KELOMPOK 4
DOSEN
WAHYUNIAR, S.Pd., M.Pd.
Oleh :
MERAUKE
2023
KATA PENGATAR
Puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT semesta alam, yang telah memberikan kita
kesehatan sehingga kita dapat melaksanakan aktifitas-aktifitas dengan segala manfaat yang
ada, yang telah memberikan kita kecerdasan dalam berfikir, sehingga dengan kecerdasan itu
kita dapat memberikan karya-karya terbaik kita untuk agama, bangsa dan tanah air.
Dengan selesainya makalah yang penulis buat, saya mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing Ibu Wahyuniar S,pd.,M.pd dan kepada seluruh orang-orang yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini hingga makalah ini dapat dibaca seluruh kalangan
masyarakat. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
A. Latar belakang
Sering kali kita mendengar orang-orang Indonesia yang menggunakan bahasa yang tidak
baku dalam kegiatan-kegiatan resmi atau menggunakan kata serapan yang salah, bahkan
dalam penulisanpun masih terjadi kesalahan penggunaan tanda baca, sehingga
mengakibatkan kesalahan makna, padahal Pemerintah Indonesia telah membuat aturan-aturan
resmi tentang tata bahasa baik itu kata serapan maupun penggunaan tanda baca.
Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari Sekolah Dasar (SD)
sampai ke perguruan tinggi. Tapi kesalahan ini masih sering terjadi, bahkan berulang-ulang
kali. Ketidak fahaman terhadap tata bahasa Indonesialah yang mengakibatkan orang-orang
sering melanggar aturan resmi yang telah dibuat pemerintah tentang tata bahasa Indonesia.
Yang mengkhawatirkan ialah ketika aturan ini terlalu sering diacuhkan oleh masyarakat
Indonesia, karena salah satu dampak negatifnya ialah hal ini akan dianggap lazim oleh
masyarakat Indonesia terlebih lagi oleh anak-cucu yang akan menjadi penerus negeri ini,
karena akan mempersulit masyarakat dalam berkomunikasi.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana tata bahasa yang
benar tentang kata serapan dan tanda-tanda baca, sehingga kita memahami dan dapat
menerapkan aturan berbahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari terlebih
dalam acara-acara resmi. Karena Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
telah membuat keputusan Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987, dicermatkan
pada Rapat Kerja ke-30 Panitia Kerja Sama Kebahasaan di Tugu, tanggal 16-20 Desember
1990 dan diterima pada Sidang Ke-30 Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-
Malaysia di Bandar Seri Begawan, tanggal 4-6 Maret 1991, tentang Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indoensia yang Disempurnakan. Berarti adanya keseriusan dari pihak Pemerintah
tentang Ejaan dan Tata Bahasa Indonesia dan harus kita terapkan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
a. Menjelaskan jenis-jenis tanda baca.
b. Menjelaskan fungsi dari setiap tanda baca.
c. Menjelaskan contoh penggunaan tiap-tiap tanda baca.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGGUNAAN TANDA BACA
Catatan:
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagian atau ikhtisar
jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu.
Misalnya:
pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan jangka waktu.
Misalnya:
1.35.20 jam ( 1 jam, 35 menit, 20 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
0.0.30 jam (30 detik)
5. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar
pustaka.
Misalnya:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai
Poestaka.
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkanbilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Misalnya:
Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Lihat halaman 2345 dan seterusnya.
Nomor gironya 5645678.
8. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Misalnya:
Acara kunjungan Adam Malik
Bentuk dan Kedaulatan(Bab I UUD „45)
Salah Asuhan
9. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat
atau (2) nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
Jalan Diponegoro 82 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
1 April 1985 (tanpa titik)
Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik)
Jalan Arif 43 (tanpa titik)
Palembang (tanpa titik)
Atau:
Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)
Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
KESIMPULAN
Begitu banyak kesalahan yang seringkali kita lakukan tentang penggunaan kata serapan
dan tanda baca baik disengaja maupun tidak disengaja. Maka dengan dibuatnya makalah ini
pennyusun berharap kita dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang kita lakukan. Bangsa
Indonesia memang banyak sekali mengambil kata-kata asing ataupun kata daerah Salah satu
bentuk perkembangan.
Bahasa Indonesia adalah berupa penyerapan kata ke dalam bahasa Indonesia yang
berasal dari bahasa-bahasa asing pemberi pengaruh. Begitu juga dengan penggunaan tanda-
tanda baca. Karena dengan salahnya penggunaan tanda baca, maka akan menimbulkan makna
ganda dalam kalimat tersebut.
B.SARAN
Penulis menyadari akan kekurangan bahan dari materi makalah ini jadi penulis
menyarankan apabila terdapat kekurangan atau isi dari makalah ini maka saran – saran kritik
dari pembaca adalah penutup dari semua kekurangan kami dan menjadikan semua itu guna
menjadi bahan acuan untuk memotivasi dan menyempurnakan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA