Anda di halaman 1dari 8

Puskesm

VCT (VOLUNTARY CONCELLING AND TESTING


a s
Nomor : Ditetapkan Oleh
Terbitan :` Kepala Puskesmas
No. Revisi : Mranggen I

Mranggen I Tgl. Mulai Berlaku :


SOP
Halaman :
dr. KARTIKA INDRAWATI
NIP.19700911 200312 2
004

Pengertian  Voluntary  Counseling  Test (VCT) adalah  Proses konseling pra


testing, konseling post testing, dan testing HIV  secara  sukarela
yang  bersifat  confidential dan secara lebih dini membantu orang
mengetahui  status HIV. Konseling pra testing memberikan
pengetahuan tentang  HIV  &  manfaat  testing, pengambilan
keputusan untuk testing, dan perencanaan atas issue  HIV  yang
akan dihadapi. Konseling post testing membantu seseorang
untuk mengerti & menerima status (HIV+) dan merujuk pada
layanan dukungan. Voluntary Counseling Test (VCT) merupakan
pintu masuk penting untuk pencegahan dan perawatan HIV
 Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
oleh seorang ahli (disebut konselor / pembimbing) kepada
individu  yang mengalami  sesuatu masalah (disebut konseli)
yang bermuara pada  teratasinya masalah yang dihadapi
pelanggan. Konseling merupakan dialog yang  terjaga
kerahasiaan antara konselor dan pelanggan
 HIV  adalah  virus  yang menyeran dan merusak system
kekebalan  tubuh kita sehingga kita tidak bias bertahan terhadap
penyakit-penyakit  yang  menyerang  tubuh  kita. HIV merupakan
suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit  AIDS
 Pra adalah sebelum dan post adalah setelah, status adalah
keadaan (orang, badan, dsb) dalam hubungan dengan
masyarakat di sekelilingnya
 Confidentiality atau kerahasiaan adalah pencegahan bagi
mereka yang tidak berkepen-tingan dapat mencapai informasi, 
berhubungan dengan data yang diberikan kepihak lain untuk
keperluan tertentu dan hanya diperbolehkan untuk keperluan
tertentu tersebut.
Tujuan Sebagai acuan dalam  penatalaksanaan  Konseling  dan Testing
HIV/AIDS secara sukarela di UPTD  Puskesmas Mranggen 1
Ruang lingkup Puskesmas Mranggen 1
Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Mranggen I Kecamatan Mranggen
Kabupaten Demak Nomor : 094 / 032/ PKM/ 2015

Prosedur A. KONSELING PRE TEST


1. Mempersiapkan peralatan konseling
2. Memanggil pasien dan mempersilahkan masuk ke ruangan
3. Mempersilakan pasien duduk dengan nyaman di kursi yang
telah tersedia
4. Memberi salam dan memperkenalkan diri
5. Mencatat kode register dalam form rekam medis
6. Menanyakan latar belakang dan alasan kunjungan
7. Memberi informasi tentang HIV/AIDS
8. Mengklarifikasi tentang fakta dan mitos tentang HIV /AIDS
9. Membantu pasien untuk menilai resiko dirinya sendirI
10. Menawarkan test HIV
11. Mendiskusikan prosedur HIV/AIDS , waktu untuk mendapatkan
hasil dan arti test HIV
12. Mendiskusikan kemungkinan tindak lanjut setelah ada hasil
test
13. Menjelaskan implikasi terinfeksi /tidak terinfeksi HIV/AIDS dan
memfasilitasi diskusi tentang cara menyesuaikan diri dengan
status HIV
14. Menjajaki kemampuan pasien dalam mengatasi masalah
15. Melakukan penilaian sistem dukungan
16. Memberikan waktu untuk berpikir
17. Bila pasien menyetujui untuk test, konselor memberikan
lembar informed consent
18. Mengisi dokument dengan lengkap dan mengisi form rujukan
ke laboratorium
19. Membuat perjanjian dengan pelanggan untuk menunggu hasil
test
20. Mengantar pasien ke laborat dan menyerahkan form
laboratorium kepada petugas laborat
21. Bila pelanggan tidak menyetujui untuk di test, konselor
menawarkan kepada pasien untuk datang kembali sewaktu
waktu
22. Mengucapkan salam dan mengakhiri proses

B. KONSELING PASCA TEST


1. Memanggil pasien
2. Memperhatikan komunikasi non verbal saat pasien masuk
ruangan
3. Menanyakan kesiapan pasien untuk menerima hasil test
4. Mengkaji ulang secara singkat dan menyakan keadaan umum
pasien
5. Memperhatikan amplop hasil test yang masih tertutup pada
pasien
6. Apabila pasien belum siap, konselor memberi dukungan untuk
menerima hasildan beri waktu sampai pasien menyatakan siap
7. Membuka amplop dan menyampaikan secara lisan hasil
testing HIV
8. Memberi kesempatan pasien untuk membaca hasil test
9. Menjelaskan pasien tentang hasil test
10. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
memanagement emosinya
11. Bila hasil test reaktif
 memeriksa apa yang diketahui tentang hasil test
 Memberi kesempatan untk mmventilasikan emosinya
 Memfasilitasi coping problem
 Setelah pasien cukup tenang dan konseling dapat dilanjutkan,
konselor menyampaikan informasi, pengobatan ARV,
kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual, menawarkan
konseling pasangan
 Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya mengenai
hal2 yang belum diketahui
 Meawarkan VCT pada pasanganpasien
 Apabila pasien sudh jelas dan tidak ada pertanyaan maka
konseling ditutup
12. Bila hasil test negatif
 Mendiskusikan kemungkinan pasien dalam masa jendela
 Gali lebih lanjut berbagai hambatan
 Memastikan pasien paham mengenai hasil test yang diterima
dan periode jendela
 Menjelaskan kebutuhan untuk melakukan test ulang dan
pelayanan VCT bagi pasangan
 Menjelaskan upaya penurunan resiko yang dapat dilakukan
 Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya mengenai
hal2 yang belum diketahui
 Apabila pasien sudah jelas konseling dapat ditutup
 Membuat perjanjian kunjunagan ulang apabila dibutuhkan

Referensi 1. Buku Pedoman Pengobatan Dasar di PuskesmasTahun


2007
2. Standart puskesmas bidang bina pelayanan kesehatan,
Dinkes Provinsi Jatim, 2013
Dokumen 1. Instruksi Kerja
Terkait 2. Status Pasien
3. Form. Konseling
Distribusi 1. Loket
2. BP, KIA, Poli gigi
3. Ruang Laboratorium
4. Dokter di luar puskesmas

1. Rekaman histori perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan

VOLUNTARY CONCELLING AND TESTING


Nomor :

Terbitan :
`
DAFTAR
TILIK No.
Puskesmas Revisi :
Mranggen I
Tgl. Mulai Berlaku
:

Halaman
:

Unit : KLINIK VCT


Nama Petugas : SYARIFAH
Tanggal Pelaksanaan :

No Kegiatan Ya Tidak Ket

A. KONSELING PRE TEST

1. Apakah petugas Menyiapkan perlengkapan untuk


konseling

2. Apakah petugas Memanggil pasien dan mempersilahkan


masuk ke ruangan

3. Apakah petugas Mempersilakan pasien duduk dengan


nyaman di kursi yang telah tersedia

4. Apakah petugas Memberi salam dan memperkenalkan


diri

5. Apakah petugas Mencatat kode register dalam form


rekam medis

6. Apakah petugas Menanyakan latar belakang dan alasan


kunjungan

7. Memberi informasi tentang HIV/AIDS

8. Apakah petugas Mengklarifikasi tentang fakta dan mitos


tentang HIV /AIDS

9. Apakah petugas Membantu pasien untuk menilai resiko


dirinya sendiri

10. Apakah petugas menawarkan test HIV

11. Apakah petugas Mendiskusikan prosedur HIV/AIDS ,


waktu untuk mendapatkan hasil dan arti test HIV
12. Apakah petugas Mendiskusikan kemungkinan tindak
lanjut setelah ada hasil test

13. Apakah petugas Menjelaskan implikasi terinfeksi /tidak


terinfeksi HIV/AIDS dan memfasilitasi diskusi tentang
cara menyesuaikan diri dengan status HIV

14. Apakah petugas Menjajaki kemampuan pasien dalam


mengatasi masalah

15. Melakukan penilaian sistem dukungan

16. Memberikan waktu untuk berpikir

17. Bila pasien menyetujui untuk test, konselor memberikan


lembar informed consent

18. Mengisi dokument dengan lengkap dan mengisi form


rujukan ke laboratorium

19. Membuat perjanjian dengan pelanggan untuk menunggu


hasil test

20. Mengantar pasien ke laborat dan menyerahkan form


laboratorium kepada petugas laborat

21. Bila pelanggan tidak menyetujui untuk di test, konselor


menawarkan kepada pasien untuk datang kembali
sewaktu waktu

22. Mengucapkan salam dan mengakhiri proses

B KONSELING PASCA TEST

1. Apakah Memanggil pasien

2. Memperhatikan komunikasi non verbal saat pasien


masuk ruangan

3. Menanyakan kesiapan pasien untuk menerima hasil test

4. Mengkaji ulang secara singkat dan menyakan keadaan


umum pasien

5. Memperhatikan amplop hasil test yang masih tertutup


pada pasien

6. Apabila pasien belum siap, konselor memberi dukungan


untuk menerima hasildan beri waktu sampai pasien
menyatakan siap
7. Membuka amplop dan menyampaikan secara lisan hasil
testing HIV

8. Memberi kesempatan pasien untuk membaca hasil test

9. Menjelaskan pasien tentang hasil test


10. Memberikan kesempatan pasien memanajemen
emosinya

11. Bila hasil test positif, memeriksa apa yang diketahui


tentang hasil test

12. Memberi kesempatan untk mmventilasikan emosinya

13. Memfasilitasi coping problem

14. Setelah pasien cukup tenang dan konseling dapat


dilanjutkan, konselor menyampaikan informasi,
pengobatan ARV, kesehatan reproduksi dan kesehatan
seksual, menawarkan konseling pasangan

15. Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya


mengenai hal2 yang belum diketahui

16. Meawarkan VCT pada pasanganpasien

17. Apabila pasien sudh jelas dan tidak ada pertanyaan


maka konseling ditutup

18. Bila hasil test negatif, mendiskusikan kemungkinan


pasien dalam masa jendela

19. Gali lebih lanjut berbagai hambatan

20. Memastikan pasien paham mengenai hasil test yang


diterima dan periode jendela

21. Menjelaskan kebutuhan untuk melakukan test ulang dan


pelayanan VCT bagi pasangan

22. Menjelaskan upaya penurunan resiko yang dapat


dilakukan
23. Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya
mengenai hal2 yang belum diketahui

24. Apabila pasien sudah jelas konseling dapat ditutup

25. Membuat perjanjian kunjunagan ulang apabila


dibutuhkan

Compliance Rate (CR) = x 100%

= ..................

Anda mungkin juga menyukai