan sebagai Salah satu
bentuk upaya pemerintah dalam mendukung perkembangan UKM yang sudah dijalankan yaitu
pemberian bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada para pelaku UKM, dimana penyalurannya
bekerja sama dengan beberapa bank(Ningrum et al., 2019). Selain KUR hadir pula pembiayaan Ultra
Mikro (UMi) sebagai bentuk pemberian kredit yang di sasarkan kepada UMKM dasar dengan
kebutuhan modal kerja yang lebih sedikit namun dirasa efektif dalam mepertahankan perekonomian
nasinal. Pembiayaan Utra Mikro atau yang disingkat dengan UMi adalah sebuah program lanjutan
yang menyasar usaha mikro pada lapisan terbawah yang belum bias diberikan fasilitas perbankan
malalui program yang sudah ada yakni, KUR (Kredit Usaha Rakyat)(Sudayanto, Ragimun, dan
Rahma, 2011).
Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur efektifitas agen BRILink (lakupandai) sebagai penyalur
kredit Ultra Mikro (UMi) sesuai dengan program pemerintah dan lembaga penyedia kredit dalam
pembiayaan kredit yang dapat menggerakan perekonomian nasional melalui revitalisasi
pemberdayaan para mitra penyalur kredit ultra mikro dengan Mengukur efektifitas mitra penyalur
kredit Ultra Mikro (UMi)(Ilmi et al., 2017) dengan kemampuan non-IT untuk melihat seberapa besar
kelayakan kredit yang disalurkan oleh mitra UMi dengan mitigasi resiko yang dapat dideteksi
melalui penerapan metode perbandingan eksponensial (MPE)(Mas’ud Effendi, Fitriyah, 2017)
Agen lakupandai merupakan pengembangan Bank yang dapat melakukan layanan branchless
banking yang merupakan layanan bank tanpa kantor dengan tidak melalui jaringan kantor melainkan
mempergunakan tehnologi informasi dalam operasionalnya serta membutuhkan kerjasama dari
pihak lain yaitu agen sebagai kepanjangan tangan dari bank untuk memberikan layanan perbankan
pada masyarakat yang belum mengenal, menggunakan dan atau mendapatkan layanan perbankan
dan layanan keuangan lainnya (Aster Kusumawati, 2015)
TINJAUAN LITERATUR
Definisi Laku Pandai (Agen BRILink)
Penelitian dari (Dikdik Tandika & Sevriana, 2017) menjelaskan sejauh ini hanya terdapat dua
alternatif layanan keuangan bagi daerah dengan karakteristik yang dijelaskan sebelumnya. Layanan
keuangan yang pertama adalah Koperasi dan yang kedua adalah Layanan Bank Keliling. Koperasi
Unit Desa menurut warga lebih aktif memfasilitasi produk simpan pinjam, sementara itu Bank
Keliling memfasilitasi urusan hutang. Kondisi tersebut menyebabkan potensi dana masyarakat yang
tidak terserap oleh bank. Akhir maret 2015, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) meresmikan penerapan
program laku pandai sebagai solusi agar potensi dana masyarakat dapat terserap oleh perbankan.
Istilah kerennya perbankan bergerak aktif menjemput "bola".
2|Page
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023
Bentuk Program Laku pandai adalah Bank menunjuk nasabahnya yang loyal yang berdomisili di
daerah tertentu menjadi agen atau perwakilan bank dalam memberikan layanan perbankan (saat ini
meliputi layanan menabung, transfer, membayar tagihan) kepada masyarakat sekitar hanya dengan
spanduk sebagai penanda lokasi program laku pandai. Program Laku Pandai atau Layanan
Perbankan tanpa kantor merupakan bentuk ekspansi bank dengan investasi berbiaya rendah. Sebagai
tahap awal dari rencana 17 bank yang akan menjalankan program ini, bank yang mendapatkan izin
dari OJK untuk menjalankan program ini baru ada empat, yakni BCA, BRI, BTPN, dan Bank
Mandiri. BCA menjalankan program ini dengan investasi Rp 10,6 Miliar untuk mempekerjakan
3.000 agen. Sementara untuk mendirikan 3.000 kantor baru dibutuhkan investasi mencapai Rp 3
Triliun.
METODE
Keranga konseptual pada kegiatan pembiayaan kredit ultra mikro diatas oleh lembaga pembiayaan
yang bersifat brachless melalui laku pandai sebagai mitra dari pihak Bank, khususnya Agen
3|Page
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023
BRILink sebagai upaya penyaluran kredit yang efektif untuk para pelaku UMKM dengan produk
pinjaman Ultra Mikro (UMi) yang disalurkan secara digital dengan aplikasi BRILnk Mobile.
4|Page
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023
5|Page
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023
2. Menentukan derajat tingkat kepentingan relatif dari setiap kriteria keputusan Penentuan nilai
dan bobot berdasarkan derajat kepentingan di mitra UMi dan berdasarkan data primer yang ada
pada BRISPOT pemrakarsa di unit kerja binaan, seperti pada Tabel 2
6|Page
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023
7|Page
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023
Gambar 5 menjelaskan tahap desain berikutnya yaitu rancangan antar muka dimana desain
ini akan tampil sebagai sebuah tampilan antar muka dari program yang akan digunakan, ini
memudahkan proses desain yang dibuat lebih dipahami oleh pembuatnya dan dapat dioperasikan
dengan mudah oleh penggunanya (user-friendly)
Tampilan antar muka ini menjadi proses akhir perhitungan dimana pada tahapan ini sistem akan
menampilkan hasil dari proses hitung yang ada sesuai masukan (input) pada data calon debitur yang
akan akan diberikan kredit. Pada Proses ini inidikator kelayakan akan muncul sesuai dengan rentan
angka yang telah ditentukan yang akan membantu mitra UMi apakah calon debitur yang datang pada
proses pemberian kredit ini dirasa layak, dipertimbangkan atau tidak layak untuk diproses ketahapan
hasil seperti pada Gambar 7
Implementasi
Implementasi ini adalah tahap dimana seluruh desain yang sebelumnya sudah dibuat diubah
menjadi kode-kode program. Kode yang dihasilkan masih berbentuk modul-modul yang harus
digabungkan di tahap selanjutnya.
8|Page
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023
Kehidupan Bertetangga 2 3 2
Sumber Pendapatan 2 3 3
Penghasilan perbulan 2 3 3
Legalitas Usaha 3 3 3
9|Page
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023
10 | P a g e
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibuat sesuai dengan judul penulisan diatas mengenai
sistem pendukung kelayakan kredit menggunakan metode perbandingan eksponensial (MPE),
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem pendukung keputusan penentuan pemberian kredit pada mitra UMi menggunakan
metode perbandingan eksponensial (MPE) ini dapat dibuat berdasarkan kriteria-kriteria yang
ada, yaitu : Kehidupan bertetangga, tujuan penggunaan kredit, sumber pendapatan, penghasilan,
status kepemilikan rumah, agunan, legalitas usaha, rencana pinjam,usaha sampingan hingga
status perkawinan dan kriteria lain yang dapat diginakan sebagai variabel lainnya. Selain itu,
sub kriteria sebagai alternatif pilihan menjadi dasar data yang penting dalam penentuan
pemberian kredit.
2. Penulisan ini dibuat dengan metode yang sistematis dan berurutan sehingga menghasilkan
sistem pendukung keputusan penentuan kelayakan kredit ini sesuai dengan harapan yang dapat
dimanfaatkan penggunanya sebagai early system warning (EWS) pada proses pemberian kredit,
sehingga memudahkan mitra UMi dalam pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhannya
masing-masing sebagai upaya peningkatan iklusi keuangan para pelaku UMKM.
3. Hasil keluaran perhitungan MPE dengan penerapan SDLC Waterfall dengan implementasi
kedalam sistem dihasilkan perhitungan sebagai berikut : perhitungan manual dari alternatif 3
(tiga) calon debitur dihasilkan nilai 45, 110 dan 98 dengan keterangan kelayakan masing-masing
tidak layak, layak dan dipertimbangan. Hitungan tersebut sesuai dengan hitungan pada sistem
yang menampilkan proses hitung sesuai pada gambar 49.b
4. Aplikasi yang dibangun dapat berjalan baik dan sesuai dengan tujuan penelitian seperti pada
table 4.33 dan dapat membantu terbentuknya pola kerja yang tersistem dan rapi agar terbentuk
efektifitas penyaluran kredit dengan SLA yang lebih singkat dan dapat bersaing dengan para
pemberi kredit informal seperti rentenir dan lintah darat.
DAFTAR PUSTAKA
Aster Kusumawati. (2015). Tanggung jawab agen kepada nasabah penyimpan dan simpanannya
terhadap layanan perbankan. Universitas Brawijaya, November 2014.
Bhrigu K Lahkar. (2019). Strategi Bisnis oleh UMKM di Nagari Pandai Sikek. 23(3), 2019.
Dikdik Tandika, O. :, & Sevriana, L. (2017). ADOPSI TERHADAP INOVASI: KAJIAN
KONSEPTUAL IMPLEMENTASI PROGRAM LAKU PANDAI PADA LAYANAN BRILink. 53–
11 | P a g e
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023
64.
Hia, V. D. P., Handaka, R. D., & Zega, Y. T. (2021). Pengaruh Pembiayaan Ultra Mikro (UMi)
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Melalui Pertumbuhan Produksi Industri Mikro dan
Kecil.
Ilmi, Y. S., Zulkarnain, & Dayati, U. (2017). Model Diamond dalam Pembinaan Karang Taruna.
Jurnal Pendidikan, 2(8), 1065–1070.
Mafiroh, A., & Triyono, T. (2018). PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN MEKANISME
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP FINANCIAL DISTRESS (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014). Riset
Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 1(1), 46–53. https://doi.org/10.23917/reaksi.v1i1.1956
Mas’ud Effendi, Fitriyah, U. E. (2017). I Dentifikasi J Enis Dan M Utu T Eh M Enggunakan P
Engolahan C Itra D Igital Dengan. Jurnal Teknotan, 11(2), 67–76.
Ningrum, E. P., Yoganingsih, T., Ratriningtyas, N., Winarso, W., & Setyawati, N. W. (2019).
Pelatihan Pembukuan Sederhana, Sosialisasi Perpajakan dan Pengelolaan Manajemen Bagi
UMKM Ibu-Ibu Catering Perumahan Jatimulya RW. 012. Jurnal ABDIMAS (Pengabdian
Kepada Masyarakat) UBJ, 2(2), 126–130.
Regita, M., Risdiana, A., & Arifin, A. K. (2022). Perancangan Aplikasi Sistem Manajemen
Penjualan Berbasis Java Netbeans pada Toko Apara Jaya Perkasa Depok. Jurnal Riset Dan
Aplikasi Mahasiswa Informatika (JRAMI), 3(02), 322–329.
https://doi.org/10.30998/jrami.v3i02.4429
Sani, A., & Wiliani, N. (2019). Faktor Kesiapan Dan Adopsi Teknologi Informasi Dalam Konteks
Teknologi Serta Lingkungan Pada Umkm Di Jakarta. JITK (Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan
Teknologi Komputer), 5(1), 49–56. https://doi.org/10.33480/jitk.v5i1.616
Sudayanto, Ragimun, dan Rahma, R. (2011). Starategi pemberdayaan UMKM menghadapi pasar
bebas ASEAN. Universitas Negeri Jember, 1(UMKM menghadapi pasar bebas ASEAN), 1.
http://jurnal.unpad.ac.id/sosiohumaniora/article/view/12249/6227
Syafitri, V. E., & Hasugian, H. (2020). Penerapan Metode Perbandingan Eksponensial (Mpe)
Sebagai Alternatif Untuk Menunjang Pemilihan Karyawan Terbaik Pada Pd. Tiaramas
Glassindo. IDEALIS : InDonEsiA JournaL Information System, 3(1), 56–62.
https://doi.org/10.36080/idealis.v3i1.1505
12 | P a g e