Solenoid starter
Solenoid plunger
Solenoid caps
Field coil
Armature coil
Commutator
Drive lever
Brushes
Motor housing
Di dalam motor starter terdapat yang namanya sistem starter. Sebuah piranti mekatronika
yang menyatukan mekanikal dan energi kelistrikan agar mesin motor menjadi hidup. Cara
kerjanya yaitu memutar poros engkol agar siklus mesin terpacu, sehingga pembakaran dalam
mesin terjadi.
Motor kapasitas di atas 1000cc membutuhkan sistem starter, sebab pengendara kesulitan
tanpa adanya sistem tersebut. Setidaknya terdapat 11 komponen yang bekerja dalam sistem
starter ini, penasaran apa saja? Yuk simak selengkapnya.
1. Solenoid starter
Komponen pertama bernama solenoid starter, karena terdiri dari coil/kumparan. Bentuk dari
komponen ini seperti tabung, fungsi starter solenoid sebagai penggerak drive pinion dan
memberi tegangan pada motor utama.
Komponen motor starter yang satu ini bekerja dengan memanfaatkan gaya elektromagnetik di
dalam coil. Jika listrik dialirkan melalui coil, maka akan membentuk sebuah medan magnet. Nah,
medan magnet ini berfungsi menggerakkan drive pinion, agar pinion gear menyatu dengan
flywheel.
Di dalam komponen ini terdapat 2 buah coil, yaitu (1) Pull in coil, yang berfungsi mendorong
plunger untuk menggerakkan drive pinion, (2) Hold in coil, berfungsi menahan gerakan pull in
coil dan menghubungkan antara arus baterai ke motor utama.
2. Solenoid plunger
Komponen motor starter yang satu ini berfungsi menghubungkan pergerakan pull in coil ke
drive lever. Jadi banyak orang menyebut komponen ini hanya sebagai batang penghubung.
3. Solenoid caps
Nama lain dari solenoid caps yaitu tutup solenoid, sama seperti fungsinya sebagai rangkaian
penutup solenoid starter yang berada ada di depan starter.
4. Field coil
5. Armature coil
Komponen ini memiliki fungsi utama sebagai pembangkit medan magnet agar direspon oleh
kemagnetan field coil, sehingga terjadi pergerakan. Umumnya bentuk dari armature coil dililit
oleh tembaga dengan diameter yang lebih besar.
6. Commutator
Kamu akan menemukan komponen ini di dalam armature coil, yang berbentuk seperti plat
tembaga. Fungsinya yaitu menghantarkan arus listrik dari brush sampai ke kumparan armature.
7. Drive lever
Komponen ini bekerja dengan mengadopsi sistem kerja tuas, drive lever akan mengungkit
pinion gear agar terdorong ke arah berlawanan. Komponen yang berbentuk seperti garpu ini
fungsi utamanya untuk menggerakkan pinion gear.
8. Brushes
Brush sikat pada komponen motor starter berfungsi mengirimkan arus listrik dari terminal 50
menuju armature coil melalui komponen commutator. Dalam motor starter ada 4 brushes, yang
terdiri dari 2 sikat positif dan 2 sikat negatif. Saat brushes aus, maka starter akan sulit untuk
dihidupkan.
Nama lain dari drive pinion clutch yaitu kopling starter, yang berfungsi sebagai pemutus dan
penghubung putaran dari starter ke flywheel. Cara kerja kopling starter memanfaatkan slide
gear dengan bentuk miring.
Komponen yang berada di ujung drive pinion shaft ini berbentuk seperti roda gigi, berfungsi
mengkaitkan putaran yang dihasilkan motor listrik ke poros engkol mesin melalui flywheel.
Komponen terakhir ini berfungsi sebagai rumah dari semua komponen motor starter yang
sudah disebutkan sebelumnya. Bentuknya seperti tabung dan berbahan logam, karena tugas
utamanya melindungi seluruh komponen dari motor starter.
Saat kunci dimasukkan ke saklar, maka akan terjadi aliran listrik yang tinggi. Sumbernya dari air
pada akumulator atau aki. Selanjutnya aliran listrik ini akan dialirkan pada komutator pada
putaran yang sangat kencang.
Dari komutator ini, arus listrik dialirkan pada armature. Disini energi listrik diubah menjadi energi
mekanik.
Selanjutnya akan terjadi putaran pada kumparan yang ada di sistem starter. Kumparan ini terdiri
dari magnet dan lilitan kabel tembaga.
Berikutnya energi mekanik ini tersalurkan ke gigi pinion yang berfungsi mengaktifkan tuas
penggerak. Tuas penggerak ini selanjutnya akan mendorong ring gear untuk menggerakkan
dinamo.
Secara garis besar terdapat 3 jenis motor starter, yaitu (1) Tipe konvensional, (2) Tipe reduksi,
(3) Tipe planetary, berikut perbedaan dari ketiganya:
Tipe konvensional
Sistem starter tipe ini memiliki kesan yang sederhana, sehingga menghasilkan tenaga yang
standar. Komponen motor starter tipe konvensional memanfaatkan satu pinion gear yang
terhubung ke flywheel, saat driver lever digerakkan oleh pull in coil.
Tipe reduksi
Desain dari tipe ini lebih kecil dibandingkan tipe konvensional, sehingga cocok untuk mesin
kompresi tinggi seperti mesin diesel. Cara kerjanya memanfaatkan gigi tambahan sebagai
pereduksi putaran. Putaran ini yang akan menghasilkan momen puntir yang kuat.
Tipe planetary
Sama dengan sistem reduksi yang membutuhkan gigi tambahan, namun gigi tambahan kali ini
berbentuk planetary atau memutar. Daya reduksi di dalam tipe planetary lebih baik, sehingga
armature coilnya bisa diperkecil.
Itulah 3 tipe motor starter, mulai dari tipe konvensional sampai tipe planetary. Lalu, bagaimana
sih perawatan motor starter yang benar? Berikut cara merawat motor starter yang benar:
Meskipun memiliki motor starter, tidak setiap orang mengetahui tips merawat motor starter
yang benar. Perawatan harus diperhatikan, agar tidak mengganggu kondisi mesin dan bisa
berakibat fatal pada keselamatan pengendara. Berikut tips merawat motor starter yang perlu
Kamu perhatikan:
Pastikan usia aki sepeda motormu tidak melebihi 2 tahun, usia ideal aki adalah 2 tahun. Jika aki
masih belum genap 2 tahun, pastikan air aki tidak kurang dari batal normal. Karena, apabila aki
kurang dari batal normal, potensi terjadi kerusakan kelistrikan sangat besar.
Oli menjadi salah satu komponen terpenting dalam otomatif, karena berfungsi sebagai pelumas
mesin kendaraan. Oli yang teksturnya sudah sangat cair dan hitam pekat, menandakan harus
segera diganti.
Rantai dan gigi merupakan komponen pembeda antara motor starter dan motor matic, oleh
karenanya penting mengecek kondisi keduanya. Pastikan tidak ada bagian yang bolong dan
longgar pada rantai dan gigi sepeda motormu.