PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyelidikan ilmiah bangsa Mesir dan Babilon yang berkembang selama tiga
ribu tahun sebelum Masehi merupakan perintis penelitian Yunani atau Helenis,
ini kemudian dikembangkan sebelum dan sesudah era Islam melalui hubungan
langsung, sering kali secara komersial, antara Mesir dan bagian lain dari dunia
Yunani, melalui hubungan anatara sain Yunani dan Harrania, dan yang paling
penting, melalui pengaruh penting India dan Cina, yang terlebih dahulu
negeri-negeri Islam.1
1
R. Turner Howard, Sains Islam yang Mengagumkan: Sebuah Catatan terhadap Abad Pertengahan
(Bandung: Nuansa Cendekia, 2004), 37.
manausia, walaupun banyak yang akan menolak definisi seperti ini. Bagi
semakin besar dan koheren akibat penerapan metodologi itu secara komulatif.
Kita sendiri memandang sains sebagai kombinasi yang kompleks dari ketiga
bahwa kita menganggap setiap aspek sains harus berorientasi kepada nilai-nilai
dan seluruh sains harus merupakan sebuah aktifitas kultural, sebuah aktifitas
peradaban Barat sebuah penjelmaan dari kultur dan nilai-nilai Barat. Lynn
adalah agama Kristen abad pertengahan. Dengan kata lain, jika sains modern
telah berkembang dibawah pengaruh Islam, maka sains itu tentu sama sekali
berbeda yang kita temukan sekarang ini. Karena pada dasarnya, sains adalah
2
Sardar Ziauddin, Sains, Teknologi, dan Pembangunan di dunia Islam (Bandung: Penerbit Pustaka,
1997), 16-17.
mengenai hubungan manusia dengan alam, jagat raya, waktu , dan ruang.3
tidak dapat dipisahkan dari sejarah ekspansi Islam itu sendiri. Dalam tempo
lebih kurang 25 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw. (632 M), kaum
Muslim telah berhasil menaklukkan seluruh jazirah Arabia dari selatan hingga
tsunami, satu persatu, kerajaan demi kerajaan dan kota demi kota berhasil
ditaklukkan. Maka tak sampai satu abad, pada 750 M, wilayah Islam telah
meliputi hampir seluruh luas jajahan Alexander the Great diAsia (Kaukasus)
Seiring dengan terjadinya konversi massal dari agama asal atau kepercayaan
ini tidak lain dan tidak bukan adalah gerakan “Islamisasi” (ada juga yang lebih
dulu sebelum kemudian diserap. Hal-hal yang positif dan sejalan dengan Islam
3
Ibid.,31-32.
yang tidak sesuai dengan kerangka dasar ajaran Islam ditolak dan dibuang.
bahasa Yunani (Greek) dan Suryani (Syriac) ke dalam bahasa Arab pada zaman
adalah para cendekiawan dan paderi yang juga dipercaya sebagai pegawai
M) mendirikan sebuah pusat kajian dan perpustakaan yang dinamakan Bayt al-
Hikmah. Menjelang akhir abad ke-9 Masehi, hampir seluruh korpus saintifik
dengan produktifitas yang tinggi dan orisinalitas luar biasa. Sebagai ilustrasi,
observasi, termasuk desain jam matahari (sundial) dan alat ukur mural
bahasa Latin, yaitu De Scientia Stellarum, yang dipakai sebagai salah satu
bahan rujukan oleh Kepler dan Copernicus. Kritik terhadap teori-teori Ptolemy
juga telah dilontarkan oleh Ibn Rusyd (w. 1198) dan al-Bitruji (w. 1190).
Dalam bidang fisika, Ibn Bajjah (w. 1138) mengantisipasi Galileo dengan
merancang pembuatan alat untuk terbang mirip dengan rekayasa yang dibuat
Roger Bacon (w. 1292) dan belakangan dipopulerkan oleh Leonardo da Vinci
(w. 1519).
yang saling berkaitan: pertama, adanya suatu world view dari masyarakatnya
yang mendukung, world view ini dapat berupa suatu pandangan hidup, agama,
filosofi, dan lain-lain. Kedua, apresiasi dari masyarakat, yakni sikap dan
banyak golongan sarjana dan ilmuwan yang sangat hebat dalam bidang sains,
bidang-bidang lainnya. Salah satu ciri yang dapat diperhatikan pada para tokoh
4
Muhammad Abduh, Peradaban Sains dalam Islam (Palembang: IAIN Raden Fatah, 2003), 10-11.
usia yang muda, tetapi dalam masa yang singkat dapat menguasai beberapa
bidang ilmu secara bersamaan. Salah seorang diantaranya adalah Abu Ali
yang sudah mendunia, penulis merasa tertarik untuk membahas lebih lanjut
mengenai hal tersebut. Dan kesemuanya itu akan dijelaskan secara lebih rinci
berbagai karya yang sudah tidak diragukan lagi oleh dunia sains. Sebenarnya
banyak tokoh ilmuwan muslim yang masuk dalam kategori diatas, namun
penulis memutuskan hanya fokus pada Ibnu Al Haytham saja, lebih tepatnya
materi pokok yang nantinya akan dibahas secara lebih detain dan terperinci
dalam tulisan ini, yang terdiri dari beberapa bab beserta sub bab-sub babnya.
D. Kegunaan Penelitian
Pada penelitian ini, penulis tidak hanya memaksudkan tulisan ini hanya
bermanfaat sebagai penambah wawasan bagi penulis sendiri, namun juga bagi
siapa pun yang membacanya. Dalam hal ini ada dua aspek yang menjadi
1. Bidang Akademik
a. Mahasiswa
satu tokoh muslim yang memiliki kontribusi sangat besar terhadap dunia
sains.
2. Bidang Praktis
sebagai bahan bacaan ringan bahwa dalam Islam tidak hanya melulu
menekuni masalah tasawuf saja, namun juga berbagai bidang studi yang
ada didunia, seperti halnya bidang sains. Kiranya siapa pun pembaca
tulisan ini dapat lebih tertarik untuk mengenal lebih jauh dan meneladani
dicapainya tidak hanya dalam bidang agama, namun juga bidang sains.
Perubahan dan perkembangan sistem sebagai salah satu faktor pembentuk pola
5
Sartono Kantodirjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru, 1500-1900 dari Emporium sampai
Imperium, Jilid I (Jakarta: Gramedia pustaka utama, 1993), XIII.
6
Soerjono Soekanto, Suatu Pengantar Sosiologi (Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia,
1969), 30.
penulis dalam tulisan ini adalah teori Erving Goffman yang memusatkan
tindakan mereka satu sama lain ketika saling berhadapan. Teori ini lebih umum
dilihat dari tindakannya dan penonton menyaksikan pertunjukan itu. Ada dua
metode yang umum dan tetap untuk mendefinisikan situasi bagi penonton di
7
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 2003), 171.
8
Mustain, “Teori Diri” Sebuah Tafsir Makna Simbolik (Pendekatan Teori Dramaturgi Erving
Goffman) vol.4 (Purwokerto: STAIN Purwokerto, 2010), 5.
arah). Ketiga, Aktor mungkin merasa perlu menunjukkan hanya produk akhir
waktu beberapa jam untuk memberi kuliah, namun mereka bertindak seolah-
olah telah lama memahami materi kuliah). Keempat, Aktor mungkin perlu
dari khalayak (kerja kotor itu mungkin meliputi tugas-tugas yang “secara fisik
Aspek lain dari drama turgi di panggung depan adalah bahwa aktor
atau jarak sosial lebih dekat dengan khalayak daripada jarak sosial yang
9
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial Lainnya (Bandung: Remaja Rosdakarya 2001), 116.
10
George Ritzer, Teori Sosiologi Modern (Jakarta: Prenada Media, 2004), 298-299.
10
kepalang akan peran tersebut. Akan tetapi menurut Goffman, ketika orang
melakukan hal semacam itu, mereka tidak bermaksud membebaskan diri sama
sekali dari peran sosial atau identitas mereka yang formal itu, namun karena
F. Penelitian Terdahulu
(Kitab Optik), 2012. Penulis skripsi ini membahas tentang biografi seorang
AlHaytham. Apa saja isi pembahasan dan ruang lingkup yang dibahas
dalam kitab tersebut. Yang mana kitab ini berisi tentang segala setuatu
Sains & implikasinya dalam peradaban manusia, Islamisasi Sains, Sains &
11
pembelajaran sains.
3. Suryadi Ahmad, Fisika dan Ibnu al haytham, 2012. Skripsi ini membahas
tentang sejarah ilmu fisika, dan teori-teori Ibnu AlHaytham dalam ilmu
fisika. Yang mana ilmu fisika sendiri membahas tentang perilaku dan sifat
G. Metode Penelitian
perjuangan dan pemikiran yang berada di pesantren. Maka dari itu penulisan
ini merupakan sejarah lokal. Metode historis ini meliputi empat tahapan:
bahannya dapat di bagi dua yaitu tertulis dan tidak tertulis, atau dokumen
dan artefak.12 Penulisan ini lebih menggunakan sumber data tertulis yang
11
Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah (Yogyakarta: logos, 1999), 55.
12
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah cet II (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 2001), 96.
12
penelitian kualitatif.
dilakukan kritik ekstern dan kritik intern. Kritik intern menelusuri tentang
Hal ini dilakukan supaya diperoleh data yang otentik dan kredibel.13
Dalam hal ini, ada dua cara untuk melakukan verifikasi, yaitu:
Meneliti keaslian data atau dokumen dalam arti asli atau tidaknya.
13
Ibid.,102.
13
akan diteliti lagi tentang kebenaran dan kesesuaian dari isi data
tersebut.14
serta membuat kesimpulan tentang hasil verifikasi sumber data yang ada,
H. Sistematika Pembahasan
pembahasan yang membagi tiap materi pokok berupa beberapa bab beserta
14
Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah cet II (Jakarta: logos Wacana Ilmu, 1999), 58-
64.
14
pembahasan.
Bab II : Berisi tentang Ilmuwan muslim dan sains yang meliputi sain
Bab III : Biografi Ibnu Al Haytham yang meliputi riwayat hidup Ibnu Al
pendidikan.
masa kini.
15