Anda di halaman 1dari 31

Modul PKPA di Apotek 2018

MODUL
PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA)
DI APOTEK

Edisi ke-2

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER (PSPA)


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
Jl. Raya Dukuh Waluh, PO BOX 202, Kembaran, Purwokerto 53182
Telp : (0281) 636751, 630463, 634424, Fax : (0281) 637239
2018

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 1


Modul PKPA di Apotek 2018

Tim Portofolio PKPA Apotek :


Dr. Nunuk Aries Nurulita, M.Si, Apt.
Githa Fungie Galistiani, M.Sc., Apt.
Elza Sundhani, M.Sc, Apt.
Erza Genatrika, M.Sc, Apt.
Arif Budiman, M.P.H., Apt.
Dra.Leony Julieta RD,Apt.
Aziz Priadiatna, S.Farm, Apt.
Ratna Amelia, S.Farm, Apt.
Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2
Modul PKPA di Apotek 2018
KATA PENGANTAR

Modul Kerja ini dibuat dengan tujuan untuk keseragaman persepsi


tentang maksud dan tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA), bagi
mahasiswa program profesi apoteker, preseptor PKPA, dosen pembimbing
fakultas (DPF) dan pengelola Program Studi Profesi Apoteker (PSPA). Modul
ini merupakan revisi dari modul sebelumnya yang digunakan untuk panduan
PKPA di Apotek tahun 2017. Revisi yang dilakukan berdasarkan hasil
evaluasi pelaksanaan PKPA di apotek dengan metode portofolio yang
diharapkan dapat menjadi panduan yang lebih baik dan operasional dalam
pelaksanaan PKPA di apotek.
Modul Kerja ini berisi tentang tata tertib untuk mahasiswa Program
Profesi Apoteker peserta PKPA, pedoman operasional, jenis dan materi
PKPA. Modul ini juga merupakan modul catatan harian dan bentuk evaluasi
kehadiran kegiatan PKPA di masing-masing tempat PKPA.. Setelah selesai
melaksanakan PKPA, mahasiswa Program Profesi Apoteker akan dievaluasi
oleh pembimbing tempat PKPA dan diwajibkan meyusun laporan PKPA.
Semoga modul ini dapat memberikan manfaat dan menjadi acuan
dalam pelaksanaan PKPA, mahasiswa program profesi apoteker, preseptor
PKPA, dosen pembimbing fakultas (DPF) dan pengelola PSPA.

Purwokerto, Januari 2018


Pengelola Program Profesi Apoteker

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 3


Modul PKPA di Apotek 2018
VISI, MISI DAN TUJUAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

1. Visi
Visi Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi UMP adalah “Menjadi
pusat unggulan penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan profesi
apoteker yang sesuai dengan pendidikan Islam dan tuntutan global, pusat
penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang farmasi, serta menghasilkan
apoteker yang mempunyai keunggulan dalam bidang kefarmasian khususnya
farmasi klinik-komunitasdan sains obat alam”.

2. Misi
Misi Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi UMP adalah:
1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan, penelitian dan
pengabdian pada masyarakat di Bidang Farmasi secara profesional untuk
menghasilkan Apoteker yang memiliki keunggulan di bidang kefarmasian
khususnya farmasi klinik-komunitas dansains obat alamsehingga memiliki
daya saing di tingkat nasional.
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru dalam praktek
kefarmasian sesuai dengan tuntutan zaman.
3. Melaksanakan tridarma perguruan tinggi berdasarkan pada nilai-nilai
keislaman untuk menghasilkanApoteker yang beriman, bertaqwa dan
berakhlak mulia.

3. Tujuan
Tujuan Program Studi Profesi Apoteker adalah:
1. Menghasilkan Apoteker yang memiliki kadar ilmiah tinggi, kreativitas
tinggi, kemandirian, cakap, terampil serta mampu menganalisis dan
menyusun strategi pemecahan problematika ilmu pengetahuan dan
teknologi bidang kefarmasian khususnya farmasi klinik-komunitas dan

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 4


Modul PKPA di Apotek 2018
sains obat alam, yang memiliki ketakwaan kepada Allah SWT dan
berakhlak mulia.
2. Menghasilkan pengetahuan dan teknologi melalui penelitian yang
terintegrasi dengan pendidikan.
3. Memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui kegiatan edukatif dan
professional.

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 5


Modul PKPA di Apotek 2018
PENGERTIAN UMUM

1. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan
telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
2. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh Apoteker.
3. Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi,pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan
pendistribusian atau penyaluran obat,pengelolaan obat ,pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat,
bahan obat dan obat traditional.
4. Praktik kefarmasian yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian
mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusianobat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat traditional
harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
5. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
6. Standar farmasi adalah pedoman untuk menjalankan praktek profesi
kefarmasian secara baik.
7. Standar prosedur operasional adalah prosedur tertulis berupa petunjuk
oprasional tentang pekerjaan kefarmasian.
8. Standar pendidikan profesi apoteker adalah pedoman pendidikan yang
terdiri atas komponen kemampuan akademik dan kemampuan profesi
dalam mengaplikasikan pekerjaan kefarmasian,yang di susun dan
diusulkan oleh asosiasi di bidang pendidikan farmasi dan ditetapkan oleh
menteri.
9. Organisasi profesi adalah organisasi tempat berhimpun para apoteker di
Indonesia.
10. Rahasia kefarmasian adalah pekerjaan kefarmasian yang menyangkut
proses produksi,proses penyaluran dan proses pelayanan dari sediaan
farmasi yang tidak boleh diketahui oleh umum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
11. Pengelola program studi profesi apoteker (pengelola PSPA): Instasi
penyelenggaraan pendidikan profesi apoter yang dibawahi oleh ketua
pengelola, koordinator PKPA dan koordinator perkuliahan yang ditunjuk
oleh dekan fakultas farmasi UMP.

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 6


Modul PKPA di Apotek 2018
12. Pendidikan apoteker adalah pendidikan profesi yang diselenggarakan
untuk menghasilkan apoteker yang memiliki kompetensi untuk
melaksanakan praktek kefarmasian.pendidikan tinggi farmasi terdiri dari 2
tahap,yaitu tahap pendidikan sarjana farmasi dan tahap pendidikan profesi
apoteker.
13. Praktik kerja profesi apoteker adalah program pembelajaran sebagai
bagian utama pembelajaran dalam kurikulum program studi profesi
apoteker yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang telah
terakreditasi sesuai perundang-undangan yang berlaku.
14. Mahasiswa peserta praktek kerja profesi apoteker (PKPA):
Mahasiswa PSPA UMP yang telah memenuhi persyaratan melaksanakan
PKPA di apotek.
15. Dosen pembimbing fakultas farmasi (DPF): Pengelola PSPA untuk
mendampingi dan membimbing mahasiswa peserta PKPA apotek.
16. Pembimbing lapangan/preceptor: Apoteker (APA dan/atau apoteker
pendamping) yang bertanggung jawab membimbing,memfasilitasi,dan
mengevaluasi mahasiswa peserta PKPA.
17. Modul PKPA: Panduan yang berisi petunjuk pelaksanaan teknis harian
dan tugas yang harus dikerjakan mahasiswa peserta PKPA di apotek.
18. Panitia komprehensif: Panitia yang ditunjukan oleh pengelola PSPA
yang beranggotakan DPF dan/atau preceptor dan bertugas menyusun dan
mengevaluasi ujian komprehensif PKPA di apotek.

I. TUJUAN PKPA DI APOTEK

Berdasarkan SK Bersama IAI dan APTFI tahun 2009 serta pedoman


penyelenggaraan program pendidikan profesi apoteker fakultas farmasi UMP
dirumuskan tujuan penyelenggaraan PKPA di apotek sebagai berikut:
1. meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran ,fungsi dan
tanggung jawab apoteker dalam pelayanan kefarmasian di apotek.
2. membekali calon apoteker agar mampu menerapkan pengetahuan teoritis
dalam dunia praktek farmasi,khususnya untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian di apotek.
3. memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk melihat dan
mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam
rangka pengembangan praktek farmasi di apotek.
4. mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai
tenaga farmasi yang professional.

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 7


Modul PKPA di Apotek 2018
II. TATA TERTIB PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK

Tata tertib ini disusun sebagai pedoman mahasiswa Program Profesi


Apoteker Fakultas Farmasi UMP peserta PKPA. Tata tertib ini berisi pedoman
dalam berbuat, bertindak dan berperilaku sesuai dengan aturan yang ada di
lingkungan tempat PKPA.
Tata tertib ini mengatur kegiatan mahasiswa profesi sejak pra
operasional yaitu sebelum mahasiswa Program Profesi Apoteker melaksanakan
PKPA, selama pelaksanaan PKPA dan saat kembali ke fakultas.

A. PRA OPERASIONAL
1. Ketentuan umum PKPA
a. Sebelum mengikuti pembekalan mahasiswa wajib menyelesaikan
kewajiban akademik dan administratif.
b. Mahasiswa calon peserta PKPA wajib mengikuti seluruh kegiatan
pembekalan secara tuntas dan terjadwal.
c. Selama mengikuti pembekalan, mahasiswa calon peserta PKPA
diwajibkan untuk hadir tepat waktu, berpakaian, berperilaku sopan,
menjaga ketertiban, dan mengikuti sampai selesai sesuai jadwal yang
ditetapkan.
d. Selama mengikuti pembekalan, mahasiswa calon peserta PKPA
diwajibkan mengisi daftar hadir.
e. Bagi mahasiswa yang melanggar ketentuan di atas akan diambil
tindakan sebagaimana mestinya. Mulai dari teguran lisan, tidak
diperkenankan mengikuti pembekalan dan sampai ditangguhkannya
pelaksanaan PKPA bagi mahasiswa bersangkutan.

2. Pembekalan
a. pembekalan diatur oleh pengelola PSPA.
b. mahasiswa calon peserta PKPA di apotek wajib mengikuti semua
kegiatan pembekalan yang diadakan sesuai dengan jadwal yang di
tetapkan. Kehadiran mahasiswa dibuktikan dengan mengisi presensi
kehadiran pembekalan.
c. selama mengikuti pembekalan,mahasiswa calon peserta PKPA diwajibkan
untuk menjaga ketertiban,berpakaian rapi dan sopan, tidak merokok di
dalam kelas dan memakai sepatu.
d. petugas pembekalan berhak menegur,mencatat,atau mengeluarkan
calon peserta yang dianggap mengganggu kelancaran pemberian materi
pembekalan dan dinyatakan tidak hadir.
e. mahasiswa calon peserta PKPA bertanggung jawab atas diri pribadi
masing-masing.apabila ada tanda tangan yang di palsukan oleh
temannya maka presensi kedua belah pihak (yang memalsukan dan

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 8


Modul PKPA di Apotek 2018
yang di palsukan) dinyatakan tidak berlaku dan akan diambil tindakan
sebagaimana mestinya.
3. Pretest
a. pretest wajib diikuti oleh setiap mahasiswa calon peserta PKPA sebelum
ditempatkan di apotek tempat PKPA.
b. waktu dan pelaksanaan pretest akan diatur oleh pengelola PSPA.
4. Pengambilan janji mahasiswa profesi
Janji mahasiswa profesi apoteker diucapkan oleh mahasiswa PSPA yang
akan mengikuti PKPA dan disaksikan oleh dekan fakultas farmasi UMP.

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 9


Modul PKPA di Apotek 2018

UCAP JANJI
PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
MAHASISWA PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

Saya mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi


Universitas Muhammadiyah Purwokerto berjanji bahwa saya:

1. Merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui sehubungan


dengan tugas di tempat Praktek Kerja Profesi Apoteker yang
dipercayakan kepada saya kecuali untuk kepentingan akademik;
2. Menjalankan tugas Praktek Kerja Profesi Apoteker saya dengan
sebaik-baiknya;
3. Dalam menunaikan Praktek Kerja Profesi Apoteker, saya akan
berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya tidak terpengaruh
dengan pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik
kepartaian, atau kedudukan social;
4. Memelihara hubungan baik dan menghormati pembimbing saya,
rekan sesama mahasiswa, Apoteker dan tenaga kesehatan
lainnya;
5. Mentaati segala peraturan di Program Studi Profesi Apoteker da
tempat Praktek Kerja Profesi Apoteker yang ditetapkan dalam
penyelenggaraan program pendidikan ini;
6. Menjunjung tinggi kehormatan diri saya, almamater dan Profesi
Apoteker.

Saya ikrarkan janji ini dengan sunguh-sungguh dan dengan penuh


keinsyafan. Apabila dikemudian hari saya melanggar janji ini, saya
bersedia menerima sangsi dari Program Studi Profesi Apoteker maupun
tempat Praktek Kerja Profesi Apoteker.

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 10


Modul PKPA di Apotek 2018
B. OPERASIONAL PKPA APOTEK
1. PKPA dilaksanakan pada semester kedua pelaksanaan program
profesi apoteker.
2. PKPA dilaksanakan selama 1 bulan dengan ketentuan kegiatan PKPA
selama 6,5 jam/hari.
3. PKPA dilaksanakan berdasarkan materi yang telah disusun dalam
kurikulum dan disesuaikan dengan aplikasi yang ada di tempat PKPA.
4. PKPA dilaksanakan dengan bentuk praktek kerja, tutorial, diskusi dan
penugasan dengan bimbingan pembimbing PKPA dari tempat PKPA.
5. Selama pelaksanaan PKPA mahasiswa wajib :
a. Melaksanakan PKPA dengan tempat dan waktu sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan.
b. Melaksanakan peraturan yang ada di setiap tempat PKPA dengan
penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab.
c. Membina kerjasama yang baik antar sesama peserta PKPA,
pembimbing PKPA, serta staf dan karyawan di lingkungan PKPA
d. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh pembimbing PKPA
di tempat PKPA dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung
jawab.
e. Mengisi buku portofolio pada 30 menit di akhir kegiatan PKPA
setiap harinya dan diparaf oleh pembimbing lapangan di tempat
PKPA.
f. Menyusun dan mendapatkan pengesahan dari pembimbing PKPA
setelah selesai melaksanakan PKPA. Tidak diperkenankan pindah
tempat PKPA berikutnya sebelum menyelesaikan draft laporan.
6. Bagi mahasiswa yang melanggar ketentuan di atas akan diambil
tindakan, mulai dari teguran lisan, tidak diperkenankan melanjutkan
PKPA dan ditangguhkannya pelaksanaan PKPA sampai semester
berikutnya bagi mahasiswa bersangkutan

C. EVALUASI
1. Evaluasi PKPA dilakukan secara menyeluruh meliputi pembekalan,
Pretest, pelaksanaan PKPA, laporan, posttest / Ujian pre-
komprehensif dan ujian komprehensif.
2. Portofolio PKPA Apotek dikumpulkan kepada pengelola paling lambat
satu minggu setelah pelaksanaan PKPA terakhir.
3. Ujian pre-komprehensif adalah ujian post test yang dilakukan secara
lisan oleh penguji dari Fakutas yang bertujuan untuk mengevaluasi
kematangan teori-teori kefarmasian setelah mahasiswa
melaksanakan PKPA. Dan sebagai syarat untuk mengikuti ujian
komprehensif.

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 11


Modul PKPA di Apotek 2018
4. Ujian komprehensif adalah ujian yang dilakukan secara lisan yang
bertujuan untuk mengevaluasi kematangan teori-teori kefarmasian
setelah mahasiswa melaksanakan PKPA. Ujian ini melibatkan penguji
dari tempat PKPA / Apoteker Praktisi.

D. Tugas Dosen Pembimbing Fakultas (DPF)


1. Secara umum
Secara umum tugas pembimbing fakultas adalah membimbing,
mengarahkan, mengevaluasi dan menilai mahasiswa PKPA sebelum, selama
dan pasca PKPA.
2. Secara khusus
a. Dosen Pembimbing dimohon memberikan pengarahan secukupnya
(sesuai kisi kisi materi) dan pre test sebelum mahasiswa melakukan
PKPA. Bukti pembimbingan digunakan sebagai syarat pengambilan
surat pengantar penempatan PKPA.
b. Selama melaksanakan PKPA, dosen pembimbing dimohon melakukan
monitoring pelaksanaan PKPA, diantaranya dilakukan dengan
kunjungan ke lokasi praktek (Khusus Pembimbing Apotek wajib
melakukan kunjungan). Sebelum melakukan kunjungan dosen
pembimbing dimohon berkoordinasi dengan Pengelola Profesi
Apoteker untuk kelengkapan administrasi.
c. Setelah selesai Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA), dosen
pembimbing dimohon melakukan evaluasi dan penilaian terhadap
hasil pelaksanaan PKPA. Untuk PKPA Nilai PKPA mohon segera
disampaikan ke Tata Usaha program profesi apoteker.
d. Memaraf draft laporan PKPA sebelum mahasiswa pindah tempat
praktek berikutnya.

D. Tugas Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)/Preseptor


1. Secara umum
Secara umum tugas DPL adalah membimbing, mengarahkan,
mengevaluasi dan menilai kegiatan mahasiswa di lokasi kegiatan PKPA.
2. Secara khusus
a. Memberikan pengarahan dan bimbingan kepada mahasiswa selama
kegiatan PKPA.
b. Memberikan tugas-tugas pendukung materi PKPA

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 12


Modul PKPA di Apotek 2018
c. Melaksanakan diskusi berhubungan dengan tugas atau pokok materi
PKPA yang telah diberikan.
d. Menilai dan mengevaluasi hasil PKPA mahasiswa
e. Menyerahkan rekapitulasi nilai pelaksanaan PKPA kepada Kaprodi
Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah
Purwokerto

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 13


Modul PKPA di Apotek 2018
III. JADWAL PELAKSANAAN DAN PANDUAN PENILAIAN

A. jadwal dan Panduan PKPA


PKPA dilaksanakan selama 4 minggu dengan kegiatan di tempat PKPA sebagai
berikut:

Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV


Pengarahan PKPA Pelaksanaan tugas Pelaksanaan tugas Pelaksanaan tugas
1-7 (Modul I) 1-7 (Modul I) 1-7 (Modul I)
Pemberian tugas Pelaksanaan tugas Pelaksanaan tugas Pelaksanaan tugas
individu 16 (Modul 8-10 (Modul I) 8-10 (Modul I) 8-10 (Modul I)
I)
Pemberian tugas Pelaksanaan tugas Pelaksanaan tugas Pelaksanaan tugas
1, 2 dan 8 (Modul 11-15 (Modul I) 11-15 (Modul I) 11-15 (Modul I)
II)
Pemberian tugas 1 Pemgumpulan Pelaksanaan tugas Pelaksanaan tugas
dan 2 (Modul III) tugas 16 (Modul I) 3-6 (Modul II) 3-6 (Modul II)
Pelaksanaan tugas Pelaksanaan tugas Pengumpulan Pengumpulan
1-7 (Modul I) 17 (Modul I) tugas 1, 2 dan 8 tugas 1 dan 2
(Modul II) (Modul III)
Diskusi Diskusi Diskusi Diskusi dan
presentasi

Kegiatan PKPA di apotek adalah sebagai berikut:

Modul Term
1. layanan kefarmasian Resep
Non resep/swamedikasi
2. manajerial Pengelolaan obat
Pengelolaan keuangan
Pengelolaan SDM
Pelaporan
Perpajakan
3. rencana pengembangan apotek dan Rencana pendirian dan pengembangan
pengembangan diri (RPAPD) apotek
Rencana pengembangan diri

B. Pelanggaran
Pelanggaran terhadap tata tertib akan mendapat sanksi sesuai dengan
Peraturan disiplin mahasiswa UMP.
Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 14
Modul PKPA di Apotek 2018

C. Evaluasi dan penilaian


1. evaluasi dilakukan oleh DPF dan preceptor dalam bentuk evaluasi
praktek dan uji komprehensif apoteker.
2. komponen nilai praktek oleh preceptor adalah sbb:

Komponen Kriteria Bobot


Nilai etika 1.kedisiplinan 25%
2.tanggung jawab
3.kerjasama
4.kesopanan
Nilai materi 1.portofolio 1 (layanan 25%
kefarmasian)
2.portofolio 2 (manajerial) 25%
3.portofolio 3 (RPAPD)* 25%
Total (memenuhi 2 100%
komponen)
*Rencana Pengembangan Apotek dan Pengembangan Diri

3. Komponen penilaian oleh DPF,sbb:

Komponen Bobot
Pre test 20%
Kesesuaian checklist dan self assessment 50%
Post test 30%
Total 100%

4. Interval penilaian kesesuaian checklist dan self assessment:

Kesesuaian checklist dan self Nilai


assessment (%)
90-100 100
80-<90 85
70-<80 75
<70 65

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 15


Modul PKPA di Apotek 2018

Penilaian kesesuaian checklist dan self assessmentdengan rumus sbb:


Nilai kesesuaian checklist dan self assessment = self
assessment/checklist x 100%

5. Interval nilai etika:

Penilaian etika Nilai


Baik sekali >80
Baik 70-<80
Cukup 60-<70
kurang <60
*komponen nilai etika: kedisiplinan, tanggung jawab, kerja sama dan
kesopanan.

6. Komponen nilai akhir praktek kerja profesi apoteker (PKPA) adalah


sebagai berikut:

Komponen penilaian Bobot


1.nilai praktek oleh preceptor 40%
2.nilai dosen pembimbing fakultas 20%
3.ujian komprehensif 40%
Total 100%

7. Konversi nilai angka ke huruf sesuai dengan peraturan akademis


Fakultas Farmasi UMP, sebagai berikut:
A : ≥ 80
B+ : 75 ≤ sampai < 80
B : 70 ≤ sampai < 75
C+ : 60 ≤ sampai < 70
C : 50 ≤ sampai < 60
D : < 50

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 16


Modul PKPA di Apotek 2018

D. Alur pelaksanaan PKPA


Alur pelaksanaan praktek kerja profesi apoteker (PKPA) adalah seperti
gambar 1.

Pembekalan PKPA

Pengucapan Janji PKPA MAhasiswa


Program Studi Profesi Apoteker Fakultas
Farmasi UMP

Pembimbingan pra
PKPA dan Pretest

Pelaksanaan PKPA

Evaluasi

LULUS TIDAK
LULUS

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 17


Modul PKPA di Apotek 2018
IV. KOMPETENSI PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK

Berdasarkan hasil rapat komisi pengembangan pendidikan APTFI, seorang


apoteker Indonesia memiliki kompetensi sarjana farmasi dan apoteker,yaitu:
A. KOMPETENSI SARJANA FARMASI INDONESIA
Kompetensi utama:
1. mampu mengenali,mengamati,dan menganalisis masalah dalam ilmu
kefarmasian.
2. mampu merancang ,membuat ,mengendalikan mutu ,dan
mengembangkan sediaan farmasi.
3. mampu menganalisis matrik biologis, senyawa beracun,dan
keamanan,khasiat dan kemanfaatan bahan baku,sediaan farmasi serta
makanan dan minuman.
4. mampu menjelaskan manajemen terapi.
5. mampu membedakan obat obat berdasarkan mekanisme kerja.
6. mampu menelusuri,menganalisis,menyimpulkan dan memanfaatkan
informasi ilmiah.
Kompetensi mendukung:
1. mampu bertindak secara bertanggung jawab dalam lingkungan
masyarakat sesuai dengan norma dan etik.
2. mampu mengembangkan diri dalam menjalankan peran di masyarakat.

Kompetensi lainya:
mampu berperan dalam kewirausahaan.

B. KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA


Kompetensi utama:
1. memiliki kompetensi sebagai sarjana farmasi
2. mampu melkukan praktek kefarmasian secara professional dan etis.
3. mampu memprodusi sediaan farmasi.
4. mampu mendistribusikan sediaan farmasi.
5. mampu melakukan dispensing obat.
6. mampu memberikan pelayanan swamedikasi.
7. mampu memberikan informasi dan edukasi obat.
8. mampu mempromosikan dan berkontribusi dalam penggunaan secara
optimal.

Kompetensi pendukung:
mampu mengelola pekerjaan dan membangun hubungan interpersonal dalam
melakukan praktek kefarmasian.

Kompetensi lainnya:

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 18


Modul PKPA di Apotek 2018
mampu menerapkan keterampilan organisasi dalam praktek kefarmasian.

Dalam pelaksanaan PKPA bidang perapotekan di progam pendidikan


profesi apoteker Universitas Muhammadiyah Purwokerto ,dijabarkan dalam 5
aspek yaitu:
1. aspek professional judgement (keputusan profesi kefarmasian)
2. aspek asuhan kefarmasian dan public health
3. aspek manajemen system
4. aspek practice business plan
5. aspek respect and countinuous professionalism development
Kelima aspek tersebut dipelajari selama mahasiswa melaksanakan PKPA,
sehingga setelah selesai melaksanakan PKPA,mahasiswa program pendidikan
profesi apoteker Universitas Muhammadiyah Purwokerto diharapkan mampu
memiliki kompetensi lulusan seperti tersaji dalam Tabel 1.

Tabel 1. Kompetensi PKPA di Apotek


Aspek Kompetensi Kesesuaian Modul
dengan
Kompetensi
APTFI
1. aspek Mampu membuat A.a.1-5, b.6-8, 1,2 dan 3
professional keputusan profesi c9, B.a.1-8, b.9,
judgement pada pekerjaan c.10
(keputusan kefarmasian
profesi berdasarkan
kefarmasian) IPTEKS, standar
praktek
kefarmasian, per-
UU yang berlaku
dan etika Profesi
Farmasi
2. aspek asuhan Mampu A.a.1,4-5, b.6-8, 1
kefarmasian mempraktekkan c.9, B.1-2, 5-8,
dan public asuhan b.9
health kefarmasian agar
tercapai tujuan
terapi bagi pasien
3. aspek Menyusun A.a.1, b.6-8, c.9, 2 dan 3
manajemen rencana B.b.9, c.10
system pengelolaan
sistem
kefarmasian di
sector
pengembangan
SDM, keuangan,
sediaan farmasi
dan alat

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 19


Modul PKPA di Apotek 2018
kesehatan
4. aspek practice Menyusun A.a.1..b.6-8, c.9, 3
business plan rencana B.b.9, c.10
pengembangan
praktek
kefarmasian yang
berorientasi pada
pelayanan
kefarmasian dan
produk
5. aspek respect Melakukan A.a.1b.6-8, c.9, 3
and penelitian dan B.b.9, c.10
countinuous pengembangan
professionalis terhadap kondisi
m dan potensi diri
development dan apotek

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 20


Modul PKPA di Apotek 2018
B. PELAKSANAAN PKPA MODUL I

Aspek Kompetensi Indikator Tugas


1. aspek professional Mampu membuat 1. Mampu mendiskripsikan obat Tugas individu:
judgement keputusan profesi pada dalam resep A. Penyelesaian resep:
(keputusan profesi pekerjaan kefarmasian 2. Mampu melakukan skrining resep 1. Deskripsi obat dalam resep
kefarmasian) berdasarkan IPTEKS, berdasarkan kelengkapan 2. Skrining administratif,
standar praktek administratif, farmasetis farmasetis dan klinis
kefarmasian, per-UU yang (perubahan bentuk dan merk) 3. Perhitungan kebutuhan
berlaku dan etika Profesi dan klinis (dosis dan interaksi) bahan
Farmasi 3. Mampu melakukan penyiapan 4. Pemberian harga obat
sediaan farmasi dan alat 5. Penandaan (etiket)
kesehatan berdasarkan 6. Pembuatan salinan resep
keputusan profesi kefarmasian 7. Melengkapi dan
4. Mampu melakukan peracikan mengevaluasi rekam data
sediaan farmasi dan penyiapan (10 rekam data) berdasarkan
alat kesehatan berdasarkan resep terdahulu
keputusan profesi Farmasi 8. Melengkapi dan
5. Mampu membuat etiket sediaan mengevaluasi patient
farmasi dan alat kesehatan information sheet (1
berdasarkan keputusan profesi penderita secara prospektif)
farmasi 9. Melakukan komunikasi
6. Mampu membuat salinan resep dengan penderita secara
7. Mampu melengkapi rekam data verbal atau telepon secara
pasien berdasarkan resep santun berdasarkan data
8. Mampu melakukan evaluasi patient information sheet
berdasarkan data patient yang telah diambil
information sheet yang telah 10.Melakukan monitoring terapi
diambil kepada penderita dengan
9. Mampu mengkomunikasikan cara komunikasi verbal atau
hasil evaluasi berdasarkan data telepon berdasarkan data-
patient information sheet kepada data patient information
Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 21
Modul PKPA di Apotek 2018
pasien dengan santun sheet
10.Mampu melakukan monitoring 11.Melakukan komunikasi
terapi pasien dengan cara dengan tenaga kesehatan
komunikasi verbal atau telepon lain (dokter, bidan atau
berdasarkan patient information sejawat apoteker) secara
sheet santun
11.Mampu mengkomunikasikan
hasil evaluasi kepada dokter
berdasarkan resep secara umum
2. aspek asuhan 12. Mampu mengidentifikasikan Tugas individu
kefarmasian dan keluhan pada pasien B. Penyelesaian kasus
public health swamedikasi swamedikasi
13. Mampu melengkapi lembar swa 12.Mengidentifikasi keluhan
medikasi 13.Mengisi lembar swamedikasi
14. Mampu memilihkan obat yang 14.Memilihkan obat yang
rasional pada pasien rasional
swamedikasi 15.Memberikan KIE yang tepat
15. Mampu memberikan KIE yang
tepat pada pasien swamedikasi
16.Mampu membuat poster atau Tugas kelompok:
leaflet tentang informasi obat 16.Pembuatan poster atau
dan/atau promosi kesehatan leaflet tentang informasi obat
17.Mampu menyampaikan poster dan/atau promosi kesehatan
atau leaflet tentang informasi 17.Penyampaian sebuah poster
obat dan/atau promosi atau leaflet tentang informasi
kesehatan kepada pengunjung obat dan/atau promosi
apotek kesehatan kepada
pengunjung apotek

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 22


Modul PKPA di Apotek 2018
V. MODUL PKPA

MODUL I. LAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK

A. PENDAHULUAN
Apotek, salah satu sarana tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian
berupa pelayanan sediaan farmasi untuk penderita, mutlak menerapkan
asuhan kefarmasian kerena selain untuk memenuhi fungsi yang lengkap dari
pekerjaan kefarmasian juga agar penderita yang dilayani paham betul tentang
pekerjaan farmasi yang diterimanya serta sistem monitoring pada penderita
dapat terlaksana dengan baik. Salah satu unsur dalam asuhan kefarmasian
adalah nilai tambahan pada pelayanan kefarmasian pada penderita, dimana
penderita akan merasa lebih diperhatikan penyembuhan penyakitnya daripada
sekedar membeli obat yang telah diresepkan oleh dokter.
Asuhan kefarmasian adalah suatu bentuk layanan langsung seorang apoteker
kepada penderita dalam menerapkan dan memantau kemanfaatan obat agar
menghasilkan therapeutic outcome yang spesifik. Therapeutic outcome yang
efektif dari suatu obat berkolerasi dengan proses penyembuhan penyakit,
pengurangan gejala penyakit, perlambatan pengembangan penyakit, dan
pencegahan penyakit. Selain itu, therapeutic outcome yang efektif juga
menjamin tidak adanya komplikasi atau gangguan lain yang dimunculkan oleh
penyakit, menghindarkan atau meminimalkan efek samping obat, biaya yang
efisien dan mampu memelihara kualitas hidup penderita. Perlu disadari juga,
bahwa konsumen obat, baik langsung atau tidak langsung berpeluang untuk
mengalami keadaan yang tidak dikehendaki akibat mengonsumsi obat.
Keadaan ini ditimbulkan akibat salah terapi, salah obat, dosis tidak tepat,
reaksi obat berlawanan, interaksi obat dan penggunaan obat tidak sesuai
indikasi. Oleh karena itu, fungsi utama asuhan kefarmasian adalah
mengidentifikasikan drug related problem (DPR), mencari solusi atas DPR yang
bersifat aktual serta mencegah munculnya DPR yang potensial. Paradigma
tersebut memperjelas bahwa apotek adalah pusat asuhan kefarmasian.
Penderita yang membeli obat di apotek saat ini makin kritis mengetahui
tentang penyakit dan obat yang akan digunakan meliputi: cara penggunaan,
kegunaan, dan hal-hal yang berkaitan dengan obatnya.maka apotek harus
menetapkan suatu sikap baru yang melayani penderita dengan pendekatan
asuhan kefarmasian. Oleh karena itu, keberadaan apoteker di apotek
merupakan hal semestinya, karena apoteker bisa berinteraksi langsung kepada
pasien guna mendukung keberhasilan terapinya. Konsep no pharmacist no
service atau tiada apoteker tiada pelayanan (TATAP) adalah konsekuensi logis
oleh karenanya.

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 23


Modul PKPA di Apotek 2018
Kasus yang ditetapkan pada kegiatan PKPA ini meliputi: infeksi, saluran
cerna, kardiovaskuler, syaraf dan psikiatri, tulang dan sendi, endokrin, THT dan
mata, kulit, kemih dan ginekologi.

B. DESKRIPSI TUGAS UNTUK POTOFOLIO I


1. tugas 1-7 dilakukan berdasarkan 10 resep yang ada atau yang telah
lampau yang ada di apotek tempat PKPA, secara individu. Sepuluh (10)
resep tersebut diusahakan beragam.
a. indikasi obat
b. obat jadi/obat racikan
c. dokter penulis resep
2. tugas 5 (penandaan) dan tugas 6 (pembuatan salinan resep)
diberitanggal sesuai dengan tanggal pengerjaan tugas tersebut oleh
mahasiswa peserta PKPA. Resep tersebut dimasukkan sebagai data awal
pasien yang ditulis dalam tugas 7 (rekam data).
3. tugas 8-10 dilakukan secara prospektif. Peserta melakukan komunikasi
dengan pasien/pasien simulasi.
4. tugas 11 dilakukan secara prospektif. Peserta melakukan komunikasi
dengan dokter dari PSPA/dokter dari tempat PKPA.untuk dokter dari
PSPA, soal diberikan melalui dosen pembimbing fakultas.
Penyelesaian kasus swamedikasi:
1. tugas 12-15 dilakukan secara prospektif. Secara individu.peserta
mengidentifikasi keluhan sampai memberikan KIE swamedikasi yang
tepat, pada pasien/pasien simulasi.
Pembuatan poster/leaflet:
1. tugas 16-17 dikerjakan secara kelompok hasil kreasi sendiri (tidak
diperkenankan meng-copy poster/lafleat yang sudah ada). Poster/leaflet
tentang informasi obat dan/atau promosi kesehatan dan kemudian
disampaikan kepada pengunjung apotek/karyawan apotek.

MODUL II. MANAGERIAL

A. PENDAHULUAN
Apotek adalah suatu tempat tertentu tempat dilakukannya pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi, perbekalan kesehtan lainnya
kepada masyarakat ( MenKes, 2002). Perbekalan farmasi disebut dengan
sediaan farmasi, yaitu obat, bahan obat,obat tradisional, dan kosmetika
(DepKres, 2009). Apotek dalam mendistribusikan sediaan farmasi dan alkes
(alat kesehatan) memiliki 5 fungsi kegiatan, yaitu: pembelian, penjualan,

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 24


Modul PKPA di Apotek 2018
keuangan, dan pencatatan (umar, 2004). Dalam pengelolaannya, seorang
apoteker memerlukan pengetahuan tentang ilmu manajemen.
1. Manajemen sediaan farmasi
Pengelolaan sediaan farmasi dan alkes tidak sama dengan komoditi lain karena
memiliki sifat yang dapat memengaruhi kondisi kesehatan manusia baik fisik
maupun psikis. Dalam mengelola sediaan farmasi, seorang apoteker harus
dapat melakukan estimasi terhadap kebutuhan sediaan farmasi berdasarkan
data data yang ada di apotek. Data akurat akan terkumpul, jika dikelola
dengan sistem pencatatan dan pelaporan yang memadai (Seto, 2001).
Penyimpanan yang efektif memperhatikan sistem FIFO (First In First Out ) dan
FEFO (First Expired First Out).
2. Manajemen Keuangan
Akutansi keuangan adalah proses pencatatan, pengukuran, dan
pengkomunikasian informasi keuangan yang dibuat dalam berbagai bentuk,
antara lainberupa laporan laba rugi,neraca,aliran kas dan rasio keuangan.
Laporan akutansi keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan
yang penting yang dapat digunakan oleh berbagai pihak sesuai dengan
kepentingan masing masing.
Pihak yang menggunakan akutansi keuangan apotek adalah pengguna
langsung (pemilik sarana apotek, kreditor,manajemen, dan petugas
perpajakan) dan pengguna tidak langsung (analisis, konsultan, asosiasi
dagang). Mengingat begitu pentingnya informasi ini, maka kebenaran isi dan
ketepatan waktu penyajian laporan keuangan sangat diperlukan sebagai bahan
pertimbangan untuk pengambilan keputusan yang strategis di masa yang akan
datang.
Dalam memuat laporan akutansi keuangan apotek diperlukan dokumen
transaksi yang terdapat pada berbagai fungsi, yaitu pembelian, stok gudang,
penjualan, dan biaya operasional (Umar, 2004).

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 25


Modul PKPA di Apotek 2018
B. PELAKSANAAN PKPA MODUL II
Aspek Kompetensi Indikator Aktivitas
1. Pharmacist Profesional Mampu membuat 1. Mampu membuat analisis Tugas individu:
judgement keputusan profesi pada keuangan dan melakukan 1. Membuat analisis keuangan:
(keputusan profesi pekerjaan kefarmasian perhitungan pajak: menentukan menentukan biaya, BEP,
Farmasi) berdasarkan IPTEKS, biaya, BEP, target penjualan, HPP, target penjualan, HPP,
2. Managemen sistem standar praktek membuat perkiraan laporan membuat perkiraan laporan
3. Practice business plan kefarmasian, per-UU rugi/laba dan menghitung PBP rugi/laba dan menghitung
yang berlaku dan etika dan besaran pajak serta membuat PBP dan besaran pajak serta
Profesi Farmasi dalam laporan pajak. membuat laporan pajak.
rangka menyusun 2. Mampu menyusun rencana 2. Membuat perencanaan
rencana pengelolaan pengadaan dengan metode ABC dengan metode ABC
sistem kefarmasian di berdasarkan hasil analisis berdasarkan hasil analisis
bidang keuangan dan keuangan, TOR dan sisa stok keuangan, TOR dan sisa stok
sediaan farmasi dan 3. Mampu melakukan pemesanan 3. Membuat dan melakukan
alat kesehatan sesuai dengan yang direncanakan pemesanan ke PBF terpilih
4. Mampu melakukan penerimaan (bisa dengan simulasi)
sediaan farmasi dan alat 4. Melengkapi buku penerimaan
kesehatan barang
5. Mampu menentukan harga jual 5. Menentukan harga jual obat
obat 6. Melakukan penyimpanan
6. Mampu melakukan penyimpanan sediaan farmasi, mengisi
berdasarkan sifat fisikokimia, kartu stok obat dan
kondisi dan peraturan, melakukan mengidentifikasi masalah
pencatatan sediaan farmasi dan yang terjadi pada
alat kesehatan. penyimpanan
7. Mampu membuat laporan 7. Membuat laporan narkotik,
penggunaan obat narkotika, psikotropika, dan prekursor
psikotropika, prekursor dan berdasarkan catatan harian
laporan pelayanan kefarmasian dan laporan pelayanan
8. Mampu membuat struktur kefarmasian.
organisasi di apotek dan 8. Membuat struktur organisasi
melakukan analisis kebutuhan, dilengkapi dengan job
Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 26
Modul PKPA di Apotek 2018
rekruitmen, monitoring dan description dan membuat
evaluasi SDM analisis kebutuhan SDM.

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 27


Modul PKPA di Apotek 2018
C. DESKRIPSI TUGAS UNTUK PORTOFOLIO II
Pengelolaan keuangan dan sediaan farmasi dan alat kesehatan:
1. tugas 1. Mahasiswa PKPA membuat analisis keuangan, yaitu menentukan,
menghitung : biaya yang termasuk biaya tetap dan biaya variable,
menentukan margin, menentukan target penjualan, menghitung HPP,
membuat perkiraan laporan rugi/labadan menghitung PBP
a. biaya tetap → termasuk didalamnya : gaji, sewa bangunan, biaya
telepon, listrik, pajak, PAM, Kendaraan, embalase.
b. biaya lain lain→ jika ada biaya lain yang perlu di keluarkan diluar biaya
tetap.
c. BEP → ditentukan berdasarkan margin yang diambil. Margin ditetapkan
dengan mempertimbangkan lokasi, pendapatan masyarakat, daya beli,
apotek competitor. Margin ditentukan dengan asumsi jika tidak ada stok,
maka pendapatan dapat menutup biaya tetap.
d. target penjualan. Ditetapkan harus >BEP.
e. HPP. Harga Pokok Penjualan= harga pokok pembelian.
f. membuat perkiraan laporan rugi laba.
g. menentukan PBP (Pay Back Period) dan besaran pajak
h. membuat laporan pajak
2. tugas 2. mahasiswa PKPA membuat analisis ABC terhadap 30 item obat
(dalam 1 minggu). Item yang dianalisis :
1. obat obatan yang digunakan di portofolio I.
2. obat obat yang direncanakan dan ada di apotek PKPA
3. tugas 3. Membuat surat pesanan ke PBF terpilih berdasarkan hasil
perencanaan yang tertulis di tugas 2 dan melakukan pemesanan (bisa
secara simulasi) dan proses penerimaan barang.
4. tugas 4. Dilakukan dengan melengkapi buku catatan gudang berdasarkan
faktur yang telah terlampau.
5. tugas 5. Menentukan harga jual berdasarkan item obat tugas 4. Harga jual
perlu dipertimbangkan : obat bebas, obat resep, atau obat OWA.
6. tugas 6. Melakukan penyimpanan sediaan farmasi, mengisi kartu stok obat,
mengidentifikasi masalah yang terjadi pada penyimpanan.
7. tugas 7. Membuat catatan harian pemakaian narkotik, psikotropika,
prekursor dan laporan pelayanan kefarmasian yang ditentukan preceptor.
8. Tugas 8. Membuat struktur organisasi dilengkapi dengan job description dan
analisis kebutuhan SDM.

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 28


Modul PKPA di Apotek 2018
MODUL III. RENCANA PEMBANGUNAN APOTEK DAN PENGEMBANGAN
DIRI (RPAPD)

A. PENDAHULUAN
Continuous professional development (CPD) didefinisikan sebagai kegiatan atau
keterampilan menuju ke penambahan update, memelihara dan
mengembangkan pengetahuan professional. Dalam konteks kesehatan,
pendidikan itu penting karena dianggap sebagai pengetahuan yang selalu cepat
berubah dan keterlibatan apoteker dalam belajar melalui kegiatan CPD
dianggap menjadi kewajiban moral.
Menurut standar kompetisi yang ditetapkan oleh ikatan sarjana farmasi
Indonesia tahun 2004, bahwa seorang apoteker harus memiliki jiwa long life
leaner, yaitu menjadi pembelajar terus menerus dan melakukan interaksi
yang baik dengan rekan sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (ISFI, 2004).
Tenaga kefarmasian sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan
kesehatan kepada masyarakat mempunyai peranan penting karena terkait
langsung dengan pemberian pelayanan.
Sumber daya manusia merupakan asset utama untuk mendukung tujuan akhir
sebuah organisasi (apotek), sehingga dibutuhkan sumber daya manusia
(SDM)yang berkualitas. Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses
menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh,
manajer, dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi
atau perusahaan demi mencapai tujuan yang yang telah ditentukan.
Dalam sebuah organisasi, menajemen SDM berada dibawah suatu departemen
yang disebut HRD (Human Resource Development) , yang memiliki peran,
fungsi,tugas, dan tanggung jawab:
a. melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja/ preparation and selection.
b. pengembangan dan evaluasi karyawan/development and evaluation
c.memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai compensation and
protection
pekerjaan kefarmasian harus didasarkan pada ilmu pengetahuan dan
teknologi yang diperoleh dalam pendidikan termasuk pendidikan berkelanjutan.
Seorang farmasis harus selalu meng-update kemampuan dan pengetahuannya
melalui forum forum ilmiah seperti seminar dan penataran ilmiah ataupun
jurnal jurnal ilmiah.

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 29


Modul PKPA di Apotek 2018
B. PELAKSANAAN PKPA MODUL III

Aspek Kompetensi Indikator Aktivitas


1. Research and continous Menyusun rencana Mampu menyusun analisis Tugas kelompok:
professionalism pengembangan apotek yang dapat digunakan untuk Menyusun analisis yang dapat
development yang berorientasi pada menyusun strategi digunakan untuk menyusun
layanan kefarmasian dan pengembangan apotek strategi pengembangan apotek
produk
2. Managemen system Melakukan evaluasi Mampu mengevaluasi Tugas individu:
terhadap kondisi dan pelayanan kefarmasian dan Melakukan evaluasi pelayanan
potensi apotek saat ini, sediaan farmasi kefarmasian dan/atau sediaan
yang meliputi pelayanan farmasi, misalnya evaluasi
kefarmasian dan/atau kepuasan pelanggan, evaluasi
sediaan farmasi perputaran sediaan farmasi,
evaluasi epidemiologi penyakit
limit stock dan lead time.

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 30


Modul PKPA di Apotek 2018
C. DESKRIPSI TUGAS UNTUK PORTOFOLIO III
Analisis apotek
Topik 1, Melakukan salah satu evaluasi pelayanan kefarmasian dan/atau
sediaan farmasi.
Topik 2, Menyusun analisa untuk pengembangan diri.

Tugas untuk portofolio III dikerjakan secara individu dalam bentuk makalah
dan dikumpulkan selambat-lambatnya pada awal minggu ke 4 pelaksanaan
PKPA di Apotek.
.

DAFTAR PUSTAKA
DepKes, 2009, Peraturan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang
Pekerjaan Kefarmasian,Jakarta Indonesia.
MenKes, 2002, Keputusan mentri kesehatan republic Indonesia no
1332/MenKes/SK/X/2002 tentang ketentuan dan tata cara pemberian ijin
apotek, in DepKresRI, ed., Jakarta.
Seto, S., 2001, manajemen apoteker untuk pengelola: Apotek, farmasi rumah
sakit, pedagang besar farmasi, industry farmasi:Surabaya , airlangga university
press
Umar, 2004,manajemen apotek praktis: Jakarta, Kimia Farma.

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 31

Anda mungkin juga menyukai