Anda di halaman 1dari 4

PELAYANAN VOLUNTARY COUNSELLING AND

TESTING ( VCT ) DAN PROVIDER INITIATED


TESTING AND COUNSELING ( PITC )
NO. DOKUMEN :
RSUD TOTO 800/RSUD-TK/SPO/ NO. REVISI : HALAMAN :
KABILA HIV-AIDS.2.1/VII/2 A 1/4
018
DITETAPKAN
DI TILONG KABILA
STANDAR DIREKTUR
TANGGAL TERBIT :
PROSEDUR
15 JULI 2018
OPERASIONAL
(SPO) dr. SERLY DAUD, M.Kes
Nip. 197408182006042005

PENGERTIAN : Voluntary  Counseling  Test (VCT) adalah  Proses konseling pra


testing dan konseling post testing atas kemauan klien sedangkan
Provider Initiated Testing and Counseling ( PITC ) adalah Proses
konseling pra dan konseling post testing atas inisiatif petugas.
Testing HIV secara sukarela yang bersifat  confidential dan secara
lebih dini membantu orang mengetahui  status HIV. Konseling pra
testing memberikan pengetahuan tentang  HIV  &  manfaat  testing,
pengambilan keputusan untuk testing, dan perencanaan atas issue
HIV  yang akan dihadapi. Konseling post testing membantu
seseorang untuk mengerti & menerima status (HIV+) dan merujuk
pada layanan dukungan. Voluntary Counseling Test (VCT) dan
merupakan pintu masuk penting untuk pencegahan dan perawatan
HIV
TUJUAN : Sebagai acuan dalam  penatalaksanaan  Konseling  dan Testing
HIV/AIDS secara sukarela di RSUD Toto Kabila
KEBIJAKAN : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabila
Nomor 800/RSUD-TK/532/VII/2018 tentang Pelayanan VCT
PROSEDUR : 1. KONSELING PRE TESTING
1) Menyiapkan perlengkapan untuk konseling
2) Memeriksa ulang  nomor kode klien dalam formulir
dokumen klien.
3) Memberi salam  dan memperkenalkan diri.
4) Membuat catatan rekam medik klien dan nomor kodenya
5) Membangun kepercayaan klien pada konselor
PELAYANAN VOLUNTARY COUNSELLING AND
TESTING ( VCT ) DI RUANG RAWAT INAP

NO. DOKUMEN :
NO. REVISI : HALAMAN :
800/RSUD-TK/SPO/HI
RSUD TOTO A 2/4
V-AIDS.2.1/VII/2018
KABILA
6) Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan informasi akurat
dan lengkap tentang HIV/AIDS, perilaku beresiko, testing HIV
dan pertimbangan yang terkait dengan hasil negative atau
positiv

7) Memberi informasi tentang  HIV/AIDS sesuai dengan yang


ada pada cek list untuk konseling pre test (Form VCT Pra
Testing HIV)
8) Mengklarifikasi tentang fakta dan mitos tentang HIV/AIDS,
termasuk tentang IMS dan menawarkan pemeriksaan IMS
secara rutin, khususnya pada penasun (IDU)
9) Membantu klien untuk menilai resiko klien
10) Membantu klien untuk membuat keputusan untuk dilakukan
tes HIV, antara lain dengan menjelaskan keuntungan dan
akibat melakukan  tes HIV.
11) Mendikusikan prosedur VCT.
12) Bila klien menyetujui untuk test, konselor memberikan form
informed consent kepada klien dan meminta tanda
tangannyasetelah klien membaca isi form HIV/.AIDS.
13) Mengisi dokumen klien dengan lengkap dan mengisi form
rujukan ke laboratorium.
14) Membuat perjanjian dengan klien untuk menunggu hasil
test.
15) Menghubungi petugas laboratorium rumah sakit untuk
mengambil sampel darah klien di ruangan.
16) Keluarga klien mengirim sampel darah ke rumah sakit
rujukan untuk pemeriksaan laboratorium dan CD4
17) Rumah sakit rujukan menghubungi petugas HIV di Rumah
Sakit Toto Kabila terkait dengan pemeriksaan laboratorium
dan CD4
18) Bila klien tidak menyetujui untuk di test, konselor
menawarkan kepada klien untuk datang kembali sewaktu-
waktu bila masih memerlukan dukungan dan / atau untuk
dilakukan test.
19) Mengucapkan salam dan mengakhiri proses.
2. KONSELING POST TESTING
1) Memanggil klien secara wajar
PELAYANAN VOLUNTARY COUNSELLING AND
TESTING ( VCT ) DI RUANG RAWAT INAP

NO. DOKUMEN :
NO. REVISI : HALAMAN :
800/RSUD-TK/SPO/HI
RSUD TOTO A 3/4
V-AIDS.2.1/VII/2018
KABILA
2) Memberi salam

3) Memperhatikan komunikasi non verbal di ruangan


konseling.
4) Menanyakan kesiapan klien untuk menerima test.
5) Mengkaji ulang secara singkat dan menayakan keadaan
umum klien.
6) Memperhatikan  amplop hasil test yang masih tertutup
kepada klien.
7) Menanyakan kesiapan klien untuk menerima hasil test.
 Apabila klien menyatakan sudah siap / sanggup
menerima hasil test, maka konselor menawarkan
kepada klien untuk membuka amplop bersama konselor.
 Apabila klien menyatakan belum siap, konselor
memberi dukungan kepada klien untuk menerima hasil
dan beri waktu sampai klien menyatakan dirinya siap.
8) Membuka amplop dan menyampaikan secara lisan hasil
testing HIV.
9) Memberi kesempatan klien membaca hasil.
10) Menjelaskan kepada klien tentang hasil  testing HIV  yang
telah dibuka dan yang telah dibaca bersama.
11) Memberi kesempatan pasien memperbaiki keadaan
emosinya.
a. Bila Hasil Test Positif
1) Memeriksa apa yang diketahui tentang hasil test.
2) Menjelaskan dengan tenang arti hasil pemeriksaan.
3) Memberi kesempatan untuk memventilasikan emosi.
4) Memfasilitasi coping problem (kemampuan
menyelesaikan masalah).
5) Setelah klien cukup tenang dan konseling dapat
dilanjutkan konselor menyelesaikan informasi
sebagai berikut :
 Pengobatan ARV
 Kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual
 Penggunaan jarum suntik yang aman
 Menawarkan konseling pasangan
PELAYANAN VOLUNTARY COUNSELLING AND
TESTING ( VCT ) DI RUANG RAWAT INAP

NO. DOKUMEN :
NO. REVISI : HALAMAN :
800/RSUD-TK/SPO/HI
RSUD TOTO A 4/4
V-AIDS.2.1/VII/2018
KABILA

6) Menawarkan secara rutin klien mengikuti pemeriksaan


sifilis dan manfaat pengobatan sifilis.
7) Memotivasi agar datang ke klinik untuk evaluasi
evaluasi awal secara medis
8) Konselor dan klien menyepakati waktu kunjungan
berikutnya
9) Apabila pada waktu yang ditentukan klien tidak bisa
hadir, disarankan untuk menghubungi konselor
melalui telepon untuk perjanjian berikutnya.
10) Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya
mengenai hal-hal yang belum diketahui.
11) Menawarkan pelayanan VCT pada pasangan klien.
12) Apabila klien sudah jelas dan tidak ada pertanyaan,
maka konseling pasca-testing ditutup
13) Memotivasi agar bersama di damping oleh MK.
14) Konselor mengisi form pasca-konseling.
a. Bila Hasil Test Negatif
1) Mendiskusikan kemungkinan klien masih berada
dalam periode jendela.
2) Membuat ikhtisar dan gali lebih lanjut berbagai
hambatan.
3) Memastikan klien paham mengenai hasil test yang
diterima dan pengertian periode jendela.
4) Menjelaskan kebutuhan untuk melakukan test ulang
dan pelayanan VCT bagi klien.
5) Menjelaskan upayapenurunan resiko yang dapat
dilakukan.
6) Apabila klien sudah jelas dan tidak ada pertanyaan,
maka konseling pasca-testing ditutup.
7) Membuat perjanjian untuk kunjungan ulang
8) Mengisi form pasca konseling.
UNIT : Klinik VCT, Laboratorium
TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai