Anda di halaman 1dari 11

Aplikasi JAGA KPK

 KAMIS, 7 NOVEMBER 2019 | 22:20 WIB


 OLEH : ADMINISTRATOR

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meluncurkan aplikasi JAGA pada


Desember 2016. JAGA adalah aplikasi pencegahan korupsi yang mendorong
transparansi penyelenggaraan pelayanan publik dan pengolahan aset negara.

JAGA melibatkan peran masyarakat guna memantau, mengusulkan perbaikan, dan


melaporkan penyimpangan. JAGA juga mendorong dan melibatkan pemerintah untuk
merespon feedback dari masyarakat.Aplikasi JAGA bisa diunduh melalui Play Store
pada telepon seluler berbasis Android.

Nah, portal informasi publik mengenai pencegahan korupsi yang diinisiasi oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi guna mendorong partisipasi, akuntabilitas, respon, dan
transparasi dari pemerintah dan masyarakat diberi nama Jaringan Pencegahan Korupsi
Indonesia (JAGA.ID).

Pada 2016 hingga akhir 2018, pranala https://jaga.id/ mengarah pada situs resmi JAGA
yang menampilkan informasi dan diskusi terkait sektor pelayanan publik seperti
pendidikan, kesehatan, desa dan perizinan.

Seiring dengan pengembangan JAGA versi gawai, laman JAGA.ID kemudian


dioptimalkan dengan penambahan informasi seputar aplikasi pencegahan korupsi milik
KPK yang dirangkum dalam Menu "Jendela Daerah".

Tidak hanya Jendela Daerah, JAGA.ID pun turut merangkum aplikasi milik Tim
Nasional Pencegahan Korupsi, yang merupakan tim gabungan dari 5
Kementerian/Lembaga (Kantor Staf Presiden, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Komisi
Pemberantasan Korupsi), bernama "Strategi Nasional Pencegahan Korupsi" (Stranas
PK).

Sampai saat ini, JAGA.ID telah mengintegrasikan aplikasi monitoring sebagai berikut:
1. Koordinasi Wilayah berupa indeks pencapaian rencana aksi pencegahan korupsi yang telah
disepakati oleh tiap-tiap Pemerintah Daerah;
2. e-LHKPN berupa status pelaporan LHKPN dari Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah, dan
Sekretaris Daerah beserta tren kepatuhan pelaporan LHKPN tiap-tiap daerah;
3. Gratifikasi berupa rekapitulasi pelaporan gratifikasi dan daftar Unit Pengendali Gratifikasi
yang ada di tiap-tiap daerah;
4. Jejak Kasus berupa daftar perkara Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) berkekuatan hukum
tetap (inkracht) yang ditangani oleh KPK.

Keempat aplikasi di atas dirangkum dalam satu menu dengan nama "Jendela Daerah"
yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk memantau progres pencegahan korupsi
di daerah masing-masing.

A. Tentang Jendela Daerah

Menu ini seperti etalase untuk melihat daerah di seluruh Indonesia. Jendela daerah
memberikan informasi seputar aksi pencegahan korupsi yang dilakukan pemerintah
daerah secara rinci terkait pemberantasan korupsi, laporan harta kekayaan
penyelenggara negara, aksi cegah gratifikasi, hingga jejak kasus di tiap provinsi hingga
kabupaten/kota, tuntas dibahas pada Jendela Daerah.

Memudahkan Masyarakat dengan Integrasi Aplikasi Pencegahan Korupsi

Desain Jendela Daerah yang menggabungkan aplikasi seputar pencegahan korupsi


dalam 1 laman website merupakan komitmen KPK untuk memberikan layanan
informasi yang lengkap dan mudah akses kepada masyarakat. Aplikasi yang ada dalam
1 laman website Jendela Daerah ini di antaranya:

1. Pemberantasan Korupsi

Merupakan aplikasi terkait pemenuhan capaian perbaikan 8 area intervensi yang


dilaporkan langsung oleh Pemerintah Daerah.

Laporan Pemerintah Daerah dipantau langsung Unit Kerja Koordinasi Wilayah (Koorwil)
KPK berdasarkan Rencana Aksi (Renaksi) pencegahan korupsi yang sudah disepakati
Pemda.

Melalui Aplikasi Pemberantasan Korupsi, masyarakat dapat mengetahui progres


pembenahan dan penguatan Pemerintah Daerah dalam meminimalisir terjadinya praktik
korupsi.
2. e-LHKPN

Direktorat Pendaftaran dan Pemeriksaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara


Negara KPK (PP LHKPN) menjalankan upaya pencegahan korupsi melalui LHKPN
yang saat ini media pelaporannya sudah didigitalisasi melalui elhkpn.kpk.go.id.

Melalui e-LHKPN, masyarakat dapat mengetahui kepatuhan dari Penyelenggara


Daerah khususnya Kepala Daerah serta tren pelaporan setiap daerah.

3. Gratifikasi

Minimnya pemahaman terkait gratifikasi mendorong Direktorat Gratifikasi KPK terus


melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Salah satunya dengan aplikasi
Gratifikasi Online (GOL) KPK.

Melalui Jendela Daerah, aplikasi GOL diekstrak menjadi Peta Sebaran Pelaporan
Gratifikasi yang menggambarkan jumlah pelaporan gratifikasi masuk dan kontak Unit
Pengendali Gratifikasi (UPG) setempat untuk memudahkan penerima (penyelenggara
negara) melaporkan gratifikasi.

4. Jejak Kasus

Menampilkan informasi seputar rekam kasus dan terpidana pelaku korupsi di masing-
masing wilayah. KPK berharap masyarakat dapat turut serta mengawal
penyelenggaraan dan pembenahan Pemda dalam rangka pencegahan korupsi.

Jejak Kasus merupakan kompilasi arsip perkara tindak pidana korupsi (berkekuatan
hukum tetap/inkracht) yang ditangani KPK sejak tahun 2005 sampai saat ini.

B. Sektor Pelayanan Publik

Di situs resmi JAGA ini ada empat sektor pelayanan publik yakni pendidikan,
kesehatan, desa dan perizinan.

1. Pendidikan

Untuk memantau bagaimana penggunaan dana pendidikan. Misalnya soal BOS


(Bantuan Operasional Sekolah)
2. Kesehatan

Publik bisa memantau dan membuat laporan soal pelayanan di puskesmas atau rumah
sakit.

3. Desa

Publik memantau bagaimana perkembangan desa mereka. Jika ada hal-hal yang
mencurigakan soal dana, bisa dilaporkan.

4. Perizinan

Masyarakat bisa mendapatkan informasi seperti jenis, waktu pengurusan, serta status
permohonan izin.

C. Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK)

Adalah arah kebijakan nasional yang memuat fokus dan sasaran pencegahan korupsi
yang digunakan sebagai acuan kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan
pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan aksi pencegahan korupsi di
Indonesia.

Timnas PK melibatkan peran serta pemangku kepentingan lainnya mulai dari tahap
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan Stranas PK.

Aplikasi JAGA KPK


 KAMIS, 7 NOVEMBER 2019 | 22:20 WIB
 OLEH : ADMINISTRATOR

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meluncurkan aplikasi JAGA pada


Desember 2016. JAGA adalah aplikasi pencegahan korupsi yang mendorong
transparansi penyelenggaraan pelayanan publik dan pengolahan aset negara.

JAGA melibatkan peran masyarakat guna memantau, mengusulkan perbaikan, dan


melaporkan penyimpangan. JAGA juga mendorong dan melibatkan pemerintah untuk
merespon feedback dari masyarakat.Aplikasi JAGA bisa diunduh melalui Play Store
pada telepon seluler berbasis Android.
Nah, portal informasi publik mengenai pencegahan korupsi yang diinisiasi oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi guna mendorong partisipasi, akuntabilitas, respon, dan
transparasi dari pemerintah dan masyarakat diberi nama Jaringan Pencegahan Korupsi
Indonesia (JAGA.ID).

Pada 2016 hingga akhir 2018, pranala https://jaga.id/ mengarah pada situs resmi JAGA
yang menampilkan informasi dan diskusi terkait sektor pelayanan publik seperti
pendidikan, kesehatan, desa dan perizinan.

Seiring dengan pengembangan JAGA versi gawai, laman JAGA.ID kemudian


dioptimalkan dengan penambahan informasi seputar aplikasi pencegahan korupsi milik
KPK yang dirangkum dalam Menu "Jendela Daerah".

Tidak hanya Jendela Daerah, JAGA.ID pun turut merangkum aplikasi milik Tim
Nasional Pencegahan Korupsi, yang merupakan tim gabungan dari 5
Kementerian/Lembaga (Kantor Staf Presiden, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Komisi
Pemberantasan Korupsi), bernama "Strategi Nasional Pencegahan Korupsi" (Stranas
PK).

Sampai saat ini, JAGA.ID telah mengintegrasikan aplikasi monitoring sebagai berikut:

1. Koordinasi Wilayah berupa indeks pencapaian rencana aksi pencegahan korupsi yang telah
disepakati oleh tiap-tiap Pemerintah Daerah;
2. e-LHKPN berupa status pelaporan LHKPN dari Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah, dan
Sekretaris Daerah beserta tren kepatuhan pelaporan LHKPN tiap-tiap daerah;
3. Gratifikasi berupa rekapitulasi pelaporan gratifikasi dan daftar Unit Pengendali Gratifikasi
yang ada di tiap-tiap daerah;
4. Jejak Kasus berupa daftar perkara Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) berkekuatan hukum
tetap (inkracht) yang ditangani oleh KPK.

Keempat aplikasi di atas dirangkum dalam satu menu dengan nama "Jendela Daerah"
yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk memantau progres pencegahan korupsi
di daerah masing-masing.

A. Tentang Jendela Daerah

Menu ini seperti etalase untuk melihat daerah di seluruh Indonesia. Jendela daerah
memberikan informasi seputar aksi pencegahan korupsi yang dilakukan pemerintah
daerah secara rinci terkait pemberantasan korupsi, laporan harta kekayaan
penyelenggara negara, aksi cegah gratifikasi, hingga jejak kasus di tiap provinsi hingga
kabupaten/kota, tuntas dibahas pada Jendela Daerah.

Memudahkan Masyarakat dengan Integrasi Aplikasi Pencegahan Korupsi

Desain Jendela Daerah yang menggabungkan aplikasi seputar pencegahan korupsi


dalam 1 laman website merupakan komitmen KPK untuk memberikan layanan
informasi yang lengkap dan mudah akses kepada masyarakat. Aplikasi yang ada dalam
1 laman website Jendela Daerah ini di antaranya:

1. Pemberantasan Korupsi

Merupakan aplikasi terkait pemenuhan capaian perbaikan 8 area intervensi yang


dilaporkan langsung oleh Pemerintah Daerah.

Laporan Pemerintah Daerah dipantau langsung Unit Kerja Koordinasi Wilayah (Koorwil)
KPK berdasarkan Rencana Aksi (Renaksi) pencegahan korupsi yang sudah disepakati
Pemda.

Melalui Aplikasi Pemberantasan Korupsi, masyarakat dapat mengetahui progres


pembenahan dan penguatan Pemerintah Daerah dalam meminimalisir terjadinya praktik
korupsi.

2. e-LHKPN

Direktorat Pendaftaran dan Pemeriksaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara


Negara KPK (PP LHKPN) menjalankan upaya pencegahan korupsi melalui LHKPN
yang saat ini media pelaporannya sudah didigitalisasi melalui elhkpn.kpk.go.id.

Melalui e-LHKPN, masyarakat dapat mengetahui kepatuhan dari Penyelenggara


Daerah khususnya Kepala Daerah serta tren pelaporan setiap daerah.

3. Gratifikasi
Minimnya pemahaman terkait gratifikasi mendorong Direktorat Gratifikasi KPK terus
melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Salah satunya dengan aplikasi
Gratifikasi Online (GOL) KPK.

Melalui Jendela Daerah, aplikasi GOL diekstrak menjadi Peta Sebaran Pelaporan
Gratifikasi yang menggambarkan jumlah pelaporan gratifikasi masuk dan kontak Unit
Pengendali Gratifikasi (UPG) setempat untuk memudahkan penerima (penyelenggara
negara) melaporkan gratifikasi.

4. Jejak Kasus

Menampilkan informasi seputar rekam kasus dan terpidana pelaku korupsi di masing-
masing wilayah. KPK berharap masyarakat dapat turut serta mengawal
penyelenggaraan dan pembenahan Pemda dalam rangka pencegahan korupsi.

Jejak Kasus merupakan kompilasi arsip perkara tindak pidana korupsi (berkekuatan
hukum tetap/inkracht) yang ditangani KPK sejak tahun 2005 sampai saat ini.

B. Sektor Pelayanan Publik

Di situs resmi JAGA ini ada empat sektor pelayanan publik yakni pendidikan,
kesehatan, desa dan perizinan.

1. Pendidikan

Untuk memantau bagaimana penggunaan dana pendidikan. Misalnya soal BOS


(Bantuan Operasional Sekolah)

2. Kesehatan

Publik bisa memantau dan membuat laporan soal pelayanan di puskesmas atau rumah
sakit.

3. Desa

Publik memantau bagaimana perkembangan desa mereka. Jika ada hal-hal yang
mencurigakan soal dana, bisa dilaporkan.
4. Perizinan

Masyarakat bisa mendapatkan informasi seperti jenis, waktu pengurusan, serta status
permohonan izin.

C. Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK)

Adalah arah kebijakan nasional yang memuat fokus dan sasaran pencegahan korupsi
yang digunakan sebagai acuan kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan
pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan aksi pencegahan korupsi di
Indonesia.

Timnas PK melibatkan peran serta pemangku kepentingan lainnya mulai dari tahap
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan Stranas PK.

AKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menambah tiga fitur baru pada
platform Jaringan Pencegahan Korupsi (JAGA). "Di tengah masa pandemi Corona Virus Disease
2019 (Covid-19), KPK telah menambah tiga fitur baru pada platform JAGA," kata Plt Juru Bicara
KPK Ipi Maryati, Senin (6/7/2020). Dua dari tiga fitur baru itu adalah fitur tentang anggaran Covid-19
pemerintah daerah pada modul JAGA Bansos dan informasi tentang perubahan APBD 2020 untuk
penanganan Covid-19 pada modul JAGA Anggaran. Baca juga: Percepat Realisasi Anggaran
Pemerintah di Semester II akan Dorong Ekonomi RI Ipi mengatakan bahwa lewat dua fitur tersebut,
masyarakat dapat mengawal implementasi kebijakan pemerintah dengan mencermati postur
anggaran pemerintah daerah hasil refocusing dan realokasi anggaran untuk penanganan Covid-19.
Sementara, satu fitur baru lainnya adalah pengecekan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) pada modul JAGA Kesehatan. "Melalui fitur kepesertaan JKN, masyarakat dapat melakukan
pengecekan kepesertaannya secara mandiri sebagai bentuk kontrol kepada pemberi kerja terkait
kewajiban untuk mendaftarkan dan membayarkan iuran kepesertaan pegawainya," ujar Ipi.
Perubahan lainnya, lanjut Ipi, KPK mengintegrasikan monitoring centre for prevention (MCP) yang
selama ini diakses lewat laman korsupgah.kpk.go.id kini dapat diakses lewat situs JAGA.ID. Baca
juga: Presiden Marah soal Anggaran Kesehatan, Datanya Benarkah? JAGA diketahui adalah
platform pencegahan korupsi yang diluncurkan KPK pada Desember 2016 untuk mendorong
partisipasi, akuntabilitas dan transparansi dari pemerintah dan masyarakat dengan fokus pada
transparansi informasi dan data yang terkait pelayanan publik. Saat ini, JAGA sudah
mengembangkan enam modul tentang pelayanan publik, yaitu Pendidikan yang meliputi pendidikan
dasar dan menengah serta pendidikan tinggi. Kemudian, Fasilitas Kesehatan, Dana Desa,
Perizinan, Anggaran Daerah serta yang terbaru adalah Bansos Covid-19. Dapatkan update berita
pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram
"Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda
harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "KPK Tambah Tiga Fitur Baru pada Platform
JAGA", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2020/07/06/15231991/kpk-tambah-tiga-
fitur-baru-pada-platform-jaga.

Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6


Download aplikasi: https://kmp.im/app6

AKARTA, KOMPAS.TV- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengajak


masyarakat berpartisipasi mencegah korupsi dalam dunia pendidikan, dengan
meluncurkan JAGA Kampus. Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan,
JAGA Kampus adalah menu baru pada platform Jaringan Pencegahan
Korupsi (JAGA).

Platform tersebut tersedia dalam bentuk website dan aplikasi JAGA.id,


sehingga bisa diakses masyarakat lewat komputer dan ponsel pintar yang
menggunakan operating system IOS serta Android.

"JAGA merupakan mekanisme yang dibangun KPK untuk meningkatkan


partisipasi publik dalam mengawasi maupun melaporkan tindak pidana
korupsi (tipikor)," kata Nurul Ghufron saat membuka acara peluncuran JAGA
Kampus secara virtual, Rabu (23/2/2022).

KPK berharap aplikasi ini bisa menjadi sarana keterbukaan informasi untuk
dimanfaatkan oleh para mahasiswa, orang tua siswa, tenaga pengajar, serta
masyarakat yang terkait dengan kampus. Misalnya, informasi terkait penyedia
barang dan jasa untuk kampus.
Baca Juga: KPK Panggil Dua Kepala Dinas Aktif Jadi Saksi Kasus
Dugaan Pencucian Uang Bupati Probolinggo

"JAGA kampus diharapkan bisa memberikan iklim dunia pendidikan yang


berintegritas bukan hanya dalam riset, tapi juga tata kelola keuangan dan
aset. Sehingga tidak ada potensi merugikan negara dan antikorupsi," ujar
Nurul Ghufron.

"Kami juga berharap JAGA kampus bisa melahirkan kampus berintegritas,


kemudian melahirkan alumni sarjana, doktor, yang juga berintegritas,"
tambahnya.

Nantinya, setiap masukan dan laporan akan diteruskan kepada pihak terkait
untuk ditindaklanjuti. Dalam hal JAGA Kampus, KPK akan meneruskan ke
Kemendikbud Ristek, Badan Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), dan institusi terkait lainnya.

Ia menegaskan, KPK akan menjaga kerahasiaan identitas pelapor sehingga


tidak akan menimbulkan kerugian bagi pelapor.

Baca Juga: KPK Peringatkan Edy Rahmayadi: Jangan Sampai Hattrick

"Jangan sampai mahasiswa yang melapor untuk dapat nilai A ada harganya,
untuk bisa lulus ada harganya, itu dirugikan karena sudah melapor," ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Mendikbud Ristek Nadiem Makarim


menyambut baik pengembangan platform JAGA. Hal itu seiring upaya
Kemendikbud Ristek mendorong perguruan tinggi di Indonesia untuk menjadi
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH).

Sejauh ini, sudah ada 16 Perguruan tinggi yang menjadi PTNBH dan
informasi tentang Universitas tersebut akan tersedia di JAGA Kampus.

"Jika Perguruan tinggi menjadi PTNBH, maka akan memiliki otonomi yang
lebih besar untuk pengelolaan pembelajaran maupun manajemen
kampusnya. Sehingga harus lebih bertanggung jawab, transparan, dan
berintegritas," tutur Nadiem.
Baca Juga: KPK Identifikasi Munculnya Potensi Korupsi di Program
Pencegahan Stunting, Ini Hasilnya

JAGA Kampus menampilkan profil perguruan tinggi, informasi dosen,


mahasiswa, anggaran, serta pemasukan dan pengeluaran PTNBH.

Nadiem juga meminta rektor dan dosen Perguruan tinggi, untuk membantu
mewujudkan dunia kampus yang berintegritas. Salah satunya dengan
merancang mata kuliah antikorupsi.

"Untuk mewujudkan Indonesia yang bebas korupsi, bisa dimulai dari kampus
yang bersih, transparan, dan akuntabel. Mari bergerak serentak,"
pungkasnya.

Selain JAGA Kampus, platform JAGA.ID juga menyajikan berbagai data dan
informasi yang meliputi sektor kesehatan, pengelolaan keuangan desa,
perizinan, dan Penanganan Covid 19.

Anda mungkin juga menyukai