Anda di halaman 1dari 4

CEDERA AKIBAT KECELAKAAN KERJA

Shinta Dewi Rabbaniya Utami, 2206084214, Kelas B

Kecelakaan kerja menimbulkan banyak kerugian untuk para pekerja termasuk cedera bagian tubuh.
Sasaran dari tulisan ini adalah para pekerja agar dapat memahami terkait kecelakaan kerja dan
cedera kecelakaan kerja. Manfaat dari membaca tulisan ini adalah pembaca dapat mengetahui dan
memahami terkait cedera kecelakaan kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya cedera
kecelakaan kerja. Maka dari itu, dalam lembar tugas mandiri ini akan membahas terkait konsep
cedera dalam kecelakaan kerja.

Kata Kunci: Cedera, Kecelakaan, Kerja.

Para pekerja perlu memahami prosedur kerja untuk dapat melakukan pekerjaannya dengan
baik dan sesuai prosedur yang sudah diberikan. Hal ini dapat membantu pekerja untuk terhindar
dari kecelakaan kerja karena apabila seorang pekerja sudah memahami prosedur kerja dalam
pekerjaannya maka ia cenderung akan memahami apa saja yang berpotensi besar menimbulkan
bahaya dan membahayakan diri sendiri yang nantinya akan menimbulkan cedera bagi para pekerja.
Pembahasan pada lembar tugas mandiri ini akan membahas tentang definisi cedera kecelakaan
kerja, faktor-faktor pendorong terjadinya kecelakaan kerja, jenis-jenis kecelakaan kerja, dan
tingkatan dalam kecelakaan kerja.

Kecelakaan kerja memiliki pengertian secara umum sebagai kecelakaan atau sesuatu yang
tidak diinginkan dalam kegiatan bekerja dan di lingkungan kerja termasuk pada saat perjalanan
menuju tempat kerja. Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang disebabkan akibat kehilangan
efisiensi dalam bekerja yang berawal dari kelelahan dalam bekerja yang berlebihan (Rahmatullah
et al., 2022). Cedera kecelakaan kerja merupakan cedera yang disebabkan karena kelalaian
manusia dalam melakukan pekerjaannya dan faktor lingkungan kerja yang kurang memadai.
Cedera kecelakaan kerja menyebabkan seseorang mengalami kondisi yang merugikan bagi tubuh
mereka, seperti patah tulang, retak tulang, dan lain-lain. Untuk mencegah kecelakaan kerja
diperlukan suatu upaya agar dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan sekecil
mungkin. Prinsip utama dari pencegahan kecelakaan kerja adalah mencegah terjadinya kecelakaan
tersebut dan apabila sudah terjadi maka diperlukan bagaimana cara agar kecelakaan tersebut tidak
terjadi kembali di kemudian hari (Handoko et al., 2022).
Menurut UU No. 3 Tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja bab 1 pasal 1 ayat 6
menjelaskan bahwa kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi dan berhubungan dengan
pekerjaan, termasuk kecelakaan dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan
pulang dari tempat kerja ke rumah. Kecelakaan kerja dapat dikategorikan menjadi 2 golongan,
yaitu kecelakaan industri (on the job accident) yang artinya kecelakaan tersebut berkaitan dengan
pekerjaannya dan kecelakaan kompensasi (off the job accident) yang artinya kecelakaan tersebut
tidak berkaitan dengan pekerjaannya (Djatmoko, 2016).

Terdapat dua jenis kecelakaan dalam bekerja yaitu insafe human action artinya kecelakaan
atau tindakan yang tidak memenuhi keselamatan dan insafe condition artinya kecelakaan atau
tindakan merugikan yang disebabkan karena tidak amannya suatu lingkungan pekerjaan. Faktor
faktor kecelakaan insafe human action yaitu tidak memakai alat pelindung diri (APD), bekerja
tidak sesuai dengan prosedur, bergurau saat bekerja, ceroboh dalam peletakan barang dan alat
kerja, sikap kerja yang tidak selamat, bekerja di dekat alat atau mesin yang bergerak, kelelahan,
kebosanan, dan lain-lain. Sedangkan, faktor-faktor kecelakaan insafe condition yaitu mesin tanpa
pengaman dan menggunakan alat atau bahan yang sudah tidak sempurna, penerangan dan
pencahayaan yang kurang memadai, kurang baiknya ventilasi yang ada, tata letak ruangan yang
tidak baik, lantai licin, dan lain-lain. (Sulistyaningsih & Nugroho, 2022). Faktor-faktor kecelakaan
kerja secara umum yaitu kurangnya pengetahuan terhadap penggunaan alat pelindung diri (APD),
kurangnya motivasi dalam bekerja, dan tidak melaksanakan SOP yang berlaku (Wijaya &
Ramdhan, 2022).

Berdasarkan jenisnya, kecelakaan kerja dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu accident
artinya kejadian yang tidak diinginkan sehingga menimbulkan kerusakan baik manusia atau pun
peralatan. Incident artinya kejadian yang tidak diinginkan yang belum menimbulkan kerugian baik
manusia atau pun peralatan. Near miss artinya kondisi yang hampir menjadi accident dan incident.
Menurut Suma’mur (1981) dalam Kalis (2021) , terdapat tiga jenis kecelakaan kerja berdasarkan
tingkatannya yaitu kecelakaan kerja ringan, kecelakaan kerja sedang, dan kecelakaan kerja berat.
Kecelakaan kerja ringan menyebabkan seseorang yang mengalami cedera perlu dirawat pada hari
itu dan dapat kembali bekerja dalam kurun waktu kurang dari dua hari, seperti tergelincir, tergores,
jatuh, dan terkilir. Kecelakaan kerja sedang menyebabkan seseorang yang mengalami cedera harus
dirawat dan beristirahat selama lebih dari dua hari, seperti terjebak dan luka bakar. Sedangkan,
kecelakaan kerja berat menyebabkan seseorang yang mengalami cedera perlu melakukan tindakan
yang serius seperti amputasi (Kalis, 2021).

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kecelakaan kerja merupakan suatu
kejadian yang tidak diinginkan dalam suatu pekerjaan yang menimbulkan kerugian. Cedera
kecelakaan kerja adalah suatu hasil kerugian dari terjadinya kecelakaan kerja. Faktor yang
mempengaruhi kecelakaan kerja dibagi menjadi dua yaitu kecelakaan insafe human action dan
insafe condition. Kecelakaan kerja juga memiliki tingkatan keparahan yaitu ringan, sedang, dan
berat. Kecelakaan kerja memiliki variasi jenis yaitu accident, incident, dan near miss.
REFERENSI

Djatmoko, R. D. (2016). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Deepublish.


https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=0uZjDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR6&d
q=buku+kecelakaa+kerja&ots=l30uD60PYE&sig=LvczvO2Ae2f2092XadWR3Q3hq4M
&redir_esc=y#v=onepage&q=bukukecelakaankerja&f=false

Handoko, L., Aprilliani, C., Fatma, F., Syahputri, D., Manalu, S. M. H., Sulistiyani, Tanjung, R.,
Asrori, M. R., Simangunsong, D. E., Kumala, C. M., Romas, A. N., Situmeang, L., &
Firdaus. (2022). Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3). In Keselamatan da Kesehatan
kerja (k3).

Kalis, G. S. (2021). Kecelakaan Kerja: Penyebab dan Contoh Kasusnya. Jakarta: Kemenkes RI

Rahmatullah, I., Norberta, Akbar, S. A., Newyearsi, S. E., & Sumadi. (2022). Kata kunci :
sosialisasi, kelelahan kerja, karyawan pencucian. 2(1), 151–153.

Sulistyaningsih, E., & Nugroho, A. (2022). Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Dengan
Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process ( AHP ) di PT BSPL. 1(4), 376–384.
https://doi.org/10.55123/insologi.v1i4.701

Wijaya, M. Y. T., & Ramdhan, D. H. (2022). Studi Kasus Kecelakaan Kerja Akibat Gas Beracun
Tambang Bawah Tanah: Literature Review. Journal.Universitaspahlawan.Ac.Id, 6, 1373–
1382. http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/prepotif/article/view/4266

Anda mungkin juga menyukai