Anda di halaman 1dari 3

PELAYANAN KONSELING PASCA TES

DI KLINIK VCT

No. Dokumen :
/SOP/M/UPTP-

SOP DRPK

No. Revisi :

Tanggal Terbit: 04 Januari 2023

Halaman : 1/3

UPT Puskesmas
H. Muhamad Zakariah,S.Kep
Duripoku NIP.197201051993031009

1. Pengertian Pelayanan yang diberikan kepada klien yang beresiko tinggi


terkena HIV.

2. Tujuan 1) Klien mendapatkan hasil pemeriksaan test HIV dengan


penjelasan implikasinya dari Konselor.
2) Klien mendapatkan dukungan sesuai dengan hasil tes.
3) Klien mendapat dukungan tindak lanjut.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Duripoku Nomor :
800/005/SK/UPTP-DRPK tentang Indikator Kinerja Dan Target
Kinerja pelayanan UKM Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit.

4. Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi, Keputusan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia tahun 2015.

5. Prosedur 1) Persiapan Alat


2) Langkah Kerja
a) Konselor memanggil klien (dengan menyebutkan nomor
registrasi) dan mempersilahkan masuk ruangan.
b) Konselor memperhatikan komunikasi non verbal saat klien
memasuki ruang konseling.
c) Konselor mengkaji ulang secara singkat dan menanyakan
keadaan umum pasien.
d) Konselor memperlihatkan amplop hasil tes yang masih
tertutup kepada klien.
e) Konselor menanyakan kesiapan klien untuk menerima hasil
tes.
(1) Apabila klien menyatakan sudah siap/sanggup menerima
hasil tes, maka Konselor menawarkan kepada klien untuk
membuka amplop bersama Konselor.
(2) Apabila klien menyatakan belum siap, Konselor
memberikan dukungan kepada klien untuk menerima hasil
dan beri waktu sampai klien menyatakan dirinya siap.
f) Konselor membuka amplop dan menyampaikan secara
lisan hasil testing HIV.
g) Konselor memberi kesempatan klien membaca hasilnya.
h) Sediakan waktu yang cukup untuk menyerap informasi
tentang hasil.
i) Bila hasil positif:
(1) Konselor menjelaskan dengan tenang arti hasil testing.
(2) Konselor memberikan kesempatan pada klien untuk
mengendalikan emosinya dan memfasilitasi penyelesaian
masalah.
(3) Setelah pasien cukup tenang dan konseling dapat
dilanjutkan, Konselor menjelaskan beberapa informasi:
(a) Pengobatan ARV.
(b) Kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual.
(c) Menawarkan konseling pasangan.
(4) Konselor menawarkan secara rutin klien mengikuti
pemeriksaan IMS dan manfaatnya.
(5) Untuk klien perempuan terdapat fasilitas layanan
pemeriksaan kehamilan dan rencana penggunaan alat
kontrasepsi bagi laki-laki dan perempuan.
(6) Memotivasi agar datang ke klinik untuk evaluasi awal
secara medis.
(7) Konselor dan klien menyepakati waktu kunjungan
berikutnya, jika klien pada saat yang ditentukan klien tidak
bisa hadir, disarankan untuk menghubungi Konselor untuk
perjanjian berikutnya.
(8) Konselor memberikan kesempatan kepada klien untuk
bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahui dan
memotivasi untuk didampingi MK.
(9) Jika tidak ada pertanyaan, sesi konseling ditutup dan
Konselor mengisi form pasca konseling.
j) Bila hasil negatif:
(1) Konselor mendiskusikan kemungkinan klien masih berada
dalam periode jendela.
(2) Konselor membuat kesimpulan dan gali lebih lanjut
berbagai hambatan.
(3) Konselor memastikan klien paham dengan hasil tes dan
pengertian periode jendela.
(4) Menjelaskan kebutuhan untuk tes ulang dan pelayanan
VCT bagi pasangan.
(5) Menjelaskan upaya penurunan resiko yang dapat
dilakukan.
(6) Konselor memberikan kesempatan kepada klien untuk
bertanya tentang hal yang belum diketahuinya.
(7) Konselor memotivasi klien agar bersedia didampingi MK
(Manajer Kasus) untuk mempertahankan perilaku yang
aman.
(8) Apabila tidak ada pertanyaan, sesi konseling ditutup dan
Konselor membuat perjanjian untuk kunjungan berikutnya.
Konselor mengisi form pasca konseling.
6. Diagram Alir
(bila perlu)

7. Unit terkait 1) Poli Umum


2) Konselor HIV
3) Laboratorim
4) Rumah sakit rujukan
8. Dokumen Terkait 1) Rekam Medis
2) Catatan Tindakan
9. Rekaman Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai