Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PAPER

MATA KULIAH SUMBERDAYA GENETIK TERNAK LOKAL

DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Ir. Eka Meutia Sari, M.Sc

JUDUL

KUDA GAYO SEBAGAI PLASMA NUTFAH ACEH

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1

MUHAMMAD HAMZAH : 2105104010006


NAZWA RAPIKA SALSABILA : 2105104010015
NISRIA : 2105104010016
FLORA REGINA FEBRIANTI : 2105104010018

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN
2021
DAFAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................... 1
1.3 Manfaat .................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Kuda Gayo ................................................................ 2
2.2 Jenis-Jenis Kuda Gayo Dan keistimewaanya ......................... 2
2.3 Ciri-Ciri Kuda Gayo ................................................................. 3
2.4 Sistem Pemeliharaan Kuda Gayo ............................................. 3
2.5 Pakan Dan Air Minum Yang Akan Diberikan ......................... 3
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 7

i
ABSTRAK

Kuda gayo merupakan salah satu plasma nutfah Aceh yang telah memiliki SK menteri
pertanian. Nomor : 1054/kpts/SR.120/10/2014 kuda gayo tersebar didaerah kabupaten Aceh
Tengah, Bener meriah, dan Blang kejeren.

Ketiga kabupaten tersebut memiliki jumlah kuda terbesar di daerah Aceh tengah.
Masyarakat memelihara kuda dikarenakan mereka memiliki tradisi-tradisi unik untuk
memperingati hari-hari besar, misalkan memperingati hari kemerdekaan republik indonesia
atau memperingati hari jadi kota mereka. Biasanya tradisi ini di selenggarakan 5 kali dalam
setahun.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kuda (Equus caballus atau Equus jerus Caballus) telah dikenal banyak orang sebagai
hewan yang memiliki banyak fungsi, yaitu dapat digunakan sebagai hewan piaraan, hewan
olahraga ataupun sebagai sarana transportasi. Hal ini disebabkan karena kuda salah satu hewan
yang mudah diatur, dikendalikan, dan ramah terhadap makhluk sekitarnya termasuk manusia.
Populasi ternak di Indonesia mengalami kenaikkan, tetapi untuk kuda mengalami penurunan.
Hal ini terjadi karena fungsi kuda sebagai alat transportasi telah banyak digantikan oleh
kendaraan bermotor, selain tingginya angka pemotongan kuda juga sebagai sumber pangan.
Penurunan ini tidak hanya terjadi di Indonesia, Amerika Serikat juga mengalami
penurunan populasi kuda, karena terjadi mekanisasi dalam bidang transportasi dan pertanian.
Biasanya kuda yang dikenal di indonesia pada umumnya diberi nama sesuai dengan tempat
asal/ asal usul tempatnya berasal/ tempat penyebarannya, misalnya kuda Gayo, kuda Sumbawa,
kuda Batak, kuda Jawa, kuda Lombok, kuda Priangan dan sebagainya.
Kuda Gayo merupakan salah satu ternak yang bertipe fancy (fungsinya sebagai
hiasan/kesenangan) yang sudah dari dulu dikenal dan digemari masyarakat Gayo. Sejak dahulu
selain peran kuda Gayo untuk dipacu, perananya juga sebagai pekerja dan sarana transportasi
sebagai sarana komunikasi masyarakat Gayo dengan masyarakat luar. Seiring perkembangan
zaman, peranan kuda sebagai pekerja dan sarana transportasi semakin kehilangan perannya.
Akan tetapi, kuda tetap menjadi ternak kesayangan yang sangat bernilai dan dimiliki oleh
komunitas-komunitas pecinta kuda.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui sistem pemeliharaan kuda pacu di kecamatan Blangkejeren
kabupaten Gayo Lues.

1.3 Manfaat
Sebagai sarana informasi mengenai kuda Gayo yang berada di Gayo Lues merupakan
salah satu sumber daya genetik ternak lokal yang menjadi plasma nutfah asli indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Kuda Gayo


Kuda Gayo memiliki postur tubuh kecil dan dapat ditemukan di Kabupaten Aceh
Tengah, Gayo Lues dan Bener Meriah. Kuda Gayo merupakan salah satu rumpun budaya kuda
nasional yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan Surat Keputusan Menteri
Pertanian (Mentan) Nomor : 1054/Kptes/SR.120/10/2014 tanggal 13 oktober 2014.
Kuda Gayo adalah salah satu kekayaan sumberdaya genetik ternak lokal indonesia.
Hewan ternak ini sudah sementinya dilindungi dan dilestastarikan dikarenakan kuda memiliki
fisik yang khas jika dibandingkan dengan jenis kuda yang lain. Dulu keberadan kuda ini bagi
masyarakat Gayo sangat berguna sebagai alat transportasi dan membantu pekerjaan petani gayo
kala itu untuk mengangkut atau membawa hasil panen.
Kuda gayo memiliki nilai strategis yag dipelihara secara turun-temurun sebagai kuda
pacu yang mempunyai nilai ekonomi dan budaya dan pastinya telah menyatu dengan
kehidupan masyarakat Gayo. Kuda Gayo telah ada sejak abad ke-18 yang beradaptasi di gayo
dan diperbaiki dengan kuda Thoroughbred dengan sebaran asli geografisnya meliputi
kabupten Aceh Tengah, Gayo Lues dan Bener Meriah. Kuda gayo memiliki tinggi badan
118-125 cm. kuda Gayo memiliki banyak keunggulan seperti: memiliki daya adaptasi
terhadap lingkungan sangat baik, daya tahan terhadap penyakit lokal, perawatannya lebih
efisien dan ekonomis dan lain sebagainya. Kuda pacu di Gayo tidak hanya menggunakan
kerbau asli Gayo saja melainkan kuda persilangan antara kuda Gayo dengan kuda Australia
juga sering digunakan sebagai kuda pacuan.

2.2 Jenis-Jenis Kuda Gayo Dan keistimewaanya


Adapun jenis-jenis kuda gayo antara lain:
a. Kuda asli lokal Gayo
b. Kuda Australia-Gayo
c. Kuda Thoroughbred (Kuda asli dari Luar Negeri)
Keistimewaan yang ada pada kuda gayo antara lain:
a. Memiliki naluri kesetiaan terhadap pemeliharaannya
b. Merupakan tipe ternak pekerja yang kuat
c. Merupakan jenis kuda pacu yang Tangguh dikelas kuda loka
d. Relatif memiliki daya tahan terhadap serangan penyakit
2
e. Memiliki variasi warna bulu mulai dari hitam, merah, abu-abu, putih, belang,
kuning langsat dan campuran
f. Memiliki tekstur daging yang rapuh dan empuk dan memiliki cita rasa yang lezat
(bagi para konsumsidaging kuda)

2.3 Ciri-Ciri Kuda Gayo


a. Memiliki ukuran tubuh jauh lebih kecil dibandingkan jenis kuda lain
b. Memiliki bulu yang lebat dan Panjang
c. Memiliki tapak/kuku yang keras
d. Memiliki taring untuk kuda jantan yang berumur 4 tahun
e. Memiliki kuping yang pendek
f. Memiliki bentuk perut setengah lingkaran
g. Memiliki bulu seperti domba pada umur 1-6 bulan, dan bulan 6-9 bulan mulai
masuk proses rontoknya bulu (jangut bangke).

2.4 Sistem Pemeliharaan Kuda Gayo


Pemeliharaan kuda di kecamatan Gayo Lues dilakukan peternak kuda umumnya
menggunakan sistem semi intensif yaitu dikandangkan pada malam hari dan diikat disekitar
kandang pada siang hari. Ada juga yang memelihara menggunakan sistem intensif yaitu
kuda terus-menerus berada dikandang yang dipagari. Kandang kuda dilengkapi dengan
halaman yang dibatasi oleh pagar-pagar yang kokoh yang dijadikan sebagai tempat berjemur
para kuda-kuda.
Untuk anak kuda yang berumur dibawah 1 sampai 1,5 tahun pemeliharaannya
dibiarkan bersama dengan induknya dan jika sudah berumur lanjut atau sudah berumur 1
atau 1,5 tahun, anak kuda akan dipisah dari induknya untuk dipelihara sebagai calon kuda
pacu. Kuda yang dimanfaatkan sebagai kuda pacu umumnya adalah kuda yang berumur
diatas 2 tahun.

2.5 Pakan Dan Air Minum Yang Akan Diberikan


a. Hijauan
Pakan yang biasanya diberikan kepada kuda adalah hijauan, yaitu rumput alam.
Rumput biasanya dipotong pada siang hari. Dan diberikan kepada kuda pada sore
pada pukul 17.00 WIB dan pada pagi hari jam 09.00 WIB.

3
b. Air Minum
Air minum yang diberikan kepada kuda Gayo adalah air bersih yang bersumber dari
air sumur atau air sungai. Air minum diberikan bersamaan dengan pemberian hijauan.
c. Konsentrat
Pemberian konsentrat untuk kuda dilakukan sebelum pemberian hijaun yaitu pada
sore hari pukul 16.00 WIB. Umumnya bahan-bahan konsentrat ini dapat berupa
dedak padi, jagung, tepung kacang hijau, tepung kedelai dan terkadang ditambah
dengan ampas tahu dan padi. Disamping pemberian konsentrat, biasang kuda juga
diberikan tambahan batang aren yang dicincang halus kemudian dikeringkan atau
bisa juga diberikan langsung setelah dicincang. Sedangkan untuk kuda pacu yang
akan diperlombakan biasanya konstentrat yang diberikanan berupa konsentrat
komersil Vital Horse. Menjelang pada saat pacuan kuda, biasa kepada kuda pacu
diberikan konsentran yang ditambahkan gula aren sebagai energi tinggi bagi kuda.
d. Kandang
Pembangunan kendang dengan kokok. Bahan untuk kandang kuda di Kecamatan
Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues biasanya terdiri atas kayu atau papan, atapnya dari
seng dan ada juga yang menggunakan atap rumbia. Kelebihan atap rumbia memberikan
suasana yang dingin bagi ternak kuda. Lantai kandang biasanya ada yang langsung
beralaskan tanah yang diberikan liter (serbuk gergaji) dan ada juga yang dibuat
permanen dengan cara disemen. Lantai kandang kuda yang disemen juga ada yang
digunakan liter sebagai alas kandang.
Pada umumnya, tipe kandang kuda di Kecamatan Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues
adalah kandang individual yang di bagian depan kandang dipagari untuk tempat kuda
berjemur pada siang hari. Sedangkan untuk kuda betina yang beranak, umumnya
kandangnya lebih luas dibandingkan dengan kandang kuda jantan.
e. Perkawinan
Perkawinan kuda masih menggunakan cara sederhana yaitu dengan cara perkawinan
alami. Perkawinan alami ini ada yang menggunakan pejantan unggul kuda Australia
milik pemerintah setempat yang didatangkan dari Australia. Di samping itu, ada juga
yang menggunakan pejantan kuda Gayo maupun peranakan antara kuda Gayo dengan
kuda Autralia (disebut kuda astaga). Untuk kuda Gayo betina pertama kali akan
dikawinkan pada umur 2 sampai dengan 2,5 tahun. Jarak beranak kuda Gayo 1 tahun
sekali melahirkan anak. Sedangkan kuda betina yang digunakan untuk pacuan biasanya
dikawinkan pada saat berumur 4 tahun (2-2,5 tahun khusus untuk dipacu). Rata-rata
4
masa kebuntingan seekor kuda Gayo betina adalah 335 hari dengan kisaran umur antara
315 sampai 350 hari.
f. Pemasaran
Kuda yang sudah tua biasanya akan dijual ke Sumatera Utara. Kuda yang dijual
biasanya kuda betina yang sudah tidak berproduksi atau kuda jantan yang tidak mampu
lagi bersaing di arena pacuan. Kuda jantan yang tidak digunakan lagi sebagai kuda
pacuan ini biasanya juga digunakan sebagai pejantan untuk dikawini dengan kuda-kuda
betina produktif dan nantinya akan diambil keturunannya untuk dijual. Umumnya,
kuda yang masih digunakan sebagai kuda pacu akan dijual hanya di daerah Gayo saja
dan pembelinya adalah masyarakat biasa maupun pejabat. Harga pasaran kuda ini
adalah untuk kuda Gayo (lokal) rata-rata adalah Rp 11.000.000 dan kuda Peranakan
Gayo rata-rata harganya adalah ≥ Rp 20 juta.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan Dan Saran


Kuda Gayo memiliki fungsi yang sangat banyak, salah satu peran penting kuda sebagai
hewan peliharaan karena secara ekonomis dan memegang sebagai alat transportasi selama
ribuan tahun, kuda dapat ditunggangi oleh manusia dan dapat pula digunakan untuk menarik
sesuatu, kuda juga digunakan sebagai sumber makanan di beberapa daerah tertentu. Ciri khas
kuda gayo perutnya agak kebawah seperti setengah lingkaran. Kuda gayo merupakan satu dari
delapan ternak kuda lokal dan salah satu kekayaan plasma nutfah Indonesia
Kita sebagai masyarakat provinsi aceh wajib melindungi kelestarian kuda gayo agar
tidak kehilangan kelestraian kuda gayo yang memang berasal dari gayo asli. Salah satu cara
agar kuda Gayo tetap terjaga hindari beberapa perkawinan silang kuda Gayo dengan kuda
unggulan agar tetap terjaga varietas asli kuda gayo di gayo.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/7956919/Makalah_Kuda
kunci gitar lagu gayo: makalah kuda gayo

Anda mungkin juga menyukai