Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Keperawatan Medika

Vol. 1, No. 1, November, Tahun, 2022. 1-9


Jurnal Homepage: https://jkem.ppj.unp.ac.id/index.php/jkem

Strategi Perawat Gadar Bencana (Emergency Disaster Nursing) Dalam


Menghadapi Mutasi Virus Covid-19

Aulia Asman1, Milya Novera2, Reska Handayani3, Mariza Elvira4, Anggra Trisna
Anjani5, dan Ramaita6
1
Program Studi Keperawatan, Universitas Negeri Padang, Padang, Indonesia
*Corresponding author : aulia.asman@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian yang dilatar belakangi oleh terjadinya peningkatan pasien positif COVID-19 dalam era
Normal Baru, menyebabkan diperlukannya dukungan dari berbagai bidang termasuk, kesehatan, salah
satunya adalah perawat gadar bencana. Di era Normal Baru ini, perawat gawat bencana seharusnya
mempromosikan gaya hidup sehat dan pencegahan terhadap COVID-19, namun masih berlum
optimal dan masyarakat masih banyak yang memiliki kesadaran dan kedisiplinan yang rendah untuk
melakukan pencegahan COVID-19. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan
strategi yang diperlukan untuk mewujudkan masyarakat tangguh bencana COVID-19 menuju era
Normal Baru. Dalam menentukan strategi tersebut, dilakukan penelitian deskriptif kuantitatif melalui
wawancara kepada responden ahli, studi literatur dan angket. Selanjutnya, hasil dari angket yang
menunjukan prioritas strategi, dilakukan perbandingan berpasangan yang dianalisis menggunakan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penetapan
strategi digunakan 3 kriteria atau indikator yaitu sumberdaya manusia terkait dengan perawat gadar
bencana (emergency_disaster Nursing), masyarakat, dan kerjasama. Selanjutnya dari kriteria tersebut,
strategi yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu Peningkatan kualitas dan kuantitas perawat gadar
bencana, Pemetaan sebaran perawat gadar bencana, Pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat dan
lembaga kesehatan terkait, Melakukan pelaporan dan evaluasi secara berkala, Sosialisasi protokol
kesehatan melalui tindakan nyata, Menjadikan salah satu anggota keluarga sebagai perawat keluarga,
Mengadakan layanan konseling atau trauma healing, dan melakukan control terhadap masyarakat .
namun, tidak semua strategi tersebut dapat dilaksanakan dalam waktu yang dekat, sehingga strategi
yang diprioritaskan adalah strategi peningkatan kualitas dan kuantitas perawat gawat bencana
memiliki bobot paling tinggi yaitu 33.4%, yang kemudian diikuti startegi menjadikan salah satu
anggota keluarga sebagai perawat keluarga dengan bobot 22.9%, dan melakukan kontrol terhadap
masyarakat dengan bobot 15.5%.

Kata kunci : Covid-19, normal baru, emergency-disaster nursing, strategi

ABSTRACT
The research, which was motivated by an increase in positive COVID-19 patients in the New Normal
era, led to the need for support from various fields including health, one of which was a emergency
disaster Nursing. In this New Normal era, disaster emergencies should encourage a healthy lifestyle
and prevention of COVID-19, but it is still not optimal and many people still have low awareness and
discipline to prevent COVID-19. Therefore, the objective of this study was to produce the strategies
needed to create a resilient community from the COVID-19 disaster towards the New Normal era.
The quantitative descriptive research was conducted through interviews with expert respondents,
literature studies and questionnaires. The results showed that in determining the strategy 3 criteria or
indicators, namely human resources related to emergency nursing (emergency disaster Nursing),
community, and cooperation. Furthermore, from these criteria, strategies that can be carried out by the
government are Improving the quality and quantity of emergency disaster Nursing, Mapping the

1
Jurnal Keperawatan Medika
Vol. 1, No. 1, November, Tahun, 2022. 1-9
Jurnal Homepage: https://jkem.ppj.unp.ac.id/index.php/jkem

distribution of emergency disaster Nursing, Approaching community leaders and related health
institutions, conducting periodic reports and evaluations, Socialization through concrete actions,
Making one of the family members as a family nurse, holding counseling or trauma healing services,
and controlling the community. However, not all of these strategies can be implemented in the near
future, so the strategy that is prioritized is the strategy to improve the quality and quantity of disasters
which has the highest weight, namely 33.4%, which is then followed by the strategy of making one
family member a nurse with a weight of 22.9. %, and control the community with a weight of 15.5%.

Keywords: Covid-19, new normal, emergency-disaster nursing, strategy

PENDAHULUAN terutama menggunakan fasilitas public seperti


Virus COVID-19 atau Coronavirus Disease lokasi wisata, masjid/mushala, kantor swasta
2019 merupakan bencana bagi kehidupan dan pemerintah, industri, pasar, hingga
masyarakat hampir seluruh negara di dunia, transportasi. WHO (2020) menyebukan kriteria
salah satunya di Indonesia. Wabah virus ini dalam pelaksanaan enam kriteria new normal,
pandemic di Indonesia sejak Maret 2020. yaitu (1) penularan COVID-19 sudah terkendali;
Penularan yang sangat cepat, menjadi salah satu (2) sistem kesehatan dapat mendeteksi, menguji,
factor yang menyebabkan susahnya menekan mengisolasi, melacak kasus dan mengkarantina
pertambahan jumlah penderita yang positif atau pasien COVID-19; (3) risiko penularan dapat
memiliki status PDP. Akibatnya, dalam waktu dikurangi terutama di tempat dengan kerentanan
14 hari hingga 1 bulan pemerintah setiap tinggi seperti panti jompo, fasilitas kesehatan
provinsi di Indonesia, melaksanakan PSBB mental dan tempat keramaian; (4) upaya
(Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang pencegahan di lingkungan kerja seperti jaga
dimulai pada tangga 24 April 2020. Sejak jarak fisik, fasilitas cuci tangan, serta etika saat
terjadinya pandemic COVID-19 dan bersin dan batuk; (5) pencegahan kasus
pemberlakuan PSBB, menyebabkan banyak COVID-19 dari luar negeri; serta (6) imbauan
ekonomi masyarakat yang terkena dampaknya, masyarakat untuk berpartisipasi dalam masa
sehingga secara tidak langsung perekonomian transisi new normal (who.int, 16 April 2020).
provinsi pun terjadi penurunan. Aturan Sedangkan Kementerian PPN/ Bappenas
mengenai PSBB diatur dalam Keputusan menggunakan kriteria pengendalian
Presiden (Keppres) Nomor 11 Tahun 2020 epidemiologi; sistem kesehatan; dan surveilans
tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan (Bappenas, 2020).
Masyarakat. Dalam PP dan Keppres itu diatur Dihentikannya PSBB dalam skenario new
mengenai strategi pemerintah dalam menangani normal, membuat banyak masyarakat yang
penyebaran virus COVID-19 di Indonesia, kuatir dan dilema antara kepentingan ekonomi
dimana masyarakat masih dapat laksanakan dan kekhawatiran penularan COVID-19. Agar
kegiatan sehari-hari dengan pembatasan- masyarakat dapat hidup berdampingan dengan
pembatasan tertentu. Hal ini menyebabkan, virus, bakteri dan mikroorganisme lainnya yang
pemerintah harus melaksanakan konsep menyebabkan penyakit menular, maka
kehidupan New Normal atau Normal Baru diwajibkan bagi masyarakat untuk
untuk dapat mengembalikan atau meningkatkan membiasakan diri hidup bersih dan sehat.
perekonomian daerah. Namun, kebiasaan ini tidak mudah untuk diubah
Pemerintah Indonesia memutuskan dan dilakukan, karena rendahnya kesadaran
menerapkan konsep Tatanan Normal Baru masyarakat untuk disiplin terhadap protokol
Produktif dan Aman COVID-19 (TNBPAC) kesehatan, sehingga meskipun sudah Normal
mulai 1 Juni 2020. Penerapan dimulai secara Baru data terakhir menunjukkan pasien positif
bertahap, yang dimulai dengan penerapan pada sudah melebihi angka 100.000 orang. Padahal
25 daerah di Indonesia. Pelaksanaan konsep pemerintah sudah sangat responsif terhadap
New Normal dilakukan dengan menerapkan kondisi tanggap darurat kesehatan, penyiapan
protocol kesehatan dalam setiap kegiatan

2
jaring pengaman sosial dan dampak ekonomi terhadap pencapaian tujuan di atasnya (Saaty,
dari bencana multidimensional ini. 2008).
Salah satu bidang yang sangat berperan
besar dalam menekan wabah penyakit atau
bencana ini adalah bidang kesehatan, salah HASIL DAN PEMBAHASAN
satunya yang berhubungan langsung dengan Dalam penanganan bencana, BNPB
masyarakat adalah perawat gadar bencana. menjelaskan bahwa sarana kesehatan yang
Perawat gadar bencana berperan untuk dibutuhkan terdiri dari instansi/Lembaga
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, pengelola, sumberdaya manusia, sarana
dimana tidak hanya bagi masyarakat yang sakit prasarana, logistic, dan peralatan (Wibowo,
saja, melainkan juga untuk yang sehat agar 2011). Salah satu sumberdaya manusia yang
dapat meningkatkan kesehatannya. Di era paling berperan adalah perawat, terutama
Norma Baru ini, perawat gawat bencana perawat gadar bencana yang memiliki
melakukan revitaslisasi peran, dimana kualifikasi dasar dan kompetensi dalam strategis
sebelumnya peran perawat dominan menjadi penanggulangan bencana (Yu, et al., 2013). Hal
kuratif atau pengobatan, namun saat ini ini sesuai dengan penjelasan Vogt dan Kulbok
berperan untuk mempromosikan gaya hidup (2008) bahwa agen yang paling dekat dengan
sehat dan pencegahan terhadap COVID-19. masyarakat dalam penanganan bencana adalah
Meskipun demikian, ternyata masih banyak perawat gadar bencana.
perawat gawat bencana yang belum optimal Keperawatan gadar bencana merupakan
melakukan perannya, sehingga diperlukan sintesis praktik keperawatan dan praktik
strategi agar masyarakat memiliki kesadaran kesehatan masyarakat yang diaplikasikan untuk
dan kedisiplinan yang tinggi untuk melakukan meningkatkan dan memilihara kesehatan
pencegahan COVID-19 oleh karena itu, masyarakat berdasarkan ilmu keperawatan,
penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sosial, dan kesehatan masyarakat (Standhope
strategi yang diperlukan untuk mewujudkan and Lancaster, 2016). Perawat gadar bencana
masyarakat Tangguh bencana COVID-19 dalam menjalankan tugasnya dilakukan dengan
menuju era Normal Baru. melibatkan peran masyarakat, sistem
masyarakat, individu dalam masyarakat, dan
METODE PENELITIAN keluarga sebagai kelompok terkecil di dalam
Penelitian yang dilakukan merupakan masyarakat. Menurut Efendi dan Makhfuldi
penelitian deskriptif kuantitatif, dengan (2009), perawat gawat bencana memiliki peran
menggunakan teknik pengumpulan data dalam setiap fase pananggulangan bencana yang
wawancara kepada responden ahli dan studi terdiri dari fase pre impact, impact, dan post
literatur untuk memperoleh kebijakan yang impact, termasuk dalam menangani bencana
paling diprioritaskan dalam mewujudkan pandemic COVID-19.
masyarakat tangguh bencana COVID-19. Dalam undang-undang No. 24 Tahun 2007
Selanjutnya menggunakan kuesioner tentang Penanggulangan Bencana, Undang-
perbandingan berpasangan di antara elemen undang No.4 tahun 1984 tentang Wabah
pada masing-masing level sehingga diperoleh Penyakit Menular, dan No.6 Tahun 2018
struktur hierarki, yang diolah dengan expert tentang Karantina Kesehatan, disebutkan
choice, dan dianalisis menggunakan metode pandemi dan wabah COVID-19 merupakan
Analytical Hierarchy Process (AHP) (Saaty, bencana non alam yang berdampak pada jiwa
1993). Menurut Marimin (2005) dan Latifah (kehidupan) dan mempengaruhi penghidupan
(2005), prinsip kerja AHP terdiri dari masyarakat. Upaya untuk pengurangan dampak
penyusunan hirarki (decomposition), penilaian bencana wabah COVID-19 terhadap kesehatan
kriteria dan alternatif (comparative judgement), dan keselamatan hidup masyarakat (Asman et
penentuan prioritas (synthesis of priority), serta al, 2021) oleh karena luas dan tingginya resiko
konsistensi logis (local consistency). Konsep penularan virus COVID-19 tersebut,
dasar dari AHP tersebut adalah penggunaan menjadikan pemerintah harus menerapkan
matrix pairwise comparison (matriks aturan PSBB untuk memutuskan rantai
perbandingan berpasangan) untuk menghasilkan penularan. Namun, pasien yang terkena wabah
nilai bobot relatif antar kriteria maupun COVID-19 tetap bertambah. Artinya belum ada
alternatif. Suatu kriteria dibandingkan dengan perubahan signifikan, akibat berlakunya PSBB
kriteria lainnya dalam hal seberapa penting tersebut. Hal ini dapat disebabkan karena

3
lemahnya mental yang dimiliki Masyarakat Selain masyarakat, perawat tentu harus
dalam pelaksanaan PSBB tersebut maupun juga dipersiapkan dalam mewujudkan
menghadapi virus COVID-19, (2) Asman, et al., masyarakat Tangguh bencana. Peningkatan
2020). maka dibutuhkan peran serta dan proaktif sosialisasi pada zona rawan bencana merupakan
nakes (Perawat Gadar Bencana). Di masa era indikator meningkatkan kapasitas masyarakat
new normal, perawat gadar bencana sangat dalam mengurangi risiko bencana. Faktor
berperan penting terutama untuk mewujudkan keamanan dan keselamatan menjadi salah satu
masyarakat yang tangguh bencana COVID-19. kunci keberhasilan dalam penanganan bencana
Masyarakat yang Tangguh bencana dapat pandemic COVID-19, karena tim medis dan
diwujudkan dengan mencegah dan mengurangi pekerja kemanusiaan termasuk perawat juga
risiko bencana wabah pandemik Covid-19 berpotensi tertular selama proses intevensi
secara partisipatif atau mengoptimalkan peran pemberian layanan. Oleh karena itu,
serta masyakarat lokal (Hadi, 2020). berdasarkan hasil wawancara dengan responden
Kekompakan, saling mendukung dan ahli, ditentukan 3 kriteria atau indikator dalam
bekerjasama (kemitraan) dalam mencapai menyusun strategi masyarakat Tangguh bencana
tujuan, (Fatimah, 2019). COVID-19, yaitu sumberdaya manusia terkait
Hal ini juga disampaikan oleh Pede (2020) dengan perawat gadar bencana, masyarakat, dan
bahwa perlu adanya interaksi antara kerjasama. Ketiga indikator tersebut menjadi
kemampuan beradaptasi dan kesiapsiagaan poin pokok dan dasar permasalahan, dimana
terhadap potensi kejadian bencana, yang peran dan kualitas dari perawat gadar bencana,
didukung kemampuan beradaptasi dengan tingginya partisipasi dan kedisiplinan
ancaman dan kerentanan bencana dengan masyarakat dan kerjasama yang baik antar
melibatkan atau menjadikan masyarakat sebagai masyarakat, Lembaga menjadi faktor penentu.
subjek inti yang memiliki kesadaran dan Ketiga indikator ini dilakukan analisis
kedisiplinan diri dalam menghadapai wabah berpasangan menggunakan expert choice untuk
pandemi COVID-19, Meningkatkan koordinasi menentukan indikator yang prioritas sehingga
instansi-instansi terkait, Menghidupkan kembali strategi yang dihasilkan sesuai.
kearifan lokal, Membangun jaringan
komunikasi di masyarakat, (1)Asman, et al.,
2020).

Gambar 1 : Strategi Perawat Gawat Bencana Mewujudkan Masyarakat Tangguh Bencana

Gambar 1 menunjukkan bahwa dari 3 kerjasama. Nilai inconsistency ratio yang


kriteria atau indicator tersebut, nilai bobot dari dihasilkan adalah 0.06 atau ≤ 1. Artinya,
kedisiplinan masyraakat paling tinggi yaitu indicator yang digunakan untuk memeriksa hasil
0.649 sehingga menjadi factor paling penting perbandingan berpasangan bersifat konsisten
dalam mewujudkan masyarakat Tangguh terhadap masing-masing kriteria dalam memilih
bencana COVID-19, yang kemudian diikuti kriteria masyarakat sebagai kriteria utama.
oleh perawat gadar bencana komunitas dan Selanjutnya berikut merupakan strategi yang

4
dapat ditetapkan agar perawat gadar bencana profesi lain yang terkait, bekerja sama
dapat mewujudkan masyarakat yang tangguh dengan unsur lintas sektor menangani
bencana COVID-19: masalah kesehatan masyarakat pasca-gawat
1. Peningkatan kualitas dan kuantitas perawat darurat serta mempercepat fase pemulihan
gadar bencana (recovery) menuju keadaan sehat dan aman
Hammad et al (2011) dan Hermawati (Efendi dan Makhfuldi, 2009). Pendekatan
(2010) menunjukkan bahwa perawat dengan tokoh masyarakat dan bekerjasama
memiliki tingkat pengetahuan tentang dengan lemaga kesehatan terkait dalam
bencana yang lebih rendah. Oleh karena itu fase pre impact dan post impact ini
perlu dilakukan Pendidikan dan pelatihan, bertujuan untuk memudahkan perawat
agar dapat meningkatkan pengetahuan, gawat bencana dalam membimbing
sikap dan praktik para perawat (Osman, masyarakat untuk tetap melaksanakan
2016; Efendi dan Makhfuldi, 2009). Peran protokol kesehatan.
perawat untuk meningkatkan kualitas 4. Melakukan pelaporan dan evaluasi secara
sumberdaya manusia tersebut, merupakan berkala
peran perawat dalam fase Pre-impact atau Pelaporan dan evaluasi mengenai
sebelum terjadi bencana pandemi. Perawat- pelaksanaan kegiatan keperawatan gadar
perawat yang berkualitas dengan soft skill bencana dalam menghadapi COVID-19
kegiatan kesukarelaan (volunteer) juga dilakukan sebagai wujud peran perawat
membawa dampak yang baik terhadap sebagai pengelola yang akan
penguasaan peran dan kompetensi. Selain merencanakan, mengorganisasi,
itu, penguasaan terhadap peran dan menggerakkan dan mengevaluasi
kompetensi, kegiatan Pendidikan dan pelayanan keperawatan baik langsung
pelatihan jga menambah pengalaman maupun tidak langsung dan menggunakan
bekerja secara tim dan pengkajian, peran serta aktif masyarakat dalam
penemuan masalah dan pemecahan kegiatan keperawatan gawat bencana (Old,
masalah secara langsung, sehingga tumbuh London, and Ladewig, 2000).
sikap profesional dalam diri dan 5. Sosialisasi protokol kesehatan melalui
peningkatan keahlian, tanggung jawab dan tindakan nyata
rasa kesejawatan profesi keperawatan Sosialisasi mengenai pelaksanaan protokol
dalam suatu tim kerja yang solid. kesehatan ditengah-tengah aktivitas
2. Pemetaan sebaran perawat gadar bencana masyaraakat dapat dilakukan dengan
Perawat gadar bencana yang sudah kegiatan promosi untuk meningkatkan
memiliki pengetahuan dan keterampilan kesiapan masyarakat dalam menghadapi
mengenai bencana pandemic COVID-19, bencana juga dilakukan perawat dalam
ditugaskan di semua daerah dengan fokus rangka fase Pre-impact (Efendi dan
pada episentrum dan daerah terdampak Makhfuldi, 2009). Selain dengan kegiatan
COVID-19. Selanjutnya dilakukan promosi, sosialisasi protokol kesehatan
pemetaan terhadap sebaran tersebut, untuk juga dilakukan dengan tindakan nyata atau
menghindari terjadinya penumpukan atau berkomunikasi langsung dengan
kekurangan tenaga di setiap kelurahan. masyarakat, antar perawat, dan dengan tim
3. Pendekatan kepada tokoh-tokoh kesehatan juga dengan komunitas gawat
masyarakat dan lembaga kesehatan terkait bencana. komunikasi yang jelas akan
Dalam Fase Pre-impact, perawat juga membantu pelaksanaan pelayanan dengan
terlibat dalam berbagai dinas pemerintahan, efektif, membuat keputusan dengan klien
organisasi lingkungan, palang merah dan keluarganya, menjaga klien,
nasional, maupun lembaga – lembaga berkoordinasi dalam manajemen pelayanan
kemasyarakatan terutama berhadapan kesehatan klien, membantu klien dalam
dengan tokoh masyarakat guna persiapan proses rehabilitasi serta memberikan
menghadapi ancaman bencana dan kenyamanan klien (Potter and Perry, 2001)
melakukan koordinasi dan menciptakan 6. Menjadikan salah satu anggota keluarga
kepemimpinan (coordination and create sebagai perawat keluarga
leadership) dalam fase impact (Efendi dan Dalam menjalankan tugas ini, perawat
Makhfuldi, 2009). Kemudian pada fase memiliki dua peran, yakni sebagai konselor
post impact, bersama masyarakat dan atau memberikan bimbingan kepada kader,

5
keluarga dan masyarakat tentang masalah psikologis yang terjadi ini dapat terus
kesehatan yang berhubungan dengan berkembang hingga terjadi post-traumatic
covid-19 dan sebagai pembela klien stress disorder (PTSD), sehingga dalam
(advokator) dengan melindungi dan fase post impact perlu dilakukan pelayanan
memfasilitasi keluarga dan masyarakat konseling atau trauma healing (Efendi dan
dalam memberikan pelayanan keperawatan Makhfuldi, 2009).
komunitas (Old, London, & Ladewig, 8. Melakukan control terhadap masyarakat
2000). Terkait keterbatasan kuantitas Kontrol terhadap masyarakat sangat perlu
perawat komunitas, maka diperlukan dilakukan yang berkaitan dengan riwayat
perwakilan dari masing-masing kepala perjalanan terutama bagi pendatang baru,
keluarga untuk dapat mengontrol aktivitas kontrol setelah masyarakat melakukan
keluarga, terutama dalam pelaksanaan aktivitas dari luar dan control dalam
karantina dirumah, memonitor menerapkan protocol kesehatan. Hal ini
perkembangan gejala-gejalanya, menjaga bertujuan untuk membiasakan masyarakat
kebersihan dan menerima instruksi dan agar disiplin dalam menerapkan hidup
monitoring pencegahan dan perawatan bersih dan sehat.
kesehatan. Dari 3 kriteria dan 8 strategi atau
7. Mengadakan layanan konseling atau alternative kebijakan yang bisa diterapkan oleh
trauma healing pemerintah untuk menjadikan masyarakat yang
Bencana COVID-19 ini dapat berpengaruh Tangguh bencana COVID-19,maka dihasilkan
terhadap keadaan fisik, sosial, dan bentuk hierarki sebagai berikut :
psikologis terutama pasien positif. Stress

Gambar 2 : Hierarki Strategi Perawat Gawat Bencana komunitas Mewujukan Masyarakat Tangguh
Bencana COVID-19
memiliki bobot paling tinggi yaitu 33.4%, yang
Selanjutnya, dari 8 alternatif atau strategi kemudian diikuti startegi menjadikan salah satu
tersebut, ditentukan prioritas kebijakan atau anggota keluarga sebagai perawat keluarga
strategi yang menjadi prioritas dalam dengan bobot 22.9%, dan melakukan control
penerapannya dari hasil pembobotan masing- terhadap masyarakat dengan bobot 15.5%.
masing alternative atau strategi yang ada. Kualitas dan kuantitas perawat gawat bencana
Gambar 3 menunjukkan bahwa informasi bobot merupakan bagian dari kriteria atau indikator
tiap faktor yang mempengaruhi urutan prioritas perawat gawat bencana. Meskipun merupakan
pemilihan strategi. Bila bobot dari satu faktor bobot indikator dengan prioritas kedua, namun
diubah (dinaikkan maupun diturunkan) maka dalam penetapan strategi, hal ini menjadi paling
akan mempengaruhi bobot dari kedua faktor utama, sehingga menjadi startegi yang
lain, serta dapat mempengaruhi bobot dari diprioritaskan. Sedangkan prioritas strategi ke
alternatif strategi, sehingga strategi peningkatan dua dan ketiga merupakan bagian dari indikator
kualitas dan kuantitas perawat gawat bencana masyarakat.

6
Gambar 3 : Hasil Pembobotan Strategi Perawat Gawat bencana Mewujukan Masyarakat Tangguh
Bencana COVID-19
keluarga ada yang memiliki gejala
Tiga hasil strategi prioritas tersebut, dapat COVID-19
diimplementasikan dengan tindakan atau f. perawat gawat bencana bersama dengan
kegiatan sebagai berikut : perawat keluarga melakukan evaluasi
1. Peningkatan kualitas dan kuantitas perawat secara berkala
gawat bencana 3. Melakukan kontrol terhadap masyarakat
a. Identifikasi jumlah perawat komunitas a. Perawat gawat bencana komunitas
setiap kecamatan bersama perawat keluarga melakukan
b. Identifikasi kelurahan yang memiliki kontrol terhadap keluarga di setiap
kasus COVID-19 kelurahan
c. Memetakan sebaran perawat komunitas b. Perawat gawat bencana mengontrol
di semua kelurahan berdasarkan tingkat keluarga yang ada di setiap RT untuk
kasus dan jumlah kepala keluarga dapat menerapkan protokol kesehatan
d. Menambah jumlah perawat gawat c. Ketua RT selalu mendata dan
bencana bagi kelurahan yang memiliki mengawasi aktifitas warganya terutama
kasus COVID-19 jika ada tamu atau keluarga dari luar
e. Mengadakan Pendidikan mengenai daerah
peran perawat gawat bencana dalam d. Saling membantu jika ada keluarga
menghadapi bencana COVID-19 yang terkena COVID-19
f. Mengadakan pelatihan terhadap perawat e. Menyediakan tempat atau isolasi
gawat bencana mengenai tindakan yang mandiri bagi keluarga yang terkena
perlu dilakukan untuk mengurangi COVID-19 sehingga dapat terkontrol
resiko bencana COVID-19 oleh perawat gawat bencana dan tenaga
2. Menjadikan salah satu anggota keluarga medis lainnya
sebagai perawat keluarga Semua implementasi dari strategi yang
a. Mewajibkan setiap keluarga diprioritaskan diatas, dirancang agar
memberikan perwakilan untuk ketangguhan dan kesiapsiagaan masyarakat
memperoleh edukasi mengenai COVID- dalam menghadapi ancaman bencana COVID-
19 19 yang meningkat di era new normal ini dapat
b. Menjadikan perwakilan keluarga yang segera diatasi. New normal atau era normal baru
ditunjuk sebagai perawat keluarga ini menjadikan masyakat melakukan jarak sosial
c. Melakukan pendataan terhadap keluarga (Naughton, 2020), yang dianggap sebagai
yang memiliki anggota penyandang miniatur pola interaksi masyarakat di masa
disabilitas depan, yang mengharuskan masyarakat hidup
d. Perawat gawat bencana menghimbau berdampingan atau melakukan adaptasi dengan
dan mengajak setiap perawat keluarga COVID-19 ini. Upaya pengurangan dampak
untuk dapat selalu mengingatkan bencana terhadap kesehatan dan keselamatan
keluarga dalam penerapan protocol hidup masyarakat [3], Namun, ketakutan akan
kesehatan terjadinya puncak COVID-19 ini dapat kita atasi
e. Perawat keluarga segera melaporkan ke apabila masyarakat siap dan Tangguh dalam
perawat komunitas, apabila anggota menghadapi bencana COVID-19. Kesiapan

7
masyarakat tersebut, perlu didukung oleh Asman, A., Asman, A., Dewi, AK.,.
perawat gawat bencana. Community Nursing Strategies for
Hasil penelitian Setyowati (2007) Rourism Health Families during
menunjukkan bahwa perawat merupakan tenaga
COVID-19 Pandemic. DOI :
kesehatan yang terdepan, yang harus bisa
menerapkan fungsi dan perannya sebagai 10.53730/ijhs.v5n3.1449 Vol. 5 No. 3
pemberi pelayanan keperawatan, manajer, December 2021, pages: 224-231 e-
pendidik, change agent, pengambil keputusan ISSN: 2550-696X, p-ISSN: 2550-6978
klinik, advokat klien. Oleh karena itu, perawat Elhadi, I. M. T. E. &. A. E. H., (2010).
gawat bencana harus menjadi perhatian utama Preliminary Study of the Clinical
dalam membantu pemerintah untuk Hypoglycemic Effects of Allium cepa
mewujudkan masyarakat Tangguh bencana
(Red Onion) in Type 1 and Type 2
COVID-19, dengan melibatkan peran aktif
masyarakat, maka ketangguhan masyarakat Diabetic Patients. Environmental
akan meningkat (Indriasari, 2016). Health Insights, Issue
https://doi.org/10.4137/EHI.S5540, p.
KESIMPULAN 71.
Dalam menghadapi era new normal, Asman, A., Barlian, E., Fatimah, S., Dewata, I.,
dimana masyarakat diharuskan untuk hidup Asman, A., Model of Trauma Healing
berdampingan atau melakukan adaptasi dengan
Policy for Communities in the COVID-
COVID-19 ini, diperlukan kesiapan dan
ketangguhan masyarakat untuk menghadapinya 19 Pandemic Period in Padang City-
agar tidak terjadi lonjakan kasus. Oleh karena Indonesia. Jour of Adv Research in
itu, perlu adanya strategi agar perawat gawat Dynamical & Control Systems
bencana dapat membantu masyarakat untuk (JARDCS), Vol. 12, 07-Special Issue,
mewujudkan masyarakat yang Tangguh 2020.
bencana, melalui 3 kriteria yaitu sumberdaya
Efendi, Ferry & Makhfudli. Keperawatan
manusia terkait dengan perawat gawat bencana,
masyarakat, dan kerjasama. Selanjutnya dari Kesehatan Komunitas: Teori dan
kriteria tersebut, strategi yang dapat dilakukan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta:
oleh pemerintah yaitu Peningkatan kualitas dan Salemba Medika, 2009
kuantitas perawat gawat bencana, Pemetaan Fatimah. S, Jefri Naldi Implementation Of The
sebaran perawat gawat bencana, Pendekatan Pentahelix Approach Model Against
kepada tokoh-tokoh masyarakat dan lembaga Development
kesehatan terkait, Melakukan pelaporan dan
Sustainable Tourism, International Journal of
evaluasi secara berkala, Sosialisasi protokol
kesehatan melalui tindakan nyata, Menjadikan Tourism, Heritage and Recreation
salah satu anggota keluarga sebagai perawat Sport, Vol. 1, Issue 2, 2019, pp.20-30,
keluarga, Mengadakan layanan konseling atau 2019
trauma healing, dan Melakukan kontrol Hadi, S. 2020. Pengurangan Risiko Pandemi
terhadap masyarakat . namun, tidak semua Covid-19 Secara Partisipatif: Suatu
strategi tersebut dapat dilaksanakan dalam Tinjauan Ketahanan Nasional terhadap
waktu yang dekat, sehingga strategi yang
Bencana. The Indonesian Journal of
diprioritaskan adalah peningkatan kualitas dan
kuantitas perawat gawat bencana, menjadikan Development Planning. Volume IV,
salah satu anggota keluarga sebagai perawat No. 2: 177-190
keluarga, dan melakukan kontrol terhadap Hammad, K., Arbon, P. and Gebbie, K. (2011)
masyarakat. ‘Emergency Nurses and Disaster
Response: An Exploration of South
REFERENSI Australian Emergency Nurses’
Knowledge and Perception of Their
Roles in Disaster Response’,
Australasian Emergency Nursing
Journal.

8
Hermawati, D., Hatthakit, U. and Chowalit, A. Potter, P.A & Perry,A.N. (2001). Fundamental
(2010) ‘Nurse’s Preparedness of of Nursing. St Louis: Mosby.
Knowledge and Skills in Caring for Saaty, T.L. and Forman, E.H. (1993) The
Patients Attacked by Tsunami and Its Hierarchon – A Dictionary of
Relating Factors’ Hierarchies, Pittsburgh, PA: RWS
Indriasari, F. N. (2016). PENGARUH Publications.
PEMBERIAN METODE SIMULASI Saaty, TL. 2008. Decision making with the
SIAGA BENCANA GEMPA BUMI analytic hierarchy process. Int. J.
TERHADAP KESIAPSIAGAAN Services Sciences, Vol. 1, No. 1, 2008
ANAK DI YOGYAKARTA. Jurnal Setyowati. 2007. Peran Perawat Dalam
Keperawatan Soedirman, 11(3), 1– 7. Menurunkan Imr Dan Mmr Melalui
Iqbal, Mubarak Wahit & Nurul Chayatin. Ilmu Desa Siaga. Jurnal Keperawatan
Keperawatan : Pengantar dan Teori. Indonesia, Volume 11, No.1, Maret
Jakarta : Salemba Medika, 2009 2007; hal 30-34
Latifah, S. 2005. Prinsip-prinsip Dasar Stanhope & Lancaster. (2016). Public health
Analytical Hierarchy Process. Jurusan nursing: population centered health care
Kehutanan, Fakultas Pertanian USU. in the community. 9th edition. United
Medan States of America: Elsevier inc.
Marimin. 2005. Teknik dan Aplikasi Vogt and Kulbok. 2008. Care of Client in
Pengambilan Keputusan Kriteria Disaster Settings Community Health
Majemuk. Grasindo. Jakarta Nursing: Advocacy for Population
Naughton, John. 2020. The Guardian. April 18. Health 5th ed, vol. 2). New Jersey.
Accessed April 25, 2020. Pearson Prentice Hall
https://www.theguardian.com/comment WHO. 2020. WHO Indonesia Situation Report
isfree/2020/apr/18/when-covid-19- – 10. who.int/Indonesia
hasdone-with-us-what-will-be-the- Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Jakarta:
newnormal RajaGarafindo Persada
Old.S.B.;London,M.L,Ladewig,P.A.W. (2000). Yu, L. U. O., Ling, L. I. U., Wen-Quan
Maternal Newborn Nursing (6Ed). New HUANG, Y.-N. Y., Jie, D., ChunHong,
Yersey: Prentice Hall Inc. Y. I. N., Hui, R. E. N., & Xian-Yuan,
Osman, N. N. S. and Ahayalimuddin, N. (2016) W. (2013). A disaster response and
‘Disaster management: Emergency management competency mapping of
nursing and medical personnel’s community nurses in china. Iranian
knowledge, attitude and practices of the Journal of Public Health, 42(9), 94
East Coast region hospitals of Federation (IDF), I. D., (2013). Clinic
Malaysia’, Australasian Emergency Guidelines Task Force. Global
Nursing Journal. College of Emergency guidelines for type 2 Diabetes.
Nursing Australasia, pp. 1–7. doi:
10.1016/j.aenj.2016.08.001.
Pede, Elena. 2020. Planning for Resilience:
New Paths for Managing Uncertainty

Anda mungkin juga menyukai