Anda di halaman 1dari 10

SP PERCOBAAN VI : EKSTRAKSI

KAFEIN TEH

TUJUAN :
1. Mendapatkan kafein dari daun teh dengan cara ekstraksi
2. Menentukan kadar kafein dari daun teh

DASAR TEORI
Keanekaragaman hayati Indonesia yang menjadikannya sebagai
lahan utama bagi mereka yang mengembangkan penemuan berbagai
senyawa kimia yang ditemukan di alam. Hal ini memerlukan penelitian
khusus untuk melakukan isolasi senyawa kimia yang terkandung pada
bahan alam tertentu, guna untuk menambah pengetahuan tentang proses
isolasi dan senyawa kimia. Kandungan senyawa kimia dalam bahan alam
tertentu dapat digunakan dalam bidang kesehatan.Berbagai tumbuhan
dapat dijadikan sebagai sumber obat seperti kelompok sayur-sayuran,
buah-buahan, bumbu dapur dan bunga-bungaan serta tumbuhan liar
(Zacky dalam Isa 2008).
Teh adalah suatu bahan pangan yang bisa diolah menjadi sebuah
produk. Menurut gold bery (1994) untuk mereduksi resiko kanker
pencernaan degan mengensumsi sepuluh cangkir atau lebih teh hijau.
Kemudian dengan mengensumsi teh hijau secara teratur, dua sampai
empat gelas sehari dapat menstimulasi terjadinya penurunan tekanan
darah (Husain, 2014).
Teh memiliki manfaat diantranya dalam mencegah dan pengobatan
penyakit karena bersifat anti bakteri dan antioksidan (Dianita, 2015).
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat
tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke
pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnya
bahan alami) tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode
pemisahan mekanis. Misalnya saja, karena komponennya saling bercampur
dengan sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya terlalu
kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah (Brown, 1998).
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang
terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa
komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi
pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut
(Brown, 1998).
Jenis-jenis ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan adalah :
a. Ekstraksi Cara Dingin
b. Metoda ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses
ekstraksi berlangsung, tujuannya untuk menghindari rusaknya
senyawa yang dimaksud rusak karena pemanasanan. Jenis ekstraksi
dingin adalah maserasi dan perkolasi
c. Ekstraksi Cara Panas
d. Metoda ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan
adanya panas secara otomatis akan mempercepat proses penyarian
dibandingkan cara dingin. Metodanya adalah refluks, ekstraksi
dengan alat soxhlet dan infusa.

Proses ekstraksi pelarut belangsung dalam tiga tahap, yaitu :


1. Pemebentukan kompleks tidak bermuatan yang merupakan
golongan ektraksi
2. Distribusi dari kompleks yang terekstraksi
3. Interaksinya yang mungkin dalam fase organik
(Khopkar, 2003).
kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamia terdapat dalam biji
kopi, daun teh, daun mete biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman
penyegar. Kafein mememiliki berat molekul 194,19 gr/mol dengan rumus
kimia C8H10N8O2 dan ph 6,9 (larutan kafein 1% dalam air).

Secara ilmiah, efek langsung dari kafein tehadap kesehatan sebetulnya


tidak ada, tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti
menstimulasi pernapasan dan jantung, serta memberikan efek samping
berupa rasa gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia), dan denyut
jantung tak beraturan (tachycardia) (Brown, 1998).
Alkaloid adalah basa organik yang mengandung amina sekunder, terseir,
atau siklik. Diperkirakan ada 5500 alkaloid telah d ketahui yang merupakan
golongan senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom
nitrogen, biasanya sebagai bagaian dari sistem siklik. Secara kimia, alkaloid
adalah golongan yang sangat heterogen berkisar dari senyawa-senyawa
yang sederhana seperti coniine sampai ke stsruktur pentasiklik strychnine.
Bnyak alakaloid adalah terpenoid di alam dan beberapa adalah steroid
(Brown,1998).
Sublimasi merupakan cara yang digunakan untuk pemurnian senyawa –
senyawa organic yang berbentuk padatan.pemanasan yang dilakukan
tehadap senyawa organic akan menyebabkan terjadinya perubahan
sebagai berikut: apabila zat tersebut pada suhu kamar berada dalam
keadaan padat, pada tekanan tertentu zat tersebut akan meleleh kemudian
mendidih. Disini terjadi perubahan fase dari padat ke cair lalu kefase gas.
Apabila zat tersebut pada suhu kamar berada dalam keadaan cair. Pada
tekanan dan temperature tertentu (pada titik didihnya) akan berubah
menjadi fase gas. Apabila zat tersebut pada suhu kamar berada dalam
keadaan padat, pada tekanan dan temperature tertentu akan lansung
berubah menjadi fase gas tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Zat padat
sebagai hasil reaksi biasanya bercampur dengan zat padat lain. Oleh karena
itu, untuk mendapatkan zat-zat padat yang kita inginkan, perlu dimurnikan
terlebih dahulu. Prinsip proses ini adalah perbedaan kelarutan zat
pengotornya. Rekristalisai dapat dilakukan dengan cara melarutkan
cuplikan kedalam pelarut yang sesuai (Underwood,2002).

ALAT DAN BAHAN


Alat Yang Digunakan
- Erlenmeyer - Batang Pengaduk
- Gelas Kimia - Gelas Ukur
- Pipet tetes - Pipet Ukur
- Bola karet - Kertas saring
- Corong gelas - Labu takar
- Hot plate
Bahan-Bahan Yang Digunakan :
-
- Sampel tembakau (rokok) - KI
- Na2SO4 - Aquadest
- H2SO4 - NaOH
- HCl 0,1 N - Metil merah
- Kloroform - Petroleum eter
- I2
PROSEDUR PERCOBAAN:
Isolasi nikotina
1. Timbang 1 g tembakau kering dimasukan ke dalam erlenmeyer
bertutup asah.
2. Sebanyak 20 mL NaOH 20% ditambahkan ke dalamnya dan diaduk
merata.
3. Tmabahkan 20 mL petroleum eter ditutup rapat, dan dikocok.
4. Residu tembakau dipisahkan dari filtratnya dengan penyaringan
gravimetri
5. Tambahkan 0,5 gr Na2SO4 anhidrat ke dalam filtrat yang diperoleh dan
didiamkan sebentar.
6. ektrak petroleum eter tersebut dipekatkan dan dihitung kadar
nikotinanya.
Uji kualitatif untuk alkaloid
1. Sebanyak 0.3 g ekstrak dilarutkan ke dalam 10 mL kloroform dan
disaring.
2. Tambahkan 5 ml H2SO4 2 M ke dalam filtrat dan dikocok hingga
terbentuk 2 lapisan.
3. Lapisan asam yang tidak berwarna dipipet ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan pereaksi Wagner. Jika terdapat endapan endapan coklat
ketika pereaksi Wagner ditambah ke dalam filtrat maka terdapat
alkaloid dalam ekstrak tersebut.
Pembuatan reaksi wagner
1. Timbang 0,635 gr I2 dan 1 gr KI masukkan kedalam gelas kimia 100
mL
2. Tambahkan aquadest sebanyak 10 mL
3. Encerkan dengan aquadest 50 mL
Penetapan nikotin
1. Sebanyak 1 g tembakau yang telah dihaluskan dimasukan ke dalam
erlenmeyer 50 mL bertutup asah.
2. Tambahkan 1 mL NaOH 20%, dan diaduk rata.
3. Sebanyak 20 mL petroleum eter ditambahkan, ditutup rapat, dikocok,
dan didiamkan beberapa saat.
4. Setelah batas lapisan petroleum eter terlihat jelas, sebanyak 10 mL
cairan petroleum eter diambil dan dipindahkan ke erlenmeyer lain.
5. Uapkan cairan petroleum eter tersebut diatas hot plate hingga hanya
tersisa sekitar 2 mL.
6. Tambahkan 10 mL akuades dan 2 tetes indikator merah metil ke
dalam erlenmeyer.
7. Tititrasi dengan 0.1 N HCl hingga warna hijau kekuningan berubah
menjadi merah muda.

HASIL PENGAMATAN

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1. 10gr teh kering + 4gr sodium Teh tidak larut dengan sodium

karbonat dilarutkan dalam karbonar dan aquadest, menghasilkan

60ml aquadest. warna coklat tua dan bau khas dari teh

2. Panaskan campuran 10gr teh + Larutan berbusa, Na₂CO₃ larut tetapi

4gr Na₂CO₃ + 60ml aquadest teh itdak larut, dan memiliki warna

selaman 15 menit. cokelat tua dan memiliki bau khas teh

namun sedikit tengik.


3. Saring larutan dengan kertas Menghasilkan filtrat serta larutan

saring berwarna cokelat tua.

4. Menambahkan 100ml air Menghasilkan campuran dengan warna

mendidih dan dikocok. cokelat tua.

5. Memasukkan campuran Terdapat dua lapisan yaitu, lapisan

kedalam corong pisah + 15ml pertama bewarna cokelat tua pekat dan

diklorometana. lapisan kedua berwarna cokelat muda

dan memiliki aroma menyengat.

6. dipisahkan bagian lapisan Larutan yang dihasilkan memiliki

bawah untuk mengambil tekstur kental setelah ditambahkan

kafein nya diklorometana. Dan membentuk dua

lapisan , lapisan atas berwarna cokelat

tua dan lapisan bawah berwarna


bening.

7. Memisahkan lapisan bawah + Menghasilkan warna larutan nya

10ml diklorometana bening namun terdapat jaringan

kecokelatan didalamnya.

8. Panaskan sampai menguap dan Memiliki aroma yang menyengat, dan

mengasilkan kafein mengering berubah jadi padatan

(kafein). Dan memiliki berat 0,0214 gr

DATA PERHITUNGAN

Berat gelas kimia kosong : 56,2 gram

Berat gelas kimia + kafein : 56,2214 gram

Berat Kafein : ( Berat gelas kimia + kafein) - (Berat gelas kimia kosong)

: 56,2214 gram - 56,2 gram

: 0,0214 gram

Kadar kafein dalam teh 10gram


Kafein
% Kafein : Teℎ Kering x 100%

0,0214 gr
: 10 gr
x 100%

: 0,214 %
ANALISA DATA

Pada percobaan kali ini adalah ekstraksi kafein teh, Percobaan


diawali dengan membuat larutan 10gr teh + 4gr Na₂CO₃ + 60ml aquadest
dilarutkan . Kemudian panaskan selama 15 menit, setelahnya saring
dengan menggunakan kertas saring sehingga menghasilkan filtrat yang
berwarna cokelat pekat , kemudian tambahkan 100ml aquadest yang
telah di didihkan dan masukkan larutan yang telah tercampur kedalam
corong pisah ,lalu tambahkan 15ml diklorometana hingga menghasilkan
dua lapisan : lapisan pertama memiliki warna cokelat pekat dan lapisan
kedua memiliki warna bening memiliki jaringan cokelat sedikit.

Kemudian pisahkan dan ambil lapisan kedua nya, setelah dipisahkan


lalu dilakukan pengeringan untuk mendapatkan kafein dari 10gr teh
yang kita uji. Menghasilkan padatan yang memiliki berat 0,0214 gram.

KESIMPULAN

1. Kafein merupakan senyawa alkanoid yang secara alami biasanya


terdapat pada biji kopi, daun teh, dan lainnya.

2. Berat kafein yang didapat dari 10gr teh kering adalah 0,0214 gr.

3. % Kadar kafein yang didapat adalah 0,214 %.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai