Anda di halaman 1dari 36

PENGUJIAN HIPOTESIS

PENDAHULUAN

 Pemahaman dan penarikan kesimpulan atas


ciri/karakteristik suatu populasi (disebut parameter)
idealnya didasarkan pada data yang diperoleh melalui
sensus, yakni pengamatan dilakukan terhadap
seluruh anggota populasi.
 Dalam praktek, penyelenggaraan sensus
membutuhkan sumberdaya yang sangat tinggi atau
bahkan dalam banyak hal tidak mungkin dilakukan
karena populasi yang dimaksud bersifat tidak
terbatas.
PENDAHULUAN

 Contoh :
 Sensus untuk mengetahui rata-rata penghasilan
penduduk Indonesia tahun 2014 dapat
diselenggarakan karena populasinya dibatasi hanya
pada tahun 2014.
 Sensus untuk mengetahui rata-rata hasil jagung yang
dipupuk dengan kompos tentu tidak dapat
diselenggarakan karena populasinya tidak dibatasi
waktu maupun tempatnya.
PENDAHULUAN

 Jika dalam pertimbangan sensus tidak dapat


dilaksanakan, penarikan kesimpulan tentang
parameter masih dimungkinkan melalui data yang
diperoleh dari pengamatan sampel.
 Namun perlu dipahami bahwa sampel hanyalah
sebagian dari anggota populasi sehingga data yang
diperoleh dapat saja menghasilkan kesimpulan benar
atau sebaliknya menghasilkan kesimpulan keliru
tentang parameter yang dimaksud.
HIPOTESIS DAN PENGUJIAN
HIPOTESIS
 Hipotesis adalah pernyataan atau kesimpulan
sementara tentang parameter yang masih perlu diuji
kebenarannya.
 Hipotesis biasanya disusun berdasarkan penalaran
atas teori-teori yang relevan, pengalaman, atau data
yang telah ada sebelumnya (data empiris)
 Pengujian hipotesis adalah pengambilan keputusan
apakah suatu hipotesis diterima (disetujui) atau ditolak
berdasarkan uji statistik terhadap data yang
dikumpulkan dari sampel.
TAHAP PENGUJIAN HIPOTESIS

1. Pernyataan hipotesis nol dan alternatif


2. Penentuan bentuk distribusi
3. Pemilihan taraf signifikansi atau taraf
kepercayaan
4. Penentuan daerah penolakan
5. Penentuan aturan keputusan
6. Perhitungan dan pengujian
7. Penarikan kesimpulan
PERNYATAAN HIPOTESIS NOL DAN
HIPOTESIS ALTERNATIF

 Tahap pertama dalam pengujian hipotesis adalah


menyatakan secara tegas nilai dugaan parameter sebelum
pengambilan sampel.
 Dugaan nilai parameter yang akan diuji tersebut dinamakan
hipotesis nol, dilambang Ho.
 Misalnya, hipotesisnya menyatakan bahwa rata-rata
populasi adalah 100 maka pernyataannya adalah:

Ho : µ = 100
PERNYATAAN HIPOTESIS NOL DAN
HIPOTESIS ALTERNATIF

 Jika nilai yang diperoeh dari sampel tidak mendukung hipotesis


nol, secara tegas Ho tersebut harus ditolak dan menerima
hipotesis lainnya , yaitu hipotesis alternatif yang dilambangkan H 1.
 Pada contoh di atas Ho adalah µ = 100, maka kalau hipotesis nol
tersebut ditolak berarti ada tiga kemungkinan hipotesis alternatif,
yaitu:
H1 : µ ≠ 100
atau H1 : µ < 100
atau H1 : µ > 100

 Seperti halnya hipotesis nol, hipotesis alternatif juga harus


dinyatakan sebelum pengambilan sampel.
PENENTUAN BENTUK DISTRIBUSI

 Setelah hipotesis nol maupun hipotesis alternatif dinyatakan,


bentuk distribusi probabilitas yang sesuai untuk pengujian perlu
ditentukan. Misalnya distribusi normal, distribusi student t, atau
distribusi yang lain.
 Pemilihan distribusi probabilitas akan menentukan cara
perhitungan dan penetapan diterima atau ditolaknya H o.
 Jika ukuran sampel yang digunakan cukup besar (n>30) dan
simpangan baku (σ) diketahui maka populasinya diasumsikan
mengikuti distribusi normal.
 Jika ukuran sampel yang digunakan kecil (n<30) atau simpangan
baku (σ) tidak diketahui maka populasinya diasumsikan tidak
mengikuti distribusi normal, sehingga distribusi probabilitas yang
digunakan adalah student t.
PEMILIHAN TARAF SIGNIFIKANSI ATAU
TARAF KEPERCAYAAN
 Taraf signifikansi ( dilambangkan dengan α ) adalah ukuran yang
menunjukkan besarnya probabilitas bahwa kesimpulan yang
diambil keliru.
 Taraf kepercayaan adalah ukuran yang menunjukkan besarnya
probabilitas bahwa kesimpulan yang diambil benar, nilainya
adalah 1 – α.
Total probabilitas = 1

1–α α
Taraf kepercayaan Taraf signifikansi

 Misal α = 0,05 berarti kesimpulan yang diambil kemungkinan


keliru adalah 5%, atau dengan kata lain kesimpulan yang diambil
95 % dapat dipercayai kebenarannya.
PENENTUAN DAERAH PENOLAKAN

 Daerah penolakan, atau sering disebut juga daerah kritis, adalah


daerah di bawah kurva distribusi probabilitas pada bagian ujung
(ekor) .
 Letak daerah penolakan ditentukan oleh hipotesis alternatif (H 1)
yang digunakan.
 Luas daerah penolakan dibatasi oleh nilai baku dari taraf
signifikansi (α) yang digunakan.
 Jika H1 dinyatakan dalam tanda > atau tanda < (disebut uji satu
sisi) , maka letak daerah penolakan dapat berada pada ujung
kanan atau kiri kurva yang dibatasi oleh α.
 Jika H1 dinyatakan dalam tanda ≠ (disebut uji dua sisi) , maka
letak daerah penolakan dapat berada pada ujung kanan dan kiri
kurva yang dibatasi oleh α/2.
PENENTUAN DAERAH PENOLAKAN

 Misal, distribusi probabilitas yang digunakan adalah distribusi


normal, daerah penolakannya dibatasi nilai z sebagai berikut.

Daerah penerimaan Daerah penolakan

Ho : µ= nilai dugaan
H1 : µ > nilai dugaan

Uji satu sisi (one tail test)


dengan α = 0.05
PENENTUAN DAERAH PENOLAKAN

Daerah Daerah penerimaan


penolakan Ho : µ= nilai dugaan
H1 : µ < nilai dugaan

Uji satu sisi (one tail test)


dengan α = 0.05

Daerah Daerah
Daerah penerimaan
penolakan penolakan
Ho : µ= nilai dugaan
H1 : µ ≠ nilai dugaan

Uji dua sisi (two tail test)


dengan α = 0.05, sehingga tiap sisi
menjadi α/2 = 0.025
PENENTUAN ATURAN KEPUTUSAN

 Aturan keputusan adalah pedoman yang digunakan untuk


menentukan diterima atau ditolaknya Ho.
 Format umum dalam membuat aturan tersebut adalah sebagai
berikut.

- Terima Ho jika perbedaan antara nilai sampel dan nilai


dugaan populasi berada dalam daerah penerimaan.
atau
- Tolak Ho jika perbedaan antara nilai sampel dan nilai
dugaan populasi berada dalam daerah penolakan.
PENENTUAN ATURAN KEPUTUSAN

CATATAN :
 Perbedaan antara nilai sampel dan nilai dugaan populasi dalam
penentuan aturan keputusan dinyatakan dalam bentuk nilai
baku.
 Karena itu, contoh format berikut lebih sering digunakan.

- Terima Ho jika nilai z hitung < z tabel


atau
- Tolak Ho dan terima H1 jika nilai z hitung > z tabel
PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN

 Perhitungan dilakukan untuk menentukan besarnya perbedaan


antara nilai sampel dengan nilai dugaan populasi dalam nilai
baku.
 Nilai sampel diperoleh berdasarkan data yang diperoleh dari
pengamatan sampel.
 Ingat nilai baku adalah selisih suatu nilai dengan rata-ratanya
dibagi dengan simpangan baku (σ).
 Dalam hal ini nilai rata-ratanya adalah nilai dugaan rata-rata
populasi, sehingga nilai bakunya menjadi:

x- 
zhitung   x  galat baku 
x n
PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN

 Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai z hitung


dengan nilai z pada tabel sesuai dengan α yang digunakan.
 Misalnya α = 0.05 berarti nilai z tabelnya = 1.645 yang dapat
dibulatkan menjadi 1.64 atau 1.65.

PENARIKAN KESIMPULAN

 Dengan melihat kembali aturan keputusan yang dibuat


sebelumnya maka kesimpulan menerima atau menolak hipotesis
dapat dibuat.
UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA

INGAT
 Terdapat tiga kemungkinan pernyataan hipotesis alternatif jika
hipotesis nol harus ditolak, yaitu :
H1 : µ ≠ nilai dugaan (uji dua sisi)
H1 : µ > nilai dugaan (uji satu sisi)
H1 : µ < nilai dugaan (uji satu sisi)

 Pernyataan hipotesis adakalanya dilengkapi dengan besarnya


simpangan baku populasi (σ ), namun adakalanya simpangan
baku populasi tersebut tidak diketahui.
 Berikut ini adalah prosedur pengujian untuk masing-masing
kemungkinan tersebut.
UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA

Uji dua sisi dengan σ diketahui


CONTOH
 Agar pupuk daun dapat berfungsi efektif maka dalam
aplikasinya harus diberikan dengan konsentrasi yang optimum.
Sebuah produsen pupuk daun menyatakan bahwa pada
tanaman kopi pupuk yang dihasilkannya mencapa optimum pada
konsentrasi 1500 mg/l dengan simpangan baku 120 mg/l. Untuk
menguji diterima atau ditolaknya pernyataan tersebut dengan
taraf signifikansi 1% maka dilakukan penelitian terhadap 36
sampel tanaman. Dari ke 36 sampel tersebut diperoleh rerata
konsentrasi optimum 1450 mg/l. Diterimakah pernyataan
tersebut?
UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA

 Dalam contoh ini hipotesis dapat disusun sebagai berikut


Ho : µ = 1500
H1 : µ ≠ 1500

 Dengan diketahui bahwa n = 36 maka distribusi probabilitas


yang sesuai untuk menguji adalah distribusi normal.
 Uji dua sisi digunakan dalam pengujian ini karena H1 hanya
menyatakan bahwa µ tidak sama dengan nilai dugaan.
 Karena itu daerah kritis untuk menolak Ho adalah α/2 = 0,005
pada masing-masing sisi kurva.
 Hal ini berarti kemungkinan menerima Ho pada satu sisi kurva
adalah 0,5 – 0,005 = 0,4950 atau z = 2,58.
UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA

 aturan keputusan dapat dinyatakan sebagai berikut :


o Menerima Ho jika nilai z hitung terletak antara + 2,58
o Menolak Ho dan menerima H1 jika z hitung < - 2,58 atau z
hitung > 2,58.
UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA

 Nilai z hitung berdasarkan data sampel diperoleh sebesar :

x
z hit 
x
1450 - 1500

/ n
- 50
  - 2,5
120/ 36
Kesimpulan
 Karena z hitung = - 2,5 terletak diantara + 2,58 maka hipotesis
nol dapat diterima, artinya tidak alasan yang kuat untuk menolak
pernyataan produsen pupuk tersebut.
UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA

Uji satu sisi dengan σ diketahui


CONTOH
 Suatu kultivar kacang tanah dinyatakan mampu menghasilkan
polong kering dengan rerata 16 kwt/ha dengan simpangan baku
0,2 kwt/ha. Seorang peneliti yang biasanya hanya mendapatka
hasil kurang dari 16 kwt/ha ingin menguji pernyataan tadi dengan
taraf signifikansi 1 %. Untuk itu peneliti ini melakukan pengujian
di 36 lokasi dan teryata diperoleh rata-rata hasil sebesar 15,7
kwt/ha.
 Dapatkah pernyataan tersebut diterima?
UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA

 Dalam kasus demikian ini hipotesis dapat dinyatakan sebagai


berikut :
Ho : µ = 16 kwt/ha
H1 : µ < 16 kwt/ha
 Dengan diketahui bahwa ukuran sampel relatif besar maka
distribusi yang digunakan adalah distribusi normal.
 Selanjutnya, dari pernyataan hipotesis alternatif tersirat bahwa
uji sisi-kiri harus digunakan dengan daerah penolakan 0,01, yaitu
daerah yang dibatasi oleh z = - 2,33.
UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA

 Oleh karena itu aturan keputusannya adalah :


- Menerima Ho kalau z hitung > - 2,33
-Menolak Ho dan menerima HI kalau z hitung < - 2,33
 Berdasarkan rata-rata sampel diperoleh nilai z :
x-
z hitung 
x
15,7 - 16
  - 9,00
0,2/ 36
 Oleh karena – 9,00 < - 2,33 berarti hipotesis nol ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat alasan yang kuat
untuk menolak penyataan bahwa hasil kacang tanah yang
dimaksud mempunyai rata-rata 16 kwt/ha.
UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA

Uji dua sisi dengan σ tidak diketahui

 Jika simpangan baku populasi (σ ) tidak diketahui, maka


besarnya galat baku (  x ) harus diduga berdasarkan simpangan
baku sampel (s).
 Besarnya dugaan galat baku adalah:

s
ˆ x 
n-1
Ingat : jika σ diketahui

galat baku   x 
n
UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA

CONTOH :

 Dalam deskripsi dinyatakan bahwa padi varietas A mempunyai


tinggi tanaman rata-rata 40 cm. Untuk menguji pernyataan tersebut
dilakukan pengamatan terhadap 15 tanaman sampel secara acak,
dan hasil pengukuran menghasilkan tinggi tanaman dengan rata-
rata sebesar 42,6 cm dengan simpangan baku 3,7 cm.
 Dapatkah penyataan dalam deskripsi tersebut diterima dengan
resiko kesalahan 1 % ?
UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA

 Pada contoh ini, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut.


Ho : µ = 40 cm
HI : µ ≠ 40 cm

 Karena itu pengujiannya dilakukan pada dua sisi, dengan resiko


kesalahan α/2 = 0,01/2 = 0,005 pada masing-masing sisi.
 Demikian juga sampel yang digunakan berukuran kecil (n<30)
sehingga distribusi probabilitas yang sesuai adalah distribusi
student ‘t’.
 Dengan menggunakan tabel ‘t’, maka batas daerah penerimaan
dan daerah penolakan dapat diketahui.
UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA

 Pada tabel ‘t’ dengan derajad bebas (db) = n-1 = 15 -1= 14,
diperoleh batas daerah penolakan sebesar 2,977.
 Dengan demikian aturan keputusannya adalah:
- menerima Ho kalau t hitung terletak diantara ± 2,997
-menolak Ho dan menerima H1 kalau t hitung < - 2,977 atau >
2,997.
UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA

 Dengan s = 3,7 dan n = 15, maka didapatkan dugaan galat baku:


s 3,7
σ̂ x    0,99
n-1 15 - 1

 Dan nilai ‘t’ hitung sebesar:

x -  42,6 - 40
t hit    2,63
ˆ x 0,99

 Karena hasil t hitung menunjukkan bahwa rata-rata sampel


berada dalam daerah penerimaan maka tidak alasan yang kuat
untuk menolak penyataan tersebut.
UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA

Uji satu sisi dengan σ tidak diketahui

CONTOH :
 Dalam iklan dinyatakan bahwa jagung hibrida B mampu
menghasilkan biji pipilan kering 4500 kg/ha. Pernyataan iklan
tersebut cukup meragukan karena umumnya jagung hibrida tidak
mencapai hasil tersebut . Untuk itu, pengujian dilakukan pada
lahan seluas 25 ha, ternyata diperoleh hasil dengan rata-rata
4460 kg/ha dengan simpangan baku 250 kg/ha.
 Dapatkah hasil sampel tersebut digunakan untuk menolak
penyataan iklan dengan derajat kepercayaan 95 % ?
UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA

 Hipotesis untuk contoh ini dapat di nyatakan :


Ho : µ = 4500 kg/ha
H1 : µ < 4500 kg/ha
 Tampak bahwa uji yang digunakan adalah uji sisi kiri karena Ho
hanya ditolak kalau rata-rata sampel lebih rendah dari nilai yang
dinyatakan.
 Karena itu, daerah penolakannya berada pada satu sisi, yaitu α =
1 – 0,95 = 0,05.
 Dengan n = 25 maka distribusi yang digunakan adalah distribusi t.
 Pada tabel t dengan db = 24 dan α = 0,05 diperoleh nilai 2.064
UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA

 Jadi aturan keputusannya adalah:


- Menerima Ho kalau t hitung > - 2,064
- Menolak Ho dan menerima HI kalau t hitung < - 2,064

-2,064
UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA

 Diketahui s = 250 kg/ha dan n = 25 maka :


250
ˆ x   51,03
25 - 1
sehingga t hitungnya adalah :

4460 - 4500
t hit   - 0,784
51,03
 Oleh karena t hitung > - 2,064, maka Ho diterima yang berarti
tidak ada alasan yang kuat untuk menolak pernyataan iklan
tersebut.
UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA

Uji n > 30 n < 30

- Menerima Ho kalau z hit - Menerima Ho kalau t hit


Uji dua sisi terletak diantara ± z tabel terletak diantara ± t tabel
- Menolak Ho dan menerima - Menolak Ho dan menerima
H1 kalau z hit > + z tabel H1 kalau t hit > + t tabel atau
atau z hit < - z tabel t hit. < - t tabel
- Menerima Ho kalau z hit > - - Menerima Ho kalau t hit > - t
Uji sisi kiri z tabel tabel
- Menolak Ho dan menerima - Menolak Ho dan menerma HI
H1 kalau z hit < - z tabel kalau t hit < - t tabel

- menerima Ho kalau z hit < z - Menerima Ho kalau t hit < t


Uji sisi kanan tabel tabel
- Menolak Ho dan menerima - Menolak Ho dan menerima
H1 kalau z hit > z tabel H1 kalau t hit > t tabel
SAMPAI JUMPA
MINGGU DEPAN

Anda mungkin juga menyukai