Anda di halaman 1dari 6

RAPAT TIM UKP ATAU UKM

Nomor :
Terbit ke :1
SOP No. Revisi :0
Tgl. Diberlakukan :
DINAS UPTD
KESEHATAN Halaman :12 PUSKESMAS
KOTA TEGAL TEGAL BARAT
Disiapkan oleh: Diperiksa oleh: Ditetapkan oleh:
Pokja UKP Wakil manajemen mutu Kepala Puskesmas Tegal Barat

Dr.Hikmah Faridah dr.Wikanti Deviantari Dr.Bambang Kuswanto


NIP.198901032015022 004 NIP.198512102014122001 196511072002121004

A.Pengertian Voluntary Counseling Test (VCT) adalah Proses konseling pra


testing, konseling post testing, dan testing
HIV secara sukarela yang bersifat confidential dan secara lebih
dini membantu orang mengetahui status HIV. Konseling pra testing
memberikan pengetahuan tentang HIV & manfaat testing,
pengambilan keputusan untuk testing, dan perencanaan atas
issue HIV yang akan dihadapi. Konseling post testing membantu
seseorang untuk mengerti & menerima status (HIV+) dan merujuk
pada layanan dukungan. Voluntary Counseling Test (VCT)
merupakan pintu masuk penting untuk pencegahan dan perawatan
HIV
B.Tujuan Sebagai acuan konselor VCT dalam melaksanakan konseling VCT di
klinik VCT Puskesmas Tegal Barat
C.Kebijakan SK Kepala Puskesmas

D.Referensi Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan


Masyarakat;
E.Prosedur / KONSELING PRE TESTING
Langkah Kerja 1.1 Menyiapkan perlengkapan untuk konseling
1.2 Memanggil pelanggan (dengan menyebutkan nomor
registrasi) dan mempersilahkan masuk keruangan.
1.3 Mempersilahkan pelanggan duduk dengan nyaman di kursi
yang telah tersedia.
1.4 Memberi salam dan memperkenalkan diri.
1.5 Memeriksa ulang nomor kode pelanggan dalam formulir
dokumen pelanggan.
1.6 Menanyakan latar belakang dan alasan kunjungan.
1.7 Memberi informasi tentang HIV/AIDS sesuai dengan yang
ada pada cek list untuk konseling pre test (cek list pada
lampiran)
1.8 Mengklarifikasi tentang fakta dan mitos tentang HIV/AIDS,
termasuk tentang IMS dan menawarkan pemeriksaan IMS
secara rutin, khususnya pada penasun (IDU)
1.9 Membantu pelanggan untuk menilai resiko pelanggan
1.10 Membantu pelanggan untuk membuat keputusan untuk
dilakukan tes HIV, antara lain dengan menjelaskan
keuntungan dan akibat melakukan tes HIV.
1.11 Mendikusikan prosedur HIV/AIDS, waktu untuk
mendapatkan hasil dan arti dari tes HIV.
1.12 Mendiskusikan kemungkinan tindak lanjut setelah ada
hasil test.
1.13 Menjelaskan implikasi terinfeksi atau tidak terinfeksi HIV
dan memfasilitasi diskusi tentang cara menyesuaikan diri
dengan status HIV.
1.14 Menjajaki kemampuan pelanggan dalam mengatasi
masalah.
1.15 Melakukan penilaian system dukungan.
1.16 Memberi waktu untuk berfikir.
1.17 Bila pelanggan menyetujui untuk test, konselor
memberikan form informed consent kepada pelanggan dan
meminta tanda tangannya setelah pelanggan membaca isi
form HIV/.AIDS.
1.18 Mengisi dokumen pelanggan dengan lengkap dan mengisi
form rujukan ke laboratorium.
1.19 Membuat perjanjian dengan pelanggan untuk menunggu
hasil test.
1.20 Mengantar pelanggan ke tempat pengambilan darah dan
menyerahkan form laboratorium kepada petugas
pengambilan darah.
1.21 Bila pelanggan tidak menyetujui untuk di test, konselor
menawarkan kepada pelanggan untuk dating kembali
sewaktu-waktu bila masih memerlukan dukungan dan /
atau untuk dilakukan test.
1.22 Mengucapkan salam dan mengakhiri proses.

KONSELING POST TESTING


2.1 Memangggil pelanggan dengan menyebutkan nomor regester
seperti prosedur pemanggilan konseling pre-test.
2.2 Memperhatikan komunikasi non verbal saat pelanggan
memasuki ruang konseling.
2.3 Menanyakan kesiapan pelanggan untuk menerima test.
2.4 Mengkaji ulang secara singkat dan menayakan keadaan
umum pelanggan.
2.5 Memperhatikan amplop hasil test yang masih tertutup
kepada pelanggan.
2.6 Menanyakan kesiapan pelanggan untuk menerima hasil test.
2.6.1 Apabila pelanggan menyatakan sudah siap / sanggup
menerima hasil test, maka konselor menawarkan kepada
pelanggan untuk membuka amplop bersama konselor.
2.6.2 Apabila pelanggan menyatakan belum siap, konselor
meberi dukungan kepada pelanggan untuk menerima hasil
dan beri waktu sampai pelanggan menyatakan dirinya
siap.
2.7 Membuka amplop dan menyampaikan secara lisan hasil
testing HIV.
2.8 Memberi kesempatan pelanggan membaca hasil.
2.9 Menjelaskan kepada pelanggan tentang hasil testing
HIV yang telah dibuka dan yang telah dibaca bersama.
2.10 Memberi kesempatandanventilasikankeadaanemosinya.
Menerapkanmanajemenreaksi.
BILA HASIL TEST POSITIF
3.1.1 Memeriksaapa yang diketahui tentang hasil test.
3.1.2 Menjelaskandengantenangartihasilpemeriksaan.
3.1.3 Memberi kesempatan untuk memventilasikan emosi.
3.1.4 Memfasilitasi coping problem
(kemampuanmenyelesaikanmasalah).
3.1.5 Setelah pelanggan cukup tenang dan konseling dapat
dilanjutkan konselor menyelesaikan informasi sebagai
berikut :
3.1.5.1 Pengobatan ARV
3.1.5.2 Kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual
3.1.5.3 Menawarkan konseling pasangan
3.1.6 Menawarkan secara rutin pelanggan mengikuti
pemeriksaan sifilis dan manfaat pengobatan sifilis.
3.1.7 Untuk pelanggan perempuan terdapat fasilitas layanan
pemeriksaan kehamilan dan rencana penggunaan alat
kontrasepsi bagi laki-laki dan perempuan.
3.1.8 Memotivasi agar dating ke klinik untuk evaluasi awal
secara medis.
3.1.9 Konselor dan pelanggan menyepakati waktu kunjungan
berikutnya.
3.1.10 Apabila pada waktu yang ditentukan pelanggan tidak
bias hadir, disarankan untuk menghubungi konselor
melalui telepon untuk perjanjian berikutnya.
3.1.11 Memberi kesempatan kepada pelanggan untuk bertanya
mengenai hal-hal yang belum diketahui.
3.1.12 Menawarkan pelayanan VCT pada pasangan pelanggan.
3.1.13 Apabila pelanggan sudah jelas dan tidak ada
pertanyaan, maka konseling pasca-testing ditutup.
3.1.14 Memotivasi agar bersama di damping oleh MK.
3.1.15 Konselor mengisi form pasca-konseling.

3.2 BILA HASIL TEST NEGATIF


3.2.1 Mendiskusikan kemungkinan pelanggan masih berada
dalam periode jendela.
3.2.2 Membuat ikhtisar dan gali lebih lanjut berbagai hambatan.
3.2.3 Memastikan pelanggan paham mengenai hasil test yang
diterima dan pengertian periode jendela.
3.2.4 Menjelaskan kebutuhan untuk melakukan test ulang dan
pelayanan VCT bagi pasangan.
3.2.5 Menjelaskan upaya penurunan resiko yang dapat
dilakukan.
3.2.6 Memberi kesempatan kepada pelanggan untuk bertanya
mengenai hal-hal yang belum diketahui.
3.2.7 Apabila pelanggan sudah jelas dan tidak ada pertanyaan,
maka konseling pasca-testing ditutup.
3.2.8 Memotivasi agar bersedia didampingi oleh MK untuk
mempertanyakan perilaku yang aman.
3.2.9 Membuat perjanjian untuk kunjungan ulang apabila
dibutuhkan.
3.2.10Mengisi form pasca konseling.

F.Unit Terkait Klinik VCT

G.Rekaman Historis Perubahan

No. Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl

Anda mungkin juga menyukai