Anda di halaman 1dari 4

VALUNTARY COUNSELLING AND TESTING (VCT)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/4
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SUMBAWA

Ditetapkan
Direktur RSUD Sumbawa,
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
dr. SELVI
NIP 197610222003122007
Voluntary Counseling Test (VCT) adalah Proses konseling pra testing,
konseling post testing, dan testing HIV secara sukarela yang bersifat
confidential dan secara lebih dini membantu orang mengetahui status
HIV.
Konseling pra testing memberikan pengetahuan tentang HIV & manfaat
PENGERTIAN testing, pengambilan keputusan untuk testing, dan perencanaan atas issue
HIV yang akan dihadapi.
Konseling post testing membantu seseorang untuk mengerti & menerima
status (HIV+) dan merujuk pada layanan dukungan.
Voluntary Counseling Test (VCT) merupakan pintu masuk penting untuk
pencegahan dan perawatan HIV.
Sebagai acuan dalam pelaksanaan konseling dan testing HIV/AIDS secara
TUJUAN
sukarela.

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan alat


a. Papan nama dan petunjuk
b. Poster HIV/AIDS dan IMS
c. Leaflet HIV/AIDS dan IMS
d. Brosur HIV/AIDS dan IMS
e. Kotak saran
f. Tempat sampah
g. Meja dan kursi
h. Jam kerja layanan, kalender dan kondom.
i. Alat peraga penis dan alat peraga reproduksi wanita
j. Lemari arsip dan dokumen

2. Persiapan Bahan
a. Tisu
b. Air minum
c. Persedian air minum

KONSELING PRE TESTING


1. Menyiapkan perlengkapan untuk konseling
2. Memanggil pelanggan (dengan menyebutkan nomor registrasi) dan
mempersilahkan masuk keruangan
3. Mempersilahkan pelanggan duduk dengan nyaman di kursi yang
telah tersedia
4. Memberi salam dan memperkenalkan diri
5. Memeriksa ulang nomor kode pasien dalam formulir dokumen
pasien
6. Menanyakan latar belakang dan alasan kunjungan
7. Memberi informasi tentang HIV/AIDS sesuai dengan yang ada pada

Standar Operasional Prosedur RSUD Sumbawa


VALUNTARY COUNSELLING AND TESTING (VCT)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/4
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SUMBAWA

cek list untuk konseling pre test (cek list pada lampiran)
8. Mengklarifikasi tentang fakta dan mitos tentang HIV/AIDS,
termasuk tentang IMS dan menawarkan pemeriksaan IMS secara
rutin, khususnya pada penasun (IDU)
9. Membantu pasien untuk menilai resiko prilaku
10. Membantu pasien untuk membuat keputusan untuk dilakukan tes
HIV, antara lain dengan menjelaskan keuntungan dan akibat
melakukan tes HIV
11. Mendikusikan prosedur HIV/AIDS, waktu untuk mendapatkan hasil
dan arti dari tes HIV
12. Mendiskusikan kemungkinan tindak lanjut setelah ada hasil test
13. Menjelaskan implikasi terinfeksi atau tidak terinfeksi HIV dan
memfasilitasi diskusi tentang cara menyesuaikan diri dengan status
HIV.
14. Menjajaki kemapuan pasien dalam mengatasi masalah
15. Melakukan penilaian system dukungan
16. Memberi waktu untuk berpikir.
17. Bila pasien menyetujui untuk test, konselor memberikan form
informed consent kepada pasien dan meminta tanda tangannya
setelah pelanggan membaca isi form HIV/AIDS
18. Mengisi dokumen pasien dengan lengkap dan mengisi form rujukan
ke laboratorium
19. Membuat perjanjian dengan pasien untuk menunggu hasil test
20. Mengantar pasien ke tempat pengambilan darah dan menyerahkan
form laboratorium kepada petugas pengambilan darah
21. Bila pasien tidak menyetujui untuk di test, konselor menawarkan
kepada pasien untuk datang kembali sewaktu-waktu bila masih
memerlukan dukungan dan / atau untuk dilakukan test
22. Mengucapkan salam dan mengakhiri proses.

KONSELING POST TESTING


1. Memangggil pasien dengan menyebutkan nomor regester seperti
prosedur pemanggilan konseling pre-test
2. Memperhatikan komunikasi non verbal saat pasien memasuki ruang
konseling
3. Menanyakan kesiapan pasien untuk menerima test
4. Mengkaji ulang secara singkat dan menanyakan keadaan umum
pasien
5. Memastikan amplop hasil test yang masih tertutup kepada pasien
6. Menanyakan kesiapan pasien untuk menerima hasil test
a. Apabila pasien menyatakan sudah siap / sanggup menerima hasil
test, maka konselor menawarkan kepada pasien untuk membuka
amplop bersama konselor
b. Apabila pasien menyatakan belum siap, konselor memberi
dukungan kepada pasien untuk menerima hasil dan beri waktu
sampai pasien menyatakan dirinya siap
7. Membuka amplop dan menyampaikan secara lisan hasil testing HIV
8. Memberi kesempatan pasien membaca hasil
9. Menjelaskan kepada pasien tentang hasil testing HIV yang telah
dibuka dan yang telah dibaca bersama

Standar Operasional Prosedur RSUD Sumbawa


VALUNTARY COUNSELLING AND TESTING (VCT)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
3/4
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SUMBAWA

10. Memberi kesempatan dan ventilasikan keadaan emosinya


11. Menerapkan manajemen reaksi

BILA HASIL TEST POSITIF


1. Memeriksa apa yang diketahui tentang hasil test
2. Menjelaskan dengan tenang arti hasil pemeriksaan
3. Memberi kesempatan untuk memventilasikan emosi
4. Memfasilitasi coping problem (kemampuan menyelesaikan masalah)
5. Setelah pasien cukup tenang dan konseling dapat dilanjutkan
konselor menyelesaikan informasi sebagai berikut :
 Pengobatan ARV
 Kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual
 Menawarkan konseling pasangan
6. Menawarkan secara rutin pasien mengikuti pemeriksaan sifilis dan
manfaat pengobatan sifilis
7. Untuk pasien perempuan terdapat fasilitas layanan pemeriksaan
kehamilan dan rencana penggunaan alat kontrasepsi bagi laki-laki
dan perempuan
8. Memotivasi agar datang ke klinik untuk evaluasi awal secara medis
9. Konselor dan paasien menyepakati waktu kunjungan berikutnya
10. Apabila pada waktu yang ditentukan pasien tidak bisa hadir,
disarankan untuk menghubungi konselor melalui telepon untuk
perjanjian berikutnya
11. Memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya mengenai hal-hal
yang belum diketahui
12. Menawarkan pelayanan VCT pada pasangan pasien
13. Apabila pasien sudah jelas dan tidak ada pertanyaan, maka konseling
pasca-testing ditutup
14. Memotivasi agar bersama di damping oleh MK.
15. Konselor mengisi form pasca-konseling.

BILA HASIL TEST NEGATIF


1. Mendiskusikan kemungkinan pasien masih berada dalam periode
jendela (window periode)
2. Membuat ikhtisar dan gali lebih lanjut berbagai hambatan
3. Memastikan pasien paham mengenai hasil test yang diterima dan
pengertian periode jendela
4. Menjelaskan kebutuhan untuk melakukan test ulang dan pelayanan
VCT bagi pasangan
5. Menjelaskan upaya penurunan resiko yang dapat dilakukan
6. Memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya mengenai hal-hal
yang belum diketahui
7. Apabila pelanggan sudah jelas dan tidak ada pertanyaan, maka
konseling pasca-testing ditutup
8. Memotivasi agar bersedia didampingi oleh MK untuk
mempertanyakan perilaku yang aman
9. Membuat perjanjian untuk kunjungan ulang apabila dibutuhkan
10. Mengisi form pasca konseling

UNIT TERKAIT Ruang VCT

Standar Operasional Prosedur RSUD Sumbawa


VALUNTARY COUNSELLING AND TESTING (VCT)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
4/4
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SUMBAWA

Standar Operasional Prosedur RSUD Sumbawa

Anda mungkin juga menyukai