Anda di halaman 1dari 5

PERTEMUAN 17:

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

17.1 Pengembangan system


Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan
sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem lama yang perlu
diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal:

- Adanya permasalahan – permasalahan yang timbul di sistem yang lama karena ketidakberesan
sistem yang lama, pertumbuhan organisasi.
- Untuk meraih kesempatan – kesempatan
- Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah
Salah satu tujuan dari pengembangan sistem informasi akuntansi adalah menambah nilai bagi
perusahaan. Sistem informasi akuntansi dapat memberi nilai tambah dengan:

a) Memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu.


b) Penerapan sistem informasi akuntansi meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya dalam
mengumpulkan informasi ekonomi.
c) Membantu serta meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil oleh pihak manajemen.
d) Meningkatkan pembagian pengetahuan (knowledge sharing).

Dalam hal ini, pengembangan sistem memiliki beberapa prinsip sebagai berikut:

a) Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.


b) Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar.
c) Sistem yang dikembangkan memerlukan orang-orang yang terdidik.
d) Proses pengembangan sistem tidak harus urut.
e) Jangan takut membatalkan proyek.
f) Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem
17.2 Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Akuntansi

Manusia mulai mempertukarkan informasi sejak dahulu kala, sekitar 3000 tahun sebelum
masehi atau jik dihitung sudah lebih dari 5000 tahun yang lalu. Cara mempertukarkan informasi itu
adalah dengan menuliskannya pada batu, kayu, papirus atau tanah liat.

Perkembangan Ilmu Akuntasi dan Perkembangan teknologi informasi yang pesat,


mengakibatkan perubahan yang sangat signifikan terhadap keduanya. sejarah perkembangan ilmu
akuntansi dimulai sejak tahun 1494, yaitu ketika Luca Pacioli memperkenalkan sistem doble entry
book keeping. Akan tetapi, praktik akuntansi sebenarnya sudah ada sejak zaman sebelum itu. Alvin
Toffler dalam bukunya The Third Wave menyatakan bahwa pada tahun 8000 SM yang dinyatakan
sebagai masa bercocok tanam orang sudah mengenal teknologi, informasi, dan akuntansi. Teknologi
pada masa itu masih bersifat fisik sehingga teknologi informasi masih tertulis dan dikembangkan
untuk membuat catatan akuntansi. Pada masa itu teknologi akuntansi masih sangat sederhana. Karena
lingkungan masih sangat statis dan dapat diprediksi dengan mudah, maka sistem single entry book
keeping sudah dianggap cukup. Pada Tahun 1650 sampai dengan 1955 dinyatakan oleh Alvin Toffler
sebagai era industri. Era ini dimulai dengan terjadinya revolusi industri yaitu sejak ditemukannya
mesin – mesin industri. Tenaga kerja manusia di dalam pabrik mulai diganti dengan mesin Pada masa
ini teknologi akuntansi dengan single entry book keeping sudah tidak memadai dalam penyediaan
informasi akuntansi. Pada era ini sistem doble entry book keeping mulai diperkenalkan oleh Luca
Pacioli meskipun bukan dia penemu sistem ini, Pada masa ini sistem informasi akuntansi di dalam
upaya untuk menyediakan informasi, baik kepada pihak ekstern maupun intern masih dilakukan
secara manual hanya dengan bantuan mesin hitung ataupun kalkultor.

Era informasi dimulai dengan ditemukannya komputer pada tahun 1955. Pada era ini
teknologi informasi sudah menggunakan komputer dan pemrosesan informasi menjadi lebih cepat,
pemrosesan dan penyimpanan informasi menjadi lebih murah, dan tidak banyak memakan tempat dan
waktu. Salah satu bidang akuntansi yang banyak dipengaruhi oleh perkembangan Teknologi
Informasi adalah SIA. SIA berbasis komputer hanya mengubah karakter dari suatu aktivitas. Model
akuntasi berbasis biaya historis tidak cukup untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
perusahaan pada era teknologi informasi.

Perkembangan teknologi informasi, terutama pada era informasi berdampak signifikan terhadap
sistem informasi akuntansi (SIA) dalam suatu perusahaan. Dampak yang dirasakan secara nyata
adalah pemrosesan data yang mengalami perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi
dan berakibat bermunculannya software -sofware untuk akuntansi yang dapat mempermudah
dalam membuat laporan keuangan. Jenis – jenis software yang digunakan saat ini seperti,
Microsoft SQL Server, Zahir Accounting, MYOB, Daceasy, dll.
17.3 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi

Siklus hidup pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang
dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan sistem informasi. Siklus hidup pengembangan sistem informasi akuntansi
dibagi menjadi tujuh fase, yaitu:

a. Perencanaan Sistem
Dalam fase perencanaan sistem dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan
pandangan sistem informasi baru yang jelas akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai
informasi. Selama fase perencanaan sistem, harus dipertimbangkan:
 Faktor – faktor kelayakan sistem yang berkaitan dengan kemungkinan berhasilnya sistem
informasi yang dikembangkan dan digunakan.
 Faktor – faktor strategis sistem yang berkaitan dengan pendukung sistem informasi dari sasaran
bisnis dipertimbangkan untuk setiap proyek yang diusulkan.
Nilai-nilai yang dihasilkan dievaluasi untuk menentukan proyek sistem mana yang akan
menerima prioritas yang tertinggi.

Faktor Kelayakan Faktor Strategis (Strategic Factors)


(Feasibility Factors)
 Kelayakan teknis  Produktivitas
 Kelayakan ekonomis  Diferensiasi
 Kelayakan legal  Manajemen
 Kelayakan operasional
 Kelayakan rencana

b. Analisis Sistem
Dalam tahap ini dilakukan proses:

 Penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbal balik yang terkait dalam
pengembangan sistem, definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala
system
 Fase analisis sistem adalah fase professional sistem melakukan kegiatan analisis sistem.

 Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu tim proyek
sistem dan memulai fase analisis sistem.
 Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang sistem untuk
mengembangkan suatu sistem baru.
 Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem mewawancarai calon
pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah
dan menentukan kebutuhan pemakai.
 Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui secara penuh pada
fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan berlanjutnya siklus hidup
pengembangan sistem.
Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini berisi penemuan –
penemuan dan rekomendasi
c. Perancangan Sistem Secara Umum
Dalam tahap ini hal yang dilakukan yaitu:
 Dibentuk alternative – alternative perancangan konseptual untuk pandangan pemakai. Alternatif
ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai.
 Pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan laporan –
laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Data masing – masing
laporan ditentukan.

d. Perancangan Sistem Secara Detail


Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail. Perencanaan output
(layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak.
Semua output direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan. Semua input ditentukan
dan format input baik untuk layar dan form-form biasa direview dan disetujui oleh pemakai dan
didokumentasikan.
Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk mengubah input
menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan secara online atau batch. Macam-
macam model dikembangkan untuk mengubah data menjadi informasi. Prosedur ditulis untuk
membimbing pemakai dan personil operasi agar dapat bekerja dengan sistem yang sedang
dikembangkan.
Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan. Laporan ini mungkin
berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk masing-masing rancangan sistem yang
terintegrasi menjadi satu kesatuan. Laporan ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman yang
lengkap untuk merancang, membuat kode dan menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan
tugas-tugas implementasi lainnya.
e. Evaluasi dan seleksi sistem
Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase perancangan sistem
secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua altenatif akan dibuang. Biasanya, beberapa
alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk
pekerjaan akhir. Bila satu alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi
untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.
f. Implementasi Sistem
Pada fase ini:
 Sistem siap untuk dibuat dan di instalasi.
 Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru.
 Laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu:
a) Rencana implementasi dalam bentuk Grantt Chart atau (Program and Evaluation Review
Technique) PERT Chart.
b) Penjadwalan proyek dan tehnik manajemen. Bagian ini merupakan laporan yang
menerangkan tugas penting untuk melaksanakan implementasi sistem, seperti
pengembangan software, persiapan lokasi peletakan sistem, instalasi peralatan yang
digunakan, pengujian sistem, pelatihan untuk para pemakai sistem dan persiapan
dokumentasi.
g. Pemeliharaan Sistem
Langkah-langkah pemeliharaan sistem terdiri atas:
 Penggunaan Sistem , yaitu menggunakan sistem sesuai dengan fungsi tugasnya masing-masing
untuk operasi rutin atau sehari-hari.
 Audit sistem, yaitu melakukan penggunaan dan penelitian formal untuk menentukan seberapa
baik sistem baru dapat memenuhi kriteria kinerja.
 Penjagaan sistem, yaitu melakukan pemantauan untuk pemeriksaan rutin sehingga sistem tetap
beroperasi dengan baik.
 Perbaikan sistem, yaitu melakukan perbaikan jika dalam operasi terjadi kesalahan (bug) dalam
program atau kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi saat pengujian sistem.
 Peningkatan sistem, yaitu melakukan modifikasi terhadap sistem ketika terdapat potensi
peningkatan sistem setelah sistem berjalan beberapa waktu.
Alasan mengapa sistem perlu dirawat karena beberapa hal yaitu:

a. Sistem mengandung kesalahan yang dulunya belum terdeteksi, sehingga kesalahan sistem perlu
diperbaiki.
b. Sistem mengalami perubahan-perubahan karena permintaan baru dari pemakai sistem.
c. Sistem mengalami perubahan lingkungan luar.
d. Sistem perlu di tingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai