No.Dokumen SOP/HIV/001
No Revisi 00
SOP
Tanggal 7 Januari 2019
Halaman 1/3
UPTD Puskesmas I dr.AA.Ampera
Dinas Kesehatan Prihatini,MM
Kecamatan 19631103199103 2 006
Denpasar Utara
1 . Pengertian Dialog antara klien dan konselor dalam dalam kerangka KTS yang bertujuan
menyiapkan klien dalam menjalani tes HIV dan membantu klien dalam
memutuskan akan tes atau tidak.
2 . Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah- langkah untuk petugas dalam membantu
klien mengambil keputusan melakukan tes HIV, memberikan pelayanan
konseling yang sesuai standar dan terjaga kerahasiaannya.
3 . Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas I Denpasar Utara No : 800/011/ Pusk. I DU
tentang Penetapan Penanggung Jawab UKM dan UKP.
4 . Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV.
5 . Alat Dan Bahan 1. Buku Registrasi
2. Alat Peraga
- Leaflet kesehatan tentang HIV / AIDS
- Dildo , Kondom Alat peraga jarum suntik
3. Formulir Informed consent (surat pernyataan persetujuan)
4. Formulir Permintaan dan hasil testing
5. Ceklis Konseling Pra tes dan Pasca tes
6. Dokumen Klien
7. Alat tulis
8. Tissue
9. Kalender
6 . Langkah Kerja 1. Petugas mempersilahkan pasien masuk ke ruangan.
2. Petugas mempersilakan pasien duduk dengan nyaman di kursi yang telah
tersedia.
3. Petugas memberikan salam.
4. Petugas memperkenalkan diri.
5. Petugas memeriksa ulang nomor kode klien dalam formulir dokumen klien.
6. Petugas menanyakan latar belakang kunjungan dan alasan kunjungan.
7. Petugas memberikan informasi seputaran HIV / AIDS.
8. Petugas membatu klien untuk menilai risiko pada klien.
9. Petugas membantu klien untuk membuat keputusan untuk dilakukan tes
HIV.
10. Petugas menjelaskan prosedur tes HIV/ AIDS, waktu yang diperlukan
untuk menunggu hasil dan arti dari hasil tes.
11. Petugas mendiskusikan kemungkinan tindak lanjut setelah ada hasil tes
12. Petugas menjelaskan implikasi terinfeksi atau tidak terinfeksi HIV dan
berdiskusi tentang cara menyesuaikan diri dengan status HIV.
13. Petugas menjajaki kemampuan klien dalam mengatasi masalah.
14. Petugas melakukan penilaian sistem dukungan.
15. Petugas memberikan waktu untuk berpikir.
16. Petugas memberikan surat penyataan persetujuan kepada klien untuk tanda
tangan.
17. Petugas mengisi dokumen klien dengan lengkap.
18. Petugas mengantarkan klien ke tempat pengambilan darah.
19. Petugas menyerahkan formulir kepada petugas laboratorium.
20. Petugas menawarkan kepada klien untuk datang kembali sewaktu-waktu
bila masih memerlukan dukungan bila klien tidak setuju untuk dites.
7. Bagan Alir
Persilahkan masuk Persilahkan pasien Beri salam
duduk
Antar ke Laboratorium
Serahkan formulir
kepada petugas lab
Siap terima
Ya Sampaikan secara lisan
hasil ?
Hasil Positif
Hasil Negatif
Gali hambatan
Beri kesempatan memventilasikan emosi
Konseling ditutup
Buat perjanjian kunjungan ulang
8 . Unit Terkait -
Persilakan pasien
Persilakan Masuk Beri salam
duduk
Perkenalkan diri
Memberikan
dukungan moral dan
edukasi kepada
penderita keluarga
dan masyarakat
Melakukan rujukan
ke RS untuk
melakukan
pengobatan lebih
lanjut
Melengkapi buku
register
11 .Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PROFILAKSIS PASCA PAJANAN
No.Dokumen SOP/HIV/004
No Revisi 00
SOP
Tanggal 7 Januari 2019
Halaman 1/3
UPTD Puskesmas I dr.AA.Ampera
Dinas Kesehatan Prihatini,MM
Kecamatan 19631103199103 2 006
Denpasar Utara
1 . Pengertian Pemberian penanganan pasca pajanan kepada tenaga kesehatan yang telah
terkena pajanan berupa perlukaan kulit , pajanan pada selaput mukosa , pajanan
melaui kulit yang terluka dan gigitan yang berdarah sehingga mendapatkan
pengobatan antiretroviral jangka pendek untuk meminimalkan terjadinya
infeksi pasca pajanan.
2 . Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah- langkah untuk meminimalkan resiko
tertular HIV/ AIDS pada petugas yang terpajan alat kesehatan yang
terkontaminasi darah atau cairan tubuh pasien yang status HIV nya diketahui
atau tidak.
3 . Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas I Denpasar Utara No : 800/ 014/ Pusk. I DU
tentang Penetapan Tim Mutu, Tim Audit Internal, dan Tim Keselamatan
Pasien.
4 . Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV.
5 . Alat Dan Bahan 1. Buku Registrasi
2. Formulir data klien yang dites
3. Formulir hasil tes dari laboratorium
4. Formulir rujukan eksternal
5. Alat Tulis
6. Tissue
7. Kalender
6 . Langkah Kerja 1. Petugas memastikan petugas kesehatan memang benar telah terpajan baik
berupa perlukaan kulit , pajanan pada selaput mukosa , pajanan melalui
kulit yang luka dan gigitan yang berdarah , yang berasal dari darah ,cairan
bercampur darah yang kasat mata , cairan yang berpotensial terinfeksi :
semen ,cairan vagina , cairan serebrospinal, c.sinovia, c.pleura, c.peritoneal,
c.perickardial, c.amnion, dan virus yang terkonsentrasi.
2. Petugas memastikan pajanan telah luka tusuk : bilas dengan air mengalir
dan sabun atau antiseptic, pajanan mukosa mulut : ludahkan dan kumur,
pajanan mukosa mata : irigasi dengan air atau garam fisiologis, pajanan
mukosa hidung : hembuskan keluar dan bersihkan dengan air , jangan
dihisap dengan mulut ,jangan ditekan.
3. Petugas memastikan pajanan telah didesinfeksi luka dan daerah 5 menit
atau (2) alkohol 70% selama 3 menit.
4. Petugas mencatat :
a. Tanggal dan jam kejadian ( pajanan),
b. Uraian kejadian lebih rinci
c. Status HIV petugas yang bersangkutan ,
d. Status HIV sumber pajanan bila diketahui,
e. Pengobatan PPP secara rinci bila mendapatkannya,
f. Tindak lanjut,
g. Hasil pengobatan,
h. Simpan semua data pajanan
5. Petugas merujuk ke layanan CST RSUD Wangaya untuk mendapatkan
profilaksis (ARV) tidak lebih dari 2 jam.
7 . Bagan Alir
Pastikan Pastikan sudah
Klien memang
sudah didesinfektan
sudah terpajan
dibersihkan
bekas
pajanan
Catat
Rujukan
8 . Hal – hal yang perlu 1 . Keadaan umum pasien dan efek samping terapi
diperhatikan
11 . Rekaman Historis
Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PENATALAKSANAAN INFEKSI
OPPORTUNISTIK
No.Dokumen SOP/HIV/006
No Revisi 00
SOP
Tanggal 7 Januari 2019
Halaman 1/3
UPTD Puskesmas I dr.AA.Ampera
Dinas Kesehatan Prihatini,MM
Kecamatan 19631103199103 2 006
Denpasar Utara
1 . Pengertian Tata cara pemberian pengobatan dan perawatan dengan penyakit infeksi
penyerta pada pasien HIV/ AIDS.
2 . Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah- langkah tata cara penatalaksanaan infeksi
opportunistic di UPTD Puskesmas I Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar
Utara.
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Puskesmas I Denpasar Utara No : 800/ 110/ Pusk. I DU
tentang Penetapan Standar dan SOP Layanan Klinis, Bukti Monitoring
Pelayanan Standar, Hasil Monitoring dan Tindak Lanjut.
2. Keputusan Kepala Puskesmas I Denpasar Utara No : 007/ I / 2019 tentang
Kebijakan Mutu di Puskesmas I Denpasar Utara.
3. Keputusan Kepala Puskesmas I Denpasar Utara No : 800/ 115/ Pusk. I DU
tentang Pembentukan Tim Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan
Pasien
4 . Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Penanggulangan HIVAIDS.
5 . Alat Dan Bahan 1. Rekam Medis Pasien
2. Pemeriksaan Penunjang
3. Obat- obatan
6. Langkah Kerja 1. Petugas melakukan pengkajian klinis berdasarkan tanda dan gejala,
riwayat penyakit, riwayat pengobatan, efek samping obat dan komplikasi
2. Petugas menetukan stadium klinis HIV (sesuai klasifikasi WHO)
3. Petugas menentukan status fungsional K (kerja), A (Ambulatori), B
(Baring)
4. Petugas melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan indikasi, cek
BTA bila ada keluhan batuk lama.
5. Petugas memberikan profilaksis kotrimoksasole 1 x 960 mg perlu
dipertimbangkan selama klien belum mendapatkan ARV dan anti jamur.
6. Petugas memberikan anti jamur bila ada tanda – tanda infeksi.
7. Petugas memberikan obat- obat simptomatis sesuai keluhan.
8. Jika klien sudah mendapatkan ARV, obat tetap dilanjutkan ditambah
dengan obat infeksi oppotunistik.
9. Petugas mengatasi infeksi opportunistic sampai kegawatdaruratan medis
teratasi / kondisi stabil (label terlampir).
7 . Bagan Alir
Petugas mengkaji
pengkajian klinis
pasien
Petugas menentukan status
klinis HIV
Petugas melakukan
pemeriksaan laboratorium
Petugas memberikan
profilaksis
8. Hal – hal yang perlu 1. Pengawasan efek samping obat dan riwayat alergi obat.
diperhatikan
9 . Unit Terkait 1. Layanan umum
2. VCT
3. IMS
4. Laboratorium
5. Ruang Obat
10 . Dokumen terkait Rekam Medis
11 . Rekaman Historis
Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan