Disusun Oleh :
Pratiwi Rahayu
(G4A022032)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia merupakan hasil upaya yang
dilakukan oleh manusia dalam mencari suatu kebenaran atau masalah
yang dihadapi. Kegiatan atau upaya yang dilakukan oleh manusia
menncari suatu kebenaran atau masalah yang dihadapi pada dasarnya
merupakan kodrat dari manusia itu sendiri atau lebih dikenal sebagai
keinginan. Keinginan yang dimiliki oleh manusia akan memberikan
dorongan bagi manusia itu sendiri untuk mendapatkan segala sesuatu yang
diinginkan. Yang menjadi pembeda antara satu manusia dengan manusia
lainnya adalah upaya yang dilakukan manusia untuk mendapatkan
keinginannya tersebut. (Agus Cahyono et al., 2019)
Manusia pada hakikatnya, akan selalu berusaha meningkatkan ilmu
pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini dilakukan karena dengan
pengetahuan akan menimbulkan kepuasan tersendiri sesuai tuntutan
zaman, tidak hanya sebatas pengetahuan semata, tetapi lebih kepada
pengetahuan dan kebenarannya. Mempelajari segala sesuatu dengan ilmu,
pada dasarnya merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk
mendapatkan suatu kebenaran. Kebenaran merupakan keadaan sesuatu
sesuai dengan objek yang sesungguhnya, dengan demikian mempelajari
sesuatu hal melalui pengetahuan (filsafat) merupakan sebuah langkah
untuk mendapatkan pengetahuan yang benar dan objektif.(Imro’atun
Istikhomah & Wachid, 2021)
Semenjak masa Renaissance yang disusul dengan Aufklaerung (abad
XVIII), filsafat sebagai “induk” cabang-cabang ilmu pengetahuan
ditinggalkan oleh “anak-anaknya” (cabang-cabang ilmu pengetahuan).
Cabang-cabang ilmu pengetahuan bersama “anak kandungnya”
(teknologi) cenderung berdiri secara mandiri. Dalam perjalanannya
kemudian, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) mengalami kemajuan
sangat pesat dan menghasilkan temuan-temuan spektakuler, sehingga
berdampak luas terhadap peradaban hidup manusia. (Nafiur Rofiq, n.d.)
Ada kecenderungan, bahwa ilmu pengetahuan dipelajari dan
diterapkan terlepas dari asumsi-asumsi dasar filsafatnya. Berbagai
permasalahan yang timbul –baik teoritis maupun praktis- ditinjau dari
sudut pandang masing-masing disiplin ilmu dan diterjemahkan dengan
bahasa teknisnya sendiri-sendiri. Akibatnya komunikasi antar ilmu
pengetahuan sulit dikembangkan. Lebih dari itu, perkembangan ilmu
pengetahuan amat mempengaruhi kehidupan dan perlu mendapat
perhatian, karena bisa berdampak pada perilaku anti-kemanusiaan atau
mengganggu keseimbangan antar individu dan masyarakat serta
lingkungannya. Misalnya, eksploitasi alam, komersialisasi ilmu,
penerapan iptek yang merusak, dls. (Nafiur Rofiq, n.d.)
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Intruksional Umum
Mahasiswa mampu mengetahui ilmu pengetahuan,, perkembangan dan
sejarah ilmu pengetahuan.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Mahasiswa mampu memahami konsep dasar Ilmu Pengetahuan
C. Metode Penulisan
Pada metode penulisan makalah ini kami mengumpulkan referensi
yang relevan dari jurnal, buku, dan artikel.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematika yang terdiri dari poin-poin yang
penting, diantaranya yaitu;
BAB I : Pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan penulisan,
metode penulisan dan sistematika penulisan
BAB II : Tinjauan teori berisi konsep dasar Ilmu Pengetahuan
BAB III : Penutup
Kesimpulan
BAB II
KONSEP DASAR
4. Komponen Pengetahuan
Adapun menurut Bahm (dikutip dalam Lake et al, 2017), definisi ilmu
pengetahuan melibatkan enam macam komponen utama, yaitu masalah
(problem), sikap (attitude), metode (method), aktivitas (activity),
kesimpulan (conclusion), dan pengaruh (effects). (Agus Cahyono et al.,
2019)
a. Masalah (problem)
Ada tiga karakteristik yang harus dipenuhi untuk menunjukkan
bahwa suatu masalah bersifat scientific, yaitu bahwa masalah
adalah sesuatu untuk dikomunikasikan, memiliki sikap ilmiah, dan
harus dapat diuji.
b. Sikap (attitude)
Karakteristik yang harus dipenuhi antara lain adanya rasa ingin
tahu tentang sesuatu; ilmuwan harus mempunyai usaha untuk
memecahkan masalah; bersikap dan bertindak objektif, dan sabar
dalam melakukan observasi
c. Metode (method)
Metode ini berkaitan dengan hipotesis yang kemudian diuji. Esensi
science terletak pada metodenya. Science merupakan sesuatu yang
selalu berubah, demikian juga metode, bukan merupakan sesuatu
yang absolut atau mutlak.
d. Aktivitas (activity)
Science adalah suatu lahan yang dikerjakan oleh para scientific
melalui scientific research, yang terdiri dari aspek individual dan
sosial.
e. Kesimpulan (conclusion)
Science merupakan a body of knowledge. Kesimpulan yang
merupakan pemahaman yang dicapai sebagai hasil pemecahan
masalah adalah tujuan dari science, yang diakhiri dengan
pembenaran dari sikap, metode, dan aktivitas.
f. Pengaruh (effects)
Apa yang dihasilkan melalui science akan memberikan pengaruh
berupa pengaruh ilmu terhadap ekologi (applied science) dan
pengaruh ilmu terhadap masyarakat dengan membudayakannya
menjadi berbagai macam nilai.
Ilmu pengetahuan lahir dari pengembangan suatu permasalahan
(problems) yang dapat dijadikan sebagai kegelisahan akademik. Atas
dasar problem, para ilmuwan memiliki suatu sikap (attitude) untuk
membangun metode-metode dan kegiatankegiatan (method and activity)
yang bertujuan untuk melahirkan suatu penyelesaian kasus (conclusions)
dalam bentuk teori-teori, yang akan memberikan pengaruh (effects) baik
terhadap ekologi maupun terhadap masyarakat.
Seluruh bentuk ilmu pengetahuan dapat digolongkan kedalam kategori
ilmu pengetahuan dimana masing-masing bentuk dapat dicirikan oleh
karakteristik obyek ontologis, landasan epistemologis, dan landasan
aksiologis. Salah satu dari bentuk ilmu pengetahuan ditandai dengan:
a. Obyek Ontologis : yaitu pengalaman manusia yakni segenap wujud
yang dapat dijangkau lewat panca indra atau alat yang membantu
kemampuan panca indra.
b. Landasan Epistemologis : metode ilmiah yang berupa gabungan
logika deduktif dengan pengajuan hipotesis atau yang disebut logico
hypotetico verifikasi.
c. Landasan Aksiologis : kemaslahatan umat manusia artinya segenap
wujud ilmu pengetahuan itu secara moral ditujukan untuk kebaikan
hidup manusia.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perkembangan ilmu sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari rasa
keingintahuan yang besar diiringi dengan usaha-usaha yang sungguh-sungguh
melalui penalaran, percobaan, penyempurnaan, dan berani mengambil resiko tinggi
sehingga menghasilkan penemuan-penemuan yang bermanfaat bagi suatu generasi
dan menjadi acuan pertimbangan bagi generasi selanjutnya untuk mengoreksi,
menyempurnakan, mengembangkan, dan menemukan penemuan selanjutnya. Faktor-
faktor inilah yang kemudian menjadi spirit dan motivasi bagi pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Hal penting yang perlu dicatat dalam hal ini adalah bahwa pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan harus diimbangi dengan pengembangan moralitas
spiritual, karena sebagaimana kita tahu bahwa Ilmu pengetahuan hakekatnya adalah
bebas nilai, tergantung bagaimana manusia mempergunakannya. Ilmu pengetahuan
bisa berdampak positif, tetapi ia juga dapat memiliki dampak negatif bagi kehidupan
manusia. Dampak positifnya adalah dapat semakin mempermudah dan memberikan
kenyamanan dalam kehidupan manusia, sementara dampak negatifnya adalah dapat
menghancurkan tatanan kehidupan manusia itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Cahyono, E., Studi Ilmu Keperawatan, P., Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Jombang,
S., Korespondensi, A., Veteran Mancar, J., Peterongan, K., Jombang, K., & Timur, J.
(2019). PENGETAHUAN ; ARTIKEL REVIEW. In Jurnal Keperawatan (Vol. 12,
Issue 1).
Imro’atun Istikhomah, R., & Wachid, A. (2021). Filsafat Sebagai Landasan Ilmu dalam
Pengembangan Sains. Jurnal Filsafat Indonesia, 4.