Anda di halaman 1dari 15

STUDI KASUS BAD CORPORATE GOVERNANCE DAN ETIKA BISNIS

DENGAN IMPLEMENTASI PENGENDALIAN INTERNAL PADA ANAK


PERUSAHAAN JEPANG (PT ABC)

Oleh: Yulia Citra Pesona (55522120012)


Jurusan Magister Akuntansi, Universitas Mercubuana, Jakarta, Indonesia
55522120012@student.mercubuana.ac.id / yuliacitra.p@gmail.com

Abstrak

Artikel ini membahas mengenai analisis peran Good Corporate Governance, etika bisnis,
dan pengendalian internal pada kasus kecurangan permintaan barang fiktif pada anak perusahaan
Jepang (PT ABC). Studi menemukan bahwa implementasi Good Corporate Governance dan
pengendalian internal yang baik berpengaruh positif terhadap pencegahan kecurangan dan
moralitas individu. Kasus kecurangan permintaan barang fiktif pada PT ABC terjadi karena
adanya pengabaian pengendalian internal dan penyalahgunaan wewenang yang menyalahi
prinsip Good Corporate Governance dan etika bisnis. Namun demikian, komitmen stakeholder
dan manajemen perusahaan sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap pengawasan dan
evaluasi implementasi Good Corporate Governance juga berpengaruh dalam meningkatkan
kinerja perusahaan dan mencegah terjadinya kecurangan (fraud).

Kata kunci : Good Corporate Governance, Etika Bisnis, Internal Control

Abstract

This article discusses the analysis of the role of good corporate governance, business ethics, and
internal control in the case of fictitious goods demand fraud at a Japanese subsidiary (PT ABC).
The study found that the implementation of good corporate governance and good internal
control have a positive effect on fraud prevention and individual morality. The fictitious goods
request fraud case at PT ABC occurred because of the neglect of internal control and there was
an abuse of authority that violated the principles of good corporate governance and business
ethics. However, the commitment of stakeholders and company management as the party
responsible for monitoring and evaluating the implementation of good corporate governance is
also influential in improving company performance and preventing fraud.

Keywords: Good Corporate Governance, Business Ethics, Internal Controls


A. PENDAHULUAN (value added) bagi perusahan-
Bisnis adalah suatu aktivitas yang perusahan, dan bagi semua pemangku
dimulai dari memotret kebutuhan kepentingan. Sistem tata kelola tersebut
masyarakat (society), kemudian dikenal dengan istilah Good Corporate
memenuhi kebutuhan tersebut dengan Governance (GCG).
cara-cara tertentu agar mendapatkan GCG merupakan tata kelola
keuntungan dari transaksi pemenuhan perusahaan yang mencakup hubungan
kebutuhan (Surajiyo, 2023). Dalam antara perusahaan dengan pemangku
menjalankan sebuah bisnis, diperlukan kepentingan dalam mencapai tujuan
tata kelola manajemen yang baik. perusahaan. (Biduri et al., 2023).
Implementasi tata kelola manajemen Menurut Novita & Herliansyah (2019)
yang baik dapat menunjang Tata Kelola Perusahaan merupakan
berlangsungnya aktivitas bisnis secara suatu sistem yang mengatur hubungan
efektif dan efisien, sehingga proses antara dewan komisaris, direksi, dan
pengambilan keputusan dapat lebih manajemen guna menciptakan
akurat, cepat dan tepat. Dalam keseimbangan dalam pengelolaan
praktiknya, bisnis memerlukan berbagai perusahaan. Seiring perkembangannya,
pihak yang memiliki tugas dan perannya banyak penelitian yang membuktikan
masing-masing. Pentingnya sumber bahwa penerapan prinsip GCG di
daya manusia yang berkualitas akan Indonesia masih berada pada peringkat
menentukan suatu bisnis dapat berjalan rendah di Asia Tenggara. (Napitupulu,
dengan baik. Perkembangan kondisi 2023). Salah satu faktor penghambat
perekonomian yang tidak menentu, penerapan prinsip GCG adalah
menyebabkan krisis ekonomi terjadi di kurangnya partisipasi pegawai,
Indonesia. Hal ini tentu berdampak rendahnya sumber daya manusia, dan
kepada para pelaku bisnis yang minimnya tingkat kedisiplinan manajer.
mengakibatkan mereka mengalami (Karyatun et al., 2023). Oleh karena itu,
kerugian. Guna mengantisipasi hal negara-negara berkembang seperti
tersebut, pemerintah menerapkan Indonesia perlu mengikuti pedoman
reformasi sistem tata kelola yang penerapan prinsip GCG yang
mampu menciptakan nilai tambah direkomendasikan oleh negara-negara
maju (Al-ahdal et al., 2020). melanggar prinsip etika bisnis. Istilah
Implementasi prinsip GCG yang baik, etika sendiri mengacu pada seperangkat
sangat dibutuhkan dalam membangun norma, prinsip, atau nilai moral serta
kepercayaan masyarakat, memberikan sifat dan dasar moralitas yang memandu
nilai tambah bagi perusahaan, perilaku masyarakat (Anand et al.,
meningkatkan kinerja keuangan, 2023). Adapun Etika bisnis adalah studi
memperbaiki reputasi dan modal sosial, yang didasarkan pada etika baik dan
serta mendorong persaingan yang sehat buruk, dimana istilah etika bisnis lebih
dan iklim usaha yang lebih kondusif luas daripada istilah yang ditentukan
(Adiya et al., 2023; Nugroho & Bararah, oleh hukum. Bahkan etika bisnis
2018; Numanovich & Abbosxonovich, merupakan standar yang lebih tinggi
2020; Ritonga et al., 2023; Wu et al., jika dibandingkan dengan standar
2023). minimum ketentuan hukum. Etika bisnis
Di sisi lain, kekhawatiran bertujuan untuk memberikan dorongan
masyarakat mengenai ketidakadilan, bagi kesadaran moral dan memberikan
penyimpangan peraturan, dan batasan bagi para pengusaha atau
kurangnya transparansi dan kebenaran pebisnis untuk dapat menjalankan bisnis
merupakan tantangan besar bagi secara jujur dan adil serta menjauhi
penerapan prinsip GCG. (Sama et al., bisnis penipuan yang merugikan banyak
2022). Lemahnya penerapan prinsip orang atau pihak yang memiliki
GCG dapat membuka kebebasan keterikatan. (Margerety, 2022).
pegawai untuk melakukan tindakan Salah satu bentuk kecurangan
yang dapat merugikan perusahaan, dan (fraud) yang melanggar prinsip GCG
berpotensi meningkatkan kecurangan dan etika bisnis adalah kasus bad GCG
(fraud). (Savitri & Herliansyah, 2022; oleh PT ABC, salah satu anak
Zega, 2023). Fraud Triangle Theory perusahaan Jepang di Indonesia yang
diyakini menjadi grand theory yang melakukan misleading informasi terkait
dapat mendeteksi motivasi seseorang persediaan barang di gudang
melakukan kecurangan. (Widiantari & (warehouse). Dalam hal ini, supervisor
& Bella, 2023). Tindakan kecurangan warehouse sebagai penanggungjawab
ini merupakan tindakan yang juga persediaan barang di gudang telah
melakukan kecurangan dengan kekayaan pemegang saham secara
melakukan permintaan barang fiktif. berkelanjutan dengan memerhatikan
Sehingga, ketika dilakukan stop opname kepentingan para pemangku
pada akhir tahun, terdapat selisih jumlah kepentingan. Menurut Peraturan
persediaan barang di gudang dan Menteri Badan Usaha Milik Negara
pencatatan persediaan barang di sistem No. PER-2/MBU/03/ Tahun 2023,
perusahaan. Hal ini tentu merugikan Prinsip Good Coporate Governance
perusahaan, dan melanggar etika bisnis terdiri dari :
yang ada. Pada kasus ini, supervisor a. Transparansi (transparency), yaitu
bagian warehouse membuat dokumen keterbukaan dalam melaksanakan
serah terima barang fiktif, dimana proses pengambilan keputusan
barang tersebut digunakan untuk dan keterbukaan dalam
kepentingan pribadi atau diri sendiri. mengungkapkan informasi
Berdasarkan hal tersebut, indikasi material dan relevan mengenai
kecurangan ini telah melanggar asas perusahaan;
akuntabilitas dan transparansi b. Akuntabilitas (accountability),
berdasarkan prinsip GCG dan juga yaitu kejelasan fungsi,
melanggar prinsip etika bisnis yang pelaksanaan dan
berlaku. pertanggungjawaban Organ
Persero/Organ Perum sehingga
B. KAJIAN TEORI pengelolaan perusahaan terlaksana
1. Good Corporate Governance secara efektif;
Berdasarkan Pedoman Umum c. Pertanggungjawaban
Governansi Korporat Indonesia (responsibility), yaitu kesesuaian
2021, Governansi Korporat adalah di dalam pengelolaan perusahaan
suatu struktur dan proses yang terhadap ketentuan peraturan
digunakan untuk mengarahkan dan perundang-undangan dan prinsip
mengelola usaha untuk mencapai korporasi yang sehat;
kemajuan usaha dan akuntabilitas d. Kemandirian (independency),
korporasi dengan tujuan akhir yaitu keadaan di mana perusahaan
menciptakan nilai korporasi dan dikelola secara profesional tanpa
benturan kepentingan dan pengetahuan. Sedangkan hasil
pengaruh/tekanan dari pihak negatif berupa ketidakbahagiaan,
manapun yang tidak sesuai kesengsaraan, atau keburukan.
dengan ketentuan peraturan Dengan demikian penilaian
perundang-undangan dan prinsip mengenai baik atau buruknya
korporasi yang sehat; dan suatu keputusan atau tindakan
e. Kewajaran (fairness), yaitu didasarkan pada apakah hal baik
keadilan dan kesetaraan di dalam atau buruk terjadi atau tidak.
memenuhi hak pemangku Adapun kelemahan teori etika
kepentingan yang timbul utilitarianisme antara lain:
berdasarkan perjanjian dan 1. Utilitarianisme mengasumsikan
ketentuan peraturan perundang- bahwa kebahagiaan, utilitas,
undangan. kesenangan, sakit dan
2. Teori Etika Bisnis penderitaan bisa diukur.
Menurut Weruin (2019), teori 2. Dalam praktiknya, teori
etika bisnis terdiri dari 2 teori, yaitu utilitarianisme sepi terhadap
teori Etika Teleologis / prinsip lain seperti keadilan
Konsekuensialis, atau yang dikenal dan kesetaraan.
dengan teori Utilitarianisme dan teori 3. Utilitarianisme mengabaikan
Etika Nonkonsekuensialis, atau yang motivasi dan berfokus hanya
dikenal dengan teori Deontologi. pada konsekuensi.
a. Etika Teleologis/Konsekuensialis b. Etika Nonkonsekuensialis –
– Utilitarianisme Deontologi
Menurut teori utilitarianisme, Etika deontologi menilai etika
suatu keputusan atau tindakan suatu tindakan atau putusan
dianggap benar secara etis atau berdasarkan motivasi pembuat
bermoral jika keputusan atau keputusan. Menurut prinsip
tindakan tersebut mendatangkan deontologi, tindakan atau putusan
hasil positif. Hasil positif ini dapat secara etis dibenarkan bukan atas
berupa kebahagiaan, kesenangan, dasar hasil positif atau ditolak
kesehatan, kecantikan, atau bukan atas dasar dampak negatif
yang diperoleh melainkan atas dan mana yang salah jika dua
dasar motivasi pembuat keputusan atau lebih hukum moral
atau tindakan tersebut, yakni mengalami konflik dan hanya
memenuhi apa yang dipahami satu yang dapat diikuti.
sebagai kewajibannya. Maka yang 2. Imperif kategoris menetapkan
menjadi dasar bagi baik buruknya standar yang sangat tinggi.
perbuatan adalah kewajiban. Bagi banyak orang itu adalah
Dalam bisnis, etika deontologi etika yang sulit diikuti.
menegaskan tiga hal pokok, yaitu: 3. Teori Fraud Pentagon (Crowe’s
1. Motivasi tindakan atau putusan Fraud Pentagon Theory)
bisnis bukanlah demi sesuatu Teori ini merupakan teori terbarukan
yang lain di luar tujuan moral yang berkembang dan mengupas
bisnis melainkan justru lebih mendalam mengenai faktor-
melakukan apa yang faktor pemicu fraud. Teori ini
merupakan kewajiban moral dikemukakan oleh Crowe Horwarth
bisnis itu sendiri. pada 2011. Teori fraud pentagon
2. Setiap orang dan stakeholders merupakan perluasan dari teori fraud
dalam bisnis harus diamond yang sebelumnya
diperlakukan setara, tanpa dikemukakan oleh Cressey
diskriminasi. (Novitasari & Chariri, 2018).
3. Kewajiban untuk bertindak Adapun 5 elemen fraud yaitu:
etis, tidak hanya berlaku bagi a. Pressure (Tekanan)
diri sendiri melainkan juga Tekanan menyebabkan seseorang
bagi orang lain. melakukan kecurangan. Adapun
penyebab dari tekanan tersebut
Adapun kelemahan teori etika
biasanya karena tekanan
deontologi antara lain:
kebutuhan ekonomi, ataupun gaya
1. Prinsip imperatif kategoris, hidup. Menurut SAS No.99
dimana tidak memberikan terdapat empat jenis tekanan yang
panduan yang jelas untuk mengakibatkan kecurangan, yaitu
menentukan mana yang benar financial stability, external
pressure, personal financial need, membenarkan kejahatan yang
dan financial targets. dilakukan, sehingga tindakan
b. Opportunity (Peluang) kejahatan tersebut dapat diterima
Adanya peluang memungkinkan oleh masyarakat. Hal ini yang
terjadinya kecurangan. Peluang sering dijadikan alasan pelaku
tercipta karena adanya kelemahan kecurangan dalam menyatakan
pengendalian internal, dirinya tidak bersalah.
ketidakefektifan pengawasan d. Competence (Kompetensi)
manajemen, atau penyalahgunaan Kompetensi atau kapabilitas
posisi atau otoritas. Kegagalan merupakan sifat atau kemampuan
untuk menetapkan prosedur yang seseorang untuk mengabaikan
memadai untuk mendeteksi kontrol internal, mengembangkan
aktivitas kecurangan juga strategi penyembunyian, dan
meningkatkan peluang terjadinya mengontrolnya sesuai kedudukan
kecurangan. Organisasi harus sosialnya untuk keuntungan diri
menerapkan prosedur dan sendiri. Adapun compentence
pengendalian yang menempatkan merupakan pengembangan dari
karyawan dalam posisi tidak dapat elemen opportunity.
melakukan kecurangan. Menurut e. Arrogance (Arogansi)
SAS No.99 terdapat tiga kategori Arogansi adalah sikap superioritas
kondisi yang mengakibatkan atas hak yang dimiliki dan merasa
kecurangan yaitu nature of bahwa kontrol internal atau
industry, ineffective monitoring, kebijakan perusahaan tidak
dan organizational structure. berlaku untuk dirinya. COSO
c. Rationalization (Rasionalisasi) melakukan sebuah studi yang
Rasionalisasi adalah komponen membuktikan bahwa 70% dari
penting dalam banyak kecurangan penipu memiliki profil yang
(fraud). Rasionalisasi diartikan menggabungkan tekanan dengan
sebagai tindakan mencari arogansi atau keserakahan dan
pembenaran atas perbuatannya. 89% dari kasus penipuan yang
Pelaku akan mencari alasan untuk melibatkan CEO. The Crowe
Fraud Pentagon Model merusak kepercayaan
digambarkan sebagai berikut. stakeholder, seperti investor,
customer atau supplier.
b. Akuntabilitas
Tindakan kecurangan berupa
permintaan barang fiktif dalam
hal ini melanggar prinsip
akuntabilitas, karena tindakan
yang dilakukan oleh supervisor
Gambar 1. The Crowe Fraud Pentagon warehouse tersebur tidak
Model akuntabel. Hal ini dapat
menimbulkan
C. ANALISIS DAN PEMBAHASAN pertanggungjawaban hukum atau
1. Analisis Pelanggaran GCG sanksi karena terbukti
Berdasarkan kasus kecurangan melakukan penipuan,
permintaan barang fiktif yang telah manipulasi, atau pelanggaran
disebutkan sebelumnya, terdapat aturan, dan dapat menimbulkan
beberapa prinsip GCG yang kerugian bagi perusahaan dan
dilanggar oleh supervisor pihak lain, seperti customer
warehouse, yaitu : maupun supplier.
a. Transparansi 2. Analisis Pelanggaran Etika Bisnis
Tindakan kecurangan berupa Dalam sudut pandang etika
permintaan barang fiktif dalam bisnis, tindakan kecurangan berupa
hal ini melanggar prinsip permintaan barang fiktif oleh
transparansi, karena tindakan supervisor warehouse, melanggar
supervisor warehouse yang tidak prinsip kejujuran dalam memberikan
transparan dalam memberikan informasi yang benar, lengkap, dan
informasi yang benar, lengkap, akurat tentang kebutuhan dan
dan akurat tentang kebutuhan ketersediaan barang yang
atau ketersediaan barang yang sebenarnya. Kecurangan permintaan
sebenarnya, sehingga dapat barang fiktif tersebut dapat
merugikan dan menyesatkan pihak adanya kelemahan dalam
lain yang telah mempercayai data pengendalian internal,
persediaan tersebut. pengawasan, atau audit yang
3. Analisis Pelanggaran Fraud membuatnya merasa mudah
Theory untuk melakukan kecurangan.
Berdasarkan teori fraud c. Rasionalisasi, dalam hal ini,
pentagon, analisis pelanggaran seseorang yang melakukan
kecurangan permintaan barang fiktif permintaan barang fiktif
dijelaskan ke dalam lima elemen, mungkin merasionalisasi
yaitu : tindakannya dengan
a. Tekanan, dalam hal ini, menganggap kejadian tersebut
seseorang yang melakukan merupakan hal yang biasa dan
permintaan barang fiktif merasa tidak merugikan pihak lain.
tertekan untuk mendapatkan d. Kompetensi, dalam hal ini,
keuntungan lebih, memenuhi seseorang yang melakukan
harapan atasan atau rekan kerja, permintaan barang fiktif
kompetensi atau ancaman. memiliki kemampuan untuk
Tekanan ini dapat melakukan kecurangan karena
mempengaruhi proses adanya pengetahuan atau
pengambilan keputusan pengalaman tentang proses
seseorang dan membuatnya bisnis, produk, atau pasar.
mengabaikan nilai atau norma Seseorang juga mungkin
yang berlaku. memiliki kemampuan untuk
b. Peluang, dalam hal ini, melakukan kecurangan karena
seseorang yang melakukan adanya posisi atau wewenang
permintaan barang fiktif melihat yang memberinya akses atau
adanya peluang untuk kontrol terhadap sumber daya,
melakukan kecurangan karena informasi dan memanipulasi
adanya celah dalam proses data.
pemesanan, pengiriman, atau e. Arogansi, dalam hal ini,
pembayaran barang, serta seseorang yang melakukan
permintaan barang fiktif 4. Solusi Terhadap Kecurangan Bad
memiliki sikap arogansi yang GCG
tinggi, yang berarti ia merasa Berdasarkan hasil analisis
berhak mendapatkan keuntungan tindakan kecurangan tersebut, salah
lebih, merasa tidak akan satu upaya yang dapat dilakukan
tertangkap dan dihukum atau oleh perusahaan adalah dengan
hanya mengikuti apa yang melakukan implementasi
dilakukan oleh orang lain. pengendalian internal yang baik.
Berdasarkan hasil analisis Salah satu kerangka konsep
tersebut, perusahaan perlu pengendalian terintegrasi yang
memberikan sanksi kepada pihak- memiliki tujuan untuk menciptakan
pihak yang terbukti melakukan efektivitas dan efisiensi, keandalan
kecurangan dan melanggar prinsip laporan keuangan, serta kepatuhan
GCG dan etika bisnis. Beberapa akan peraturan serta hukum yang
penelitian menunjukkan, minimnya berlaku adalah Internal Control –
sanksi bagi korporasi yang tidak Integrated Framework yang
mengikuti prinsip tata kelola diterbitkan oleh Committee of
perusahaan dan karakteristik budaya Sponsoring Organization of the
masyarakat, yang lebih mematuhi Treadway Commision (COSO)
aturan informal berupa kebiasaan 2019. COSO telah menyusun suatu
dibandingkan hukum formal definisi umum untuk pengendalian,
merupakan hambatan terbesar dalam standar, dan kriteria internal yang
penerapan prinsip tata kelola dapat digunakan perusahaan untuk
perusahaan (Hasanudin, 2023). mengurangi risiko ke tingkat yang
Sehingga, guna mengantisipasi dapat diterima, dan mendukung
permasalahan keberlanjutan pengambilan keputusan serta tata
terhadap implementasi GCG, para kelola organisasi yang baik pada
pemimpin perlu memaksimalkan sistem pengendalian internal entitas.
peran mereka dalam meningkatkan Terdapat 5 komponen pengendalian
kinerja keberlanjutan perusahaan internal berdasarkan COSO, yaitu :
(Tjahjadi et al., 2021).
1. Lingkungan Pengendalian pengendalian internal.
(Control Environment), Komunikasi internal merupakan
menggambarkan seperangkat sarana yang digunakan untuk
standar, proses, dan struktur menyebarluaskan informasi
sebagai dasar dalam pelaksanaan penting ke seluruh organisasi.
pengendalian internal di seluruh Hal ini memastikan karyawan
organisasi. menerima pesan yang jelas dari
2. Penilaian Risiko (Risk manajemen senior untuk
Assessment), menjadi dasar menunjukkan kepada karyawan
untuk menentukan bagaimana bahwa kegiatan pengendalian
risiko akan dikelola. Risiko harus ditanggapi dengan serius.
didefinisikan sebagai peristiwa 5. Aktivitas Pemantauan
atau kejadian yang mungkin ada (Monitoring Activities), kegiatan
dan berpengaruh terhadap pemantauan adalah evaluasi
pencapaian tujuan organisasi. berkala dan berkelanjutan untuk
3. Aktivitas Pengendalian (Control memastikan bahwa masing-
Activities), merupakan tindakan, masing dari lima komponen
kebijakan, prosedur, atau standar pengendalian internal, termasuk
yang membantu manajemen pengendalian yang
memitigasi risiko untuk mempengaruhi prinsip-prinsip
memastikan pencapaian tujuan. dalam setiap komponen, hadir
Aktivitas pengendalian bersifat dan berfungsi. Adapun
preventif dan dilakukan di hubungan antara kelima
semua tingkat organisasi. komponen pengendalian internal
4. Informasi dan Komunikasi digambarkan pada The Coso
(Information and Cube berikut.
Communication), manajemen
memperoleh informasi dari
sumber internal maupun
eksternal untuk mendukung
fungsi komponen lain
pengendalian internal dan
penyalahgunaan wewenang yang
menyalahi prinsip Good Corporate
Governance dan etika bisnis. Studi
menemukan bahwa implementasi Good
Corporate Governance dan
pengendalian internal yang baik
Gambar 1. Hubungan antara tujuan berpengaruh positif terhadap
komponen COSO pencegahan kecurangan dan moralitas
individu. Oleh karena itu, komitmen
Kerjasama yang baik antara
stakeholder dan manajemen perusahaan
stakeholder dan manajemen
sebagai pihak yang bertanggungjawab
perusahaan dalam
terhadap pengawasan dan evaluasi
mengimplementasikan GCG dan
implementasi Good Corporate
pengendalian internal perusahaan,
Governance juga berpengaruh dalam
diharapkan dapat mencegah
dalam meningkatkan kinerja perusahaan
terjadinya kecurangan dan moralitas
dan mencegah terjadinya kecurangan
individu, sehingga kinerja
(fraud).
perusahaan dapat tercapai sesuai
dengan tujuan (Liu et al., 2023). DAFTAR PUSTAKA

Adiya, M. H., Hamidi, M., Rahim, R., &


D. KESIMPULAN
Adrianto, F. (2023). Literature Review:
Berdasarkan analisis kasus
Mediation Effects of Debt Maturity on
kecurangan permintaan barang fiktif
Good Corporate Governance in
pada anak perusahaan Jepang (PT
Enhancing Financial Performance.
ABC), ditemukan pentingnya peran
Journal of Applied Business and
pengendalian internal dalam
Technology, 4(2), 100–113.
mengimplementasikan Good Corporate
https://doi.org/10.35145/jabt.v4i2.125
Governance dan etika bisnis. Kasus
kecurangan permintaan barang fiktif Al-ahdal, W. M., Alsamhi, M. H., Tabash,
pada anak perusahaan Jepang (PT ABC) M. I., & Farhan, N. H. S. (2020). The
terjadi karena adanya pengabaian impact of corporate governance on
financial performance of Indian and hp/marekonomi/article/view/115
GCC listed firms: An empirical
Karyatun, S., Yuliantini, T., Saratian, E.,
investigation. Research in International
Paijan, P., Soelton, M., & Riadi, E.
Business and Finance, 51(August
(2023). Towards the Best Model Good
2019), 101083.
Corporate Governance and Knowledge
https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2019.101
Management To Improve Performance
083
Through Job Satisfaction. Jurnal Riset
Anand, A., Bowen, M., Spivack, A. J., Bisnis Dan Manajemen, 16(2), 236–
Vessal, S. R., & Rangarajan, D. (2023). 245.https://doi.org/10.23969/jrbm.v16i
The role of ethics in business-to- 2.9891
business marketing: An exploratory
Komite Nasional Kebijakan Governansi.
review and research agenda. Industrial
(2021). Pedoman Umum Governansi
Marketing Management, 115(February
Korporat Indonesia (PUGKI) 2021.
2022), 421–438.
Komite Nasional Kebijakan
https://doi.org/10.1016/j.indmarman.20
Governansi, 37. https://knkg.or.id/wp-
23.10.013
content/uploads/2022/06/PUGKI-2021-
Biduri, S., Nur Fadhila, S., Rahma Dewi, S., LORES.pdf
& Maryanti, E. (2023). Can Company
Liu, Z., Tang, H., & Zhang, C. (2023).
Size Moderate Good Corporate
Corporate governance, moral hazard,
Governance on Disclosure of
and financialization. International
Sustainability Reports? Journal of
Review of Economics and Finance,
Accounting Science, 7(1), 60–70.
88(22), 318–331.
https://doi.org/10.21070/jas.v7i1.1698
https://doi.org/10.1016/j.iref.2023.06.0
Hasanudin, H. (2023). Applying the 42
Principles of Good Corporate
Margerety, M. (2022). Penerapan Etika
Governance in Corporate Financial
Profesi Akuntan dan Kasus-Kasus
Management. MAR-Ekonomi: Jurnal
Pelanggaran Etika Bisnis dalam Profesi
Manajemen, Akuntansi Dan Rumpun
Akuntan. Pusdansi.Org, 2(4), 1–12.
Ilmu Ekonomi, 1(02), 49–55.
https://jurnal.seaninstitute.or.id/index.p Napitupulu, I. H. (2023). Internal Control,
Manager’s Competency, Management https://doi.org/10.35314/inovbiz.v6i2.8
Accounting Information Systems and 52
Good Corporate Governance: Evidence
Numanovich, A. I., & Abbosxonovich, M.
from Rural Banks in Indonesia. Global
A. (2020). The Analysis Of Lands In
Business Review, 24(3), 563–585.
Security Zones Of High-Voltage Power
https://doi.org/10.1177/0972150920919
Lines (Power Line) On The Example
845
Of The Fergana Region Phd Of
Novita, E. S., & Herliansyah, Y. (2019). The Fergana polytechnic institute,
Effect of Corporate Governance Uzbekistan PhD applicant of Fergana
Mechanism, Liquidity and Company polytechnic institute, Uzbekistan.
Size on Tax Avoidance. Saudi Journal EPRA International Journal of
of Economics and Finance, 03(10), Multidisciplinary Research (IJMR)-
366–373. Peer Reviewed Journal, 2, 198–210.
https://doi.org/10.36348/sjef.2019.v03i https://doi.org/10.36713/epra2013
09.001
Ritonga, Z., Inuzula, L., & Mulyadi. (2023).
Novitasari, A. R., & Chariri, A. (2018). the Effect of Accounting Conservatism,
Analisis Faktor-Faktor Yang Company Size and Good Corporate
Mempengaruhi Financial Statement Governance on the Quality of Company
Fraud Dalam Perspektif Fraud Profits. JASa (Jurnal Akuntansi, Audit
Pentagon. Diponegoro Journal of Dan Sistem Informasi Akuntansi), 7(1),
Accounting, 7(4), 1–15. http://ejournal- 1–12.
s1.undip.ac.id/index.php/accounting file:///C:/Users/Acer/Downloads/2122-
Article Text-6967-2-10-20230501.pdf
Nugroho, L., & Bararah, H. N. (2018).
Pengaruh Good Corporate Governance Sama, L. M., Stefanidis, A., & Casselman,
Dan Biaya Operasional Dan R. M. (2022). Rethinking corporate
Pendapatan Operasional (Bopo) governance in the digital economy: The
Terhadap Stabilitas Keuangan Bank role of stewardship. Business Horizons,
Umum Syariah Di Indonesia Tahun 65(5), 535–546.
2012-2017. Inovbiz: Jurnal Inovasi https://doi.org/10.1016/j.bushor.2021.0
Bisnis, 6(2), 160. 8.001
Savitri, S., & Herliansyah, Y. (2022). Dan Sumbangan Pemikiran Para Filsuf
Pengaruh Good Corporate Governance Bagi Etika Bisnis. Jurnal Muara Ilmu
dan Sistem Pengendalian Intern Ekonomi Dan Bisnis, 3(2), 313.
Terhadap Penyalahgunaan Aset Dengan https://doi.org/10.24912/jmieb.v3i2.338
Kualitas Audit Intern Sebagai Variabel 4
Moderasi. Owner, 6(4), 4219–4231.
Widiantari, K. S., & & Bella, N. K. D. Y.
https://doi.org/10.33395/owner.v6i4.11
(2023). Individual Morality as
69
Moderating The Influence of Good
Schandl, A., & Foster, P. L. (2019). COSO Corporate Governance Implementation
Internal Control - Integrated and Internal Control on Fraud
Framework: An Implementation Guide Prevention in The Regional Financial
for the Healthcare Industry. COSO - And Assets Management Agency of
Committee of Sponsoring Badung Regency. Widya Akuntansi
Organizations of the Treadway Dan Keuangan, 5(01), 71–87.
Commission, January, 5. PP.5
Wu, Z., Lin, S., Chen, T., Luo, C., & Xu, H.
Studi, P., & Kuliah, B. (2006). Distribusi II (2023). Does effective corporate
Distribusi II. 6, 145–148. governance mitigate the negative effect
of ESG controversies on firm value ?
Surajiyo. (2023). Teori-Teori Etika Dan
Economic Analysis and Policy,
Prinsip Etika Bisnis. Senada, 6, 259–
80(September), 1772–1793.
265.
https://doi.org/10.1016/j.eap.2023.11.0
Tjahjadi, B., Soewarno, N., & 18
Mustikaningtiyas, F. (2021). Good
Zega, W. (2023). The Influence of Good
corporate governance and corporate
Corporate Governance, The Role of
sustainability performance in
Internal Au-dit, The Effectiveness of
Indonesia: A triple bottom line
Internal Controls and The Appropriate
approach. Heliyon, 7(3), e06453.
of Compensation on Fraud Trends.
https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2021.e
International Business and Accounting
06453
Research Journal, 7(1), 37–51.
Weruin, U. U. (2019). Teori-Teori Etika

Anda mungkin juga menyukai