Anda di halaman 1dari 17

MODUL

RAPAT / PERTEMUAN

Oleh :

Ria Hesvia, S.Pd

SMK HUMANIKA
Bogor 2023
PERTEMUAN / RAPAT
A. Pengertian pertemuan/rapat
Rapat adalah kumpulan atau kumpulan dalam suatu organisasi, perusahaan, instansi pemerintah
baik alam situasi formal maupun informal untuk membicarakan, merundingkan dan memecahkan
suatu masalah yang menyangkut kepentingan organisasi/perusahaan.

Pengertian rapat menurut para ahli...


ü Menurut Cut Rozanna
Dalam surat menyurat dan komunikasi, rapat adalah pertemuan antara para anggota di
lingkungan organisasi sendiri untuk merundingkan atau menyelesaikan suatu masalah yang
menyangkut kepentingan bersama.

ü Menurut Samsir Rambe


Dalam bukunya etika komunikasi mengatakan.
Rapat adalah kumpulan beberapa orang atau organisasi yang akan membicarakan suatu masalah
atau kepentingan bersama untuk memberikan penjelasan, memecahkan suatu persoalan dan
sekaligus mengadakan perundingan demi memperoleh suatu hasil yang di sepakati, di setujui
bersama.

Kesimpulan saya :
pertemuan merupakan tindakan atau proses berkumpul bersama yang diadakan
dalam suatu organisasi, perusahaan, instansi pemerintah baik dala situasi formal
maupun informal yang brtujuan untuk membicarakan, merundingkan, dan
memutuskan suatu masalah berdasarkan hasil kesepakatan bersama.

B. Fungsi pertemuan/rapat
1. Untuk memecahkan masalah
2. Untuk menyampaikan informasi
3. Sebagai forum demokrasi
4. Sebagai alat koordinasi yang baik antara peserta rapat (karyawan) dengan perusahaan/organisasi
5. Sebagai sarana bernegosiasi
C. Jenis-jenis pertemuan/rapat
Pertemuan terdiri atas beberapa jenis, tergantung cara pandangnya atau segi peninjauannya.

1. Berdasarkan Tujuan
Menurut tujuannya, rapat dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
a) Rapat penjelasan ( information conforence )
Rapat penjelasan adalah rapat yang diselengarakan untuk memberikan penjelasan kepada para
peserta rapat dari pimpinan.
b) Rapat pemecahan masalah ( problem solving conforence )
Rapat pemecahan masalah adalah rapat yang dilaksanakan untuk menemukan pemecahan
tentang suatu masalah yang sedang di hadapi .
c) Rapat perundingan ( negotiation conference )
Rapat perundingan adalah rapat yang diselengarakan dengan tujuan menghindarkan timbulnya
suatu perselisihan, mencari jalan tengah agar tidak merugikan kedua belah pihak .

2. Berdasarkan sifat
Menurut sifatnya, rapat dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
a) Rapat resmi ( formal meeting )
Rapat resmi adalah rapat yang dilaksanakan dengan suatu perencanaan terlebih dahulu,
sesuai dengan aturan yang berlaku.
b) Rapat tidak resmi ( informal meeting )
Rapat tidak resmi adalah rapat yang dilaksanakan tanpa suatu perencanaan yang bersifat
resmi.
c) Rapat terbuka
Rapat terbuka adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota organisasi dan materi yang
dibahas merupakan masalah-masalah yang tidak bersifat rahasia.
d) Rapat tertutup
Rapat tertutup adalah rapat yang hanya dihadiri oleh peserta rapat tertentu saja dan masalah yang
dibahas merupakan masalah yang bersifat rahasia.

3. Berdasarkan jangka waktunya


Menurut jangka waktunya, rapat dapat di bedakab menjadi empat jenis, yaitu :
a) Rapat mingguan
Rapat mingguan adalah rapat yang diadakan seminggu sekali dan biasanya membahas
masalah-masalah yang bersifat rutin .
b) Rapat bulanan
Rapat bulanan adalah rapat yang diadakan sebulan sekali dan biasanya membahas masalah-
masalah yang terjadi selama sebulan yang lalu .
c) Rapat semester
Rapat semester adalah rapat yang diadakan selama enam bulan sekali yang membahas
masalah-masalah yang terjadi selama enam bulan yang lalu dan program-program selanjutnya
untuk enam bulan kedepan.
d) Rapat tahunan
Rapat tahunan adalah rapat yang diadakan setahun sekali .

4. Berdasarkan frekuensi
Menurut frekuensinya, rapat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a) Rapat rutin
Rapat rutin adalah rapat yang ditentukan waktunya ( mingguan, bulanan, tahunan ).
b) Rapat insedentil
Rapat insedentil adalah rapat yang terjadi tanpa direncanakan terlebih dahulu dan tidak
terjadwal.

5. Berdasarkan nama
Menurut nama, rapat dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
a) Rapat kerja
Rapat kerja adalah rapat para karyawan atau pimpinan guna membahas hal-hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan tugas suatu instansi.
b) Rapat dinas
Rapat dinas adalah rapat yang membicarakan masalah kedinasan atau kerjaan ( biasanya
dilaksanakan oleh orang-orang yang bertugas di instansi pemerintah ).
c) Musyawarah kerja
Musyawarah kerja adalah kata lain dari rapat kerja.
6. Berdasarkan urgensinya
Menurut urgensinya, rapat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a) Rapat biasa
Rapat biasa adalah rapat yang dilaksanakan untuk masalah-masalah yang sudah di anggap
biasa.
b) Rapat penting
Rapat penting adalah rapat yang diadakan untuk membahas masalah-masalah yang dianggap
penting karena akan menghasilkan dampak penting bagi anggota organisasi/perusahaan itu
sendiri.

7. Berdasarkan pesertanya
Menurut pesertanya, rapat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a) Rapat vertikal
Rapat vertikal adalah rapat yang diadakan, dimana yang hadir dalam rapat itu adalah atasan
dan bawahan.
b) Rapat horizontal
Rapat horizontal adalah rapat yang diadakan atara penjabat suatu organisasi/ perusahaan yang
sederajat.

D. Tujuan pertemuan
Beberapa tujuan diadakannya rapat, yaitu :
a) Untuk memecahkan atau mencari jalan keluar suatu masalah
b) Untuk menyampaikan informasi, perintah, pernyataan.
c) Sebagai koordinasi antar intern atau antar ekstrn
d) Agar peserta rapat dapar berpartisipasi kepada masalah-masalah yang seddang terjadi
e) Mempersiapkan suatu acara atau kegiatan
f) Menampung semua permasalahan dari arus bawah
g) Agar tujuan rapat dapat dicapai, analisis terlebih dahulu bagaimana tingkat kecapaian dari tujuan
tersebut
E. Syarat-syarat pertemuan yang baik
a) Suasana terbuka
Artinya, setiap peserta rapat siap untuk menerima informasi dari siapapun. Hindari sikap
saling mencurigai dan berprasangka negative diantara sesama peserta rapat.
b) Tidak ada monopoli
Rapat yang baik adalah demokratis. Artinya, tidak ada tindak menindas atau ingin menguasai
sendiri.
c) Partisipasi aktif dari peserta rapat
Artinya, tiap peserta rapat aktif ambil bagian dalam jalannya rapat, yaitu harus menjadi
pendengar atau pembicara yang baik.
d) Bimbingan dan pengawasan dari pimpinan
Rapat yang baik harus terarah karena ada bimbingan dan pengawasan dari ketua/pemimpin
rapat.
e) Perdebatan berdasarkan argumentasi bukan emosi
Dalam sebuah rapat yang dicari adalah suatu kebenaran bukan perselisihan atau saling
menjatuhkan antara peserta rapat.
f) Pernyataan singkat dan jelas
pernyataan yang diajukan dalam rapat hendaknya cukup singkat, padat, menuju sasaran, dan
tidak bertele-tele, serta jelas sehinggan mudah dimengerti oleh seluruh peserta rapat.
g) Disiplin waktu
membiasakan pelaksanaan rapat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan akan membuat
peserta rapat menjadi lebih disiplin dan pelaksanaan rapat menjadi lebih tertib.
h) Selalu ada kesimpulan
rapat yang baik adalah yang mampu membuat dibuat kesimpulan atau keputusan bersama.

F. Tipe peserta dan pemimpin


Berikut ini akan dibahas lebih lanjut mengenai tipe-tipe peserta dan pimpinan rapat.

Adapun tipe-tipe peserta rapat :


a) Tipe pemberi informasi
Yaitu, peserta rapat dengan tipe pemberi informasi memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan
yang sangat luas serta ingatan yang sangat kuat terhadap sesuatu, sehingga sering dijuuki kamus
berjalan.
b) Tipe pemberi semangat
Peserta rapat yang memiliki tipe ini biasanya memiliki moral dan disiplin kerja yang tinggi
sehingga orang nya cukup beribawa dan disegani.
c) Tipe inisiatif
Yaitu, peserta rapat dengan tipe inisiatif biasanya akan muncul saat menemui kemacetan karna
kurangnya kemacetan atau tidaknya data-data yang jelas untuk menyesaikan masalah yang
dibahas.
d) Tipe pemersatu
Yaitu, peserta rapat yang mempunyai tipe pemersatu biasanya memiliki sifat pengertian,
sabar, toleran yang tinggi, dan berjiwa besar.
e) Tipe penyerang
Yaitu, peserta rapat tipe ini gemar menyerang atau menyalahkan pendapat orang lain,
sehingga memancing timbulnya perdepatan yang panjang dan menimbulkan perpecahan dalam
kelompok.
f) Tipe perantara
Yaitu, peserta rapat dengan tipe perantara biasanya akan bertindak sebagai perantara atau
menjabatani antara orang/kelompok yang berbeda.
g) Tipe pendengar
Yaitu, peserta rapat dengan tipe pendengar biasanya bersifat pasif, hanya mendengarkan
informasi-informasi yang disampaikan oleh pemimpin rapat atau peserta rapat lain nya.
Adapun tipe-tipe pemimpin rapat :
a) Tipe otorior
adalah pemimpin yang suka memaksakan kehendaknya, merasa saling berkuasa dan merasa
paling mengetahui segala ha, sehingga kurang memberikan kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya.
b) Tipe demokratis
adalah pemimpin yang bersifat terbuka, mau menerima kritik dan saran dari peserta rapat,
memberikan kesempatan kepada peserta rapat untuk mengmukakan pendapatnya, berperan
sebagai pembimbing, pengarah, pemberi petujuk dan teribat langsung daalam interaksi
kelompok.
c) Tipe laizess-faire
adalah pemimpin yang memberikan kebebasan kepada para peserta rapat untuk
mengendalikan jalannya rapat.

G. Teknik pengendaian rapat


Tiga teknik pengendalian rapat :
a) Pengendalian rapat bebas
adalah pengendalian rapat yang memberikan kesempatan secara bebas kepada para peserta
rapat untuk mengemukakan pendapatnya secara bergantian.
b) Pengendalian rapat secara ketat
adalah pengendalian rapat yang tidak memberikan kesempatan bertanya atau mengeluarkan
pendapat kepada para pesertanya.
c) Pengendalian gabungan bebas terbatas
adalah pengendalian rapat yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para peserta
rapat untuk mengeluarkan pendapatnya dan apabila keadaan sudah mulai kurang terkendali,
pemimpin rapat langsung menggunakan cara pengendalian ketat, sehingga keadaan normal
kembai.

H. Perencanaan rapat
Langkah-langkah yang perlu mendapat perhatian sekretaris dalam merencanakan rapat yang
sifatnya resmi adalah :
a) Persiapan ruangan dan tata ruang rapat
ruangan untuk menyelengarakan rapat resmi sangat menentukan kelancaran jalannya rapat.
b) Persiapan administrasi
· Membuat surat undangan rapat
· Menyusun acara/agenda rapat
· Menyusun daftar hadir
· Mempersiapkan bahan rapat
c) Persiapan peralatan rapat
sekretaris perlu mengiventarisasi alat-alat yang digunakan untuk keperluan pertemuan seperti:
· Papan dan alat tulis
· Flip chart, yaitu kertas-kertas yang digunakan dengan lengkap dengan markernya
· OHP, slide lengkap dengan layarnya dengan program Microsoft PowerPoint
· Sound system, tape recorde
· Map atau tas untuk tempat bahan-bahan rapat
· Bock note, ball point
· Tustel handycame untuk mengabadikan rapat
· Membuat catatan hasil rapat (notulis )

I. Pelaksanaan rapat
Pelaksanaan rapat, yaitu :
a) Suasana rapat berangsung terbuka
b) Para peserta rapat berpartisipasi aktif
c) Adanya kendali dari ketua rapat
d) Hindarkan debat kusir
e) Bahasa harus komunikatif
f) Hindarkan monopoli ketika berbicara
g) Terdapat keputusan dari kesimpulan rapat
h) Adanya notulen
i) Acara rapat
j) Media rapat
k) Waktu

J. Media rapat
Media rapat adalah fasilitas atau peralatan yang biasa digunakan dalam
suatu rapat baik rapat dengan peserta yang sedikit ataupun banyak, baik rapat
formal maupun rapat informal

Contoh media rapat


1. Harus ada ruangan rapat
2. Meja rapat
3. Kursi rapat
4. Lampu penerangan
5. Papan tulis / white board
6. File chard / media pembantu rapat
7. Shound system / pengeras suara
8. Alat tulis, buku, dan aneka kertas
9. Infokus
10. Leptop / komputer

K. Persyaratan untuk menjadi seorang notulis yang handal


1. Mampu mendengar dan menulis
2. Mampu memilah dan memilah hal yang penting dan yang tidak penting
3. Mampu konsentrasi yang tinggi
4. Mampu menulis cepat atau stenografis
5. Mampu bersikap objektif dan jujur
6. Mampu menguasai bahasa baku dan menguasai materi pembahasan
7. Mampu mengetahui kebutuhan pembaca notula
8. Mampu mampu mengemukakan hasil menndengarkan dengan cepat, ringkas dan tepat
9. Mampu menguasai metode pencatatan sistematis
10. Mampu menguasai metode pengolahan data
11. Mampu menguasai berbagai hal yang berkaitan dengan rapat
12. Mampu menyimpulkan hasil rapat

L. Teknik bertanya di dalam rapat

Salah satu agenda dalam rapat adalah tanya jawab, bertanya memungkinkan peserta rapat
mendapat informasi lebih detail. Bertanya juga dapat memperjelas materi yang baru didapat, atau
juga bertanya dapat mengajukan masalah diluar dari materi yang dibahas namun tetap terkait.
Pada saat mengajukan pertanyaan hendaknya menggunakan tata cara atau teknik yang benar,
sehingga seorang peserta rapat tidak asal bertanya saja. Berikut ini beberapa teknik bertanya
pada saat rapat sedang berlangsung.
1. Pertanyaan Langsung (direct question)

Pertanyaan langsung merupakan pertanyaan yang biasanya dilakukan oleh pemimpin rapat,
dengan memberikan pertanyaan langsung pimpinan bertujuan untuk memberikan motivasi dan
dorongan agar peserta rapat dapat berpartisipasi aktif. Namun jika orang yang ditanya secara
langsung tidak dapat menjawab pertanyaan pimpinan tadi malah akan membuat kurang percaya
diri.
Contohnya: Pimpinan bertanya pada salah seorang peserta rapat "Menurut Pak Joko, bagaimana
cara meningkatkan penjualan komputer perusahaan kita bulan depan?"

2. Pertanyaan tidak langsung/dioperkan

Pada saat ada yang bertanya, pertanyaannya dialihkan atau dipindahkan kepada peserta lainnya
yang diperkirakan dapat menjawab atau agar jawabannya dipikirkan bersama oleh forum rapat.
Contohnya: Saudari Tini, tadi saudari Ani menanyakan perihal mengenai open management.
Apakah Sadari tahu mengenai itu?

3. Pertanyaan Umum (overhead question)

Pertanyan umum merupakan teknik bertanya kepada seluruh peserta rapat. Tujuan menggunakan
teknik bertanya umum adalah untuk mengaktifkan seluruh peserta rapat agar sama-sama berfikir
menjawab pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh peserta rapat.
Contohnya: Saudara-saudara apakah kita perlu menambah cabang perusahaan yang baru?

4. Pertanyaan Terbuka (open question)


Pertanyaan terbuka adalah teknik bertanya kepada seluruh peserta dengan pertanyaan terbuka,
maksudnya adalah pertanyaan diajukan secara terbuka dan menimbulkan jawaban yang
bermacam-macam. Kalimat pertanyaan terbuka biasanya diawali dengan apa, bagaimana,
mengapa, bilamana, siapa, kapan.
Contoh: Berapa lama kita akan menyewa tanah tersebut?

5. Pertanyaan Mengembalikan (reverse question)


Yang dimaksud pertanyaan mengembalikan adalah mengembalikan pertanyaan kepada orang
yang bertanya atau dengan kata lain, pertanyaan dijawab dengan pertanyaan lagi. Pertanyaan ini
juga dapat di tanyakan lagi kepada peserta rapat yang lain, sehingga semua orang aktif
memikirkan jawaban pertanyaan tersebut.

6. Pertanyaan Faktual (fact Question)


Pertanyaan ini diajukan untuk mencari fakta dan keterangan lain.
Contoh: Siapa saja yang menangani penjualan komputer itu?

7. Pertanyaan Retoris
Pertanyaan retoris adalaah pertanyaan yang tidak memerlukan jawabannya, karena orang lain
sudah tahu jawabannya.
Contohnya: Kalau buka kita yang memajukan perusahaan ini, siapa lagi?.

8. Pertanyaan Penghargaan
Pertanyaan penghargaan ditujukan karena ingin memberikan penghargaan kepada orang yang
memberikan ide atau masukan yang berguna.
Contoh: Bapak Amin, Bapak mengatakan bahwa membuka cabang baru di Tanjungmorawa
akan meningkatkan omset penjualan. Bisakah Bapak jelaskah lebih lanjut?.

9. Leading question
Maksud leading question ialah suatu pertanyaan yang diungkapkan padahal jawabannya telah
ada dalam pertanyaan itu sendiri.
Contohnya: Sarana yang kita miliki memang masih kurang, bukan?

M. Pengertian Notula
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka dijelaskan bahwa notula
adalah catatan singkat mengenai jalannya persidagan (rapat) serta hal yang dibicarakan dan
diputuskan.
Notula merupakan sumber informasi atau sebagai dokumen otentik, karena notulen harus ditulis
dengan teliti, tepat dan jelas.
I. Bentuk catatan pertemuan
a) Notula Harfiah
Yang dimaksud dengan notula harfiah adalah laporan atau pencatatan secara kata demi kata
seluruh pembicaraan dalam rapat, tanpa menghilangkan atau menambahka kata lain (kata dari
notulis). Notula harfiah biasanya berbentuk dikte atau catatan stenografi, menulis kembali hasil
rekaman, dan gabungan dari keduanya.
b) Notula Rangkuman
Notula rangkuman adalah laporan ringkas tentang pembicaraan dalam rapat. Oleh karena itu,
notulis harus terampil menilai isi pembicaraan setiap peserta rapat. Notulis harus dapat memilah
dan memilih setiap pembicaraan.
II. Fungsi catatan pertemuan

a) Sebagai Alat Bukti


Apabila ada kasus, maka notula dapat digunakan sebagai bahan pembuktian di pengadilan.
Sebagai contoh: pendaftaran suatu organisasi, bila ada perubahan bentuk atau penutupan suatu
organisasi, membuktikan adanya pelaksanaan tugas tau tidak dilaksanakan tugas tersebut.
b) Sebagai Sumber Informasi Untuk peserta Rapat Yang Tidak Hadir
Meskipun peserta berhalangan hadir, sebaiknya peserta tersebut tetap mengetahui materi rapat
yang dibahas dan mengetahui hasil rapat.
c) Sebagai Pedoman Untuk Rapat Berikutnya
Rapat terdahulu yang memerlukan tindak lanjut, direlisasikan dalam rapat berikutnya sehingga
notula dapat dijadikan pedoman.
d) Sebagai Alat Pengingat Untuk Peserta Rapat
Biasanya setelah pembukaan rapat, dibacakan notula hasil rapat sebelumnya sehingga dapat
mengingatkan para peserta rapat.
e) Sebagai Dokumen
Notula sebagai dokumen sehingga harus disusun dengan rapi menurut kronologis dan dijilid
secara rapi lalu dismpan engan baik sesuai dengan sistem pengarsipan.
f) Sebagai Alat Untuk Rapat Semu
Yang dimaksud dengan rapat semu adalah rapat yang tidak pernah dilaksanakan atau rapat fiktif.
Pada saat menyususn notula biasanya dikonsultasikan terlebih dahulu kepada ahli hukum.
III. Teknik menyusun notula
1. Bila rapat tersebut rapat rutin, sebaiknya diberi nomor urut rapat, bulan, dan tahun rapat.
Misalnya : Rapat Pengurus Yayasan Amal Maret 2007
2. Perlu diinformasikan pada judul notula rapat; apakah rapat tersebut merupakan rapat
pemberian informasi, rapat pemecahan masalah atau rapat pengambilan keputusan.
3. Susunan notula lengkap : dari judul sampai penutup diakhiri dengan tanda tangan
pimpinan dan notulis rapat
4. Walaupun notula dibuat ringkas, namun setiap peserta yang berbicara perlu disebutkan
namanya, misalnya Ibu Meynar memberikan usulan tentang
5. Keputusan yang diambil dalam rapat hendaknya dicatat secara lengkap
6. Waktu dimulai dan berakhirnya rapat dituliskan dalam notula
IV. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan notula :
1. Ringkas tapi jelas dan lengkap sehingga mudah dipahami dan tidak menimbulkan
penafsiran yang berbeda-beda.
2. Dibuat bukan berdasarkan pemikiran notulis
3. Bila ada usulan dan tanggapan terhadap masalah, dapat dipisahkan cara penulisannya
agar tidak membingungkan
4. Dalam penyusunan notula dibedakan mana saja materi yang berupa penyajian informasi,
materi yang menyangkut pertimbangan khusus, serta materi yang berupa keputusan
5. Menggunakan bahasa yang lugas dan langsung pada pokok pembicaraan.

V. Jenis-jenis notula

Notula ada dua jenis, yaitu :


· Notula Harafiah
Notula Harafiah adalah laporan mengenai sumbangan pendapat atau saran dari setiap peserta
rapat. Dalam kegiatan notula harafiah notulis tidak berhak atau tidak boleh meniadakan suatu
bagian. Pada umumnya laporan harafiah berbentuk catatan stenografi atau penulisan kembali
hasil rekaman atau perpaduan dari keduanya. Contoh notula harafiah adalah laporan hasil siding
DPRD Tk. II.
· Notula Rangkuman
Notula Rangkuman adalah laporan ringkas / singkat tentang suatu pembicaraan dalam rapat.
Dalam pembuatan notula ini seorang notulis harus pandai/mahir apa yang dikatakan oelh setiap
peserta rapat.

1. Contoh notula
Contoh Notula
NOTULA RAPAT
PENGURUS PUSAT SP-PGN
Hari / Tanggal : Selasa, 3 Maret 2009
Waktu : 14.00 – 17.00 WIB
Tempat : Ruang Rapat OPB, Gedung B Lantai VIII
Peserta : Pengurus SP-PGN (terlampir
Agenda : – Pembahasan Kelanjutan Masalah Surat Pembatalan

Keputusan Direksi tentang Pengisian Formasi Manajemen Puncak dari Luar PGN
- Mekanisme pembuatan lambang SP-PGN
- Mekanisme keanggotaan SP-PGN
- Mekanisme iuran anggota
- Pembahasan masalah lainnya

Catatan Rapat :
1. Terkait Kelanjutan Masalah Surat Pembatalan Keputusan Direksi tentang Pengisian
Formasi Manajemen Puncak dari Luar PGN, akan dikirim surat ke Depnaker dan Menneg
BUMN (tembusan ke Direksi PGN) untuk mengadukan masalah tersebut dan minta
pertimbangan / saran dari institusi tersebut. (Deadline tanggal 6 Maret 2009, PIC : Ketua Umum,
Kabid. Advokasi & Hub. Industrial serta Sekretaris)
2. Lambang PGN akan disayembarakan ke pekerja PGN dengan anggaran hadiah sebesar Rp.
5.000.000,- (untuk hadih uang dan trophy atau piagam). Pengumuman melalui email atau portal
PGN. (deadline 31 Maret 2009, PIC : Sekretaris)
3. Akan dibuat formulir keanggotaan SP-PGN yang didalamnya berisi kesediaan menjadi
anggota dan membayar iuran bulanan sebesar Rp. 20.000,- per bulan. Formulir akan disampaikan
melalui email maupun pengurus SP-PGN di tiap unit / satuan kerja masing-masing. (PIC : Kabid
Organisasi dan Keanggotaan, deadline : 31 Maret 2009)
4. Iuran anggota akan dilaksanakan dengan pemotongan gaji bulan April, dan menunggu hasil
konfirmasi pendaftaran anggota SP-PGN. (PIC : Kabid Organisasi dan Keanggotaan, deadline :
31 Maret 2009)
5. Masalah ketenagakerjaan hasil dari RAKERNAS SP-PGN 2009 yang akan ditangani
langsung oleh Ketua Umum SP-PGN adalah sebagai berikut :
 Adanya Keputusan Direksi tentang Penerimaan pekerja setingkat manajemen puncak
(sebagai pegawai tetap) yang kurang sesuai dengan Peraturan Perusahaan
 Belum adanya komunikasi internal yang kondusif, baik dari sisi ketersediaan fasilitas
(media komunikasi) maupun komitmen. Hal ini ditandai dengan tidak adanya bukti hasil
komunikasi dari manajemen mengenai visi, misi dan tujuan yang akan dicapai kepada seluruh
pekerja
 Belum adanya perencanaan yang berkesinambungan dalam rangka pencapaian tujuan
perusahaan yang dimonitor dan dievaluasi secara berkala sehingga tidak ada kesan bahwa
pencapaian kinerja perusahaan by accident atau terjadi dengan sendirinya
 Perubahan organisasi yang arah dan tujuannya tidak jelas, yang mengakibatkan
ketidakjelasan pekerjaan dan menimbulkan kekhawatiran di seluruh tingkat jabatan dan staf
 Percepatan pelaksanaan perubahan struktur organisasi agar tidak mengganggu proses kerja
yang sedang berlangsung
 Terkait Pedoman Pengadaan Barang/Jasa yang baru, perlu dilakukan pembandingan
dengan BUMN yang lain mengingat besarnya pemberian kewenangan dari Direksi kepada
Kepala Satuan/Unit Kerja
 Usulan adanya TOA (Table of Authority) untuk struktur organisasi yang baru TOA yang
baru diberikan sepenuhnya ke GM sehingga GM harus membuat TOA kepada Distrik.
Seharusnya TOA disusun terpusat.
 Penjelasan mengenai status nilai Take Or Pay di neraca yang mana selama ini telah
terakumulasi cukup besar dan batasan waktu sampai kapan Take Or Pay tersebut dapat diambil
dan dipergunakan
 Kelangsungan bisnis perusahaan terkait pasokan gas di Medan dan Surabaya yang
semakin menurun dan belum ada tambahan pasok, bahkan kontrak pembelian gas eksisting untuk
Medan akan berakhir tahun 2011. Hal ini menimbulkan demotivasi & keresahan pekerja
 Pelaksanaan mandat hasil kongres 2007 agar dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab
sesuai dengan janji-janji pada waktu Kongres SP Oktober 2007
 Belum adanya Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara SP dengan Manajemen
 Konsolidasi anggota SP untuk bersatu dan untuk memiliki kesamaan pemahaman sebagai
pekerja yang senasib dan sepenanggungan di dalam keluarga besar PGN
6. Adapun masalah ketenagakerjaan lainnya yang diinventarisir di RAKERNAS,
tindaklanjutnya akan diserahkan tugas dan kewenangan kepada masing-masing bidang.

Anda mungkin juga menyukai