Anda di halaman 1dari 48

EVALUASI PENERAPAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN RI

NOMOR 7 TAHUN 2019 TENTANG PEMASANGAN DAN PENGAKTIFAN


SISTEM IDENTIFIKASI OTOMATIS BAGI KAPAL YANG BERLAYAR
DI WILAYAH PERAIRAN INDONESIA
(STUDI KASUS PELABUHAN TIGARAS)

PROPOSAL JUDUL
KERTAS KERJA WAJIB

Diajukan oleh :
DWI CHINDY ROCKY ANGELI
SIAHAAN NPT. 18 04 030

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


LALU LINTAS ANGKUTAN SUNGAI DANAU DAN
PENYEBERANGAN POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT
INDONESIA – PTDI STTD 2021

i
EVALUASI PENERAPAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN RI
NOMOR 7 TAHUN 2019 TENTANG PEMASANGAN DAN PENGAKTIFAN
SISTEM IDENTIFIKASI OTOMATIS BAGI KAPAL YANG BERLAYAR
DI WILAYAH PERAIRAN INDONESIA
(STUDI KASUS PELABUHAN TIGARAS)

KERTAS KERJA WAJIB

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli


Madya Pada Jurusan Diploma III Lalu Lintas Angkutan Sungai Danau
dan Penyeberangan

Diajukan oleh :
DWI CHINDY ROCKY ANGELI
SIAHAAN NPT.18 04 030

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


LALU LINTAS ANGKUTAN SUNGAI DANAU DAN
PENYEBERANGAN POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT
INDONESIA – PTDI STTD 2021

ii
FORMULIR PENGAJUAN PROPOSAL JUDUL KERTAS KERJA WAJIB
(KKW)

Saya taruna Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD dengan data sebagai
berikut:

Nama : DWI CHINDY ROCKY ANGELI SIAHAAN

Nomor Taruna 18 04 030

Jurusan : DIPLOMA III LLASDP

Mengajukan Judul Kertas Kerja Wajib (KKW) dengan data dibawah ini:

Judul Laporan Tugas Akhir : EVALUASI PENERAPAN PERATURAN


MENTERI PERHUBUNGAN RI NOMOR 7
TAHUN 2029 TENTANG PEMASANGAN DAN
PENGAKTIFAN SISTEM IDENTIFIKASI
OTOMATIS BAGI KAPAL YANG BERLAYAR DI
WILAYAH PERAIRAN INDONESIA (STUDI
KASUS PELABUHAN TIGARAS)

Lokasi Penelitian : PELABUHAN TIGARAS SUMATERA UTARA

Palembang, 27 Juli 2021


Yang mengajukan,

Dwi Chindy Rocky Angeli Siahaan


Npt. 18 04 030

iii
PENGAJUAN PROPOSAL JUDUL
EVALUASI PENERAPAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN RI
NOMOR 7 TAHUN 2019 TENTANG PEMASANGAN DAN PENGAKTIFAN
SISTEM IDENTIFIKASI OTOMATIS BAGI KAPAL YANG BERLAYAR
DI WILAYAH PERAIRAN INDONESIA
(STUDI KASUS PELABUHAN TIGARAS)

DI AJUKAN OLEH :

DWI CHINDY ROCKY ANGELI SIAHAAN


NPT. 18 04 030

TELAH DISEMINARKAN DI DEPAN DEWAN PENGUJI


PADA TANGGAL JULI 2021 DAN DINYATAKAN MEMENUHI SYARAT
UNTUK PENGAJUAN PROPOSAL JUDUL KERTAS KERJA WAJIB
(KKW) SUSUNAN TIM PENGUJI :

NAMA DOSEN TANDA TANGAN

1 DR. A. Agus Tjahjono, MM., M.Mar.E ……………………..


NIP. 197106201999031001

2 Yohan Wibisono, M.Pd ……………………..


NIP. 197505102006041001

3 Elfita Agustini, MM ……………………..


NIP. 197108171992032002

Palembang, 27 JULI 2021


A.N DIREKTUR PTDI-STTD
KETUA PROGRAM STUDI
DIPLOMA III LLASDP

Bambang Setiawan
NIP. 19730921 199703 1 002

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL.....................................................................................i
HALAMAN JUDUL........................................................................................ii
FORMULIR PENGAJUAN.............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................vi
DAFTAR TABEL.............................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
I.1.1 Gambaran Umum.......................................................................1
I.1.2 Rumusan Masalah......................................................................2
1.2 Maksud Dan Tujuan............................................................................3
1.3 Manfaat...............................................................................................3
I.3.1 Manfaat Bagi Taruna..................................................................4
I.3.2 Manfaat Bagi Lembaga..............................................................5

BAB II LANDASAN TEORI........................................................................5


2.1 Landasan Hukum................................................................................5
2.2 Landasan Teori...................................................................................8

BAB III METODE KAJIAN.........................................................................14


3.1 Alur Pikir............................................................................................10
3.2 Pengumpulan Data..............................................................................11
3.2.1 Data Primer................................................................................11
3.2.2 Data Sekunder............................................................................12

v
3.3 Analisa................................................................................................20
3.3.1 Metode Analisa..........................................................................12
3.3.2 Analisa Data...............................................................................14
3.3.3 Analisa Permasalahan................................................................32

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................38
LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR

HALAMAN
Gambar 3.1 : Bagan Alur Pikir……………………...…………...……... 10
Gambar 3.2 : KMP. SUMUT I di Pelabuhan Tigaras…………...……... 15
Gambar 3.3 : KMP. SUMUT II di Pelabuhan Tigaras ……………...… 17
Gambar 3.4 : Kapal Motor Tradisional di Pelabuhan………………...… 18
Gambar 3.5 : Dermaga……………………………………………….… 13
Gambar 3.6 : Ruang Tunggu……………………...…………...…...…... 21
Gambar 3.7 : Bangunan Gedung Kantor………………………...……... 21
Gambar 3.8 : Lapangan Parkir……………………...…………...……... 22
Gambar 3.9 : Toilet………………………...……................................. 22
Gambar 3.10 : Loket Penumpang dan Kendaraan……. ……………...… 23
Gambar 3.11 : Mushalla…………………………………………….....… 23
Gambar 3.12 : Ruang Monitor AIS …………………..……………….… 24
Gambar 3.13 : Monitor AIS……………………………………………… 24
Gambar 3.14 : Monitor AWS………………....…………………………. 24
Gambar 3.15 : Antena AIS di Kapal………………..……......…...……... 25
Gambar 3.16 : Alat AIS yang Dipasang pada Kapal…………. ………... 26
Gambar 3.17 : Alat AIS yang Dipasang pada Kapal…………. ………... 26
Gambar 3.18 : Display Monitor AIS…………………………………….. 26
Gambar 3.19 : Tower AIS ………..…………………..……………….… 27
Gambar 3.20 : Grafik produktivitas Keberangkatan Kendaraan ……….. 28
Gambar 3.21 : Grafik produktivitas Keberangkatan Penumpang ………. 30
Gambar 3.22 : Grafik produktivitas Keberangkatan Penumpang ………. 30
Gambar 3.23 : Grafik produktivitas Kedatangan Penumpang ………….. 32
Gambar 3.24 : Grafik produktivitas Kedatangan Penumpang ……….… 32
Gambar 3.25 : Display Monitor AIS Hari Pertama Survey……………… 34

vii
Gambar 3.26 : Display Monitor AIS Hari Pertama Survey ……………. 35
Gambar 3.27 : Display Monitor AIS Hari Pertama Survey …………….. 35

viii
DAFTAR TABEL

HALAMAN
Tabel 3.1 : Analisa Permasalah Berdasarkam PM 7 TAHUN 2019…. 13
Tabel 3.2 : Ship Particular KMP. SUMUT I...........................................15
Tabel 3.3 : Ship Particular KMP. SUMUTII...........................................17
Tabel 3.4 : Karakteristik Kapal yang Beroperasi.....................................19
Tabel 3.5 : Karakteristik Dermaga...........................................................13
Tabel 3.6 : Data Produktivitas keberangkatan 2 Tahun Terakhir…........27
Tabel 3.7 : Produktivitas Keberangkatan Penumpang dan Kendaraan. 29
Tabel 3.8 : Produktivitas Kedatangan Penumpang dan Kendaraan….....31
Tabel 3.9 : Ketersediaan AIS pada Kapal Motor Tradisional...................33
Tabel 3.10 : Survey 14 Hari Pengaktifan AIS……. ……………...… 36

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumatera Utara adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian


Utara Pulau Sumatera. Luas wilayah provinsi Sumatera Utara mencapai
72.981,23 km2 yang terdiri dari 33 kabupaten dan kota. Kabupaten Simalungun
adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten ini memiliki
32 kecamatan, salah satunya adalah kecamatan Dolok Pardamean. Di kecamatan
Dolok Pardamean ini memiliki sebuah pelabuhan Tigaras yang terletak di desa
Tigaras dan merupakan salah satu pelabuhan penyeberangan di Danau Toba
menuju Pulau Samosir. Pelabuhan Penyeberangan Tigaras dikelola oleh Balai
Pengelola Transportasi Darat Wilayah II Sumatera Utara. Kapal yang beroperasi
pada pelabuhan ini terdiri dari 2 kapal motor penyeberangan yaitu KMP. SUMUT
I dan KMP. SUMUT II serta 17 kapal motor tradisional. Trayek lintasan di
pelabuhan Tigaras ini adalah lintasan Tigaras – Simanindo. Lintasan Tigaras –
Simanindo ini merupakan lintasan perintis yang menghubungkan penyeberangan
dari Kabupaten Simalungun ke Pulau Samosir yang berjarak 5 mil dengan waktu
tempuh 30 menit.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 7 Tahun 2019


tentang Pemasangan dan Pengaktifan Sistem Identifikasi Otomatis (AIS) bagi
kapal yang berlayar di wilayah Indonesia. Pemasangan dan pengaktifan AIS
diperlukan untuk mengetahui keadaan kapal dan membantu pengaturan lalu lintas
kapal serta mengetahui keberadaan kapal pada saat pelayaran guna untuk
keselamatan serta kelancaran kapal dalam berlayar. Berdasarkan peraturan
tersebut maka kapal – kapal yang beroperasi di Danau Toba juga harus sudah
dilengkapi dengan AIS. Pemasangan AIS Kelas B untuk Kapal penumpang dan
kapal barang Non Konvensi dengan ukuran paling rendah GT 35. Pada 17 kapal

1
motor tradisional dan 2 kapal motor penyeberangan yang beroperasi di Pelabuhan
Tigaras mempunyai GT terendah yaitu 35, maka harusnya tiap kapal yang
beroperasi sudah dilengkapi dengan AIS untuk mendukung kelancaran dalam
pelayaran kapal. Tapi pada kenyataannya, dari 17 kapal motor tradisional dan 2
kapal motor penyeberangan yang beroperasi, masih terdapat 2 kapal motor
tradisional yang belum dipasang AIS serta pada setiap kapal yang telah di pasang
AIS masih belum efektif dalam hal pengaktifannya ketika berlayar dan cenderung
menonaktifkan alat AIS tersebut.

Melihat dari kejadian tenggelamnya KM. Sinar Bangun pada tahun 2018 yang
mengakibatkan banyak korban serta kejadian KM.Romauli 08 di lintasan Tigaras
- Simanindo yang mengalami mati mesin karena di sambar petir di tengah
pelayaran pada bulan Februari 2021. Walaupun pada kejadian KM.Romauli tidak
terdapat korban jiwa, tetapi hal tersebut sangatlah fatal untuk pelayaran. Disitulah
peranan AIS sangat di butuhkan agar dengan cepat mengetahui kondisi dan lokasi
kapal pada saat berlayar dan jika ada kesalahan atau hal – hal yang tidak terduga
yang dialami pada saat berlayar dapat langsung dengan mudah di beri
pertolongan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian sebagai tugas akhir Kertas Kerja Wajib (KKW) dengan judul,
“Evaluasi Penerapan Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor 7 Tahun
2019 Tentang Pemasangan dan Pengaktifan Sistem Identifikasi Otomatis
(AIS) Bagi Kapal Yang Berlayar Di Wilayah Perairan Indonesia ( Studi
Kasus Pelabuhan Tigaras).

1.2 Rumusan Permasalahan

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka didapatkan rumusan


masalah yaitu :

2
1. Bagaimanakah tingkat kepatuhan pemilik kapal dalam pemasangan alat AIS
Kelas B pada kapal motor tradisional?
2. Bagaimanakah tingkat kepatuhan operator kapal dalam pengaktifan alat AIS
selama kapal berlayar?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kepatuhan pemilik kapal dalam


pemasangan alat AIS Kelas B pada kapal motor tradisional.
2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kepatuhan operator kapal dalam
pengaktifan alai AIS selama kapal berlayar.

1.3.2 Manfaat

Manfaat dari penulisan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini, sebagai berikut :

1. Bagi Taruna, pembuatan KKW bermanfaat untuk mengaplikasikan ilmu


pengetahuan yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan.
2. Bagi Lembaga Pendidikan, memberikan informasi berupa pengetahuan dan
wawasan kepada seluruh civitas akademika di Politeknik Transportasi Sungai,
Danau dan Penyeberangan Palembang mengenai pemasangan dan pengaktifan
AIS pada kapal motor rakyat dan sebagai bahan referensi dalam suatu tugas
atau laporan.
3. Bagi Instansi Pemerintahan, BPTD Wilayah II Provinsi Sumatera Utara, dapat
dijadikan acuan dalam menerapkan pemasangan dan pengaktifan AIS Kelas B
pada kapal motor rakyat di Pelabuhan Tigaras Provinsi Sumatera Utara

3
1.4 Ruang Lingkup

Agar pokok permasalahan yang akan dibahas dalam Kertas Kerja Wajib
(KKW) ini tidak menyimpang dan meluas dari fokus penelitian, maka diperlukan
adanya pembatasan ruang lingkup. Adapun ruang lingkup penulisan Kertas Kerja
Wajib ini adalah sebagai berikut :

1. Lokasi yang di teliti adalah Pelabuhan Penyeberangan Tigaras Provinsi


Sumatera Utara
2. Hal yang diteliti adalah Pemasangan dan Pengaktifan AIS pada kapal yang
beroperasi di Pelabuhan Tigaras
3. Pemasangan AIS pada kapal berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 7 Tahun 2019 tentang Pemasangan dan Pengaktifan Sistem
Identifikasi Otomatis (AIS) bagi kapal yang berlayar di wilayah Indonesia.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Hukum

1. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, dijelaskan


bahwa pada :

a. Pasal 1 ayat (3) : Angkutan di perairan adalah Kegiatan mengangkut


dan/atau memindahkan penumpang dan/atau barang dengan
menggunakan kapal.
b. Pasal 1 ayat (16) : Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan
dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai
tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat
barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi
dengan fasilitas kekselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan
antarmoda transportasi.
c. Pasal 131 ayat (1) : Kapal sesuai dengan jenis, ukuran, dan daerah-
pelayarannya wajib dilengkapi dengan perlengkapan navigasi dan/atau
navigasi elektronika kapal yang memenuhi persyaratan.
d. Pasal 131 ayat (2) : Kapal sesuai dengan jenis, ukuran, dan daerah-
pelayarannya wajib dilengkapi dengan perangkat komunikasi radio dan
kelengkapannya yang memenuhi persyaratan.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang


Kenavigasian, dijelaskan bahwa pada :

a. Pasal 14

5
1) Nakhoda yang berlayar di wilayah perairan Indonesia wajib
melaporkan identitas dan data pelayarannya kepada Menteri
melalui stasiun radio pantai.
2) Sistem pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menggunakan Sistem Identifikasi Otomatis (Automatic
Identification System/AIS).

3. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 7 Tahun


2019 Tentang Pemasangan Dan Pengaktifan Sistem Identifikasi Otomatis
Bagi Kapal Yang Berlayar Di Wilayah Perairan Indonesia, dijelaskan
bahwa :

a. Pasal 1
1) Perairan Indonesia adalah laut teritorial Indonesia beserta
perairan kepulauan dan perairan pedalamannya.
2) Sistem Identifikasi Otomatis (Automatic Identification System)
yang selanjutnya disebut AIS adalah system pemancaran radio
Very High Frequency (VHF) yang menyampaikan data-data
melalui VHF Data Link (VDL) untuk mengirim dan menerima
informasi secara otomatis ke kapal lain, Stasiun Vessel Traffic
Services (VTS), dan/atau stasiun radio pantai (SROP).
b. Pasal 3
1) Kapal Berbendera Indonesia dan Kapal Asing yang berlayar di
wilayah Perairan Indonesia wajib memasang dan mengaktifkan
AIS.
c. Pasal 6
1) Nakhoda wajib mengaktifkan dan memberikan informasi yang
benar pada AIS.

6
d. Pasal 7
1) Dalam hal AIS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 tidak
berfungsi, nakhoda wajib menyampaikan informasi kepada
SROP dan/atau Stasiun VTS, serta mencatat kejadian tersebut
pada buku catatan harian (log book) Kapal yang dilaporkan
kepada Syahbandar.
e. Pasal 8
1) Menteri melaksanakan pemantauan AIS secara langsung
(terrestrial) dan melalui satelit.
2) Menteri dalam melaksanakan pemantauan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat berkoordinasi dengan menteri
terkait.
3) Pemantauan AIS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berfungsi untuk menerima informasi dari AIS Kapal ke SROP
dan/atau Stasiun VTS, serta untuk memonitorpergerakan
Kapal.

4. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 58 Tahun


2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM
7 Tahun 2019 Tentang Pemasangan Dan Pengaktifan Sistem Identifikasi
Otomatis Bagi Kapal Yang Berlayar Di Wilayah Perairan Indonesia,
dijelaskan bahwa :

a. Pasal 1
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM
7 Tahun 2019 tentang Pemasangan dan Pengaktifan Sistem
Identifikasi Otomatis Bagi Kapal Yang Berlayar di Wilayah Perairan
Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 175)
diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 9 diubah sehingga berbunyi sebagai

7
berikut:
1) Kapal Berbendera Indonesia yang tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dikenai sanksi
administratif berupa penundaan keberangkatan kapal oleh
Syahbandar sampai dengan terpasangnya AIS di atas Kapal.

b. Pasal 2
Ketentuan Pasal 11 dubah sehingga berbunyi sebagai berikut :
1) Menteri melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap
pemasangan dan pengaktifan AIS.
2) Pengawasan penggunaan AIS dilakukan oleh petugas Stasiun
VTS, petugas SROP, pejabat pemeriksa keselamatan Kapal,
pejabat pemeriksa kelaiklautan dan keamanan Kapal Asing,
dan petugas kapal patrol penjagaan laut dan pantai.
3) Dalam hal AIS tidak aktif, petugas Stasiun VTS, petugas
SROP, pejabat pemeriksa keselamatan Kapal, pejabat
pemeriksa kelaiklautan dan keamanan Kapal Asing, dan
petugas kapal patroli penjagaan laut dan pantai menyampaikan
informasi kepada Syahbandar.

2.2 Landasan Teori

1. Definisi Transportasi
Menurut Fidel Miro (2004), Transportasi dapat diartikan sebagai usaha
memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek
dari suatu tempat ketempat lain, dimana di tempat ini objek tersebut lebih
bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu.
2. Kepelabuhanan

8
Menurut Abu bakar dkk (2010), Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran,
keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang, dan/atau barang,
keselamatan dan keamanan berlayar, tempat perpindahan intra-dan/atau
antarmoda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah dengan tetap
memperhatikan tata ruang wilayah.
3. Pelabuhan Penyeberangan
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 52 tahun 2004 pasal 4,
Pelabuhan Penyeberangan adalah pelabuhan umum yang diselenggarakan
untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum untuk kegiatan angkutan
penyeberangan.

4. Kapal Penyeberangan
Menurut Abu bakar dkk, 2010, kapal Penyeberangan sebagai salah satu moda
transportasi yang cukup berkembang yang merupakan bagian dari sistem
transportasi nasional yang memiliki karakteristik tersendiri.
5. Navigasi
Menurut James, 2015, navigasi adalah suatu teknik untuk menentukan
kedudukan dan arah lintasan perjalan secara tepat, atau navigasi adalah suatu
kegiatan mengontrol arah perjalanan baik di peta maupun di medan sebenarnya
dengan tepat hingga sampai tujuan.

9
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alur Pikir

Agar penulisan ini terarah dan dapat mencapai target yang diinginkan, maka
penulis menyusun bagan alur penulisan. Adapun bagan alur penulisan dapat dilihat
pada gambar berikut :
Mulai

Observasi dan Identifikasi Masalah

Pengumpulan Data

Data Primer : Data Sekunder :


Produktivitas Penumpan an Kendaraan gSelama 14 hari di Pelabuhan
Produktivitas
Tigaras Provinsi
5 Tahun
Sumatera
TerakhirUtara Tahun 2021
Data identifikasi aktif AIS selama 14 hari Karakteristik Kapal Motor Tradisional yang beroperasi di Pelabuhan Tigaras Sumatera U
Data Karakteristik kapal tradisional Jarak Tempuh trayek Tigaras-
Simanindo
Data kapal yang telah di pasang AIS
kelas B pada kapal tradisional

Pengolahan Data

Analisa Permasalahan

1. Analisis kepatuhan pemilik kapal terhadap pemasangan alai


AIS kelas B di kapal

2. Analisis kepatuhan operator kapal dalam pengaktifan alat


AIS di kapal

Pemecahan Masalah

Kesimpulan dan Saran

Selesai

1
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.2.1 Data Primer
Data primer adalah data yang didapat langsung dari sumbernya atau
berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, dalam memperoleh data
primer penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Melakukan pengamatan secara langsung kondisi yang sebenarnya di
lapangan yaitu melihat secara langsung operasional kapal motor
tradisional, naik turun penumpang dan alat AIS yang di pasang di kapal
motor tradisional dan pengaktifannya selama kapal berlayar.
Adapun data yang didapatkan yaitu :
a. Data produktivitas penumpang dan kendaraan di kapal motor
tradisional selama satu bulan di Pelabuhan Tigaras Provinsi
Sumatera Utara
b. Data survey kelengkapan AIS Kelas B
c. Data pengaktifan alat AIS saat berlayar selama 14 hari di
Pelabuhan Tigaras Provinsi Sumatera Utara
2. Metode Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai alat
AIS kelas B yang di pasang pada kapal motor penyeberangan . Adapun
yang dipilih menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Narasumber I : Jonny , Kepala Monitor AIS , BPTD Wilayah II
Provinsi Sumatera Utara
b. Narasumber II : Agung Hidayatullah, Staf Monitoring AIS, Pelabuhan
Ajibata
c. Narasumber III : Reynaldo Sidauruk, Nakhoda Kapal KM. Galungan
Bangun

1
3.2.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, sudah
dikumpulkan dan diolah sehingga sudah dalam bentuk publikasi, dalam
memperoleh data sekunder penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1. Metode Kepustakaan (Literature)
Metode ini dilakukan dengan cara mencari literatur atau dokumentasi
dari berbagai sumber yang ada mengenai teori – teori serta data yang
terkait dalam pemecahan masalah di Kertas Kerja Wajib (KKW) ini.
2. Metode Institusional
Metode institusional adalah pengumpulan data dengan cara melakukan
kunjungan ke instansi – instansi atau kantor – kantor untuk mendapatkan
data sekunder. Penulis menggunakan metode ini dengan mengumpulkan
data dari instansi atau kantor yang terkait dengan penelitian ini yaitu
sebagai berikut :
a. Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah II Provinsi Sumatera
Utara
b. Satuan Pelayanan Pelabuhan Tigaras – Simanindo
Data ini diperoleh melalui laporan tahunan atau laporan bulanan yang
ada kemudian dikaji dan diolah serta di analisa sebagai bahan
penunjang dalam pembahasan masalah yang ada.

3.3 Analisa
3.3.1 Metode Analisa
Metode analisa yang digunakan dalam melakukan penelitian berupa
Gap Analysis sebagai perbandingan antara keadaan existing dengan keadaan
yang diharapkan dan sebagai metode analisa yang digunakan sebagai evaluasi
yang menitik beratkan pada kesenjangan saat ini dengan keadaan yang
ditargetkan.

1
Analisa yang digunakan dalam melakukan penelitian pada lokasi
Pelabuhan Tigaras Provinsi Sumatera Utara berdasarkan analisa pada
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 7 Tahun 2019
Tentang Pemasangan Dan Pengaktifan Sistem Identifikasi Otomatis Bagi
Kapal Yang Berlayar Di Wilayah Perairan Indonesia dan Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 58 Tahun 2019 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 7 Tahun 2019
Tentang Pemasangan Dan Pengaktifan Sistem Identifikasi Otomatis Bagi
Kapal Yang Berlayar Di Wilayah Perairan Indonesia. Pada pasal berikut :
Tabel 3.1 Analisa Permasalahan Berdasarkan PM 7 Tahun 2019
No Berdasarkan Peraturan
1. Kapal Berbendera Indonesia dan Kapal Asing yang berlayar
di wilayah Perairan Indonesia wajib memasang dan
mengaktifkan AIS.
2. AIS Kelas B dipasang dan diaktifkan pada kapal berbendera Indonesia dengan
ukuran paling rendah GT 35 untuk kapal penumpang dan ukuran paling rendah
GT 60 untuk kapal penangkap ikan

3. Nakhoda wajib mengaktifkan dan memberikan informasi


yang benar pada AIS.

4. Informasi AIS Kelas B terdiri atas:


a. nama dan jenis Kapal;
b. kebangsaan Kapal;
c. MMSI;
d. titik koordinat Kapal;
e. kecepatan Kapal; dan
f. haluan Kapal.

5. Dalam hal AIS bila tidak berfungsi, nakhoda wajib menyampaikan informasi
kepada SROP dan/atau Stasiun VTS, serta mencatat kejadian tersebut pada
buku catatan harian (log book) Kapal yang dilaporkan kepada Syahbandar.

1
6. Kapal Berbendera Indonesia yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 dikenai sanksi administratif berupa penundaan
keberangkatan kapal oleh Syahbandar sampai dengan terpasangnya AIS di atas
Kapal

7. Nakhoda kapal berbendera Indonesia yang selama pelayaran tidak


mengaktifkan AIS dan/atau tidak memberikan informasi yang benar
sebagaimana dimaksud dikenai sanksi administratif berupa pencabutan
sementara sertifikat pengukuhan (Certificate of Endorsement (COE)).

Sumber : PM No. 7 Tahun 2019 dan PM 58 Tahun 2019

3.3.2 Analisa Data


Data yang dimaksud adalah isi dari data sekunder maupun data primer yang
telah dikumpulkan melalui hasil pengamatan ataupun metode yang telah diterapkan
teknik pengumpulan data. Adapun data yang dimasukkan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan, terutama dalam kegiatan pelayanan terhadap
pengguna jasa. Kondisi sarana sangat penting untuk diperhatikan khususnya
kapal yang beroperasi. Kapal tersebut melakukan kegiatan bongkar muat
barang ataupun naik turun penumpang sehingga kondisinya harus tetap
dipelihara. Sarana transportasi yang terdapat di Pelabuhan Tigaras yaitu 2
Kapal Motor Penyeberangan yang dikelola oleh PT. Prasarana Sumatera Utara
yakni KMP.SUMUT I dan KMP SUMUT II dan 17 kapal motor tradisional
yang berada di bawah pengawasan OPS Kapal Tradisonal Danau Toba.

1
Sumber : Tim PKL Sumut 2021

Gambar 3.2 KMP.SUMUT I di Pelabuhan Tigaras

Berikut ini merupakan Ship Particular KMP. SUMUT I yang mencakup


spesifikasi kapal yang ada :
Tabel 3.2 Ship Particular KMP. SUMUT I
KARAKTERISTIK KMP. SUMUT I
1 Pemilik/ Operator : PT. Prasarana Sumatera Utara
2 Lintasan Penyeberangan : Tigaras - Simanindo (3,6 Mile)
3 Nama Kapal : KMP. SUMUT I
4 Call Sign : YB 2049
5 Bendera Kebangsaan : Indonesia
6 Pelabuhan Pendaftaran : Belawan
7 Tanda Selar : 2009 Ppa No. 4258/I
8 Isi Kotor : GT 206 TON
9 Klasifikasi : Biro Klasifikasi Indonesia
10 Galangan Pembuatan : Balige Toba Samosir
11 Tahun Pembuatan : 2007
12 Type Kapal : LCT
13 LOA : 32.000 Meter
14 Panjang Antara Garis Tegak : 22 Meter
15 Lebar : 8 Meter
16 Tinggi : 10 Meter

1
17 Draft Max : 2,5 Meter
18 Draft Min : 0,8 Meter
19 Jumlah Baling-Baling : 2 Buah
20 Kecepatan Rata-Rata (V) : 9 Knot
21 Motor Induk
Merek : YANMAR
Model : 6 HA2M - THE,OTE
Jumlah Baling-Baling : 2 Unit
RPM : 350 Hp/1900 Max.RPM
22 Motor Bantu
Merek : PERKINS
Model : 4.4 GM
Jumlah Baling-Baling : 3 Unit
RPM : 1600 RPM
23 Perlengkapan Keselamatan
ILR : 2 Unit
Life Buoy : 6 Buah
Life Boat : 1 Buah
Life Jacket : 68 Buah
24 Kapasitas Tangki BBM
Tangki Kiri Dan Kanan : 25 Ton
25 Kapasitas Tangki Air Tawar
Tangki Kiri Dan Kanan : 2 Ton
Sumber : PT. Pembangunan Prasarana Sumatera Utara (PPSU)

1
Sumber : Tim PKL Sumut, 2021

Gambar 3.3 KMP. SUMUT II di Pelabuhan Tigaras

Berikut ini merupakan Ship Particular KMP. SUMUT II yang mencakup


spesifikasi kapal yang ada :
Tabel 3.3 Ship Particular KMP. SUMUT II
KARAKTERISTIK KMP. SUMUT II
1 Pemilik/ Operator : PT. Prasarana Sumatera Utara
2 Lintasan Penyeberangan : Tigaras - Simanindo (3,6 Mile)
3 Nama Kapal : KMP. SUMUT II
4 Call Sign : YB 2049
5 Bendera Kebangsaan : Indonesia
6 Pelabuhan Pendaftaran : Belawan
7 Tanda Selar : 2009 Ppa No. 4258/I
8 Isi Kotor : GT 246 TON
9 Klasifikasi : Biro Klasifikasi Indonesia
10 Galangan Pembuatan : Balige Toba Samosir
11 Tahun Pembuatan : 2012
12 Type Kapal : LCT
13 LOA : 32.000 Meter
14 Panjang Antara Garis Tegak : 22 Meter
15 Lebar : 8 Meter
16 Tinggi : 10 Meter
17 Draft Max : 2,5 Meter
18 Draft Min : 0,8 Meter

1
19 Jumlah Baling-Baling : 2 Buah
20 Kecepatan Rata-Rata (V) : 9 Knot
21 Motor Induk
Merek : YANMAR
Model : 6 HA2M - THE,OTE
Jumlah Baling-Baling : 2 Unit
RPM : 350 Hp/1900 Max.RPM
22 Motor Bantu
Merek : PERKINS
Model : 4.4 GM
Jumlah Baling-Baling : 3 Unit
RPM : 1600 RPM
23 Perlengkapan Keselamatan
ILR : 2 Unit
Life Buoy : 6 Buah
Life Boat : 1 Buah
Life Jacket : 68 Buah
24 Kapasitas Tangki BBM
Tangki Kiri Dan Kanan : 25 Ton
25 Kapasitas Tangki Air Tawar
Tangki Kiri Dan Kanan : 2 Ton
Sumber : PT. Pembangunan Prasarana Sumatera Utara (PPSU)

Sumber : Tim PKL Sumut, 2021

Gambar 3.4 Kapal Motor Tradisional di Pelabuhan Tigaras

1
Tabel 3.4
Karakteristik Kapal Yang Beroperasi di Pelabuhan Tigaras

Kapasitas Jumlah
Nama Kapal LOA B (m) D (m) GT Angkut Kendaraan
No
. (m) Penumpang yang
(Orang) diangkut
KM. Galungan Bangun 14,41 11,07 1,30 82
1 40 20
KM. Sabar Tani 8 17,30 6,12 1,35 81 40 20
2
KM. Lamhotma 2 17,71 5,15 1,30 62 40 20
3
KM. Romauli 7 16,32 4,8 1,45 54 40 20
4
KM. Sabar Tani 02 18,49 5,26 1,20 54 40 20
5
KM. Marsada Holong 2 18,48 5,32 1,72 51 40 20
6
KM. Sinta Dame 3 18,60 5,50 1,63 51 40 20
7
KM. Laut Tawar 2 17,17 5,05 1,87 50 40 20
8
KM. Laut Tawar 1 16,38 4,95 1,10 46 40 20
9
KM. Marsada Holong 3 23,78 7,09 1,33 92 40 20
10
13,52 4,81 0,90 44 40 20
11 KM. Marsada Holong 1
KM. Sabar Tani 03 17,29 4,90 1,62 44 40 20
12
KM. Sinta Dame 2 18,90 5,15 1,00 41 40 20
13
KM. Romauli 8 17,98 5,04 1,00 40 40 20
14
KM. Simanindo 17,45 4,38 1,18 38 40 20
15
KM. Simanindo 06 19,08 5,80 1,24 83 40 20
16
KM. Lamhotma 01 18,42 4,42 1,4 50 40 20
17

Sumber : Satpel Simanindo-Tigaras

1
2. Fasilitas Pelabuhan
1) Dermaga
Pelabuhan Tigaras dalam melayani pengguna jasa transportasi
penyeberangan mempunyai 1 (satu) dermaga Moveable Bridge.
Tabel 3.5 Karakteristik Dermaga Pelabuhan Tigaras
No Jenis Fasilitas Pokok Dermaga
1 Jenis Movable Bridge
2 Kondisi Baik
3 Trestle Ada
4 Bolder 4 unit
5 Catwalk 2 unit
Sumber : Tim PKL Sumut, 2021

Sumber : Dokumentasi Tim PKL Sumut, 2021

Gambar 3.5 Dermaga (Moveable Bridge)

2) Ruang Tunggu
Ruang tunggu merupakan tempat penumpang menunggu atau
beristirahat sementara dalam menunggu kedatangan kapal untuk
menyeberang setelah membeli tiket di loket-loket yang tersedia. Ruang
Tunggu pada Pelabuhan Tigaras masih dalam tahap pembangunan
sehingga belum dapat digunakan oleh penumpang. Adapun kondisi ruang
tunggu Pelabuhan Tigaras dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

2
Sumber : Dokumentasi Tim PKL Sumut, 2021

Gambar 3.6 Ruang Tunggu

3) Ruang Kantor
Ruang kantor digunakan pihak Satuan Pelayanan Pelabuhan. Ruang
kantor berfungsi untuk kegiatan perkantoran (administrasi). Berikut
kondisi Bangunan Gedung kantor Pelabuhan Tigaras:

Sumber : Dokumentasi Tim PKL Sumut, 2021

Gambar 3.7 Bangunan Gedung Kantor

4) Lapangan Parkir
Areal parkir merupakan suatu tempat yang digunakan oleh kendaraan
di pelabuhan untuk menunggu sebelum masuk ke kapal serta mengadakan
pemeriksaan ulang pada truck. Adapun kondisi lapangan parkir siap muat
Pelabuhan Tigaras seperti gambar dibawah ini :

2
Sumber : Dokumentasi Tim PKL Sumut, 2021

Gambar 3.8 Lapangan Parkir

5) Toilet
Toilet adalah fasilitas sanitasi untuk tempat buang air besar dan kecil
yang di sediakan untuk penumpang baik ketika hendak naik atau turun
dari kapal. Adapun kondisi toilet pada Pelabuhan Tigaras sedang dalam
perbaikan pada saat ini berjumlah 2 buah. Tetapi toilet masih bisa
digunakan oleh penumpang maupun pengguna pelabuhan.

Sumber : Dokumentasi Tim PKL Sumut, 2021

Gambar 3.9 Toilet

6) Loket

2
Setiap penumpang yang akan naik ke kapal terlebih dahulu harus
membeli tiket di loket penumpang. Terdapat satu loket di Pelabuhan
Tigaras yang melayani jasa penyeberangan untuk penumpang
KMP.SUMUT I dan II. Loket tersebut melayani penjualan tiket
penumpang dan kendaraan.

Sumber : Dokumentasi Tim PKL Sumut, 2021

Gambar 3.10 Loket Penumpang dan Kendaraan

7) Musholla
Musholla adalah tempat atau rumah kecil menyerupai masjid yang
digunakan oleh penumpang sebagai tempat mengaji dan shalat bagi umat
islam. Adapun kondisi musholla pada Pelabuhan Tigaras pada saat ini
dalam sedang dalam tahap pembangunan dan belum dapat digunakan.

Sumber : Dokumentasi Tim PKL Sumut, 2021

Gambar 3.11 Musholla

2
3. Fasilitas AIS

Sumber : Dokumentasi Tim PKL SUMUT, 2021

Gambar 3.12 Ruang Monitor AIS di Pelabuhan Ajibata

Sumber : Dokumentasi Tim PKL SUMUT, 2021

Gambar 3.13 Monitor AIS

Sumber : Dokumentasi Tim PKL SUMUT, 2021

Gambar 3.14 Monitor AWS

2
Sumber : Dokumentasi Tim PKL SUMUT, 2021

Gambar 3.15 Antena AIS di Kapal Motor Tradisional

Sumber : Dokumentasi Tim PKL SUMUT, 2021

Gambar 3.16 Alat AIS Yang Dipasang Pada Kapal Motor Tradisional

2
Sumber : Dokumentasi Tim PKL SUMUT, 2021

Gambar 3.17 Alat AIS Yang Dipasang Pada Kapal Motor Tradisional

Sumber : Dokumentasi Tim PKL SUMUT, 2021

Gambar 3.18 Display Monitor AIS

2
Sumber : Dokumentasi Tim PKL SUMUT, 2021

Gambar 3.18 Tower AIS di Pelabuhan Tigaras


4. Produktivitas Pelabuhan 2 Tahun Terakhir
Data produktivitas angkutan tersaji dalam 2 tahun terakhir dikarenakan data
baru dikelola oleh Balai Pengelola Transportasi Darat mulai dari 2018
Tabel 3.6 Data Produktivitas Keberangkatan 2 Tahun Terakhir (2019-2020)
Pelabuhan Tigaras

2019 TAHUN 2020


URAIAN
PENUMPANG 80.140 94.887
KENDARAAN KENDARAAN KENDARAAN
Golongan I - -
Golongan II 402 145
Golongan III 86 27
Golongan IV Pnp 11.179 16.728
Golongan IV Brg 2990 5.086
Golongan V Pnp 188 251
Golongan V Brg 852 3.173
Golongan VI Pnp - 10
Golongan VI Brg 504 757
Golongan VII - 1
Golongan VIII - -
Golongan IX - -
Sumber: Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah II Sumatera Utara, 2021

2
Sumber : Tim PKL Sumut, 2021

Gambar 3.20 Grafik Produktivitas Keberangkatan Kendaraan 2019-2020

5. Produktivitas Kendaraan dan Penumpang selama 14 hari

2
Tabel 3.7 Produktivitas Keberangkatan Penumpang dan Kendaraan di Lintasan Tigaras - Simanindo

KEBERANGKATAN
PENUMPANG
KENDARAAN
NO TANGGAL
ANAK- GOL. GOL. GOL. GOL. GOL. GOL. GOL. GOL. GOL. GOL. GOL. GOL.
DEWASA
ANAK I II III IV A IV B VA VB VI A VI B VII VIII IX
1 1-Apr-21 2 52 0 0 0 9 1 0 0 0 2 0 0 0
2 2-Apr-21 0 42 0 0 0 6 1 1 0 0 2 0 0 0
3 3-Apr-21 9 455 0 0 0 81 9 2 4 0 3 0 0 0
4 4-Apr-21 5 497 0 0 0 86 6 3 0 0 0 0 0 0
5 5-Apr-21 3 338 0 0 0 61 9 3 11 0 3 0 0 0
6 6-Apr-21 0 102 0 0 0 24 8 0 2 0 2 0 0 0
7 7-Apr-21 39 372 0 0 0 92 10 1 6 0 0 0 0 0
8 8-Apr-21 5 307 0 0 0 59 15 1 19 0 3 0 0 0
9 9-Apr-21 3 494 0 0 0 83 19 3 17 0 4 0 0 0
10 10-Apr-21 11 434 0 0 0 68 11 2 8 0 2 0 0 0
11 11-Apr-21 5 529 0 0 0 95 16 7 8 0 3 0 0 0
12 12-Apr-21 6 1042 0 0 0 189 1334 7 2 0 2 0 0 0
13 13-Apr-21 14 950 0 0 0 146 15 6 4 1 4 0 0 0
14 14-Apr-21 15 504 0 0 0 107 11 6 2 0 0 0 0 0
Jumlah 117 6118 0 0 0 1106 1465 42 83 1 30 0 0 0
Sumber : Hasil survey tim PKL Sumut, 2021

29
1048
964

464502 497445534 519


411
341 312

54 42 102


1-

2-

3-

4-

5-

6-

7-

8-
Sumber : Hasil Olahan Data Ms.Excel, 2021

Gambar 3.21 Grafik Produktivitas Keberangkatan Penumpang


Lintas Tigaras - Simanindo Selama 14 (Empat Belas) Hari
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa, data produktivitas keberangkatan
penumpang terpadat terjadi pada tanggal 12 April 2021.

200
GOL II
GOL III GOL IV A GOL IV B GOL V A GOL V B GOL VI A
150
GOL VI B
100

50

0
7-Apr-

9-Apr-
21

21
1-Apr-

5-Apr-
21

21

Sumber : Hasil Olahan Data Ms.Excel, 2021

Gambar 3.22 Grafik Produktivitas Keberangkatan Kendaraan


Lintas Tigaras - Simanindo Selama 14 (Empat Belas) Hari

30
Tabel 3.8 Produktivitas Kedatangan Penumpang dan Kendaraan di Lintasan Tigaras - Simanindo

KEBERANGKATAN
PENUMPANG
KENDARAAN
NO TANGGAL
ANAK- GOL. GOL. GOL. GOL. GOL. GOL. GOL. GOL. GOL. GOL. GOL. GOL.
DEWASA
ANAK I II III IV A IV B VA VB VI A VI B VII VIII IX
1 1-Apr-21 6 384 0 0 0 5 11 3 13 0 3 0 0 0
2 2-Apr-21 2 292 0 0 0 6 10 1 8 0 2 0 0 0
3 3-Apr-21 5 559 0 0 0 0 26 3 22 0 4 0 0 0
4 4-Apr-21 6 420 0 0 0 0 19 2 11 0 2 0 0 0
5 5-Apr-21 1 321 0 0 0 80 16 3 8 0 5 0 0 0
6 6-Apr-21 9 385 0 0 0 70 17 2 13 0 3 0 0 0
7 7-Apr-21 12 616 0 0 0 112 10 3 4 0 0 0 0 0
8 8-Apr-21 12 332 0 0 0 60 18 1 17 0 4 0 0 0
9 9-Apr-21 6 433 0 0 0 77 24 2 14 0 4 0 0 0
10 10-Apr-21 6 355 0 0 0 80 12 2 18 0 2 0 0 0
11 11-Apr-21 14 484 0 0 0 112 16 1 11 0 3 0 0 0
12 12-Apr-21 15 873 0 0 0 131 12 10 7 0 2 0 0 0
13 13-Apr-21 18 947 0 0 0 168 9 5 7 1 3 0 0 0
14 14-Apr-21 38 1204 0 0 0 222 9 0 3 0 2 0 0 0
Jumlah 150 7605 0 0 0 1123 209 38 156 1 39 0 0 0

31
1242

888 965

564 628
439 498
390 426 394
322 344 361
294

Apr-

Apr-

Apr-

Apr-

Apr-

Apr-

Apr-

Apr-
21

21

21

21

21

21

21

21
1-

2-

3-

4-

5-

6-

7-

8-
Sumber : Hasil Olahan Data Ms.Excel, 2021

Gambar 3.23 Grafik Produktivitas Kedatangan Penumpang

250
200 GOL II
150 GOL III GOL IV A GOL IV B GOL V A GOL V B
100 GOL VI A
50
0

Sumber : Hasil Olahan Data Ms.Excel, 2021

Gambar 3.24 Grafik Produktivitas Kedatangan Kendaraan


3.3.3 Analisa Permasalahan
Hal ini penulis menggunakan referensi menurut Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Pemasangan Dan Pengaktifan
Sistem Identifikasi Otomatis Bagi Kapal Yang Berlayar Di Wilayah Perairan
Indonesia dan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 58
Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
7 Tahun 2019 Tentang Pemasangan Dan Pengaktifan Sistem Identifikasi

3
Otomatis Bagi Kapal Yang Berlayar Di Wilayah Perairan Indonesia sebagai
acuan dalam memecahkan permasalahan sebagai berikut:
1. Analisa Pemasangan AIS pada kapal motor tradisional
1) Sistem yang ada
Berdasarkan hasil survey yang didapat di lapangan bahwa dari 17 kapal
motor yang beroperasi di Pelabuhan Tigaras, masih ada 2 kapal yang
belum dilengkapi dengan sistem identifikasi otomatis untuk mendeteksi
keberadaan kapal pada saat berlayar.
2) Sistem yang direncanakan
Berdasakan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 7 Tahun 2019 pasal
5 ayat 2 bahwa setiap kapal yang beroperasi untuk kapal penumpang
dengan GT terendah 35 harus memasang dan mengaktifkan AIS pada
saat berlayar untuk mengetahui keberadaan kapal dan merupakan salah
satu alat navigasi yang wajib ada di kapal.
Tabel 3.9 ketersediaan AIS Pada Kapal Motor Tradisional
Ketersediaan AIS Kelas
No Nama Kapal Lintasan GT B Keterangan
Ada Tidak Ada
KM. Galungan Simanindo - 82
1 √
Bangun 4 Tigaras
Simanindo - 81 √
2 KM. Sabar Tani 8
Tigaras
Simanindo - 62 √
3 KM. Lamhotma 3
Tigaras
Simanindo - 54
4 KM. Romauli 7 √ Rusak
Tigaras
Simanindo - 54 √
5 KM. Sabar Tani 02
Tigaras
KM. Marsada Simanindo - 51 √
6
Holong 2 Tigaras
Simanindo - 51
7 KM. Sinta Dame 3 √ Tidak di bagi
Tigaras
Simanindo - 50 √
8 KM. Laut Tawar 2
Tigaras
Simanindo - 46 √
9 KM. Laut Tawar 1
Tigaras
KM. Marsada Simanindo - 92 √
10
Holong 3 Tigaras

3
KM. Marsada Simanindo - 44 √
11
Holong 1 Tigaras
Simanindo - 44 √
12 KM. Sabar Tani 03
Tigaras
Simanindo - 41 √
13 KM. Sinta Dame 2
Tigaras
Simanindo - 40 √
14 KM. Romauli 8
Tigaras
Simanindo - 38 √
15 KM. Simanindo
Tigaras
Simanindo - 83 √
16 KM. Simanindo 08
Tigaras
Simanindo - √
17 KM. Lamhotma 2 50
Tigaras
Sumber : Hasil Survey TIM PKL SUMUT<2021

2. Pengaktifan AIS pada saat berlayar


1) Sistem yang ada
Berdasarkan hasil survey selama di lapangan dan setelah
melakukan survey produktivitas selama 14 hari pada kapal motor
tradisional pada kapal – kapal yang ditelah di lengkapi oleh AIS Kelas B,
masih terdapat kapal yang tidak mengaktifkan AIS pada saat kapal
2) Sistem Yang Direncanakan
Berdasakan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 7 Tahun 2019
pasal 6 ayat 1 bahwa setiap nakhoda wajib mengaktifkan AIS dan
memberikan informasi yang benar kepada operator AIS

Sumber : Monitor AIS Pelabuhan Ajibata

Gambar 3.25 Display Monitor AIS hari pertama survey

3
Sumber : Monitor AIS Pelabuhan Ajibata

Gambar 3.26 Display Monitor AIS hari kedua survey

Sumber : Monitor AIS Pelabuhan Ajibata

Gambar 3.27 Display Monitor AIS hari ketiga survey

3
Tabel 3.10
Survey 14 Hari Pengaktifan AIS Kapal Motor Tradisional Pada Saat Berlayar

TANGGAL
NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
A N A N A N A N A N A N A N A N A N A N A N A N A N A N
1 KM. Galungan Bangun 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 KM. Sabar Tani 8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


3 KM. Lamhotma 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 KM. Romauli 7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 KM. Sabar Tani 02 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 KM. Marsada Holong 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7 KM. Sinta Dame 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8 KM. Laut Tawar 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9 KM. Laut Tawar 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10 KM. Marsada Holong 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
11 KM. Marsada Holong 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
12 KM. Sabar Tani 03 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13 KM. Sinta Dame 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
14 KM. Romauli 8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
15 KM. Simanindo √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
16 KM. Simanindo 08 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17 KM. Lamhotma 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Sumber : Tim pkl sumut,2021

36
Keterangan :
A = aktif AIS
N = nonaktif AIS

3
DAFTAR PUSTAKA

1. , 2008. Undang – Undang Nomor 17 tentang Pelayaran, Presiden


Republik Indonesia, Jakarta.

2. , 2010. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tentang


Kenavigasian, Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Jakarta.

3. , 2019. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM


7 Tentang Pemasangan Dan Pengaktifan Sistem Identifikasi Otomatis
Bagi Kapal Yang Berlayar Di Wilayah Perairan Indonesia, Menteri
Perhubungan Republik Indonesia, Jakarta.

4. , 2019. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM


58 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 7
Tahun 2019 Tentang Pemasangan Dan Pengaktifan Sistem Identifikasi
Otomatis Bagi Kapal Yang Berlayar Di Wilayah Perairan Indonesia, Menteri
Perhubungan Republik Indonesia, Jakarta.

5. Miro, Fidel. 2004. Transportasi. Jakarta: Erlangga.

6. Abubakar, Iskandar dkk. 2010. Transportasi Penyeberangan. Direktur


Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta.

7. James. 2015. Kenavigasian. Jakarta: Erlangga.

3
39

Anda mungkin juga menyukai