NIM : 043771534
Matkul : Akuntansi Perpajakan
Tugas 3
PERTANYAAN
PT. Bramantya bergerak dalam bisnis perdagangan komputer yang berdomisili di Malang. PT. Bramantya
didirikan pada 1 Januari 2005 dan telah ditetapkan sebagai pengusaha Kena Pajak. Pada tahun yang sama,
PT. Bramantya Berikut ini adalah laporan keuangan komersial PT. Bramantya tahun 2020.
Rp
11,760,000 Rp
7,000,000 Rp
10,000,000
Rp
35,000,000 Rp
500,000,000
Keterangan Tambahan:
Beban Operasional:
Gaji Rp 70,000,000 Rp - Rp - Rp 70,000,000
Tunjangan Transport Karyawan Rp 55,000,000 Rp - Rp - Rp 55,000,000
Beban makan dewan direksi Rp 21,000,000 Rp 21,000,000 Rp - Rp -
Beban pengobatan ditanggung perusahaan Rp 38,000,000 Rp 38,000,000 Rp - Rp -
Beban training karyawan Rp 42,000,000 Rp - Rp - Rp 42,000,000
Beban seragam satpam Rp 7,000,000 Rp - Rp - Rp 7,000,000
Beban sanksi administrasi pajak Rp 17,000,000 Rp 17,000,000 Rp - Rp -
Beban bunga pinjaman Rp 10,000,000 Rp - Rp - Rp 10,000,000
Beban jamuan tamu tanpa daftar nominatif Rp 12,500,000 Rp 12,500,000 Rp - Rp -
Beban listrik dan telepon kantor Rp 19,500,000 Rp - Rp - Rp 19,500,000
PBB dan Bea Materai Rp 5,000,000 Rp - Rp - Rp 5,000,000
Cadangan penghapusan piutang Rp 15,000,000 Rp 15,000,000 Rp - Rp -
Penyusutan aset tetap Rp 58,000,000 Rp 8,000,000 Rp - Rp 50,000,000
Premi asuransi kebakaran pabrik Rp 12,000,000 Rp - Rp - Rp 12,000,000
Sumbangan ke Panti Asuhan Rp 10,000,000 Rp 10,000,000 Rp - Rp -
Rp 392,000,000 Rp 121,500,000 Rp - Rp 270,500,000
Pendapatan Lain-lain
Sewa kendaraan kepada PT. Gemintang (setelah dipotong PPh) Rp 11,760,000 Rp 240,000 Rp - Rp 12,000,000
Keuntungan selisih kurs Rp 7,000,000 Rp - Rp - Rp 7,000,000
Jasa Giro Bank Mandiri (sebelum dipotong PPh) Rp 10,000,000 Rp - Rp 10,000,000 Rp -
Bunga Deposito Rp 35,000,000 Rp - Rp 35,000,000 Rp -
Laba neto penjualan dari Singapura (belum dipotong PPh dari negara sumber 15%) Rp 500,000,000 Rp - Rp - Rp 500,000,000
Rp 563,760,000 Rp 240,000 Rp 45,000,000 Rp 519,000,000
iii. Total Beban Penyusutan 2020 = Beban Penyusutan Bangunan Permanen + Beban Penyusutan Aset Kelompok I
= Rp 25,000,000 Rp 25,000,000
= Rp 50,000,000
iv. Karena yang dilaporkan oleh PT Bramantyo adalah sebesar Rp 58.000.000 sedangkan seharusnya menurut fiskal adalah sebesar Rp 50.000.000, maka
dilakukan koreksi fiskal positif sebesar Rp 8.000.000
8) Sumbangan ke Panti Asuhan
a. Pasal 9 ayat (1) huruf g UU PPh menyatakan, "Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap
tidak boleh dikurangkan: harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b,
kecuali sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai dengan huruf m serta zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau
lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di
Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Pemerintah"
b. Berdasarkan informasi dari soal, sumbangan ini tidak melalui badan amil zakat yang telah disahkan oleh pemerintah dan bersifat wajib bagi pemeluknya
sehingga atas sumbangan ini dilakukan koreksi fiskal positif seluruhnya.
9) Sewa kendaraan kepada PT. Gemintang (setelah dipotong PPh)
a. Pasal 23 ayat (1) huruf c menyatakan, "Atas penghasilan tersebut di bawah ini dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang dibayarkan, disediakan untuk
dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap,
atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib
membayarkan: sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto atas: sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan
penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
b. Pasal 9 ayat (1) huruf h UU PPh menyatakan, "Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap
tidak boleh dikurangkan: Pajak Penghasilan"
c. Berdasarkan informasi dari soal, diketahui bahwa sewa kendaraan sudah dipotong PPh Pasal 23 sehingga yang tertera adalah bersih setelah pajak.
Seharusnya yang tampil di dalam laporan keuangan ini adalah sebelum dipotong pajak, oleh karena itu dilakukan perhitungan gross-up agar nilainya
menjadi Sewa Kendaraan yang sebelum dipotong PPh.
Objek PPh Pasal 23 Setelah Pajak Rp 11,760,000
DPP PPh Pasal 23 = = = Rp 12,000,000
100% - Tarif PPh Pasal 23 100% - 2%
Sehingga atas Sewa Kendaraan kepada PT Gemintang dilakukan koreksi fiskal positif sebesar Rp 240,000
2. PPh Pasal 29 Tahun Pajak 2020
Pasal 31E ayat (1) UU PPh menyatakan:
Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif
sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari
bagian peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).
Perhitungan:
PPh Pasal 29 Tahun 2020
PPh Terutang
Trf Ps 31E x Trf PPh Bdn x Penghasilan Kena Pajak
50% x 22% x Rp 1,323,500,000 Rp 145,585,000
Kredit Pajak
PPh Pasal 24
- PPh Terutang di Singapura = Tarif PPh Singapura x Penghasilan Neto Dari Singapura
= 15% x Rp 500,000,000
= Rp 75,000,000
- Dari perhitungan di atas, diketahui bahwa PPh maksimum yang dapat dikreditkan sebesar Rp
55.000.000, akan tetapi pajak penghasilan yang terutang atau dipotong di Singapura adalah
sebesar Rp 75.000.000. Dengan demikian, jumlah yang dapat dikreditkan adalah Rp 55.000.000.
Jumlah ini dipilih dari jumlah terendah di antara jumlah PPh maksimum yang boleh dikreditkan
dan jumlah PPh yang terutang atau dibayar di Singapura.
- PPh Pasal 24 Rp 55,000,000
PPh Pasal 22 Rp 15,000,000
PPh Pasal 23 Rp 5,700,000
PPh Pasal 25
Masa x Angsuran PPh Psl 25
12 Bulan x Rp 3,000,000 Rp 36,000,000
Rp 111,700,000