Anda di halaman 1dari 29

MOTOR STATER

Sistem stater adalah suatu alat yang digunakan untuk menghidupkan mesin kendaraan
pada waktu pertama kali. 
Prinsip kerja sistem starter adalah dengan memutar poros engkol mesin untuk
memicu terjadinya siklus mesin, sehingga pembakaran didalam mesin dapat
terlaksana.
Berkat adanya motor starter, maka proses penyalaan mesin mobil menjadi lebih
mudah dan cepat. Cukup memutar kunci kontak atau menekan tombol start mesin
otomatis menyala.
Sebelumnya, motor starter sendiri memiliki 3 macam. Jenis jenis motor starter yang
dimaksud adalah ;

 Tipe Planetary 
 Tipe Reduksi 
 Tipe Konvensional 

Komponen Komponen Pada Motor Starter

1. Solenoid starter /Magnetic switch

Komponen pertama bisa anda lihat pada bagian yang berbentuk seperti tabung
diatas motor utama. Komponen ini diberi nama solenoid starter karena terdiri dari
coil/kumparan.
Fungsi utama Solenoid starter adalah sebagai penggerak drive pinnion dan
pemberi tegangan pada motor utama.
Ada dua buah coil didalam solenoid yakni ;
Pull in coil, komponen ini berfungsi mendorong plunger untuk menggerakan drive
pinion.
Hold in coil, merupakan komponen serupa yang terletak didepan pull in coil.
Fungsinya untuk menahan pergerakan pull in coil dan menghubungkan arus baterai
ke motor utama.

Cara kerja solenoid starter ini. adalah dengan memanfaatkan gaya elektromagnetik
didalam coil. Kita tahu kalau listrik dialirkan melalui sebuah coil, maka akan
terbentuk medan magnet dengan arah tertentu. Medan magnet tersebut dimanfatkan
untuk menggerakan drive pinion supaya pinion gear bisa bertautan dengan flywheel.

Bentuk dari solenoid ini seperti coil, dimana sebuah inti besi diletakan ditengah lilitan
tembaga. Namun lilitan ini memiliki jumlah yang besar dan dimensinya juga besar
sehingga mampu menggerakan plunger dengan kuat dan cepat.

2. Solenoid plunger

Plunger ini terletak pada ujung pull in coil.

Fungsinya hanya satu yakni menghubungkan pergerakan pull in coil ke drive lever.
Dengan kata lain komponen ini hanya berfungsi sebagai batang penghubung. Meski
demikian, bahan plunger ini juga kuat karena akan menghubungkan daya tarik pull in
coil yang begitu kua.

3. Solenoid caps
Dapat dikatakan sebagai tutup solenoid dimana merupakan rangkaian penutup.
Fungsinya adalah penghubung arus antara sistem dan aktuator starter. Solenoid cap
memiliki 3 jenis terminal  didalamnya meliputi pada

 Terminal C :  Adalah terminal untuk menyalurkan aliran arus utama dari

komponen solenoid ke bagian motor starter supaya berputar. Secara

langsung juga sebagai penghubung arus antara terminal 50 dan 30

 Terminal 30 : Adalah terminal yang mendapatkan secara langsung aliran arus

listrik dari bagian baterai

 Terminal 50 : Adalah terminal yang langsung terhubung dengan bagian

starter kunci kontak. Dari sinilah arus awal masuk dimana ketika aktif maka

komponen solenoid akan bekerja.


4. Field Coil
Field coil adalah untuk membangkitkan medan magnet.
Sesuai prinsip kerja motor listrik yang mengharuskan adanya medan magnet
disekitar rotor, komponen ini akan menyediakannya.

Tapi field coil tidak bersifat permanent magnet, field coil hanya akan menghasilkan
magnet apabila ada input arus dari terminal 50. Proses ini biasa kita sebut sebagai
proses induksi elektromagnetik. Pada field coil sendiri terdiri dari beberapa bagian
seperti

 Yoke, merupakan housing tempat coil berada. Dalam hal ini kumparan terletak
didalam yoke. Yoke berfungsi sebagai pengikat pole core yang terbuat dari
bahan bermaterial logam dengan bentuk seperti tabung atau silinder.
 Pole core, merupakan inti besi pipih yang dijadikan tempat melilitnya tembaga agar
menjadi kumparan.  Polecore berfungsi sebagai penopang komponen field core
yang memperkuat gaya magnet dari mesin. 
 Kumparan, ini terbuat dari kumparan tembaga biasa yang dilillit dengan arah tertentu
disekitar pole core, didalam yoke ada sekitar 4 hingga 6 unit pole core yang saling
berhubungan untuk mendapatkan kemagnetan besar. 
5. Armature coil

Komponen selanjutnya, pada motor listrik armartur biasa disebut sebagai rotor coil
atau kumparan yang terletak disekitar poros motor.
Fungsi utama  sebagai pembangkit medan magnet dan merubah energy listrik
menjadi energy mekanik yaitu gerak putar
Bentuk armature coil seperti rotor pada umumnya yang dililiti oleh tembaga,
perbedaannya pada armature ini memiliki jumlah lilitan yang banyak serta diameter
tembaga yang melillitnya juga tergolong besar, sehingga diameter coil ini juga lebih
besar.

6. Commutators

Komponen selanjutnya, terletak dibagian depan armature coil, bentuknya seperti plat
tembaga yang saling tersegmentasi.
Fungsi commutator adalah sebagai penghubung antara arus listrik dari brush
menuju kumparan armature.
Bentuk commutator yang tersegmentasi mencegah adanya hubunngan singkat arus
listrik karena dalam proses kerjanya commutator akan terhubung dengan arus positif
dan negatif secara langsung.

7. Drive lever/Garpu

Kita kembali kebagian dalam solenoid, disini ada komponen yang berbentuk garpu
yang berfungsi untuk mendorong pinion gear dari perkaitan ring gear yang terdapat
pada fly wheel..
Drive lever bekerja dengan prinsip tuas, yang akan mengungkit pinion gear ketika
ujung lainnya terdorong kearah berlawanan.
Siapa yang mendorong ? ini adalah fungsi dari pull in coil melalui plunger.
Sementara ujung lainnya akan membuat pinion gear terdorong keluar dan terhubung
dengan gigi flywheel.

8. Brush/Sikat

Komponen berikutnya terletak dibagian main motor. Disini ada rangkaian sikat yang
dipakai untuk mengubungkan arus listrik dari static conductor ke dynamic conductor.
Maksudnya,
Fungsi brush ini akan mengirimkan arus listrik dari terminal 50 ke armature coil
yang bergerak berputar melalui commutator.
Pada sebuah motor starter, biasanya ada sekitar 4 atau lebih sikat dengan dua
sebagai sikat positif dan dua lainya sebagai sikat negatif.
Bahan sikat ini juga terbuat dari tembaga namun lebih lunak, untuk menjaga agar
commutator tidak mengalami keausan. Tapi, impactnya brush menjadi lebih cepat
aus. Jika ini terjadi maka starter akan sulit dihidupkan.

9. Drive Pinnion Clutch/Kopling stater

Kopling starter berfungsi memutuskan dan penghubungan putaran dari starter ke


flywheel.
Mengapa perlu diputus ? ini karena motor stater tidak mungkin terus berputar ketika
mesin sudah hidup. Sehingga pada kondisi normal, starter akan terhubung dan saat
sistem starter dinyalakan putaran starter akan terhubung dengan flywheel.

Cara kerja kopling ini yakni dengan memanfaatkan slide gear dengan model miring.
ini karena ada komponen overlap clutch yang terletak pada ujung drive pinion. Saat
sistem starter dinyalakan maka drive lever akan mendorong kopling ini, tapi dengan
slide gear miring maka drive pinion akan bergerak keluar sambil berputar melebihi
putaran starter.
Ini ditujukan agar pinion bisa berkaitan dengan cepat dan sempurna dengan roda
gigi flywheel. Pada tipe strater reduksi, komponen kopling ini mendapatkan
tambahan part yang dijadikan sebagai roda gigi pereduksi putaran, tujuannya agar
moment pada pinnion gear menjadi semakin besar.

10. Drive pinnion gear/Roda gigi pinion

Komponen selanjutnya berbentuk seperti roda gigi pada umumnya yang terletak
diujung drive pinion shaft.
Fungsi pinnion gear adalah menghubungkan putaran yang dihasilkan motor listrik
ke poros engkol mesin melalui flywheel.
Diameter pinnion cukup kecil dibandingkan dengan flywheel sehingga akan
menambah perbandingan gigi yang membuat sistem starter sanggup memutar poros
engkol mesin.
BAG 1 PEMERIKSAAN KOMPONEN DAN PERBAIKAN MOTOR STATER
A.Pemeriksaan pada Magnetic Switch

1. Pemeriksaan Pull in Coil

Cara melakukan pemeriksaan pull in coil pada magnetic switch dengan melakukan
langkah berikut:

 Menggunakan Multimeter (digital ataupun analog)


 Pilih selector ke posisi X1Ohm/BUZZ
 Pasang probe pada terminal C danprobe terminal 50

Saat memeriksa pull ini coil, multimeter harus terdapat adanya kontinuitas/hubungan
(ditandai dengan adanya perubahan nilai ukur pada AVO)./Jarum bergerak

2. Pemeriksaan Hold in Coil


Cara  melakukan pemeriksaan Hold in coil pada magnetic switch dengan melakukan
langkah berikut:

 Gunakan AVO meter (digital ataupun analog)


 Putar selector pada posisi X1Ohm/BUZZ
 Tempatkan probe pada terminal 50 dan ke body magnetic switch

Ketika pemeriksaan Hold ini coil, multimeter harus mengindikasikan adanya


kontinuitas/hubungan (ditandai dengan adanya perubahan nilai ukur pada
AVO)/Jarum bergerak.

3. Pemeriksaan Contact Plate

Cara memeriksa contact plate pada magnetic switch dengan melakukan langkah
berikut:

 Gunakan Multimeter (digital ataupun analog)


 Letakan selector pada posisi X1Ohm/BUZZ
 Pasang probe pada terminal 30 dan terminal C kemudian pencet plunyer

Waktu anda melakukan pemeriksaan Contact plate, pada Multimeter harus


mengindikasikan adanya kontinuitas/hubungan (ditandai dengan adanya perubahan
nilai ukur pada AVO)./Jarum bergerak
B. Pemeriksaan Pada Armature

1. Pemeriksaan Diameter Komutator

Cara melakukan pemeriksaan diameter komutator dengan melakukan langkah


berikut:

 Menggunakan jangka sorong / vernier caliper


 Perhatikan posisi alat ukur dan objek ukur, pastikan baik
 Lakukan pembacaan hasil pengukuran
 Diameter standar : 28 mm (1,10 in)
 Diameter minimum : 27 mm (1,06 in)
Cara menentukan bagus atau tidaknya adalah dengan membandingkan hasil
pengukuran dengan spesifikasi pada buku manual kendaraan tersebut.
Catatan: Ganti dengan armature baru jika sudah mencapai batas limit

2. Pemeriksaan kedalam alur setiap segmen pada komutator

Gunakan jangka sorong untuk mengukur kedalam alur (undercut) setiap segmen
pada komutator. Perhatikan gambar dibawah

Hasil pengukuran bagus jika kedalam alur memiliki tinggi lebih dari 0,2mm (normal
0,5-0.8mm)

3. Pemeriksaan Run Out Komutator


Gunakan dial gauge dan v-block untuk mengukur Run Out yang ada pada
komutator. perhatikan pada gambar dibawah

Jika pengukuran Run Out pada komutator kurang dari 0,1mm maka kondisi
komutator dianggap baik.Limit maksimal 0.4mm.

4. Pemeriksaan Hubungan Singkat Armatur dengan Massa

Cara melakukan pemeriksaan hubungan singkat armatur dengan massa, lakukan


langkah berikut:

 Menggunakan Multimeter (analog ataupun digital)


 Putar selector pada posisi X1Ohm/BUZZ
 Pasangkan satu probe pada segmen komutator dan yang lain pada armature
core (tidak ada kontinuitas/Tidak ada hubungan)

Catatan: Jika terdapat hubungan antara armatur coil dengan massa, lakukanlah


penggantian!
5. Pemeriksaan Hubungan Antar Segmen (Komutator)
Cara melakukan pemeriksaan hubungan antar segmen, lakukan langkah berikut:

 Gunakan AVO meter (analog ataupun digital)


 Putar selektor pada posisi X1Ohm/BUZZ
 Tempatkan kedua probe pada masing masing segmen (harus ada
kontinuitas)

Catatan: Segmen-segmen pada komutator harus saling menyambung, cek adanya


kontinuitas/hubungan dari seluruh segmen. Ganti jika tidak terdapat kontinuitas pada
segmen!

C. Pemeriksaan Pada Brush


1. Jumlah dan Kondisi Brush

Cara melakukan pemeriksaan jumlah dan kondisi brush dengan melakukan langkah
berikut:

 Menggunakan visual
 Hitung jumlah brush yang tersedia
 Perhatikan kondisinya, jika patah atau sudah sangat pendek, ganti

Catatan: Jumlah brush yang terdapat pada holder ada empat buah. Apabila kurang
dari empat, tambahkan dengan yang baru.

2. Pemeriksaan Hubungan Brush Holder (+) dengan Brush Holder (-)

Gunakan Ohmmeter untuk memeriksa hubungan antara Brush Holder (+) dengan
Brush Holder (-), perhatikan gambar

Kondisi baik jika diantara kedua brush holder tidak ada hubungan (no connectivity)

3. Pemeriksaan Panjang Brush


Cara melakukan pemeriksaan panjang brush/sikat dengan melakukan langkah
berikut:

 Menggunakan vernier caliper/jangka sorong


 cara melakukan pengukuran panjang brush tempatkan pada posisi yang tepat
kemudian lakukan pembacaan hasil pengukuran.
 Panjang standar : 16 mm (0,63 in)
 Panjang minimum : 10 mm (0,39 in)
Catatan: Bandingkan panjang brush hasil pengukuran dengan batas limit yang
diperbolehkan dengan melihat buku manual kendaraan. Ganti brush jika panjangnya
sudah kurang dari batas spesifikasi yang diizinkan.

D. Pemeriksaan Pada Yoke Assembly

1. Pemeriksaan Field Coil

Cara melakukan pemeriksaan fild coil, lakukan langkah berikut:

 Gunakan AVO meter (analog ataupun digital)


 Putar selektor pada posisi 1X Ohm/BUZZ
 Tempatkan probe pada brush yang bersebrangan dan pada kondisi ini harus
terdapat kontinuitas.
 Pemeriksaan field coil berarti anda sedang memeriksa kumparan medan dari
kemungkinan putus.

Catatan: Jika tidak terdapat kontinuitas/Tidak ada hubungan/jarum tidak bergerak


artinya kumparan medan telah putus, segeralah lakukan penggantian/perbaikan!
2. Pemeriksaan Kumparan Medan Terhadap Hubungan Singkat dengan ground
Cara melakukan pemeriksaan hubungan singkat field coil dengan massa, lakukan
langkah berikut:

 Gunakan AVO meter (analog ataupun digital)


 Putar selektor pada posisi 1x Ohm/BUZZ
 Tempatkan salah satu probe (+) pada brush dan Probe(-)satunya lagi pada
body yoke (Harus tidak ada kontinuitas/Tidak ada hubungan)

Catatan: Jika pada pemeriksaan ini terdapat hubungan singkat /jarum bergerak
antara field coil dengan body yoke segera lakukan perbaikan!

E. Pemeriksaan Pada Starter Clutch

1. Pemeriksaan Starter Clutch


Komponen berikutnya yang masuk kedalam pemeriksaan motor starter adalah
pemeriksaan kondisi Overrunning clutch. 

Periksa starter clutch dengan cara putar starter clutch searah jarum jam maka pinion
gear akan dapat berputar bebas/Free.
Kemudian putar starter clutch berlawanan arah jarum jam dan pinion gear akan
terkunci/Lock.

Perhatikan pada gambar dibawah berikut

Motor starter yang bermasalah pada overruning clutch akan menyulitkan kita pada
situasi penting. Overrunning clutch dalam kondisi baik jika pinion gear diputar searah
jarum jam dia dapat berputar, sedangkan jika diputar kebalikannya, gear pinion akan
terkunci.
Bag. 2 Pengetesan dan Pengujian Motor Starter
Untuk mengetahui kemampuan motor starter, lakukan pengetesan dan pengujian
motor starter setelah semua bagian dirakit dengan baik. Langkah tes kemampuan
motor starter ini juga berguna sebagai langkah antisipasi memastikan motor starter
telah bekerja dengan baik sebelum dipasangkan ke unit engine.

Alat alat memeriksa motor starter

Apa saja peralatan yang perlukan dalam pemeriksaan motor starter, berikut
daftarnya:

o Baterai terisi penuh untuk pengetesan motor starter


o Beberapa buah Kabel jumper
o Serta beberapa alat lain yang dibutuhkan

Cara mengetes pull in coil dan hold in coil

Cara mengetes pull in coil dan hold in coil secara ringkas adalah lepas kabel
kumparan medan dari terminal C, menghubungkan positif baterai ke terminal 50 dan
negatif baterai ke terminal C dan bodi. Gigi pinion harus bergerak maju, jika tidak
bergerak ganti solenoid. Pada saat gigi pinion maju (seperti pengetesan diatas)
lepaskan kabel negatif dari terminal C.

I. Pemeriksaan Magnetic Switch

1. Pull In Coil Test

Langkah dalam pengetesan pull in coil yang harus dilakukan:

 Menghubungkan terminal pada magnetic switch dengan baterai


 Baterai negatif dihubungkan ke body motor starter dan terminal C
 Lepaskan kabel terminal C berhungan dengan motor
 Baterai positif dihubungkan ke terminal 50 magnetic switch

Jika pinion gear bergerak keluar maka Pull in Coil dalam keadaan baik
Pemeriksaan Pull in Coil berfungsi untuk mengetahui apakah kumparan untuk Pull in
Coil di dalam magnetic switch ini masih bisa menarik plunger ke dalam magnetic
switch atau tidak. Ketika plunger tertarik kedalam, maka Pinion Gear akan bergerak
kearah luar mendekati ring gear.
Hasil setelah pemeriksaan ;
Jika pinion gear bergerak ke arah luar maka kondisi kumparan pull in coil (kumparan
penarik) masih dalam keadaan baik.

Catatan 1: Setiap pengetesan dibawah ini lebih baik dilakukan tidak lebih dari lima
(5) detik untuk menghindari kerusakan komponen elektrik pada motor starter.

Saat melakukan Pull In Coil Test, anda juga dapat melakukan pemeriksaan Pinion
Gap stater motor. Pinion gap ini berfungsi untuk mencegah kerusakan Pinion Gear
saat terjadi kontak dengan ring gear. Ukuran pinion gap stater motor ini berbeda-
beda tergantung tipe motor starter dan jenis mobilnya.

Namun dari beberapa literatur yang autominilab peroleh, Standar ukuran pinion gap
starter motor ini berkisar diantara 0,05 mm hingga 0,2 mm. Kurang dari 0,05 mm
pinion gear dapat macet, jika lebih dari 0,2 mm maka pinion gear dapat cepat aus
dan rusak.

Untuk mengukurnya, cukup gunakan thickness gauge/ filler gauge yang


dipasangkan pada celah pinion gap tersebut. Berikut gambar posisi pinion gap
starter motor

Catatan 2: Jika pada pemeriksaan pull in coil ternyata pinion gear tidak bergerak
artinya Magnetic switch sudah tidak layak pakai

2. Hold In Coil Test

Langkah dalam pengetesan Hold in coil yang harus dilakukan:

 Lanjutan dari Pull in coil


 Tinggal lepaskan kabel yang tersambung ke terminal C
 Ketika terminal C dilepas, pinion gear harus tetap diluar (tidak kembali ke
posisi semula).

Saat Hold In Coil aktif dan bekerja, maka pinion gear harus tetap pada posisi keluar.
Keterangan :
Pengetesan Hold in Coil Test ini merupakan langkah lanjutan setelah pengetesan
Pull In Coil. Jadi, setelah pinion gear bergerak kearah luar / maju segera lepaskan
kabel dari negatif baterai yang menuju ke terminal C. Saat kabel dilepas maka pinion
harus tetap keluar.
Pemeriksaan Hold In Coil ini bermanfaat untuk memeriksa kondisi kumparan Hold in
coil. Apabila pinion gear tetap berada diluar dan tidak kembali masuk, maka Hold In
coil dalam keadaan BAIK.

II. Tujuan pengujian motor starter dengan tanpa beban

Adapun tujuan dari pengujian motor starter dengan tanpa beban adalah mengetahui
kinerja keseluruhan motor starter. Hasil yang diinginkan adalah pinion bergerak
sesuai jarak, armature berputar dengan mulus tanpa tersendat.

3. Plunger Return Test

Langkah dalam melakukan pengetesan kembalinya plunyer adalah:

 Lepaskan kabel yang terhubung ke massa/body motor starter. Saat massa


dilepas maka pinion gear harus kembali pada posisi semula.

Segera setelah kabel aki dilepas dari body motor starter, maka pinion gear harus langsung
bergerak masuk kedalam starter motor menuju ke posisi awal.
Keterangan :
Plunger Return Test adalah test yang dilakukan untuk memeriksa apakah plunger di
dalam magnetic switch bisa bergerak bebas dan bisa kembali ke posisinya yang
semula akibat dorongan dari pegas di dalam magnetic switch.

Pemeriksaannya masih melanjutkan dari langkah sebelumnya. Setelah Anda


melepas kabel aki dari Terminal C untuk Hold In coil Test, langkah selanjutnya
adalah melepaskan kabel aki yang menempel pada Ground / massa motor starter.
Perhatikan pada gambar diatas, plunger return test.

4. Pengetesan Motor Starter Tanpa Beban


Langkah dalam melakukan pengetesan tanpa beban adalah:

 Memasang kembali kabel motor starter yang dilepas pada saat pemeriksaan
pull in coil ke terminal C
 Menghubungkan kabel positif baterai ke terminal positif ampere meter
 Menghubungkan terminal out ampere meter pada terminal 30
 Menghubungkan negatif baterai pada body motor starter
 Menguhubungkan terminal 30 ke terminal 50 (saat kondisi ini motor starter
akan berputar)

Kesimpulan

1. Pemeriksaan motor starter sangat lengkap diperlukan untuk kemudahan anda


memilih langkah yang sesuia kondisi yang anda hadapi.
2. Selalu menggunakan tabel spesifikasi sesuai unit kendaraan anda. Agar tidak
salah dalam membuat keputusan.
3. Jangan memaksakan starter hidup lebih dari sepuluh (10) detik, hal ini
membuat motor overheatting atau bahkan hangus.

PEMERIKSAAN

FUNGSI KOMPONEN MOTOR STATER DAN PERBAIKAN 1


A.Tujun

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ,peserta dapat :

1. Siswa Mengetahui nama komponen-komponen sistim starter dengan benar


2. Siswa Mengetahui fungsi komponen-komponen dengan benar
3. Siswa Mengetahui cara kerja sistim starter dengan benar.
B.Petunjuk Umum

Dalam pelaksanaan praktek ikutilah prosedur yang benar ( Lihat dalam Modul
Memasang,Menguji,Memperbaiki Sistem Stater atau buku referensi ). Jika menemui kesulitan,
minta bantuan kepada guru pembimbing.

C. Alat dan Bahan.

1. Motor stater
2. Tool Box
3. Relay
4. Fuse
5. Kunci kontak
D.Keselamatan Kerja

o Menggunakan pakaian praktek


o Menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan spesifikasinya
o Menjaga kebersihan tempat praktek
o Hati-hati pada saat merangkai komponen
o Letakan alat dan bahan praktek pada tempat yang aman
o Jangan menyalakan rangkaian kelistrikan tanpa sepengetahuan instruktur praktek
o Beri Ventilasi yang cukup dalam ruang praktek
o Bekerjalah sesuai prosedur, bertanyalah kepada instruktur jika ada keraguan pada
saat praktek
o Perhatikan agar tidak terjadi kehilangan alat atau komponen
o Setelah melakukan kegiatan praktek,kembalikan alat dan bahan pada tempat semula

E.Langkah Kerja

1. Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan efisien.
2. Perhatikan instruksi yang disampaikan oleh guru pembimbing
3. Lakukan pengidentifikasian,pemeliharaan, pemeriksaan,pengujian,perbaikan dan perakitan
komponen system penerangan
4. Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas
5. Operasikan rangkaian lampu system statersesuai dengan SOP
6. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti
keadaan semula
F. Evaluasi.

Tugas tertulis

1. Buatlah laporan praktikum !


2. Buatlah kesimpulan tentang materi yang anda dapat setelah melakukan kegiatan praktikum
Test Praktek

1. Lakukan identifikasi komponen dan beserta fungsinya


2. Lakukan pelepasan, pemeriksaan dan penggantian komponen system STATER
3. Lakukan pemasangan dan perakitan komponen system STATER
G. Gambar Kerja.

1.

Nama Komponen:
Fungsi:
2.

Nama Komponen:
Fungsi:
3.

Nama Komponen:
Fungsi:

Brush pada motor stater ada 2


1.
2.
4.

Nama komponen:
Fungsi:
1.

2.
5.

Nama komponen:
Fungsi:

6.

Nama komponen:
Fungsi:

Temrinal 30 :Terhubung dengan....


Terminal C : Terhubung dengan....
Terminal 50 : Terhubung dengan....
Pull in coil berfungsi:

Hold in coil berfungsi:

7.

Nama komponen:
Fungsi:
8. Jelaskan cara kerja motor stater;
PEMERIKSAAN

KOMPONEN MOTOR STATER DAN PERBAIKAN 2

A.TUJUAN

1. Siswa dapat mengetes armartur dengan alat tes Ohmete


2. Sissa dapat menentukan kondisi komutator, sikat , beserta pemegangng sikat dan kopling
starter 
3. Siswa dapat menguji motor setater

B.ALAT DAN BAHAN

1. Ohmmeter
2. Jangka  Sorong
3. Dial indikator
4. Motor Stater

C.KESELAMATAN KERJA :

o Menggunakan pakaian praktek


o Menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan spesifikasinya
o Menjaga kebersihan tempat praktek
o Hati-hati pada saat merangkai komponen
o Letakan alat dan bahan praktek pada tempat yang aman
o Jangan menyalakan rangkaian kelistrikan tanpa sepengetahuan instruktur praktek
o Beri Ventilasi yang cukup dalam ruang praktek
o Bekerjalah sesuai prosedur, bertanyalah kepada instruktur jika ada keraguan pada saat
praktek
o Perhatikan agar tidak terjadi kehilangan alat atau komponen
o Setelah melakukan kegiatan praktek,kembalikan alat dan bahan pada tempat semu

D. LANGKAH KERJA

1. Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan efisien.
2. Perhatikan instruksi yang disampaikan oleh guru pembimbing
3. Lakukan pengidentifikasian,pemeliharaan, pemeriksaan,pengujian,perbaikan dan perakitan
komponen system penerangan
4. Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas
5. Operasikan rangkaian lampu system statersesuai dengan SOP
6. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan
semula

E.PEMERIKSAAN MOTOR STATER

NO PEMERIKSAAN HASIL
Baik Tidak Ket
Baik
1. Pemeriksaan pada Magnetic Switch
Pemeriksaan Pull in Coil
Pemeriksaan Hold in Coil
Pemeriksaan Contact Plate
2. Pemeriksaan Pada Armature
Pemeriksaan Diameter Komutator
 Diameter standar : 28 mm (1,10 in)
 Diameter minimum : 27 mm (1,06 in)
Pemeriksaan Run Out Komutator
 Limit maksimal 0.4mm.
Pemeriksaan Hubungan Singkat Armatur dengan
Massa
Pemeriksaan Hubungan Antar Segmen (Komutator)

3. Pemeriksaan Pada Brush


Jumlah dan Kondisi Brush
 Patah atau sudah sangat pendek
Pemeriksaan Hubungan Brush Holder (+) dengan
Brush Holder (-)
Pemeriksaan Panjang Brush
 Panjang standar : 16 mm (0,63 in)
 Panjang minimum : 10 mm (0,39 in)

 Brush positif 1: mm
2: mm
 Brush negatif 1: mm
2: mm
4. Pemeriksaan Pada Yoke Assembly
Pemeriksaan Field Coil
Pemeriksaan Kumparan Medan Terhadap
Hubungan Singkat dengan ground
5. Pemeriksaan Pada Starter Clutch
Pemeriksaan Starter Clutch
PENGUJIAN

KOMPONEN MOTOR STATER DAN PERBAIKAN 2

A.TUJUAN

1.Siswa dapat menguji Pull in coil

2.Sissa dapat menguji Hold in coil

3.Siswa dapat menguji Return coil

B.ALAT DAN BAHAN

1.Bateray

2.Kabel secukupnya

3.Motor Stater

C.KESELAMATAN KERJA :

o Menggunakan pakaian praktek


o Menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan spesifikasinya
o Menjaga kebersihan tempat praktek
o Hati-hati pada saat merangkai komponen
o Letakan alat dan bahan praktek pada tempat yang aman
o Jangan menyalakan rangkaian kelistrikan tanpa sepengetahuan instruktur praktek
o Beri Ventilasi yang cukup dalam ruang praktek
o Bekerjalah sesuai prosedur, bertanyalah kepada instruktur jika ada keraguan pada saat
praktek
o Perhatikan agar tidak terjadi kehilangan alat atau komponen
o Setelah melakukan kegiatan praktek,kembalikan alat dan bahan pada tempat semu

D. LANGKAH KERJA

7. Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan efisien.
8. Perhatikan instruksi yang disampaikan oleh guru pembimbing
9. Lakukan pengidentifikasian,pemeliharaan, pemeriksaan,pengujian,perbaikan dan perakitan
komponen system penerangan
10. Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas
11. Operasikan rangkaian lampu system statersesuai dengan SOP
12. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti
keadaan semula

E.PEMERIKSAAN MOTOR STATER

NO Pengetesan dan Pengujian Motor Starter HASIL


Baik Tidak Ket
Baik
A. Pemeriksaan pada Magnetic Switch
. 1.Pemeriksaan Pull in Coil Test
Langkah dalam pengetesan pull in coil yang harus
dilakukan:
 Menghubungkan terminal pada magnetic
switch dengan baterai
 Baterai negatif dihubungkan ke body motor
starter dan terminal C
 Lepaskan kabel terminal C berhungan
dengan motor
 Baterai positif dihubungkan ke terminal 50
magnetic switch

Hasil setelah pemeriksaan ;

Jika pinion gear bergerak ke arah luar maka


kondisi kumparan pull in coil (kumparan penarik)
masih dalam keadaan baik.

2.Pemeriksaan Hold in Coil


Langkah dalam pengetesan hold in coil yang harus
dilakukan:
 Lanjutan dari Pull in coil
 Tinggal lepaskan kabel yang tersambung ke
terminal C
 Ketika terminal C dilepas, pinion gear harus
tetap diluar (tidak kembali ke posisi semula).

Hasil pemeriksaan:

Pengetesan Hold in Coil Test ini merupakan


langkah lanjutan setelah pengetesan Pull In Coil.
Jadi, setelah pinion gear bergerak kearah luar /
maju segera lepaskan kabel dari negatif baterai
yang menuju ke terminal C. Saat kabel dilepas
maka pinion harus tetap keluar

3.Plunger Return Test

Langkah dalam pengetesan hold in coil yang harus


dilakukan:
 Lepaskan kabel yang terhubung ke
massa/body motor starter. Saat massa
dilepas maka pinion gear harus kembali
pada posisi semula.

Hasil pemeriksaan.

Plunger Return Test adalah test yang dilakukan


untuk memeriksa apakah plunger di dalam
magnetic switch bisa bergerak bebas dan bisa
kembali ke posisinya yang semula akibat dorongan
dari pegas di dalam magnetic switch.

Anda mungkin juga menyukai