Anda di halaman 1dari 30

Full Absorption Costing and

Variable Costing

Praktisi :
Edwin Ronald, S.E., M.M.
08119502401
Edwin Ronald Hutauruk,
SE.,MM
Manajer Keuangan Akuntansi – Perum
Produksi Film Negara

edwinhutaurukpfn@gmail.com -
+628119502401

linkedin.com/in/edwin-hutauruk
Praktisi Mengajar Universitas 17
Agustus 1945 Samarinda

Materi
•Full Absorption Costing and
Variable Costing

Waktu
• Rabu, 20 Sept 2023
• 11.20-12.50 WITA

Offline / Online
Online
Zoom Meeting
Bahan Kajian
1. Definisi Metode Full
Absorption Costing dan
Variabel Costing.

2. Perbedaan antara Metode


Full Absorption Costing dan
Variabel Costing.

3. Kelemahan dan kelebihan


dari kedua metode diatas

4. Manfaat dan bentuk laporan


segmen
BIAYA VARIABEL
Biaya variabel adalah biaya yang
bila dikaitkan dengan volume
secara per unit akan selalu tetap
meskipun volume produksi
berubah-ubah,akan tetapi secara
total biaya tersebut jumlahnya
akan berubah sesuai dengan
proporsi perubahan aktivitas.
BIAYA VARIABEL
Contoh :
•Perlengkapan.
•Bahan bakar.
•Peralatan kecil.
•Kerusakan bahan.
•Sisa dan beban reklamasi.
•Royalty.
•Biaya komunikasi.
•Upah lembur.
•Biaya pengangkutan dalam pabrik.
Biaya dalam
Hubungan dengan Produk
Biaya dalam hubungan dengan produk dapat
dikelompokkan menjadi biaya Produksi dan biaya Non
Produksi.

Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam


proses produksi terdiri dari bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Biaya produksi ini disebut juga dengan biaya produk


yaitu biaya-biaya yang dapat dihubungkan dengan
suatu produk, dimana biaya ini merupakan bagian dari
persediaan.
7
1. Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya bahan baku langsung adalah bahan baku yang
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
produk selesai dan dapat ditelusuri kepada produk
selesai.
Contoh :
• Kayu dalam pembuatan mebel.
• Kain dalam pembuatan pakaian.
• Karet dalam pembuatan ban.
• Minyak mentah dalam pembuatan bensin.
• Kulit dalam pembuatan sepatu.
• Tepung dalam pembuatan kue.

8
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang


digunakan dalam merubah atau mengkonversi bahan
baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri
secara langsung kepada produk selesai.
Contoh :
• Upah koki kue.
• Upah tukang serut dan potong kayu dalam pembuatan mebel.
• Tukang jahit, bordir dalam pembuatan pakaian.
• Tukang linting rokok dalam pabrik rokok.
• Operator mesin jika menggunakan mesin.

9
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya selain bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung tetapi membantu
dalam merubah bahan menjadi produk selesai. Biaya
ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada
produk selesai.

Biaya overhead dapat dikelompokkan menjadi :


a. Bahan tidak langsung (bahan pembantu atau penolong).
b. Tenaga kerja tidak langsung.
c. Biaya tidak langsung lainnya.

10
a. Bahan Tidak Langsung
Bahan tidak langsung adalah bahan yang digunakan dalam
penyelesaian produk tetapi pemakaiannya relatif lebih kecil dan
biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk
selesai.

Contoh :
• Amplas.
• Pola kertas.
• Oli dan minyak pelumas.
• Paku, sekrup, dan mur.
• Staples.
• Asesoris pakaian.
• Vanili, garam, pelembut, pewarna, pewangi pada kue.

11
b. Tenaga Kerja Tidak Langsung

Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang membantu


dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri
kepada produk selesai.

Contoh :
• Gaji satpam pabrik.
• Gaji pengawas pabrik.
• Pekerja bagian pemeliharaan.
• Penyimpanan dokumen pabrik.
• Gaji operator telepon pabrik.
• Pegawai pabrik.
• Pegawai bagian gudang pabrik.
• Gaji resepsionis pabrik.
• Pegawai yang menangani barang.
12
b. Biaya Tidak Langsung Lainnya

Biaya tidak langsung lainnya adalah biaya selain bahan tidak


langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam
pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada
produk selesai.
Contoh :
• Pajak bumi dan bangunan pabrik.
• Listrik pabrik.
• Air dan telepon pabrik.
• Sewa pabrik.
• Asuransi pabrik.
• Penyusutan pabrik.
• Peralatan pabrik.
• Pemeliharaan mesin dan pabrik.
• Gaji akuntan pabrik.
• Reparasi mesin dan peralatan pabrik.
13
BIAYA TETAP

Biaya Tetap adalah biaya


yang secara total tidak
berubah jumlahnya
meskipun jumlah produksi
berubah.
BIAYA TETAP
Contoh :
•Gaji eksekutif produksi.
•Penyusutan jika menggunakan metode garis lurus.
•Pajak properti.
•Amortisasi paten.
•Gaji supervisor.
•Asuransi properti dan kewajiban.
•Gaji satpam dan pegawai kebersihan.
•Pemeliharaan dan perbaikan gedung dan
bangunan.
•Sewa.
Biaya dalam
Hubungan dengan Produk
Biaya non produksi adalah biaya yang tidak
berhubungan dengan proses produksi. Biaya non
produksi ini disebut dengan biaya komersial atau biaya
operasi. Biaya komersial atau oprasi ini juga
digolongkan sebagai biaya periode yaitu biaya-biaya
yang dapat dihubungkan dengan interval waktu.

Biaya ini terdiri dari beban pemasaran, beban


administrasi, dan beban keuangan.

16
1. Beban Pemasaran
Beban pemasaran atau biaya penjualan adalah biaya yang
dikeluarkan apabila produk selesai dan siap dipasarkan ke
konsumen.

Contoh :
• Beban iklan.
• Promosi.
• Komisi penjualan.
• Pengiriman barang.
• Sampel barang gratis.
• Biaya alat tulis.
• Gaji bagian penjualan.
• Telepon
• Biaya penjualan
17
2. Beban Administrasi
Beban administrasi adalah biaya yang dikeluarkan
dalam hubungan dengan kegiatan penentu kebijakan,
pengarahan, pengawasan, kegiatan perusahaan
secara keseluruhan agar dapat berjalan dengan efektif
dan efisien.

Contoh :
• Gaji administrasi kantor.
• Sewa kantor.
• Penyusutan kantor.
• Biaya piutang tak tertagih.
• Biaya urusan kantor.
18
2. Beban Keuangan

Beban keuangan adalah biaya yang


muncul dalam melaksanakan fungsi-
fungsi keuangan.

Contoh :
• Beban bunga.

19
Metode Full costing dan Variabel Costing
Metode full costing maupun variabel costing merupakan
metode penentuan harga pokok produksi

Full costing= absorption=conventional costing


Variabel costing = direct costing
Definisi Metode Full Absorption
Costing dan Variabel Costing

Pengertian full costing


Full costing merupakan suatu metode akuntansi yang
bertujuan untuk menunjukan harga pokok produk
yang membebankan seluruh biaya produksi seperti
biaya tetap, biaya langsung, biaya variable, biaya
tidak langsung, investasi, dan biaya lainnya yang
digunakan untuk keperluan proses produksi sebagai
alat untuk menghitung harga pokok produksi bisnis.
Definisi Metode Full Absorption
Costing dan Variabel Costing
Pengertian variable costing
Variable costing merupakan suatu metode akuntansi
yang bertujuan untuk menghitung jumlah biaya total
yang diperlukan untuk melakukan proses produksi
suatu produk seperti penghitungan biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
Dengan begitu, jumlah total biaya bisa bergantung
dengan volume produksi atau jenis kegiatan produksi
itu sendiri.
Perbedaan Full Absorption Costing
dan Variabel Costing
A. Perhitungan harga pokok
Perbedaan dari proses perhitungannya terletak dengan
pemakaian beban overhead. Beban overhead sendiri berarti
biaya yang tidak termasuk biaya bahan baku atau biaya
tenaga kerja.
Full costing menggunakan beban overhead tetap yang
berarti jumlah biayanya tidak akan berubah walaupun terjadi
perubahan volume produksi, sedangkan variable costing
menggunakan beban overhead variable yang jumlah
biayanya akan sebanding dengan volume produksinya.
Perbedaan Full Absorption Costing
dan Variabel Costing
B. Pelaporan keuangan

Perbedaan pada perlakuan biaya overhead pabrik yang bersifat tetap.


Pada metode Full Costing biaya tetap belum diakui sebagai biaya sampai
saat produk atau jasa terjual, karena biaya overhead pabrik tetap masih
melekat pada persediaan barang produk atau jasa yang belum terjual.

Pada metode Variable Costing biaya overhead pabrik tetap langsung diakui
sebagai biaya pada saat terjadinya biaya.
Metode Variable Costing memperlakukan biaya overhead pabrik sebagai
biaya periodik, sehingga langsung diakui sebagai biaya pada saat terjadinya.
Sehingga pengertian biaya perodik pada metode Full Costing, adalah semua
biaya yang tidak berkaitan dengan kegiatan produksi, sedangkan pada
metode Variable Costing, biaya periodik adalah biaya yang bersifat tetap.
Perbedaan Full Absorption Costing
dan Variabel Costing

C. Biaya per periode


Pada metode Full Costing, biaya dikelompokkan
berdasarkan fungsi pokok yang ada dalam perusahaan yaitu
fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi
dan umum. Sedangkan pada metode Variable Costing,
biaya digolongkan berdasarkan perilakunya terhadap
volume kegiatan perusahaan.
Kelemahan dan Kelebihan Full
Absorption Costing
Kelebihan Full costing :
•Menampilkan dua jenis biaya overhead yakni tetap dan variable.
•Full costing dapat menunda pembebanan biaya overhead jika produk
masih belum terjual.
•Pembebanan biaya overhead yang belum terjual bisa diahlikan
sebagai cara untuk mengurangi atau menambahkan harga pokok.

Kekurangan full costing:


•Harga jual full costing akan lebih tinggi dibandingkan variable
costing karena full costing menganggap bahwa konsumen bersedia
membayar berapapun harganya untuk mendapatkan produk.
Kelemahan dan Kelebihan
Variable Costing
Kelebihan Variable costing :
•Cocok jika anda ingin melakukan pendapatan laba jangka pendek.
•Dapat digunakan untuk pengendalian biaya karena variable bisa membagi biaya
menjadi dua kategori, yakni discretionary fixed cost dan commited fixed cost.
•Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan pesanan
khusus yang membutuhkan sedikit orderan.

Kekurangan Varaible costing:


•Walaupun bisa membagi biaya, tetapi untuk melakukannya terbilang sulit.
•Variable costing sering dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi sehingga
bisa menyebabkan turun naiknya laba jika terjadi perubahan dalam penjualan.
•Variable costing tidak akan cocok jika diaplikasikan di perusahaan musiman.
•Biaya overheadnya tidak bisa dimasukkan sehingga nilai persediaan akan menjadi
lebih rendah bersamaan dengan modal kerjanya
Manfaat metode Full Costing dan
Variable Costing

Manfaat yang diperoleh perusahaan apabila menggunakan metode full costing salah
satunya pengambilan keputusan jangka Panjang.

Manfaat yang diperoleh perusahaan apabila menggunakan metode variable costing


adalah untuk memperoleh keputusan jangka pendek seperti pengambilan keputusan
pesanan khusus, contoh : menerima pesanan khusus dengan HPP lebih rendah untuk
meningkatkan laba
Contoh Laporan Full Costing dan
Variable Costing

Variable Costing
Full Costing
Terima Kasih

HP/email : 08119502401 /
edwin_hutauruk@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai