Sosial__________________________________________ 218
BAB XI
KONFLIK SOSIAL
A. PENDAHULUAN
B. PENGERTIAN KONFLIK
C. BENTUK-BENTUK KONFLIK
1. Penyebab Konflik
Konflik dan tata tertib sosial yang bersifat normatif selalu
ada dalam masyarakat. Keduanya melekat bersama-sama.
Terciptanya ketertiban atau keteraturan sosial bukan berarti
lenyapnya atau tidak adanya konflik dalam masyarakat. Tidak
dapat diabaikan bahwa dalam masyarakat yang teratur pasti ada
konflik. Dalam masyarakat yang teratur atau setertib apa pun
pasti ada konflik walaupun hanya bersifat potensial. Harus
diingat bahwa dalam masyarakat terkandung kenyataan-
kenyataan sebagai berikut.
Buku Ajar Pengantar Sosiologi ______Prodi Sosiologi - Universitas
Mataram
Bab IX Konflik
Sosial__________________________________________ 224
b. Kontravensi
Kontravensi berasal dari bahasa Latin, contra dan venire
yang berarti menghalangi atau menantang. Kontravensi
merupakan usaha untuk menghalang-halangi pihak lain dalam
mencapai tujuan. Tujuan utama tindakan dalam kontravensi
adalah menggagalkan tercapainya tujuan pihak lain. Hal itu
dilakukan karena rasa tidak senang atas keberhasilan pihak lain
yang dirasa merugikan. Namun demikian, dalam kontravensi
tidak ada maksud untuk menghancurkan pihak lain. Menurut
Leopold von Wiese dan Howard Becker ada lima macam
bentuk kontravensi.
1. Kontravensi umum, antara lain dilakukan dengan
penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan
menghalanghalangi, protes, gangguan-gangguan, dan
kekerasan.
2. Kontravensi sederhana, antara lain dilakukan dengan
menyangkal pernyataan pihak lain di depan umum,
memaki-maki orang lain melalui selebaran, mencerca,
dan memfitnah.
3. Kontravensi intensif, antara lain dilakukan dengan
menghasut, menyebarkan desas-desus, dan
mengecewakan pihak lain.
4. Kontravensi rahasia, antara lain dilakukan dengan
pengkhianatan dan mengumumkan rahasia pihak lain.
5. Kontravensi taktis, antara lain dilakukan dengan
mengejutkan lawan dan mengganggu pihak lain.
1. Konsiliasi (Consiliation)
Konsiliasi merupakan pengendalian konflik melalui
lembaga-lembaga tertentu untuk memungkinkan tumbuhnya
Buku Ajar Pengantar Sosiologi ______Prodi Sosiologi - Universitas
Mataram
Bab IX Konflik
Sosial__________________________________________ 233
2. Perwasitan (Arbitration)
Dalam arbitration diperlukan pihak ketiga yang
mempunyai kekuasaan dan wewenang yang lebih tinggi daripada
pihak-pihak yang bertikai. Oleh karena kekuasaan dan
kewenangan itu, pihak ketiga mampu memaksakan keputusan
kepada pihak-pihak yang bertikai. Biasanya pihak yang bertikai
akan menerima apa yang menjadi keputusan wasit. Wasit
umumnya dilakukan oleh lembaga pengadilan.
3. Mediasi (Mediation)
Dalam proses pengendalian konflik mediasi, pihak-pihak
yang bertikai sepakat menunjuk pihak ketiga sebagai penengah.
Berbeda dengan perwasitan, dalam mediasi pihak ketiga tidak
mempunyai kekuasaan dan wewenang. Status yang dimiliki
pihak penengah sama dengan pihak-pihak yang bertikai. Oleh
karena statusnya sama, berarti pihak ketiga atau mediator tidak
mempunyai kekuasaan dan kewenangan untuk melaksanakan
keputusan. Dalam hal ini tugas seorang mediator adalah
memberi nasihat. Umumnya nasihat-nasihat tersebut tidak
mengikat pihak-pihak yang berkonflik. Melalui proses ini, pihak-
Buku Ajar Pengantar Sosiologi ______Prodi Sosiologi - Universitas
Mataram
Bab IX Konflik
Sosial__________________________________________ 234
4. Paksaan (Coersion)
Paksaan merupakan salah satu bentuk penyelesaian
konflik dengan cara paksaan baik secara fisik maupun psikologis.
Umumnya proses pihak berada pada posisi yang lemah dan satu
pihak di posisi yang kuat. Paksaan fisik biasa digunakan untuk
menarik diri dari pertikaian tersebut tanpa harus menurunkan
harga diri.
5. Detente
Dalam hal ini detente adalah mengurangi ketegangan
hubungan antara dua pihak yang bertikai. Cara ini biasanya
digunakan sebagai usaha pendekatan dalam mencapai
perdamaian. Oleh karena itu, pada proses ini belum ada
penyelesaian konflik secara pasti yang tentunya belum ada pihak
yang dinyatakan kalah atau memang. Detente hanya upaya
pendekatan untuk menentukan cara tepat penyelesaian konflik.
ini terjadi jika salah satu
1. Pengertian Kekerasan
Istilah kekerasan berasal dari bahasa Latin violentia, yang
berarti keganasan, kebengisan, kedahsyatan, kegarangan, aniaya,
dan perkosaan (sebagaimana dikutip Arif Rohman : 2005).
Tindak kekerasan, menunjuk pada tindakan yang dapat
merugikan orang lain. Misalnya, pembunuhan, penjarahan,
pemukulan, dan lain-lain. Walaupun tindakan tersebut menurut
masyarakat umum dinilai benar. Pada dasarnya kekerasan
diartikan sebagai perilaku dengan sengaja maupun tidak sengaja
(verbal maupun nonverbal) yang ditujukan untuk mencederai
atau merusak orang lain, baik berupa serangan fisik, mental,
sosial, maupun ekonomi yang melanggar hak asasi manusia,
bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma masyarakat
sehingga berdampak trauma psikologis bagi korban.
2. Macam-Macam Kekerasan
H. INTEGRASI SOSIAL
1. Pengertian Integrasi
Kata integrasi berasal dari bahasa Inggris, integration
yang artinya pembauran hingga menjadi kesatuan yang bulat dan
utuh. Paul B. Horton memberikan definisi, integrasi yaitu
proses pengembangan masyarakat yang mana segenap kelompok
ras dan etnik mampu berperan secara bersamasama dalam
kehidupan budaya dan ekonomi. Oleh karena integrasi
2. Proses Integrasi
Integrasi sosial tidak pernah dapat dicapai dengan
sempurna, namun secara fundamental sistem sosial selalu
Buku Ajar Pengantar Sosiologi ______Prodi Sosiologi - Universitas
Mataram
Bab IX Konflik
Sosial__________________________________________ 246
a. Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses ke arah tercapainya
kesepakatan sementara yang dapat diterima oleh pihak yang
terlibat konflik. Akomodasi terjadi pada orang-orang atau
kelompok yang mau tidak mau harus bekerja sama walaupun
dalam kenyataannya mereka berbeda paham. Tanpa akomodasi
dan kesediaan akomodasi, pihak yang terlibat konflik tidak akan
mungkin bekerja sama untuk selama-lamanya. Jadi, dengan
adanya akomodasi integrasi dapat terwujud.
b. Kerja sama
Kerja sama merupakan perwujudan minat dan perhatian
orang untuk bekerja bersama-sama dalam suatu kesepahaman.
Buku Ajar Pengantar Sosiologi ______Prodi Sosiologi - Universitas
Mataram
Bab IX Konflik
Sosial__________________________________________ 247