Anda di halaman 1dari 3

Ilmu kedokteran forensik  cabang ilmu kedokteran PEMERIKSAAN SIANIDA

untuk kepentingan hukum dan keadilan. Dokter dalam


Zat yang paling banyak digunakan untuk kasus
membuat alat bukti hukum memerlukan pemeriksaan
pembunuhan dan kadang terjadinya kecelakaan
penunjang diantaranya toksikologi forensik, patologi
adalah sianida. Sianida dapat menyebabkan kematian
forensik, identifikasi forensik
dengan cepat antara 3-12 menit.
Pemeriksaan toksikologi forensik  digunakan untuk
Bahan dan alat: pinset, kertas saring asam pikrat,
membantu menemukan adanya racun atau obat yang
pipet, tabung erlenmeyer, asam tartrat 10%, natrium
mengakibatkan gangguan fisiologis dan lingkungan
karbonat 10%, sampel sianida
Contoh Kasus:
- Erlenmeyer
Meninggal akibat “oplosan” yang mengandung alkohol, - Prop karet
perlu dilakukan pemeriksaan toksikologi untuk - Pisau kater
mengetahui racun atau zat yang menyebabkan - Pipet
kematian - Pipet ukur
- Larutan asam pikrat jenuh
PEMERIKSAAN ALKOHOL
- Larutan sodium karbonat 10% (Na2CO3)
Zat yang paling banyak menjadi perhatian masyarakat - Larutan asam tartrat 10% (C4H6O6)
adalah alkohol atau ethanol. Alkohol dalam kadar yang - Akuades
tinggi dan tidak mampu ditoleransi oleh tubuh maka
Prosedur Pemeriksaan Sianida dengan Metode Pikrik
dapat menyebabkan kematian
Asid Tes (Guignard Test)
Bahan dan alat: cawan conway, pipet, vaseline, reagen
1. Gunakan sarung tangan (gloves)
antie, kalium karbonat (K2CO3) jenuh
2. Ambil kertas pikrat menggunakan pinset
- Cawan Conway 3. Jepitkan kertas pikrat tersebut ke dalam prop
- Pipet volume 1 ml, 2 ml karet yang telah diiris.
- Gelas ukur 100 ml 4. Ambil dengan pipet larutan natrium karbonat 10%
- Erlenmeyer 5. Sentuhkan cairan diujung pipet pada ujung kertas
- Bekerglas 50 ml pikrat
- Batang pengaduk 6. Pastikan cairan natrium karbonat tidak sampai
- Potassium karbonat (K2CO3) mengenai prop karet
- Potassium dikromat (K2Cr2O7) 7. Ambil sampel yang mau diperiksa terhadap
- Asam sulfat pekat (H2SO4) sianida: 2 ml
- Akuades 8. Masukkan sampel ke dalam erlenmeyer, pastikan
ujung pipet tidak menyentuh bibir erlenmeyer
Prosedur Pemeriksaan Alkohol dengan Metode Mikro 9. Ambil asam tartrat sebanyak 2 ml
Difusi Conway 10. Segera tutup dengan prop karet yang telah terselip
1. Gunakan sarung tangan (gloves) kerta pikrat, pastikan ujung kertas tidak
2. Ambil reagen antie sebanyak 2 ml menyentuh bibir erlenmeyer
3. Masukkan reagen antie pada bagian tengah 11. Amati perubahan warna pada kertas pikret, positif
conway sianida warna merah bata.
4. Masukkan larutan kalium karbonat (K2CO3) jenuh Tahapan Pemeriksaan Sianida
pada sisi kanan conway (1 ml)
5. Ambil sampel sebanyak 1 ml - Siapkan kertas pikrat pada prop karet
6. Masukkan sampel pada sisi kiri conway: 1 ml - Tetesi ujung kertas dengan natrium karbonat 10%
7. Ambil vaseline, oleskan pada tepi tutup conway (Na2CO3)
8. Tutup conway mulai dari sisi samping sampai - Sampel dan asam tartrat sama banyak masukkan
tertutup rapat ke dalam tabung erlenmeyer
9. Campur sampel dan kalium karbonat dengan
sedikit memutar posisi sekat conway
10. Perubahan warna pada reagen antie, bandingkan
dengan standar
PEMERIKSAAN ARSEN 21. Kemudian goyang erlenmeyer sampai sampel
tercampur
Arsenik dikenal dan digunakan sejak zaman dahulu
22. Diamkan pada temperatur kamar maksimal 24 jam
karena daya bunuhnya yang luar biasa serta sulit
dideteksi arsenik disebut racun para raja dan raja dari Arsen positif pada kertas merkuri klorida berubah
semua racun. Di Indonesia: kasus Munir warna kuning, orange, coklat, hitam

Bahan dan alat: cawan, kertas saring, pinset, kertas dan Tahapan Pemeriksaan Arsen
kapas Pb Asetat, tabung reaksi, pipet, tabung
- Set pipa sanger blak
erlenmeyer, zink granule, cuprum sulfate, asam sulfat
- Rendam zink granule ke dalam larutan cupri sulfat
4N, sampel
selama 5 menit
- Erlenmeyer - Masukkan zink granule, sampel, dan asam sulfat
- Pipa sanger black ke dalam erlenmeyer
- Prop karet - Segera tutup dengan sanger black set, goyang
- Pipet ukur sampai sampel tercampur
- Piset - Amati perubahan warna kertas merkuri klorida
- Akuades
- Larutan plumbun asetat 5% (Pb(CH3COO)2)
- Larutan merkuri klorida (HgCl2) dalam alkohol 5%
- Larutan cupri sulfat 5% (CuSO4)
- Asam sulfat 4N – zink granul
- Kapas kertas saring

Prosedur Pemeriksaan Arsen dengan Metode Sanger


Blak Tes

1. Gunakan sarung tangan (gloves)


2. Kertas plumbun astetat pada pipa sanger blak
3. Kapas plumbun asetat pada pipa sanger blak
4. Rangkai pipa sanger blak yang telah terisi kapas
dan kertas plumbun asetat
5. Kertas merkuri klorida pada pipa udara
6. Pastikan ujung kertas merkuri klorida tersisa
7. Rangkaikan pipa udara dengan pipa sanger blak
8. Hasil rangkaian pipa sanger blak
9. Ambil 3 butir zink granule
10. Masukkan 3 zink granule ke dalam tabung reaksi
11. Ambil dengan pipet larutan cupri sulfat
12. Masukkan larutan cupri sulfat ke dalam tabung
berisi zink granule
13. Pastikan zink granule terendam ke dalam larutan
cupri sulfat
14. Setelah 5 menit, larutan cupri sulfat dituang ke
dalam cawan porselin
15. Zink granule dimasukkan ke dalam erlenmeyer
16. Ambil sampel yang mau diperiksa terhadap arsen:
5 ml
17. Masukkan sampel ke dalam erlenmeyer, pastikan
ujung pipet tidak menyentuh bibir erlenmeyer
18. Ambil asam sulfat 4N sebanyak 5 ml
19. Masukkan asam sulfat ke dalam erlenmeyer,
pastikan ujung pipet tidak menyentuh bibir
erlenmeyer
20. Segera tutup dengan pipa sanger blak set
Pemeriksaan Patologi Anatomi Identifikasi Forensik

1. Mengetahui intravitalitas luka jenazah Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui


2. Membuktikan adanya asfiksia/mati lemas identitas seseorang
3. Mengetahui adanya penyakit dan kelainan lainnya
Mengumpulkan data dari bukti yang ada untuk
Luka intravital  luka-luka tersebut terjadi pada saat dicocokkan dengan data identitas seseorang yang telah
korban masih hidup sehingga dapat diperkirakan untuk diketahui
menjadi sebab kematian dari jenazah.
Pentingnya Identifikasi
Bagian tubuh yang mengalami perlukaan dipotong dan - Mengetahui orang mati untuk keperluan resmi,
juga dimasukkan ke dalam formalin untuk pengawetan. statistik, dan hukum
Lalu, potongan jaringan didiamkan selama 1-2x24 jam. - Melepaskan tuntutan hukum dan kewajiban terkait
dengan properti, warisan, dan hutang
Alat-alat yang dibutuhkan
- Untuk memfasilitasi penyelidikan polisi atas
- Sarung tangan
kematian yang bersifat kriminal atau mencurigakan
- Sampel jaringan
- Mengetahui hubungan biologis/kekerabatan
- Formalin
- Alat pemotong Metode Identifikasi
- Object glass pewarna preparat
Bukti biologi:
- Mikroskop
 Wajah
Jaringan yang ada dalam formalin dikeluarkan lalu  Ciri-ciri khusus: postur, ras, rambut, kulit, tatto,
diproses di blok parafin. Setelah itu diwarnai, dilihat di bekas luka, dll
mikroskop  Umur dan jenis kelamin
 Golongan darah
Syarat mikroskopis pada luka intravital  ekstravasasi
eritrosit dan persebaran leukosit jenis polimorfonuklear  Gigi (odontologi forensik)
di ruang antar sel, pembuluh arteri melebar dan jarak  Sidik jari
antar sel menjadi renggang karena ada kebocoran  DNA
plasma Bukti non biologi
Pemeriksaaan PA juga dapat digunakan untuk melihat  Pakaian, sepatu, aksesori (barang properti)
kongesti pembuluh darah vena yang digambarkan  Kartu identitas
dengan membesarnya pembuluh vena  tanda asfiksia  Lokasi TKP
atau mati lemas.
Anthropology Forensik  tulang manusia/bukan, laki-
laki/perempuan, postur, ras

Sidik jari  arch, loop, whorl

Golongan darah (Multi sistem: ABO, Rh, Mn, Lewis,


Duffy, dll)

Odontology Forensik
- Setiap orang memiliki karakteristik gigi yang
berbeda
- Menggunakan profil gigi dengan membandingkan
data antemortem-postmortem
- Perbandingan gigi dengan bekas gigitan
- Memperoleh DNA untuk membantu identifikasi
tersangka

Anda mungkin juga menyukai