Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhammad Rifad Khoiran

NRM : 1303619064

Mata Kuliah Praktikum Kimia Pemisahan

Dr. Moersilah, M. Si

PERCOBAAN III
(EKSTRAKSI: TETAPAN DISTRIBUSI IOD)
Tugas III
Kerjakan tugas berikut ini:

1. Apakah tujuan percobaan anda?


2. Sebutkan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan III?
3. Jelaskan fungsi masing-masing bahan yang digunakan dalam percobaan tersebut!
4. Buatlah resume dan diagram blok kerja atau rangkaian alat percobaan III dan lengkapi
dengan keterangan gambar!
5. a. Apakah yang dimaksud dengan ekstraksi?
b. Apakah dasar/prinsip esktraksi, jelaskan!
c. Jelaskan prinsip percobaan tetapan distribusi iod!
6. a. Bagaimanakah untuk mengetahui titik akhir titrasi pada percobaan ini?
b. Jelaskan reaksi yang terjadi pada saat titik akhir titrasi tercapai dan lengkapi persamaan
reaksi!
7. Mengapa digunakan kloroform sebagai pelarut organic? Apakah dapat digunakan pelarut
organic lain selain kloroform. Jika dapat, berikan contohnya!
8. Berikan contoh aplikasi dari percobaan tersebut, lengkap dengan gambar atau video!
9. Jika dari video, analisis video yang anda tampilkan dan berikan komentar anda terhadap
eksperimen tersebut (barangkali terdapat konsep/prosedur yang kurang sesuai dll)

Jawaban

1. Tujuan dari percobaan ini adalah :


- Menentukan nilai tetapan distribusi iod
- Menentukan konsentrasi awal I2 dengan titrasi
- Menentukan volume I2 hasil ekstraksi dalam air dan dalam organik
- Mengidentifikasi fungsi penambahan kanji pada titrasi
- Mengidentifikasi fungsi dari bahan yang dipakai
- Mengidentifikasi penyebab iod tertarik ke kloroform
2. Alat dan Bahan yang digunakan adalah :
Alat :
 Pipet volumetric 5 mL, 25 mL, 50 mL
 Buret 50 mL
 Gelas ukur
 Klem
 Statif
 Botol semprot
 Erlenmeyer
 Corong pisah 250 mL
 Pipet tetes
 Filter
Bahan :
 Larutan I2
 Larutan kanji
 Kloroform
 Larutan Na2S2O3 yang telah distandarisasi

3. Larutan I2 berperan sebagai titrat yaitu larutan yang akan dititrasi untuk mengetahui
konsentrasinya dan ditempatkan di Erlenmeyer. Larutan kanji yaitu indikator yang
digunakan dalam titrasi redoksdan berfungsi untuk menguji kepekaan terhadap iod dari
pewarnaan biru-tua yang dihasilkan oleh indikator kanji. Kloroform berfungsi sebagai
pelarut organic. Larutan Na2S2O23 berperan sebagai titran yaitu larutan standar yang
sudah diketahui konsentrasinya dan digunakan untuk mentitrasi.

4. Praktikum Ekstraksi Tetapan Distribusi Iod ini adalah praktikum kimia untuk menentukan
tetapan distribusi iod dengan mentitrasi Larutan I2 dan larutan standar Na2S2O3 dengan
bantuan kanji lalu setelah itu akan dilakukan ekstraksi untuk mendapatkan hasil sisa iod
sehingga bisa dihitung tetapan distribusi iodnya.

I. Menentukan konsentrasi I2 mula-mula

Larutan Na2S2O3 yang telah distandarisasi

Dimasukkan ke dalam buret 50 mL

25 mL larutan I2 dipipet ke dalam Erlenmeyer

Dititrasi dengan Na2S2O3 sampai warna menjadi pucat

Kanji ditambahkan ke dalam Erlenmeyer

Dititrasi kembali dengan larutan Na2S2O3 sampai warna biru tepat hilang

Titrasi dihentikan dan dicatat volume Na2S2O3 yang diperlukan

Dilakukan penitaran 2 sampai 3 kali dan dihitung konsentrasi I2


II. Menentukan tetapan distribusi iod

25 mL larutan iod

Dipipet lalu dimasukkan ke dalam corong pisah dan ditambahkan 50 mL air

Ditambahkan 5 mL kloroform, dikocok dengan baik dan dipisahkan larutannya


organic
Lapisan air dialirkan ke dalam labu titrasi dan corong pisah dibilas, kemudian seluruhnya
dititrasi langsung dengan larutan baku Na2S2O3 dengan larutan kanji sebagai indikator

Ditentukan sisa iod dalam air dan iod dalam lapisan organic. Lalu dihitung tetapan
distribusinya

Dilakukan 2 atau 3 kali pemisahan

5. a. Ekstraksi adalah metode pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutan antara
dua cairan tidak larut yang berbeda, umumnya air dan pelarut organik lainnya. Atau
definisi ekstraksi adalah teknik yang digunakan untuk memisahkan senyawa yang
dicampur dengan senyawa lain (yang tidak diinginkan) berdasarkan perbedaan kelarutan.
b. Prinsip dasar ekstraksi adalah mengambil keuntungan dari kelarutan zat yang berbeda
untuk diekstraksi. Campuran senyawa yang akan diekstraksi dilarutkan dalam pelarut.
Pelarut yang digunakan memiliki kemampuan untuk melarutkan senyawa yang
diinginkan. Jika seperti pada contoh sebelumnya Anda ingin mengonsumsi konten kafein
dalam kopi bubuk gunakan pelarut berbasis air yang dapat melarutkan kafein. Teknik ini
menggunakan pemahaman yang lebih dalam tentang kelarutan senyawa dalam pelarut
dalam perkembangannya. Seperti diketahui, kafein ini lebih larut dalam air pada suhu
tinggi. Itu sebabnya air panas digunakan. Suhu manipulasi dapat menyebabkan kelarutan
menurun atau meningkat.
c. Prinsip percobaan ini adalah menggunakan metode titrasi untuk mengetahui
konsentrasi awal larutan I2 lalu ekstraksi I2 dengan kloroform dan air dan distribusi zat
terlarut I2 ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur yaitu air dan kloroform,
dimana menurut hukum distribusi Nerst, jika ke dalam sistem dua fasa cair yang tidak
saling bercampur dimasukkan larutan yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut
maka akan terjadi pembagian kelarutan. Perbandingan konsentrasi I2 di dalam kedua
pelarut tersebut tetap dan merupakan suatu ketetapan pada suhu tetap. Tetapan
tersebut adalah tetapan distribusi atau koefisien distribusi (KD). Adapun prinsip kerjanya
yaitu penambahan titran, pengocokan, dan pengidentifikasian

6. a. Untuk mengetahui titik akhir titrasi yaitu hipotesisnya adalah titrasi pertama dilakukan
hingga titrat menjadi warna pucat, lalu titrasi kedua dilakukan hingga warna titrat hingga
menjadi tak berwarna. Intinya adalah titrasi dilakukan sampai terjadi perubahan warna
dari coklat (warna iod) menjadi tidak berwarna.
b. Persamaan reaksi titrasi Na2S2O3 dengan titrat I2
2𝑁𝑎2𝑆2𝑂3(𝑎𝑞) + 𝐼2(𝑎𝑞) → 2𝑁𝑎𝐼(𝑎𝑞) + 𝑁𝑎2𝑆4𝑂6(𝑎𝑞)
Didapatkan larutan iod yang nantinya akan dititrasi lagi dan dilakukan ekstraksi.

7. Digunakan pelarut organic atau klorform karena untuk ekstraksi ini dibutuhkan 2 pelarut
yang tak saling larut agar mudah untuk diekstraksi. Selain kloroform dapat menggunakan
heksana, eter, benzena, toluene, dll.

8. Aplikasi dari ekstraksi adalah membuat teh. Teh dibuat dengan mencampurkan daun teh
dengan pelarut (yaitu air) pada suhu tinggi. Sebagai hasilnya kita dapat mengekstraksi
senyawa tannin, theobromine, polyphenol dan kafein, yang memberikan teh warna coklat
kemerahan. Contoh lain adalah ekstraksi selama persiapan kopi dan jamu. Ekstraksi yang
sedikit lebih rumit dari pada produksi bubuk herbal. Dalam pembuatan bubuk jamu, daun
tanaman pertama yang digunakan sebagai obat herbal direbus dengan air. Senyawa yang
meningkatkan kesehatan ini dilarutkan dalam air. Kemudian serat daun dipisahkan dari
campuran, lalu diambil jus herbal. Setelah itu, airnya dikeringkan dan diawetkan bubuk
herbal. Proses ini adalah dasar untuk ekstraksi bahan kimia dari alam. Hanya saja para ahli
kimia di lab mengembangkan teknik ini dengan mengganti air, misalnya, dengan larutan
benzena, etanol, atau metanol dan kemudian memvariasikan suhunya. Teknik ekstraksi
ini banyak digunakan dalam industri farmasi, lingkungan dan makanan.

Proses ekstrak kafein dari teh

https://www.youtube.com/watch?v=7hY1prFJ2IA
Percobaan Ekstraksi Kafein dari Daun Teh

9. Dilihat dari video diatas bahwa dari rangkaian, prinsip percobaan dan langkah-
langkahnya jelas berbeda dimana tida ada proses titrasi, percobaan tersebut lebih
kepada ekstraksi zat padat yaitu daun teh dimana ada beberapa tahapan ekstraksi untuk
mendapatkan kafein dari teh.

Anda mungkin juga menyukai