Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Sinta Bella Belia

Kelompok 1:
Gusti Yana (03082311007)
Nursyifah Karimah (03082311017)
Isnadina Putri Iksan (03082311033)
Arfia Duwila (03082311051)
Adhitya (03082311031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KHAIRUN

2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1. Latar Belakang.......................................................................................................
2. Rumusan Masalah..................................................................................................
3. Tujuan.....................................................................................................................
BAB II.................................................................................................................................
A. Peran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional .............................................
B. Peran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Pemersatu..............................................
a. Definisi Bahasa.................................................................................................
b. Definisi Pemersatu...........................................................................................
C. Penerapan Bahasa Indonesia Sebagai Penghubung Antar Daerah dan Budaya.....
BAB III................................................................................................................................
1. Kesimpulan.............................................................................................................
2. Saran.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang
alhamdulillah telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya Penulis tidak dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam kita haturkan kepada baginda tercinta kita Nabi
Muhammad Rasulullah SAW, yang insyaallah kelak kita akan mendapat syafa’atnya di hari akhir
nanti.

Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas kepada Penulis dan
akhirnya Penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan judul "Kedudukan Bahasa
Indonesia".

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. untuk itu Penulis mengharapkan
apabila ada kritik dan saran yang membangun senantiasa Penulis harapkan semoga makalah ini
dapat berguna kedepannya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Ternate, 8 Oktober 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bahasa indonesia merupakan sebuah dialek bahasa Melayu yang menjadi bahasa resmi
Republik Indonesia. Bahasa indonesia mempunyai sejarah jauh lebih panjang daripada Republik
ini sendiri. Penamaan “Bahasa Indonesia” diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28
Oktober 1928, untuk menghindari kesan “Imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu
tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa indonesia saat ini dari varian
bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Saat itu bahasa indonesia
dinyatakan sebagai bahasa persatuan dan menggunakan bahasa indonesia sebagai perekat
bangsa.

Kedudukan bahasa adalah status relatif bangsa sebagai sistem lambang nilai budaya yang
dirumuskan atas dasar nilai sosial yang dikaitkan dengan bahasa yang bersangkutan, sedangkan
fungsi bahasa adalah nilai pemakaian atau peranan bahasa yang bersangkutan dalam masyarakat
pemakainya (Halim, 1980; Alwi dan Sugono, 2003)

Status dan nilai selalu ada dalam kehidupan sehari-hari. Karena bahasa tidak dipisahkan
dengan kehidupan, status dan nilai itu pun selalu melekat padanya. Dengan demikian, pemakai
bahasa akan memperlakukan bahasa sesuai dengan “tabel” (status dan nilai) yang disandangnya.
Kejelasan “tabel” yang diberikan akan mempengaruhi masa depannya; dan masyarakat
dwibahasawan akan memilah - milah sikap dan pemakaian bahasa-bahasa yang digunakannya,
tidak memakai secara sembarangan, tergantung pada situasi yang dihadapi. Dengan begitu,
perkembangan bahasa itu akan terarah. Demikian juga halnya dengan bahasa indonesia.
Mengapa kedudukan dan fungsi bahasa indonesia perlu dirumuskan?

Rumusan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia diperlukan karena perumusan itu
memungkinkan penutur bahasa indonesia mengadakan pembedaan antara 3 kedudukan dan
fungsi bahasa indonesia pada satu pihak serta kedudukan dan fungsi bahasa–bahasa lain (bahasa
daerah dan bahasa asing yang digunakan di Indonesia) pada pihak yang lain. Kekaburan
pembedaan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia dengan kedudukan dan fungsi bahasa - di
Indonesia) pada pihak yang lain.
Kekaburan perbedaan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia dengan kedudukan dan
fungsi bahasa–bahasa lain itu tidak saja akan merugikan bagi pengembangan dan pembakuan
bahasa indonesia, tetapi juga dapat menyebabkan terjadinya kekacauan dalam cara berpikir para
penutur (terutama penutur pemula) yang dwibahasawan

Dengan demikian, yang perlu dilakukan adalah pengaturan hubungan timbal–balik itu
sedemikian rupa sehingga tidak perlu terjadi kepincangan dalam pengembangan bahasa–bahasa
yang bersangkutan, dan setiap bahasa tetap mempertahankan identitasnya masing –masing.
Selain itu, masuknya unsur–unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia tidak perlu dihindarkan
sama sekali, asalkan saja pemasukannya sesuai dengan keperluan dalam upaya mengembangkan
dan membakukan bahasa indonesia.

Dengan kata lain, bahasa indonesia sebagai bahasa modern hendaklah bersifat terbuka,
dengan pengertian memberikan tempat bagi unsur- unsur bahasa lain yang diperlukannya, yang
apabila perlu dipungut dari bahasa–bahasa lain melalui penyerasian dengan sistem bahasa
indonesia itu sendiri, dan pada saat yang sama, tetap mempertahankan identitasnya.

Untuk hal itu, perlu dirumuskan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia itu dengan
secermat–cermatnya. Bahasa indonesia menyandang dua kedudukan yaitu sebagai bahasa
nasional dan sebagai bahasa negara. Namun kami hanya menjelaskan bahasa indonesia sebagai
bahasa nasional

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana bahasa indonesia sebagai bahasa nasional?
2. Bagaimana bahasa indonesia sebagai bahasa pemersatu?
3. Bagaimana penerapan bahasa indonesia sebagai bahasa penghubung antardaerah dan
antarbudaya?

3. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui peran bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
2. Mengetahui peran bahasa indonesia sebagai bahasa pemersatu
3. Mengetahui bagaimana penerapan bahasa indonesia sebagai bahasa penghubung
antardaerah dan antarbudaya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional


Bahasa merupakan salah satu unsur identitas nasional. Bahasa dipahami sebagai sistem
perlambangan yang dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai
sarana berinteraksi manusia. Di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah yang mewakili
banyaknya suku- suku bangsa atau etnis
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (bahasa nasional) adalah untuk alat pemersatu
bangsa, yaitu pemersatu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) bagi suku bangsa
Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Fungsi pemersatu ini (kebhinekaan) sudah dicanangkan
dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang merupakan unsur ketiga bahwa bahasa Indonesia
merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia.
Dengan menggunakan bahasa Indonesia, rasa kesatuan dan persatuan bangsa berbagai
etnis terpuruk. Kehadiran bahasa Indonesia di tengah-tengah ratusan bahasa daerah tidak
menimbulkan sentimen negatif bagi etnis yang menggunakannya. Sebaliknya, justru kehadiran
bahasa Indonesia dianggap sebagai pelindung sentimen kedaerahan dan sebagai penengah ego
kesukuan.
Dalam hubungannya sebagai alat untuk menyatukan berbagai suku mempunyai latar
belakang budaya dan bahasa masing-masing. Bahasa Indonesia justru dapat menyerasikan hidup
sebagai bangsa yang bersatu tanpa meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada
nilai-nilai sosial- budaya serta latar belakang bahasa etnik yang bersangkutan. Bahkan, lebih dari
itu, dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

B. Peran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Pemersatu


a. Definisi Bahasa

Sebelum dibahas, definisi bahasa, ada baiknya diperiksa lebih dahulu pengertian bahasa
menurut rumusan di dalam kamus, baik kamus dalam Bahasa Indonesia maupun kamus dalam
bahasa asing. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud: 1993:77), bahasa adalah;
(1) sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri;
(2) percakapan atau perkataan yang baik, tingkah laku yang baik dan sopan santun”.
Selanjutnya, definisi bahasa menurut pakar alisjahbana, bahasa adalah ucapan pikiran dan
perasaan manusia dengan teratur dengan memakai alat bunyi”.
Berdasarkan definisi ini, bahasa dibagi atas dua bagian, yakni bagian madi atau isi berupa
pikiran dan perasaan, dan bagian lahir, berupa bentuk yang berwujud bunyi jika bahasa itu
diujarkan, dan berwujud huruf-huruf jika bahasa tersebut tertulis.
Bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai persamaan karakteristik tumbuh
karena adanya persamaan nasib. Menurut pada ahli, ada beberapa pendapat para pakar mengani
pengertian bangsa, yaitu sebagai berikut:

a. Ernest Renan (Perancis)


Bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup bersama (hasrat bersatu) dengan
perasaan setia kawan yang agung.

b. Otto Bauer (Jerman)


Bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai persamaan karakteristik tumbuh karena
adanya persamaan nasib

c. F, Ratzel (Jerman)
Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu timbul karena adanya rasa kesatuan
antara manusia dan tempat tinggal (paham geopolitik).

d. Hans Kohn (Jerman)


Bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah. Suatu bangsa merupakan
golongan yang beraneka ragam dan tidak bisa dirumuskan secara pasti. Kebanyakan bangsa
memiliki faktor-faktor objektif tertentu yang membedakannya dengan bangsa lain.

e. Jalobsen dan Lipman

Bangsa adalah kesatuan budaya (cultural unity) dan suatu kesatuan politik (political unity)
Kesimpulan yang penulis dapat adalah, bangsa merupakan sekumpulan orang yang memiliki
kesamaan asal keturunan, adat, bahasa dan sejarah. Serta berpemerintahan sendiri. Bangsa adalah
kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan wilayah tertentu di muka
bumi. Misalnya saja bangsa Indonesia adalah sekelompok manusia yang mempunyai
kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses

b. Definisi Pemersatu
Pemersatu berasal dari kata dasar ‘satu’. Pemersatu adalah sebuah homonim karena arti-
artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Pemersatu juga
memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga pemersatu dapat menyatakan nama
dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.

Bahasa memiliki peran yang sangat penting sebagai alat komunikasi manusia dalam
berinteraksi. Pemahaman masyarakat Indonesia terhadap kedudukan dan fungsi Bahasa
Indonesia menjadi dasar sebagai jiwa nasionalisme sebagai bangsa Indonesia. Bahasa memiliki 2
jenis, yaitu verbal (perkataan) dan nonverbal (action).

Dari segi fungsinya bahasa memiliki 2 fungsi yakni, transaksional dan interaksional.
Transaksional adalah fungsi bahasa yang bertujuan untuk menyampaikan isi dari pesan.
Sedangkan interaksional merupakan fungsi bahasa untuk menyampaikan sikap individu dan
melibatkan hubungan sosial. Bahasa Indonesia juga hingga saat menjadi perisai pemersatu
bangsa Indonesia. Hal ini yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai sarana pertahanan bangsa
dari ancaman disintegrasi.

Fungsi pertama bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan dan lambang harga diri
bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya, nilai-nilai harga diri
dan martabat bangsa, dan falsafah hidup yang menempatkan bangsa Indonesia dalam kedudukan
yang sama dan sederajat dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Kedua, dari segi fungsi bahasa
Indonesia sebagai lambang jati diri bangsa yang akan menampakkan ciri khas sekaligus
membedakan bangsa Indonesia dari bangsa-bangsa lain di dunia.

Fungsi bahasa ini erat hubungannya dengan peningkatan fungsi yang ketiga dari bahasa
Indonesia, yakni sebagai sarana pemersatu bangsa. Fungsi ini memungkinkan dan memantapkan
kehidupan sebagai bangsa yang bersatu, tetapi tidak sampai menghilangkan latar belakang sosial
budaya dan bahasa daerah.
Peran bahasa Indonesia juga merupakan alat penghubung antar masyarakat, antar daerah
dan antar budaya. Dengan demikian menyadarkan kita bahwa adanya bahasa nasional ini kita
dapat berhubungan dan berkomunikasi satu sama lain tanpa merisaukan perbedaan latar belakang
sosial budaya dan bahasa satu sama lain.

Bahasa Indonesia juga merupakan sebuah simbol penyatuan berbagai suku bangsa
dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda di Indonesia. Hal ini
menyadarkan kita akan keberadaan berbagai suku bangsa di Indonesia yang dapat menggapai
keserasian hidup sebagai bangsa Indonesia yang satu tanpa meninggalkan identitas kesukuan
terhadap nilai-nilai sosial budaya dan latar belakang bahasa daerah masing-masing.

Bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana dalam kegiatan manusia, seperti halnya
dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin maju. Perkembangan
kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi membuat bahasa juga ikut terus berkembang. Oleh
karena itu, perlu dilakukannya upaya pengembangan bahasa yang berkelanjutan. Pengembangan
bahasa dilakukan dalam pembakuan bahasa Indonesia.

Pembakuan ini dilakukan dengan memperhatikan asas demokrasi dan keragaman bahasa
Indonesia yang diarahkan untuk menciptakan komunikasi yang lebih luas dan efektif.
Pengembangan bahasa Indonesia juga dilakukan dengan pelestarian bahasa Indonesia.
Pelestarian bahasa Indonesia ditekankan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Indonesia
sebagai alat komunikasi modern yang terbuka dan berfungsi aktif.

C. Penerapan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Penghubung Antardaerah dan


Antarbudaya
Latar belakang sosial budaya dan latar belakang bahasa daerah yang berbeda–beda itu tidak pula
menghambat adanya perhubungan antardaerah dan antarbudaya. Berkat adanya bahasa nasional,
mereka (masyarakat yang berbeda–beda latar belakang etnis, budaya, dan bahasa daerah)
dapat berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat
perbedaan latar belakang itu tidak perlu dikhawatirkan. Setiap orang dapat bepergian dari
pelosok yang satu ke pelosok yang lain di tanah air ini dengan hanya memanfaatkan bahasa
Indonesia sebagai satu–satunya alat komunikasi.
Kenyataan ini dan meningkatnya penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia dalam
fungsinya sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya telah dimungkinkan pula oleh
peningkatan sarana perhubungan darat, laut, dan udara oleh bertambah luasnya penggunaan
sarana komunikasi massa seperti radio, televisi, internet, surat kabar, dan majalah; oleh
peningkatan arus perpindahan penduduk, baik dalam perantauan perseorangan maupun dalam
bentuk transmigrasi yang berencana; oleh peningkatan jumlah perkawinan antarsuku; serta oleh
pemindahan pejabat-pejabat negara, baik sipil maupun militer, dari satu daerah ke daerah lain.
Sejalan dengan fungsinya sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya, bahasa
indonesia telah berhasil pula melaksanakan fungsinya sebagai alat pengungkapan perasaan. Jika
pada awalnya, ada yang merasa bahwa seni sastra dan drama baik yang dituliskan maupun
dilisankan serta dunia perfilman dan sinematografi elektronik (sinetron) telah pula berkembang
sedemikian rupa sehingga nuansa perasaan yang betapa pun halusnya dapat diungkapkan
memakai bahasa indonesia.

Kenyataan ini tentunya menambah tebalnya rasa bangga insan Indonesia akan
kemampuan bahasa nasionalnya.

C. Contoh Bahasa Indonesia Sebagai Alat Pemersatu

Dijaman sekarang ini pernikahan antar suku sudah sering terjadi, pola pikir masyarakat juga
sudah mulai berubah, yang dulunya hanya menerima pasangan yang satu suku dengannya namun
sekarang masyarakat sudah mulai menerima dan membuka diri untuk pasangan dari suku yang
berbeda dengannya. Maka disitulah peran bahasa indonesia sebagai bahasa pemersatu
dibutuhkan, yaitu untuk menyatukan pasangan yang berbeda suku.

Dalam kegiatan kemahasiswaan, mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa tidak
semua mahasiswa berasal dari suku yang sama. Jadi mahasiswa tersebut akan menggunakan
bahasa indonesia dalam acara resmi Hima tersebut. Contoh lainnya dalam kegiatan pentas seni
nasional yang mengundang semua perwakilan suku yang ada di Indonesia, maka ketika
pertemuan maupun menyampaikan susunan acara panitia akan menggunakan bahasa indonesia.
Dan para perwakilan tersebut pun akan menggunakan bahasa indonesia ketika berkomunikasi.
Yang mana hal ini dapat menunjukkan bahwa bahasa indonesia adalah alat pemersatu.

D. Contoh Bahasa Indonesia Sebagai Alat Penghubung

Sebagai alat penghubung antardaerah dan antarbudaya, bahasa indonesia kerap kali digunakan
dalam transaksi jual beli. Contohnya seorang konsumen yang berada dan berasal dari bengkulu
ingin membeli barang dari seller yang berlokasi di Jakarta. Maka untuk menghubungi seller
tersebut, si konsumen akan menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa penghubung mereka.

Seorang penjual roti cane yang berasal dari Aceh berjualan di Bandung, maka ia akan
menggunakan bahasa indonesia kepada pelanggannya. Dan di sinilah terlihat bahasa Indonesia
sebagai bahasa penghubung antardaerah dan antarbudaya.

Dalam organisasi pun juga akan menggunakan bahasa indonesia, contohnya ketika Organisasi
Anti Narkoba melakukan sosialisasi ke sekolah–sekolah dan daerah - daerah maka di sini mereka
akan menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa penghubung mereka.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Bahasa - bahasa yang digunakan di Indonesia dapat dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu bahasa indonesia, bahasa–bahasa daerah dan bahasa– bahasa asing.
Penggunaan ketiga jenis bahasa itu dapat menimbulkan masalah jika kedudukan dan fungsinya
masing–masing tidak dirumuskan secara jelas. Rumusan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia
diperlukan karena perumusan itu memungkinkan penutur bahasa indonesia mengadakan
pembedaan antara kedudukan dan fungsi bahasa indonesia pada satu pihak serta kedudukan dan
fungsi bahasa–bahasa lain (bahasa daerah dan bahasa asing yang digunakan di Indonesia) pada
pihak yang lain. Bahasa indonesia memiliki dua kedudukan, yaitu sebagai bahasa nasional dan
sebagai bahasa negara.

2) Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa indonesia berfungsi sebagai


Lambang kebanggaan nasional, Lambang identitas nasional, Alat pemersatu berbagai
masyarakat yang berbeda–beda latar belakang sosial, budaya dan bahasanya dan Alat
perhubungan antarbudaya dan antardaerah.
3) Perbedaan antara bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa indonesia sebagai
bahasa negara, disikapi lewat fungsinya masing-masing, juga dapat disikapi dari proses
terbentuknya dan dari segi wujudnya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan diantaranya:
Sebagai kaum muda dan pelajar harus terus membekali diri dengan kemampuan-kemampuan
yang bermanfaat, terutama bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kaum Muda dan Pelajar
harus terus bangga menggunakan bahasa Indonesia dan tidak terus mengelu elukan bahasa asing,
karena dengan bangga terhadap bahasa Indonesia berarti kita ikut berperan mengembangkan dan
mempertahankan salah satu jati diri NKRI. Ketiga: Pembaca, harus mampu menjaga,
mengembangkan dan mempertahankan bahasa kebanggaan kita yaitu bahasa Indonesia dengan
jiwa dan raga yang kita miliki.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai