No.
:
Dokumen
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
Voluntary Counseling Test (VCT) adalah Proses konseling pra testing, konseling
post testing, dan testing HIV secara sukarela yang bersifat confidential dan
secara lebih dini membantu orang mengetahui status HIV. Konseling pra testing
memberikan pengetahuan tentang HIV & manfaat testing, pengambilan
1. Pengertian
keputusan untuk testing, dan perencanaan atas issue HIV yang akan dihadapi.
Konseling post testing membantu seseorang untuk mengerti & menerima status
(HIV+) dan merujuk pada layanan dukungan. Voluntary Counseling Test (VCT)
merupakan pintu masuk penting untuk pencegahan dan perawatan HIV
1/2
IMS dan menawarkan pemeriksaan IMS secara rutin,
9. Membantu pelanggan untuk menilai resiko klien/pasien
10.Membantu klien/pasien untuk membuat keputusan untuk dilakukan tes HIV,
antara lain dengan menjelaskan keuntungan dan akibat melakukan tes HIV.
11.Mendikusikan prosedur HIV/AIDS, waktu untuk mendapatkan hasil dan arti
dari tes HIV.
12.Mendiskusikan kemungkinan tindak lanjut setelah ada hasil test.
13.Menjelaskan implikasi terinfeksi atau tidak terinfeksi HIV dan memfasilitasi
diskusi tentang cara menyesuaikan diri dengan status HIV.
14. Menjajaki kemapuan klien/pasien dalam mengatasi masalah.
15. Melakukan penilaian system dukungan.
16. Memberi waktu untuk berfikir.
17. Bila klien/pasien menyetujui untuk test, konselor memberikan form informed
consent kepada klien/pasien dan meminta tanda tangannya setelah klien/pasien
membaca isi form HIV/.AIDS.
18 Mengisi dokumen klien/pasien dengan lengkap dan mengisi form rujukan ke
laboratorium.
19. Membuat perjanjian dengan klien/pasien untuk menunggu hasil test.
20 Mengarahkan klien/pasien ke tempat pengambilan darah dan menyerahkan
form laboratorium kepada petugas pengambilan darah.
21. Bila klien/pasien tidak menyetujui untuk di test, konselor menawarkan kepada
klien/pasien untuk datang kembali sewaktu-waktu bila masih memerlukan
dukungan dan / atau untuk dilakukan test.
22. Mengucapkan salam dan mengakhiri proses.
2/2
bersama konselor.
7. Apabila klien/pasien menyatakan belum siap, konselor memberi dukungan
kepada klien/pasien untuk menerima hasil dan beri waktu sampai
klien/pasien menyatakan dirinya siap.
8. Membuka amplop dan menyampaikan secara lisan hasil testing HIV.
9. Memberi kesempatan klien/pasien membaca hasil.
10. Menjelaskan kepada klien/pasien tentang hasil testing HIV yang telah dibuka
dan yang telah dibaca bersama.
11. Memberi kesempatan dan ventilasikan keadaan emosinya.
3/2
BILA HASIL TEST NEGATIF
1. Mendiskusikan kemungkinan klien/pasien masih berada dalam periode
Jendela
2. Membuat ikhtisar dan gali lebih lanjut berbagai hambatan.
3. Memastikan klien/pasien paham mengenai hasil test yang diterima dan
pengertian periode jendela.
4. Menjelaskan kebutuhan untuk melakukan test ulang dan pelayanan VCT
bagi pasangan.
5. Menjelaskan upaya penurunan resiko yang dapat dilakukan.
6. Memberi kesempatan kepada klien/pasien untuk bertanya mengenai hal-hal
yang belum diketahui.
7. Apabila klien/pasien sudah jelas dan tidak ada pertanyaan, maka konseling
pasca-testing ditutup.
8. Memotivasi agar bersedia didampingi oleh MK untuk mempertanyakan
perilaku yang aman.
9. Membuat perjanjian untuk kunjungan ulang apabila dibutuhkan.
Mengisi form pasca konseling.
1. Poli Umum
2. Poli Gigi
3. Poli KIA
4. Poli Anak
7. Unit Terkait
5. Poli Sanitasi,
6. Poli Gizi
7. Poli KB
8. Poli Paru
8. Dokumen Terkait
4/2
Yang Tanggal mulai
No Isi perubahan
diubah diberlakukan
9. Rekaman Historis
perubahan
5/2