Anda di halaman 1dari 12

INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No.

1, Januari 2023

E-ISSN: XXXX-XXXX
DOI: doi-No.
Received: dd/mm/yyyy, Revised: dd/mm/yyyy, Publish: dd/mm/yyyy

SISTEM PENDUKUNG KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT ULTRA


MIKRO DENGAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL

Ninuk Wiliani1, Mulyana Adi Saputra2


1
Sistem dan Teknologi Informasi, ninukwiliani@cyber-univ.ac.
1
Sistem dan Teknologi Informasi, mulya.adi.putra@gmail.com

Korespondensi: Ninuk Wiliani1

Abstract:
The process of providing credit is now can be done easily through the presence of BRILink
agents with additional facilities besides payment points namely as partners of ultra micro loans which
are now popularly known as UMi Partners, which is BRILink agents can distribute micro loans with
a loan range of 1 up to 5 million. The study used the Exponential Comparison Method (MPE) to
determine lending decisions in order to optimize all existing information systems with the
implementation of systems that can be used and applied by UMi partners to improve the process of
granting creditworthiness to partners. The system used the NetBeans IDE with Java programming.
The results of the calculations was precisely calculated by the system according to the manual
calculations that have been carried out so that the results can be applied properly so as to produce
creditworthiness which helps the loan granting process.

Keywords: UMi Partners, Exponential Comparison Method, Credit Eligibility

Abstract:
Proses pemberian kredit kini dapat dilakukan dengan mudah dan dekat melalui keberadaan agen
BRILink dengan fasilitas tambahan selain payment point, yakni sebagai mitra dari pinjaman ultra
mikro yang kini marak dengan sebutan Mitra UMi, dimana agen BRILink dapat menyalurkan
pinjaman mikro dengan range pinjaman 1 s/d 5 juta. Hal ini dilakukan manajemen sebagai program
inklusi keuangan dan sebagai revitalisasi kerja di seluruh unit kerja opersional (UKO). Penelitian ini
menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) untuk menentukan keputusan pemberian
kredit guna mengoptimalkan seluruh sistem informasi yang ada dengan implementasi sistem yang
dapat digunakan dan dijalankan oleh mitra UMi untuk menyempurnakan proses pemberian
kelayakan kredit kepada mitranya. Sistem menggunakan IDE NetBeans dengan pemprograman Java.
Hasil perhitungan yang dilakukan oleh sistem sudah sesuai dengan perhitungan manual yang telah
dilakukan sehingga hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dengan baik sehingga menghasilkan
kelayakan kredit yang membantu proses pemberian kredit.

Kata Kunci: Mitra UMi, Metode Perbandingan Eksponensial, Kelayakan Kredit

PENDAHULUAN

1|Page
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023

Dalam pemulihan pasca pandemi (Covid-19) menyerang negara ini, perekonomian nasional menjadi
salah satu yang berdampak yang imbas nya sangat dirasakan oleh para pelaku UMKM yang menjadi
salah satu faktor penggerak perekonomian nasional (Bhrigu K Lahkar, 2019). Pelaku UMKM selain
dapat menjadi penggerak perekonomian nasional, sektor ini juga dapat membantu menyerap
lapangan pekerjaan bagi masyarakat, meningkatan inovasi yang optimal dapat membantu negara
meningkatkan aktivitas ekspor kenegara lain.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada masa pandemi terbukti teruji mampu melewati
masa krisis yang tidak berpengaruh besar terhadap krisis global yang melanda di semua negara di
dunia(Sani & Wiliani, 2019). Sektor ini lah yang dilirik pemerintah dan menjadi concern dalam
kemajuan perekonomian nasional yang saat ini dikembangkan oleh pemerintah karena diyakini dapat
memberikan kontribusi yang luar biasa dalam upaya mengejar ketertinggalan Indonesia
dibandingkan negara tetangga lainnya dalam hal pembiayaan.
Pengembangan yang dilakukan saat ini adalah dibuatnya program pembiayaan sebagai Salah satu
bentuk upaya pemerintah dalam mendukung perkembangan UKM yang sudah dijalankan yaitu
pemberian bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada para pelaku UKM, dimana penyalurannya
bekerja sama dengan beberapa bank(Ningrum et al., 2019). Selain KUR hadir pula pembiayaan Ultra
Mikro (UMi) sebagai bentuk pemberian kredit yang di sasarkan kepada UMKM dasar dengan
kebutuhan modal kerja yang lebih sedikit namun dirasa efektif dalam mepertahankan perekonomian
nasinal. Pembiayaan Utra Mikro atau yang disingkat dengan UMi adalah sebuah program lanjutan
yang menyasar usaha mikro pada lapisan terbawah yang belum bias diberikan fasilitas perbankan
malalui program yang sudah ada yakni, KUR (Kredit Usaha Rakyat)(Sudayanto, Ragimun, dan
Rahma, 2011).
Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur efektifitas agen BRILink (lakupandai) sebagai penyalur
kredit Ultra Mikro (UMi) sesuai dengan program pemerintah dan lembaga penyedia kredit dalam
pembiayaan kredit yang dapat menggerakan perekonomian nasional melalui revitalisasi
pemberdayaan para mitra penyalur kredit ultra mikro dengan Mengukur efektifitas mitra penyalur
kredit Ultra Mikro (UMi)(Ilmi et al., 2017) dengan kemampuan non-IT untuk melihat seberapa besar
kelayakan kredit yang disalurkan oleh mitra UMi dengan mitigasi resiko yang dapat dideteksi
melalui penerapan metode perbandingan eksponensial (MPE)(Mas’ud Effendi, Fitriyah, 2017)
Agen lakupandai merupakan pengembangan Bank yang dapat melakukan layanan branchless
banking yang merupakan layanan bank tanpa kantor dengan tidak melalui jaringan kantor melainkan
mempergunakan tehnologi informasi dalam operasionalnya serta membutuhkan kerjasama dari
pihak lain yaitu agen sebagai kepanjangan tangan dari bank untuk memberikan layanan perbankan
pada masyarakat yang belum mengenal, menggunakan dan atau mendapatkan layanan perbankan
dan layanan keuangan lainnya (Aster Kusumawati, 2015)

TINJAUAN LITERATUR
Definisi Laku Pandai (Agen BRILink)
Penelitian dari (Dikdik Tandika & Sevriana, 2017) menjelaskan sejauh ini hanya terdapat dua
alternatif layanan keuangan bagi daerah dengan karakteristik yang dijelaskan sebelumnya. Layanan
keuangan yang pertama adalah Koperasi dan yang kedua adalah Layanan Bank Keliling. Koperasi
Unit Desa menurut warga lebih aktif memfasilitasi produk simpan pinjam, sementara itu Bank
Keliling memfasilitasi urusan hutang. Kondisi tersebut menyebabkan potensi dana masyarakat yang
tidak terserap oleh bank. Akhir maret 2015, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) meresmikan penerapan
program laku pandai sebagai solusi agar potensi dana masyarakat dapat terserap oleh perbankan.
Istilah kerennya perbankan bergerak aktif menjemput "bola".

2|Page
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023

Bentuk Program Laku pandai adalah Bank menunjuk nasabahnya yang loyal yang berdomisili di
daerah tertentu menjadi agen atau perwakilan bank dalam memberikan layanan perbankan (saat ini
meliputi layanan menabung, transfer, membayar tagihan) kepada masyarakat sekitar hanya dengan
spanduk sebagai penanda lokasi program laku pandai. Program Laku Pandai atau Layanan
Perbankan tanpa kantor merupakan bentuk ekspansi bank dengan investasi berbiaya rendah. Sebagai
tahap awal dari rencana 17 bank yang akan menjalankan program ini, bank yang mendapatkan izin
dari OJK untuk menjalankan program ini baru ada empat, yakni BCA, BRI, BTPN, dan Bank
Mandiri. BCA menjalankan program ini dengan investasi Rp 10,6 Miliar untuk mempekerjakan
3.000 agen. Sementara untuk mendirikan 3.000 kantor baru dibutuhkan investasi mencapai Rp 3
Triliun.

Ultra Mikro (UMi)


Menurut (Ilmi et al., 2017) Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) merupakan fasilitas pemberian pinjaman
dalam bentuk kredit konvensional maupun Syariah yang menyasar pengusaha ultra mikro. Program
ini bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses perolehan pinjaman modal bagi pelaku
usaha ultra mikro sekaligus memperlebar peluang usaha. Pembiayaan ini diharapkan dapat
mengatasi alasan utama terhambatnya pertumbuhan UMKM yaitu pembiayaan yang tidak memadai
oleh bank dan persyaratan agunan yang tinggi (Mafiroh & Triyono, 2018).
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 95/PMK.05/2018 tentang Pembiayaan Ultra
Mikro, pemerintah menetapkan Badan Layanan Umum Pusat Investasi Pemerintah (BLU PIP)
sebagai koordinator Pembiayaan UMi yang bertugas menghimpun dan menyalurkan dana.
Pembiayaan UMi disalurkan oleh Pusat Investasi Pemerintah (PIP) melalui Lembaga Keuangan
Bukan Bank (LKBB) yang terdiri atas PT. Pegadaian Persero, PT. Permodalan Nasional Madani
(PNM), dan PT. Bahana Artha Ventura (BAV). Masing- masing penyalur tersebut memiliki berbagai
skema penyaluran yang diterapkan tanpa mensyaratkan jaminan, memberi akses kepada pengusaha
ultra mikro untuk mendapatkan pinjaman, mendampingi dan menguatkan debitur untuk menekan
non-performing loan (NPL) (Hia et al., 2021).

MPE (Metode Perbandingan Eksponensial)


Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan
prioritas alternatif keputusan dengan kriteria. Pada prinsipnya MPE merupakan metode skoring
terhadap pilihan yang ada. Dengan perhitungan Eksponensial, perbedaan nilai antar kriteria dapat
dibedakan tergantung kepada kemampuan orang yang menilai (Syafitri & Hasugian, 2020).
𝑚

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (𝑇𝑁𝑖 ) = ∑ 𝑅𝐾𝑖𝑗 𝑇𝐾𝐾𝑗 … … … … … … … . . (1)


𝑗=𝑖

TNi = Total Nilai Alternatif ke-i


RKij = Derajat kepentingan alternatif kriteria ke-j pada pilihan putusan i
TKKj = Derajat kepentingan kriteria putusan ke-j, TKKj > 0, bulat
N = Jumlah pilihan keputusan dan
m = Total nilai alternatif ke-i

METODE
Keranga konseptual pada kegiatan pembiayaan kredit ultra mikro diatas oleh lembaga pembiayaan
yang bersifat brachless melalui laku pandai sebagai mitra dari pihak Bank, khususnya Agen

3|Page
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023

BRILink sebagai upaya penyaluran kredit yang efektif untuk para pelaku UMKM dengan produk
pinjaman Ultra Mikro (UMi) yang disalurkan secara digital dengan aplikasi BRILnk Mobile.

Gambar 1 Tahapan Pengembangan

Gambar 1 Tahapan Pengembangan memperlihatkan tahapan-tahapan yang digunakan dalam


pengembangan aplikasi penghitunga MPE menggunakan JAVA Netbeans. Tahapan yang
dilakukan sebagai berikut:
1. Requirement gathering and analysis
Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap untuk dianalisis dan mendefinisikan kebutuhan apa saja
yang harus dicapai oleh program. Informasi dapat diperoleh melalui wawancara, diskusi, atau
survey.
Fokus penelitian dari kasus yang di teliti meliputi analisis kendala dan tantangan dalam proses
pemberian kredit ultra mikro (UMi) yang menjadi kendala pada proses prakarsa pinjaman hingga
putusan diterima, dimana proses nya yang kurang efektif dan memerlukan waktu dengan SLA
(Service Level Agreement) yang relatif lebih lama.
Pada pelaksanaannya penilitian ini dibuat sebagai bahan evaluasi dari segi pengalaman pengguna
(user experience) pada pengguna aplikasi dan calon debitur kredit yang menggunakan fasilitas ultra
mikro. Dalam hal ini, penyaluran Ultra Mikro (UMi) awalnya dijalankan dan dapat dioperasikan
hanya kepada para petugas (mantri) pada fungsi bisnis mikro dengan implementasi dan penerapan
fungsi revitaliasi mantri antara lain :
a. Supervisi Agen BRILink
b. Pendampingan UMKM naik kelas
c. Digital Assitant (Penyuluh Digital) dan
d. Financial Advisor

4|Page
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023

2. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data-data primer dan
sekunder. Dimana data yang didperoleh merupakan data input dan data output pada aplikasi dan
sistem penunjang, wawancara kepada user maupun data pendukung lain yang dibutuhkan seperti :
a.Data Primer
Data primer yang digunakan berasal dari data pada aplikasi dan program yang digunakan oleh
pemrakarsa yakni aplikasi BRISPOT dan BRILink Mobile yang dimiliki oleh petugas kredit
(mantri) dan mitra Ultra Mikro (Agen BRILink). Data pendukung lain berupa aplikasi berbasis web
seperti : BRISPOT Web, application portal, web portal Kemendagri, dan BRINET web.
b.Data Sekunder
Pada data sekunder, data data pendukung berasal dari proses hasil observasi, dan wawancara
langsung kepada para mitra UMi dimana seluruh data yang terkumpul dikumpulkan sebagai bahan
evaluasi seberapa efektif penyaluran kredit ultra mikro untuk disalurkan kepada calon debitur yang
membutuhkan pembiayaan modal usaha dengan akses yang lebih mudah tanpa harus ke bank
dengan tujuan meningkatkan inklusi keuangan di zaman modern saat ini.
2. Design
Melakukan perancangan desain perangkat lunak sebagai perkiraan sebelum dibuatnya kode. Desain
sistem dapat dibuat menggunakan Flowchart, Mind Map, atau Entity Relationship Diagram (ERD).
Jika ingin menerapkan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) pada sistem pendukung
keputusan pemberian pinjaman terdapat beberapa tahapan yaitu:
1. Menentukan kriteria atau perbandingan relatif dari kriteria keputusan yang penting untuk
dievaluasi dapat dilihat di Tabel 1
Tabel 1. Penentuan Kriteria dan sub Kriteria Penilaian
Kriteria Sub Kriteria
Tujuan Ajukan Kredit - Berbaur
- Tidak berbaur
Tujuan Ajukan Kredit - Modal Usaha
- Investasi
- Konsumtif
Sumber Pendapatan - Dari Usaha
- Gaji
- Pensiun
Penghasilan perbulan - > 10 Juta s.d 50 juta
- > 5 juta s.d 10 juta
- S.d 5 juta
Status Kepemilikan Rumah - Milik sendiri
- Milik Orang tua
- Sewa
Agunan / jaminan - Barang Tidak bergerak
- Barang bergerak
- Tidak ada
Legalitas Usaha - Legalitas usaha kelurahan
- Legalitas usaha RT/RW
Rencana Pengambilan - 1 s.d 5 jt
Pinjaman - > 5 jt s.d 10 jt
Usaha Sampingan - Ada
- Tidak ada
Status perkawinan - Lajang
- Menikah

5|Page
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023

2. Menentukan derajat tingkat kepentingan relatif dari setiap kriteria keputusan Penentuan nilai
dan bobot berdasarkan derajat kepentingan di mitra UMi dan berdasarkan data primer yang ada
pada BRISPOT pemrakarsa di unit kerja binaan, seperti pada Tabel 2

Tabel 2. Alternatif perancangan nilai dan bobot perhitungan

Kriteria Sub Kriteria Nilai Bobot

Kehidupan Bertetangga • Berbaur - 3 3


• Tidak berbaur - 2
- 1
Tujuan Ajukan Kredit • Modal Usaha - 3 3
• Investasi - 2
• Konsumtif - 1
Sumber Pendapatan • Dari Usaha - 3 3
• Gaji - 2
• Pensiunan - 1
Penghasilan perbulan • > 10jt s.d 50jt - 3 3
• > 5jt s.d 10jt - 2
• S.d 5jt - 1
Status Kepemilikan Rumah • Milik Sendiri - 3 2
• Milik orang tua - 2
• Sewa - 1
Agunan/Jaminan • Barang Tidak bergerak - 3 2
• Barang Bergerak - 2
• Tidak ada - 1
Legalitas Usaha • Legalitas usaha Kelurahan - 3 2
• Legalitas usaha RT/RW - 2
Rencana Pengambilan Pinjaman • 1 s.d 5 jt - 3 1
• >5jt s.d 10jt - 2
Usaha Sampingan • Ada - 3 1
• Tidak ada - 2
Status Perkawinan • Lajang - 3 1
• Menikah - 2

3. Menghitung skor nilai total skor setiap alternatif dan mengurutkannya


Nilai total setiap alternatif dikategorikan menjadi layak, dipertimbangkan, dan tidak layak.
Rentang nilai total seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Kategori nilai alternatif tingkat keterangan


Tingkat Keterangan Nilai
1 Tidak layak < 50
2 Dipertimbangkan 50-100
3 Layak > 100
Membuat Usecase
Gambar 3 merupakan tahapan desain yang saling berkaitan adanya pembuatan usecase untuk
menggambarkan scenario sebuah proses itu berjalan, actor yang terlibat dan tugas serta kaitannya
dengan sistem yang digunakan, berikut merupakan diagram usecase pada proses prakarsa yang
dilakukan oleh Mitra UMi.

6|Page
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023

Gambar 3 Diagram use case prakarsa oleh mitra UMi

Diagram ERD pada Meode Perpandingan Eksponensial (MPE)


Gambar 4 merupakan diagram ERD yang menggambarkan entity-relationship model yang
merupakan gabungan konsep entitas, atribut, dan hubungan antar entitas, dan entitas dalam ERD
yang merepresentasikan proses prakarsa kredit yang dilakukan oleh mitra UMi kepada calon debitur
kreditnya.

Gambar 4. Rancangan interface (Antar Muka)

7|Page
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023

Gambar 5 menjelaskan tahap desain berikutnya yaitu rancangan antar muka dimana desain
ini akan tampil sebagai sebuah tampilan antar muka dari program yang akan digunakan, ini
memudahkan proses desain yang dibuat lebih dipahami oleh pembuatnya dan dapat dioperasikan
dengan mudah oleh penggunanya (user-friendly)

Gambar 5. Tampilan antarmuka proses analisa calon debitur

Tampilan antar muka sub variable ditunjukkan pada Gambar 6

Gambar 6 Tampilan sub variable yang berisi pilihan berupa combobox

Tampilan antar muka ini menjadi proses akhir perhitungan dimana pada tahapan ini sistem akan
menampilkan hasil dari proses hitung yang ada sesuai masukan (input) pada data calon debitur yang
akan akan diberikan kredit. Pada Proses ini inidikator kelayakan akan muncul sesuai dengan rentan
angka yang telah ditentukan yang akan membantu mitra UMi apakah calon debitur yang datang pada
proses pemberian kredit ini dirasa layak, dipertimbangkan atau tidak layak untuk diproses ketahapan
hasil seperti pada Gambar 7
Implementasi
Implementasi ini adalah tahap dimana seluruh desain yang sebelumnya sudah dibuat diubah
menjadi kode-kode program. Kode yang dihasilkan masih berbentuk modul-modul yang harus
digabungkan di tahap selanjutnya.

8|Page
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023

Gambar 7 Tampilan proses hasil Proses


Integration & testing
Di tahap ini dilakukan penggabungan modul-modul yang sudah dibuat sebelumnya dan melakukan
pengujian untuk mengetahui apakah perangkat lunak yang dibuat telah sesuai dengan desain dan
fungsinya atau tidak.sesuai.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Implementasi MPE (Metode Perhitungan Eksponensial)
Implementasi Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) menggunakan kriteria kehadiran ditempat
kerja, ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas, tanggung jawab dan profesionalitas dalam
bekerja, kejujuran, dan komunikasi pada kustomer. Laporan yang dihasilkan dalam sistem ini adalah
cetak karyawan terbaik yang akan diserahkan langsung secara pribadi kepada karyawan yang terpilih
sebagai karyawan terbaik, laporan hasil karyawan terbaik yang menampilkan nilai data karyawan
beserta keterangan terpilihnya karyawan menjadi karyawan terbaik atau tidak terpilih, laporan
history nilai karyawan, dan laporan history karyawan terbaik dari tiap periode.
Menyusun alternatif-alternatif keputusan yang akan dipilih
Contohnya terdapat tiga alternatif yang berpotensi mendapatkan pinjaman, berikut ini adalah daftar
alternatif calon debitur yang akan mendapatkan pinjaman, seperti pada Tabel 4
Tabel 4. Daftar alternatif
Kriteria Cadeb 1 Cedeb 2 Cadeb 3

Kehidupan Bertetangga 2 3 2

Tujuan Ajukan Kredit 1 2 2

Sumber Pendapatan 2 3 3
Penghasilan perbulan 2 3 3

Status Kepemilikan Rumah 1 2 2


Agunan/Jaminan 2 1 3

Legalitas Usaha 3 3 3

Rencana Pengambilan Pinjaman 2 2 2


Usaha Sampingan 2 3 2
Status Perkawinan 2 2 2

Menghitung skor nilai total setiap alternatif dan mengurutkannya


Proses perhitungan ini berdasarkan rumus :
Total nilai untuk Calon Debitur 1 :
TN1 = (23)+(13)+(23)+(23)+(12)+(22)+(32)+(21)+(21)+ (21)
= 8 + 1 + 8 + 8 + 1 + 4 + 9 + 2 + 2 + 2 = 45

9|Page
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023

Total nilai untuk Calon Debitur 2 :


TN2 = (33)+(23)+(33)+(33)+(22)+(12)+(32)+(21)+(31)+(21)
= 27 + 8 + 27 + 27 + 4 + 1 + 9 + 2 + 3 + 2 = 110
Total nilai untuk Calon Debitur 3 :
TN3 = (23)+(23)+(33)+(33)+(22)+(32)+(32)+(21)+(21)+(21)
= 8 + 8 + 27 + 27 + 4 + 9 + 9 + 2 + 2 + 2 = 98
Dari perhitungan di atas, dapat dirangking berdasarkan nilai yang diperoleh.
Urutan Perolehan nilai adalah sebagai berikut :
1. Calon Debitur 1, dengan nilai 45
2. Calon Debitur 2, dengan nilai 110
3. Calon Debitur 3, dengan nilai 98
Dari total nilai tersebut didapatkan :
1. Calon Debitur 1, dinilai Tidak layak mendapatkan pinjaman dengan total skor <50
2. Calon Debitur 2, dinilai Layak mendapatkan pinjaman dengan total skor >100,
3. Calon Debitur 3, dinilai Dipertimbangkan mendapatkan pinjaman dengan total skor
diantara 50-100
Dimana jika dilihat dari tingkat keterangan hasil proses hitung dari calon peminjam berikut maka
disimpulkan pada Tabel 5.

Tabel 5 Hasil penilaian dengan keterangan kelayakan prakarsa kredit

Tingkat Keterangan Nilai Calon Deb.


1 Tidak layak < 50 1
2 Dipertimbangkan 50-100 3
3 Layak > 100 2

Tahap Pengujian dan Verifikasi


Pada tahapan terakhir metode perancangan sistem informasi, pengjuian terhadap program yang
dibuat haruslah dapat dijalankan sebagaimana mestinya sesuai dengan desain dan rancangan yang
ditulis. Tahap ini juga menjadi indikasi perhitungan program ini dibuat, apakah berjalan sesuai
dengan harapan ataukah masih ditemukan kesalahan-kesalahan yang perlu diperbaiki. Jika ya, maka
harus disusun ulang kembali tahapan mana yang harus diperbaiki. Namun sebaliknya, jika program
yang telah dibuat berjalan dengan baik, maka penelitian ini disebut berhasil (running), sehingga
dapat digunakan untuk dilanjutkan ketahapan berikutnya, yakni pengujian pada user.
Selanjutnya, akan diharapkan akan terus dievaluasi untuk dapat leboh matang dan kompleks lagi
sebagai tahapan penyempurnaan sistem ini dibuat. Berikut adalah tampilan pada tahap pengujian
atau tahap pengetestan program yang telah dibuat

10 | P a g e
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023

Gambar 7. Tampilan Program

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibuat sesuai dengan judul penulisan diatas mengenai
sistem pendukung kelayakan kredit menggunakan metode perbandingan eksponensial (MPE),
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem pendukung keputusan penentuan pemberian kredit pada mitra UMi menggunakan
metode perbandingan eksponensial (MPE) ini dapat dibuat berdasarkan kriteria-kriteria yang
ada, yaitu : Kehidupan bertetangga, tujuan penggunaan kredit, sumber pendapatan, penghasilan,
status kepemilikan rumah, agunan, legalitas usaha, rencana pinjam,usaha sampingan hingga
status perkawinan dan kriteria lain yang dapat diginakan sebagai variabel lainnya. Selain itu,
sub kriteria sebagai alternatif pilihan menjadi dasar data yang penting dalam penentuan
pemberian kredit.
2. Penulisan ini dibuat dengan metode yang sistematis dan berurutan sehingga menghasilkan
sistem pendukung keputusan penentuan kelayakan kredit ini sesuai dengan harapan yang dapat
dimanfaatkan penggunanya sebagai early system warning (EWS) pada proses pemberian kredit,
sehingga memudahkan mitra UMi dalam pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhannya
masing-masing sebagai upaya peningkatan iklusi keuangan para pelaku UMKM.
3. Hasil keluaran perhitungan MPE dengan penerapan SDLC Waterfall dengan implementasi
kedalam sistem dihasilkan perhitungan sebagai berikut : perhitungan manual dari alternatif 3
(tiga) calon debitur dihasilkan nilai 45, 110 dan 98 dengan keterangan kelayakan masing-masing
tidak layak, layak dan dipertimbangan. Hitungan tersebut sesuai dengan hitungan pada sistem
yang menampilkan proses hitung sesuai pada gambar 49.b
4. Aplikasi yang dibangun dapat berjalan baik dan sesuai dengan tujuan penelitian seperti pada
table 4.33 dan dapat membantu terbentuknya pola kerja yang tersistem dan rapi agar terbentuk
efektifitas penyaluran kredit dengan SLA yang lebih singkat dan dapat bersaing dengan para
pemberi kredit informal seperti rentenir dan lintah darat.

DAFTAR PUSTAKA
Aster Kusumawati. (2015). Tanggung jawab agen kepada nasabah penyimpan dan simpanannya
terhadap layanan perbankan. Universitas Brawijaya, November 2014.
Bhrigu K Lahkar. (2019). Strategi Bisnis oleh UMKM di Nagari Pandai Sikek. 23(3), 2019.
Dikdik Tandika, O. :, & Sevriana, L. (2017). ADOPSI TERHADAP INOVASI: KAJIAN
KONSEPTUAL IMPLEMENTASI PROGRAM LAKU PANDAI PADA LAYANAN BRILink. 53–

11 | P a g e
INNOTECH (Jurnal Ilmu Komputer, Sistem Informasi & Teknologi Informasi) Vol. 1, No. 1, Januari 2023

64.
Hia, V. D. P., Handaka, R. D., & Zega, Y. T. (2021). Pengaruh Pembiayaan Ultra Mikro (UMi)
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Melalui Pertumbuhan Produksi Industri Mikro dan
Kecil.
Ilmi, Y. S., Zulkarnain, & Dayati, U. (2017). Model Diamond dalam Pembinaan Karang Taruna.
Jurnal Pendidikan, 2(8), 1065–1070.
Mafiroh, A., & Triyono, T. (2018). PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN MEKANISME
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP FINANCIAL DISTRESS (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014). Riset
Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 1(1), 46–53. https://doi.org/10.23917/reaksi.v1i1.1956
Mas’ud Effendi, Fitriyah, U. E. (2017). I Dentifikasi J Enis Dan M Utu T Eh M Enggunakan P
Engolahan C Itra D Igital Dengan. Jurnal Teknotan, 11(2), 67–76.
Ningrum, E. P., Yoganingsih, T., Ratriningtyas, N., Winarso, W., & Setyawati, N. W. (2019).
Pelatihan Pembukuan Sederhana, Sosialisasi Perpajakan dan Pengelolaan Manajemen Bagi
UMKM Ibu-Ibu Catering Perumahan Jatimulya RW. 012. Jurnal ABDIMAS (Pengabdian
Kepada Masyarakat) UBJ, 2(2), 126–130.
Regita, M., Risdiana, A., & Arifin, A. K. (2022). Perancangan Aplikasi Sistem Manajemen
Penjualan Berbasis Java Netbeans pada Toko Apara Jaya Perkasa Depok. Jurnal Riset Dan
Aplikasi Mahasiswa Informatika (JRAMI), 3(02), 322–329.
https://doi.org/10.30998/jrami.v3i02.4429
Sani, A., & Wiliani, N. (2019). Faktor Kesiapan Dan Adopsi Teknologi Informasi Dalam Konteks
Teknologi Serta Lingkungan Pada Umkm Di Jakarta. JITK (Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan
Teknologi Komputer), 5(1), 49–56. https://doi.org/10.33480/jitk.v5i1.616
Sudayanto, Ragimun, dan Rahma, R. (2011). Starategi pemberdayaan UMKM menghadapi pasar
bebas ASEAN. Universitas Negeri Jember, 1(UMKM menghadapi pasar bebas ASEAN), 1.
http://jurnal.unpad.ac.id/sosiohumaniora/article/view/12249/6227
Syafitri, V. E., & Hasugian, H. (2020). Penerapan Metode Perbandingan Eksponensial (Mpe)
Sebagai Alternatif Untuk Menunjang Pemilihan Karyawan Terbaik Pada Pd. Tiaramas
Glassindo. IDEALIS : InDonEsiA JournaL Information System, 3(1), 56–62.
https://doi.org/10.36080/idealis.v3i1.1505

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai