html
Klasifikasi biaya:
1. Elemen produk (harga pokok produk):
a. Bahan baku (direct materials)
Bahan (materials) dibedakan menjadi bahan baku dan bahan penolong (indirect materials). Bahan
baku adalah semua bahan yang dapat diidentifikasikan dengan produk jadi, yang dapat ditelusur ke
produk jadi, dan yang merupakan bagian terbesar dari biaya produksi. Bahan penolong adalah semua
bahan yang bukan termasuk bahan baku.
b. Tenaga kerja langsung (direct labor)
Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi tenaga kerja langsung (direct labor) dan tenaga kerja tidak
langsung (indirect labor). Tenaga kerja langsung adalah semua tenaga kerja yang melaksanakan
proses produksi yang dapat ditelusur ke produk jadi dan merupakan bagian terbesar dari biaya tenaga
kerja. Tenaga kerja tidak langsung adalah semua tenaga kerja yang tidak dapat dipertimbangkan
sebagai biaya tenaga kerja langsung.
c. Overhead pabrik (factory overhead)
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik terdiri atas biaya bahan penolong, biaya tenaga
kerja tidak langsung, dan biaya produksi tidak langsung lainnya.
Contoh 1
Berikut ini adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan meja kayu:
Biaya bahan:
Oak lumber Rp1.500.000,00
Pine lumber 1.100.000,00
Glue 8.000,00
Screws 10.000,00
Biaya tenaga kerja:
Wood cutters Rp1.800.000,00
Table assemblers 1.900.000,00
Sanders 1.700.000,00
Supervisor 200.000,00
Janitor 100.000,00
Lain-lain:
Factory rent Rp 700.000,00
Factory utilities 200.000,00
Office rent 160.000,00
Office salaries 800.000,00
Depreciation of factory equipment 210.000,00
Depreciation of office equipment 80.000,00
Pertanyaan:
1. Hitunglah jumlah biaya bahan baku.
2. Hitunglah jumlah biaya tenaga kerja langsung.
3. Hitunglah jumlah biaya overhead pabrik.
4. Hitunglah jumlah harga pokok meja kayu.
5. Sebutkan biaya-biaya yang tidak termasuk biaya produksi.
Contoh 2
Atas dasar Contoh 1 di atas:
1. Hitunglah total biaya utama (prime costs).
2. Hitunglah total biaya konversi (conversion costs).
4. Kemudahan ditelusur:
a. Biaya langsung (direct costs)
Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusur kepada item atau area tertentu. Biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung adalah contoh biaya langsung produksi.
b. Biaya tidak langsung (indirect costs)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat ditelusur kepada item atau area tertentu. Contoh
biaya tidak langsung produksi adalah biaya overhead pabrik.
5. Departemen terjadi:
a. Departemen produksi (production departement)
Departemen produksi adalah departemen yang secara langsung menangani proses produksi. Biaya
yang terjadi di departemen produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik
b. Departemen jasa (service departement)
Departemen jasa adalah departemen yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses
produksi. Contoh departemen jasa adalah Departemen Pemeliharaan. Biaya yang terjadi di
departemen jasa diakui sebagai biaya overhead pabrik.
6. Fungsi perusahaan:
a. Biaya produksi
Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan langsung dengan produksi produk tertentu. Biaya
produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
b. Biaya administrasi
Biaya administrasi adalah biaya yang terjadi dalam rangka pengarahan, pengendalian, dan
pengoperasian perusahaan.
c. Biaya pemasaran
Biaya pemasaran adalah biaya yang terjadi dalam rangka promosi suatu produk.
d. Biaya keuangan
Biaya keuangan adalah biaya yang berhubungan dengan perolehan dana untuk operasi perusahaan,
misalnya biaya bunga.
SUBPOKOK BAHASAN:
1.1. Sistem pengumpulan biaya.
1.2. Laporan keuangan eksternal dan internal.
MATERI KULIAH:
1.1. Sistem Pengumpulan Biaya
Sistem pengumpulan biaya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sistem pengumpulan biaya periodik
dan sistem pengumpulan biaya perpetual. Sistem pengumpulan biaya periodik digunakan pada
perusahaan-perusahaan kecil. Dalam sistem pengumpulan biaya periodik informasi tentang
persediaan bahan, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi diperoleh melalui
perhitungan phisik persediaan. Sistem pengumpulan biaya perpetual digunakan pada perusahaan-
perusahaan menengah dan besar. Dalam sistem pengumpulan biaya perpetual informasi tentang
persediaan bahan, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi tersedia secara
berkesinambungan tanpa melalui perhitungan phisik persediaan.
Sistem pengumpulan biaya perpetual dapat dibedakan menjadi: (1) sistem harga pokok pesanan dan
(2) sistem harga pokok proses. Sistem harga pokok pesanan adalah sistem pengumpulan biaya yang
diterapkan pada perusahaan yang memproses produknya atas dasar spesifikasi yang diminta pemesan
sehingga produk yang dihasilkan bersifat heterogen, misalnya perusahaan percetakan dan
perusahaan perkapalan. Dalam sistem harga pokok pesanan, biaya produksi dikumpulkan menurut
pesanan (job) tertentu. Harga pokok produk dihitung untuk setiap pesanan. Harga pokok pesanan
dikumpulkan dalam kartu harga pokok (job cost sheet) dan dihitung pada saat selesai diproses.
Sistem harga pokok proses adalah sistem pengumpulan biaya yang diterapkan pada perusahaan yang
memproses produknya secara masal atau berkesinambungan, misalnya perusahaan pengilangan
minyak atau pabrik baja sehingga produk yang dihasilkan bersifat homogen. Dalam sistem harga
pokok proses, biaya produksi dikumpulkan menurut departemen produksi tertentu dengan
menggunakan buku pembantu biaya. Buku pembantu biaya dibuat untuk setiap jenis biaya pada
setiap pusat biaya. Atas dasar rekapitulasi biaya pada buku pembantu biaya, harga pokok produk
dihitung untuk setiap unit produk yang dihasilkan pada departemen produksi tertentu. Harga pokok
produk dihitung pada setiap akhir periode.
Harga pokok produk dapat ditentukan atas dasar (1) harga pokok yang sesungguhnya atau (2) harga
pokok standar. Dalam sistem harga pokok pesanan maupun sistem harga pokok proses, harga pokok
produk dapat ditentukan atas dasar harga pokok yang sesungguhnya atau harga pokok standar.
Contoh
Berikut ini adalah data "PT King" pada tanggal 31 Desember 1999:
Persediaan barang dalam proses 1 Januari 1999 Rp 250.000,00
Persediaan barang dalam proses 31 Desember 1999 100.000,00
Biaya bahan baku 950.000,00
Biaya tenaga kerja langsung 1.100.000,00
Biaya overhead pabrik 700.000,00
Persediaan barang jadi 1 Januari 1999 150.000,00
Persediaan barang jadi 31 Desember 1999 450.000,00
Penjualan 3.500.000,00
Biaya administrasi dan pemasaran 750.000,00
Pertanyaan:
1. Hitunglah harga pokok barang jadi selama tahun 1999 (cots of goods manufactured) dengan format
sebagai berikut.
Persed barang dalam proses awal Rpxxx
Biaya produksi:
Biaya bahan baku(Pemakaian) Rpxxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik xxx xxx
Barang yang diproses selama tahun 1999 Rpxxx
Persed barang dalam proses akhir xxx
Harga pokok barang jadi/HP Produksi Rpxxx
2. Hitunglah harga pokok barang yang dijual selama tahun 1999.
3. Buatlah laporan rugi laba untuk tahun yang berakhir 31 Desember 1999.
Latihan
Berikut ini adalah data yang tersedia pada PT Silverman pada tanggal 31 Desember 1999:
1. Bahan baku (tidak ada bahan penolong):
Persediaan 1 Januari 1999 Rp 90.000,00
Persediaan 31 Desember 1999 120.000,00
2. Tenaga kerja:
Biaya tenaga kerja langsung 190.000,00
Biaya tenaga kerja tak langsung 170.000,00
3. Barang dalam proses:
Persediaan 1 Januari 1999 50.000,00
Persediaan 31 Desember 1999 70.000,00
4. Barang jadi:
Persediaan 1 Januari 1999 250.000,00
Persediaan 31 Desember 1999 160.000,00
5. Informasi tambahan:
Biaya listrik pabrik 250.000,00
Pembelian bahan baku tahun 1999 400.000,00
Penjualan 1.250.000,00
Biaya administrasi dan umum 50.000,00
Biaya pemasaran 60.000,00
Pertanyaan:
1. Buatlah laporan laba/rugi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 1999 dengan format:
PENJUALAN Rp XXXXX
Biaya bahan baku:
Persediaan awal Rpxxx
Pembelian xxx
Bahan baku tersedia dipakai Rpxxx
Persediaan akhir xxx
Biaya bahan baku (dipakai) Rpxxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik:
Biaya tenaga kerja tak langsung Rpxxx
Biaya listrik pabrik xxx xxx
Total biaya produksi Rpxxx
Persediaan barang dalam proses awal xxx
Barang yang diproses pada tahun 1999 Rpxxx
Persediaan barang dalam proses akhir xxx
Harga pokok produk jadi/produksi Rpxxx
Persediaan Awal Barang Jadi xxx
Barang Jadi Tersedia Dijual Rpxxx
Persediaan Akhir Barang Jadi xxx
Harga Pokok Penjualan XXX
LABA KOTOR XXX
Biaya Adm & Um Rp XXX
Biaya Pemasaran XXX
XXX
LABA BERSIH OPERASI XXX
====
SUBPOKOK BAHASAN:
1.1. Biaya bahan baku.
1.2. Akuntansi bahan baku.
1.3. Prosedur pengendalian bahan baku.
1.4. Biaya tenaga kerja.
1.5. Akuntansi biaya tenaga kerja.
1.6. Masalah khusus yang berhubungan dengan biaya tenaga kerja.
MATERI KULIAH:
Contoh
PT Sejahtera membeli secara kredit 100 unit bahan baku seharga Rp5.000,00 per unit dan 20 unit
bahan penolong seharga Rp1.000,00 per unit. Dari bahan yang dibeli tersebut, bahan baku yang
dipakai adalah 30 unit dan bahan penolong yang dipakai adalah 10 unit. Metode pencatatan
persediaan yang digunakan adalah metode perpetual.
Pertanyaan:
1. Buatlah jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku dan bahan penolong tersebut.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku dan bahan penolong.
Contoh
Berikut ini adalah informasi tentang pemakaian bahan baku selama tahun 1999 dan harga pokok
bahan baku per unit.
Jenis Bahan Baku Pemakaian Bahan per Tahun Harga Pokok per Unit
1
2
3
4
5
6
7
8
9 800 unit
1.600 unit
2.600 unit
4.500 unit
4.500 unit
5.000 unit
5.000 unit
12.000 unit
14.000 unit Rp20.000,00
7.500,00
10.000,00
1.000,00
2.000,00
50,00
1.050,00
50,00
100,00
Pertanyaan:
Buatlah pengelompokkan bahan baku menurut metode ABC.
Nama karyawan:
No. Induk:
Minggu yang berakhir: Bagus Santoso
101115
8 Juli 2000
Minggu
2/7/2000 Senin
3/7/2000 Selasa
4/7/2000 Rabu
5/7/2000 Kamis
6/7/2000 Jum'at
7/7/2000 Sabtu
8/7/2000
- 08.00 08.00 08.00 08.00 08.00 -
- 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 -
- 16.00 16.00 16.00 16.00 16.00 -
Jumlah jam kerja normal:
Lembur:
Total jam kerja 35 jam
0 jam
35 jam Istirahat: jam 12.00 - 13.00
Produk No.:
Tanggal:
Mulai:
Istirahat:
Berakhir:
Total: 100
8/7/2000
08.00
1 jam
16.00
7 jam Departemen:
Karyawan:
Tarif upah:
Rp14.000,00
Biaya tenaga kerja (upah) untuk setiap karyawan dihitung atas dasar "kartu jam hadir", sedang biaya
tenaga kerja secara total dihitung dengan menjumlah biaya tenaga kerja per karyawan. Selanjutnya
total biaya tenaga kerja ini harus dialokasikan/dibebankan kepada pesanan tertentu, departemen
tertentu atau produk tertentu yang menikmati biaya tersebut. Pembebanan ini didasarkan atas
jumlah jam kerja yang terdapat dalam "kartu jam kerja".
Contoh
PT Makmur membayar gaji dan upah karyawannya setiap tanggal 25 per bulannya. Gaji dan upah yang
dibayar tanggal 25 Juli 2000 adalah:
Biaya tenaga kerja langsung (produksi) Rp10.000.000,00
Biaya tenaga kerja tidak langsung (produksi) 2.000.000,00
Biaya tenaga kerja Bagian Administrasi 5.000.000,00
Biaya tenaga kerja Bagian Pemasaran 3.000.000,00
Total gaji dan upah Rp20.000.000,00
Potongan-potongan:
Pajak penghasilan karyawan (1.500.000,00)
Iuran pensiun (400.000,00)
Iuran koperasi (100.000,00)
Gaji dan upah yang dibayar Rp18.000.000,00
Iuran pensiun dan iuran koperasi diserahkan oleh perusahaan setiap akhir bulan, sedang PPh
karyawan disetor ke kas negara melalui bank persepsi setiap tanggal 10 bulan berikutnya.
Pertanyaan:
1. Buatlah jurnal untuk mencatat pembayaran gaji dan upah pada tanggal 25 Juli 2000.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat penyerahan iuran pensiun dan iuran koperasi pada tanggal 31 Juli
2000.
3. Buatlah jurnal untuk mencatat setoran PPh karyawan pada tanggal 10 Agustus 2000.
Pajak penghasilan karyawan adalah pajak yang dikenakan terhadap karyawan atas penghasilan yang
diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.
Contoh
Berikut ini adalah upah yang diterima oleh dua karyawan UD Aneka pada bulan Juli 2000:
Nama Hari Kerja Tarif Upah/Hari Status
Riyanto 24 Rp25.000,00 Kawin, tanpa anak
Novianto 25 Rp20.000,00 Kawin, 2 anak
Upah tersebut dibayar setiap akhir bulan, sedang PPh karyawan disetor ke kas negara setiap tanggal
10 bulan berikutnya.
Pertanyaan:
1. Hitunglah PPh kedua karyawan tersebut untuk bulan Juli 2000.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat pembayaran gaji dan upah pada tanggal 31 Juli 2000.
3. Buatlah jurnal untuk mencatat setoran PPh karyawan pada tanggal 10 Agustus 2000.
b. Novianto:
Upah Juli 2000 = 25 x Rp20.0000,00 = Rp500.000,00
Upah setahun = 12 x Rp500.000,00 = Rp6.000.000,00
PTKP setahun:
Untuk wajib pajak = Rp2.880.000,00
Untuk wajib pajak kawin = 1.440.000,00
Tambahan 2 anak = 2.880.000,00
7.200.000,00
Penghasilan kena pajak Rp0,00
PPh setahun = nihil
PPh sebulan = nihil
PBDP 1.100.000
Utang PPh Karyawan Rp24.000
Kas 1.076.000
b. Novianto:
Upah Juli 2008 = 25 x Rp20.0000,00 = Rp500.000,00
Upah setahun = 12 x Rp500.000,00 = Rp6.000.000,00
PTKP setahun:
Untuk wajib pajak = Rp13.200.000,00
Untuk wajib pajak kawin = 1.200.000,00
Tambahan 2 anak = 2.400.000,00
16.800.000,00
Penghasilan kena pajak Rp0,00
PPh setahun = nihil
PPh sebulan = nihil
Shift Premium
Shift premium adalah perbedaan tarif upah yang disebabkan karena perbedaan shift kerja. Shift
premium ini diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik.
Contoh
PT Sentosa berproduksi dalam tiga shift setiap harinya, yaitu shift pertama: jam 07.00 s.d. 15.00, shift
kedua: jam 15.00 s.d. 23.00, dan shift ketiga: jam 23.00 s.d. 07.00. Tarif upah untuk shift pertama
adalah Rp1.500,00, shift kedua Rp2.000,00, dan shift ketiga Rp2.500,00. Dalam bulan Juli 2000, total
jam kerja untuk setiap shift adalah: shift pertama 50 jam, shift kedua 40 jam, dan shift ketiga 40 jam.
Pertanyaan:
1. Hitunglah total biaya tenaga kerja normal.
2. Hitunglah shift premium.
3. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja tersebut pada akhir Juli 2000
(asumsinya gaji dan upah dibayar tanggal 1 bulan berikutnya).
Overtime Premium
Overtime premium (lembur) adalah selisih jam kerja di atas jam kerja normal dikalikan dengan selisih
tarif upah. Tarif lembur ditetapkan lebih tinggi dari pada tarif upah normal, biasanya tarif upah
lembur 1,5 kali tarif upah normal. Perlakuan akuntansi terhadap overtime premium dipengaruhi oleh
penyebab terjadi lembur. Ada tiga perlakuan akuntansi terhadap overtime premium: (1) overtime
premium diakui sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung (biaya overhead pabrik), (2) overtime
premium diakui sebagai biaya tenaga kerja langsung (persediaan barang dalam proses), dan (3)
overtime premium diakui sebagai elemen rugi-laba (rugi kelebihan jam kerja).
Overtime premium (lembur) diakui sebagai biaya overhead pabrik jika terjadinya lembur sudah
direncanakan sebelumnya. Overtime premium diakui sebagai persediaan barang dalam proses jika
terjadinya lembur karena kebutuhan tambahan waktu untuk segera menyelesaikan pesanan atau
produk tertentu sesuai permintaan. Overtime premium diakui sebagai rugi kelebihan jam kerja jika
terjadinya karena kesalahan karyawan atau kemampuan karyawan yang rendah.
Contoh
Dalam bulan Juli 2000, jam kerja karyawan adalah 180 jam. Dari 180 jam kerja tersebut, 144 jam
adalah jam kerja normal. Tarif jam kerja normal adalah Rp6.000,00, sedang tarif jam lembur adalah
Rp9.000,00. Upah bulan Juli 2000 akan dibayar pada awal Agustus 2000.
Pertanyaan:
1. Hitunglah biaya tenaga kerja normal dan overtime premium selama bulan Juli 2000.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja pada akhir Juli 2000 jika overtime
premium diakui sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung.
3. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja pada akhir Juli 2000 jika overtime
premium diakui sebagai biaya tenaga kerja langsung.
4. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja pada akhir Juli 2000 jika overtime
premium diakui sebagai elemen rugi-laba.
Idle Time
Idle time adalah biaya tenaga kerja yang tetap dibayar walaupun karyawan tidak mengerjakan proses
produksi. Penyebab idle time dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) sifat proses produksi
menyebabkan karyawan tertentu harus menunggu terlebih dahulu pada saat tertentu (2) karyawan
mengganggur akibat kesalahan yang dilakukannya. Idle time yang diakibatkan sebab pertama
diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik, sedang yang diakibatkan sebab kedua diperlakukan
sebagai rugi idle time.
Contoh
Dalam bulan Juli 2000, Hartono bekerja selama 160 jam. Dari 160 jam kerja tersebut, 16 jam adalah
idle time. Tarif upah per jam Rp8.000,00. Upah bulan Juli 2000 akan dibayar pada awal Agustus 2000.
Pertanyaan:
1. Hitunglah biaya tenaga kerja normal dan idle time untuk Hartono.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan upah Hartono pada akhir Juli 2000 jika idle time diakui
sebagai biaya overhead pabrik.
3. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan upah Hartono pada akhir Juli 2000 jika idle time diakui
sebagai rugi idle time.
Upah langsung biasanya dibayar atas dasar unit yang diproduksi atau jam kerja yang dilakukan
dikalikan dengan tarif upahnya. Untuk meningkatkan produktifitas karyawan, banyak perusahaan
yang menetapkan upah dengan sistem insentif. Sistem upah ini akan menguntungkan baik bagi
karyawan lama maupun karyawan baru. Karyawan lama dengan tingkat kemahiran (skill) yang sudah
tinggi mempunyai produktifitas di atas normal sehingga selain mendapat upah normal juga akan
mendapat insentif. Karyawan baru karena belum mempunyai keahlian produktifitasnya di bawah
normal tetapi karyawan tersebut tetap mendapat upah normal. Sistem insentif semacam ini disebut
the Gant Task System yang contoh perhitungannya dapat dilihat dalam Contoh 1. Kekurangan
produktifitas karyawan baru diakui sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya.
Selain the Gant Task System tersebut di atas, sistem insentif dapat menggunakan Bonus Plan and the
Taylor Differential Piece-Rate System. Dalam sistem ini, karyawan yang telah memenuhi atau
melampaui standar tertentu akan mendapat bonus. Standar tersebut bisa berupa masa kerja atau
unit produk. Bonus yang diterima karyawan akan diakui sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya.
Bonus ini umumnya akan diterima karyawan pada akhir tahun. Perhitungan bonus dengan sistem ini
dapat dilihat contohnya dalam Contoh 2.
Selain sistem tersebut di atas, peningkatan produktifitas karyawan dapat dilakukan dengan
memberikan uang cuti. Uang cuti yang diterima karyawan didasarkan atas standar yang ditetapkan,
misal masa kerja. Uang cuti ini diambil pada saat karyawan mengambil cuti tahunan. Uang cuti akan
diakui sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya. Perhitungan uang cuti ini dapat dilihat contohnya
dalam Contoh 3.
Contoh 1
PT Tinomas pada tahun 2000 menetapkan upah dengan sistem insentif. Karyawan langsung pabrik
dibayar dengan tarif upah Rp3.000,00 per unit dengan upah minimum Rp800.000,00 per bulan.
Berikut ini adalah data unit produk yang dihasilkan oleh setiap karyawan yang semuanya bekerja
penuh dalam bulan Juli 2000.
Nama Unit Produk
Andi Hermanto
Bagyo Purwanto
Edi Santoso
Feri Setiawan
Gani Handoko
Handi Nugroho 240 unit
275 unit
250 unit
285 unit
270 unit
265 unit
Pertanyaan:
1. Hitunglah upah setiap karyawan atas dasar produktifitasnya, upah yang diterima setiap karyawan,
dan selisih kurang upah karyawan.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja bulan Juli 2000 tersebut jika upah dibayar setiap
tanggal 1 bulan berikutnya.
Contoh 2
PT Candi Indah setiap akhir tahun memberi penghargaan berupa bonus sebesar dua bulan upah
kepada karyawan yang telah bekerja lebih dari satu tahun. Berikut ini adalah data masa kerja dan
upah per bulan karyawan PT Candi Indah pada bulan Juli 2000.
Nama Masa Kerja Upah Bulanan
Agung Susetyo
Bagus Indrawan
Candra Darusman
Dedi Hartawan
Endro Gunawan
Hary Ramelan 3 tahun
10 tahun
½ tahun
4 tahun
5 tahun
6 tahun Rp420.000,00
570.000,00
396.000,00
360.000,00
468.000,00
510.000,00
Pertanyaan:
1. Hitunglah bonus yang terutang untuk setiap karyawan per bulan.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja pada tanggal 31 Juli 2000.
Contoh 3
PT Harapan mempunyai kebijakan untuk memberikan uang cuti tahunan jika telah bekerja selama 1
tahun. Pemberian uang cuti diatur dengan ketentuan sebagai berikut.
Masa kerja 1 .s.d. 5,99 tahun mendapat uang cuti 1 minggu upah.
Masa kerja 6 .s.d. 10 tahun mendapat uang cuti 2 minggu upah.
Masa kerja lebih dari 10 tahun mendapat uang cuti 3 minggu upah.
Berikut ini adalah data tentang masa kerja dan upah bulanan pada Juli 2000.
Nama Masa Kerja Upah Mingguan
Abu Asmoko
Cecep Lesmana
Lambang Ashari
Landu Ismanto
Nanang Hadi
Sardi Haryanto
Tatang Yunus
Bondan Himawan
Toro Hermawan
Tino Sunarto 6 tahun
1½ tahun
7 tahun
5¾ tahun
12 tahun
8 tahun
½ tahun
1 tahun
9 tahun
15 tahun Rp210.000,00
180.000,00
300.000,00
270.000,00
392.000,00
288.000,00
150.000,00
150.000,00
300.000,00
440.000,00
Pertanyaan:
1. Hitunglah uang cuti yang terutang untuk setiap karyawan per minggu.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja pada setiap minggu.
Hal utama yang perlu diantisipasi serta direncanakan dengan baik yaitu dengan melakukan efisiensi
terhadap seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan pengendalian anggaran yang telah
direncanakan.
Tujuan
Adapun tujuan dari akuntansi biaya adalah sebagai pengendalian biaya, penentuan harga pokok
produk dan pengambilan keputusan khusus :
1. Pengendalian biaya
Pengendalian biaya harus didahului dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk
memproduksi satu satuan produk. Jika biaya yang seharusnya ini telah ditetapkan, akuntansi biaya
bertugas untuk memantau apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya sesuai dengan biaya yang
seharusnya tersebut. Akuntansi biaya kemudian melakukan analisis terhadap penyimpangan biaya
sesungguhnya dengan biaya seharusnya dan menyajikan informasi mengenai penyebab terjadinya
selisih tersebut. Dari analisis penyimpangan dan penyebabnya tersebut, manajemen akan dapat
mempertimbangkan tindakan koreksi, jika hal ini perlu dilakukan. Dan analisis ini juga manajemen
puncak akan dapat mengadakan penelitian prestasi para manajer dibawahnya.
Penentuan Harga Pokok Produksi atau Jasa (Cost of Good Sold) adalah bagian tugas utama dari
akuntansi biaya adalah mencatat, menggolongkan, monitoring dan meringkas seluruh komponen
biaya yang berhubungan dengan proses produksi, dari data historis ini dijadikan
Perencanaan dan Pengendalian Biaya (Forcasting and Controlling) adalah atas dasar data historis dari
laporan keuangan tentang seluruh aktifitas biaya dapat dijadikan acuan dalam membuat perencanaan
anggaran (Budgeting) kemudian melakukan monitoring terhadap penyimpangan biaya atas anggaran
yang telah ditetapkan sehingga meningkatkan efisiensi biaya perusahaan.
Klasifikasi Akuntasi Biaya
Klasifikasi biaya merupakan proses pengelompokan biaya berdasarkan tujuan dari informasi biaya
yang disajikan.
Berdasarkan Fungsi Pokok dari Aktifitas Perseroan.
1. Biaya Produksi (Production Cost) atau Biaya Harga Pokok Produksi (Cost of Good Sold) meliputi :
Biaya Bahan Baku (Material), Tenaga Kerja Langsung / Buruh (Direct Labour), dan Biaya Operasional
(Direct Overhead).
2. Biaya Pemasaran (Marketing Expenses) : Biaya Promosi dan Iklan.
3. Biaya Administrasi dan Umum (General Administration Expenses) : Biaya Gaji Karyawan, Overhead
Kantor, dan biaya terkait lainnya.
Berdasarkan Kegiatan atau volume Produksi.
1. Biaya Variabel (Variable Cost), Komponen biaya proporsional sesuai mengikuti volume produksi
yang dihasilkan. Contoh Biaya Bahan Baku dan Overhead Langsung.
2. Biaya Tetap (Fixed Cost), Biaya yang tidak dipengaruhi oleh volume produksi. Contoh Biaya Tenaga
Kerja Langsung (Direct Labour), walaupun volumenya disesuaikan dengan kapasitas produksi namun
pembayarannya bersifat lumpsum per bulan.
Berdasarkan Objek yang dibiayai
1. Biaya Langsung (Direct Cost), Biaya yang dapat diidentifikasi langsung dengan objeknya. Contoh :
Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour), dan Biaya Bahan Baku (Direct Material)
2. Biaya Tidak Lansung (Indirect Cost), Biaya yang tidak dapat diidentifikasi langsung dengan objeknya.
Contoh : Biaya Overhead Pabrik (Direct Overhead).
Berdasarkan Periode Akuntansi
1. Biaya Investasi (Capital Expenditure), Biaya yang memberikan masa manfaat pada beberapa
periode akuntansi. Contoh Mesin Pabrik biaya depresiasi penyusutannya selama 5 tahun.
2. Biaya Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditure), Biaya yang dikeluarkan memberikan masa
manfaat hanya pada satu periode akuntansi. Contoh : Biaya Overhead Pabrik.
Biaya Pabrik
Biaya-biaya yang terjadi dalam pabrik selama satu periode disebut biaya pabrik (manufacturing cost).
Pada dasarnya biaya pabrik dapat dikelompokkan menjadi :
Biaya bahan baku (raw materials) yaitu biaya untuk barang-barang yang dapat dengan mudah dan
langsung diindentifikasikan dengan barang jadi. Contoh bahan baku adalah kayu bagi perusahaan
mebel atau tembakau bagi perusahaan rokok.
Biaya buruh langsung (direct labor) adalah biaya untuk buruh yang menangani secara langsung
proses produksi atau yang dapat diidentifikasi langsung dengan barang jadi. Contoh buruh langsung
adalah tukang kayu dalam perusahaan mebel atau pelinting rokok dalam perusahaan rokok.
Biaya pabrikasi (overhead) adalah biaya-biaya pabrik selain bahan baku dan burung langsung. Biaya
ini tidak dapat diidentifikasi secara langsung dengan barang yang dihasilkan. Contoh biaya pabrikasi
adalah (1) bahan pembantu (kadang-kadang disebut bahan tidak langsung, misalnya perlengkapan
pabrik (mur, baut, dan pelitur dalam perusahaan mebel); (2) buruh tidak langsung yaitu buruh yang
pekerjaannya tidak dapat diidentifikasi secara langsung dengan barang yang dihasilkan, misalnya gaji
mandor; (3) pemeliharaan dan perbaikan; (4) listrik, air, telpon, dan lain-lain.
Biaya Produksi
Biaya produksi (production cost) adalah biaya yang dibebankan dalam proses produksi selama suatu
periode. Biaya ini terdiri dari persediaan dalam proses awal ditambah biaya pabrik. Termasuk dalam
biaya produksi adalah biaya-biaya yang dibebankan pada persediaan dalam proses pada akhir
periode.
Biaya barang yang telah diselesaikan selama suatu periode disebut harga pokok produksi barang
selesai (cost of goods manufactured) atau disingkat dengan harga pokok produksi. Harga pokok ini
terdiri dari biaya pabrik ditambah persediaan dalam proses awal periode dikurangi persediaan dalam
proses akhir periode. Harga pokok produksi selama satu periode dilaporkan dalam laporan harga
pokok produksi (cost of goods manufactured statement). Laporan ini merupakan bagian dari harga
pokok penjualan (cost of goods sold).
Untuk mneggambarkan pencatatan dan pelaporan harga pokok produksi dalam sebuah perusahaan
pabrik, anggaplah banwa transaksi-transaksi berikut ini terjadi pada PT. Kartika Jaya, sebuah
perusahaan pabrik.
Selama tahun 2000, PT. Kartika Jaya membeli secara kredit bahan baku seharga Rp. 1440. Potongan
pembelian-pembelian retur dan pengurangan harga serta transaksi-transaksi lain yang berhubunngan
dengan pembelian bahan baku diabaikan dalam contoh ini. Jurnal yang dibuat untuk pembelian tadi,
jika dicatat dalam jurnal umum adalah :
Jurnal diatas merupakan gabungan transaksi selama satu tahun. dalam kenyataan nya, pencatatan
dilakukan untuk tiap transaksi dalam buku pembelian. Pembayaran utang dagang tidak diperlihatkan
lagi dalam ilustrasi ini. Akibat jurnal diatas akun Pembelian bahan baku pada tanggal 31 Desember
2000 akan bersaldo Rp. 1440.
Sekali lagi jurnal ini adalah gabungan dari seluruh transaksi selama satu tahun. Kenyataan nya,
pencatatan dilakukan untuk tiap pembayaran dalam buku pengeluaran kas. Sementara itu, upah yang
masih harus dibayar dicatat sebagai Jurnal Penyesuaian.
Dalam tahun 2000, biaya pabrik yang dibebankan dalam produksi berjumlah Rp 450. Jumlah ini sudah
termaksud jurnal penyesuaian yang diperlukan. Jurnal yang perlu dibuat pada waktu pembelian biaya-
biaya tersebut adalah sebagai berikut :
Pembayaran biaya yang masih harus dibayar dalam buku pengeluaran kas tidak diperlihatkan dalam
contoh ini. Juga pembebanan biaya yang berasal dari pembayaran dimuka, untuk biaya penyusutan,
jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :
Dalam perusahaan pabrik terdapat akun yang belum pernah dibahas sebelumnya, yaitu aset tak
berwujud. Aset tak berwujud adalah aset tetap yang secara fisik tidak nyata. Contoh aset tak
berwujud adalah hak paten dan goodwill. Aset tak berwujud, seperti halnya aset tetap, harus
disusutkan. Penyusutan untuk aset tak berwujud disebut amortisasi. Amortisasi aset tak berwujud
juga dapat dialokasikan ke dalam biaya pabrik, beban penjualan serta beban administrasi dan umum.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat dan mengalokasikan beban amortisasi adalah :
Jurnal Penyesuaian
Jurnal Penyesuaian yang perlu dibuat untuk persediaan bahan baku adalah sebagai berikut :
(A)
(B)
Jurnal penyesuaian (A) berhubungan dengan persediaan awal bahan baku. Jumlah yang tercantum di
neraca saldo merupakan saldo awal akun tersebut. Jadi jurnal penyesuaian perlu dibuat untuk
membebankan saldo awal ini ke harga pokok produksi. Sementara itu jurnal penyesuaian (B) dibuat
untuk mengganti saldo akun bahan baku dengan jumlah yang ada pada akhir periode. Dengan jurnal
penyesuaian tersebut dapat dihitung jumlah pemakaian bahan baku. Perhatikan adanya akun ikhtisar
harga pokok produksi. Akun ini seperti halnya ikhtisar laba rugi, digunakan untuk menutup akun-akun
biaya pabrik, pembelian bahan baku serta persediaan bahan baku dan persediaan dalam proses. Dari
akun ini dapat dihitung harga pokok produksi.
Hal yang sama dilakukan terhadap persediaan dalam proses. Jurnal penyesuaian yang perlu dibuat
adalah sebagai berikut :
(C)
(D)
(D) Persediaan dalam proses Rp. 20
Jurnal Penyesuaian yang dibuat untuk persediaan barang jadi tidak berbeda dengan perusahaan
dagang, yaitu yang berhubungan dengan jurnal penyesuaian untuk persediaan barang dagang. Jurnal
penyesuaian ini membebankan saldo awal persediaan barang jadi ke harga pokok penjualan, sekaligus
mengganti saldo nya dengan nilai persediaan akhir. Perhatikan jurnal penyesuaian ini :
(E)
(F)
KARTIKA JAYA
Biaya Pabrikasi :
Rp. 15
KARTIKA JAYA
Biaya Usaha :
Beban Penjualan :
JURNAL PENUTUP
Jurnal Penutup pada perusahaan pabrik adalah penutupan atas akun – akun yang berhubungan
dengan kegiatan produksi. Perhatikan jurnal penutup di bawah ini :
Setelah jurnal penutup tersebut, akun – akun biaya pabrik akan bersaldo nol. Sementara itu, akun
Ikhtisar Harga Pokok Produksi, setelah jurnal penutup diatas, tampak seperti dibawah ini :
Ikhtisar Harga Pokok Produksi
Saldo debit akun ikhtisar Harga Pokok Produksi sebesar Rp. 2109 merupakan harga pokok barang
selesai diproduksi. Jumlah ini kemudian ditutup ke akun Ikhtisar Laba Rugi. Jurnal Penutup yang
dibuat adalah :
(D) Ikhtisar Laba Rugi Rp. 2190
(K) Ikhtisar harga pokkok produksi Rp. 2190
Setelah jurnal penutup ini akun Ikhtisar Harga Pokok Produksi akan bersaldo nol.
AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR#1
Karakteristik Perusahaan Manufaktur
Persediaan (Inventory)
Bab ini tidak akan membahas tahap demi tahap siklus tersebut.
Pembahasan perusahaan manufaktur di sini lebih pada menguraikan tahap-
tahap tersebut secara garis besar saja. Penekanan diberikan pada proses
akuntansi untuk masing-masing akun/rekening/perkiraan perusahaan
manufaktur (ketiga istilah ini dipakai seluruhnya, secara bergantian,
sepanjang pembahasan dalam buku ini untuk menunjukkan bahwa ketiganya
merupakan istilah yang lazim dipakai sehari-hari dalam praktik pada DU/DI).
Namun demikian, tetap diharapkan bahwa pemaparan berikut ini telah
mencakup semua pemahaman minimal yang diperlukan untuk dapat
menjalankan proses akuntansi pada sebuah perusahaan manufaktur.
Biaya ini terdiri dari berbagai jenis, misalnya: bahan pembantu, tenga keja
tidak langsung, gaji, listrik, telepon, perlengkapan pabrik, pemeliharaan dan
perbaikan, asuransi, penyusutan bangunan pabrik, penyusutan mesin-mesin
pabrik, penyusutan kendaraan pabrik, penyusutan peralatan pabrik dan lain-
lain. Untuk tiap-tiap jenis biaya dapat dibuatkan rekening tersendiri di buku
besar. Atau, kalau ingin lebih sederhana, dalam buku besar hanya disediakan
satu rekening saja yaitu biaya overhead pabrik sebagai rekening induk
(sesungguhnya). Rincian biaya overhead pabrik ke dalam tiap-tiap jenis biaya
dicatat dalam buku tambahan. Pembelian biaya overhead pabrik, misalnya
pembelian bahan pembantu, dicatat dalam buku pembelian. Pembayarannya,
dicatat dalam buku pengeluaran kas. Pembebanan biaya overhead pabrik ke
dalam produksi dilakukan dengan membuat jurnal penutup atas rekening
yang bersangkutan. Rekening lawanya adalah Ikhtisar Beban pokok produksi.
Laporan Keuangan
Neraca
Laporan Rugi-Laba
Perusahaan Manufaktur
Laporan Rugi-Laba sebagian
Perusahaan Dagang:
Perusahaan Manufaktur:
Persediaan Barang + Harga Pokok - Persediaan Barang =
Harga Pokok
Jadi (Awal) Produksi Jadi (Akhir)
Penjualan
Tahun 2010
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung
terhadap proses pengolahan barang, baik menggunakan kemampuan fisiknya
maupun dengan bantuan mesin.
Tenaga kerja langsung memperoleh kontraprestasi yang dikategorikan
sebagai Biaya tenaga kerja langsung. Jadi, Biaya Tenaga Kerja Langsung
adalah semua kontraprestasi yang diberikan kepada tenaga kerja langsung.
SIKLUS AKUNTANSI
JURNAL PENUTUP
Jawab:
Persediaan Barang Dalam Proses Awal Rp. 40.000
Pemakaian Bahan baku:
Persediaan bahan baku awal Rp. 60.000
Pembelian bahan baku Rp. 750.000+
Bahan baku tersedia dipakai Rp. 810.000
Persediaan baham baku akhir Rp. 25.000-
Pemakaian bahan baku Rp. 785.000
Biaya TKL Rp. 500.000
BOP
BTKTL Rp. 220.000
Biaya Bahan Penolong Rp. 50.000
BOP lainnya Rp. 50.000
Biaya Asuransi Mesin Rp. 12.000
Biaya sewa gedung pabrik Rp. 160.000
Biaya penyusutan Mesin pabrik Rp. 50.000+
Rp 542.000+
Biaya Produksi Rp.1.827.000+
Barang Siap Digunakan Rp.1.867.000
Persediaan Barang Dalam Proses Akhir Rp. 30.000-
Harga Pokok Produksi Rp.1.837.000
==========
Kasus 2.
PT BSI memiliki Persediaan bahan baku awal tahun atau 1 Januari 2010 Rp.
1.000.000,Pembelian bahan baku selama tahun 2010 Rp. 10.000.000
sedangkan persediaan akhir bahan baku per 31 desember 2010 Rp. 500.000
Pertanyaan:
a. Hitunglah pemakaian bahan baku selama tahun 2010
b. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan bahan
baku.
Jawab:
a. Biaya pemakaian bahan baku
Persediaan bahan baku 1 Januari 2010 Rp. 1.000.000
Pembelian selama 2010 Rp. 10.000.000+
Bahan baku siap untuk dipakai Rp. 11.000.000
Persediaan bahan baku per 31 desember 2010 Rp. 500.000-
Biaya Pemakaian bahan baku tahun 2010 Rp. 10.500.000
Kasus 3.
PT. BSI mengeluarkan biaya TKL selama 2010 sebesar Rp. 5.000.000
Buatlah jurnal pencatatan yang berhubungan dengan BTKL
Jawab:
Pada saat membayar BTKL
Biaya gaji/upah Rp. 5.000.000
Kas Rp. 5.000.000
Kasus 4.
PT.BSI membayar perskot asuransi mesin pabrik Rp. 40.000 untuk masa 2
tahun,BTKTL Rp. 500.000 yang belum dibayar per 31 desember 2010 Rp.
50.000,Biaya bahan penolong Rp. 100.000, biaya sewa gedung Rp. 400.000
80% dibebankan pabrik yang 20% dibebankan biaya kantor, BOP lainnya Rp.
25.000, Biaya penyusutan mesin pabrik 10% dari harga perolehan Rp.
1.000.000
Buatlah pencatatan yang dilakukan PT BSI berhubungan dengan BOP
Jawab:
Pada Saat pembayaran
a. Porskot asuransi Rp.40.000
Kas Rp. 40.000
4. Biaya sewa gedung pabrik 80% x Rp. 400.000 = Rp. 320.000
Biaya sewa gedung kantor Rp. 80.000
Biaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000
Biaya sewa gedung Rp. 400.000
Kasus 5.
Dari data kasus diatas jika persediaan awal barang dalam proses Rp. 80.000
dan persediaan akhir barang dalam proses Rp. 60.000 hitunglah Harga
Pokok Produksinya
Jawab
Persediaan awal barang dalam proses Rp. 80.000
Biaya barang dalam proses Rp 16.615.000 +
Rp.16.695.000
Persediaan akhir barang dalam proses Rp. 60.000 -
Harga Pokok Produksi Rp.16.635.000
============
Kasus 6.
Pada data PT. BSI diatas jika ditambahkan jumlah persediaan awal barang
jadi per 1 januari 2010 Rp. 200.000 dan persediaan akhir 31 Desember 2010
untuk barang jadi Rp. 100.000.
Hitunglah Harga Pokok Penjualannya
Jawab:
Persediaan awal barang jadi 1 januari 2010 Rp. 20.000
Harga Pokok Produksi Rp.16.635.000+
Rp.16.655.000
Persediaan akhir barang jadi 31 desember 2010 Rp. 100.000 -
Harga Pokok Penjualan Rp.16.555.000
===========
SOAL KASUS UNTU NERACA LAJUR PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
Data Keuangan untuk Neraca Saldo per 31 desember 2010 PT. BSI adalah
sebaga berkut:
Kas Rp. 100.000
Persediaan bahan baku Rp. 120.000
Persediaan barang dalam proses Rp. 80.000
Persediaan barag jadi Rp. 200.000
Porskot asuransi Rp. 48.000
Mesin pabrik Rp. 1.000.000
Perabot kantor Rp. 200.000
Pembelian bahan baku Rp. 1.500.000
Biaya BTKL Rp. 1.000.000
BTKTL Rp. 400.000
Pemakaian Bahan penolong Rp. 100.000
Biaya sewa gedung Rp. 400.000
BOP lain2 Rp. 100.000
Biaya administrasi kantor Rp. 200.000
Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
Akumulasi penyusutan perabot kantor Rp. 40.000
Modal saham Rp. 1.000.000
Laba ditahan Rp. 308.000
Penjualan Rp. 4.000.000
Jumlah Rp. 5.448.000 Rp. 5.448.000
=========== =============
Dari data diatas buatlah Work Sheet atau neraca lajur, harga pokok
produksi,harga pokok penjualan,rugi laba ,neraca dan laporan laba ditahan
per 31 Desember 2010.
Jawab:
Ayat Jurnal Penyesuaian:
1. Biaya Asuransi mesin pabrik Rp. 24.000
Porskot/uangmuka asuransi Rp. 24.000
PT.BSI
Neraca Lajur ( Work Sheet )
Periode tahun 2010
Nama Rekening NERACA SALDO AJP NSSD RUGI LABA
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kr
Kas 100000 100000
Persd Bahan Baku 120000 1500000(6) 1570000 (8) 50000
Persd Barang Dalam Proses 80000 1570000(8) 3674000(11) 60000
1000000(9)
1084000(10)
Persediaan Barang Jadi 200000 3674000(11) 3774000(12) 100000
Porskot Asuransi. 48000 24000(1) 24000
Mesin Pabrik 1000000 1000000
Ak. Peny Mesin Pabrik 100000 100000(4) 200000
Perabot Kantor 200000 200000
Ak Peny. Perabot Kantor 40000 10000(5) 50000
Modal Saham 1000000 1000000
Laba Ditahan 308000 308000
Penjualan 4000000 4000000 4000
Pembelian Bahan Baku 1500000 1500000(6)
BTKL 1000000 1000000(9)
BTKTL 400000 440000(7)
Biaya Bahan Penolong 100000 100000(7)
Biaya Sewa Gedung 400000 400000(3)
BOP lain2 100000 100000(7)
Biaya adm kantor 200000 200000 200000
Total 5448000 5448000
Biaya Asuransi mesin pabrik 24000(1) 24000(7)
TKTL Terhutang 40000(2) 40000
Biaya Sewa Gedung pabrik 320000(3) 320000(7)
Biaya sewa gedung kantor 80000(3) 80000 80000
Biaya Peny mesin Pabrik 100000(4) 100000(7)
Biaya Peny Perabot kantor 10000(5) 10000 10000
BOP 1084000(7) 1084000(10)
HPP 3774000(12) 3774000 3774000
14.260000 14260000 5598000 5598000 4064000 4000
6400
4064000 4064
Nama Rekening RUGI LABA NERACA
Debit Kredit Debit Kredit
Kas 100000
Persd Bahan Baku 50000
Persd Barang Dalam Proses 60000
Persediaan Barang Jadi 100000
Porskot Asuransi. 24000
Mesin Pabrik 1000000
Ak. Peny Mesin Pabrik 200000
Perabot Kantor 200000
Ak Peny. Perabot Kantor 50000
Modal Saham 1000000
Laba Ditahan 308000
Penjualan 40000000
Pembelian Bahan Baku
BTKL
BTKTL
Biaya Bahan Penolong
Biaya Sewa Gedung
BOP lain2
Biaya adm kantor 200.000
Total
Biaya Asuransi mesin pabrik
TKTL Terhutang 40000
Biaya Sewa Gedung pabrik
Biaya sewa gedung kantor 80.000
Biaya Peny mesin Pabrik
Biaya Peny Perabot kantor 10.000
BOP
HPP 3.774.000
4.064.000 4.000.000 1.534.000 1.598.000
64.000 64.000
4.064.000 4.064.000 1.598.000 1.598.000
PT. BSI
Laporan Harga Pokok Produksi
Periode 31 Desember 2010
-----------------------------------------------------------------------------------------
---------
Persediaan Barang Dalam Proses Awal Rp. 80.000
Pemakaian Bahan baku:
Persediaan bahan baku awal Rp . 120.000
Pembelian bahan baku Rp. 1.500.000+
Bahan baku tersedia dipakai Rp. 1.620.000
Persediaan bahan baku akhir Rp. 50.000-
Pemakaian bahan baku Rp. 1,570.000
Biaya TKL Rp. 1.000.000
BOP:
BTKTL Rp. 440.000
Biaya Bahan Penolong Rp. 100.000
BOP lainnya Rp. 100.000
Biaya Asuransi Mesin Rp. 24.000
Biaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000
Biaya penyusutan Mesin pabrik Rp. 100.000+
Rp 1.084.000+
Biaya Produksi Rp. 3.734.000
Persediaan barang dalam proses akhir Rp. 60.000-
Harga Pokok Produksi Rp. 3.674.000
PT.BSI
Laporan Perhitungan Rugi Laba
Periode 31 Desember 2010
-----------------------------------------------------------------------------------------
------
Penjualan Rp. 4.000.000
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang jadi awal Rp. 200.000
Harga Pokok Produksi Rp. 3.674.000+
Rp. 3.874.000
Persediaan Barang jadi akhir Rp. 100.000-
Harga Pokok Penjualan Rp. 3.774.000-
Laba Kotor Rp. 226.000
Biaya Operasional:
Biaya Administrasi Kantor Rp. 200.000
Biaya Sewa Gedung Kantor Rp. 80.000
Biaya Penyusutan Perabot kantor Rp. 10.000+
Rp. 290.000-
Rugi Operasional Rp. 64.000
===========
PT.BSI
Neraca
Per 31 Desember 2010
-----------------------------------------------------------------------------------------
---------
Aktva Lancar:
Kas Rp. 100.000
Persediaan:
Persediaan Bahan Baku Rp. 50.000
Persediaan BDP Rp. 60.000
Persediaan Barang Jadi Rp. 100.000+
Rp. 210.000
Porsekot asurasi Rp. 24.000+
Jumlah Aktiva Lancar Rp. 334.000
Aktiva Tetap:
Mesin Pabrik Rp. 1.000.000
Ak. Peny Mesin pabrik Rp. 200.000-
Rp. 800.000
Perabot Kantor Rp. 200.000
Ak. Peny Perabot kantor Rp. 50.000-
Rp. 150.000+
Jumlah aktiva Tetap Rp950.000+
Jumlah Akiva Rp1.284.000
==========
Hutang lancar:
Hutang Biaya TKTL Rp. 40.000
Modal:
Modal Saham Rp. 1.000.000
Laba Ditahan Rp. 244.000+
Jumlah Modal Rp. 1.244.000+
Jumlah Pasiva Rp. 1.284.000
============
PT.BSI
Laporan Laba Ditahan
Per 31 Desember 2010
-----------------------------------------------------------------------------------------
---------
Laba Ditahan 1 Januari 2010 Rp. 308.000
Rugi Tahun Berjalan Rp. 64.000-
Laba Ditahan 31 Desember 2010 Rp. 244.000
==============
PT.Nisa Mandiri
Neraca Saldo
31 Desember 2010
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------
Kas Rp. 50.000
Persediaan bahan baku Rp. 60.000
Persediaan barang dalam proses Rp. 40.000
Persediaan barag jadi Rp. 100.000
Porskot asuransi Rp. 24.000
Mesin pabrik Rp. 500.000
Perabot kantor Rp. 100.000
Pembelian bahan baku Rp. 750.000
Biaya BTKL Rp. 500.000
BTKTL Rp. 200.000
Pemakaian Bahan penolong Rp. 50.000
Biaya sewa gedung Rp. 200.000
BOP lain2 Rp. 50.000
Biaya administrasi kantor Rp. 100.000
Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp. 50.000
Akumulasi penyusutan perabot kantor Rp. 20.000
Modal saham Rp. 500.000
Laba ditahan Rp. 154.000
Penjualan __ Rp. 2.000.000+
Jumlah Rp. 2.724.000 Rp. 2.724.000
=========== ============
Dari data diatas buatlah Work Sheet atau neraca lajur, harga pokok
produksi,harga pokok penjualan, rugi laba, neraca dan laporan laba ditahan
per 31 Desember 2010.