Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI TERNAK MONOGASTRIK

PRODUKSI KUDA
(Taksonomi,Evolusi,Bangsa-bangsa Kuda dan Sosial Ekonomi)

Oleh :
Ghina Nurkamilah
200110210069
Produksi Unggas Monogastrik-C

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK POTONG


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2023
1

DAFTAR ISI

BAB Hal
DAFTAR ISI………………………………………………………………………1
I ............................................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 2
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 3
II .............................................................................................................................. 4
LANDASAN TEORI .............................................................................................. 4
III ............................................................................................................................. 6
3.1 Klasifikasi dan Taksonomi Kuda ............................................................. 6
3.2 Evolusi Kuda ............................................................................................ 7
3.3 Bangsa-bangsa Kuda ................................................................................ 9
3.4 Nilai Sosial-Ekonomi Kuda.................................................................... 12
IV .......................................................................................................................... 14
KESIMPULAN ..................................................................................................... 14
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 14
4.2 Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
LAMPIRAN .......................................................................................................... 16
2

I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Kuda, sebagai anggota mamalia ungulata yang berukuran paling besar di
kelasnya, berdiri pada satu kuku dan termasuk dalam ordo Perissodactyla. Dalam
aspek kekerabatan, kuda memiliki nenek moyang yang sama dengan tapir dan
badak. Sebagai bagian dari genus Equss, kuda telah menjadi salah satu hewan
modern yang sangat sukses, mampu bertahan hidup melalui seleksi alam dan
evolusi yang luar biasa (Kidd, 1985).
Kuda, yang dikenal sebagai Equus caballus atau Equus ferus caballus,
adalah jenis ternak dengan lambung tunggal. Selama ribuan tahun, manusia telah
memanfaatkannya sebagai alat transportasi, simbol status sosial budaya, dan
hewan kesayangan. Kuda juga memberikan manfaat ekonomis yang signifikan,
digunakan untuk sandang, pangan, dan berbagai tujuan lainnya (Prakkasi, 2006).
Klasifikasi kuda mencakup tipe ringan, tipe berat, dan kuda poni, masing-
masing memiliki perbedaan dalam ukuran, bentuk tubuh, dan kegunaan. Kuda tipe
ringan, dengan tinggi 1,45-1,70 m saat berdiri dan bobot 450-700 kg, umumnya
digunakan sebagai kuda tunggang, kuda tarik, atau kuda pacu. Kuda tipe berat,
dengan tinggi 1,45-1,75 m saat berdiri dan bobot lebih dari 700 kg, biasanya
berperan sebagai kuda pekerja. Sementara kuda poni, dengan tinggi kurang dari
1,45 m saat berdiri dan bobot 250-450 kg, juga memiliki peran khusus
(Ensminger, 1962).
Sejak awalnya digunakan sebagai sumber pangan, alat perang, dan
transportasi, peran kuda telah berkembang. Saat ini, kuda digunakan dalam
olahraga, rekreasi, pertunjukan, pengendalian ternak, dan sebagai teman bagi para
pecinta kuda. Kuda memiliki daya tarik yang tinggi di kalangan masyarakat,
mencakup baik anak muda maupun orang dewasa (Bogart dan Taylor, 1983).
Praktikum akan dilakukan untuk mendalami taksonomi, evolusi, klasifikasi, dan
manfaat sosial ekonomi yang terkait dengan kuda.
Makalah ini akan menyelidiki secara lebih rinci peran kuda dalam
berbagai aspek, termasuk kontribusi mereka terhadap sejarah manusia, keragaman
spesies, dan dampak ekonomi yang meluas.
3

1.2 Tujuan
1. Mengetahui tentang taksonomi
2. Mengetahui bagaimana terjadinya evolusi kuda
3. Mengetahui bangsa-bangsa kuda yang ada di dunia
4. Mengetahui nilai manfaat ekonomi kuda
4

II

LANDASAN TEORI

Kuda adalah salah satu hewan liar yang dijinakkan sebelum Masehi, Kuda
ini berasal dari Asia dan telah menyebar ke banyak daerah penyebarannya.
Selain itu, kuda juga merupakan salah satu jenis mamalia yang berasal dari genus
Equus. Dengan nama latin Equus caballus yang biasa Telah digunakan sebagai
pembawa orang dan barang selama beberapa ribu tahun. Kuda (Equus caballus
atau Equus ferus caballus) merupakan satu dari sepuluh spesies Mamalia modern
dari genus Equus. Hewan ini sudah lama menjadi salah satu hewan Hewan
peliharaan penting secara ekonomi dan sejarah serta mempunyai peranan penting
untuk mengangkut orang dan barang selama ribuan tahun. Kuda bisa orang naik
pelana dan itu juga bisa digunakan untuk menarik sesuatu seperti kendaraan
beroda atau bajak.
Di beberapa tempat juga ada kuda digunakan sebagai sumber makanan.
Meskipun peternakan kuda mungkin memang demikian Sejak 4500 SM, terdapat
bukti penggunaan kuda untuk memenuhi kebutuhan manusia baru hal itu
diketahui terjadi sejak tahun 2000 SM. Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu
cara mengelompokkan sesuatu hidup berdasarkan ciri-ciri umum mereka. Tujuan
klasifikasi makhluk hidup adalah untuk memfasilitasi identifikasi, perbandingan
dan untuk mempelajari makhluk hidup. Dengan demikian, keuntungan
mengklasifikasikan makhluk hidup adalah:
1. Memfasilitasi studi tentang makhluk hidup yang berbeda.
2. Untuk memahami hubungan antara hewan satu sama lain. Sistem
Klasifikasi makhluk hidup dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu sistem
klasifikasi alamiah, buatan dan filogenetik. Sistem klasifikasi yang
pertama adalah sistem klasifikasi natural. Kuda ringan seperti kuda
Arabian, Morgan, Quarter Horse, Paint dan Seekor anjing ras murni
dapat memiliki berat sekitar 590 kg. Kuda yang "berat" atau mengepak
kuda, seperti Clydesdale, Draf, Percheron. Saat ini diperkirakan ada
sekitar 350 ras kuda di dunia. Secara sosial-ekonomi, peran kuda relatif
berbeda dari satu daerah ke daerah lain dan dari satu negara ke negara lain.
Kuda mereka memainkan peran penting dalam budaya manusia. Hewan
ini adalah yang pertama suku nomaden menggunakannya sebagai gunung
di padang rumput dan gurun di Asia Tengah dan Utara.
5

Peran selanjutnya adalah hewan menyeret Ciri-ciri umum kuda adalah:


1. Panjang tubuhnya biasanya 160 hingga 200 cm.
2. Memiliki 4 kaki berotot yang digunakannya untuk berjalan dan berlari
cepat
3. Giginya agak panjang, digunakan untuk mengunyah makanan

Peternakan kuda mulai berkembang dengan baik sehingga jumlahnya


banyak sekali para peternak yang ingin beternak atau mengembangbiakkan kuda-
kuda tersebut. Selain banyak Kuda ini mempunyai peranan yang sangat penting
dan juga memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi dibandingkan dengan spesies
hewan lainnya. Ada beberapa jenis kuda ini Habitat dan persebarannya adalah
kuda cendana, kuda sumbawa, kuda sawu, kuda timor, kuda Bunga, kuda jawa,
aceh dan sulawesi.
6

III
PEMBAHASAN

3.1

Klasifikasi dan Taksonomi Kuda


Berikut taksonomi kuda :
• Kingdom : Animalia (Hewan)
• Phylum : Chordata (Bertulang belakang)
• Class : Mamalia (Menyusui)
• Ordo : Perissodoctyla
• Family : Equidae
• Genus : Equus
• Species :
o Equus hipotigris (Zebra)
o Equus asinus (Keledai)
o Equus hemionus (setengah Keledai)
o Equus caballus (Kuda)

Kuda adalah binatang liar yang telah dijinakkan. Dalam klasifikasi


zoologi, kuda termasuk dalam kerajaan Animalia, filum Chordata yang memiliki
tulang belakang, kelas Mammalia yang menyusui anaknya, subkelas Theria, ordo
Perissodactyla yang merupakan hewan herbivora yang tidak memamah biak,
keluarga Equidae, dan spesies Equus caballus (KTM, 2010). Kuda domestik hasil
dari kontribusi dua atau tiga jenis kuda liar, yaitu kuda (Equus puzewalski),
keledai (Equus mullus), dan zebra (Equus brucheli). Manusia baru mulai
menjinakkan kuda sekitar 10.000 tahun yang lalu. Bentuk kuda tertua yang masih
ada hingga hari ini dan paling dekat terkait dengan kuda yang kita kenal disebut
kuda Przewalski. Begitu manusia menyadari potensi kuda, proses domestikasi
dimulai dengan memilih pasangan berdasarkan warna, konfirmasi, dan fungsi
untuk membuka jalan bagi pembiakan selektif yang akan menghasilkan keturunan
dengan sifat-sifat yang diinginkan. Melalui proses inilah kita telah
mengembangkan ras-ras kuda yang kita kenal hari ini.
7

Gambar 1. Kuda

Ras-ras ini dapat dibagi lebih lanjut menjadi kelompok-kelompok


berdasarkan ukuran, berat, dan bentuk mereka. Ukuran kuda diukur dalam
"hands", dengan satu "hand" setara dengan empat inci. Tiga kelompok dapat
diakui berdasarkan ukuran, berat, dan bentuk: kelompok terbesar terdiri dari kuda
tugas yang berkisar dari ketinggian 14,2 hands dan berat 1400 pon atau lebih,
kelompok kedua dikenal sebagai kuda ringan dengan ketinggian 12 hingga 17,2
hands dan berat antara 900 dan 1400 pon, dan kelompok ketiga adalah kuda poni
dengan tinggi kurang dari 14,2 hands dan berat antara 500 dan 900 pon.
Ada pula klasifikasi miniature, yang merupakan versi kecil dari kuda dan
bukan ras terpisah. Ketinggian maksimum kuda miniatur adalah 54 inci.
Klasifikasi lainnya mencakup Cold Blood, Warm Blood, dan Hot Blood, yang
merujuk pada temperamen kuda bukan suhu sebenarnya. Cold Blood umumnya
mencakup ras-ras tugas yang besar, sementara Warm Blood adalah ras-ras ringan
hingga menengah yang cocok untuk naik dan pertunjukan, dan Hot Blood
cenderung lebih kecil, ringan, dan kurang berat karena kerapatan tulang yang
lebih kecil.

3.2 Evolusi Kuda


Kuda adalah anggota ordo Perissodactyla, atau hewan berkuku ganjil.
Meskipun anggota ordo ini lebih beragam di masa lalu, yang masih hidup saat ini
adalah kuda, badak, dan tapir. Nama "berkuku ganjil" merujuk pada fakta bahwa
hewan-hewan ini menopang sebagian besar berat badan mereka pada jari kaki
ketiga. Kuda-kuda modern memiliki satu jari pada setiap kaki, sedangkan badak
dan tapir memiliki tiga jari. Selama evolusi, kuda mengalami proses domestikasi
8

dan seleksi pembiakan. Seleksi berdasarkan warna, konfirmasi, dan fungsi


membentuk berbagai jenis kuda yang kita kenal saat ini. Kuda-kuda dapat
dikelompokkan berdasarkan ukuran, bobot, dan struktur tubuhnya. Ada tiga
kelompok utama: kuda tahanan, kuda ringan, dan kuda kerdil. Selain itu, ada juga
klasifikasi berdasarkan sifat temperamen, seperti Cold Blood, Warm Blood, dan
Hot Blood.
Perjalanan evolusi kuda bermula dari Hyracotherium, juga dikenal sebagai
kelompok Eohippus, yang muncul pada periode awal Eocene di Amerika Utara
dan Eropa. Kuda purba ini memiliki postur sekitar 11 inci, dengan leher pendek,
dan perbedaan mencolok antara kaki depan dan kaki belakang. Kaki depan
memiliki empat jari, sementara kaki belakang hanya memiliki tiga jari; meskipun
jari keempat dan kelima masih ada, ukurannya sangat kecil. Selama evolusi kuda,
ada beberapa kelompok prasejarah, seperti Brontotheres dan Palaeotheres, yang
kemungkinan merupakan kerabat dekat kuda. Brontotheres memiliki ciri mirip
badak dengan tanduk besar, sementara Palaeotheres awalnya disalahartikan
sebagai kuda prasejarah. Evolusi kuda dimulai di Amerika Utara sekitar 56 juta
tahun yang lalu, dengan Eohippus sebagai salah satu bentuk awal. Mesohippus,
yang muncul sekitar 40 juta tahun yang lalu, menunjukkan perubahan signifikan,
termasuk peningkatan ukuran tubuh dan perubahan gigi untuk mengakomodasi
makanan yang lebih keras.

Gambar 2. Evolusi Kuda


9

Pada pertengahan Miosen, garis keturunan kuda berkembang dengan


munculnya Parahippus dan Merychippus, pemakan daun dan rumput yang
membawa perubahan lebih lanjut pada anatomi dan ukuran tubuh. Garis keturunan
ini terus berkembang hingga mencapai kuda modern. Meskipun perjalanan evolusi
kuda penuh dengan kompleksitas dan perubahan, penelitian fosil membantu kita
memahami perjalanan panjang ini hingga mencapai bentuk dan jenis kuda yang
kita kenal hari ini. Genus Merychippus, berisi berbagai spesies, adalah hewan
relatif tinggi dengan moncong memanjang, rahang lebih dalam, dan mata yang
diposisikan belakang di tengkorak, memberi tampilan mirip kuda. Perubahan pada
otak juga terjadi, dengan otak yang lebih besar dibandingkan dengan takson yang
lebih tua. Variasi ukuran jari kaki samping terjadi, namun, spesies ini secara
umum memiliki jari kaki tengah yang diperbesar, didukung oleh ligamen kuat,
memungkinkan adaptasi untuk berlari cepat di atas tanah keras. "Radiasi
Merychippine" menghasilkan tiga garis keturunan utama kuda penggembala.
Hipparionini adalah radiasi pertama yang membawa kuda nil menyebar ke Asia,
Eropa, dan Afrika.
Genus Hippotherium dan Hipparion juga memasuki Afrika. Radiasi juga
membawa evolusi kelompok Equini, termasuk Protohippina dengan genera
Calippus dan Protohippus. Protohippus memiliki ukuran sekitar keledai mungil.
Equina mencakup kuda modern dan garis keturunan punah, seperti Pliohippus dan
Hippidion. Pliohippus dianggap sebagai pesaing nenek moyang langsung Equus,
sementara Hippidion mewakili garis keturunan unik di Amerika Selatan. Genus
Astrohippus muncul dengan jari kaki yang mengecil, dan genus Dinohippus
adalah perantara antara Pliohippus dan Equus.
Klasifikasi Equus melibatkan genera seperti Plesippus dan Allohippus, dan
perkembangan genetik menunjukkan bahwa nenek moyang kuda modern hidup
sekitar 4-4,5 juta tahun yang lalu. Equus menyebar ke Dunia Lama, dan evolusi
kelompoknya melibatkan subgenera Asinus dan caballoids. Penelitian terbaru
mempertanyakan penjelasan tradisional tentang chestnut, ergot, dan katak pada
kuda, mengusulkan sisa-sisa jari kaki yang terdiferensiasi.

3.3 Bangsa-bangsa Kuda


Kuda merupakan salah satu hewan liar yang sudah didomestkasikan sebelum
masehi, kuda ini berasal dari Asia yang menyebar luas keberbagai daerah sesuai
dengan perkembangbiakannya. Selain itu, ternak kuda juga merupakan salah satu
spesies mamalia yang berasal dari genus Equus. Kuda memiliki keanekaragaman
10

yang beragam. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan antara spesies kuda
satu dengan yang lain. Di dunia kuda terlahir dari beberapa bangsa.
Menurut Stegman Von Pritzwald Equus caballus dibagi menjadi 5 macam
berdasarkan tempat perkembangbiakkannya , yaitu :

1. Equus caballus germanicus : (Kuda Jerman)


2. Equus caballus occidentalis : (Kuda Eropa Tengah)
3. Equus caballus gmelini : (Kuda Eropa Timur)
4. Equus caballus orientalis : (Kuda Asia Muka)
5. Equus caballus mongolicus : (Kuda mongol = Equus prewalsky).

Nama-nama kuda yang ada di dunia:


1. Aegidienberger 20. Burguette 39. Florida cracker
2. Alkhal-Teke Horse horse
3. American 21. Camargue 40. Freiberger
Cream Draft Horse 41. Friesian Horse
4. American 22. Campolina 42. Galician pony
Indian Horse 23. Canadian 43. Giara horse
5. American Horse 44. Groningen
Quarter Horse 24. Caspian Horse Horse
6. Andalusian 25. Cleveland By 45. Gypsy Horse
Horse 26. Coldblood 46. Hackney Horse
7. Anglo-Arabian Trotter 47. Haflinger
8. Appaloosa 27. Comtois Horse 48. Heck Horse
9. Arabian Horse 28. Criollo Horse 49. Icelandic Horse
10. Ardennes 29. Curly Horse 50. Irish Draught
Horse 30. Czech Warm 51. Irish Sport
11. Banker Horse Blood Horse
12. Barb Horse 31. Danish 52. Italian Trotter
13. Bardigiano Warmblood 53. Jaca Navarra
14. Berlgian Horse 32. Dutch Heavy 54. Jeju Horse
15. Belgian Draft 55. Jutland Horse
Warmblood 33. East Bulgarian 56. Kabarda Horse
16. Black Forest 34. Estonian horse 57. Kaimanawa
Horse 35. Falabella Horse
17. Brandenburger 36. Faroe Pony 58. Kathiawari
18. Breton Horse 37. Finnhorse 59. Kiger Mustang
19. Brumby 38. Fjord Horse 60. Kiso Horse
11

61. Konik 81. Norman Cob 98. Shire Horse


62. Latvian Horse 82. Oldenburg 99. Silesian Horse
63. Lipizzan Horse 100. Sorraia
64. Lusitano 83. Orlov Trotter 101. Spanish
65. Mallorquin 84. Paso Fino Norman Horse
66. Malopolski 85. Percheron 102. Sufflolk Punch
67. Mangalarga 86. Persano Horse 103. Swedish
68. Maremmano 87. Peruvian Paso Warmblood
69. Marwari Horse 88. Pintabian 104. Tennese
70. Miniature 89. Pleven Horse Walking Horse
Horse 90. Posavac Horse 105. Tersk Horse
71. Misaki Horse 91. Quarab 106. Thoroughbred
72. Morab 92. Rhinelander Horse
73. Mrogan Horse Horse 107. Tori Horse
74. Murgese 93. Rocky 108. Trakehner
75. Mustang Horse Mountain 109. Waler Horse
76. Namib Desert Horse 110. Warlander
Horse 94. Russian Trotter 111. Wielkopolski
77. Nez Perce 95. San Fratello 112. Yakutian Horse
Horse Horse 113. Yonaguni
78. Nokota Horse 96. Selle Francais Horse
79. Nonius Horse 97. Shagya 114. Zweibucher
80. Noriker Horse Arabian

10 Bangsa Kuda yang Paling Cepat di Dunia

Freisian Horse
 Berasal dari Belanda Orlov Trotter
 Tipe darah dingin  Berasal dari Russia
 Kuat  Berdarah hangat
 Kecepatan 25mph - 40 kmh  Cepat dan kuat
 Kecepatan 32mph -51,49
Icelandic Horse kmh
 Berasal dari Iceland
 Berdarah dingin Akhal teke Horse
 Kuat dan stamina  Berasal dari Turkmenistan
 Kecepatan 30mph - 48 kmh  Darah tipe panas
12

 Atletikm cepat
 Kecepatan 35mph -56,32 Arabian Horse
kmh  Berasal dari Arabian
Peninsula
Barb Horse  Tipe darah panas
 Berasal dari Afrika Selatan  Cepat, berstamina, dan cantik
 Darah tipe panas  Kecepatan 40 mph – 65 kmh
 Enduranace dan stamina
 Kecepatan 37mph -59,54 Thoroughbred
kmh  Berasal dari Inggris
Marwari Horse  Tipe darah panas
 Berasal dari india  Semangat, berstamina, dan
 Tipe darah panas cepat
 Kuat  Kecepatan 55 mph- 88,5 kmh
 Kecepatan 40mph-64kmh
Quarter Horse
Andalusian Horse  Berasal dari U.S.A
 Berasal dari Spanyol  Tipe darah hangat
 Tipe darah hangat  Cepat, powerful
 Power dan kuat  Kecepatan 55 mph – 88,5
 Kecepatan 40 mph- 64 kmh kmh

3.4 Nilai Sosial-Ekonomi Kuda

Kuda merupakan salah satu ternak yang memiliki keterkaitan dengan


kebudayaan masyarakat, seperti penggunaan kuda untuk keperluan sesajian,
sebagai ternak karapan di Jeneponto, dan sebagai ukuran martabat manusia dalam
masyarakat (social trading). Kuda juga sering digunakan sebagai bentuk tabungan
oleh para petani di desa-desa. Kuda-kuda dibeli pada saat panen tiba atau saat
masa paceklik, dan kemudian dapat dijual kembali. Selain itu, kotoran kuda juga
memiliki manfaat ekonomi, seperti sebagai pupuk bagi usaha pertanian. Budidaya
kuda mampu memberikan kesempatan kerja karena mampu menampung tenaga
kerja yang cukup, sehingga dapat memberikan pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan hidup banyak keluarga (KTM, 2010). Lebih lanjut diungkapkan bahwa
daging kuda sangat bermanfaat sebagai sumber protein hewani. Namun,
penyediaan daging kuda belum mencukupi kebutuhan konsumsi yang terus
13

meningkat, salah satu penyebabnya adalah laju pertumbuhan populasi manusia


yang tinggi yang tidak diikuti oleh laju pertumbuhan populasi kuda potong. Laju
pertumbuhan populasi kuda yang menurun ini disebabkan oleh pengolahan yang
masih bersifat tradisional.
Kuda merupakan komoditas peternakan yang memberikan berbagai
manfaat penting bagi kehidupan manusia. Selain digunakan sebagai alat
transportasi, kini kuda juga dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan seperti
olahraga, pertanian, dukungan pertahanan, dan bahkan sebagai sumber konsumsi
pangan (daging dan susu). Di Indonesia, penduduk asli telah lama beternak kuda
di daerah yang memiliki padang rumput luas, terutama di daerah timur Indonesia.
Kedatangan bangsa Eropa yang menjajah Indonesia memberikan
kontribusi positif terhadap peningkatan metode beternak kuda. Mereka melakukan
perkawinan silang antara kuda lokal dengan kuda pejantan asal Eropa,
menghasilkan keturunan kuda dengan mutu genetik yang lebih baik. Selain itu,
pengaruh Eropa juga membawa perubahan dalam pemanfaatan fungsi kuda,
seperti penggunaannya sebagai sarana olahraga.
Seiring dengan perkembangan olahraga berkuda di Indonesia dari zaman
penjajahan hingga saat ini, Indonesia memiliki organisasi yang mengawasi dan
mengembangkan olahraga berkuda, yaitu Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh
Indonesia (PORDASI). Organisasi ini memiliki tiga cabang olahraga berkuda,
yaitu cabang pacuan kuda, cabang olahraga tunggang kuda (Equastrian), dan
cabang olahraga polo.
14

IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Kuda, sebagai salah satu jenis ternak, membawa berbagai manfaat
ekonomis dan telah menjadi bagian integral dalam kehidupan manusia selama
ribuan tahun. Kuda tidak hanya digunakan sebagai alat transportasi, tetapi juga
sebagai simbol status sosial dalam kebudayaan tertentu dan sebagai hewan
peliharaan. Proses domestikasi kuda di Indonesia bahkan telah terjadi sebelum
kedatangan bangsa Eropa. Peran sosial ekonomi kuda bervariasi antara daerah dan
negara, mencerminkan kompleksitas hubungan manusia dengan hewan ini. Kuda
memegang peran yang sangat signifikan dalam kebudayaan manusia, selain
memiliki nilai ekonomis yang relatif tinggi dibandingkan dengan ternak lainnya.

4.2 Saran
Dengan adanya laporan praktikum ini, diharapkan pembaca dapat
mendapatkan pemahaman yang lebih baik terhadap materi praktikum yang
disajikan. Semoga hal ini dapat membantu pembaca dalam menyusun laporan
praktikum secara optimal.
15

DAFTAR PUSTAKA

Gustia, N. (2019). Bukti-Bukti Terjadinya Evolusi.

https://www.youtube.com/watch?v=aVQcH1u2dt0

https://www.youtube.com/watch?v=f-8bm5Xkwt0

https://www.youtube.com/watch?v=pQK-VnQWbrg

https://www.youtube.com/watch?v=e66pXGGZi_0

Malik, A., & Priatna, W. B. (2013, September). Analisis Kelayakan USAha


Pembibitan Peternakan Kuda Pacu Budi Mulya Stable Kota Payakumbuh
Provinsi Sumatera Barat. In Forum Agribisnis: Agribusiness Forum (Vol.
3, No. 2, pp. 173-186).

Noywuli, N., & Uran, M. A. D. (2023). PROSPEK PENGEMBANGAN


TERNAK KUDA KABUPATEN NGADA PROVINSI NUSA
TENGGARA TIMUR. Jurnal Pertanian Unggul, 2(1), 47-57.
16

LAMPIRAN
PENGERJAAN SOAL

1. Jelaskan apa tujuan dan manfaat adanya klasifikasi terhadap nilai ekonomi
social ekonomi?
Jawab :
Pengklasifikasian nilai ekonomi memiliki tujuan dan manfaat untuk
memudahkan identifikasi jenis dan bangsa kuda yang sesuai untuk
dimanfaatkan sebagai sumber ekonomi. Sebagai contoh, kuda yang memiliki
postur tinggi dan tulang yang kuat dianggap ideal untuk digunakan dalam
kegiatan olahraga.
Selain itu, pengklasifikasian makhluk hidup, terutama kuda digunakan
untuk mendeskripsikan kuda dan membedakan jenis-jenis kuda agar mudah
dikenal dan mudah untuk mengelompokannya. Hal ini dapat mempermudah
untuk mempelajari kuda yang beranekaragam serta dapat melihat hubungan
kekerabatan antar makhluk hidup.

2. Jelaskan siapa saja tokoh-tokoh yang mengungkap evolusi kuda. Apa


kontribisnya dalam teori evolusi tersebut?
Jawab:
Richard Owen menemukan fosil Hyracotherium di Eropa pada abad ke-18,
dan ia memberikan nama "Hyracoterium," yang bermakna "binatang mirip
dengan hyrax."
Sementara itu, Marsh dan Osbon mengungkapkan bahwa fosil kuda
tersebut memberikan petunjuk yang akurat mengenai evolusi, karena
mengalami perubahan pada permukaan gigi geraham dari bentuk yang cocok
untuk makan daun menjadi bentuk yang cocok untuk makan rumput.
Darwin menyatakan bahwa fosil yang ditemukan pada lapisan batuan
muda berbeda dengan fosil yang terdapat pada lapisan batuan yang lebih tua,
dan menunjukan suatu bentuk perkembangan.

3. Jelaskan beberapa bangsa kuda terancam punah. Berikan contoh


bagaimana upaya kelompok masyarakat untuk mempertahankan bangsa-
bangsa kuda yang terancam punah.
Jawab :
Kuda timor menghadapi risiko kepunahan akibat budaya masyarakat,
kurangnya perhatian dari pemerintah, dan peran transportasi yang tergantikan
17

oleh kendaraan bermotor. Upaya masyarakat untuk melindungi kuda timor


dilakukan melalui pelestarian tradisi balapan kuda.
Kuda nil menghadapi ancaman kepunahan karena perburuan ilegal. Upaya
untuk menjaga keberlanjutan kuda nil melibatkan langkah-langkah konservasi
dan perlindungan terhadap spesies tersebut.

4. Jelaskan potensi dan peran kuda Indonesia di masa depan?


Jawab:
Kuda di Indonesia memiliki potensi dan peran yang beragam di masa
depan. Selain sebagai tunggangan wisata di beberapa daerah, kuda juga digunakan
sebagai penghela barang, terutama di wilayah yang sulit dijangkau oleh kendaraan
bermotor. Kuda beban menjadi solusi dalam mengangkut bahan pokok, seperti
durian di Atambua, NTT, di mana infrastruktur terbatas.
Selain itu, kuda berperan dalam keamanan sebagai kuda kepolisian dan
kavaleri TNI AD. Dalam situasi demonstrasi, kuda kepolisian membantu
membubarkan kerumunan tanpa melalui pelatihan kavaleri tradisional. Kuda
kavaleri, dengan tinggi setidaknya 130 cm, dilatih untuk berbaris, membawa
pasukan, dan bahkan berenang melintasi sungai.
Kuda equestrian, yang dulunya kuda pacuan, mendapat peran baru setelah
pensiun. Dilatih kembali, kuda ini dapat digunakan dalam berbagai kegiatan
equestrian, termasuk kuda pacuan tradisional, kuda renggong, sirkus, dan
panahan. Dengan potensi yang beragam ini, kuda di Indonesia memiliki peran
penting dalam sektor ekonomi, budaya, dan keamanan.

Anda mungkin juga menyukai