Anda di halaman 1dari 4

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

Nama : SUHERMAN, S.Pd.I


Tempat Tugas : SDN 4 Babussalam

A. Judul Modul : KONSEP MODERASI BERAGAMA


B. Kegiatan Belajar : KB 1

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


● Toleransi : Sikap menghargai dan menghormati perbedaan
antar sesama manusia
● Tasamuh : Sikap menghormati orang lain untuk melaksanakan
hak-haknya
● Moderasi : Sikap selalu menghindarkan perilaku atau
pengungkapan yang ekstrem, dan kecendrungan ke arah jalan
tengah
● Wasathiyyah : Ajaran Islam yang mengarahkan ummatnya agar
adil, seimbang dan bermaslahat dan proporsial atau sering
disebut moderat dalam semua dimensi kehidupan
● Tawassuth : Jalan tengah/pertengahan, qudwah, identik
dengan uswah atau teladan
● Urf : sesuatu yang telah dikenal oleh manusia yang telah
menjadi tradisinya, baik berupa ucapan atau perbuatannya dan
Konsep (Beberapa istilah dan
1 atau hal yang meninggalkan sesuatu juga disebut adat
definisi) di KB
● Al-’Adah : Perbuatan atau ucapan serta lainnya yang dilakukan
berulang-ulang sehingga muda h untuk dilakukan karena sudah
menjadi kebiasaan
● Al-La’Unf : Menolak ekstrimisme yang mengajak pada
perusakan dan kekerasa, baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap tatanan sosial
● Al-Muwathanah : Pemehaman dan sikap penerimaan eksistensi
negara bangsa (nation-state) dan akhirnya menciptakan cinta
tanah air (nasionalisme) dimanapun berada
● Ishlah : Mengutamakan prisnsip kreatif inovatif untuk mencapai
keadaan lebih baik yang mengakomodasi perubahan dan
kemajuan zaman dengan berpijak pada kemaslahatan umum
Daftar materi pada KB yang sulit
2 Proses keadilan restoratif (restorative justice)
dipahami

Beberapa waktu yang lalu pemerintah mengadakan dan menentutan


Sertifikasi pendakwah, (pendakwah plat merah) sehingga banyak
ustadz ustadz yang memang tersertifikasi aman saat berdakwah tapi
banyak pula ustadz-ustadz atau ulama yang mereka di golongkan
Daftar materi yang sering
menjadi ulama radikal saat mereka tidak terpilih atau tergolongkan
3 mengalami miskonsepsi dalam
menjadi pendakwah golongan pemerintah. Ini menjadi polemik dan
pembelajaran
miskonsepsi dikalangan masyarakat. Apakah harus seorang
pendakwah yang memang mereka menggaungkan toleransi dan
moderasi agama digolongkan ulama radikal saat mereka tidak
terseritifikasi dan bersebrangan dengan politik pemerintah.
MODERASI BERAGAMA

A. Pengertian Moderasi Beragama

Moderasi pada Kamus Besar Bahasa Indonesia online adalah pengurangan kekerasan, penghindaran
keekstreman63. Moderasi dalam bahasa arab disebut dengan al-Wasathiyyah al-Islamiyyah64. Secara
etimologi, kata wasatiyyah berasal dari bahasa Arab. Kata wasatiyyah tersebut mengandung beberapa
pengertian, yaitu adaalah (keadilan) dan khiyar (pilihan terbaik) dan pertengahan.65 Al-Qaradawi menyebut
beberapa kosa kata yang serupa makna dengannya termasuk kata tawazun, i'tidal, ta'adul dan istiqamah

Wasathiyah berarti sikap Islam yang dipilih, terbaik, adil, rendah hati, moderat, istiqamah, ikuti ajaran Islam,
tidak ekstrim untuk kedua ujung dalam hal-hal yang berkaitan duniawi atau kehidupan setelah kematian,
spiritual atau jasmani tetapi harus seimbang antara keduanya. Oleh karena itu, sikap moderat (wasatiyyah)
merupakan pendekatan yang diakui oleh Islam. Sebuah pendekatan yang komprehensif dan terpadu yang
mampu memecahkan permasalahan umat, terutama dalam hal manajemen konflik untuk memelihara
perdamaian. Sikap moderat dengan jalan tengahnya dapat menjadikan kehadiran Islam di Indonesia sebagai
agama rahmatan lil alamin dan agama yang selamat

B. Nilai-nilai moderasi dalam beragama

Ada 9 nilai dalam moderasi beragama Kesembilan nilai moderasi tersebut adalah tengah-tengah (tawassuth),
tegak-lurus (i’tidal), toleransi (tasamuh), musyawarah (syura), reformasi (ishlah), kepeloporan (qudwah),
kewargaan/cinta tanah air (muwathanah), anti kekerasan (la ’unf) dan ramah budaya (i’tibar al-‘urf) . Berikut 9
nilai moderasi beragama disajikan dalam bentuk diagram:
C. Implementasi Moderasi Beragama Moderasi beragama

Implementasi Moderasi Beragama Moderasi beragama menjadi salah satu program yang diprioritaskan
pemerintah untuk membangun kehidupan beragama yang harmonis dalam bingkai kehidupan berbangsa dan
bernegara (Pokja IMA: 2019, 27). Selain untuk membangun kehidupan bersama yang harmonis melalui cara
pandang, sikap, dan praktik beragama yang moderat, moderasi beragama juga menjadi dasar berpikir dalam
memahami substansi ajaran agama yang mengakomodir nilai-nilai kemanusiaan, kebudayaan, kebangsaan,
kebhinnekaan, dan ketaatan pada konstitusi yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sembilan
nilai Wasathiyah al-Islam yang diuraikan di atas dapat digunakan sebagai bahan penguatan moderasi
beragama, dengan penyesuaian secara luwes untuk jenjang dan lingkungan yang berbeda. Penyesuaian
dapat berupa tata urutan nilai yang penyajiannya didahulukan atau dikemudiankan, sesuai kebutuhan.
Misalnya, untuk anak usia dini, dapat saja nilai yang didahulukan penguatannya adalah toleransi (tasamuh).
Sedangkan untuk remaja, nilai yang didahulukan adalah ramah budaya (i’tiraf al-‘urf)

Implementasi nilai-nilai moderasi di sekolah bisa dilakukan dalam beberapa hal berikut ini:

1. Pengembangan PAI Berbasis Nilai-Nilai Moderasi Beragama Melalui Budaya Sekolah Strategi penguatan
school culture dilakukan dengan mendorong kepala sekolah sebagai decision maker membuat kebijakan
terkait perwujudan dan implementasi nilai moderasi beragama melalui berbagai program kebijakannya

2. Penguatan Nilai Moderasi Beragama melalui Budaya Kelas Program classroom culture mendorong praktik
pembelajaran PAI lebih menyenangkan dan menguatkan nilai-nilai penghargaan terhadap perbedaan,
interaksi yang tanpa diskriminasi dan tanpa bully, dan nilainilai wasathiyah, nasionalisme, dan Pancasila.
Di samping itu, classroom culture mengukuhkan sikap toleran dan anti ekstremisme.

3. Peran Guru PAI dalam Penguatan Moderasi Beragama di Sekolah Peran penting guru PAI dalam
menanamkan nilai-nilai moderasi beragama tidak bisa dipisahkan dari faktor penguasaan materi agama
Islam, keteladanan, sikap, dan perilaku keseharian dalam mengimplementasikan nilai moderasi beragama.
Faktor-faktor tersebut menjadi bagian tak terpisahkan dari kompetensi yang harus dimiliki oleh guru agama
Islam, yaitu profesionalitas dan kepribadian.

4. Integrasi Moderasi Beragama dalam Materi PAI di Sekolah Adapun aspek yang ingin dimunculkan dalam
capaian materi pembelajaran PAI adalah berkaitan dengan kerangka kompetensi dan standar isi yang
diintegrasikan dengan nilai-nilai moderasi beragama. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan yang diperoleh seseorang untuk dapat melakukan sesuatu dengan baik termasuk
perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik. Sementara standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup
materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat
satuan pendidikan, dan kalender akademik/pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai