Anda di halaman 1dari 67

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Teknologi internet semakin berkembang, semua kegiatan orientasinya rata-

rata berbasis internet.Banyak aplikasi mulai dikembangkan dan berbasis web.

Namun tidak hanya sampai disitu hal lain yang menjadi perhatian bersama

berjalannya waktu telepon genggam yang sering digunakan sudah berinovasi

menjadi telephone pintar “Smartphone”.Masyarakat kini beramai-ramai

menggunakan berbagai jenis smartphone khususnya Android.Hal itu sejalan

dengan kemampuan, motivasi, keinginan serta kebutuhan masyarakat terhadap

kegunaan dari pada media tersebut. Berhubungan dengan perkembangan internet

dan teknologi komunikasi saat ini mempengaruhi segala bidang, termasuk semakin

terbukanya saluran informasi dan komunikasi pada segala aspek.Salah satunya di

dalam ruang lingkup Kepolisian, hal ini sangat penting diterapkan sebagai sarana

penyampaian informasi dan meningkatkan pelayanan melalui aplikasi berbasis

android.

Kepolisian Republik Indonesia merupakan salah satu instansi pemerintah

yang bergerak di bidang pelayanan jasa hukum dan keamanan terhadap bangsa dan

masyarakat yang berfungsi sebagai pengayom dan teman masyarakat (Public

Service) yang sudah memiliki Divisi Humasdi semua tingkatan dari Polisi Daerah

yang kemudian diteruskan ke tingkatan Polisi Resort selanjutnya pada Polisi Sektor

yang mempunyai divisi Humas (BABINKAMTIBMAS) adalah anggota Kepolisian

Negara Republik Indonesia (POLRI) yang bertugas membina keamanan dan

ketertiban masyarakat (kamtibmas). Bhabinkamtibmas adalah anggota kepolisian

yang ditunjuk selaku pembina keamanan dan ketertiban masyarakat.


2

PolsekSimpang Martapura adalah salah satu Polsek yang dibawah pimpinan

Kepolisian Daerah, walaupun berada dibawah pimpinan Kepolisian Daerah

(Kapolda) Sumatera Selatan, namun Babinkamtibmas Polsek Simpang Martapura

sudah dapat melaksanakan setiap kegiatan humas sebagaimana layaknya suatu

instansi yang memiliki divisi humas yang sudah melembaga (state of being).

Public Service ini dilakukan agar masyarakat tidak ada rasa takut terhadap polisi,

termasuk juga harapan masyarakat terhadap tugas dan fungsi polri itu sendiri.

Sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang ketentuan umum

pada pasal 2 mengenai fungsi kepolisian, dalam buku Undang-Undang Kepolisian

Negara Republik Indonesia, fungsi kepolisian adalah “salah satu fungsi

pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat,

penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada

masyarakat”.( Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik

Indonesia).

Sebagai sebuah profesi seorang Public Relations bertanggung jawab untuk

memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan

membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat

mengerti dan menerima sebuah situasi. Seorang Public Relations juga diharapkan

untuk membuat program atau kegiatan dalam mengambil tindakan secara sengaja

dan terencana dalam upaya-upayanya mempertahankan, menciptakan, dan

memelihara pengertian bersama antara instansi dan masyarakat (Suranto,

2005:34).Sehingga dalam hal ini sosialisasi sangat dibutuhkanBabinkamtimnas

Polsek Simpang Martapura dalam menjalakan tugasnya salah satunya untuk

membina hubungan kerjasama dengan masyarakat dan memberikan penyuluhan

dan arahan mengenai program terbaru dari BabinkamtibmasPolsek Simpang


3

Martapura. Inti dari sosialisasi adalah proses pembelajaran kepada masyarakat

mengenai sesuatu hal yang belum diketahui untuk dapat diterima dan dapat

dilaksanakan dengan baik. Proses tersebut dapat bertahan dalam waktu tertentu

karena ditentukan oleh lingkungan sosial, ekonomi dan kebudayaan.Salah satu

upaya untuk mempermudah berkomunikasi dengan masyarakat yaitu melalui

jaringan internet.

Dalam rangka meningkatakan pelayanan maka Babinkamtibmas Polsek

Simpang Martapura menggunakan Aplikasi Polisiku yang memudahkan

masyarakat mendapatkan pelayanan yang bersentuhan dengan pihak

kepolisian.Aplikasi Polisiku yang merupakan produk layanan berupa aplikasi yang

dikembangkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI).Perangkat

lunak ini tersedia di toko pengembang teknologi perangkat lunak untuk gawai

selular dan tablet seperti Android dan IOS.Aplikasi ini dirilis Desember 2016,

dibangun oleh Divisi Teknologi Informasi Mabes Polri. Mengintegrasikan data

alamat serta nomor telepon kantor Polisi di seluruh Indonesia, yang nantinya

dijadikan dasar untuk panggilan darurat bagi pengguna aplikasi tersebut (Tyan

Ludiana Prabowo,2018:3).

Pengguna Aplikasi Polisiku dapat melakukan panggilan pengaduan

masyarakat disamping pengguna juga dapat memberikan aspirasi melalui layanan

Halo Polisi, terdapat layanan untuk mengakses samsat secara daring, serta terdapat

sarana penyaluran informasi dari POLRI kepada masyarakat. Aplikasi ini akan

mengalami pengembangan kedepan guna memperoleh layanan polisi tersentralisasi

Aplikasi ini hadir untuk membantu masyarakat dalam hal yang berkaitan dengan

POLRI. Harapan ini tentu hadir disebabkan oleh perkembangan infrastruktur

teknologi yang memadai yang hadir di tengah-tengah masyarakat guna


4

memudahkan pelayanan POLRI bagi masyarakat. Untuk anggota Polisi, Aplikasi

Polisiku ini akan lebih mengoptimalkan kinerja POLRI, khususnya personel Polsek

Simpang Martapura dalam memberikan layanan, pengayoman dan melindungi

masyarakat.

Sebelum adanya Aplikasi Polisiku ini, Polsek Simpang Martapuramemiliki

layanan dalam bentuk menerima laporan dari masyarakat melalui 110. Sehingga

masyarakat lebih terbiasa menggunakan layanan 110 dibanding Aplikasi Polisiku

ini terlihat dari jumlah pengguna yang dilihat dari Playstoreyang terbilang sedikit

dihitung dari awal launching hingga sekarang .Bripka Fatriyanto yang merupakan

Babinkamtibmas Desa Simpang agung, menjelaskan bahwa Aplikasi Polisiku tidak

berjalan maksimal karena masyarakat Simpang Martapura belum banyak

menggunakan Android serta jarak yang dekat antara Polsek dengan pemukiman

mereka sehingga mereka lebih baik langsung mendatangi Polsek jika ada keperluan

(Wawancara dengan Bripka Parawiyato, Senin 11 Mei 2020).Padahal dengan

menggunakan Aplikasi Polisiku makin mempermudah keperluan mereka tanpa

harus mengantri lama.Hal tersebut menjadi salah satu alasan pentingnya aplikasi

ini untuk disosialisasikan kepada masyarakat. Selain itu, banyaknya aplikasi yang

ada di Playstore juga menjadi alasan pentingnya aplikasi Polisiku ini

disosialisasikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengetahui dan

menggunakan Aplikasi Polisiku yang sudah tidak berjalan maksimal Strategi

komunikasi cukup penting dalam sosialisasi program sebuah organisasi, karena

strategi komunikasi merupakan panduan perencanaan komunikasi dan manajemen

komunikasi, untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi komunikasi harus dapat

menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis yang harus dilakukan. Begitu

pula yang dilakukan oleh Babinkamtibmas Polsek Simpang Martapura,


5

perencanaan sosialisasi tidak lepas dari publik sasaran dalam setiap proses

sosialisasi. Setiap publik tentunya mempunyai ciri dan juga strategi sendiri, agar

pesan dapat tersampaikan.Publik dalam sosialisasi Aplikasi Polisiku ini adalah

masyarakat dan instansi yang ada di Simpang Martapura.

Berdasarkan hasil observasi peneliti pada tanggal 13 April

2020,Babinkamtibmas Polsek Simpang Martapura sudah melakukan sosialisasi

mengenai Aplikasi Polisiku melalui seluruh Polisi yang memiliki kredibilitas dan

Babinkamtibmas kepada instansi pemerintah, swasta serta masyarakat di 7

kelurahan yang ada di Simpang Martapura. Kegiatan sosialisasi lebih banyak

dilakukan secara personal tatap muka sehingga tidak semua

didokumentasikan.Namun tetap penggunaan Aplikasi Polisiku di Simpang

Martapura belum berjalan dengan Maksimal.Sehingga Hal ini juga menjadi

ketertarikan bagi peneliti untuk mengetahui lebih dalam mengenai aplikasi Polisiku

dan bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan Babinkamtibmas Polsek

Simpang Martapura dalam mensosialisasikan kepada masyarakat dan

mengoptimalkan serta menghidupkan kembali penggunaan Aplikasi Polisiku Oleh

Masyarakat Simpang Martapura.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: “Strategi Komunikasi Program Aplikasi Polisiku Di

Polsek Simpang Martapura”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini

adalah Bagaimana Strategi Komunikasi Program Aplikasi Polisiku Di

Polsek Simpang Martapura?


6

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penulis melakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui

Strategi Komunikasi Program Aplikasi Polisiku Di Polsek Simpang

Martapura

1.4 Manfaat Penelitian

Berikut ini manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian:

1.4.1 Manfaat teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi memperluas pengetahuan dalam bidang Ilmu

Komunikasi.Serta berguna bagi pengembang Ilmu Komunikasi

khususnya mata kuliah pengantar Humas.Selain itu juga memberikan

informasi dan referensi khususnya bagi para mahasiswa Ilmu

Komunikasi yang mengadakan penelitian sejenis pola komunikasi

yang berkaitan dengan Humas.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Polsek Simpang Martapura khususnya anggota

Babinkamtibmas hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dan menjadi salah satu referensi bagi Polsek

Simpang Martapura dalam meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat.

2. Bagi Masyarakat sebagai sarana untuk memudahkan dalam

mendapatkan informasi dan pelayanan publik.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu

yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian yang nantinya

akan membantu peneliti dalam melakukan penelitian.

1. Penelitian terdahulu yang dilakukanoleh Irwansyah Tyan Ludiana Prabowo

dengan judul “Media Komunikasi Digital PolisiKu: Pelayanan Publik Polri

kepada Masyarakat”. Adapun hasil penelitiannya adalah Berdasarkan

pemanfaatan teknologi tersebut penting kiranya bagi peneliti untuk melihat

bagaimana pemanfaatan teknologi aplikasi PolisiKu. Sebab dengan adanya

teknologi ICT mempermudah institusi Polri guna untuk meningkatkan

pelayanannya kepada masyarakat serta bagaimana pola komunikasi yang

dilakukan agar Aplikasi Polisiku berjalan maksimal.

a. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang ditulis peneliti adalah

meneliti bagaimana pemanfaatan tekhnologi Aplikasi Polisiku untuk

membantu mempermudah Kepolisian untuk meningkatkan pelayanannya

kepada masyarakat

b. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah

peneliti hanya meneliti hanyak dilingkup Kepolisian Sektor dan lebih

spesifik yang dilakukan oleh Babinkamtibmas.


8

2. Jurnal yang ditulis oleh oleh Christina Aleida Tolan dengan judul “peranan

komunikasi dalam membangun citra Polisi Republik Indonesia (POLRI) pada

masyarakat (studi pada masyarakat keluarahan kleak, Kecamatan Malayang,

Kota Manado). Adapun hasil penelitiannya adalah untuk mengetahui peranan

komunikasidalam membangun citra Polisi Reepublik Indonesia Pada

masyarakat di Kelurahan Kleak, Kecamatan Malala yang, Kota Manado.

Berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Sampel dari

penelitianiniberjumlah98orangyangdiambil secara acak dari 6 Lingkungan

yang ada di Kelurahan Kleak. Hasil penelitian menunjukan bahwa Cara

berkomunikasi yang baik dapat memberikan penilaian baikdari masyarakat,

informasi terhadap kinerja POLRI dapat disebarluaskann melalui media-

media komunikasi yang ada, masyarakat menjadi tahu informasi yang ada

dan terpercaya melalui media- media ini. Baik komunikasi verbal maupun

nonverbal yang ditujukan oleh orang-orang di institusi POLRI sangat

berpengaruh terhadap penilaian positif itu. Pada intinya, institusi dan orang-

orang didalamnya dinilai dari bagaimana mereka mampuberkomunikasi

denganbaikterhadap masyarakat, menunjukkan perilaku yang baik dan

memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dalam hal apapun. Konsep

citra membantu instituusi POLRI dalam mengoreksi institusi secara

keseluruhan, mengoreksi dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang

sudah POLRI terapkan, agar mampu memperbaiki diri dan terus menerus

meningkatkan cita positif dari masyarakat.


9

a. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah

melihat bagaimana komunikasi dari POLRI dengan masyarkat untuk lebih

dekat dengan masyarakat dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.

b. Perbedaan nya adalah penelitian ini untuk membangun citra positif

kepolisian di masyarakat, penelitian yang di tulis oleh peneliti melakukan

pemanfaatan Aplikasi Polisiku untuk mempermudah memberikan

pelayanan kepada masyarakat.

3. Jurnal yang ditulis oleh oleh Salt Masitoh dengan judul “Strategi Komunikasi

Eksternal Humas Polda D. I. Yogyakarta Dalam Mengelola Citra Positif”.

Adapun hasil dari penelitian ini adalah Pelaksanaan strategi komunikasi

eksternal Humas Polda D. I. Yogyakarta tidak lepas dari tantangan dan

hambatan yang ada. Tantangan utamanya ialah era digital dan perkembangan

zaman saat ini. Untuk menghadapinya Humas Polda D. I. Yogyakarta

mengadakan pelatihan-pelatihan kehumasan khususnya mengenai komunikasi

eksternal untuk menghadapi era digital dan perkembangan zaman. Seperti

pelatihan mengenai pengelolaan konten website dan media sosial yang

maksimal serta pengetahuan tentang cyber crime (kejahatan di internet).

Selanjutnya hambatannya yaitu sarana prasarana dan peralatan yang terbatas,

kekurangan SDM dan anggaran dana yang sudah ditetapkan oleh Mabes

Polri. Maka, untuk menghadapi hambatan tersebut Humas Polda D. I.

Yogyakarta memaksimalkan segala hal yang sudah ada, mengajukan

anggaran untuk bisa dipenuhi sarana dan prasarananya, mengelola anggaran

dana dengan optimal serta penambahan SDM.


10

a. Persamaannya penelitian ini dengan penelitian yang ditulis peneliti adalah

melihat bagaimana komunikasi Humas Polri kepada masyarakat untuk

memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.

b. Perbedaannya penelitian ini tidak menggunakan Aplikasi tetapi secara

langsung dengan meningkatkan bidang Humas dengan cara melakukan

pelatihan-pelatihan pengolahan konten website dan media sosial yang

maksimal serta pengetahuan tentang cyber crime (kejahatan di internet).

2.2 Komunikasi

2.2.1 Pengertian Komunikasi

Pengertian komunikasi secara umum dapat dilihat dari dilihat dua segi,

yaitu: a) pengertian komunikasi secara etimologis, secara etimologis (asal

katanya), komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communication, bersumber

dari kata communis yang berarti sama, dalam hal ini berarti membuat

kebersamaan makna dalam suatu hal antara dua orang atau lebih

(Riswandi,2009:21). Jadi komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang

yang terlibat dalam proses komunikasi itu terdapat kesamaan makna mengenai

suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya jika seseorang mengerti tentang sesuatu

yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi sudah berlangsung.

Namun jika seseorang tidak mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain

kepadanya, maka hal tersebut bukanlah suatu komunikasi. b) pengertian

komunikasi secara terminologis, secara terminologis komunikasi berarti proses

penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Pengertian


11

tersebut menjelaskan bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana

seseorang menyatakan seseuatu kepada orang lain. Menurut Onong(2013: 9),

dalam bukunya ilmu komunikasi : teori dan praktek, mengatakan komunikasi

pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh

komunikator kepada komunikan.

Menurut Anderson (2005: 89), sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok

sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar

manusia (human communication) bahwa komunikasi adalah suatu transaksi,

proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan

1) Membangun hubungan antar sesama manusia

2) Melalui pertukaran informasi

3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain

4) Serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.

Banyak sekali definisi komunikasi yang berbeda-beda yang disampaikan

oleh para ahli komunikasi. Menurut (Anderson,2005: 89), komunikasi adalah

suatu proses dengan mana kita bisa memahami dan dipahami oleh orang lain.

Komunikasi merupakan suatu proses yang dinamis dan secara konstan berubah

sesuai dengan situasi yang berlaku. Sementara (Fiske,2012: 36), mendefinisikan

komunikasi sebagai penyampaian pesan melalui penggunaan simbol-simbol,

seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain. Suatu proses

komunikasi tidak hanya berupa memberitahukan dan mendengarkan saja, namun

didalam suatu proses komunikasi harus mengandung pembagian ide, pikiran,

fakta, ataupun pendapat dari satu orang kepada orang lain.


12

Menurut Wilbur dalam (Onong,2013: 12), mengatakan dalam karyanya

“communication research in the united states” bahwa komunikasi akan berhasil

apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan

(frame of reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of

experiences and meanings) yang pernah diperoleh komunikan. untuk memahami

pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif dapat dijelaskan

dengan menjawab pertanyaan dari paradigma Lasswell yang dikemukanan oleh

Harold D.Lasswell, yaitu : who says what in which channel to whom with what

effect? paradigma Lasswell ini menunjukkan bahwa ada lima unsur dasar dalam

komunikasi yakni:

1. Who (Siapa) : komunikator, orang yang menyampaikan pesan.

2. Says What (Mengatakan Apa) : pesan, pernyataan yang diukung oleh

lambang, dapat berupa ide atau gagasan.

3. In Which Channel (Saluran) : media, sarana atau saluran yang mendukung

pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.

4. To Whom (Kepada Siapa) : komunikan, orang menerima pesan.

5. With What Effect (Dampak) : efek, dampak sebagai pengaruh dari pesan

atau dapat juga dikatakan sebagai hasil dari proses komunikasi.

Kemudian menurut Onong (2013: 8), tujuan komunikasi adalah:

1. Mengubah sikap (to change the attitude).

2. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion).

3. Mengubah perilaku (to change the behavior).

4. Mengubah masyarakat/perubahan sosial (to change the society).


13

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

komunikasi adalah seni menyampaikan informasi (pesan, ide, sikap, gagasan) dari

komunikator untuk merubah serta membentuk perilaku komunikan (pola, sikap,

pandangan dan pemahamannya) ke pola dan pemahaman yang dikehendaki

komunikator. Selain itu komunikasi merupakan adalah penyebaran pesan dengan

menggunakan media modern yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni

sejumlah orang yang tidak tampak oleh penyampai pesan, misalnya pembaca surat

kabar, pendengar radio, penonton televisi dan film.

2.2.2. Unsur-unsur Komunikasi

Menurut Effendy (2006:67) menggambarkan unsur-unsur komunikasi

sebagai berikut:

1. Sumber WHO

Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk

berkomunikasi. Sumber dapat seorang individu, kelompok, organisasi,

perusahaan atau bahkan suatu Negara .dalam menyampaikan informasi,

sumber harus mengubah apa yang ada dalam fikiran dan perasaannya ke

dalam symbol verbal dan nonverbal sehingga dapat dipahami oleh penerima

pesan. Sumber disebut juga sebagai komunikaor.

2. Pesan (says What)

Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima, pesan

dapat berupa verbal maupun nonverbal yang mewakili perasaan dan fikiran

sumber. Komponen yang terkandung dalam sebuah pesan adalah makna,


14

symbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau

organisasi pesan.

Menurut Onong (2006: 11) proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu:

1. Proses Komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian fikiran atau

perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambing

(symbol) kepada media. Lambing yang digunakan yaitu bahasa ,gesture,

isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu

“menerjemahkan” fikiran atau perasaan komunikator dan komunikan.

2. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai

media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

2.2.3 Fungsi Komunikasi

Menurut Onong (2013: 8), dalam buku yang berjudul “Ilmu, Teori dan

Filsafat Komunikasi”, fungsi komunikasi adalah :

1. Menginformasikan (to inform).

2. Mendidik (to educate).

3. Menghibur (to entertain).

4. Mempengaruhi (to influence).


15

2.2.4 Proses Komunikasi

Menurut Onong (2013: 8), dalam buku yang berjudul “Ilmu Komunikasi,

Teori dan Praktek”, proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yaitu :

1. Proses komunikasi secara primer.

2. Proses komunikasi secara sekunder.

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan

atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai

media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa,

kial, isyarat, gambar, warna,dll yang secara mampu langsung mampu

“menerjemahkan” pikiran dan atau perasan komunikator kepada komunikan.

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh

sesorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media

kedua setelah menggunakan lambang sebagai media pertama. Seorang

komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya

karena komunikasi sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau

jumlahnya banyak.

2.2.5 Hambatan Komunikasi

Menurut Onong (2013: 8), dalam buku yang berjudul “Dinamika

Komunikasi”, faktor-faktor penghambatan komunikasi adalah :

1. Hambatan sosio-psikologis.

2. Hambatan semantis.

3. Hambatan mekanis.
16

Menurut (Onong,2013: 9) dalam bukunya “Ilmu, Teori, dan Filsafat

Komunikasi”, ada beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang

harus menjadi perhatian bagi komunikator bila ingin komunikasinya sukses, yaitu

sebagai berikut : (1) gangguan; (2) kepentingan; (3) motivasi terpendam dan (4)

prasangka.

2.2 Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi adalah perencanaan dalam penyampaian pesan

melalui kombinasi berbagai unsur komunikasi seperti frekuensi, formalitas, isi

dan saluran komunikasi sehingga pesan yang disampaikan mudah diterima dan

dipahami serta dapat mengubah sikap atau perilaku sesuai dengan tujuan

komunikasi.strategi komunikasi adalah perencanaan yang efektif dalam

penyampaian pesan sehingga mudah dipahami oleh komunikan dan bisa

menerima apa yang telah disampaikan sehingga bisa mengubah sikap atau

perilaku seseorang.Sedangkan menurut (Kulvisaechana,2001:45), strategi

komunikasi adalah penggunaan kombinasi faset-faset komunikasi dimana

termasuk di dalamnya frekuensi komunikasi, formalitas komunikasi, isi

komunikasi, saluran komunikasi.

Strategi komunikasi merupakan paduan dan perencanaan komunikasi

(communication planning) dan manajemen komunikasi (communication

management) untuk mencapai suatu tujuan.Untuk mencapai tujuan tersebut

strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara

taktis harus dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda

sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi.Strategi komunikasi erat


17

hubungan dan kaitannya antara tujuan yang hendak dicapai dengan konsekuensi-

konsekuensi (masalah) yang harus diperhitungkan, kemudian merencanakan

bagaimana mencapai konsekuensi-konsekuensi sesuai dengan hasil yang

diharapkan atau dengan kata lain tujuan yang hendak dicapai.

2.3 Hubungan Masyarakat

Humas secara umum adalah salah satu bagian dari organisasi yang

berfungsi untuk melakukan interaksi, hubungan, dan kerjasama dengan

masyarakat yang terkait dengan organisasi tersebut.Humas merupakan singkatan

dari Hubungan Masyarakat atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Public

Relation(PR) yang bertanggungjawab dalam membangun dan mempertahanan

reputasi, citra, dan komunikasi yang baik dan bermanfaat antara organisasi dan

publik. Menurut Edward L. Bernays, ada beberapa fungsi humas, diantaranya:

1. Memberikan pemahaman kepada publik

2. Melakukan persuasi kepada masyarakat dengan tujuan untuk mengubah sikap

dan tingkah laku

3. Berupaya untuk menyatukan sikap dan perilaku publik agar sesuai dengan

sikap dan perbuatan sebuah lembaga, atau sebaliknya.

Ada beberapa tujuan utama humas, diantaranya adalah:

1. Meningkatkan dukungan, bantuan, dan partisipasi dari publik dalam bentuk

sarana, prasarana, tenaga, dan dana, untuk memudahkan pencapaian tujuan

organisasi.
18

2. Menciptakan rasa tanggungjawab dari masyarakat akan keberlangsungan

program organisasi secara efektif dan efisien.

3. Melibatkan publik dalam penyelesaian berbagai masalah yang dihadapi oleh

organisasi.

4. Membuat dan mengembangkan pencitraan yang baik untuk organisasi dan

juga kepada para pimpinan/ stakeholder dengan sasaran terjalinnya hubungan

yang baik antara publik internal dengan publik eksternal.

5. Memperluas jangkauan pelanggan yang terhubung untuk berpartisipasi dalam

upaya peningkatan mutu organisasi.

2.4 Program Aplikasi Polisiku

Kepolisian Republik Indonesia berupaya memberikan pelayanan lebih

baik dan cepat dengan berbagai cara. Salah satunya lewat aplikasi PolisiKu untuk

melibatkan masyarakat memantau kinerja polisi hingga memudahkan pengurusan

beragam dokumen.Aplikasi PolisiKu bisa diunduh secara cuma-cuma di Google

Play Store dan App Store. Pada bagian Home, aplikasi terdapat beberapa fitur

seperti "Mencari Layanan Polisi Terdekat", "Mencari Layanan Polisi di Kota

Lain, " Pengaduan Masyarakat", "Info Humas", dan "Halo Polisiku".

Fitur pertama adalah fitur pencarian layanan polisi terdekat. Fitur ini

berisi informasi mengenai pos polisi untuk bantuan darurat.Ketika memilih

simbol sirine pada bagian atas, muncul daftar pos polisi. Setelah memilih pos

polisi terdekat, aplikasi akan menunjukkan gambar peta lokasi pos polisi. Di

bagian atas juga ada simbol telepon yang jika ditekan, maka ponsel Anda akan
19

menghubungi pos polisi tersebut. Selain layanan darurat, aplikasi juga

memberikan informasi terkait layanan Surat Izin Mengemudi, Surat Keterangan

Catatan Kepolisian, Izin Keramaian, hingga Pengamanan atau Pengawalan,

SPBU, UGD dan Pemadam Kebakaran. Pilihan ini memberikan informasi terkait

pos polisi atau tempat yang bias menawarkan layanan tersebut. Aplikasi ini juga

memiliki fitur samsat online, Anda tinggal memasukkan nomor polisi kendaraan

dan kota asal kendaraan.

Fitur kedua adalah fitur pencarian layanan polisi di kota lain. Ketika

memilih fitur ini, Anda harus mengisi kota yang hendak dicari dan akan muncul

pilihan-pilihan layanan kepolisian di kota tersebut. Fitur kedua ini persis seperti

fitur pertama, yang berbeda hanya kota saja. Fitur ketiga adalah informasi Humas

Polri.Dalam fitur ini terdapat berita dan video Humas Polri.Masyarakat bisa

mengetahui segala acara, dan program-program Polri.

Fitur keempat adalah "Halo Polisiku", dalam fitur ini Anda bisa

mengadukan tindak kejahatan atau perilaku menyimpang ke pihak kepolisian.

Anda akan diminta untuk mengunggah foto atau video dan memberikan narasi

singkat. Anda juga diminta untuk mengisi nama, email, nomor ponsel,dan lokasi

kejadian. Polsek atau Polres yang menerima keluhan akan otomatis menerima

notifikasi untuk segera mendapat respons.

2.5 Teori Kemungkinan Elaborasi

Elaborasi Kemungkinan Model adalah teori umum perubahan sikap .

Menurut pengembang teori Richard E. Petty dan John T. Cacioppo di dalam

Fiske (2015: 67), mereka dimaksudkan untuk memberikan kerangka kerja untuk
20

mengatur, mengkategorikan, dan memahami proses dasar yang mendasari

efektivitas komunikasi persuasif umum.

Studi tentang sikap dan persuasi dimulai sebagai fokus utama psikologi

sosial, ditampilkan dalam karya psikolog Gordon Allport (1935) dan Edward

Alsworth Ross (1908). Allport digambarkan sebagai sikap "konsep yang paling

khas dan sangat diperlukan dalam psikologi sosial kontemporer". jumlah yang

cukup dari penelitian yang dikhususkan untuk mempelajari sikap dan persuasi

dari tahun 1930-an melalui tahun 1970-an. Asumsi yang mendasari teori ini

adalah bahwa orang dapat memproses pesan persuasive dengan cara yang

berbeda. Pada suatu situasi ini kita menilai sebuah pesan secara mendalam, hati-

hati dan dengan pemikiran yang kritis, namun pada situasi lain kita menilai pesan

sambil lalu saja tanpa mempertimbangkan argument yang mendasari isi pesan

tersebut (Griffin, 2012: 95). Kemungkinan untuk memahami pesan persuasive

secara mendalam bergantung pada cara seseorang memroses pesan.

Elaboration Likelihood Model (ELM) adalah sebuah teori persuasi karena teori

ini mencoba untuk memprediksi kapan serta bagaimana individu akan dan tidak akan

terbujuk oleh pesan (Littlejohn & Foss, 2008:72). Kemungkinan elaborasi

(elaboration likelihood ) adalah suatu kemungkinan bahwa individu akan mengevaluasi

informasi secara kritis. Kemungkinan elaborasi bergantung pada cara seseorang

mengolah pesan.

Pesan ini diterima dan disalurkan melalui dua jalur yang berbeda

yakni central route dan peripheral route. Ketika kita memroses informasi

melalui central route, kita secara aktif dan kritis memikirkan dan menimbang-
21

nimbang isi pesan tersebut dengan menganalisis dan membandingkannya dengan

pengetahuan atau informasi yang telah kita miliki. Pada umumnya orang

berpendidikan tinggi atau berstatus sebagai pemuka pendapat (opinion

leader) berkecenderungan menggunakan central route dalam mengolah pesan-

pesan persuasif. Sementara orang berpendidikan rendah cenderung menggunakan

jalur peripheral dimana faktor-faktor di luar isi pesan atau nonargumentasi lebih

berpengaruh bagi yang bersangkutan dalam menentukan tindakan. .Jika

seseorang secara sungguh-sungguh mengolah pesan-pesan persuasif yang

diterimanya dengan tidak semata-mata berfokus pada isi pesan yang diterimanya

melainkan lebih memperhatikan daya tarik penyampai pesan, kemasan pruduk

atau aspek peripheral lainnya maka ia dipandang menggunakan jalur pinggiran

(peripheral route).

Ketika individu mengolah informasi melalui rute sentral, individu tersebut

akan memikirkan argumen secara aktif dan menanggapinya dengan hati-hati. Jika

individu tersebut berubah, maka hal tersebut mengarahkannya pada perubahan

yang relatif kekal, yang mungkin mempengaruhi bagaimana individu tersebut

akan berperilaku sebenarnya. Jumlah pikiran kritis yang diterapkan pada sebuah

argumen bergantung pada dua faktor motivasi dan kemampuan individu. Ketika

seseorang sangat termotivasi, mungkin ia akan menggunakan pengolahan rute

sentral dan ketika motivasinya rendah, pengolahan yang diambil lebih cenderung

pada rute periferal. Motivasi sedikitnya terdiri atas tiga hal yaitu keterlibatan atau

relevansi personaldengan topik, perbedaan pendapat, dan kecenderungan pribadi

individu terhadap cara berpikir kritis (Littlejohn & Foss, 2008:72-73). Rute
22

sentral melibatkan elaborasi dari pesan.Elaborasi adalah “sejauh mana seseorang

dengan hati-hati berfikir tentang issue-relevant argument yang terkandung

didalam suatu komunikasi persuasi”.Dalam suatu usaha untuk memproses

informasi baru secara rasional, orang – orang menggunakan Rute Sentral untuk

mengamati dengan teliti tentang suatu ide/pemikiran, mencoba menemukan

manfaat serta implikasinya.Sama seperti Characterization of Strategic Message

Plans milik Berger, Elaborasi membutuhkan tingkatan kognitif yang tinggi.

Humas Polsek Simpang Martapura menyampaikan pesan kepada

masyarakat untuk menggunakan Aplikasi polisiku menggunakan salah satu

konsep model Elaborasi kemungkinan yaitu Periferal. Rute persuasi peripheral

berhasil untuk pesan dengan penerima yang rendah keterlibatannya, motivasi

penerima rendah, dan pesan lemah. Tidak seperti rute pusat, pesan yang dikirim

melalui rute peripheral tidak diproses secara kognitif. Sebaliknya, rute perifer

menyatakan bahwa "jika seseorang tidak mampu untuk menguraikan pesan

ekstensif, maka dia masih dapat dibujuk oleh faktor-faktor yang tidak ada

hubungannya dengan isi sebenarnya dari pesan itu sendiri "(Moore, 2001). Ini

adalah tempat pemasaran, periklanan, dan hubungan masyarakat masuk Menurut

Profesor Dekan Kruckeberg dan Ken Starck, "Pandangan publik dominan PR,

pada kenyataannya, merupakan salah satu persuasif dan komunikasi tindakan ...

"(Wilcox et al., 2003, p.214). Jadi bagaimana Anda pergi membujuk seseorang

yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan produk Anda atau layanan

untuk membeli itu? Lagu catchy, warna-warna cerah, dan dukungan selebriti

semua adalah cara persuasi peripheral. "Pesan tersebut akan berusaha untuk
23

menarik perhatian dengan membuat penerima berpikir tentang sesuatu yang dia

sudah akrab dengan dan memiliki pikiran positif.

Pesan yang dirasakan / diterima oleh khalayak dan menciptakan perubahan

perilaku positif. Misalnya masyarakat Simpang Martapura sangat tertarik

diberikan sosialisasi tentang manfaat serta kemudahan dalam penggunaan

Aplikasi Polisiku maka akan membuat masyarakat Simpang Martapura semakin

banyak menggunakan Aplikasi Polisiku.

2.6 Kerangka Fikir

Kerangka pemikiran pada penelitian ini adalah bagaimana pola pendekatan

komunikasi kepada masyarakat yang dilakukan oleh Babinkamtibmas Polsek

Simpang Martapura melalui pembinaan dan sosialisasi Aplikasi Polisiku dia

setiap kelurahan di Simpang Martapura yang menjadi lokasi penelitian ini

diharapkan dapat berjalan dengan baik tanpa ada halangan apapun.

Komunikasi merupakan peroses penyampaian pesan dari komunikator kepada

komunikan melalui media tertentu untuk menghasilkan efek/tujuan dengan

mengharapkan feedback atau umpan balik. Menurut Teori Elaboration Likelihood

Model (ELM) menyatakan bahwa dalam menerima pesan-pesan komunikasi

melalui media, orang lebih banyak memperoleh pesan itu melalui hubungan atau

kontak dengan orang lain dari pada menerima langsung dari media massa.

Komunikasi efektif komunikasi yang berhasil mencapai sasaran dengan feedback

(respon) yang sesuai dengan tujuan individu berkomunikasi. Hal inilah yang

disebut dengan kondisi komunikasi yang sukses (berhasil). Komunikasi akan


24

berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh

komunikator cocok dengan kerangka acuan, yakni panduan pengalaman dan

pengertian yang diperoleh oleh komunikan.

Dalam penelitian ini membahas mengenai strategi Babinkamtibmas Polsek

Simpang Martapura dalam meningatkan pelayanan kepada Masyarakat, bahasan

yang penting yaitu manusia sebagai makhluk sosial akan selalu melakukan

hubungan dengan sesamanya demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Hubungan

tersebut akan terjadi apabila didasari dengan adanya komunikasi. Sehubungan

dengan itu, komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Tetapi

arti penting komunikasi akan dirasakan apabila manusia mengetahui apa

sebenarnya komunikasi dan bagaimana proses penyampaiannya, sehingga

berlangsung secara efektif. Komunikasi dapat diterima dari manapun, seperti

media Aplikasi Internet seperti Aplikasi Polisiku. Menurut (Mudrajad Kuncoro,

Ph.D,2009 : 52) menyatakan bahwa kerangka pikir adalah pondasi utama di mana

sepenuhnya proyek penelitian itu ditujukan. Hal ini merupakan jaringan hubungan

antarvariabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari

perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara,

observasi, dan Studi Pustaka.

Berdsarkan uraian kerangka pemikiran diatas, agar lebih jelas digambarkan

kerangka pemikiran sebagai berikut.


25

Bagan 2.1 Kerangka Pikir

Strategi Komunikasi Program


Aplikasi Polisiku Di Polsek
Simpang Martapura

Teori Elaboration Likelihood


Model (ELM)

Aplikasi Polisiku
“Media Komunikasi”

Meningkatnya laporan dari


masyarakat Simpang Martapura
sebagai Pengguna Aplikasi
Polisiku
26

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan dasar penelitian studi kasus dimana

obyek/masalah yang dipilih dan diamati, kemudian di analisis secara menyeluruh

sebagai suatu kesatuan yang terintegritas dengan tujuan akan memperoleh

informasi dari sejumlah informan yang dianggap dapat mewakili populasi. Jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang

merupakan penelitian berlandaskan fenomenologi dan paradigma konstruktivisme

dalam mengembankan ilmu pengetahuan. Metode penelitian kualitatif bertujuan

untuk memberikan gambaran atau penjelasan tentang “Strategi Komunikasi

Program Aplikasi Polisiku Di Polsek Simpang Martapura”

Menurut Sugiyono (2014: 17), dalam bukunya metode penelitian kualitatif

dalam pendidikan dua pembimbing konseling penelitian kualitatif yaitu

merupakan suatu penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subjek peneliti misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,

dan lain-lain secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

dengan cara deskripsi khusus alamiah serta dengan memanfaatkan berbagai

alamiah.

Selanjutnya (Moleong,2012:34), menjabarkan sebelas karakteristik

pendekatan kualitatif yaitu menggunakan latar alamiah, menggunakan manusia

sebagai instrument utama, menggunakan metode pengamatan, wawancara, atau


27

studi dokumen) untuk menjaring data, menganalisis data secara induktif,

menyusun teori dari bawah ke atas, menganalisis data secara deskriptif, lebih

mementingkan proses daripada hasil, membatasi masalah penelitian berdasarkan

fokus, menggunakan kriteria tersendiri (seperti triangulasi, pengecekan senjata,

uraian rinci untuk memvalidasi data, menggunakan desain sementara yang dapat

disesuaikan dengan kenyataan dilapangan, dan hasil penelitian dirundingkan dan

disepakati bersama oleh manusia yang dijadikan sebagai sumber data.

Penelitian deskriptif kualitatif yaitu: hanya memaparkan situasi dan

peristiwa, dan tidak menguji hipotesa, tidak mencari hubungan, menitikberatkan

pada observasi dan suasana ilmiah dan menganalisanya tanpa menguji hipotesis

dan membuat prediksi.(Suyanto : 2005,165), Penelitian deskriptif mempunyai

tujuan yaitu :

1. Mengumpulkan informasi yang aktual secara rinci yang melukiskan keadaan.

2. Mengidentifikasi masalah

3. Melakukan Evaluasi. (Damin :2002, 41)

3.2 Metode Penelitian

Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan masalah yang

bersifat sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan

metode penelitian kualitatif untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan,

mengolah dan menganalisis data hasil penelitian tersebut. Penelitian kualitatif ini

dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial, misalnya dengan wawancara

mendalam sehingga akan ditemukan pola-pola yang jelas terkait dengan


28

bagaimana Aplikasi Daring Polisiku digunakan dalam komunikasi Aparat Polri

dalam konteks pelayanannya terhadap masyarakat serta bagaimana adaptasi dalam

penerapan teknologi tersebut terhadap intern Polri sendiri. Riset eksploratif

digunakan untuk menggambarkan topik baru atau isu yang mana ditemukan data

masih sulit untuk digali.Pada riset kali ini adalah fenomena layanan Polri dan

konsep layanan Kantor Polisi digital.

3.3 Objek Penelitian

Fokus penelitian adalah a focused refer to a single cultural dimain or a few

related domains maksudnya adalah, fokus ini merupakan domain tunggal atau

beberapa domain yang terkait dari situasi sosial dalam penelitian kualitatif,

penentuan fokus dalam penelitian diperoleh dari situasi sosial (lapangan).

(Sugiyono :2010,209).

Fokus penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian

yaitu menjawab pertanyaan bagaimanakah strategi komunikasi program aplikasi

polisiku di Polsek Simpang Martapura.

3.4 Informan Penelitian

Informan penelitian adalah seseorang yang akan diberikan pertanyaan-

pertanyaan penelitian oleh peneliti. Teknik penentuan informan yang dipakai yaitu

non prophability sample merupakan teknik pengambilan sample tidak ditentukan

lebih dahulu, peneliti langsung menggumpulkan data dari unit sampling yang

ditemui, dimana jenis penarikan sample dalam penelitian ini ditentukan secara
29

purposive sampling yang dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih

sesuai dengan tujuan penelitiandengan dasar pertimbangan bahwa informan yang

dipilih adalah kelompok yang dianggap menguasai dalam lingkup perusahaan

yang berkaitan dengan materi penelitian dengan alasan keterbatasan waktu dalam

mengambil sample, tenaga dan dana serta kaitannya. artinya setiap individu yang

diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu.

Penetapan informan ini dilakukan menggunakan sampling purposive (Sujarweni,

2014: 72) adalah teknik penentuan sampling dengan pertimbangan atau kriteria–

kriteria tertentu:

1. Informan adalah orang yang terlibat langsung dalam kegiatan yang

berhubungan dengan topik penelitian ini.

2. Sesuai dengan sifat penelitian kualitatif maka informan terpilih hanyalah orang

yang mensosialisasikan Aplikasi Polisiku atau Babinkamtibmas Polsek

Simpang Martapura.

Tabel 3.1
Daftar Informan

No Nama Wilayah

1 Bripka Fatriyanto Desa Simpang Agung dan Lubar

2 Bripka Rudi Desa Bungin Camping

3 Brigpol Evan Desa Tanjung Sari dan Simpangan

4 Satrio Masyarakat Simpang Agung

5 Riza Hidayat Masyarakat Desa Bungin Camping

6 Saliman Masyarakat Tanjung Sari


30

3.5 Waktu dan tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Polsek Simpang Martapura dan

Masyarakat Simpang Martapura, Waktu penelitian dilaksanakan mulai pada bulan

Juni 2020 sampai dengan bulan November 2020.

3.6 Jenis Data Penelitian

Berdasarkan sumber data, maka data yang digunakan dalam penelitian ini

dapat dikelompokkan menjadi:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang di kumpulkan untuk suatu maksud tertentu atau

suatu proyek riset tertentu.( Rahayu, 2005: 08 ).Data Primer merupakan data

yang diperoleh langsung dari instansi yang bersangkutan dengan cara

melakukan wawancara pada bagian yang terkait dengan penelitian ini. Data

primer dalam peneliitian ini di peroleh dari wawancara mendalam dengan

masyarakat dan Babinkamtibmas di Polsek Simpang Martapura yang telah

menjadi informan.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari

sumbernya dan merupakan data yang sudah dibukukan mengenai apa yang

akan diteliti. Data ini diperoleh dari dokumentasi dan laporan-laporan lainnya

yang berkaitan dengan objek penelitian.

Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif merupakan data yang

berbentuk selain angka. Data kualitatif dapat dikumpulkan dengan cara


31

wawancara, analisis dokumen, FGD, observasi, pemotretan gambar atau

perekaman video. Umumnya data kualitatif pada akhirnya dituangkan dalam

bentuk kata per-kata. Menurut Soeratno dan (Arsyad, 2013:76), sekalipun data

kualitatif tidak berbentuk angka namun bukan berarti data itu tidak dapat

digunakan pada analisis statistic.

Penelitian kualitatif diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan

prosedur analisis yang tidak menggunakan prosuder analisis statistik atau cara

kuantifikasi lainnya. Penelitian kualitatif juga diartikan sebagai penelitian yang

berupaya membangun pandangan orang yang diteliti secara rinci serta dibentuk

dengan kata-kata, gambaran holistik (menyeluruh dan mendalam) dan rumit.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum dapat

dikelompokkan ke dalam dua jenis cara, yaitu metode atau teknik pengumpulan

data yang bersifat interaktif dan noninteraktif. Data interaktif berarti ada

kemungkinan terjadi saling mempengaruhi antara peneliti dengan sumber datanya.

(Goetz & LeCompte:1984:34). Teknik noninteraktif sama sekali tak ada

pengaruh antara peneliti dengan sumber datanya, karena sumber data berupa

benda, atau sumber datanya manusia atau yang lainnya (Sutopo, 2006:66). Teknik

penelitian kualitatif pada dasarnya merupakan proses penyidikan, maksudnya kita

dapat membuat pengertian fenomena sosial secara bertahap, kemudian

melaksanakannya, sebagian besar dengan cara mempertentangkan,

membandingkan, merepleksi, menyusun katalog, dan mengklasifikasi objek suatu


32

kajian. Semua kegiatan itu merupakan penarikan sampel, untuk menemukan

keseragaman dan sifat umum dunia sosial, dan kegiatan dilakukan terus dan

berulang oleh peneliti lapangan kualitatif.Teknik pengumpulan data merupakan

langkah paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

adalah mendapatkan data.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai

sumber, dan berbagai cara. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data

dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan

teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta, wawancara

mendalam, dan dokumentasi (Sugiyono, 2006:224).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan

teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi pustaka.Hal ini sejalan dengan

filosofi penelitian alamiah, dalam pengambilan data peneliti berbaur dan

berinteraksi secara intensif dengan responden.Dokumentasi dan pengumpulan

data pendukung dalam penelitian ini peneliti gunakan untuk melengkapi penelitian

dan untuk memaksimalkan hasil penelitian.Alasan peneliti menggunakan teknik

penelitian tersebut digunakan karena pada penelitian kualitatif untuk

mengumpulkan informasi melibatkan partisipasi langsung, berupa wawancara

mendalam, observasi lapangan, dan mereview terhadap dokumen yang menjadi

pendukung penelitian.Teknik pengumpulan data yang penulis maksudkan.

1. Wawancara/ interview Interview (wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang


33

harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden

yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono,

2007:137). Untuk mengumpulkan informasi dari sumber data ini diperlukan

teknik wawancara, dalam penelitian kualitatif khususnya dilakukan dalam

bentuk yang disebut wawancara mendalam (in-depth interviewing).Teknik

wawancara ini yang paling banyak digunakan dalam penelitian kualitatif,

terutama pada penelitian lapangan.Tujuan wawancara adalah untuk bisa

menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai pribadi,

peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi,

tingkat dan bentuk keterlibatan untuk merekonstruksikan beragam hal (Sutopo,

2006:68).Interview atau wawancara mendalam bertujuan untuk saling

menyelami pandangan/pikiran tentang sesuatu yang menjadi objek

penelitian.Peneliti mengadakan kegiatan untuk mengumpulkan dan

mengidentifikasi permasalahan yang menjadi bahan kajiannya.Di sini terjadi

interaksi antara peneliti dengan orang yang diteliti. Orang yang diteliti juga

berhak tahu si peneliti dengan seluruh jati dirinya, mengetahui untuk apa tujuan

penelitian, mengetahui kegunaan penelitian. Setelah orang yang diteliti

mempercayai peneliti, kemungkinan data yang diperoleh peneliti akan semakin

lengkap.

Proses wawancara dalam penelitian kualitatif pada umumnya dilakukan

dengan cara tak terstruktur, karena peneliti tidak mengetahui secara tepat

mengenai apa yang sebenarnya hendak dituju. Dengan demikian tujuan

wawancara yang dilakukan untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya yang


34

mengarah kedalaman informasi dan dilaksanakan secara informal. Dengan

demikian wawancara ini dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat terbuka

(open-ended) dan mengarah pada kedalaman informasi, serta dilakukan dengan

cara yang tidak secara formal terstruktur, guna menggali pandangan subjek

yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar

bagi penggalian informasinya secara lebih jauh, lengkap, dan mendalam

(Sutopo, 2006:69). Selanjutnya pada tahapan-tahapan wawancara, terbagi

menjadi beberapa tahapan wawancara. Tahapan pertama, peneliti menentukan

siapa saja yang akan diwawancarai, hal ini perlu dilakukan karena peneliti

harus mengetahui siapa saja yang memiliki informasi yang benar dengan fokus

yang diteliti. Tahapan kedua, peneliti perlu menyesuaikan diri, mengetahui,

memahami, dan mendalami kepribadian serta karakter informan.Dengan

mengetahui itu semua agar informan dalam memberikan informasi dapat

mengalir sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti.

Tahap ketiga, pada saat mengadakan pertemuan dengan informan,

peneliti perlu mengetahui dan melihat situasi, kondisi, dan konteks, ini perlu

dipahami agar proses wawancara bisa disesuaikan dengan kondisi dan situasi

informan. Tahap keempat, peneliti harus bisa mengusahakan wawancara yang

dilakukan dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya dan informasi yang

diperoleh sesuai dengan fokus penelitian, tetapi dalam proses wawancara

peneliti harus bisa menjaga kondisi wawancara yang tidak kelihatan formal.

Wawancara yang dilakukan dalam suasana santai, nyaman, dan lancar. Pada

proses ini usahakan peneliti jangan sekali-kali. memotong pembicaraan, dan


35

berusahalah menjadi mitra bicara dan pendengar yang baik, sopan, tetapi

jadilah pendengar yang kritis. Tahap kelima atau terakhir, dalam mengadakan

wawancara dengan segala hasilnya, buatlah simpulan sementara dan

konfirmasikan simpulan itu dengan informan.Tujuannya agar informasi yang

diberikan oleh informan dengan yang diterima peneliti ada kesamaan persepsi.

2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data melalui pengamatan. Dengan

melakukan observasi peneliti dapat mengamati objek penelitian dengan lebih

cermat dan detail, misalnya peneliti dapat mengamati kegiatan objek yang

diteliti. Pengamatan itu selanjutnya dapat dituangkan ke dalam bahasa

verbal.kegiatan, dia hanya berperan mengamati kejadian, tidak ikut dalam

kegiatan (Sukmadinata, 2009:220).

3. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah kegiatan untuk menghimpun informasi yang relevan

dengan topik atau masalah yang menjadi obyek penelitian. Informasi tersebut

dapat diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, tesis, disertasi, ensiklopedia,

internet, dan sumber-sumber lain. Dengan melakukan studi kepustakaan,

peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang

relevan dengan penelitiannya.

3.8 Teknik Analisis Data

Menurut Mulyana (2013: 19), proses analisis data dilakukan secara terus

menerus dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai
36

sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan

lapangan, dokumen dan sebagainya sampai dengan penarikan kesimpulan.

Analisis data dalam peneliti mengacu kepada beberapa tahapan yang dijelaskan

Miles dan Huberman yang dikutip oleh (Lexi J. Moleong,2012: 56) terdiri dari

beberapa tahapan antara lain:

1. Pengumpulan informasi melalui wawancara terhadap key informan yang

compatible terhadap penelitian kemudian observasi langsung ke lapangan

untuk menunjang penelitian yang dilakukan agar mendapatkan sumber data

yang diharapkan.

2. Reduksi data (data reduction) yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-

catatan di lapangan selama meneliti, tujuan diadakan transkrip data

(transformasi data) untuk memilih informasi mana yang dianggap sesuai dan

tidak sesuai dengan masalah yang menjadi pusat penelitian di lapangan.

3. Penyajian data (data display) yaitu kegiatan sekumpulan informasi dalam

bentuk naratif, grafik jaringan, tabel dan bagan yang bertujuan mempertajam

pemahaman penelitian terhadap informasi yang dipilih kemudian disajikan

dalam tabel ataupun uraian penjelasan.

4. Pada tahap akhir adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion

drawing/verification), yang mencari arti pola-pola penjelasan, konfigurasi

yang mungkin, alur sebab akibat dan proposisi. Penarikan kesimpulan

dilakukan secara cermat dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang

pada catatan-catatan di lapangan sehingga data dapat di uji validitasnya.


37

3.9 Teknik pemeriksaan keabsahan Data (Tringulasi)

Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informasi tertentu

dengan menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil

wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek

yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda. Tentu masing-masing cara

itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan

memberikan pandangan yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti.

Berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk

memperoleh kebenaran handal (Moleong, 2006: 330-331).


38

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Adanya Aplikasi Polisiku

Dalam rangka lebih cepat memberikan pelayanan kepada masyarakat,

Polri telah melaunching aplikasi Polisiku pada awal tahun 2019 dan terus

dikembangkan. Aplikasi polisiku yaitu aplikasi perantara bantuan polisi kepada

masyarakat yang dapat didownload di android play store dan apple app store.

Aplikasi Polisiku sebagai aplikasi bantuan layanan polisi tersentralisasi dan

nasional. Sehingga masyarakat tidak perlu menginstall banyak aplikasi untuk

mengakses layanan-layanan polisi.

4.1.2 Kegunaan Aplikasi Polisiku

Aplikasi Polisiku mempunyai manfaat yang sangat banyak salah satunya

yaitu sebagai aplikasi bantuan layanan polisi tersentralisasi dan nasional. Selain

itu pengguna aplikasi polisiku dapat memanfaatkan sebagai:

1. Melakukan panggilan telepon call center 110 melalui jaringan internet/ Voip

2. Mencari pos polisi dan teleponnya di seluruh Indonesia

3. Melakukan pengaduan masyarakat s ebagai sarana penyaluran informasi dari

Humas Polri kepada masyarakat

4. Membantu mempermudah layanan publik seperti SKCK Online dan SIM

Online.
39

4.1.3 Fitur-Fitur Aplikasi Polisiku

Aplikasi PolisiKu memiliki fitur utama yaitu untuk mencari pos polisi

terdekat dari posisi masyarakat. Selain itu terdapat fitur lain antara lain:

1. Fitur pertama adalah fitur pencarian layanan polisi terdekat. Fitur ini berisi

informasi mengenai pos polisi untuk bantuan darurat. Ketika memilih simbol

sirine pada bagian atas, muncul daftar pos polisi. Setelah memilih pos polisi

terdekat, aplikasi akan menunjukkan gambar peta lokasi pos polisi. Di bagian

atas juga ada simbol telepon yang jika ditekan, maka ponsel Anda akan

menghubungi pos polisi tersebut. Selain layanan darurat, aplikasi juga

memberikan informasi terkait layanan Surat Izin Mengemudi, Surat

Keterangan Catatan Kepolisian, Izin Keramaian, hingga Pengamanan atau

Pengawalan, SPBU, UGD dan Pemadam Kebakaran. Pilihan ini memberikan

informasi terkait pos polisi atau tempat yang bisa menawarkan layanan

tersebut.

2. Fitur samsat online. Anda tinggal memasukkan nomor polisi kendaraan dan

kota asal kendaraan Fitur kedua adalah fitur pencarian layanan polisi di kota

lain. Ketika memilih fitur ini, Anda harus mengisi kota yang hendak dicari dan

akan muncul pilihan-pilihan layanan kepolisian di kota tersebut. Fitur kedua ini

persis seperti fitur pertama, yang berbeda hanya kota saja.

3. Fitur ketiga adalah laporan masyarakat. Dalam laporan ini, Anda bisa membuat

laporan atas tindakan atau layanan kepolisian yang tidak memuaskan. Pelapor

harus memasukkan data pribadi seperti lokasi, nama lengkap, tempat dan

tanggal lahir, alamat, pekerjaan, nomor ponsel, dan alamat email. Seusai
40

mengisi data pribadi, anda harus memoto KTP atau SIM. Fitur ketiga adalah

informasi Humas Polri. Dalam fitur ini terdapat berita dan video Humas Polri.

Masyarakat bisa mengetahui segala acara, dan program-program Polri.

4. Fitur keempat adalah "Halo Polisiku", dalam fitur ini Anda bisa mengadukan

tindak kejahatan atau perilaku menyimpang ke pihak kepolisian. Anda akan

diminta untuk mengunggah foto atau video dan memberikan narasi singkat.

Anda juga diminta untuk mengisi nama, email, nomor ponsel,dan lokasi

kejadian.

4.2. Hasil Penelitian

Peran dan tugas pokok Polri adalah mewujudkan keamanan dalam negeri

yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan

tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan

kepada masyarakat dan menjunjung tinggi hak asasi manusia sebagaimana terlihat

pada rumusan Pasal 14 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian

RI. Walaupun kondisi wilayah hukum Polres Kota Malang pada umumnya relatif

kondusif, namun, melihat perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi,

maka masih terdapat berbagai tindak kriminal, seperti tingkat peredaran narkoba

yang diduga masih tinggi dan tingkat pencurian kendaraan bermotor yang relatif

meningkat. Di samping itu juga masih ditemukan gangguan ketertiban dan

keamanan masyarakat berupa konflik atau tawuran yang terjadi antara warga

masyarakat
41

Situasi kamtibmas sangat diharapkan oleh seluruh masyarakat untuk dapat

diwujudkan, sehingga menimbulkan perasaan tentram dan damai bagi setiap

masyarakat dan dapat meningkatkan motivasi dan semangat dalam bekerja, karena

tidak ada rasa takut akibat kemungkinan adanya gangguan yang akan menimpa

(Prasetyo et al 2016; Pramono & Kinasih 2019). Polri memiliki tugas yang cukup

berat dalam pencegahan terjadinya pelanggaran dan kejahatan, pelayanan

masyarakat dan melindungi serta menertibkan masyarakat. Sehingga dalam hal ini

sosialisasi sangat dibutuhkan Babinkamtimnas Polsek Simpang Martapura dalam

menjalakan tugasnya salah satunya untuk membina hubungan kerjasama dengan

masyarakat dan memberikan penyuluhan dan arahan mengenai program terbaru

dari Babinkamtibmas Polsek Simpang Martapura. Inti dari sosialisasi adalah

proses pembelajaran kepada masyarakat mengenai sesuatu hal yang belum

diketahui untuk dapat diterima dan dapat dilaksanakan dengan baik. Proses

tersebut dapat bertahan dalam waktu tertentu karena ditentukan oleh lingkungan

sosial, ekonomi dan kebudayaan. Salah satu upaya untuk mempermudah

berkomunikasi dengan masyarakat yaitu melalui jaringan internet.

Penelitian ini dengan melakukan wawancara yang mendalam terkait

dengan strategi komunikasi Program Aplikasi Polisiku Di Polsek Simpang

Martapura, peneliti melakukan wawancara kepada enam informan yaitu informan

1 bernama Bripka Fatriyanto yaitu petugas kepolisian yang berada di wilayah

Desa Simpang Agung dan Lubar, 2 bernama Bripka Rudi yaitu petugas kepolisian

yang berada di wilayah Desa Bungin Camping, 2 bernama Bripka Rudi yaitu

petugas kepolisian yang berada di wilayah Desa Bungin Camping, 3 bernama


42

Brigpol Evan yaitu petugas kepolisian yang berada di wilayah Desa Tanjung Sari

dan Simpangan, 4 bernama Satrio yaitu masyarakat Simpang Agung, 5 bernama

Riza Hidayat yaitu masyarakat Desa Bungin Camping dan 6 bernama Saliman

yaitu masyarakat Tanjung Sari.

4.2.1 Central Route (Terpusat)

Kepolisian Republik Indonesia berupaya memberikan pelayanan lebih baik

dan cepat dengan berbagai cara. Salah satunya lewat aplikasi PolisiKu untuk

melibatkan masyarakat memantau kinerja polisi hingga memudahkan pengurusan

beragam dokumen.Aplikasi PolisiKu bisa diunduh secara cuma-cuma di Google

Play Store dan App Store. Pada bagian Home, aplikasi terdapat beberapa fitur

seperti "Mencari Layanan Polisi Terdekat", "Mencari Layanan Polisi di Kota

Lain, " Pengaduan Masyarakat", "Info Humas", dan "Halo Polisiku". Kehadiran

petugas Polri di tengah masyarakat memang sangat diperlukan, salah satu

sebabnya adalah adanya kebutuhan rasa nyaman dan aman masyarakat dalam

beraktifitas dan akan terasa nyaman dan aman saat masyarakat bisa melihat

petugas Polri bisa ditemuinya dimana saja apalagi saat memberikan pelayanan

Kamtibmasnya

Informan pertama ini merupakan informan yang bertugas di wilayah Desa

Simpang agung dan Lubar. Polisi yang satu ini sangat akrab disapa dengan Bapak

Fatriyanti, beliau menyatakan pendapatnya mengenai strategi yang digunakan

dalam penggunaan aplikasi polisiku. Fatriyanto mengatakan cara yang dilakukan

oleh pihak kepolisian agar masyarakat tertarik untuk mengakses aplikasi polisiku.

“Cara kami agar masyarakat galak masang aplikasi polisiku


dengan cara terus menyuarakan / mensosialisasikan kepada
43

masyarakat adanya program polisiku saat ini. Terus kami


biasanya melakukan sosialisasi dengan terjadwal dalam 1 bulan
2-3 kali melakukan sosialisasi secara langsung dengan
masyarakat terus melalui pendekatan dengan perangkat desa,
menjelaskan manfaat adanya program aplikasi polisiku. Selain
itu kami bekerja sama dengan pihak lain dengan cara memasang
iklan di radio terkait adanya aplikasi polisiku, memasang iklan di
media masa (cerak dan elektronik) seperti Facebook, Instagram
dan wa kemudian media cetak seperti di koran tentang apliasi
polisiku.”.

Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa tugas Polri kini idak

hanya berkisar pada kejahatan tapi lebih pada bagaimana menjadi sahabat

masyarakat. Oleh karena itu, Polri memiliki tugas yang cukup berat karena

memiliki rangkap fungsi dalam pencegahan terjadinya pelanggaran dan kejahatan,

pelayanan masyarakat dan dalam melindungi serta menertibkan masyarakat. Cara

kami agar masyarakat galak masang aplikasi polisiku dengan cara terus

menyuarakan / mensosialisasikan kepada masyarakat adanya program polisiku

saat ini. Terus kami biasanya melakukan sosialisasi dengan terjadwal dalam 1

bulan 2-3 kali melakukan sosialisasi secara langsung dengan masyarakat terus

melalui pendekatan dengan perangkat desa, menjelaskan manfaat adanya program

aplikasi polisiku. Selain itu kami bekerja sama dengan pihak lain dengan cara

memasang iklan di radio terkait adanya aplikasi polisiku, memasang iklan di

media masa (cerak dan elektronik) seperti Facebook, Instagram dan wa kemudian

media cetak seperti di koran tentang apliasi polisiku. Sehingga sosialisasi yang

kami lakukan tidak hanya secara langsung face to face dengan masyarakat namun

melalui media masa juga guna membentuk komunikasi yang baik kepada

masyrakat.
44

Kemudian Fatriyanto menyatakan jka cara mensosialisasikan aplikasi

polisiku untuk kepentingan masyarakat dalam memberikan laporan tindak

kejahatan delakukan dengan cepat dan lugas.

“Saat ini cara mensosialisasikan aplikasi polisiku oleh Kapolsek


Simpang Martapura dengan cara datang ke tiap desa yang ada di
kecamatan Simpang ini, bekerja sama dengan perangkat desa
menyampaikan arti pentingnya aplikasi polisiku kepada peragkat
desa, kemudian ketika perangkat desa melakukan pertemuan
dengan masyarakat secara langsung maka kami memberikan
penjelasan kepada masyarakat arii penting aplikasi polisiku
dalam rangka lebih cepat memberikan pelayanan kepada
masyarakat, aplikasi Polisiku, yaitu aplikasi perantara bantuan
polisi kepada masyarakat yang dapat didownload di android play
store dan apple app store”.

Kapolsek Simpang Martapura berupaya memberikan pelayanan lebih baik

dan cepat dengan berbagai cara. Salah satunya lewat aplikasi PolisiKu untuk

melibatkan masyarakat memantau kinerja polisi hingga memudahkan pengurusan

beragam dokumen. Dalam aplikasi tersebut terdapat beberapa fitur dan menurut

informan menyatakan cara menyuluhkan terkait fitur-fitur yang ada di dalam

aplikasi polisiku

“Aplikasi PolisiKu memiliki fitur utama yaitu untuk mencari pos


polisi terdekat dari posisi masyarakat. Dengan adanya fitur-fitur
yang ada dalam aplikasi polisiKu tersebu kami selaku kepolisian
melakukan penyuluhan memberikan penjelasan bukan hanya cara
mendowloadnya di app store bae namun menjelaskan apa bae
manfaat dari setiap fitur tersebut”.

Aplikasi PolisiKu memiliki fitur utama yaitu untuk mencari pos polisi

terdekat dari posisi masyarakat. Selain itu terdapat fitur lain antara lain: pertama

melakukan panggilan telepon call center 110 melalui jaringan internet/ Voip,
45

kedua mencari pos polisi dan teleponnya di seluruh Indonesia, ketiga melakukan

pengaduan masyarakat serta sebagai sarana penyaluran informasi dari Humas

Polri kepada masyarakat, keempat memberikan aspirasi melalui fitur Halo

Polisiku dan kelima fitur layanan publik seperti SKCK Online dan SIM Online.

Cara kami melakukan pendekatan dengan masyarakat tentunya datang berkunjung

langung dengan masyarakat sesuai dengan pernyataan berikut ini.

“jika sosilaisasi / penyuluhan kepada masyarakat terkait dengan


aplikasi polisiku dalam 1 bulan bisa 2-3 kali, tiap desa kami
kunjungi namun saat ini tidak dilakukan karena masa pendemi.
Jika melalaui media masa tentunya terus kai lakukan higgga
sapai saat ini”.

Informan kedua ini juga merupakan polisi yang bertugas di wilayah Desa

Bungin Camping yaitu Bripka Rudi. Beliau menyatakan beberapa pendapat cara

agar masyarakat menegtahui aplikasi polisisku

“Cara kami agar masyarakat ma menggunakan aplikasi polisiku


dengan cara mensosialisasikan kepada masyarakat adanya
program polisiku saat ini.”

Bhabinkamtibmas polsek Simpang Martapura memberikan himbauan agar

Masyarakat menjaga kamtibmas , mengaktifkan poskamling, lalulintas, Larangan

perjudian,Narkoba dan kenakalan remaja namun jika terdapt kesulitan dapat

langsung menghubungi pos polisi terdekat dengan bantuan aplikasi polisiku .

Kemudian guna mempertegas jawaban maka kembali peneliti menanyakan

mengenai upaya seperti apa yang dialkukan oleh pihak kepolisian agar masyarakat

mau menggunakan aplikasi polisiku.


46

“Kapolsek Simpang Martapura berupaya memberikan pelayanan


lebih baik dan cepat dengan berbagai cara. Kami memberikan
arahan kepada pihak masyarakat mengenai apa itu aplikasi
polisiku, manfaat atau kegunaannya kemudian tujuan adanya
aplikasiku kepada masyarakat. Tidak hanya mensosialisasikan
secara langsung namun dengan cara memanfaatkan media masa
sebagai sarana interaksi dengan masyarakat”

Aplikasi Polisiku makin mempermudah keperluan mereka tanpa harus

mengantri lama.Hal tersebut menjadi salah satu alasan pentingnya aplikasi ini

untuk disosialisasikan kepada masyarakat. Selain itu, banyaknya aplikasi yang ada

di Playstore juga menjadi alasan pentingnya aplikasi Polisiku ini disosialisasikan

kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengetahui dan menggunakan

Aplikasi Polisiku yang sudah tidak berjalan maksimal Strategi komunikasi cukup

penting dalam sosialisasi program sebuah organisasi, karena strategi komunikasi

merupakan panduan perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi, untuk

mencapai tujuan tersebut. Babinkamtibmas Polsek Simpang Martapura,

perencanaan sosialisasi tidak lepas dari publik sasaran dalam setiap proses

sosialisasi

“Aplikasi PolisiKu memiliki fitur utama yaitu untuk mencari pos


polisi terdekat dari posisi masyarakat agar mudah melakukan
pelaporan.”

Informan ketiga ini merupakan informan yaitu Brigpol Evan yaitu petugas

kepolisian yang berada di wilayah Desa Tanjung Sari. Polisi yang satu ini sangat

akrab disapa dengan masyarakat dea, Beliau menyatakan pendapatnya mengenai

strategi yang digunakan dalam penggunaan aplikasi polisiku, cara yang dilakukan

oleh pihak kepolisian agar masyarakat tertarik untuk mengakses aplikasi polisiku.
47

“Kami selaku polisi di polsek Simpang Martapura menjalankan


peran dan tugasnya dengan memanfaatkan gawai yang sedang
berkembang saat ini. kami menjalin hubungan komunikasi
dengan perangkat desa, tokoh masyarakat (pemuda) untuk
menyampaikan manfaat adanyaaplikasi polisiku sebab dengan
menggunakan aplikasi Polisiku makin mempermudah keperluan
mereka tanpa harus mengantri lama. Meskipun masyarakat
Simpang Martapura belum banyak menggunakan Android serta
jarak yang dekat antara Polsek dengan pemukiman mereka
namun kaimasih tetap mensosialisasikan aplikasi tersebut”

Peran dan tugas pokok Polri adalah mewujudkan keamanan dalam negeri

yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan

tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan

kepada masyarakat dan menjunjung tinggi hak asasi manusia sebagaimana terlihat

pada rumusan Pasal 14 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian

RI. Kepolisian merupakan lembaga negara yang berperan dalam memelihara

keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan

perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka

terpeliharanya keamanan dalam negeri terutama di pedesaan sebab sering kali

terjadi tindak kejahatan. Menurut informan jika pihak kepolisian di polsek telah

berupaya membna hubungan dengan masyarakat maupun tokoh masyarakat.

“melakukan pendekatan dengan perangkat desa, tokoh pemuda


agar senantiasa membimbing orang tua untuk dapat mengakses
aplikasi polisiku. Sebab sesungguhnya amat sangat mudah
menggunakan aplikasi tersebut, dan kami pun memberikan
pengarahan kepada masyarakat desa ketika di awal tahun 2020,
kami memperkenalkan aplikasi terebut membimbing mereka dan
memberikan jawaban jika terdapat pertanyaan”
48

Sesungguhnya aplikai polisiku ini sangat membantu masyarakat desa,

selaku pihak kepolisian telah maksimal melalui pendekatan secara langsung

mensoasialisasikan program, memberikan penyuluhan kepada perangkat desa dan

tokoh masyarakat, melalui media sosial seperti facebook dan instagram. Aplikasi

polisiku ini sebagai program yang inovatif, program inovatif ini berupaya

mengakomodasi tingginya angka kriminalitas dan permintaan masyarakat kota

Malang untuk pelayanan publik yang lebih baik salah satunya disebabkan oleh

pelayanan kepada masyarakat yang cenderung masih bergerak sendiri-sendiri atau

belum terintegrasi dengan baik padahal jika dibandingkan dengan permasalahan

masyarakat yang kompleks tentunya pelayanan Polri menurut frame masyarakat

masih berbelit-belit dan terkesan lamban yang berimplikasi pada menurunnya

kepercayaan masyarakat terhadap. Untuk mengantisipasi tantangan dan ancaman

tersebut diatas, Polri telah menyiapkan beberapa kebijakan dan strategi bertindak

yaitu melalui proactive policing (pencegahan sebelum gangguan kamtibmas)

dengan meningkatkan kegiatan deteksi dini dan deteksi aksi dengan meningkatkan

kegiatan pemolisian masyarakat (polmas) melalui problem solving,

menumbuhkan kesadaran, kepatuhan dan ketaatan hukum dengan meningkatkan

kegiatan pencegahan terhadap berbagai bentuk tindakan intoleransi dan paham

radikal pro kekerasan agar tidak meluas dan mengoyak persatuan dan kesatuan.

Selain informan dari pihak kpolisian peneliti juga melakukan wawancar

dengan pihak masyarakat. Informan Keempat bernama Satrio yaitu masyarakat

Simpang Agung, beliau menyatakan terkait den cara pihak kepolisian melakukan

sosilaisasi tentang aplikasi polisiku di lingkungannya.


49

“sebenarnyo kami masyarakat desa ni memang kurang


memahami mengunakan aplikasi itu apo gunonyo apo untungnyo
buat kami. Apo lagi kalo cak wong-wong la berumur yang jarang
pakek hape Android agak kurang paham dek tentang aplikasi itu.
Tapi waktu ado rombongan dari pihak kepolisian memberikan
arahan tentang manfaat guno aplikasi itu yo sedikit banyakny tau
apo gunonya aplikasi itu. Cuma men nak d jingok lagiisi aplikasi
itu idak pulo menrik-menarik nian justru ribet dek lemak kami
langsung buat laporan k pihak polisian. Kemaren pas awal tahun
men dak salah pernah rombongan pak kades tu ngumpulkan
warga desa mbahas tentang pentingnyo aplikasi itu, Cuma
memang kendala kami ni banyak yang dak pakek hape. Pacakny
hape ni buat nelpon samo nerimo sms bae. Sebenrnyo men ji aq,
pihak polisi tu la kurang bagus nyampekan Cuma sekedar
ngenjuk tau bae apo aplikasi itu. Suda itu suda. Terus aplikasi itu
juga dak katek manfaatnya dek buat kami-kami ni lemak men ji
aku langsung laporan be k kantor. Caknyo masi lamo jugo proses
nyo.”

Hasil wawancara tersebut menyatakan jika masyarakat sedikit banyak

sudah memahami aplikai polisiku dan telah memahami apa manfaatnya kendala

dilapangan jika masyarakat desa masih ada yang belum memiliki hape Android

dan jikalaupun ada hape kebanyakkan dimanfaatkan untuk telpon dan kirim pesan

saja.

“Kmren pihak kepolisian datang k balai desa buat sosialisasi


Cuma pas bawal atun kmren men dasalah, selebih ny idak katek
pertemuan lagi. Aq pakek fb dan ig dek jd ado d fb tu galak d post
wong tentang aplikasi itu pernah dulu teaco. Trz men aku la ado
aplikasinyo jd alhamdulilah mbantu nian men ado apo-apo agek
idk nak saro-saro datang ke kantor polisi pacak laporan lewat
hape ni la bae.”

Aplikasi Polisiku yang dimaksud adalah aplikasi yang dapat membantu

menghubungkan masyarakat dengan pihak kepolisian terdekat, pihak kepolisian

yang bertugas menjalin kedekatan dengan warga masyarakat, menyaring segala


50

informasi, menjadi penjembatan antara Polsek dengan masyarakat dan menjadi

mata dan telinga Pimpinan yang bertugas memberikan gambaran situasi di

lapangan/wilayah. Polisi bisa melakukan patroli dan sosialisasi di wilayah rawan

untuk mengingatkan kepada masyarakat tentang bahaya kriminalitas setelah

mendapat laporan dari aplikasi polisiku. Sebab di dalam apikasi polisiku tersebut

terdapat beberapa fitur yang bagus untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat

desa.

“cara pihak kepolisian dalam menyuluhkan fitur-fitur yang ada di


dalam aplikasi polisiku la pernah dienjok taunyo apo be isi d
dalem aplikasi itu dan aku la paham pas waktu tahun dulu
sebelum covid. Trz men sekarang kan la galak d post d ig po fb jg
ado keterangannya apo be fitur-fiturnya. Trz yang negpost d fb tu
cakny rombongan polisi tula dek. ”

Selain informan dari pihak kpolisian peneliti juga melakukan wawancara

dengan pihak masyarakat. Informan Keempat bernama Riza Hidayat yaitu

masyarakat Desa Bungin Camping. Beliau menyampaikan mengenai cara pihak

kepolisian menyampaikan pentingnya aplikasi polisiku.

“cara pihak kepolisian dalam melakukan penyuluahn terkait


dengan aplikasi polisiku, mereka ngenjuk tau tentang cara
mengakses aplikasi polisiku, ngenjuk tau tentang cakmno caronyo
makek aplikasi ini, enjok taunyo cakmno caro amen kito nak
laporan kalo nak mbuat SIM, sebenernya aplikasi itu jadi la ye
cukup mbantu tapi amen nak mbuat SIM segalo macemn men ji
ku lemak la langsung datang be ke samsat memang agak lamo
prosesnya. Trz men masalah caro polisi mak ini hari sosialisasi
tentang aplikasi ini men ji aku dak pulo menjelaskan secara dala
dek. Cuma ekali pintas bae, mano Cuma sekali di enjok tau
aplikasi itu. Skrng la lupo amen ado aplikasi itu.”
51

Cara yang dilakukan oleh pihak kepolisian untuk melakukan pendekatan

dengan masyarakat merupakan rangkaian upaya pemeliharaan ketertiban umum

(maintaining law and order), penanggulangan kejahatan (fighting crime) dan

perlindungan warga (protecting people) terhadap kejahatan (crime) dan bencana

(disaster). Upaya-upaya ini tidak akan mungkin berhasil tanpa keikutsertaan

warga masyarakat, di dalam program-program yang kompleks seperti

keikutsertaan masyarakat dalam menggunakan aplikasi yang telah ada, dan

menyentuh langsung kehidupan sehari-hari. Akar-akar dan sumber potensial

kejahatan dan ketidaktertiban yang ada di setiap sisi kehidupan bermasyarakat dan

berbangsa, yang sewaktu-waktu akan menjadi peristiwa gangguan kamtibmas

bilamana berinteraksi dengan faktor-faktor pencetus lainnya. Pihak kepolisian

telah semaksimal mungkin dalam mensosialisasikan dan memberikan arahan

dengan mendatangi dari rumah kerumah masyarakat desa, pendekatan dengan

perangkat desa dan tokoh masyarakat.

“cara pihak kepolisian dalam melakukan mensosialisasikan


aplikasi polisiku agar memudahkan masyarakat dalam
memberikan laporan tindak kejahatan caknyo men kemaren-
kemaren polisi la sosialisasi di desa Bungin camping ni, la ngasih
arahan yang bagus kurang lebih seluruh masyarakat desa ni la
paham galo. Cuma men nak dowlodnya dihape tu yang masijadi
tanda tanyo sebab kebanyaan anak-anak atau remaja yang
megang hape android jadi wong tuony minta tolong anaknya buat
downlod aplikasi itu. La bagus polisi dalam ngasihkan arahan
men ji ny rajin-rajin galak-galak buka facebook, jadi pacak
cakmano caro makeknyo. Men aku la ado aplikasinyo jd
alhamdulilah mbantu nian men ado apo-apo agek idk nak saro2
datang k kantor polisi pacak laporan lewat hape ni la bae”
52

Informan keenam bernama Saliman yaitu masyarakat desa Tanjung Sari,

beliau menyampaikan mengenai cara pihak kepolisian menyampaikan aplikasi

polisiku.

“cara pihak kepolisian dalam melakukan penyuluahn terkait


dengan aplikasi polisiku, saa ini cukup baik dek mereka datang
ke balai pertemuan d desa, membahas menggenai aplikasi
polisiki, mereka menyampaikan apa itu, manfaatnya kegunaannya
dan mengapa ada aplikasi tersebut. Ketika mereka memberikan
arahan sayangnya banyak masyarakat yang terkendala dengan
kepemilikan Android sehingga banyak masyarakat yang kurang
paham. Namun selain melakukan pertemuan secara langsung
antara pihak kepolisian dengan masyarakat desa, kepolisian juga
menyampaikan ajakan untuk menggunakan aplikasi polisiku di
media sosial. Hanya saja terkadang kurangnya kesadaran dari
masyarakat untuk memperhatikan berbagai informasi yang sudah
diberikan oleh pihak kepolisian agar bisa meminimalisir tidakan
kejahatan”

Program aplikasi polisiku bisa melakukan patroli dan sosialisasi di

wilayah rawan untuk mengingatkan kepada masyarakat tentang bahaya

kriminalitas. Aparat bersama masyarakat desa setempat hendaknya mampu

bersinergi menggnakan aplikasi polisiku dsetelah pihak kepolisian melakukan

sosialisasi mengenai bahaya kriminalitas dan dampak buruk terhadap suatu

wilayah dengan cara menlaporkan melalaui aplikasi tersebut. Peran aparat juga

bisa menjadi penyambung ke markas komando mengenai potensi seseorang yang

terindikasi berpotensi sebagai kriminal atau hal-hal yang mengganggu kamtibmas.

Sehingga diharapkan menimbulkan perasaan tentram dan damai bagi setiap

masyarakat dan dapat meningkatkan motivasi dan semangat dalam bekerja, karena

tidak ada rasa takut akibat kemungkinan adanya gangguan yang akan menimpa.
53

4.2.2 Peripheral Route (Periferial)

Peripheral route:yang lebih mungkin terjadi sebagai akibat dari beberapa

isyarat sederhana dalam konteks persuasi (misalnya, sumber yang menarik) yang

menginduksi perubahan tanpa memerlukan pengawasan dari manfaat sebenarnya

dari informasi yang disajikan. Ketika konsumen terlibat dalam pemrosesan

informasi dengan keterlibatan rendah, mereka bergerak melalui rute periferal.

Pada keadaan seperti ini tanggapan kognitif kurang mungkin terjadi karena orang-

orang tidak memperhatikan dengan seksama masalah pro dan kontra terhadap isu-

isu itu. Selain itu mereka menggunakan isyarat periferal untuk menentukan

apakah akan menerima atau menolak pesan. Ketika pihak polsek Simpang

Martapura melakukan sosialisasi aplikasi Polisiku, sebenarrnya telah

menunjukkan sikap yang baik kepada masyarakat. Seperti yang dikemukkan oleh

informan 1 menyatakan jika

“sikap yang harus kami miliki selaku kepolisian di suatu wilayah


agar masyarakat mau mengakses aplikasi polisiku tentunya tegas,
lugas, jujur dan adil. Kapolsek Simpang Martapura telah
berusaha maksimal untuk dapat melakukan pendekatan dengan
masyarakat membina hubungan baik dengan masyarakat dan
cepat merespon setiap laporan dari masyarakat terlebih laporan
melalui aplikasi polisiku ini”

Problematika di polsek Simpang Martapura adalah terkait meningkatnya

kejahatan dengan wilayah paling rawan, kejahatan yang paling sering terjadi

adalah pencurian kendaraan bermotor, oleh seba itu sesungguhnya pihak kapolsek

sudah semaksimal mungkin menggunakan bernbagai cara agar masyarakat mau

menggunakan aplikasi polisiku untuk menjalin komunikasi lebih intansif.

Kapolsek Simpang Martapura memberikan kesan yang baik kepada masyarakat


54

tentunyadengan memberikan pelayanan yang cepat dan maksimal, menyelesaikan

laporan melalaui program polisiku lebih d prioritaskan sehingga masyarakat puas

akan pelayanan yang diberikan, sasaran kami dengan adanya aplikasi polisiku ini

seluruh masyarakat desa. Seperti yang dikemukakan oleh informan 4 jika kesan

yang disampaikan oleh pihak kepolisian sudah baih naum masih kurang digubris

oleh masyarakt desa disebabkan oleh beberarapa faktor interal masyarakt.

““sikap yang ditunjukkan oleh polisi yo cak polisi tula tegas,


jelas pas dio njelaskan aplikasi plisiku itu. Pacak nerangkan apo
be guno apilaksi itu jadi masyarakat mudah ngunokkannyo
terutamo remaja, penampilan polisijuga menunjang dek amen
sedep dimato lemak tula dek apo yang dio sampekan. trz biasonya
kan polisi tu cak d takuti oleh masyarakat nak pas dio
nyampaikan tentang aplikasi itu pacak nian dio melakukan
pendekatan dengan masyarakat jd ngeno nian omongannya tu.
Dulu dak tau bapak kalo ado aplikasi ini, sekrng jd tau trz jadi la
membantu masyarakat yang lainnya lebih mudah men nak buat
laporan apo lagi jaman sekarang banyak nian kejahatan ni.
Galak kemalengan motor, dibegal wong, segalo macem kejahatan
jadi pacak kito laporkan lewat aplikasi ini. Dengan adonya sikap
yang bagus dari pilisi mbuat kami pahap dikit la. Hehehehe
(tertawa)”.

Sikap yang baik dari sesorang perlihatkan kepada orang lain akan

mempengaruhi pemikiran, perasaan tingkah lakuorang yang melihat sikap

tersebut, dengan memunjukkan sikap yang baik menimbulkan kesan yang baik

pula, kemudian penampilan seseorang juga mempengaruhi pemikiran orang bukan

hanya inerbeauty saja tetapi penampilan secara fisik juga mempengaruhi pola

pikir seseorang. Dengan menggunakan door to door system memperlihatkan

bagaimana sikap, penampilan dan kesan kepada masyarakat. Door to Door System

merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan secara nyata (real) oleh setiap
55

anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri), dalam mengunjungi tempat

tinggal, tempat ibadah, sekolah, perkantoran, tempat perbelanjaan dan lain-lainnya

dengan berkomunikasi secara langsung dengan orang yang dikunjungi serta

mendata keterangan dan informasi dari orang tersebut sesuai dengan contoh

blangko kunjungan.Agar kegiatan kunjungan tersbut lebih nyata (real). Program

DDS/Door to Door sistem yang dilaksanakan oleh Para Bhabinkamtibmas Polsek

Simpang Martapura ini telah dilakukan guna memperkenalkan aplikasi polisiku

dengan masyarakat desa, door to door system ini sangat membantu pihak

kepolisian dan mempermudah masyarakat desa dalam melakukan peloporan

namun dalam hal ini kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk memperhatikan

berbagai informasi yang sudah diberikan oleh pihak kepolisian agar bisa

meminimalisir tidakan kejahatan

Kapolsek Simpang Martapura dengan cara memaparkan/menjelaskan

manfaat adanya aplikasi polisiku ini dengan jelas dan lugas biasnya kami

memberikan penjelasan seperti ini fitur pertama adalah fitur pencarian layanan

polisi terdekat. Fitur ini berisi informasi mengenai pos polisi untuk bantuan

darurat. Ketika memilih simbol sirine pada bagian atas, muncul daftar pos polisi.

Setelah memilih pos polisi terdekat, aplikasi akan menunjukkan gambar peta

lokasi pos polisi. Di bagian atas juga ada simbol telepon yang jika ditekan, maka

ponsel Anda akan menghubungi pos polisi tersebut. Selain layanan darurat,

aplikasi juga memberikan informasi terkait layanan Surat Izin Mengemudi, Surat

Keterangan Catatan Kepolisian, Izin Keramaian, hingga Pengamanan atau


56

Pengawalan, SPBU, UGD dan Pemadam Kebakaran. Pilihan ini memberikan

informasi terkait pos polisi atau tempat yang bisa menawarkan layanan tersebut.

Aplikasi ini juga memiliki fitur samsat online. Anda tinggal memasukkan

nomor polisi kendaraan dan kota asal kendaraan Fitur kedua adalah fitur pencarian

layanan polisi di kota lain. Ketika memilih fitur ini, Anda harus mengisi kota yang

hendak dicari dan akan muncul pilihan-pilihan layanan kepolisian di kota tersebut.

Fitur kedua ini persis seperti fitur pertama, yang berbeda hanya kota saja. Fitur

ketiga adalah laporan masyarakat. Dalam laporan ini, Anda bisa membuat laporan

atas tindakan atau layanan kepolisian yang tidak memuaskan. Pelapor harus

memasukkan data pribadi seperti lokasi, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir,

alamat, pekerjaan, nomor ponsel, dan alamat email. Seusai mengisi data pribadi,

anda harus memoto KTP atau SIM. Fitur ketiga adalah informasi Humas Polri.

Dalam fitur ini terdapat berita dan video Humas Polri. Masyarakat bisa

mengetahui segala acara, dan program-program Polri. Fitur keempat adalah "Halo

Polisiku", dalam fitur ini Anda bisa mengadukan tindak kejahatan atau perilaku

menyimpang ke pihak kepolisian. Anda akan diminta untuk mengunggah foto

atau video dan memberikan narasi singkat. Anda juga diminta untuk mengisi

nama, email, nomor ponsel,dan lokasi kejadian.

Aplikasi polisikudan dapat memanfaatkan dengan baik aplikasi yang

sudah disosialisasikan. Penjelasan tersebut sangat runtun, selain itu jga kami

melakukan sosialisasi melalaui media masa tentunya sarasan yang kami maksud

bukan hanya orang tua saja tetapi juga kaum milenial juga kami harapkan mau

mendownload dan menggunakan aplikasi polisiku sesuai dengan kepentingannya.


57

Beberapa kelemahan aplikasi memunculkan informasi "terjadi kesalahan pada

server / server sedang dalam maintenance". Namun, server aplikasi polisiku terus

melakukan perbaikan. Dan saran kepada masyarakat sebaiknya pergunakanlah

aplikasi polisiku ini dengan sebaik-baiknya.

Kemudian jika pendapat masyarakat mengenai aplikasi polisiku

menyatakan jika apa yang diisampaikan oleh pihak kepolisian sesungguhnya

sudah baik.

“amen sikap yang ditunjukkan oleh polisi yo tegas, jelas


ngayomi. Iyo la jelas nian makanya aku la download aplikasinyo
ni walaupun aq jarang makekenyo Cuma siap-siap kalu agek
teguno suatu saat. Kesan nya baek la galak ngayomi masyarakat
teutama masyarakat pedesaaan cak kami-kami ni kebetulan juga
jarak kami ke kantor polisi tu jauh dek jd alhamdulilah
membantun nian aplikasi ini.”

Dalam upaya mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat

(kamtibmas) yang kondusif tersebut sangat tidak mudah, mengingat tingginya

berbagai potensi gangguan kamtibmas yang terjadi di lingkungan masyarakat

seperti pengrusakan, penganiayaan, perselisihan, unjuk rasa, provokosi, pencurian

dan lain sebagainya, dimana kondisi tadi tentunya sangat meresahkan masyarakat

dalam menjalankan roda kehidupannya. Kurangnya kesadaran dari masyarakat

untuk memperhatikan berbagai informasi yang sudah diberikan oleh pihak

kepolisian agar bisa meminimalisir tidakan kejahatan. Kegiatan pokok yang

dilakukan polisi untuk mencegah faktor penghambat strategi yaitu; pemberdayaan

masyarakat melalui pembentukan kelompok masyarakat anti kejahatan;

pemberdayaan anggota masyarakat untuk pengamanan swakarsa; dan pemberian


58

bimbingan dan penyuluhan keamanan. Aplikasi polisiku sebagai aplikasi dasar

akan sangat ideal menjadi sasaran pendekatan kemitraan polisi dengan

masyarakat. Kedekatan antara polisi dengan warganya dapat dibangun secara

personal melalaui aplikasi polisiku sehingga diharapkan proses interaksi, diskusi,

komunikasi dan kerjasama antara polisi dengan masyarakat dalam berbagai

bidang yang berkaitan dengan cipta kondisi keamanan dilingkungan warga dapat

dibina dengan lebih solid

4.3. Analisis Hasil Penelitian

Polsek Simpang Martapura adalah salah satu Polsek yang berada di

wilayah Polres Muaradua OKU Selatan tepatnya di Kecamatan Simpang

Martapura. Babinkamtibmas Polsek Simpang Martapura sudah dapat

melaksanakan setiap kegiatan humas sebagaimana layaknya suatu instansi yang

memiliki divisi humas yang sudah melembaga (state of being), kegiatan humas

tersebut berguna untuk merangkul masyarakat lebih dekat. Kegiatan yang

dilakukan guna menjalin hubungan baik dengan masyarakat terlebih dengan

bantuan sebuah aplikasi. Salah satu aplikasi yang saat ini dapat dimanfaatkan

yaitu Aplikasi Polisiku, dalam penelitian strategi yang digunakan melalui central

route (terpusat) dan peripheral route (pheriferal) dalam mensosialisasikan

aplikasi tersebut, hasil yang di ketahui jika dengan jalur central route (terpusat)

pesan yang disampaiakn kepada masyarakat tidak tersampaikan dan dengan

menggunakan jalur peripheral route (pheriferal) pesan yang disampaikan

lumayan cukup tersampaikan, padahal pihak kepolisian Simpang Martapura

berharap jika jalur central route (terpusat) merupakan jalur penyampaian pesan
59

yang baik namun kenyaataan dilapangan berbeda. Berdasarkan hasil analisis

penelitian diketahui jika.

4.3.1 Central Route (Terpusat)

Hasil penelitian diketahui jika strategi komunikasi yang dilakukan oleh

kepolisian terkait dengan Aplikasi Polisiku melalui central route (terpusat) kurang

tepat, seharusnya masyarakat menerima informasi mengenai aplikasi polisiku

dengan jalur terpusat namun kenyataan dilapangan tidak demikian. Jalur Pusat

(central route) adalah seseorang yang merujuk pada detil pesan yang

diperuaasifkan dalam hal ini pihak kepolisian mensosialisasikan Aplikasi Polisiku

kepada masyarakat Simpang Martapura dengan cara memberikan penyuluhan

secara langsung kepada masyarakat, melakukan pendektan dengan perangkat

desa, mempromosikan aplikasi polisiku melalui facebook dan instagram, jalur

pusat (central route) kurang tepat dilakukan karena sebagain masyarakat Simpang

Martapura tidak memiliki handphone / gawai jadi mereka kurang atau tidak

tertarik dengan aplikasi meskipun sudah ada fitur-fitur yang menarik di dalam

aplikasi tersebut.

Tugas Polri kini tidak hanya berkisar pada kejahatan tapi lebih pada

bagaimana menjadi sahabat masyarakat, oleh sebab itu pihak kepolisian

memanfaatkan teknologi dalam menjalin hubungan dengan masyarakat. Jalur

terpusat yang dilakukan oleh pihak kepolisian dengan cara bekerja sama dengan

pihak lain dengan cara memasang iklan di radio terkait adanya aplikasi polisiku,

memasang iklan di media masa (cetak dan elektronik) seperti Facebook,

Instagram dan wa kemudian media cetak seperti di koran tentang apliasi polisiku,
60

meskipun berbagai cara sudah dilakukan oleh pihak kepolisian namun pesan yang

disampaikan kepada masyarakat tidak diterima dengan baik karena menurut

masyarakat jika aplikasi yang digunakan kurang menarik dan kurang bermanfaat.

. Argument pesan harus relevan, masuk akal, dan kuat, menurut informan

yang disampaikan oleh pihak kepolisian jika pesn yang disampaikan melalui

sosialisasi . Rute ini dipakai ketika orang memproses infirmasi yang baru masuk

menggunakan rasio mereka, menyelidiki ide/info itu, mempertimbangkan

keuntungannya, juga implikasi-implikasinya (terutama jika menolaknya), dalam

jalur ini pesan yang disampaikan tidak diterima.

Humas Polsek Simpang Martapura menyampaikan pesan kepada

masyarakat untuk menggunakan Aplikasi polisiku menggunakan berbagai cara

mislanya melakukan sosialisasi/penyuluhan pendekatan dengan perangkat desa,

tokoh masyarakat, kaum pemuda dan menggunakan media sosial sepoerti

facebook dan instagram. Hal tersebut sesuai dengan konsep teori rute sentral ,

dimana orang terpengaruh dengan pesan yang di sampaikan namun kenyaataan

dilapangan tidak demikian. Oleh sebab itu startegi dengan menggunakan jalur

terpusat kurang stategis.

Banyak hal yang mengakibatkan pesan tidak tersampaikan kepada

masyarakat terkait sosialisasi aplikasi polisiku, misal dikarenakan pesan yang di

sampaikan tidak dilakukan berulang, atau instens sehingga masyarakat mudah

melupakan, tidak menarik dan mereka sender (penyampai pesan) menyampaikan

pesan kepada receiver kurang tepat. Pesan tersebut akan berusaha untuk menarik

perhatian dengan membuat penerima berpikir tentang sesuatu yang dia sudah
61

akrab dengan dan memiliki pikiran positif. Pesan yang dirasakan / diterima oleh

khalayak dan menciptakan perubahan perilaku positif.

Masyarakat Simpang Martapura tidak begitu mengambil makna apa yang

disampaikan oleh pihak kepolisian ketika diberikan sosialisasi tentang manfaat

serta kemudahan dalam penggunaan Aplikasi Polisiku, sebab penyuluhan ahanya

sekali dilakukan oleh pihak kepolisian, terlebih masyarakat tidak menerima pesan

secara langsung dikarenakan penyampaian pesan yang dilakukan oleh pihak

kepolisian tidak begitu mendal;am terkait aplikasi. Pihak kepolisian hanya

menyampaikan untuk mendownload Aplikasi Polisiku saja tidak menerangkan

seperti apa fitur yang ada di dalammnya dan menurut masyarakat jika fitur di

dalam aplikasi tersebut kurang menarik dan lambat sering error oleh sebab itu

masyarakat tidak berminat untuk menggunakan aplikasi tersebut, dibutuhkan

pendekatan secara terpusat dengan lebih intens agar masyarakt tertarik.

4.3.2 Peripheral Route (Periferial)

Setelah dilakukan analisis wawancara maka analisis menggunakan teori

elaborasi yang digunakan tepat menggunakan jalur pheriferal. Maksud yaitu

bagaimana penerima tidak berpikir secara kognitif untuk mengevaluasi pesan dan

proses dari informasi dari pesan tersebut. Syarat persuasi periferal (peripheral

persuasion cues) mencakup faktor-faktor seperti daya tarik dan keahlian sumber

pesan, jumlah argumen yang ditampilkan, dan rangsangan positif atau negatif

yang membentuk konteks di mana pesan disajikan (misalnya pihak kepolisian

yang menyampaikan kepada masyarakat secara face to face memiliki paras atau

inerbeauty yang bagus, kemampuan memikat/daya tarik yang baik) sehingga


62

masyarakat tertarik untuk menerima pesan dengan berminat mendowload aplikasi

polisiku. Peripheral route: yang lebih mungkin terjadi sebagai akibat dari

beberapa isyarat sederhana dalam konteks persuasi (misalnya, sumber yang

menarik) yang menginduksi perubahan tanpa memerlukan pengawasan dari

manfaat sebenarnya dari informasi yang disajikan.

Peripheral route, jalur ini merujuk pada keadaan apakah pesan itu

diterimaatau ditolak tanpa memperhatikan secara seksama sikap-sikap yang

diminta/diharapkan untuk dirubah. Jadi, seandainya kita menerima, maka sikap

yang diubah hanya bersifat temporer hanya sementara maksudnya masyarakat

mau mendowload atau menggunakan aplikasi hanya sebentar hanya ketika ada

pihak kepolisian melakukan sosialisasi secara langsung face to face. Rute ini

dipengaruhioleh lingkungan sekitar, karena pada dasarnya proses ini lebih

didasarkan pada karakteristik pesan itu sendiri, seberapa besar daya pikat pesan

tersebut, kemudian apakah orang suka pada pesan tersebut dan apakah orang yang

memberi pesan dapat dipercaya?. Kredibilitas persuader juga menjadi

pertimbangan,kemudian reaksi lingkungan sekitar (apa tanggapan dari orang-

orang yang dipersuasif), serta mood orang-orang yang dipersuasif juga menjadi

pertimbangan. Pada umumnya orang berpendidikan tinggi atau berstatus sebagai

pemuka pendapat (opinionleader) berkecenderungan menggunakan central route

dalam mengolah pesan-pesan persuasif. Sementara orang berpendidikan rendah

cenderung menggunakan peripheral route dimana faktor-faktor di luar isi pesan

atau nonargumentasi lebih berpengaruh bagi yang bersangkutan dalam

menentukan tindakan. Jadi, apabila seseorang secara sungguh-sungguh mengolah


63

pesan-pesan persuasif yang diterimanya dengan tidak semata-mata berfokus pada

isi pesan yang diterimanya melainkan lebih memperhatikan daya tarik penyampai

pesan, kemasan pruduk atau aspek peripheral lainnya maka ia dipandang

menggunakan peripheral route.

Perubahan sikap yang terjadi melalui rute ini bersifat jangka pendek, pihak

kepolisian menggunakan cara dengan menunjukkan sifat yang baik, lugas dan

tegas kemudian menunjukkan kesan yang baik dan memiliki penampilan fisik

yang bagus meskipun begitu masih ada masyarakat yang belum menggunakan

aplikasi polisiku diakibatkan beberapa fakor seperti kurangnya pemahaman

menggunakan handphone dan ketidakmampuan untuk membeli handphone

smartphone. Penyuluhan tersebut pihak kepolisian datang kepertemuan desa

kemudian menggunakan door to door system guna memancing minat masyarakat

untuk menggunakan aplikasi polisiku. Pemikiran masyarakat desa lebih pada jika

terjadi permalahan lebih baik melaporkan secara langsung ke kantor polisi tanpa

harus mengakses aplikasi.


64

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan bahwa strategi komunikasi polsek

Simpang Martapura tentang aplikasi polisiku dengan menggunakan central route

(terpusat) masih kurang efektif sebab pesan yang disampaikan oleh pihak

kepolisian kepada masyarakat kurang ditanggapi hal tersebut dilihat dari

kurangnya minat masyarakat dalam mengakses aplikasi polisiku, menurut

masyarakat pendekatan yang dilakukan oleh pihak humas Polsek Simpang

Martapura menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk menggunakan Aplikasi

polisiku memberikan sosialisasi/penyuluhan hanya satu kali, itu pun tidak begitu

jelas, selain itu fitur yang ada di dalam aplikasi tidak begitu menarik dan sering

terjadi error atau maintance.

Sedangkan dengan mengguankan pendekatan Peripheral Route

(Periferial), pesan dan proses dari informasi yang diberikan oleh pihak kepolisian

tentang penggunaan aplikasi polisiku dengan masyarakat sudah cukup baik hanya

saja bersifat jangka pendek. Jalur peripheral route (periferial) dilakukan oleh

pihak polsisi dengan cara penyuluhan menggunakan door to door system guna

untuk memperlihatkan sikap, penampilan fisik dan kesan yang baik. Berdasarkan

hasil penelitian diketahui jika strategi komunikasi program aplikasi polisiku

berjalan cukup baik jika dilakukan dengan menggunakan jalur peripheral route

(periferial).
65

5.2 Saran

Penulis ingin memberikan saran antara lain

1. Server aplikasi yang baik hendaknya didukung dengan program yang baik

agar tidak terjadi terjadi kesalahan pada server / server sedang dalam

maintenance.

2. Perlunya dukungan dari pihak luar bukan hanya pihak kepolisian dalam

mensosialisasikan aplikai polisiku agar masyarakat mengetahui manfaat

yang diberikan

3. Pemerintah dalam hal ini pihak kepolisian hendaknya mampu

mensosialisasikan aplikasi polisiku melalui media sosial.


66

DAFTAR PUSTAKA

Buku Sumber :

Cangara, Hafied. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Daryanto, 2011.Ilmu Komunikasi. Bandung: CV. Yrama Widya.

Effendy O.U. 2016.Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Littlejohn, Stephen W dan Karen A Foss, 2012.Teori KomunikasiTeories Of


Human Communication. Jakarta: Salemba Humanika.

Mulyana, D. 2013. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Onong Uchjana Effendy.2015.Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Rachmat Kriyantono.2012. PR Writing: Teknik Produksi Media Public Relations


dan Publisitas Korporat. Jakarta: Kencana

Riswandi, 2009.Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Slamet Santosa. 1992. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono, 2014.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. R&D. Bandung:


Alfabeta.

Suranto, AW. 2005. Komunikasi Perkantoran. Yogyakarta: Media Wacana.

Wardhani, D.W & Mashoedi.S.F. 2012.Hubungan Interpersonal. Jakarta:


Salemba Humanika

West, Richard & Turner Lynn H. 2008.Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Widjaja, 2000.Pengantar Komunikasi. Bandung: CV. Armico


67

Karya Ilmiah

Christiana Aleida Tolan,2017. Peranan komunikasi dalam membangun citra polisi


republik Indonesia (POLRI) pada masyarakat. (studi pada masyarakat
kelurahan kleak,kecamatan malalayang,kota manado.

Irwansyah Tyan Ludiana Prabowo,2018.Media Komunikasi Digital PolisiKu:


Pelayanan Publik Polri Kepada Masyarakat.

Salt Masitoh, 2016. Strategi Komunikasi Eksternal Humas Polda D. I.


Yogyakarta Dalam Mengelola Citra Positif Institusi.

Slamet Mulyana, Meria Octavianti, dan Atwar Bajari.2016. Sosialisasi Kebijakan


Penghapusan Human Trafficking di Kabupaten Indramayu, Jurnal
Manajemen Komunikasi

Ramadhan, 2016.strategi bhabinkamtibmas dalam upaya optimalisasi


penerapan program door to door system(studi kasus polsek menganti)
Program Studi Kajian Ilmu Kepolisian Sekolah Pascasarjana
Universitas Airlangga Jln. Airlangga No.4-6 Surabaya

Yuliawati dan Enjang Pera Irawan,2017,peran cyber public relations humas polri
dalam memberikan pelayanan informasi publik secara online. Jakarta
Barat.

Internet :

http:www.blog-guru.web.id/2009/empat-polakomunikasi-dalam
proses.html.Diakses tanggal 26/10/2019 pukul 20.00 Wib.

https://www.polri.go.id/polisiku.html.diakses tanggal 12/05/2020 pukul 12.00


Wib.

Anda mungkin juga menyukai