Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PENGAJUAN

SMART GREENHOUSE MENGGUNAKAN SENSOR LINGKUNGAN


BERBASIS Internet of Thing (IoT)
Dosen Pengampu : Dr. Netty Nurdiyani, Dra,.M.HUM.

Disusun oleh :
Firda Pramesthi
EK-1C
3.32.22.2.06

JURUSAN ELEKTRO
PRODI D3 TEKNIK ELELKTRONIKA
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2023
1. LATAR BELAKANG
Greenhouse atau rumah kaca adalah struktur buatan yang dirancang khusus untuk
menanam tanaman dalam lingkungan yang dikendalikan. terbuat dari bahan transparan
seperti kaca atau plastik yang memungkinkan masuknya sinar matahari dan menjaga suhu di
dalamnya. Tujuan utama dari greenhouse adalah untuk menciptakan kondisi pertumbuhan
optimal bagi tanaman, terlepas dari fluktuasi cuaca eksternal. Green hoause memberikan
sejumlah manfaat diantaranya yaitu (1). Peningkatan Pertumbuhan Tanaman: Greenhouse
memberikan lingkungan yang lebih stabil dan terkendali bagi tanaman. Suhu, kelembaban,
dan intensitas cahaya dapat dikontrol sesuai kebutuhan tanaman tertentu. Hal ini
memungkinkan pertumbuhan tanaman yang lebih cepat, produksi yang lebih tinggi, dan
panen yang lebih baik, Greenhouse menciptakan penghalang fisik antara tanaman dan
lingkungan luar, memungkinkan tanaman tetap tumbuh tanpa terpengaruh oleh fluktuasi
cuaca yang tidak diinginkan. (2). Pengendalian Hama dan Penyakit: Greenhouse dapat
membantu dalam mengendalikan serangan hama dan penyakit pada tanaman. Dengan
menjaga lingkungan tertutup, risiko serangan hama dari luar dapat dikurangi, selain itu dapat
meminimalkan kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan mikroorganisme penyebab
penyakit. (3). Pemanfaatan Ruang yang Efisien, Greenhouse memungkinkan petani untuk
memanfaatkan ruang secara efisien. Dengan mengatur tanaman dalam pot, rak, atau sistem
hidroponik, lebih banyak tanaman dapat ditanam dalam luas ruang yang terbatas. Ini penting
dalam pertanian perkotaan atau area dengan lahan terbatas.
Terlepas dari teknologi yang semakin maju dan berkembang salah satunya yaitu
Internet of Thing (IoT). Dengan adanya kemajuan teknologi khususnya Internet of Thing
(IoT) ini , masyarakat dapat memanfaatkannya dengan mudah dan terjangkau. Selain itu
ketersediaan koneksi internet yang luas, menjadi faktor utama dalam kemajuan teknologi
Internet of Thing (IoT). Dengan lebih banyak orang yang terhubung ke internet, infrastruktur
yang kuat telah dibangun untuk mendukung konektivitas perangkat Internet of Thing (IoT).
di berbagai lokasi. Dan juga Perkembangan Jaringan Nirkabel, Jaringan nirkabel seperti Wi-
Fi, Bluetooth, dan jaringan seluler telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam hal
kecepatan, kapasitas, dan cakupan. Hal ini memungkinkan perangkat Internet of Thing (IoT)
untuk terhubung dan berkomunikasi dengan lancar, baik di lingkungan perkotaan maupun
pedesaan. Selain itu juga analitik dan kecerdasan buatan, Kemajuan dalam analitik data dan
kecerdasan buatan telah membuka peluang baru dalam Internet of Thing (IoT). Dengan
kemampuan analitik yang canggih, perangkat Internet of Thing (IoT) dapat mengumpulkan,
menganalisis, dan menginterpretasikan data yang dihasilkan. Keberadaan kecerdasan buatan
memungkinkan perangkat untuk mengambil keputusan dan melakukan tindakan secara
otomatis berdasarkan analisis data yang diperoleh. Dengan adanya inovasi penemuan smart
greenhouse menggunakan sensor lingkungan berbasis Internet of Thing (IoT) ini sangat
mempermudah masyarakat dalam pengembangbiakan tanaman rumahan yang sehat dan
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Smart green house menggunakan sensor lingkungan
berbasis Internet of Thing (IoT) ini sangat cocok dengan greenhouse tanaman hidroponik.
Perkembangan Internet of Thing (IoT) ini sangat membantu masyarakat khususnya di bidang
pertanian rumahan seperti greenhouse hidroponik tersebut.
2. PERUMUSAN MASALAH
Pertanian greenhouse khususnya sejenis hidroponik, menghadapi tantangan serius dalam
penggunaan air yang tidak efisien. Para petani mengalami kesulitan dalam mempertahankan produksi
tanaman yang stabil dan berkualitas tinggi karena keterbatasan sumber daya air yang semakin terasa
dan fluktuasi cuaca yang tidak dapat diprediksi. Masalah ini mempengaruhi hasil panen, produktivitas
pertanian, dan keberlanjutan lingkungan di wilayah tersebut.
Penyebab:

 Kurangnya sistem irigasi yang efisien dan teknik pengelolaan air yang tepat.

 Keterbatasan akses terhadap teknologi yang dapat membantu mengukur dan mengontrol
kebutuhan air tanaman secara akurat.

 Kurangnya kesadaran dan pengetahuan petani tentang praktik pengelolaan air yang efisien.

Dampak dan manfaat:

 Dampak negatif meliputi pemborosan air, penurunan hasil panen, peningkatan biaya produksi,
dan Konsumsi energi yang tinggi, Greenhouse memerlukan sumber energi yang signifikan
untuk menjaga kondisi lingkungan yang dikendalikan, seperti suhu, kelembaban, dan
pencahayaan. Penggunaan energi yang tinggi dapat berkontribusi pada jejak karbon dan
dampak negatif terhadap lingkungan jika sumber energi yang digunakan berasal dari sumber
non-terbarukan.

 Dengan meningkatkan efisiensi penggunaan air, akan ada peningkatan hasil panen, kualitas
tanaman yang lebih baik, dan keberlanjutan pertanian yang lebih tinggi.

 Penggunaan air yang efisien juga akan memiliki dampak positif pada lingkungan, mengurangi
tekanan terhadap sumber daya air dan mengurangi dampak negatif pada ekosistem lokal.

3. TUJUAN KEGUNAAN
Dengan adanya Smart Greenhouse menggunakan sensor lingkungan berbasis iot ini
diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam hal perkembangan tanaman holtikultura secara
profesional. Banyak manfaat yang didapatkan dari adanya smart greenhouse menggunakan sensor
lingkungan berbasis iot ini yaitu petani greenhouse dapat dengan mudah mengatur dan mengontrol
sendiri dalam menjaga suhu serta kelembapan udara sehingga kualitas yang dihasilkan sesuai dengan
harapan.
Tujuan dari pengembangan smart green house berbasis iot ini yaitu :
1. Masyarakat khususnya petani tanaman hidroponik, dapat dengan mudah mengontrol suhu,
kelembapan udara, serta pengendalian tanaman sesuai dengan kebutuhan tanaman sehingga
dapat menghasilkan tanaman yang berkualitas tinggi sesuai dengan yang diharapkan.
2. Memberikan masyarakat petani akses lebih terhadap teknologi yang saat ini sedang
berkembang khususnya teknologi iot.
3. Memberikan manfaat kepada petani mengenai pentingnya pengendalian kebutuhan tanaman
hidroponik sehingga pengelolaan air dapat berjalan dengan baik dan efisien.
4. Mengenalkan metode smart greenhouse mengenai banyaknya manfaat yang didaptakan dari
smart greenhouse tersebut.
5. Masyarakat dapat dengan mudah mengandalikan hama dan penyakit tanaman yang sangat
berpengaruh terhadap kualitas tanaman.

4. TINJAUAN PUSTAKA / DASAR TEORITIS


Tinjauan pustaka/dasar teoritis dari smart green house menggunakan sensor lingkungan berbasis iot
ini memerlukan berbagai alat dan bahan yang masyarakat bisa mendapatkan dengan mudah dan
tentunya terjangkau, berikut beberapa tinjuan pustaka dan dasar teoritis dari smart grren house
menggunakan sensor lingkungan berbasis iot :
1. Internet of Things (IoT)

Dasar teoritis dari Smart Greenhouse berhubungan dengan penerapan teknologi IoT
dalam konteks pertanian. IoT mengacu pada jaringan perangkat fisik yang terhubung dan
saling berinteraksi, yang memungkinkan pertukaran data dan pengontrolan melalui jaringan
internet. Dalam Smart Greenhouse, sensor, perangkat pemantauan, dan sistem kontrol yang
terhubung memainkan peran kunci dalam pengumpulan dan analisis data, serta pengambilan
keputusan otomatis.

2. Sensor suhu dan kelembapan DHT22

Sensor Suhu (Temperature Sensors) adalah suatu komponen yang bisa mengubah
besaran panas menjadi besaran listrik, sehingga bisa mendeteksi gejala perubahan suhu pada
obyek tertentu. Sensor Suhu melakukan pengukuran terhadap jumlah energi panas/dingin
yang dihasilkan oleh suatu obyek.
Cara kerja atau prinsip kerja sensor suhu sangat mudah untuk dipahami, yakni
mengukur jumlah energi panas atau dingin yang berada pada suatu objek, sehingga pengguna
dapat mengetahui suhu sebenarnya dari objek tersebut. Output dari setiap jenis sensor ini bisa
dalam bentuk analog ataupun sensor digital yang hanya berbeda pada tampilannya saja.
3. Sensor Kelembaban Tanah (Soil Moisture Sensor)

Sensor kelembaban tanah terdiri dari dua probe yang digunakan untuk mengukur
kandungan volumetrik air. Kedua probe memungkinkan arus melewati tanah dan kemudian
mendapat nilai resistansi untuk mengukur nilai kelembaban. Ketika ada lebih banyak air,
tanah akan melakukan lebih banyak listrik yang berarti bahwa akan ada lebih sedikit
perlawanan. Oleh karena itu, tingkat kelembapannya akan lebih tinggi. Tanah kering
melakukan listrik dengan buruk, sehingga ketika akan ada lebih sedikit air, maka tanah akan
melakukan lebih sedikit listrik yang berarti akan ada lebih banyak perlawanan. Oleh karena
itu, tingkat kelembapannya akan lebih rendah.

4. Sensor Cahaya (LDR)

Light Dependent Resistor atau disingkat dengan LDR adalah jenis resistor yang nilai
hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas cahaya yang diterimanya. Nilai
hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang dan nilai hambatannya akan menjadi
tinggi jika dalam kondisi gelap. Dengan kata lain, fungsi LDR (Light Dependent Resistor)
adalah untuk menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya (Kondisi
Terang) dan menghambat arus listrik dalam kondisi gelap.

5. Komponen pengendali

Greenhouse ini memiliki 2 komponen utama sebagai pengendali untuk kondisi di


dalam greeenhouse, kedua komponen tersebut adalah air cooler dan pompa air. Air cooler
merupakan kipas angin yang bisa mendinginkan ruangan yang panas menjadi sejuk. Pompa
air merupakan alat yang digunakan menyiramkan air pada tanaman sehingga kelembaban
tanah di sekitar tanaman menjadi basah/lembab.

6. Web Server

Web server merupakan perangkat lunak yang menyediakan layanan akses kepada
pengguna melalui protokol komunikasi HTTP atau HTTPS atas berkas-berkas yang terdapat
pada suatu situs web. Perangkat lunak ini di konfigurasikan di dalam sebuah komputer yang
nanti nya akan menjadi komputer server. Komputer yang di rekomendasikan untuk menjadi
server web ini harus mempunyai spesifikasi khusus dan computer nantinya ini dikhususkan
untuk menaruh datawebsite.
7. Sistem yang Dibangun
Perancangan sistem Smart greenhouse dibagi menjadi dua bagian utama , yaitu:
1. Perancangan hardware yang terdiri dari mikrokontroler dan perangkat pendukung
seperti, sensor suhu udara dan kelembaban udara (DHT11), sensor kelembaban tanah
(soil moisture sensor), dan sensor intensitas cahaya (LDR) serta perangkat
pengendali seperti air cooler dan pompa air.
2. Perancangan software yang terdiri dari pembuatan Web.
5. METODOLOGI PENELITIAN

6. ADMINISTRASI PENELITIAN
Biaya Administrasi
No. Alat dan bahan yang di perlukan Harga
1. Perakitan alat 5.000.000
2. Komponen dan peralatan 8.000.000
3. Lain - lain 1.500.000
4. Total 14.500.000
7. DAFTAR PUSTAKA
Aghi Wardani , Dr. Kemas Muslim Lhaksmana (2018). PURWARUPA PERANGKAT IOT
UNTUK SMART GREENHOUSE BERBASIS MIKROKONTROLER,

/pdf/299923357.pdf
https://chat.openai.com/c/3b176588-60d9-49a4-97ef-13410c7bcc6d

Anda mungkin juga menyukai