Tujuan Percobaan : 1. Mempelajari teknik pemisahan kafein dari teh dengan menggunakan
prinsip ekstraksi pelarut polar-nonpolar.
2. Mempelajari teknik pemurnian melalui proses sublimasi.
Pendahuluan
Teh (Camellia sinensis) merupakan tanaman asli Asia Tenggara dan kini telah ditanam
di lebih dari 30 negara. Ada 3.000 jenis the yang ada tetapi prinsipnya teh berasal dari satu
jenis tanaman dengan hasil perkawinan silangnya. Teh merupakan salah satu minuman yang
paling populer di dunia dan posisinya berada pada urutan kedua setelah air. Kepopulerannya
tersebut dikarenakan teh mempunyai rasa dan aroma yang aktraktif. Teh diklasifikasikan ke
dalam tiga jenis berdasarkan proses pengolahannya, yaitu teh fermentasi (teh hitam), teh semi
fermentasi (teh oolong), dan teh tanpa fermentasi (teh hijau) ( Rohdiana et al., 2005).
Kafein merupakan jenis alkaloid yang diturunkan dari aspirin. Nama lain kafein adalah
1,3,7-trimetil xanthina yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi (0,5%), daun teh (2-4%),
daun mete, biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman penyegar yang mempunyai fisiologi
sebagai stimulan. Kafein memiliki berat molekul 194,19 g/mol dengan rumus kimia
C8H10N8O2 dan pH 6,9 (larutan kafein 1% dalam air). Efek ilmiah secara langsung dari kafein
terhadap kesehatan sebetulnya tidak ada, tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti
menstimulasi pernafasan dan jantung, serta memberikan efek samping berupa rasa gelisah
(neuroses), tidak dapat tidur (insomnia), dan denyut jantung tak beraturan (tachycardia).
berikut ini merupakan struktur molekul kafein :
CH3
N N O
N
N CH3
H3C O
Prinsip Kerja
Proses ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan substansi zat dari campurannya
dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat
terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur seperti
diklorometana. Diklorometana merupakan salah satu pelarut organik. Pemisahan kafein dari
teh ini menggunakan prinsip dari ekstraksi pelarut polar-non polar. Teknik pemurniannya
dapat dilakukan melalui proses sublimasi.
Alat
Beaker glass, gelas ukur 100 mL, erlenmeyer, corong pisah, corong Buchner, gelas ukur,
gelas arloji, timbangan, hot plate, rotary evaporator, alat penentu titik leleh.
Bahan
Sodium bikarbonat anhidrat, aquades, NaCl, diklorometana, sodium sulfat anhidrat,
kertas saring.
Prosedur Kerja
Teh tubruk atau tea bag ditimbang sebanyak 5 gram, lalu dimasukkan ke dalam gelas
beker 250 mL. Akuades 75 mL dan 5 gram sodium karbonat anhidrat ditambahkan
kedalamnya. Gelas beker ditutup dengan gelas arloji lalu dididihkan selama 10 menit, jika tea
bag muncul ke permukaan air, ditekan dengan batang pengaduk agar tidak tenggelam. Cairan
panas (I) tersebut didekantasi pada erlenmeyer 150 mL. Akuades 30 mL ditambahkan pada
beker gelas awal dan dididihkan kembali, lalu cairannya didekantasi dan dijadikan satu
dengan cairan (I). Ekstrak teh tersebut kemudian didinginkan. Apabila menggunakan teh
tubruk sebagai sampel, maka cairan disaring menggunakan buchner agar terpisah dari
padatannya.
Ekstrak teh dimasukkan pada corong pisah dan ditambahkan 3 gram NaCl, lalu diekstrak
dengan 15 mL diklorometana. Corong pisah dikocok dengan pelan dan hati-hati, tidak boleh
terlalu kuat seperti saat melakukan ekstraksi eugenol. Corong pisah didiamkan sementara
waktu lalu lapisan bawah yang berisi fraksi diklorometana dipisahkan. Lapisan atas diekstrak
kembali dengan 15 mL diklorometana menggunakan corong pisah. Fraksi diklorometana yang
diperoleh sekarang digabung dengan fraksi sebelumnya. Sodium sulfat anhidrat ditambahkan
secukupnya hingga fasa diklorometana menjadi jernih. Fraksi diklorometana jernih
didekantasi lalu dievaporasi pelarut menggunakan rotary evaporator.
Kafein yang terdapat dalam labu alas bulat rotary evaporator sebisa mungkin diambil
dan diletakkan dalam cawan petri yang telah ada diatas cawan pemanas. Atasnya lalu ditutup
dengan 3 lembar kertas saring dan ditekan dengan gelas beker atau elenmeyer 250 mL yang
berisi 50 mL air. Hot plate dipanaskan dengan setting medium. Diamati apa yang terjadi.
Dihentikan pemanasan seteah 5 atau 10 menit dan sistem dibiarkan dingin kembali. Air dalam
beker dibuang dengan hati-hati lalu dikerok kafein murni yang menempel pada kertas saring
baru yang sudah ditimbang sebelumnya. Wujud fisik dari kafein yang diperoleh diamati
bentuk, warna, bau dan titik lelehnya. Dibandingkan dengan wujud fisik ekstrak kasar kafein
yang diperoleh sebelum proses pemurnian. Dihitung persen hasil dari kafein yang diperoleh.
Nama Praktikan
Kartika Indah Aulia (151810301042)