Nofsya Afdi Fahrezi Hanifah Putri Arisanti Diva Rizkiya Annisa Inayah Syafira Nasywa Dwi Amanda Hubungan Resonansi dan Peristiwa Runtuhnya Jembatan Tenggarong Pada Tahun 2011. Soal
1. Kapan peristiwa itu terjadi?
2. Bagaimana proses peristiwa itu terjadi? 3. Kaitan ambruknya jembatan di tenggarong dengan fenomena resonansi 4. Faktor penyebab di bidang sipil, faktor alam, dan yang lainnya. Jawaban
1. Peristiwa runtuhnya jembatan yang berada di tenggarong, kutai kartanegara terjadi
pada tanggal 26 November 2011 sekitar pukul 15.00 WITA. 2. Saat itu lalu lintas jembatan dalam kondisi macet karena dibuat satu jalur secara bergantian terkait proses pemeliharaan. Menurut Jamaludin, sebelum jembatan runtuh, kabel penahan jembatan goyang, kemudian diikuti suara gemuruh. "Setelah itu, jembatan langsung ambruk. Kejadiannya cepat sekali. Saya tidak sempat berbuat apa-apa," tutur Jamaludin, yang ikut terjatuh bersama sepeda motornya. Dari keterangan korban yang selamat, tercatat 2 bus, 2 truk, 4 mobil, dan lebih dari 10 sepeda motor ikut tercebur. Putusnya sambungan itu, memicu keruntuhan jembatan secara total dalam waktu kurang dari 20 detik. 3. Resonansi adalah fenomena ketika suatu benda bergetar dipengaruhi oleh getaran gelombang elektromagnetik eksternal sehingga menyebabkan getaran atau meningkatkan amplitudo osilasinya. Sehingga didapatkan bahwa pemicu runtuhnya jembatan Kukar sendiri, diduga akibat putusnya hanger (penghubung antar batang) nomor 13 jika dihitung dari pylon (menara penyangga) arah Tenggarong. Putusnya hanger ini terjadi saat proses jacking (proses pengangkatan jembatan). Akibatnya, ketahanan jembatan berkurang, sehingga dalam waktu 20 detik jembatan Kukar ambruk. Hal ini menimbulkan efek domino terhadap runtuhnya hanger. 4. Hidayat mengatakan, sebelum runtuhnya jembatan kukar, diidentifikasi telah terjadi keretakan, perkaratan dan kerusakan di beberapa bagian konstruksi jembatan. Tak hanya itu, dalam proses pelaksanaan juga terjadi kelalaian. Ia menyebutkan, kontraktor jembatan tidak melaksanakan uji geser, uji fatik dan uji impak sebagaimana mestinya. Selain itu, tidak ada pula data proses monitoring saat pembangunan awal. Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ini juga menambahkan, material yang digunakan sebagai bahan pembuatan jembatan tidak memenuhi standar. ”Material yang digunakan adalah FCD 60 (besi tuang, red) yang memilki ketahanan impak rendah,” (faktor sipil). (Faktor Sosial) sangat sedikit atau bahkan tidak ada yang mengajarkan bagaimana memelihara bangunan agar awet dan bertahan sampai lebih dari 50 tahun. Harus diakui bahwa mata kuliah pemeliharaan bangunan hanya diajarkan di Program Magister dengan Peminatan Manajemen Konstruksi. Rancangan Poster Terbaru : 1. Kapan terjadinya peristiwa itu? Peristiwa runtuhnya jembatan yang berada di tenggarong, Kutai Kartanegara terjadi pada tanggal 26 November 2011 sekitar pukul 15.00 WITA.
2. Bagaimana proses peristiwa itu terjadi?
Saat itu lalu lintas jembatan dalam kondisi macet karena dibuat satu jalur sehingga kabel penahan jembatan goyang dan jembatan langsung ambruk kurang dari 20 detik. Tercatat 2 bus, 2 truk, 4 mobil, dan lebih dari 10 sepeda motor ikut tercebur. 3. Kaitan ambruknya jembatan di tenggarong dengan fenomena resonansi! Resonansi adalah fenomena ketika suatu benda bergetar dipengaruhi oleh getaran gelombang sehingga menyebabkan getaran atau meningkatkan amplitudo osilasinya. Pemicu runtuhnya jembatan tersebut, diduga akibat putusnya kabel (penghubung antar batang) nomor 13. Putusnya kabel ini terjadi saat proses pengangkatan jembatan. Berkurangnya ketahanan jembatan ditambah meningkatnya beban yang diterima menimbulkan efek domino terhadap runtuhnya hanger.
4. Faktor penyebab di bidang sipil, faktor alam, dan yang lainnya.
Faktor Sipil : Material yang digunakan tidak memenuhi standar, kontraktor jembatan tidak melaksanakan uji geser, uji fatik dan uji impak. Faktor Sosial : Tidak ada yang merawat jembatan agar awet dan bertahan sampai lebih dari 50 tahun.