Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PERAWATAN PERALATAN INDUSTRI

MODUL PIGGING PIPELINE

Pembimbing: Robby Sudarman, S.Si., M.T.

Tanggal Praktikum : 01 Februari 2021


Tanggal Pengumpulan Laporan : 08 Februari 2021

Disusun oleh:
Kelompok 5

Rais Santika A (181424023)


Rama Lufti Ramadhan (181424024)
Riva Nur Arofah (181424025)
Rizki Aulia Rohmaniar (181424026)
Salma Nabila Putri (181424027)

Kelas 3A – D4 TKPB

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam industri kimia banyak sekali proses pengolahan dengan menggunakan sistem perpipaan.
Misalnya, proses pemindahan bahan baku atau proses pemindahan produk ke tangki penyimpanan,
dimana jarak antara tempat yang satu dan yang lainnya sangat jauh. Di dalam sistem perpipaan ini
banyak sekali kemungkinan yang dapat menghambat laju alir fluida, sehingga dapat mengganggu
sistem proses. Misalnya terjadi kerak atau endapan yang dapat memperlambat laju alir fluida,
terbentuknya kotoran pada permukaan dalam pipa dan adanya kerusakan pada sistem perpipaan seperti
penyok atau kebocoran. Agar sistem perpipaan tersebut dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukan
perawatan rutin untuk mengatasi semua permasalahan yang mungkin terjadi. Metoda pigging
merupakan salah satu proses yang dapat digunakan dalam sistem perpipaan baik untuk proses
pembersihan ataupun untuk proses pendeteksian kerusakan pipa.
Pigging merupakan suatu metoda perawatan permukaan bagian dalam sistem perpipaan dengan
suatu benda yang dinamakan pig. Di dalam simulator pigging, ada empat komponen yang sangat
penting dan saling berkaitan yaitu pig launcher, sistem perpipaan, pig receiver dan pig. Pig launcher
merupakan alat yang digunakan untuk menembakkan pig ke sistem perpipaan. Pig merupakan suatu
benda yang digunakan sesuai fungsinya pada permukaan dalam sistem perpipaan. Bentuk dasar dari pig
tersebut adalah brush pig, bi-directional pig, foam pig dan sphere pig.

1.2 Tujuan
1. Dapat mengerti pembersihan pipa dengan menggunakan metode pigging pipeline.
2. Dapat mengerti cara kerja pigging pipeline.
3. Dapat menggambar instalasi pigging pipeline.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Masalah dalam Sistem Perpipaan


Pengaliran Fluida yang dilakukan di dalam dunia Industri umumnya menggunakan pipa
sebagai alat untuk mentransfer fluida dari satu titik ke titik lainnya. Masalah yang
umumnya ditemukan pada saat meggunakan sistem perpipaan adalah:
• Debris: yang merupakan pengendapan padatan dalam aliran fluida cairan atau gas,
sehingga bagian dalam pipa menjadi semakin sempit dan aliran terhambat.
• Wax: Pembekuan cairan dan membentuk padatan lunak dan liat. Hal ini biasa terjadi
dalam pengaliran minyak bumi
• Slug: Kondensasi komponen aliran gas yang membentuk cairan
• Muncul gelembung pada sistem perpipaan
Masalah-masalah dalam sistem perpipaan dapat diatasi dengan memasukkan suatu alat
yang dapat mendorong materi yang berlainan fasa dengan fluida yang sedang dialirkan.
Benda tersebur harus memenuhi syarat, paling tidak:
1) Kuat, tidak mudah aus atau patah dan pecah menghadapi berbagai hambatan
2) Dapat berjalan dengan lancar di belokan pipa dan beberapa bentuk kerangan
3) Inert, tidak bereaksi dengan fluida yang sedang dialirkan
4) Memiliki daya sekat yang baik, sehingga tekanan atau beda tekan yang
diaplikasikan dengan mudah dapat menggerakkan benda tersebut.
5) Bersifat licin, berarti bergerak dengan lancar dalam permukaan yang kasar

2.2 Pig dan Pigging

2.1 Gambar Pigging


(Sumber: https://nigen.com/how-to-pig-a-pipeline-gas-pipeline-pigging-procedure/)

Menurut Mardhian (2015), Pigging merupakan suatu metode perawatan saluran


perpipaan dengan memasukkan suatu alat yang dinamakan pig tanpa memberhentikan aliran
fluida saat proses sedang berlangsung. Istilah pig ini digunakan karena pada saat pig
diluncurkan dalam sistem perpipaan, suara yang dikeluarkan yaitu menguik seperti suara pig.
Tujuan dari pigging adalah untuk melakukan maintenance terhadap jalur pipa dengan
cara memasukkan alat bernama pig ke dalam jalur pipa melalui pig launcher. Alat ini akan
bergerak menyusuri pipa, mengikuti aliran fluida di dalamnya, hingga tiba di ujung akhir yang
telah ditentukan. Pig akan diambil kembali melalui pig receiver. Pig berfungsi untuk
membersihkan kotoran atau benda-benda yang tidak diinginkan yang dikhawatirkan akan
mengganggu aliran fluida di dalam pipa. Oleh karena itu pig dilengkapi dengan komponen
khusus, seperti magnet dan sisir untuk menyapu kotoran di dinding bagian dalam pipa.
Menurut Rachmawati (2009), dalam sistem pigging ada empat komponen yang sangat
penting dan saling berkaitan, yaitu:
1. Pig Launcher, merupakan alat yang digunakan untuk membantu pig meluncur
melewati sistem perpipaan yang akan dibersihkan.

2. Pipeline, merupakan sistem perpipaan yang akan dibersihkan dengan sistem pigging.

3. Pig Receiver, merupakan alat yang digunakan untuk menangkap pig yang telah
meluncur melewati sistem perpipaan.

4. Pig, merupakan alat pembersih yang akan diluncurkan oleh pig launcher melewati
sistem perpipaan dan kemudian ditangkap oleh pig receiver.
Ketiga komponen (pig launcher, sistem perpipaan dan pig receiver) diatas saling
berkaitan satu sama lain yang kemudian dirancang menjadi satu rangkaian dan dilengkapi
dengan berbagai support, seperti flange, valve dan aliran udara tekan.

Gambar 2.2 Operasi Pig Dalam Sistem Perpipaan


(Sumber : www.girrardindustries.com)
Pig Launcher merupakan suatu rangkaian alat yang digunakan dalam sistem pigging
untuk membantu pig meluncur melewati sistem perpipaan dengan bantuan fluida bertekanan
(udara atau cairan).

Gambar Pig Launcher

Ada beberapa komponen penting dalam rangkaian pig launcher, yaitu:

1. Closure
Closure merupakan tutup dari bagian pig launcher, yang digunakan sebagai jalan untuk
memasukkan pig.
2. Valve
Ada beberapa valve yang digunakan dalam pig launcher, yaitu:
3. Kicker valve
Kicker valve dipasang dibelakang posisi pig setelah dimasukkan ke dalam pig launcher.
Sesuai dengan namanya, kicker valve berfungsi untuk menendang pig supaya keluar
dari pig launcher dan masuk ke sistem perpipaan dengan cara mengatur laju aliran
udara tekan masuk. Dimensi dari kicker valve paling kecil adalah ¼ dari diameter
sistem perpipaan utama dan paling besar adalah sesuai dengan diameter sistem
perpipaan utama.
4. Throttle valve
Throttle valve atau biasa disebut dengan bypass valve berada pada aliran utama dari
sistem perpipaan. Tugas utamanya adalah membuat bypass agar aliran tidak melalui
pig launcher dengan cara mengatur laju aliran fluida yang akan masuk ke sistem
perpipaan.
5. Main valve
Main valve atau biasa disebut dengan pigging valve berfungsi untuk menutup aliran
utama fluida supaya tidak berbalik masuk ke pig launcher. Pada saat pigging
dioperasikan, valve ini bertugas untuk memberikan jalan supaya bergerak dari pig
launcher menuju sistem perpipaan utama.
6. Drain valve
Drain valve berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang terkandung dalam pig launcher.
Valve disini yang digunakan adalah globe valve dengan diameter ¼ inci.
7. PSV (Pressure Safety Valve) dan Venting Valve
PSV berfungsi untuk melepaskan tekanan berlebih yang ada di pig launcher.
Sedangkan venting valve berfungsi untuk melepas tekanan dalam pig launcher yang
dilakukan secara manual. Vent disini merupakan saluran yang mengarah ke udara
terbuka untuk melepaskan tekanan fluida di dalam pig launcher. Valve disini yang
digunakan adalah globe valve dengan diameter ¼ inci.
Pig trap disini merupakan badan dari pig launcher itu sendiri. Yang merupakan tempat pig
dimasukkan dan tempat awal meluncurnya pig.

Pig support yang berada didalam pig launcher biasa disebut juga dengan buffle. Komponen ini
bertugas untuk memegang pig supaya posisi pig lurus dengan posisi utama. Untuk pig launcher yang
dirancang bagian bawahya datar, buffle ini tidak diperlukan.

Didalam menentukan penggunaan tipe pig, maka terlebih dahulu harus betul-betul tahu tujuan
dari pigging. Parameter-parameter fluida yang mengalir dalam instalasi pipa yang akan mendapat
pigging serta kondisinya harus dipahami dengan baik seperti:
 jenis fluida,
 tekanan fluida,
 jenis kotoran,
 suhu fluida dan
 kondisi konstruksi.
Dari beberapa parameter tersebut baru kita dapat memastikan pig tipe mana yang paling cocok
untuk pembersihan dalam sistem pipa penyalur tersebut.
 Jenis fluida. Jenis fluida yang disalurkan di dalam sistem perpipaan dapat berupa cairan (air,
minyak tanah, minyak hasil produksi refinery, minyak berat/ residu, dll) dan gas (gas alam,
udara, gas produksi).
 Jenis kotoran. Jenis kotoran dalam pipa ini juga sangat tergantung media operasi seperti yang
tersebut diatas.
Untuk pigging pada konstruksi pipa yang masih baru artinya belum dialiri fluida kerja maka
pelaksanaan pigging dilakukan secara bertahap.
 Tahap pertama menggunakan pig pembersih yang relatif lunak dengan maksud pigging
tersebut dapat membersihkan kotoran dalam pipa yang terjadi selama proses fabrikasi
berlangsung seperti:
a) Terak las dalam pipa
b) Benda-benda padat yang mungkin tertinggal didalam pipa tersebut
c) Benda lunak seperti kain lab yang tertinggal didalam pipa tersebut.
 Tahap kedua dilakukan dengan tipe wear compensasting brushes dimana fungsi pig ini
disamping untuk membersihkan habis sisa-sisa kotoran oleh pig yang terdahulu, juga dapat
mengikis kerak-kerak yang lunak sehingga sewaktu pipa beroperasi dinding pipa cukup bersih.
 Tahap ketiga biasanya dilakukan setelah pelaksanaan pengetesan tekanan selesai. Tahapan
pigging yang dimaksudkan untuk membersihkan air bekas pengetesan agar tidak terjadi
kontaminasi antara lain dengan fluida kerja. Pada pigging tersebut dapat menggunakan tipe pig
yang lunak namun cukup tahan terhadap kebocoran maupun fluida pengetesan. Pada pemilihan
tipe pig ini sering orang menggunakan batching displacement pig.
 Tekanan fluida. Didalam penyesuaian tekanan untuk pendorong pig seyogyanya
didasarkan pada rekomendasi kecepatan dari pig agar effisiensi pig dapat dicapai secara
optimal. Untuk hal ini kadang-kadang kondisi tekanan sewaktu pigging diturunkan.
 Suhu. Suhu fluida di lapangan memang kadang-kadang tidak selalu sama terutama
pada fluida proses sehingga pada prinsipmya suhu fluida sangat terkait dengan material
dari pig. Oleh karena itu didalam pengadaan pig seyogyanya disamping spesifikasi
fungsi, dimensi dan temperatur perlu dipertimbangkan operasi dari fluidanya. Dengan
perkembangan didalam teknologi industri perminyakan orang selalu berpikir tentang
efisiensi baik waktu, tenaga dan biaya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka
orang sering meggunakan teknologi pigging untuk membersihkan bagian dalam
instalasi pipa penyalur. Proses pigging dilaksanakan dengan memasukkan pig tersebut
kedalam pipa melalui pig launcher dengan maksud:
a) Meningkatkan efisiensi aliran dalam pipa
b) Sebagai alat pemisah antara fluida
c) Membersihkan bagian dalam pipa penyalur
d) Mengeluarkan kondensat dalam pipa
e) Mendeteksi kondisi pipa penyalur dari sebelah dalam.

2.3 Jenis-jenis pig


Jenis-jenis Pig
Jenis dan tipe pig untuk keperluan dunia industri minyak dan gas cukup beraneka
ragam. Hal ini bergantung pada konstruksi pipa, jenis kotoran, dan jenis fluida yang melewati
pipa. Maka dari itu banyak pabrik pembuat pig mengikuti perkembangan dan teknologi yang
dibutuhkan oleh konsumen di lapangan, sehingga banyak macam dan jenis pig yang
diproduksi.
Beberapa tipe dan jenis pig dapat disebutkan di bawah ini:
1. Tipe Foam pig
2. Tipe Ball pig
3. Tipe Brush pig
4. Tipe Scraper pig
5. Tipe Bidirectional pig
6. Tipe Intelligent pig/ Smart pig

2.3.1 Foam pig


Jenis pig ini merupakan pembersih atau pengering saluran sistem perpipaan, sekarang ini
foam pig dibuat dengan bermacam-macam diameter dari yang kecil sampai yang besar tergantung
kebutuhan di lapangan.
Jenis pig ini dipergunakan untuk pertama kali setelah konstruksi pipa selesai dikerjakan,
tujuannya adalah untuk mengetahui apakah permukaan dalam pipa ada hambatan, misalnya ada
tonjolan dari hasil pengelasan. Apabila terdapat hambatan, maka akan diindikasikan pig tersebut
akan rusak atau hancur.
Gambar 1 Foam Pig
2.3.2 Ball pig
Jenis pig ini di buat dari bahan polyethelene dengan bentuk bulat menyerupai bola yang
berfunsi untuk membersihkan kotoran-kotoran, air, kondensat, dan sebagai pemisah antara fluida yang
satu dengan yang lainnya jika akan di transfer secara bergiliran.

Gambar 2 Ball Pig


2.3.3 Brush pig
Jenis pig ini dilengkapi dengan dua lempengan bahan polyethelene dengan bentuk cup pada
kedua ujung dan beberapa sikat kawat yang dipasang pada pelat baja bagian tengah pig. Pig ini
digunakan apabila tidak ada hambatan di dalam pipa. Pig ini berfungsi untuk membersihkan kotoran-
kotoran ataupun kerak-kerak yang melekat di bagian dalam pipa.
Gambar 3 Brush Pig
2.3.4 Scraper pig
Jenis pig ini berbentuk silinder dengan tipe plug yang dilengkapi dengan pisau penggaruk,
sikat kawat dan gigi penggiling yang di pasang pada pusat stem.
Soft Scraper Pig : terdiri dari silinder kawat yang lembut
Abrasive Scraper Pig : terdiri dari compressed foam rubber yang di lapisi dengan
plastik abrasive untuk mengikis dinding pipa.

Gambar 4 Scraper Pig

2.3.5 Bidirectional pig


Jenis pig ini dibuat dari bahan polyethelene dengan bentuk lempengan bulat yang dirangkai
dalam sebuah poros. Di antara lempengan polyethelene dipasang sebuah lempengan bahan aluminium
yang ukuran diameternya sama dengan bahan polyethelene. Fungsi bidirectional pig ini disamping
membersihkan kotoran juga berfungsi mendeteksi bentuk hambatan yang ada di dalam permukaan
pipa. Pig ini digunakan untuk pipa baru selesai dikerjakan, jika ada hambatan di dalam pipa maka
lempengan aluminium akan robek sesuai bentuk hambatan tersebut.
Gambar 5 Bidirectional Pig
2.3.6 Intellegent pig
Intellegent pig atau smart pig digunakan untuk mengetahui tingkat korosi atau anomali yang
terjadi di dalam maupun di luar pipa. Dalam melakukan operasi menggunakan intellegent pig harus di
yakini bahwa bagian dalam pipa benar-benar bersih dari kotoran kerak, pasir, dan padatan lain.
Bagian-bagian dari intellegent pig adalah bagian seal pendorong, sensor diameter pipa, sensor
ketebalan pipa, sensor cacat pipa, sensor jarak, recorder data dan sensor lokasi pig.

Gambar 6 Intelligent Pig


2.4 Mekanisme Kerja Pigging Pipeline
Mekanisme kerja pig, menurut Davidson (2002) pig dapat berjalan karena adanya
perbedaan tekanan antara bagian yang telah dijalani dan bagian yang belum dijalani oleh
pig. Jika gaya di belakang pig lebih besar daripada gaya gesek yang arahnya berlawanan,
pig akan bergerak searah dengan gaya yang diaplikasikan. Gaya yang diaplikasikan pada
prinsipnya berupa tekanan oleh propelling medium atau fluida yang menggerakkan pig.
Ilustrasi tentang gaya yang berperan dalam gerakan pig seperti yang dibuat oleh Davidson
ditampilkan dalam dalam di bawah ini.

 Cara kerja Pigging pipeline


Tahap 1 Tutup isolation valve, injeksikan inert gas (N2) ke pig launcher.

Tahap 2 Masukkan PIG ke dalam launcher

Tahap 3 Buka kicker line untuk mendorong PIG


Tahap 4 PIG sampai di receiver

Tahap 5 Venting dan draining. Remove residual gas dengan inert gas

Tahap 6 PIG diambil dari receiver


Tahap 7 Isolasi receiver
BAB III
PEMBAHASAN

Rais Santika A (181424023)


A. Gambar Instalasi Pigging Pipeline

 Major barrel, Umumnya ukuranya lebih besar setidaknya satu tingkat diatas pipeline, misalnya apabila

pipeline 8″maka Major barrel setidaknya 10″.

 Launcher Barrel, berukuran sama dengan diameter pipeline.

 Balancing Line, Menghubungkan Launcher barrel dan major Barrel, line nya cenderung kecil,

umumnya 1″sampai 3″, fungsi utamanya untuk mengatur tekanan fluida agar terjadi keseimbangan saat

barrel terisi dengan Pig.

 Kicker Line, berfungsi sebagai pendorong pig selama proses pigging berlangsung, pendorong dapat

menggunakan fluidanya sendiri atau fluida lain, misalnya Nitrogen ataupun compressed air.

 Main Isolation valve, berfungsi untuk menutup dan pembuka utama sekaligus mengisolasi aliran dari

pig loucher ke pipeline apabila tidak digunakan, ukuran dari internal diameter valve harus sama atau

sedikit lebih besar dibandingkan dengan internal diameter pipa, karena itu sangat disarankan memakai

valve dengan full bore, agar pig tidak tersangkut di isolation valve saat dijalankan.
 Quick Opening Clossure / Door, Pintu utama dari Pig Launcher, untuk launcher yang digunakan dalam

fase konstruksi, tidak semua dilengkapi dengan QOC, lebih sering memakai blind flange yang

dikencangkan dengan studbolts.

 Pressure Gauge, disarankan dipasang pada barrel dan pipeline, agar diketahui perbedaan tekanan baik

saat proses pigging maupun saat persiapan proses pigging berlangsung.

 Vent dan Drain, saluran venting dan drain wajib disediakan setidaknya dua buah pada major barel dan

launcher barel, hal ini difungsikan untuk memudahkan pembuangan fluida, kotoran dan perawatan

lainya.

 PSV, Pig Launcher dan Reciever termasuk dalam kategory pressure vessel, untuk itu diwajibkan untuk

memasang peralatan safety, PSV dipasang sebagai sarana apabila terjadi over pressure di barrel dapat

dengan cepat dibuang, sehingga peralatan

B. Mekanisme kerja pigging pipeline

Mekanisme kerja pig, menurut Davidson (2002) pig dapat berjalan karena adanya perbedaan
tekanan antara bagian yang telah dijalani dan bagian yang belum dijalani oleh pig. Jika gaya di belakang
pig lebih besar daripada gaya gesek yang arahnya berlawanan, pig akan bergerak searah dengan gaya
yang diaplikasikan. Gaya yang diaplikasikan pada prinsipnya berupa tekanan oleh propelling medium
atau fluida yang menggerakkan pig. Ilustrasi tentang gaya yang berperan dalam gerakan pig seperti
yang dibuat oleh Davidson ditampilkan dalam dalam di bawah ini.
 Cara kerja Pigging pipeline

Tahap 1 Tutup isolation valve, injeksikan inert gas (N2) ke pig launcher.
Tahap 2 Masukkan PIG ke dalam launcher

Tahap 3 Buka kicker line untuk mendorong PIG

Tahap 4 PIG sampai di receiver


Tahap 5 Venting dan draining. Remove residual gas dengan inert gas

Tahap 6 PIG diambil dari receiver

Tahap 7 Isolasi receiver


C. Prosedur perawatan pipa dengan pigging pipeline

1. Memastikan isolation dan kicker line valve dalam keadaan tertutup


2. Membuka lubang angin (vent) dan drain valve untuk mengosongkan launcher dari cairan dan
udara tekan yang masih terjebak (tekanan harus sama dengan tekanan atmosfer)
3. Ketika tekanan gauge dalam launcher mununjukkan angka 0 psi dengan
4. drain dan vent valve dalam posisi terbuka, closure boleh dibuka
5. Masukkan pig dan tekan kedepan sampai nose atau depan pig kontak dengan reduktor dengan
kuat.
6. Menutup dan mengunci closure
7. Menutup drain valve dan secara berangsur-angsur membuka kicker valve, kemudian
mengeluarkan angin melewati vent valve
8. Ketika launcher penuh, tutup vent valve dan masukkan tekanan untuk ekualisasi
9. Membuka isolation valve
10. Menutup main valve secara berangsur-angsur untuk menaikkan aliran melalui kicker valve
dibelakang pig sampai pig meluncur dari pig launcher menuju pipa utama
11. Jika satu pig telah masuk ke main line dengan sempurna, buka penuh main valve kemudian
menutup kicker dan isolation valve

D. Industri yang menggunakan pigging pipeline


Industri Cokelat
Pigging sangat penting pada industri cokelat, industri cokelat terkemuka di Jerman telah menggunakan
teknologi pigging tersebut. Pada prosesnya cokelat dipindahkan melalui pipa dengan suhu 45-50°C,
karena tidak dapat memindahkan pada dibawah suhu tersebut. Para produsen cokelat mendapatkan
keuntungan dari teknologi pigging: alat conching dan tangki penyimpanan dapat dihubungkan satu
sama lain menggunakan pipa piggable. Hal tersebut juga efektif untuk dihubungkan dengan tangki
penyimpanan dan tempat pencetakan. Penggunaan teknologi pipa pigging dapat meningkatkan
rendemen (yield) produk hingga 99%. Pigging juga memberikan manfaat lainnya seperti mengurangi
waktu penggantian dan mencegah kotaminasi silang.
Rama Luthfi Ramadhan (181424024)

A. Gambar Instalasi Pigging Pipeline

Gambar 1 Gambar 2

1. Closure
Closure merupakan tutup dari bagian pig launcher, yang digunakan sebagai jalan
untuk memasukkan pig
2. Valve
Ada beberapa valve yang digunakan dalam pig launcher, yaitu:
a) Kicker valve
Kicker valve dipasang dibelakang posisi pig setelah dimasukkan ke dalam pig
launcher. Sesuai dengan namanya, kicker valve berfungsi untuk menendang pig supaya keluar
dari pig launcher dan masuk ke sistem perpipaan dengan cara mengatur laju aliran udara
tekan masuk. Dimensi dari kicker valve paling kecil adalah ¼ dari diameter sistem perpipaan
utama dan paling besar adalah sesuai dengan diameter sistem perpipaan utama.
b) Throttle valve
Throttle valve atau biasa disebut dengan bypass valve berada pada aliran utama dari
sistem perpipaan. Tugas utamanya adalah membuat bypass agar aliran tidak melalui pig
launcher dengan cara mengatur laju aliran fluida yang akan masuk ke sistem perpipaan.

c) Main valve
Main valve atau biasa disebut dengan pigging valve berfungsi untuk menutup aliran
utama fluida supaya tidak berbalik masuk ke pig launcher. Pada saat pigging dioperasikan,
valve ini bertugas untuk memberikan jalan supaya bergerak dari pig launcher menuju sistem
perpipaan utama.
d) Drain valve
Drain valve berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang terkandung dalam pig
launcher. Valve disini yang digunakan adalah globe valve dengan diameter ¼ inci.
e) PSV (Pressure Safety Valve) dan Venting Valve
PSV berfungsi untuk melepaskan tekanan berlebih yang ada di pig launcher.
Sedangkan venting valve berfungsi untuk melepas tekanan dalam pig launcher yang
dilakukan secara manual. Vent disini merupakan saluran yang mengarah ke udara terbuka
untuk melepaskan tekanan fluida di dalam pig launcher. Valve disini yang digunakan adalah
globe valve dengan diameter ¼ inci.
3. Pig trap
Pig trap disini merupakan badan dari pig launcher itu sendiri. Yang merupakan
tempat pig dimasukkan dan tempat awal meluncurnya pig.
4. Pig Support
Pig support yang berada didalam pig launcher biasa disebut juga dengan buffle.
Komponen ini bertugas untuk memegang pig supaya posisi pig lurus dengan posisi utama.
Untuk pig launcher yang dirancang bagian bawahya datar, buffle ini tidak diperlukan.

Gambar 3

1. Major barrel, Umumnya ukuranya lebih besar setidaknya satu tingkat diatas pipeline,
misalnya apabila pipeline 8″maka Major barrel setidaknya 10″.
2. Launcher Barrel, berukuran sama dengan diameter pipeline.
3. Balancing Line, Menghubungkan Launcher barrel dan major Barrel, line nya cenderung kecil,
umumnya 1″sampai 3″, fungsi utamanya untuk mengatur tekanan fluida agar terjadi
keseimbangan saat barrel terisi dengan Pig.
4. Kicker Line, berfungsi sebagai pendorong pig selama proses pigging berlangsung, pendorong
dapat menggunakan fluidanya sendiri atau fluida lain, misalnya Nitrogen ataupun compressed
air.
5. Main Isolation valve, berfungsi untuk menutup dan pembuka utama sekaligus mengisolasi
aliran dari pig loucher ke pipeline apabila tidak digunakan, ukuran dari internal diameter
valve harus sama atau sedikit lebih besar dibandingkan dengan internal diameter pipa, karena
itu sangat disarankan memakai valve dengan full bore, agar pig tidak tersangkut di isolation
valve saat dijalankan.
6. Quick Opening Clossure / Door, Pintu utama dari Pig Launcher, untuk launcher yang
digunakan dalam fase konstruksi, tidak semua dilengkapi dengan QOC, lebih sering memakai
blind flange yang dikencangkan dengan studbolts.
7. Pressure Gauge, disarankan dipasang pada barrel dan pipeline, agar diketahui perbedaan
tekanan baik saat proses pigging maupun saat persiapan proses pigging berlangsung.
8. Vent dan Drain, saluran venting dan drain wajib disediakan setidaknya dua buah pada major
barel dan launcher barel, hal ini difungsikan untuk memudahkan pembuangan fluida, kotoran
dan perawatan lainya.
9. PSV, Pig Launcher dan Reciever termasuk dalam kategory pressure vessel, untuk itu
diwajibkan untuk memasang peralatan safety, PSV dipasang sebagai sarana apabila terjadi
over pressure di barrel dapat dengan cepat dibuang, sehingga peralatan

B. Cara Kerja Pigging Pipeline


Mekanisme kerja pig, menurut Davidson (2002) pig dapat berjalan karena adanya perbedaan
tekanan antara bagian yang telah dijalani dan bagian yang belum dijalani oleh pig. Jika gaya di belakang
pig lebih besar daripada gaya gesek yang arahnya berlawanan, pig akan bergerak searah dengan gaya
yang diaplikasikan. Gaya yang diaplikasikan pada prinsipnya berupa tekanan oleh propelling medium
atau fluida yang menggerakkan pig. Ilustrasi tentang gaya yang berperan dalam gerakan pig seperti
yang dibuat oleh Davidson ditampilkan dalam dalam di bawah ini.
Cara kerja Pigging pipeline

Tahap 1 Tutup isolation valve, injeksikan inert gas (N2) ke pig launcher.
Tahap 2 Masukkan PIG ke dalam launcher

Tahap 3 Buka kicker line untuk mendorong PIG

Tahap 4 PIG sampai di receiver


Tahap 5 Venting dan draining. Remove residual gas dengan inert gas

Tahap 6 PIG diambil dari receiver

Tahap 7 Isolasi receiver


C. Perawatan Pipa dengan Pigging

1. Memastikan isolation dan kicker line valve dalam keadaan tertutup


2. Membuka lubang angin (vent) dan drain valve untuk mengosongkan launcher dari cairan dan udara
tekan yang masih terjebak (tekanan harus sama dengan tekanan atmosfer)
3. Ketika tekanan gauge dalam launcher mununjukkan angka 0 psi dengan
drain dan vent valve dalam posisi terbuka, closure boleh dibuka
4. Masukkan pig dan tekan kedepan sampai nose atau depan pig kontak dengan reduktor dengan kuat.
5. Menutup dan mengunci closure
6. Menutup drain valve dan secara berangsur-angsur membuka kicker valve, kemudian mengeluarkan
angin melewati vent valve
7. Ketika launcher penuh, tutup vent valve dan masukkan tekanan untuk ekualisasi
8. Membuka isolation valve
9. Menutup main valve secara berangsur-angsur untuk menaikkan aliran melalui kicker valve
dibelakang pig sampai pig meluncur dari pig launcher menuju pipa utama
10. Jika satu pig telah masuk ke main line dengan sempurna, buka penuh main valve kemudian
menutup kicker dan isolation valve

D. Industri yang Menggunakan Pigging Pipeline


Industri Perminyakan

Pigging diistilahkan oleh banyak orang dengan penikusan, karena diambil dari prinsip kerja
seperti larinya tikus. Pigging berfungsi untuk membersihkan dinding pipa bagian dalam dari: kotoran
(scale), genangan cairan (kondensat), benda-benda lain yang tidak diharapkan. Sasaran pigging adalah
untuk menjaga agar aliran fluida di dalam pipa tidak terganggu seperti:
a. Peningkatan tekanan
b. Pencemaran mutu fluida
c. Penurunan kapasitas
d. Peningkatan kapasitas
e. Peningkatan gesekan
f. Peningkatan kebisingan dan lain-lain.
Secara garis besar, penggunaan pigging system dalan industry perminyakan dimaksudkan untuk
:

a. Membersihkan bagian dalam pipa,

b. Memisahkan secara fisis fluida berbeda yang sedang dialirkan dalam pipa tersebut,

c. Mendeteksi / inspeksi diding pipa seperti laju korosi, ketebalan sisa dinding pipa, perubahan bentuk
/ lekuk-lekuk pipa yang dikenal dengan istilah ILI (Inline Inspection) tool,

d. Mencatat (capturing and recording) informasi yang berhubungan dengan pipeline seperti ukuran dan
posisi kerusakan.

Proses pigging pada sistem perpipaan (pipeline system) pada industri minyak & gas mutlak
diperlukan karena:

a. Proses pigging dapat memberi efek perawatan terhadap pipeline sehingga umur pipeline
bertambah,
b. Proses pigging dapat mengamati / mendeteksi adanya gangguan di dalam pipa seperti korosi,
retak, kebocoran dan perubahan bentuk dan dimensi pipa sehingga dapat diambil tindakan
perbaikan,
c. Pemilihan tipe alat pigging yang akan digunakan tergantung pada parameter seperti: jenis
fluida, tekanan fluida, jenis kotoranyang timbul, suhu fluida dan kondisi konstruksi sistem
pipeline
Riva Nur Arofah (181424025)

Pigging adalah aktifitas di dalam perpipaan pada dunia industri migas dan petrokimia. Salah satu
kegiatan pigging adalah teknik membersikan bagian dalam pipa dari soft-scale atau deposit yang
menempel pada dinding pipa bagian dalam. Pig bergerak mengikuti aliran didalam pipa dari ujung ke
ujung. Atau dari pig launcher sampai ke pig receiver.

Dalam sistem pigging ada empat komponen yang sangat penting dan saling berkaitan, yaitu:

1. Pig Launcher, merupakan alat yang digunakan untuk membantu pig meluncur melewati sistem
perpipaan yang akan dibersihkan.

2. Pipeline, merupakan sistem perpipaan yang akan dibersihkan dengan sistem pigging.

3. Pig Receiver, merupakan alat yang digunakan untuk menangkap pig yang telah meluncur melewati
sistem perpipaan.

4. Pig, merupakan alat pembersih yang akan diluncurkan oleh pig launcher melewati sistem perpipaan
dan kemudian ditangkap oleh pig receiver.

Ketiga komponen (pig launcher, sistem perpipaan dan pig receiver) diatas saling berkaitan satu
sama lain yang kemudian dirancang menjadi satu rangkaian dan dilengkapi dengan berbagai support,
seperti flange, valve dan aliran udara tekan..

Pig launcher & receiver digunakan untuk mengirim & menerima "pig". Pig yang dikirim dari
station a ke station b akan mengikuti aliran minyak sekaligus membersihkan pipa dari wax, sedimen
dan mendorong air yang mengendap dibagian bawah pipa ke arah station penerima. Bila pipe line tidak
dibersihkan dengan pig makin lama sedimen & wax akan menempel didinding dalam pipa yang
mengakibatkan inside diameter pipa akan mengecil dan menimbulkan friksi & pressure loss yang
makin meningkat.

Pembersihan atau pengetesan bagian dalam pipa dengan sistem pigging ini dilakukan dengan
memasukkan alat pig tersebut beserta kelengkapannya dari ujung pipa yang satu (pig launcher), lalu
bergerak di dalam pipa dengan bantuan dorongan tekanan fluida dari belakang pig, dan selanjunya akan
mencapai ujung lain dari pipa tersebut (pig receiver). Selama pig ini bergerak di dalam pipa, maka
gerakan pig tersebut akan mampu membersihkan bagian dalam pipa tersebut, sekaligus melakukan
pendeteksian terhadap pipa tersebut. Ada berbagai jenis pigging, ada pigging yang hanya berfungsi
untuk membersihkan pipa saja, tetapi ada juga pigging yang berfungsi untuk melakukan deteksi sesuai
kebutuhan.
Pig

FROM PROCESS

Jalannya Pig di Dalam Pipa


Cara kerja pigging pipeline adalah dengan meletakkan pig dalam pipa kemudian diberikan
udara tekan dengan menggunakan kompressor sehingga pig dapat bergerak dan membersihkan pipa
bagian dalam. Pigging dapat bergerak apabila daya tekan pada bagian belakang pigging lebih besar dari
pada bagian depan pigging dan gaya gesek antara pingging dengan permukaan dalam pipa yang kecil.
Pada pipa lurus, tekanan udara yang relatif kecil akan membuat pigging bergerak tetapi terhambat pada
saat ada belokan pipa/elbow. Untuk itu dibutuhkan tekanan yang relatif besar agar pigging dapat
bergerak disemua kondisi

Pig diluncurkan ke pipe line semakin sering semakin bagus. Setiap 2 minggu satu kali
peluncuran sudah cukup baik. Namun hal ini bisa disesuaikan dengan kondisi pipa, dilihat dari hasil
kotoran yang diterima di pig – receiver.
Rizki Aulia Rohmaniar (181424026)

Pada instalasi pemasangan Pipa pigging pipeline terdapat hal-hal yang harus diketahui
diantaranya adalah :

 Closure: berupa tutup yang menyerupai pintu berbentuk bulat. Untuk launcher
yang digunakan dalam fase konstruksi, tidak semua dilengkapi dengan closure,
lebih sering memakai blind flange yang dikencangkan dengan studbolts.
 Barrel: bagian pig trap yang membesar untuk menginisiasi peluncuran pig di
pig receiver dan akhir perjalanan pig di pig launcher.
 Reducer: berupa corong yang menghubungkan bagian dengan diameter
sebesar pig trap dengan bagian yang berdiameter sama dengan pipa utama.
Bentuk reducer ada dua macam, yang pertama berupa Concentric reducer, yang
kedua berupa acentric reducer. Pada masa kini bentuk acentric reducer lebih
disukai, karena jalannya pig melalui reducer jenis ini lebih mulus (smooth) dan
tidak menemui hambatan berupa “grenjulan”.
 Nominal bore section: merupakan bagian setelah reducer dan sebelum pigging
valve yang diameternya sama dengan diameter sistem perpipaan utama.
 Pigging line: merupakan bagian setelah pigging valve sampai sambungan T-
joint.
 Vent dan Drain: saluran venting dan drain wajib disediakan setidaknya dua
buah pada major barel dan launcher barel, hal ini diperlukan untuk
memudahkan pembuangan fluida, kotoran dan perawatan lainnya.
 Pressure Gauge: disarankan dipasang pada barrel dan pipeline, agar diketahui
perbedaan tekanan baik saat proses pigging maupun saat persiapan proses
pigging berlangsung.
 Trap Kicker: berfungsi sebagai pendorong pig selama proses pigging
berlangsung, pendorong dapat menggunakan fluidanya sendiri atau fluida lain,
misalnya Nitrogen ataupun compressed air.
 Mainline Trap: berfungsi untuk menutup dan pembuka utama sekaligus
mengisolasi aliran dari pig loucher ke pipeline apabila tidak digunakan, ukuran
dari internal diameter valve harus sama atau sedikit lebih besar dibandingkan
dengan internal diameter pipa, karena itu sangat disarankan memakai valve
dengan full bore, agar pig tidak tersangkut di isolation valve saat dijalankan.

Mekanisme kerja pig, menurut Davidson (2002) pig dapat berjalan karena adanya perbedaan
tekanan antara bagian yang telah dijalani dan bagian yang belum dijalani oleh pig. Jika gaya di
belakang pig lebih besar daripada gaya gesek yang arahnya berlawanan, pig akan bergerak
searah dengan gaya yang diaplikasikan. Gaya yang diaplikasikan pada prinsipnya berupa
tekanan oleh propelling medium atau fluida yang menggerakkan pig. Ilustrasi tentang gaya
yang berperan dalam gerakan pig dapat dilihat dari gambar ini. :

Tahapan Proses pada Pigging :

1. Tutup isolation valve, injeksikan inert gas (N2) ke pig launcher.

2. Masukkan pig ke dalam launcher


3. Buka kicker line untuk mendorong pig

4. Pig sampai di receiver

5. Venting dan draining. Remove residual gas dengan inert gas.

6. Pig diambil dari receiver


7. Isolasi receiver dengan inert gas

Prosedur Perawatan Pipa dengan Pigging


Pelaksanaan pigging dilakukan dengan persiapan sebagai berikut:
1. Pemasangan Launcher dibagian ujung depan.
2. Dipasang Reciever di bagian ujung belakang
3. Persiapan pompa atau kompressor untuk mendorong pig.
4. Pemasangan manometer, berbagai valve dll.
5. Operator pigging harus memakai perlengkapan safety yang memadai.

Biasanya untuk awal diluncurkan foam pig yang terbuat dari polyurethane , digunakan
untuk mengetahui kondisi awal di dalam pipa. Data dari hasil peluncuran akan berupa
seberapa cacat atau kerusakan dari foam pig tersebut. Kemudian diluncurkan scrapper
pig untuk menyekrap kotoran/scale yang ada di dinding dalam pipa. Setelah itu baru
intelligent pig diluncurkan.
Industri yang menggunakan sistem pigging line adalah Industri coklat. Pigging sangat penting
pada industri cokelat, industri cokelat terkemuka di Jerman telah menggunakan teknologi pigging
tersebut. Pada prosesnya cokelat dipindahkan melalui pipa dengan suhu 45-50°C, karena tidak dapat
memindahkan pada dibawah suhu tersebut. Para produsen cokelat mendapatkan keuntungan dari
teknologi pigging: alat conching dan tangki penyimpanan dapat dihubungkan satu sama lain
menggunakan pipa piggable. Hal tersebut juga efektif untuk dihubungkan dengan tangki penyimpanan
dan tempat pencetakan. Penggunaan teknologi pipa pigging dapat meningkatkan rendemen (yield)
produk hingga 99%. Pigging juga memberikan manfaat lainnya seperti mengurangi waktu penggantian
dan mencegah kotaminasi silang
Salma Nabila Putri (181424027)
Pigmerupakan suatu alat untuk membersihkan permukaan dalam pipa
daricairan dan padatan. Membersihkan bagian dalam dengan menggunakan
pigadalahsebagai langkah pencegahan terhadap korosi yang timbul di dalam
pipa. Kotoranyang terdapat di dalam aliran minyak akan mengendap dan membentuk
padatan yangmenempel dalam pipa.
Piggingadalah kegiatan operasi meluncurkan suatu alat yang disebut
pigkedalam suatu pipa saluran melalui tabung peluncur (pig launcher),
menjalankannyapada tekanan operasi dan menerima serta mengeluarkannya dari
dalam pipa saluranmelalui tabung penerima (pig receiver).

Gambar 1. Konfigurasi Pig Launcher untuk Liquid

Gambar 2. Konfigurasi Pig Receiver untuk Liquid


Gambar 3. Konfigurasi Pig Launcher untuk Gas

Gambar 4. Konfigurasi Oig Receiver untuk Gas

Mekanisme Kerja Pigging Pipeline


Mekanisme kerja pigging pipeline yaitu pig diletakan di dalam pipa, lalu
diberikan tekanan dari compressor. Pig akan dapat meluncur dan membersihkan serta
mengeringkan bagian dalam pipa. Pig meluncur dengan bentuk dan kecepatan tertentu.
Prosedur Pig Launching:
1. Pastikan katup isolasi dan katup penendang (kicker valve) ditutup.
2. Dalam sistem cairan, buka katup pembuangan (drain valve) dan biarkan udara
menggantikan cairan dengan membuka katup ventilasi. Dalam sistem gas
alam, buka ventilasi (vent)dan keluarkan peluncur (launcher) ke tekanan
atmosfer.
3. Ketika pig launcher benar-benar dikuras (0 psi), dengan ventilasi dan katup
pembuangan masih terbuka, buka pintu perangkap (closure).
4. Pasang pig dengan hidung bersentuhan kuat dengan peredam antara laras dan
bagian lubang nominal peluncur.
5. Bersihkan segel penutup dan permukaan penyegel lainnya, lumasi jika perlu,
dan tutup serta kencangkan pintu penutup.
6. Tutup katup pembuangan. Isi trap secara perlahan dengan membuka kicker
valve secara bertahap dan mengeluarkan ventilasi melalui vent valve.
7. Saat pengisian selesai, tutup katup ventilasi agar tekanan seimbang di seluruh
katup isolasi.
8. Buka katup isolasi. Pig itu siap diluncurkan.
9. Tutup sebagian katup saluran utama. Ini akan meningkatkan aliran melalui
kicker valve dan di belakang pig. Lanjutkan untuk menutup katup jalur utama
sampai pig meninggalkan perangkap ke jalur utama seperti yang ditunjukkan
oleh pemberi sinyal pig.
10. Setelah pig meninggalkan perangkap dan memasuki jalur utama, buka
sepenuhnya katup jalur utama. Tutup katup isolasi dan kicker valve.
11. Pig launching selesai.
Prosedur Receiving Pig:
1. Pastikan receiver diberi tekanan.
2. Buka sepenuhnya bypass valve.
3. Buka sepenuhnya katup isolasi dan tutup sebagian katup saluran utama (main
line valve).
4. Pantau pemberi pig signaler untuk kedatangan pig.
5. Tutup katup isolasi dan bypass valve.
6. Buka katup pembuangan (drain valve) dan katup ventilasi (vent vale).
7. Periksa pengukur tekanan pada penerima untuk memastikan bahwa trap telah
dikurangi tekanannya (0 psi).
8. Buka trap closure dan keluarkan pig dari receiver.
9. Bersihkan segel penutup dan permukaan segel lainnya, lumasi jika perlu, dan
tutup serta kencangkan closure.
10. Kembalikan receiver ke kondisi semula.
KESIMPULAN

1. Dalam konteks pipeline, pigging merupakan istilah yang digunakan ketika seseorang
menggunakan PIG (pipeline inspection gauges) untuk melakukan berbagai proses perawatan
pada pipa. Tujuan dari pigging adalah untuk melakukan maintenance terhadap jalur pipa
dengan cara memasukkan alat bernama pig ke dalam jalur pipa melalui pig launcher. Alat ini
akan bergerak menyusuri pipa, mengikuti aliran fluida di dalamnya, hingga tiba di ujung akhir
yang telah ditentukan. Pig akan diambil kembali melalui pig receiver. Pig berfungsi untuk
membersihkan kotoran atau benda-benda yang tidak diinginkan yang dikhawatirkan akan
mengganggu aliran fluida di dalam pipa.
2. Dalam sistem pigging ada empat komponen yang sangat penting dan saling berkaitan, yaitu:
1. Pig Launcher, merupakan alat yang digunakan untuk membantu pig meluncur melewati
sistem perpipaan yang akan dibersihkan.
2. Pipeline, merupakan sistem perpipaan yang akan dibersihkan dengan sistem pigging.
3. Pig Receiver, merupakan alat yang digunakan untuk menangkap pig yang telah meluncur
melewati sistem perpipaan.
4. Pig, merupakan alat pembersih yang akan diluncurkan oleh pig launcher melewati sistem
perpipaan dan kemudian ditangkap oleh pig receiver.
Ketiga komponen (pig launcher, sistem perpipaan dan pig receiver) diatas saling berkaitan satu
sama lain yang kemudian dirancang menjadi satu rangkaian dan dilengkapi dengan berbagai
support, seperti flange, valve dan aliran udara tekan.
3. Ilustrasi Proses Pigging Pipeline

FROM
PROCESS
DAFTAR PUSTAKA
Pigging Products & Services Association. About Pigs (on line), http://www.ppsa-
online.com/about-pigs.php, (07 Februari 2021)
Pipe Pigs.Application for Pigging (on line).
http://www.pipepigs.com/images/ProvenApplicationsforPigging.pdf, (07 Februari
2021)
Pipe Pigs.Launcher Drawing (on line),
http://www.pipepigs.com/images/Launcher_drawing.pdf, (07 Februari 2021)
Western Filter Co., Inc,.Launching Procedures (on line),
http://www.westernfilterco.com/pigging/pigging_services.html, (07 Februari 2021)
Wikipedia.Pigging (on line).http://en.wikipedia.org/wiki/Pigging, (07 Februari 2021)
Tiratsoo,J.N.H. 1991. Pipeline Pigging Technology, United States of America. B31.8.2000.
Gas Transmision and Distribution Piping System, New York:American Society of
Mechanical Engineers. S.U.N. Engineering,Inc.Foam Pigs (on line),
http://www.sunengineeringinc.com/tFoamPig1.jpg, (07 Februari 2021)
Girrard Industries. Pig Launcher (on line), http://www.girrardindustries.com, (07 Februari
2021)
Carito, Dono. 2007. Production Operator Training PIGGING Conoco Phillips, Jawa Tengah:
PUSDIKLAT MIGAS CEPU

Anda mungkin juga menyukai