Anda di halaman 1dari 330

KATA PENGANTAR

Selamat membuka buku yang sangat dinantikan ini, "Tip Trik & FR P3K
Keperawatan" yang khusus disusun oleh Hendi Kanduru. Buku ini bukan sekadar
panduan biasa, tetapi sebuah sumber berharga yang akan membantu Anda sukses
dalam seleksi P3K Keperawatan.

Ketika Anda menghadapi seleksi P3K Keperawatan, persiapan yang matang


adalah kunci keberhasilan. Buku ini tidak hanya memfokuskan pada materi-materi
esensial yang akan diuji, tetapi juga menyertakan soal-soal yang pernah muncul
dalam seleksi P3K Keperawatan sebelumnya. Ini adalah keuntungan besar yang
akan membantu Anda memahami pola soal dan mengasah kemampuan Anda
dengan tepat.

Hendi Kanduru, dengan pengalaman dan pengetahuannya yang mendalam


dalam bidang keperawatan, telah dengan teliti menyusun buku ini. Ia berbagi tip-
tip berharga, strategi-sukses, dan panduan praktis untuk menghadapi seleksi dengan
percaya diri.

Dengan buku "Tip Trik & FR P3K Keperawatan" ini, Anda akan memiliki
panduan yang tepat dan komprehensif untuk mempersiapkan diri dengan baik dan
mengatasi seleksi P3K Keperawatan. Selamat belajar, dan semoga buku ini
membantu Anda mencapai puncak kesuksesan dalam perjalanan keperawatan
Anda.

Salam Hormat

Hendi Kanduru

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
Tips & Trik P3K Keperawatan .................................................................... 1
Keperawatan Dasar ....................................................................................... 6
Keperawatan Jiwa.......................................................................................... 72
Keperawatan Medikal Bedah........................................................................ 75
Maternitas & Anak ........................................................................................ 130
Komunitas Keluarga ...................................................................................... 146
Terapi Komplementer ................................................................................... 178
Manajemen Keperawatan ............................................................................. 185
Bagian 1 ........................................................................................................... 203
Bagian 1 Pembahasan .................................................................................... 223
Bagian 2 ........................................................................................................... 228
Bagian 2 Pembahasan .................................................................................... 248
Bagian 3 ........................................................................................................... 252
Bagian 3 Pembahasan .................................................................................... 269
Bagian 4 ........................................................................................................... 279
Bagian 4 Pembahasan .................................................................................... 298
Bagian 5 ........................................................................................................... 304
Bagian 5 Pembahasan .................................................................................... 322

ii
Tip & Trik P3K Keperawatan

1
Tip dan Trik P3K Keperawatan
1. Jangan lupa berdoa sebelum memulai apapun, karena doa adalah senjata bagi
orang beriman.
2. Buatkan jadwal belajar, sesuaikan dengan kemampuan diri sendiri, pembuatan
jadwal ini untuk mencegah kita belajar ditak terstruktur dan mengikuti
oranglain. Perlu diingat kebutuhan belajar setiap orang berbeda.
3. Gabung dengan orang yang memiliki keinginan untuk maju Bersama dengan
menjadi P3K Keperawatan
4. Lakukan persiapan 2 – 3 bulan sebelum ujian
5. Pelajari materi yang akan diujiankan sesuai dengan Peraturan Menteri terutama
uraian tugas perawat/ners, kemudian bandingkan dengan Field Report (FR) yang
keluar. Dalam kenyataanya secara umum tidak ada perbedaan antara D3 dengan
Ners dalam materi keilmuan. Yang membedakannya adalah proporsi dalam
paket soal. Misalnya, di ners banyak masalah keperawatan dan di d3 banyak
tindakan keperawatan, akan tetapi bukan berarti di ners tidak ada tindakan
keperawatan dan di d3 tidak ada masalah keperawatan.
6. Pelajari materi yang pernah keluar ditahun-tahun sebelumnya, sebagai acuan
untuk mempelajari kemungkinan dan jenis soal yang keluar di seleksi P3K
Keperawatan. Tiap tahun soal berbeda.
7. Pelajari 10 kasus yang sering keluara, dapatkan datanya dengan cara bertanya
atau cek penyakit terbanyak yang ada di Indonesia, termasuk juga cek program
pemerintah terkait dengan Kesehatan yang sedang digembor-gemborkan,
misalnya tahun ini Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Covid 19 serta Stunting.
8. Pelajari 10 Tindakan keperawatan yang selalu dikerjakan oleh perawat baik di
rumah sakit maupun puskesmas atau masyarakat.
9. Buatkan daftar tilik untuk mengtahui kemampuan minimal yang harus dikuasai
oleh seorang perawat atau ners. Daftar tilik ini dapat digunakan sebagai acuan
atau guideline dalam belajar.
10. Perbanyak Latihan soal, dengan mengenal jenis soal maka selain membiasakan
diri mengerjakan soal, juga dapat meningkatkan kemampuan mengelola waktu
dalam menjawab.
11. Perbanyak try out soal dengan materi yang sesuai dengan yang akan diujiankan
dengan kata lain harus ada materi soal kompetensi tehnis, manajerial,
sosiokultural dan wawancara.
12. Dalam menjawab cek dulu apakah boleh melakukan pengisian dari mulai
kompetensi sosiokultural, manajerial dan tehnis, jika diperbolehkan langsung
Isillakukan. Caranya dengan langsung masuk ke nomor 116 di kompetensi sosio
kultural.

2
Tip dan Trik P3K Keperawatan
13. Isilah soal yang mudah terlebih dahulu, kalau berdasarkan kompetensi maka
urutannya sosiokultural, manajerial dan tehnis baru kemudian setelah 120
menit pindah ke wawancara. Mengisi dengan cara demikian dikarenakan
kompetens sosiiokultural dan manajerial tidak memerlukan pemikiran yang
“keras”. Soal-soal tersebut merupakan soal kompetensi yang sifatnya
menanyakan persesi kita.
14. Isi semua soal yang diberikan, karena tidak ada istilah pengurangan nilai dalam
walaupun salah memberikan jawaban untuk kompetensi tehnis, sementara
untuk kompetensi manajerial, sosiokultural dan wawancara, kalau mengisi pasti
mendapatkan nilai, akan tetapi kalau tidak diisi tidak akan mendapatkan nilai.
15. Isi semua jawaban walaupun dengan nembak, mengisi akan meningkatkan
kemungkinan mendapatkna nilai, sementara jika tidak mengisi maka
kemungkinan mendapatkan nilai tidak ada.
16. Untuk mengisi soal kompetensi sosio kultural,
a. Pilih jawaban yang terbaik untuk bangsa dan negara, terbaik untuk
menjaga toleransi dan kebinekaan, terbaik untuk mencegah terjadinya
konflik dalam masyarakat, pilih jawaban yang menunjukan empati dalam
keberagaman.
b. pilihlah jawaban ektrim (Sangat setuju dan sangat tidak setuju)
perhatikan jika pernyataan soal positif maka pilihlah sangat setuju, dan
jika pernyataan negative pilihlah sangat tidak setuju
17. Untuk mengisi soal kompetensi manajerial dan wawancara
a. Pilihlah jawaban yang paling ideal
b. Pilihlah jawaban yang terbaik atau menguntungkan untuk organisasi
c. Dalam memilih jawaban jangan melibatkan diri sebagai peserta ujian,
tapi lakukan seolah-olah anda sedang mencari pegawai. Anggap
jawaban A – D adalah karakteristik seseorang, pilih mana yang terbaik
atau mana yang diinginkan oleh organisasi tempat anda bekerja
(helicopter view).
d. Jangan memilih berdasarkan pilihan atau kepribadian sendiri, ingat yang
dicari adalah nilai yang tertinggi bukan yang memiliki kepribadian apa
adanya, ingat yang diujiankan adalah pengetahuan dan keterampilan
dalam memilih jawaban bukan sedang menguji bagaimana nilai
kepribadian anda.
18. Latihan membaca soal sesering mungkin, karena akan membiasakan dan akan
meningkatakan kecepatan dalam mengisi.
19. Isilah setiap soal tidak lebih dari 1 menit, untuk kompetensi manajerial, sosio
kultural dan tehnis isilah soal maksimal 54 detik. Sementara untuk wawancara
bisa sampai 1 menit, tidak boleh lebih.

3
Tip dan Trik P3K Keperawatan
20. Pindah soal jika dalam 10 – 15 detik tidak paham bagaimana maksud soal,
lewati dan isi diakhir walaupun dengan menebak atau nembak.
21. Naikan kemungkinan mendapatkan nilai, dengan cara tidak memberikan
jawaban kosong. Ingat menembak di kompetensi tehnis akan mendapatkan
kemungkinan benar 20%, manajerial 25%, sosiokultural 20% dan wawancara
25%. Akan tetapi jika tidak mengisi atau jawaban dibiarkan kosong maka
kemungkinan benar hanya 0%.
22. Isilah jawaban karena di kompetensi sosiokultural dan manajerial serta
wawancara, jika mengisi pasti mendapatkan nilai, walaupun hanya 1.
23. Jangan mencoba mencari tahu jawaban orang lain atau bertanya pada orang
lain selama ujian. Fokus saja kepada soal yang ada dihadapan kita.
24. Lakukan relaksasi setiap 10 soal, dengan cara narik napas dalam. Dilakukan
untuk mengurangi keteganggan dalam ujian.
25. Gunakan kata kunci dalam menjawab soal kompetensi tehnis:
a. Jika skala nyeri 6 atau lebih dan tidak ada masalah di airways dan
breathing maka pilihlah masalah nyeri
b. Jika ada suara ronchi, dahak sulit dikeluarkan, maka pilihlah masalah
keperawatannya bersihan jalan napas
c. Jika ada pernapasan cuping hidung, retraksi dinding dada, maka pilihlah
masalah keperawatannya pola napas
d. Jika ada penurunan kesadaran dan kelainan di system syaraf pusat dan
tidak ada masalah di airways dan breathing maka pilihlah masalah
keperawatannya gangguan perfusi cerebral
e. Jika pasien mengeluh atau malu tentang kondisi badannya maka pilihlah
masalah keperawatannya gangguan body image
f. Jika pasien mengeluh tentang penyakitnya dan selalu bertanya tetapi
tidak ada perubahan dalam tanda vital, maka masalahnya adalah kurang
pengetahuan. Akan tetapi jika ada perubahan tanda vital, maka masalah
keperawatannya adalah kecemasan
g. Jika pasien tidak bisa beraktifitas tapi tidak ada masalah di ekremitas
ataupun disistem syaraf maka intoleransi aktivitas, tapi jika ada
kerusakan di persyarafan atau di otak pasien maka masalah
keperawatannya adalah kerusakan mobilitas fisik.
h. Untuk pasien penyakit jantung utamakan masalah keperawatannya
adalah gangguan pemenuhan kardiak output, jika tidak ada dalam
pilihan maka utamakan intoleransi aktivitas.
26. Ingat 90% masalah keperawatan mengacu kepada keluhan yang dirasakan
pasien.
27. Perhatikan data diawal paragraph, karena biasanya menyimpan ide kalimat
diawal paragraph.

4
Tip dan Trik P3K Keperawatan
28. Dalam menentukan prioritas gunakan terlebih dahulu prinsi gawat darurat
(ABC), baru kemudia Kebutuhan Dasar Manusia, dan Data Terbanyak.
a. Masalah di airways lebih cepat menyebabkan kematian dibanding masalah
yang lainnya.
b. Semakin dasar kebutuhan manusia semakin penting.
c. Masalah cairna dan suhu, utamakan masalah cairan
d. Masalah nyeri dan tanda vital lain, utamakan nyeri
29. Jika ada masalah di jantung yang berkaitan dengan SKA maka Tindakan yang
utamanya adalah MONACo (morphine, oksigen, nitrat, aspirine, clopidogrel).
30. Dalam penanganan trauma utamakan prinsip DRABC (danger, response, airways,
breathing, dan circulation)
31. Target pasien stabil adalah
a. Saturasi lebih besar dari 94%
b. Tekanan darah 90/60 mmHg atau lebih
c. Volume urine 0,5 – 1 ml/KgBB/Jam
32. Gunakan rumus cepat tetesan infus untuk makro dan mikro
a. (jumlah cairan/500) x 7 x (24/lama pemberian) untuk makro
b. (jumlah cairan/500) x 21 x (24/lama pemberian) untuk mikro
33. Gunakan rumus untuk mencari BB ideal : (TB-100) x 0,9

5
Keperawatan Dasar

7
Askep Menurut ANA
Proses ini terdiri dari lima langkah utama, yang sering disingkat sebagai ADPIE
(Assessment, Diagnosis, Planning, Implementation, dan Evaluation). Berikut adalah
penjelasan singkat tentang setiap langkah dalam proses keperawatan ANA:
1.Assessment (Penilaian):
1. Pada langkah ini, perawat mengumpulkan data tentang pasien, baik
melalui wawancara, pengamatan fisik, pemeriksaan laboratorium, atau
informasi lain yang relevan.
2. Data yang dikumpulkan mencakup informasi tentang kondisi fisik,
psikososial, dan lingkungan pasien.
3. Tujuan penilaian adalah untuk memahami situasi pasien secara
menyeluruh dan mengidentifikasi masalah atau kebutuhan yang perlu
ditangani.
2.Diagnosis (Diagnosa):
1. Setelah data dikumpulkan, perawat menganalisis informasi tersebut
untuk merumuskan diagnosa keperawatan. Diagnosa ini mencerminkan
masalah atau kebutuhan utama pasien yang perlu diatasi.
2. Diagnosa keperawatan berbeda dari diagnosa medis dan lebih berfokus
pada dampak kondisi medis pada kehidupan sehari-hari pasien.
3.Planning (Perencanaan):
1. Pada langkah perencanaan, perawat bersama pasien dan tim perawatan
merencanakan tindakan yang akan diambil untuk menangani masalah
atau kebutuhan yang telah diidentifikasi.
2. Perencanaan melibatkan penentuan tujuan perawatan yang jelas dan
spesifik, serta pemilihan intervensi atau tindakan yang sesuai untuk
mencapai tujuan tersebut.
4.Implementation (Pelaksanaan):
1. Ini adalah langkah di mana perawat melaksanakan rencana perawatan
yang telah dibuat. Tindakan perawat dilakukan sesuai dengan rencana
perawatan dan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Selama pelaksanaan, perawat juga akan terus memantau dan mengkaji
respons pasien terhadap tindakan yang dilakukan.
5.Evaluation (Evaluasi):
1. Pada langkah evaluasi, perawat mengevaluasi hasil dari tindakan yang
telah dilakukan. Ini mencakup penilaian apakah tujuan perawatan telah
tercapai atau sejauh mana tujuan tersebut tercapai.
2. Jika tujuan tidak tercapai, perawat dapat merevisi rencana perawatan,
menggantinya, atau mengambil tindakan korektif lainnya sesuai
kebutuhan.

7
Suara Jantung
Suara jantung normal dan abnormal dapat didengar melalui stetoskop saat
pemeriksaan jantung. Suara jantung normal terdiri dari dua suara utama yang
disebut "lub-dub," yang masing-masing disebut "suara jantung pertama" (S1) dan
"suara jantung kedua" (S2). Berikut adalah penjelasan tentang suara jantung normal
dan beberapa suara jantung abnormal yang mungkin terjadi:
Suara Jantung Normal:
1.Suara Jantung Pertama (S1): Suara ini terjadi saat katup atrioventrikular (katup
mitral dan katup trikuspid) menutup dan menandai awal kontraksi ventrikel. S1
biasanya lebih keras dan lebih lama daripada S2, sehingga terdengar seperti "lub."
2.Suara Jantung Kedua (S2): Suara ini terjadi saat katup semilunar (katup aorta dan
katup pulmonal) menutup setelah ventrikel berkontraksi dan mengeluarkan darah
ke dalam arteri utama. S2 biasanya lebih pendek dan lebih lemah daripada S1,
sehingga terdengar seperti "dub.“

Suara Jantung Abnormal:


1.Murmur: Murmur adalah suara tambahan yang terjadi selama siklus jantung dan
biasanya terdengar seperti mendesis atau berdesir. Murmur bisa disebabkan oleh
berbagai masalah, termasuk kelainan katup jantung, aliran darah yang tidak normal,
atau penyempitan arteri.
2.Gallop:
1. S3: Suara S3 adalah suara jantung tambahan yang terjadi setelah S2 dan
biasanya terdengar seperti "Kentucky." S3 sering terjadi pada pasien
dengan gagal jantung dan dapat mengindikasikan kegagalan ventrikel
untuk mengisi dengan baik.
2. S4: Suara S4 adalah suara jantung tambahan yang terjadi sebelum S1
dan biasanya terdengar seperti "Tennessee." S4 dapat terjadi pada
pasien dengan penyakit jantung, terutama saat ventrikel tidak mampu
mengisi dengan baik.
3.Suara Jantung Terbuka (Opening Snap): Suara ini terjadi segera setelah S2 dan
biasanya terkait dengan penyakit katup mitral, seperti stenosis mitral. Suara ini
terdengar seperti "klik" dan disebabkan oleh pembukaan katup mitral yang kaku.
4.Suara Jantung Paruh atau Splitting: Suara jantung paruh adalah pemisahan yang
terdengar antara S1 dan S2, yang bisa menjadi tanda adanya masalah dengan katup
jantung atau ritme jantung yang tidak normal.
5.Sistolik vs. Diastolik: Suara jantung abnormal dapat terjadi selama sistolik
(kontraksi) atau diastolik (relaksasi) jantung. Sistolik adalah saat jantung memompa
darah ke dalam arteri (S1 hingga S2), sedangkan diastolik adalah saat jantung
mengisi ulang dengan darah (S2 hingga S1).

8
Suara Napas
Suara napas normal adalah suara yang dihasilkan saat seseorang bernapas dalam
keadaan sehat. Suara ini biasanya teratur dan tanpa gangguan yang mencolok.
Namun, terdapat berbagai jenis suara napas abnormal yang dapat menjadi tanda
adanya masalah pernapasan. Berikut adalah beberapa contoh suara napas normal
dan abnormal:
Suara Napas Normal:
1. Napas Bersih (Vesikuler): Ini adalah suara napas normal yang terjadi selama
inspirasi (masuknya udara ke paru-paru) dan ekspirasi (keluarnya udara dari
paru-paru). Suara ini biasanya terdengar seperti aliran udara yang halus dan
tanpa gangguan.

Suara Napas Abnormal:


1. Ronki (Rhonchi): Ronki adalah suara berdengung atau berderak yang terjadi
saat udara mengalir melalui saluran udara yang menyempit atau terhalang oleh
lendir atau lendir. Ronki sering terdengar seperti suara nafas yang dalam dan
berat.
2. Sibilan (Wheezing): Sibilan adalah suara siulan atau melengking yang terjadi
saat udara mengalir melalui saluran udara yang menyempit atau mengalami
spasme. Ini sering terjadi pada pasien dengan asma atau penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK).
3. Suara Serak (Stridor): Stridor adalah suara keras dan tinggi yang terjadi saat
udara mengalir melalui saluran udara yang sangat menyempit atau terhalang.
Stridor adalah tanda darurat dan dapat terjadi pada anak-anak atau orang
dewasa dengan sumbatan saluran napas.
4. Suara Nafas Borok (Crepitus): Crepitus adalah suara gemerisik atau seperti
kertas krep yang terjadi saat udara terperangkap di antara jaringan lunak di
dalam dada. Ini mungkin terjadi pada cedera dada atau masalah lain yang
mengakibatkan kerusakan pada jaringan paru-paru.
5. Suara Napas Jerit (Stertor): Stertor adalah suara napas berat dan serak yang
sering terjadi saat seseorang tidur atau dalam keadaan sangat lelah. Ini bisa
terkait dengan obstruksi saluran napas atas seperti sleep apnea.
6. Napas Cepat dan Dalam (Tachypnea): Tachypnea adalah pola napas yang cepat
dan dalam, yang dapat terjadi dalam berbagai kondisi medis, termasuk
kegagalan jantung atau kegagalan pernapasan.
7. Napas Dangkal (Shallow Breathing): Napas dangkal adalah napas yang sangat
dangkal dan kurang efisien dalam pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Ini
dapat terjadi pada keadaan seperti keracunan atau cedera dada.

9
Suara Napas
Perkusi adalah salah satu teknik pemeriksaan fisik yang digunakan oleh
profesional kesehatan untuk mengevaluasi kondisi organ dalam tubuh
dengan mengetuk atau memukul permukaan tubuh untuk
menghasilkan suara. Teknik perkusi dapat memberikan informasi
tentang struktur, ukuran, dan kepadatan organ atau jaringan di dalam
tubuh. Berikut adalah beberapa jenis suara perkusi yang mungkin
dihasilkan selama pemeriksaan perkusi:
Suara Tunggal (Resonan):
1. Suara ini biasanya terdengar saat perkusi dilakukan pada jaringan
yang normal atau udara, seperti paru-paru.
2. Resonan adalah suara yang lebih dalam, terbuka, dan bergetar.
3. Ini adalah suara yang diharapkan saat perkusi dilakukan pada
dinding dada yang normal atau udara dalam perut.
Dullness (Tumpul):
1. Suara dullness terjadi saat perkusi dilakukan pada jaringan yang
padat, seperti hati atau otot.
2. Ini adalah suara yang lebih redup dan kurang bergetar daripada
resonan.
3. Dullness dapat mengindikasikan keberadaan organ padat atau
penumpukan cairan di bawah permukaan yang diperiksa.
Flatness (Dat):
1. Suara flatness adalah suara yang paling tumpul dan rendah.
2. Ini terjadi saat perkusi dilakukan pada permukaan padat, seperti
tulang atau otot yang sangat tebal.
3. Flatness tidak menghasilkan getaran dan biasanya terdengar sangat
datar.
Hyperresonance (Hiperronan):
1. Suara ini lebih keras, lebih bergetar, dan lebih dalam daripada
resonan normal.
2. Hyperresonance dapat terjadi saat perkusi dilakukan pada saluran
udara yang membesar atau terdapat udara berlebih dalam jaringan,
seperti pada kasus pneumotoraks (udara terperangkap di rongga
dada).

10
Kapasitas Paru
Kapasitas paru adalah pengukuran volume udara yang dapat diakomodasi oleh paru-
paru seseorang dalam berbagai kondisi pernapasan. Ini adalah salah satu parameter
penting dalam mengukur fungsi pernapasan seseorang. Berikut adalah beberapa
ukuran kapasitas paru beserta penjelasan dan ukurannya:
1.Volume Tidal (Tidal Volume, VT):
1. Volume tidal adalah volume udara yang masuk dan keluar dari paru-paru
seseorang saat satu siklus pernapasan normal.
2. Ukurannya berkisar antara 500 ml hingga 700 ml pada orang dewasa.
2.Volume Cadangan Inspirasi (Inspiratory Reserve Volume, IRV):
1. Volume cadangan inspirasi adalah volume tambahan udara yang dapat
dihirup setelah inspirasi normal (tidal).
2. Ukurannya berkisar antara 2.5 hingga 3.5 liter pada orang dewasa.
3.Volume Cadangan Ekspirasi (Expiratory Reserve Volume, ERV):
1. Volume cadangan ekspirasi adalah volume tambahan udara yang dapat
dikeluarkan setelah ekspirasi normal (tidal).
2. Ukurannya berkisar antara 1 hingga 1.5 liter pada orang dewasa.
4.Residual Volume (RV):
1. Residual volume adalah volume udara yang tetap berada di dalam paru-
paru setelah ekspirasi maksimal. Ini adalah udara yang tidak dapat
dikeluarkan dengan cara normal.
2. Ukurannya berkisar antara 1 hingga 1.5 liter pada orang dewasa.
5.Kapasitas Vital (Vital Capacity, VC):
1. Kapasitas vital adalah jumlah maksimum udara yang dapat dikeluarkan
dari paru-paru seseorang setelah inspirasi maksimal diikuti oleh ekspirasi
maksimal. Ini mencakup VT, IRV, dan ERV.
2. Ukurannya berkisar antara 4.5 hingga 6 liter pada orang dewasa.
6.Total Lung Capacity (TLC):
1. Total lung capacity adalah jumlah maksimum udara yang dapat ada di
paru-paru seseorang. Ini mencakup semua volume udara dalam paru-
paru, termasuk VC dan RV.
2. Ukurannya berkisar antara 5 hingga 7 liter pada orang dewasa.
7.Inspiratory Capacity (IC):
1. Inspiratory capacity adalah jumlah maksimum udara yang dapat dihirup
setelah ekspirasi normal. Ini mencakup VT dan IRV.
2. Ukurannya berkisar antara 3 hingga 4.5 liter pada orang dewasa.
8.Functional Residual Capacity (FRC):
1. Functional residual capacity adalah volume udara yang tetap ada di
paru-paru setelah ekspirasi normal. Ini mencakup ERV dan RV.
2. Ukurannya berkisar antara 2 hingga 2.5 liter pada orang dewasa.

11
Pola Napas
1.Pernapasan Normal (Eupnea):
1. Ini adalah pola napas yang paling umum dan sehat. Pernapasan
normal terdiri dari inspirasi (menghirup udara) yang diikuti oleh
ekspirasi (mengeluarkan udara) dengan ritme yang teratur.
2. Pola napas ini biasanya dalam kisaran 12-20 napas per menit pada
orang dewasa.
2.Tachypnea:
1. Tachypnea adalah pola napas dengan frekuensi pernapasan yang
lebih tinggi dari normal. Ini sering terjadi saat seseorang merasa
cemas, memiliki demam, atau dalam situasi yang memerlukan
peningkatan suplai oksigen.
2. Tachypnea biasanya terjadi ketika frekuensi pernapasan melebihi
20 napas per menit pada orang dewasa.
3.Bradypnea:
1. Bradypnea adalah pola napas dengan frekuensi pernapasan yang
lebih rendah dari normal. Ini dapat terjadi saat seseorang tidur
atau dalam keadaan tenang, tetapi juga bisa menjadi tanda
masalah medis, seperti gangguan pernapasan atau pengaruh
obat-obatan.
2. Bradypnea biasanya terjadi ketika frekuensi pernapasan kurang
dari 12 napas per menit pada orang dewasa.
4.Apnea:
1. Apnea adalah ketika seseorang menghentikan napas untuk
sementara waktu. Apnea bisa bersifat periodik, seperti yang
terjadi pada sleep apnea, atau bisa terjadi dalam situasi darurat
medis.
2. Sleep apnea, misalnya, adalah gangguan tidur di mana seseorang
berhenti bernapas selama beberapa detik hingga menit selama
tidur.
5.Kussmaul Respirations:
1. Kussmaul respirations adalah pola napas yang dalam, cepat, dan
teratur. Ini terjadi sebagai respons terhadap kondisi medis
tertentu, seperti ketoasidosis diabetik atau gagal ginjal.
2. Pola ini memiliki frekuensi napas yang tinggi dan pernapasan yang
dalam untuk membantu tubuh menghilangkan karbon dioksida
yang berlebihan dari darah.

12
Pola Napas
6. Cheyne-Stokes Respirations:
1. Cheyne-Stokes respirations adalah pola napas yang bersifat
periodik, dengan pernapasan yang semakin dalam dan cepat, lalu
semakin dangkal dan lambat, dan kemudian diikuti oleh periode
apnea (berhenti bernapas).
2. Pola ini terkadang terjadi pada pasien dengan penyakit jantung
atau cedera otak traumatis.
7. Biot's Respirations:
1. Biot's respirations adalah pola napas yang tidak teratur, dengan
napas pendek yang diikuti oleh periode apnea, dan pola ini terus
berulang.
2. Pola ini dapat terjadi sebagai respons terhadap cedera otak,
infeksi, atau keracu

13
Pola Napas
Polapola napas merujuk pada pola dan ritme pernapasan seseorang saat
mereka bernapas. Pernapasan yang normal biasanya adalah pernapasan
yang teratur, dalam, dan tanpa gangguan yang mencolok. Di bawah ini
adalah beberapa contoh pola napas normal dan abnormal:
Pola Napas Normal:
1. Pernapasan Eupnea: Ini adalah pola pernapasan normal yang terjadi
saat seseorang bernapas dengan ritme yang teratur dan dalam. Pada
dewasa, tingkat pernapasan normal adalah sekitar 12-20 kali per menit.
2. Pernapasan Dalam dan Terkontrol: Pada saat tidur atau dalam keadaan
rileks, pernapasan biasanya lebih dalam dan terkontrol. Pernapasan ini
adalah indikasi keadaan yang tenang dan tidak ada hambatan
pernapasan.

Pola Napas Abnormal:


1. Tachypnea: Tachypnea adalah pola pernapasan yang cepat dan dangkal,
dengan tingkat pernapasan yang melebihi batas normal (biasanya lebih
dari 20 pernapasan per menit pada orang dewasa). Ini bisa terjadi
karena stres, kecemasan, atau masalah pernapasan.
2. Bradypnea: Bradypnea adalah pola pernapasan yang sangat lambat,
dengan tingkat pernapasan yang lebih rendah dari normal (biasanya
kurang dari 12 pernapasan per menit pada orang dewasa). Ini dapat
terjadi pada kondisi seperti keracunan obat atau gangguan sistem saraf.
3. Apnea: Apnea adalah ketidakmampuan untuk bernapas selama
beberapa detik atau lebih. Sleep apnea, misalnya, adalah kondisi di
mana seseorang menghentikan pernapasannya selama tidur.
4. Cheyne-Stokes Respiration: Ini adalah pola pernapasan yang bervariasi
antara pernapasan yang cepat dan dangkal diikuti oleh pernapasan
yang semakin lambat dan dalam. Pola ini dapat terjadi pada kondisi
seperti gagal jantung.
5. Kussmaul Respiration: Ini adalah pernapasan yang cepat, dalam, dan
terkontrol yang sering terjadi pada penderita diabetes yang mengalami
ketoasidosis diabetik.
6. Agonal Respiration: Agonal respiration adalah pernapasan yang sangat
lambat, tidak teratur, dan tidak efektif yang terjadi saat seseorang
dalam kondisi kritis atau mendekati kematian.

14
IWL
Insensible water loss (IWL) adalah kehilangan air tubuh yang tidak disadari
oleh seseorang, karena tidak terlihat dalam bentuk keringat atau urin.
Kehilangan air ini terjadi melalui proses seperti pernapasan, evaporasi dari
kulit, dan juga penguapan dari mata (konjungtiva mata) dan saluran
pernapasan (trakea dan bronkus). IWL sangat penting untuk diperhatikan
dalam pemantauan pasien di rumah sakit atau dalam situasi medis tertentu,
seperti perawatan intensif, untuk memastikan pasien mendapatkan cairan
yang cukup.
Terdapat dua jenis utama dari IWL, yaitu:
1.Insensible Respiratory Water Loss (IRWL):
1. Ini adalah kehilangan air yang terjadi melalui pernapasan. Saat
seseorang bernapas, mereka mengeluarkan uap air dengan setiap
napas yang dihembuskan.
2. Pada dewasa, IRWL biasanya sekitar 250-350 ml per hari.
3. Pada anak-anak, IRWL akan berbeda tergantung pada usia dan
tingkat aktivitas fisik mereka. Bayi dan anak-anak yang lebih muda
cenderung memiliki tingkat IRWL yang lebih tinggi dibandingkan
dengan anak-anak yang lebih besar atau orang dewasa.
2.Insensible Cutaneous Water Loss (ICWL):
1. Ini adalah kehilangan air yang terjadi melalui kulit. Kulit
mengeluarkan uap air secara terus-menerus, terutama melalui
proses evaporasi.
2. ICWL dapat dipengaruhi oleh suhu lingkungan, tingkat
kelembaban, dan aktivitas fisik seseorang. Saat suhu lingkungan
tinggi, ICWL biasanya lebih tinggi.
Cara menghitung insensible water loss dapat dilakukan dengan
menggunakan metode pengukuran seperti kulit (skinfold measurement) atau
dengan menggunakan alat khusus yang disebut insensible water loss
chamber. Ini adalah prosedur medis yang lebih canggih dan tepat untuk
mengukur IWL.
Namun, untuk tujuan pemantauan cairan harian pada pasien di rumah sakit
atau dalam situasi medis tertentu, perhitungan kasar IWL dengan estimasi
standar dapat dilakukan. Perkirakan IRWL sekitar 250-350 ml per hari untuk
dewasa dan sesuaikan dengan keadaan khusus pasien jika diperlukan. Untuk
anak-anak, perhitungan IWL akan lebih rumit dan sebaiknya dilakukan oleh
profesional medis berdasarkan karakteristik individu dan kondisi anak
tersebut.

15
Pemeriksaan Syaraf
1.Tes Refleks Tendon (Reflex Testing):
Pemeriksaan refleks tendon melibatkan penggunaan palu refleks
untuk memeriksa respons otomatis dari sistem saraf terhadap
rangsangan tertentu. Pada kondisi normal, refleks ini harus ada dan
seimbang. Jika refleks itu melemah atau tidak ada, itu bisa
mengindikasikan masalah pada sistem saraf, seperti cedera saraf atau
penyakit neurologis.
2.Pemeriksaan Sensasi (Sensory Examination):
Pemeriksaan sensasi melibatkan pengujian kemampuan seseorang
untuk merasakan rangsangan seperti sentuhan, suhu, atau tekanan
pada berbagai bagian tubuh. Sensasi yang terganggu, seperti mati rasa
atau kesemutan, bisa menjadi tanda adanya masalah saraf, seperti
neuropati perifer atau gangguan saraf sentral.
3.Tes Kekuatan Otot (Muscle Strength Testing):
Pemeriksaan kekuatan otot dilakukan untuk mengevaluasi apakah
seseorang mengalami kelemahan otot. Ini melibatkan pengujian
berbagai kelompok otot dalam tubuh. Kelemahan otot bisa
disebabkan oleh berbagai masalah, termasuk cedera saraf, gangguan
neuromuskuler, atau penyakit otot.
4.Koordinasi (Coordination):
Tes koordinasi digunakan untuk menilai kemampuan seseorang untuk
mengoordinasikan gerakan tubuh. Pemeriksa akan memeriksa apakah
seseorang dapat melakukan gerakan yang presisi dan koordinasi
seperti menulis atau menggambar dengan baik. Gangguan koordinasi
bisa mengindikasikan gangguan otak atau masalah neurologis lainnya.
5.Tes Gangguan Berjalan (Gait Examination):
Pemeriksaan gangguan berjalan melibatkan pengamatan dan
pengujian seseorang saat berjalan. Gangguan dalam berjalan, seperti
ketidakseimbangan, kesulitan berjalan lurus, atau kesulitan
mengangkat kaki saat berjalan, dapat mengindikasikan gangguan pada
sistem saraf, khususnya pada otak atau sumsum tulang belakang.
6.Tes Koordinasi Mata-Tangan (Finger-Nose-Finger Test):
Tes ini digunakan untuk mengevaluasi koordinasi mata-tangan
seseorang. Pemeriksa akan meminta pasien untuk menyentuh hidung
mereka dengan jari mereka atau jari lainnya dengan presisi. Kesulitan
dalam melakukan tugas ini dapat mengindikasikan gangguan
koordinasi, seperti ataksia.

16
Reflek Pada Bayi
Bayi baru lahir memiliki sejumlah refleks yang normalnya muncul sebagai respons
otomatis terhadap rangsangan tertentu. Refleks ini adalah bagian dari sistem saraf
bayi yang masih berkembang dan membantu dalam kelangsungan hidup dan
perkembangan awalnya. Berikut adalah beberapa refleks normal pada bayi dan
perkiraan usia kapan refleks tersebut umumnya menghilang:
1.Refleks Menghisap (Sucking Reflex):
1. Bayi akan secara otomatis mengisap saat sesuatu menyentuh bibir atau
langit-langit mereka.
2. Biasanya muncul sejak lahir dan akan berlanjut selama beberapa bulan.
2.Refleks Mengunyah (Rooting Reflex):
1. Saat pipi atau sudut mulut bayi disentuh, mereka akan berputar ke arah
itu dalam upaya untuk mencari puting atau payudara untuk menyusui.
2. Biasanya muncul sejak lahir dan mulai menghilang sekitar usia 3-4
bulan.
3.Refleks Meraih (Grasping Reflex):
1. Bayi akan meraih atau menggenggam benda yang disentuhkan ke
tangannya.
2. Biasanya muncul sejak lahir dan akan mulai menghilang sekitar usia 3-6
bulan.
4.Refleks Moro (Moro Reflex):
1. Bayi akan mengulurkan tangan dan kaki mereka secara refleks ketika
mereka merasa jatuh atau terkejut.
2. Biasanya muncul sejak lahir dan cenderung menghilang sekitar usia 3-6
bulan.
5.Refleks Tonic Neck (Fencing Reflex):
1. Saat kepala bayi diputar ke satu sisi, lengan dan kaki di sisi yang
berlawanan akan meregang.
2. Biasanya muncul sejak lahir dan akan mulai menghilang sekitar usia 4-6
bulan.
6.Refleks Menginjak (Stepping Reflex):
1. Bayi akan mengejutkan atau menginjak-injak seperti berjalan saat
kakinya ditempatkan di atas permukaan yang keras.
2. Biasanya muncul sejak lahir dan akan mulai menghilang sekitar usia 2
bulan, sebelum refleks berjalan yang lebih matang mengambil alih.
7.Refleks Mengendur (Babinski Reflex):
1. Saat telapak kaki bayi disentuh, jari kaki akan melengkung dan meluas.
2. Biasanya muncul sejak lahir dan akan berkurang secara bertahap seiring
dengan perkembangan.

17
Reflek Pada Dewasa
1.Refleks Patella (Refleks Tendin Patella):
Juga dikenal sebagai refleks lutut, refleks ini adalah respons otomatis saat
lutut seseorang dikenai tekanan dengan keras.
Saat tendon patella ditekan dengan palu refleks atau rangsangan serupa,
otot cuadrisep di paha akan merespon dengan berkontraksi, menyebabkan
kaki untuk menendang.
2.Refleks Achilles (Refleks Tendin Achilles):
Refleks Achilles adalah respons otomatis saat tendon Achilles (tendon di
bagian belakang tumit) ditekan atau dipukul.
Ini menyebabkan pergelangan kaki untuk menekuk dan kaki bergerak
menjauh dari rangsangan.
3.Refleks Babinski (Refleks Plantar):
Refleks Babinski adalah respons dari kulit telapak kaki terhadap stimulasi
seperti menyapu sebuah benda pada bagian telapak kaki.
Respon yang normal adalah pergelangan kaki yang menekuk ke arah jari kaki
yang ke atas. Namun, pada orang dewasa, refleks ini dapat berubah dan
menjadi respons yang berbeda.
4.Refleks Glabella:
Refleks ini melibatkan ketukan ringan pada area di antara alis seseorang
(daerah glabella).
Jika orang tersebut memiliki refleks yang normal, maka ia akan
mengedarkan kedua mata seperti gerakan jendela angin mobil.
5.Refleks Palatofaringeal (Refleks Tenggorokan):
Refleks tenggorokan terjadi saat seseorang menelan makanan atau
minuman dan uvula (bagian kecil berbentuk bel) dan langit-langit lunak
bergerak untuk menghindari masuknya benda asing ke tenggorokan.
Ini adalah refleks yang penting untuk menjaga makanan dan minuman tetap
di jalur yang benar selama proses menelan.
6.Refleks Korneal (Refleks Mata):
Refleks korneal adalah refleks melindungi mata dari cedera.
Saat mata terkena rangsangan seperti sentuhan kapas, refleks otomatis akan
menyebabkan kelopak mata menutup dengan cepat.
7.Refleks Baroreseptor (Refleks Tekanan Darah):
Refleks ini terjadi saat tubuh merespons perubahan tekanan darah,
terutama perubahan mendadak seperti saat berdiri dari posisi duduk.
Tubuh akan merespons dengan meningkatkan atau mengurangi denyut
jantung dan memperluas atau menyempitkan pembuluh darah untuk
menjaga tekanan darah dalam rentang normal.

18
Cairan Kristaloid
Cairan kristaloid adalah solusi yang mengandung garam-garam dan elektrolit
yang larut dalam air. Mereka digunakan untuk menggantikan cairan tubuh,
mempertahankan tekanan darah, dan mengkoreksi ketidakseimbangan
elektrolit. Berikut beberapa jenis cairan kristaloid yang umum digunakan
dalam praktik medis:
1. Larutan Ringer Laktat (Lactated Ringer's):Larutan ini mengandung
natrium, kalium, kalsium, dan laktat. Ini sering digunakan untuk
menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang akibat cedera,
pembedahan, atau kehilangan darah.
2. Larutan Normal Saline (0,9% Sodium Chloride):Ini adalah solusi garam
yang mengandung 0,9% natrium klorida dalam air. Ini digunakan untuk
menggantikan volume cairan dalam keadaan seperti dehidrasi atau
syok.
3. Larutan Ringer (Ringer's Solution):Ini adalah solusi yang mirip dengan
larutan Ringer Laktat, tetapi tidak mengandung laktat. Ini mengandung
natrium, kalium, dan kalsium dan digunakan untuk menggantikan cairan
dan elektrolit dalam berbagai situasi medis.
4. Larutan Hartmann (Hartmann's Solution atau Ringer-Glukosa):Ini
adalah solusi yang mirip dengan Ringer Laktat tetapi menggantikan
laktat dengan glukosa. Ini digunakan dalam penggantian volume cairan
dan elektrolit dalam berbagai situasi medis.
5. Dextrose 5% (D5W):Ini adalah larutan glukosa 5% dalam air. Ini tidak
mengandung elektrolit tambahan dan digunakan untuk memberikan
nutrisi dan energi tambahan dalam pengobatan.
6. Dextrose 5% in Normal Saline (D5NS):Ini adalah campuran glukosa 5%
dengan larutan normal saline (0,9% natrium klorida). Ini digunakan
untuk menggantikan cairan dan elektrolit serta memberikan glukosa
tambahan.
7. Dextrose 5% in Ringer's Lactate (D5LR):Ini adalah campuran glukosa 5%
dengan larutan Ringer Laktat. Digunakan dalam berbagai situasi medis
yang memerlukan penggantian volume cairan, elektrolit, dan glukosa.
8. Larutan Glukosa 5% dengan Natrium Klorida 0,45% (D5 0,45% NaCl):Ini
adalah campuran glukosa 5% dengan larutan natrium klorida 0,45%.
Digunakan dalam pengobatan yang memerlukan perpaduan glukosa
dan natrium.

19
Cairan Koloid
Cairan koloid adalah solusi yang mengandung partikel-partikel kecil (biasanya
protein atau polimer) yang terdispersi dalam cairan pelarut. Partikel-partikel
ini lebih besar daripada dalam larutan sejati, dan sifat-sifat khusus ini
memungkinkan mereka untuk membantu meningkatkan volume plasma darah
dan tekanan osmotik. Ini adalah beberapa jenis cairan koloid yang digunakan
dalam pengobatan:
1. Albumin Human (Human Albumin): Albumin adalah protein yang
biasanya ada dalam plasma darah manusia. Albumin human adalah
albumin yang diambil dari donor manusia. Ini digunakan untuk
menggantikan albumin dalam kondisi seperti syok, sirosis hati, atau
cedera berat.
2. Hidroksietilamidon (Hydroxyethyl Starch - HES): Hidroksietilamidon
adalah polimer yang digunakan sebagai cairan koloid untuk
menggantikan volume darah dalam situasi seperti perdarahan atau syok.
3. Gelatin (Gelofusine): Gelatin adalah cairan koloid yang digunakan untuk
menggantikan volume darah. Ini dapat digunakan dalam beberapa situasi
medis darurat.
4. Dextran: Dextran adalah polisakarida yang digunakan sebagai cairan
koloid dalam penggantian volume cairan intravaskular. Ini dapat
digunakan dalam situasi seperti operasi atau trauma.
5. Plasma Darah Segar Beku (Fresh Frozen Plasma - FFP): FFP adalah
komponen darah yang mengandung semua protein plasma darah,
termasuk faktor pembekuan. Ini digunakan untuk menggantikan faktor-
faktor pembekuan dalam keadaan seperti koagulopati.
6. Trombosit: Trombosit adalah komponen darah yang digunakan untuk
menggantikan jumlah trombosit yang rendah dalam keadaan seperti
trombositopenia atau perdarahan.

Cairan koloid digunakan ketika diperlukan peningkatan tekanan osmotik


dalam plasma darah dan penggantian volume cairan intravaskular yang lebih
signifikan daripada yang dapat dicapai dengan cairan kristaloid. Namun,
penggunaannya lebih terbatas daripada cairan kristaloid dan harus dilakukan
dengan hati-hati karena potensi risiko dan efek sampingnya. Keputusan untuk
menggunakan cairan koloid atau kristaloid akan tergantung pada keadaan
medis pasien dan evaluasi oleh tenaga medis yang berkompeten.

20
CAIRAN ANAK
Berikut adalah beberapa langkah umum dalam menentukan kebutuhan
cairan pada anak:
1.Perhitungan Basal:
1. Langkah pertama adalah menghitung kebutuhan basal cairan. Ini
mencakup kebutuhan tubuh dasar untuk fungsi-fungsi vital seperti
sirkulasi, pernapasan, dan metabolisme. Formula yang umum
digunakan adalah Rumus Holliday-Segar:
2. Kebutuhan basal cairan = 100 ml/kg untuk 1-10 kg berat badan
anak + 50 ml/kg untuk 11-20 kg berat badan anak + 20 ml/kg
untuk setiap kg di atas 20 kg berat badan anak.
2.Koreksi Kebutuhan Cairan:
1. Setelah menghitung kebutuhan basal, faktor-faktor tambahan
seperti muntah, diare, demam, pembedahan, atau kondisi
kesehatan lainnya perlu dipertimbangkan untuk menentukan
perluasan kebutuhan cairan.
3.Pertimbangkan Kehilangan Cairan:
1. Jika anak mengalami muntah, diare, atau kehilangan cairan melalui
luka, perlu diperhitungkan jumlah cairan yang hilang untuk
menggantinya. Cairan yang hilang biasanya digantikan dengan
jenis dan jumlah yang sesuai.
4.Usia dan Berat Badan:
1. Usia dan berat badan anak juga mempengaruhi kebutuhan cairan.
Bayi dan anak-anak yang lebih kecil biasanya membutuhkan lebih
banyak cairan relatif terhadap berat badan mereka daripada anak-
anak yang lebih besar.
5.Aktivitas dan Kondisi Kesehatan:
1. Aktivitas fisik dan kondisi kesehatan anak juga perlu
diperhitungkan. Anak yang lebih aktif atau yang mengalami
demam mungkin membutuhkan lebih banyak cairan.
6.Monitoring dan Penyesuaian:
1. Setelah kebutuhan cairan ditentukan, penting untuk terus
memantau kondisi anak, termasuk produksi urin, hidrasi kulit,
berat badan, dan tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan. Jika
kondisi anak berubah, perlu dilakukan penyesuaian kebutuhan
cairan.

21
CAIRAN DEWASA
Menentukan kebutuhan cairan pada dewasa juga merupakan langkah penting
dalam perawatan medis untuk menjaga keseimbangan tubuh dan mencegah
dehidrasi. Kebutuhan cairan dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor
seperti usia, berat badan, aktivitas fisik, kondisi kesehatan, suhu lingkungan,
dan faktor lainnya. Berikut adalah beberapa langkah umum dalam
menentukan kebutuhan cairan pada dewasa:
1.Perhitungan Basal:
1. Langkah pertama adalah menghitung kebutuhan basal cairan. Ini
mencakup kebutuhan tubuh dasar untuk fungsi-fungsi vital seperti
sirkulasi, pernapasan, dan metabolisme. Salah satu rumus yang
umum digunakan adalah:
2. Kebutuhan basal cairan = Berat badan (kg) × 30-35 ml/kg per hari.
2.Aktivitas Fisik:
1. Aktivitas fisik dapat meningkatkan kebutuhan cairan. Jika
seseorang memiliki aktivitas fisik yang intens, seperti olahraga
berat atau pekerjaan fisik, kebutuhan cairan bisa lebih tinggi.
Dalam hal ini, perlu menambah jumlah cairan yang dikonsumsi.
3.Kondisi Kesehatan:
1. Beberapa kondisi kesehatan seperti demam, diare, muntah,
diabetes, atau kondisi kronis tertentu dapat mempengaruhi
kebutuhan cairan. Kondisi yang menyebabkan kehilangan cairan
atau meningkatkan aktivitas metabolisme bisa membutuhkan lebih
banyak cairan.
4.Suhu Lingkungan:
1. Lingkungan dengan suhu tinggi atau kondisi cuaca panas dapat
meningkatkan kebutuhan cairan karena tubuh lebih banyak
kehilangan cairan melalui keringat. Dalam kondisi ini, perlu lebih
banyak minum untuk menggantikan cairan yang hilang.
5.Menstruasi dan Kehamilan:
1. Wanita yang mengalami menstruasi atau kehamilan mungkin
memerlukan lebih banyak cairan untuk memenuhi kebutuhan
tambahan selama periode ini.
6.Monitoring dan Penyesuaian:
1. Setelah kebutuhan cairan ditentukan, penting untuk memantau
kondisi tubuh dan tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering, urin
pekat, dan penurunan berat badan. Jika aktivitas atau kondisi
berubah, perlu dilakukan penyesuaian kebutuhan cairan.

22
Abocath
Abocath, yang juga dikenal sebagai kateter intravena (IV catheter), adalah
perangkat medis yang digunakan untuk memasukkan jarum ke dalam
pembuluh darah pasien guna memberikan cairan, obat-obatan, atau produk
darah. Ukuran dan warna abocath memiliki arti tertentu yang berkaitan
dengan diameter jarum dan tujuannya dalam perawatan pasien. Berikut
adalah penjelasan tentang ukuran dan warna abocath:
Ukuran Abocath (IV Catheter): Ukuran abocath biasanya diukur dalam ukuran
gauge (G) atau nomor. Semakin kecil nomor gauge, semakin besar diameter
jarumnya. Ukuran jarum yang digunakan akan disesuaikan dengan keperluan
medis dan kondisi pasien. Beberapa ukuran umum abocath meliputi 18G, 20G,
22G, dan 24G.
•18G: Jarum dengan ukuran 18G memiliki diameter yang lebih besar dan
biasanya digunakan untuk aliran cairan yang lebih cepat, misalnya transfusi
darah.
•20G: Jarum dengan ukuran 20G adalah ukuran yang umum digunakan dan
cocok untuk infus cairan umum atau pemberian obat-obatan.
•22G: Jarum dengan ukuran 22G lebih kecil dan biasanya digunakan untuk
pasien dengan pembuluh darah yang lebih kecil, seperti anak-anak atau pasien
geriatri.
•24G: Jarum dengan ukuran 24G memiliki diameter yang sangat kecil dan
cocok untuk pemberian obat-obatan yang lebih halus atau infus pada pasien
dengan pembuluh darah yang sangat kecil.
Warna Abocath (IV Catheter): Warna abocath dapat bervariasi tergantung
pada standar atau produsen perangkat medis, tetapi sering kali diadopsi
dengan warna yang seragam untuk mengidentifikasi ukuran jarum atau fungsi
khusus. Namun, penting untuk diingat bahwa warna abocath mungkin
bervariasi di berbagai negara atau rumah sakit. Contoh warna yang umum
digunakan untuk abocath termasuk:
•18G: Warna Merah
•20G: Warna Merah Muda
•22G: Warna Biru
•24G: Warna Kuning

23
Gelang Pasien
Warna gelang pasien adalah sistem pengidentifikasian yang menggunakan berbagai
warna gelang untuk memberikan informasi penting tentang pasien kepada tim
medis. Setiap warna gelang memiliki makna khusus yang membantu staf medis
mengenali kondisi, alergi, atau perawatan khusus yang diperlukan oleh pasien.
Namun, perlu diingat bahwa sistem warna gelang pasien dapat bervariasi antara
fasilitas kesehatan, dan tidak ada standar internasional yang konsisten. Berikut
beberapa contoh umum warna gelang pasien beserta penjelasan umumnya:
1.Gelang Warna Merah:
Makna: Gelang merah sering digunakan untuk mengidentifikasi pasien dengan
alergi atau reaksi alergi terhadap obat-obatan, makanan, atau bahan tertentu.
Contoh: Pasien yang alergi terhadap antibiotik tertentu atau zat kimia khusus
dapat diberikan gelang merah agar tim medis dapat memberikan perawatan yang
sesuai.
2.Gelang Warna Kuning:
Makna: Gelang kuning sering menunjukkan bahwa pasien memiliki risiko jatuh
atau perlu perhatian ekstra terkait mobilitas dan keamanan.
Contoh: Pasien yang berisiko jatuh karena faktor seperti usia lanjut atau kondisi
fisik tertentu mungkin diberikan gelang kuning sebagai peringatan bagi staf medis.
3.Gelang Warna Biru:
Makna: Gelang biru dapat digunakan untuk mengidentifikasi pasien yang akan
menjalani prosedur atau tindakan medis tertentu.
Contoh: Pasien yang akan menjalani operasi atau prosedur khusus lainnya dapat
diberikan gelang biru untuk memperingatkan staf medis.
4.Gelang Warna Hijau:
Makna: Gelang hijau biasanya digunakan untuk menandakan bahwa pasien
mengalami paliatif atau perawatan akhir hidup.
Contoh: Pasien dengan kondisi penyakit terminal atau pasien yang memilih
perawatan paliatif mungkin diberikan gelang hijau.
5.Gelang Warna Hitam:
Makna: Gelang hitam dapat menunjukkan bahwa pasien memiliki penolakan
terhadap tindakan resusitasi jantung paru.
Contoh: Pasien yang telah menyatakan keinginannya untuk tidak menjalani
resusitasi jantung paru jika berhenti jantung dapat diberikan gelang hitam.
6.Gelang Warna Putih:
Makna: Gelang putih sering digunakan untuk mengidentifikasi pasien dengan
batasan tertentu atau instruksi khusus yang tidak termasuk dalam kategori warna
gelang lainnya.
Contoh: Pasien dengan instruksi khusus yang tidak sesuai dengan warna gelang
lain mungkin diberikan gelang putih.

24
Mencegah Jatuh
Mencegah pasien jatuh adalah salah satu aspek penting dalam perawatan
kesehatan, terutama bagi pasien yang berisiko tinggi jatuh seperti lansia atau
pasien dengan gangguan mobilitas. Berikut adalah beberapa langkah dan
strategi yang dapat diambil untuk mencegah pasien jatuh:
1.Penilaian Risiko Jatuh: Lakukan penilaian risiko jatuh pada setiap pasien saat
masuk rumah sakit atau fasilitas kesehatan. Faktor-faktor seperti usia, riwayat
jatuh sebelumnya, gangguan keseimbangan, dan penggunaan obat-obatan
tertentu harus dievaluasi untuk menentukan tingkat risiko.
2.Kamar yang Aman: Pastikan bahwa lingkungan di sekitar pasien, termasuk
kamar perawatan, bebas dari hambatan atau benda-benda yang dapat
menyebabkan tergelincir atau terjatuh. Gunakan peralatan seperti alas anti-selip
dan pegangan di kamar mandi.
3.Penerangan yang Cukup: Pastikan ruangan diterangi dengan baik, terutama
pada malam hari, untuk membantu pasien melihat dengan jelas dan
menghindari hambatan.
4.Pemantauan Rutin: Perawat atau petugas kesehatan harus melakukan
pemantauan rutin terhadap pasien, terutama mereka yang berisiko tinggi jatuh.
Periksa keadaan pasien secara berkala, terutama saat mereka bangun dari
tempat tidur atau berpindah posisi.
5.Penggunaan Perangkat Bantu: Bantu pasien dengan peralatan seperti tongkat
jalan, alat bantu mobilitas, atau kursi roda jika diperlukan. Pastikan perangkat
tersebut sesuai dengan kebutuhan pasien.
6.Pemberian Informasi: Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang
risiko jatuh, serta tindakan pencegahan yang harus diambil. Bantu pasien untuk
memahami langkah-langkah yang harus diikuti.
7.Pemakaian Gelang Warna Khusus: Pasien yang berisiko jatuh dapat diberikan
gelang warna kuning untuk memberi tahu staf medis tentang risiko tersebut.
8.Penggunaan Penahan Ranjang (Bed Rails): Penahan ranjang dapat membantu
pasien mempertahankan keseimbangan saat bangun dari tempat tidur atau
berpindah posisi.
9.Pengawasan Tambahan: Jika diperlukan, pasien yang berisiko jatuh dapat
diberikan pengawasan tambahan oleh petugas kesehatan, terutama saat
berpindah posisi atau berjalan.
10.Edukasi dan Pelatihan: Berikan edukasi kepada tim medis tentang
pentingnya pencegahan jatuh dan cara mengidentifikasi faktor risiko. Latih tim
medis untuk merespons dengan cepat jika pasien mengalami situasi yang
berisiko.

25
Naik Tangga
Berikut adalah langkah-langkah umum yang dapat diikuti untuk naik tangga
dengan menggunakan kruk. Ingatlah bahwa instruksi ini bersifat umum, dan
setiap individu mungkin memiliki kebutuhan yang berbeda. Penting untuk
berbicara dengan profesional kesehatan sebelum mencoba naik tangga dengan
kruk, terutama jika Anda memiliki masalah kesehatan yang serius atau cedera.
Cara Naik Tangga dengan Menggunakan Kruk:
1.Persiapan: Pastikan kruk dalam kondisi baik dan sesuai dengan tinggi Anda.
Pastikan Anda merasa cukup kuat dan nyaman untuk naik tangga. Kenakan alas
kaki yang aman dan nyaman.
2.Posisi Kruk: Berdirilah di dekat tangga dengan kruk di sisi yang kuat (biasanya
sisi kaki yang tidak cedera atau lebih kuat).
3.Pegangan yang Benar: Pegang gagang kruk dengan tangan yang kuat,
sementara tangan lainnya bebas untuk berpegangan pada pegangan tangga
atau pagar (jika ada). Pastikan kruk berada di sisi yang sama dengan kaki yang
lebih kuat.
4.Langkah Pertama: Letakkan kaki yang lebih kuat (biasanya kaki yang tidak
cedera) di atas tangga pertama.
5.Pindahkan Kruk: Pindahkan berat badan ke kaki yang telah ditempatkan di
tangga pertama. Angkat kruk ke tangga pertama setelah Anda pindah berat
badan.
6.Naik Tangga: Lanjutkan dengan mengangkat kaki yang lain ke tangga
pertama. Pastikan kruk tetap stabil dan aman.
7.Pindah Berat Badan: Pindahkan berat badan ke kaki yang telah diangkat ke
tangga pertama. Pastikan Anda merasa seimbang dan kuat sebelum
melanjutkan ke langkah berikutnya.
8.Lanjutkan: Terus lanjutkan langkah-langkah di atas untuk setiap tangga.
Gunakan kruk dan kaki yang lebih kuat secara bergantian untuk menjaga
keseimbangan dan stabilitas.
9.Perhatikan Keamanan: Perhatikan lingkungan sekitar Anda saat naik tangga.
Pastikan tangga dalam kondisi baik dan bebas dari hambatan. Jika ada
pegangan di tangga atau pagar, gunakanlah untuk membantu keseimbangan
Anda.
10.Istirahat Bila Diperlukan: Jika Anda merasa lelah atau lelah, jangan ragu
untuk berhenti sejenak untuk istirahat. Jangan terburu-buru dan pastikan Anda
merasa aman sepanjang waktu.
11.Bantuan: Jika Anda merasa tidak aman atau kesulitan, jangan ragu untuk
meminta bantuan dari seseorang atau memanggil seseorang untuk membantu
Anda.

26
Turun Tangga
Berikut adalah langkah-langkah umum yang dapat diikuti untuk turun tangga
dengan menggunakan kruk. Ingatlah bahwa instruksi ini bersifat umum, dan
setiap individu mungkin memiliki kebutuhan yang berbeda. Penting untuk
berbicara dengan profesional kesehatan sebelum mencoba turun tangga dengan
kruk, terutama jika Anda memiliki masalah kesehatan yang serius atau cedera.
Cara Turun Tangga dengan Menggunakan Kruk:
1.Persiapan: Pastikan kruk dalam kondisi baik dan sesuai dengan tinggi Anda.
Pastikan Anda merasa cukup kuat dan nyaman untuk turun tangga. Kenakan alas
kaki yang aman dan nyaman.
2.Posisi Kruk: Berdirilah di dekat tangga dengan kruk di sisi yang kuat (biasanya
sisi kaki yang tidak cedera atau lebih kuat).
3.Pegangan yang Benar: Pegang gagang kruk dengan tangan yang kuat,
sementara tangan lainnya bebas untuk berpegangan pada pegangan tangga atau
pagar (jika ada). Pastikan kruk berada di sisi yang sama dengan kaki yang lebih
kuat.
4.Langkah Pertama: Turunkan kaki yang lebih lemah (biasanya kaki yang cedera)
ke tangga pertama.
5.Pindahkan Kruk: Pindahkan berat badan ke kaki yang telah ditempatkan di
tangga pertama. Turunkan kruk ke tangga pertama setelah Anda pindah berat
badan.
6.Turun Tangga: Lanjutkan dengan menurunkan kaki yang lain ke tangga
pertama. Pastikan kruk tetap stabil dan aman.
7.Pindah Berat Badan: Pindahkan berat badan ke kaki yang telah diangkat dari
tangga. Pastikan Anda merasa seimbang dan kuat sebelum melanjutkan ke
langkah berikutnya.
8.Lanjutkan: Terus lanjutkan langkah-langkah di atas untuk setiap tangga.
Gunakan kruk dan kaki yang lebih lemah secara bergantian untuk menjaga
keseimbangan dan stabilitas.
9.Perhatikan Keamanan: Perhatikan lingkungan sekitar Anda saat turun tangga.
Pastikan tangga dalam kondisi baik dan bebas dari hambatan. Jika ada pegangan
di tangga atau pagar, gunakanlah untuk membantu keseimbangan Anda.
10.Istirahat Bila Diperlukan: Jika Anda merasa lelah atau lelah, jangan ragu untuk
berhenti sejenak untuk istirahat. Jangan terburu-buru dan pastikan Anda merasa
aman sepanjang waktu.
11.Bantuan: Jika Anda merasa tidak aman atau kesulitan, jangan ragu untuk
meminta bantuan dari seseorang atau memanggil seseorang untuk membantu
Anda.

27
HAIs
HAIs atau Healthcare-Associated Infections (Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan)
adalah infeksi yang timbul sebagai akibat dari perawatan medis atau pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada pasien di fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit,
klinik, atau pusat perawatan jangka panjang. Infeksi ini tidak hadir saat pasien
pertama kali datang ke fasilitas kesehatan, tetapi berkembang selama perawatan
atau setelahnya. HAIs merupakan masalah serius dalam industri kesehatan karena
dapat memperburuk kondisi pasien, memperpanjang waktu perawatan,
meningkatkan biaya, dan dalam kasus yang parah, dapat berakibat fatal.
Beberapa jenis HAIs meliputi:
1.Infeksi Saluran Kemih Terkait Kateter: Terjadi ketika kateter disisipkan ke dalam
saluran kemih pasien untuk mengeluarkan urin. Jika tidak dikelola dengan baik,
kateter dapat menjadi jalan masuk bagi bakteri ke dalam saluran kemih.
2.Pneumonia Terkait Ventilator: Infeksi paru-paru yang terjadi pada pasien yang
menggunakan alat bantu pernafasan (ventilator). Bakteri dapat masuk ke paru-paru
melalui tabung ventilator.
3.Infeksi Operasi: Terjadi setelah operasi dan dapat mempengaruhi luka operasi
atau organ internal yang terinfeksi selama prosedur.
4.Infeksi Darah Terkait Kateter: Terjadi ketika kateter intravena digunakan, dan
bakteri dapat masuk ke dalam aliran darah melalui kateter.
5.Cedera Akibat Jarum: Kontak dengan darah atau cairan tubuh pasien dapat terjadi
saat pemberian suntikan atau pengambilan sampel darah, yang dapat menyebabkan
infeksi.
6.Infeksi Lambung Usus Akibat Pemakaian Antibiotik: Penggunaan antibiotik yang
berlebihan dapat mengganggu keseimbangan bakteri di usus dan menyebabkan
infeksi yang disebut Clostridium difficile (C. difficile) atau infeksi C. difficile.

Pencegahan HAIs sangat penting dalam lingkungan perawatan kesehatan. Beberapa


langkah yang diambil untuk mencegah HAIs meliputi:
•Kebersihan Tangan: Staf medis harus rutin mencuci tangan atau menggunakan
hand sanitizer untuk mengurangi risiko penyebaran mikroorganisme.
•Higiene Lingkungan: Fasilitas kesehatan harus menjaga kebersihan lingkungan,
termasuk ruang pasien, peralatan medis, dan permukaan lainnya.
•Penggunaan Alat Pelindung: Staf medis harus menggunakan alat pelindung diri
seperti sarung tangan, masker, dan kacamata ketika merawat pasien.
•Pemantauan dan Isolasi Pasien: Pasien dengan penyakit menular serius harus
diisolasi dan diberikan perawatan khusus untuk mencegah penyebaran infeksi.
•Penggunaan Antibiotik yang Bijaksana: Antibiotik harus digunakan dengan tepat
sesuai panduan medis untuk mengurangi risiko resistensi antibiotik dan infeksi
terkait.

28
HAIs
HAIs atau Healthcare-Associated Infections (Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan)
adalah infeksi yang timbul sebagai akibat dari perawatan medis atau pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada pasien di fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit,
klinik, atau pusat perawatan jangka panjang. Infeksi ini tidak hadir saat pasien
pertama kali datang ke fasilitas kesehatan, tetapi berkembang selama perawatan
atau setelahnya. HAIs merupakan masalah serius dalam industri kesehatan karena
dapat memperburuk kondisi pasien, memperpanjang waktu perawatan,
meningkatkan biaya, dan dalam kasus yang parah, dapat berakibat fatal.
Beberapa jenis HAIs meliputi:
1.Infeksi Saluran Kemih Terkait Kateter: Terjadi ketika kateter disisipkan ke dalam
saluran kemih pasien untuk mengeluarkan urin. Jika tidak dikelola dengan baik,
kateter dapat menjadi jalan masuk bagi bakteri ke dalam saluran kemih.
2.Pneumonia Terkait Ventilator: Infeksi paru-paru yang terjadi pada pasien yang
menggunakan alat bantu pernafasan (ventilator). Bakteri dapat masuk ke paru-paru
melalui tabung ventilator.
3.Infeksi Operasi: Terjadi setelah operasi dan dapat mempengaruhi luka operasi
atau organ internal yang terinfeksi selama prosedur.
4.Infeksi Darah Terkait Kateter: Terjadi ketika kateter intravena digunakan, dan
bakteri dapat masuk ke dalam aliran darah melalui kateter.
5.Cedera Akibat Jarum: Kontak dengan darah atau cairan tubuh pasien dapat terjadi
saat pemberian suntikan atau pengambilan sampel darah, yang dapat menyebabkan
infeksi.
6.Infeksi Lambung Usus Akibat Pemakaian Antibiotik: Penggunaan antibiotik yang
berlebihan dapat mengganggu keseimbangan bakteri di usus dan menyebabkan
infeksi yang disebut Clostridium difficile (C. difficile) atau infeksi C. difficile.

Pencegahan HAIs sangat penting dalam lingkungan perawatan kesehatan. Beberapa


langkah yang diambil untuk mencegah HAIs meliputi:
•Kebersihan Tangan: Staf medis harus rutin mencuci tangan atau menggunakan
hand sanitizer untuk mengurangi risiko penyebaran mikroorganisme.
•Higiene Lingkungan: Fasilitas kesehatan harus menjaga kebersihan lingkungan,
termasuk ruang pasien, peralatan medis, dan permukaan lainnya.
•Penggunaan Alat Pelindung: Staf medis harus menggunakan alat pelindung diri
seperti sarung tangan, masker, dan kacamata ketika merawat pasien.
•Pemantauan dan Isolasi Pasien: Pasien dengan penyakit menular serius harus
diisolasi dan diberikan perawatan khusus untuk mencegah penyebaran infeksi.
•Penggunaan Antibiotik yang Bijaksana: Antibiotik harus digunakan dengan tepat
sesuai panduan medis untuk mengurangi risiko resistensi antibiotik dan infeksi
terkait.

29
SDGS/MDGS
SDGs atau Sustainable Development Goals (Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan) adalah serangkaian 17 tujuan global yang diadopsi oleh PBB
pada tahun 2015 sebagai bagian dari Agenda 2030 untuk Pembangunan
Berkelanjutan. Tujuan ini bertujuan untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi
planet bumi, dan memastikan bahwa semua orang dapat hidup dengan damai
dan sejahtera pada tahun 2030.
SDGs menggantikan Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium
Development Goals/MDGs) yang berlaku sejak tahun 2000 hingga 2015.
MDGs adalah serangkaian tujuan yang difokuskan pada pengurangan
kemiskinan ekstrim dan masalah sosial tertentu. Namun, SDGs memiliki
cakupan yang lebih luas dan komprehensif, meliputi berbagai dimensi
pembangunan berkelanjutan, termasuk ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Berikut adalah daftar 17 SDGs beserta penjelasan singkatnya:
1.Tidak Ada Kemiskinan: Mengakhiri kemiskinan dalam semua bentuk dan di
semua tempat.
2.Tidak Ada Kelaparan: Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan,
meningkatkan gizi, dan promosi pertanian berkelanjutan.
3.Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan: Memastikan kesehatan yang baik
dan kesejahteraan bagi semua umur.
4.Pendidikan Berkualitas: Memastikan pendidikan inklusif, setara, dan
bermutu, serta promosi kesempatan belajar sepanjang hayat.
5.Kesetaraan Gender: Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan
semua perempuan dan anak perempuan.
6.Air Bersih dan Sanitasi: Memastikan ketersediaan dan pengelolaan air yang
berkelanjutan dan sanitasi untuk semua.
7.Energi Bersih dan Terjangkau: Memastikan akses semua orang terhadap
energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern.
8.Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi: Mendorong pertumbuhan
ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan pekerjaan layak.
9.Inovasi dan Infrastruktur: Membangun infrastruktur yang tahan lama,
promosi industrialisasi inklusif, dan mendorong inovasi.
10.Kurang Kesenjangan: Mengurangi kesenjangan dalam dan antara negara.
11.Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan: Membuat kota dan
pemukiman inklusif, aman, tahan bencana, dan berkelanjutan.
12.Konsumsi dan Produksi yang Berkelanjutan: Mendorong pola konsumsi
dan produksi yang berkelanjutan.

30
SDGS/MDGS
13. Tindakan Terhadap Perubahan Iklim: Mengambil tindakan mendesak
untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.
14. Kehidupan di Bawah Air: Melestarikan dan menggunakan secara
berkelanjutan sumber daya laut dan maritim.
15. Kehidupan di Darat: Melestarikan, mengembalikan, dan mengatur
penggunaan berkelanjutan ekosistem darat.
16. Kedamaian, Keadilan, dan Lembaga yang Kuat: Mendorong masyarakat
yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, memberikan
akses terhadap keadilan bagi semua, dan membangun institusi yang efektif,
akuntabel, dan inklusif di semua tingkat.
17. Kemitraan untuk Tujuan: Mengimplementasikan kerja sama global untuk
pembangunan berkelanjutan melalui kemitraan global yang kuat dan tegas.
SDGs bertujuan untuk mengatasi berbagai tantangan global, termasuk
kemiskinan, ketidaksetaraan, perubahan iklim, kekurangan air bersih, krisis
kesehatan, dan banyak lagi. Melalui kerjasama internasional dan upaya
bersama dari pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, dan organisasi
internasional, diharapkan tujuan-tujuan ini dapat dicapai untuk menciptakan
dunia yang lebih berkelanjutan dan adil.

31
STERILISASI
Sterilisasi adalah proses penghancuran atau penghilangan semua
bentuk mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan spora, dari suatu
benda atau lingkungan. Metode sterilisasi melibatkan berbagai teknik,
termasuk metode fisik dan panas. Berikut adalah beberapa cara
melakukan sterilisasi secara fisik dan panas:

Metode Fisik:
1.Radiasi: Penggunaan radiasi ionisasi, seperti radiasi sinar gamma atau
sinar-X, dapat digunakan untuk membunuh mikroorganisme. Ini sering
digunakan dalam industri makanan, farmasi, dan medis.
2.Sinar Ultraviolet (UV): Radiasi UV dapat menghancurkan
mikroorganisme dengan merusak DNA mereka. Ini biasanya digunakan
untuk sterilisasi permukaan atau udara di ruangan tertentu.
3.Filtrasi: Filtrasi menggunakan media berpori untuk menyaring
mikroorganisme dari cairan atau udara. Ini sering digunakan dalam
pembuatan minuman atau produk farmasi.
4.Pengeringan: Pengeringan dengan suhu tinggi atau pengeringan beku
(freeze-drying) dapat menghilangkan air yang diperlukan oleh
mikroorganisme untuk bertahan hidup.

Metode Panas:
1.Autoklaf: Autoklaf adalah alat yang menggunakan kombinasi uap
panas dan tekanan tinggi untuk membunuh mikroorganisme. Ini adalah
metode yang umum digunakan dalam laboratorium dan rumah sakit
untuk sterilisasi alat-alat medis dan laboratorium.
2.Pemanasan Kering: Pemanasan kering melibatkan paparan benda
atau bahan tertentu ke suhu tinggi dalam waktu tertentu. Ini dapat
dilakukan dengan oven atau tungku khusus.
3.Perebusan: Perebusan adalah pemanasan dalam air mendidih selama
periode waktu tertentu. Ini sering digunakan dalam sterilisasi alat-alat
masak dan peralatan dapur.

32
STERILISASI
4. Pasteurisasi: Pasteurisasi adalah proses pemanasan yang lebih rendah
daripada sterilisasi penuh untuk membunuh mikroorganisme patogen
dalam makanan seperti susu atau jus.
5. Uap Panas: Uap panas dapat digunakan untuk sterilisasi dalam
industri makanan dan farmasi. Ini melibatkan paparan benda atau bahan
ke uap air panas.
Penting untuk memilih metode sterilisasi yang sesuai berdasarkan jenis
benda atau bahan yang akan disterilkan, serta mematuhi panduan
keamanan dan regulasi yang berlaku.

33
KATETER
Kateter adalah tabung tipis yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk
berbagai tujuan medis, seperti drainase urin, memberikan obat, atau
memantau tekanan darah. Ukuran kateter umumnya diukur dalam unit
French (Fr) atau dalam milimeter (mm). Ukuran kateter dapat bervariasi
tergantung pada tujuan penggunaannya dan tempat di mana kateter
akan dimasukkan. Berikut adalah beberapa ukuran umum untuk
kateter:

1.Ukuran Kateter Urin (Urethral):


1. Pria Dewasa: sekitar 12 Fr - 16 Fr
2. Wanita Dewasa: sekitar 14 Fr - 18 Fr
3. Anak-anak: bervariasi tergantung usia dan ukuran anak

2.Ukuran Kateter Vaskuler:


1. Kateter Arteri: bervariasi, umumnya berkisar dari sekitar 4 Fr
- 8 Fr atau lebih besar tergantung pada tujuan penggunaan
dan tempat masuk arteri.
2. Kateter Vena: bervariasi, umumnya berkisar dari sekitar 5 Fr -
9 Fr atau lebih besar tergantung pada tujuan penggunaan
dan tempat masuk vena.

3.Ukuran Kateter Nasogastrik (NGT):


1. Dewasa: sekitar 12 Fr - 18 Fr
2. Anak-anak: bervariasi tergantung usia dan ukuran anak

Penting untuk diingat bahwa ukuran kateter yang tepat harus dipilih
oleh tenaga medis yang berpengalaman berdasarkan kebutuhan medis
pasien dan kondisi klinis yang spesifik. Pemilihan ukuran yang salah
dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau bahkan cedera pada pasien.

34
Sudut Injeksi
Ada beberapa jenis injeksi yang memiliki sudut kemiringan yang berbeda
tergantung pada tujuan penggunaannya:

1.Intramuscular (IM) Injections (Injeksi Intramuskular): Sudut kemiringan


biasanya sekitar 90 derajat (tegak lurus) terhadap permukaan kulit. Ini
memungkinkan jarum mencapai otot yang lebih dalam untuk memberikan
obat ke dalam jaringan otot.

2.Subcutaneous (SC) Injections (Injeksi Subkutan): Sudut kemiringan


biasanya sekitar 45 derajat (setengah tegak lurus) terhadap permukaan kulit.
Ini digunakan untuk memasukkan obat di bawah kulit ke lapisan lemak di
bawahnya.

3.Intradermal (ID) Injections (Injeksi Intradermal): Sudut kemiringan sangat


dangkal, sekitar 5-15 derajat terhadap permukaan kulit. Ini digunakan untuk
tes kulit, seperti tes tuberkulin (TB) atau alergi.

4.Intravenous (IV) Injections (Injeksi Intravena): Sudut kemiringan bervariasi


tergantung pada lokasi vena yang dipilih dan jenis jarum yang digunakan.
Beberapa vena besar seperti vena kubital umumnya menggunakan sudut
yang hampir 30 derajat atau lebih dangkal.

Sudut kemiringan yang tepat adalah penting untuk memastikan bahwa obat
disuntikkan ke dalam lapisan yang diinginkan, menghindari cedera, dan
memastikan kenyamanan pasien. Namun, dalam situasi medis tertentu, sudut
kemiringan dapat bervariasi tergantung pada anatomi pasien dan tujuan
injeksi. Sebaiknya selalu ikuti petunjuk dan pelatihan dari profesional medis
yang berpengalaman sebelum melakukan injeksi.

35
12

Keterampilan Yang Muncul Di Seleksi P3K


Keperawatan

36
INJEKSI
Berikut adalah beberapa kemiringan alam injeksi yang umum digunakan:
1.Injeksi Intramuskular (IM):
1. Kemiringan: 90 derajat (tegak lurus terhadap permukaan
kulit).
2. Penggunaan: Injeksi IM dilakukan untuk mengirimkan obat ke
dalam otot besar, seperti otot gluteus maksimus atau deltoid.
Jarum dimasukkan tegak lurus ke permukaan kulit.
2.Injeksi Subkutan (SC):
1. Kemiringan: 45 derajat (membentuk sudut 45 derajat
terhadap permukaan kulit).
2. Penggunaan: Injeksi subkutan umumnya digunakan untuk
memberikan obat ke dalam lapisan lemak di bawah kulit.
Jarum dimasukkan dengan sudut 45 derajat terhadap
permukaan kulit, kecuali jika ada instruksi khusus.
3.Injeksi Intravena (IV):
1. Kemiringan: 25-30 derajat (sedikit miring terhadap
permukaan kulit).
2. Penggunaan: Injeksi intravena dilakukan untuk memberikan
obat atau cairan langsung ke dalam pembuluh darah. Jarum
dimasukkan dengan sudut 25-30 derajat yang sedikit miring
terhadap permukaan kulit.
4.Injeksi Intradermal (ID):
1. Kemiringan: 10-15 derajat (sangat datar terhadap permukaan
kulit).
2. Penggunaan: Injeksi intradermal digunakan untuk tes alergi
atau tes tuberkulin. Jarum dimasukkan dengan sudut sangat
datar, hampir sejajar dengan permukaan kulit.

37
CAIRAN INJEKSI
Berikut beberapa jenis cairan infus dan penjelasan singkat tentang masing-
masing:
1.Larutan Ringer Laktat (Ringer's Lactate):
Penjelasan: Larutan Ringer Laktat adalah cairan isotonik yang
mengandung natrium, kalium, kalsium, dan laktat. Biasanya digunakan
untuk mengganti cairan dan elektrolit saat kehilangan cairan akibat
muntah, diare, atau cedera.
2.Larutan Salin Fisiologis (Normal Saline):
Penjelasan: Larutan Salin Fisiologis adalah larutan isotonik natrium
klorida (garam dapur) dalam air steril. Digunakan untuk menggantikan
cairan dan elektrolit, memberikan cairan saat dehidrasi, dan
membantu menjaga tekanan darah.
3.Larutan Glukosa (Glucose Solution):
Penjelasan: Larutan Glukosa mengandung glukosa (gula) dalam air
steril. Digunakan untuk memberikan energi, menggantikan cairan,
atau membantu mengatasi hipoglikemia (kadar gula darah rendah).
4.Larutan Kolloid (Colloid Solution):
Penjelasan: Larutan kolloid mengandung partikel-partikel besar yang
tidak larut, seperti albumin atau gelatin, yang membantu menjaga
tekanan onkotik dalam pembuluh darah dan mencegah edema
(pembengkakan akibat penumpukan cairan).
5.Larutan Dextrose Salin (Dextrose Saline):
Penjelasan: Larutan Dextrose Salin adalah kombinasi larutan glukosa
dan larutan salin fisiologis. Digunakan untuk menggantikan cairan dan
elektrolit serta memberikan energi melalui glukosa.
6.Larutan Ringer Asetat (Ringer's Acetate):
Penjelasan: Larutan Ringer Asetat mirip dengan larutan Ringer Laktat,
tetapi mengandung asetat sebagai pengganti laktat. Digunakan dalam
situasi khusus seperti cedera hati atau asidosis.
7.Larutan Plasma (Plasma Solution):
Penjelasan: Larutan Plasma mengandung elektrolit dan zat-zat nutrisi
yang ditemukan dalam plasma darah. Digunakan dalam situasi khusus
seperti pasien dengan kehilangan darah berat.
8.Larutan Bicarbonate (Bicarbonate Solution):
Penjelasan: Larutan Bicarbonate mengandung natrium bikarbonat dan
digunakan untuk mengatasi asidosis atau ketidakseimbangan
elektrolit.

38
TES PENDENGARAN
Tes Weber, Rinne, dan Schwabach adalah tiga jenis tes pendengaran yang
digunakan untuk mengevaluasi fungsi pendengaran seseorang. Tes ini
membantu mengidentifikasi apakah seseorang mengalami kehilangan
pendengaran konduktif atau sensorineural. Berikut penjelasan singkat
tentang masing-masing tes:

Tes Weber:
Penjelasan: Tes Weber dilakukan dengan menempatkan stem garpu pada
tengkorak atau di bagian tengah kepala pasien, biasanya di atas tulang alis
atau di tengah dahi. Pasien diminta untuk mengidentifikasi di mana mereka
mendengar suara lebih keras, apakah di telinga kiri, kanan, atau terdengar
sama di kedua telinga.
Interpretasi: Jika suara terdengar lebih keras di telinga yang normal, itu bisa
menunjukkan gangguan konduktif pada telinga yang lain (di mana suara
biasanya ditangkap oleh tulang). Jika suara terdengar lebih keras di telinga
yang terkena gangguan pendengaran, itu bisa menunjukkan gangguan
sensorineural pada telinga yang normal.

Tes Rinne:
Penjelasan: Tes Rinne melibatkan perbandingan antara pendengaran melalui
tulang (bone conduction) dan pendengaran melalui udara (air conduction)
dengan menggunakan stem garpu. Stem garpu ditempatkan di belakang
telinga pasien (pada tulang mastoid) untuk menguji pendengaran melalui
tulang, lalu di depan telinga (di luar lubang telinga) untuk menguji
pendengaran melalui udara.
Interpretasi: Jika pendengaran melalui udara lebih baik daripada melalui
tulang, hal ini menunjukkan fungsi pendengaran normal atau gangguan
konduktif. Jika pendengaran melalui tulang lebih baik atau sama dengan
pendengaran melalui udara, ini bisa menunjukkan gangguan sensorineural.

39
TES PENDENGARAN
Tes Schwabach:
Penjelasan: Tes Schwabach adalah tes yang membandingkan pendengaran
melalui tulang antara pasien dan pengujinya (biasanya dokter atau
audiologis). Stem garpu ditempatkan di tulang mastoid pasien dan pada
tulang mastoid pengujinya secara bersamaan. Suara kemudian dihentikan
ketika pasien tidak lagi dapat mendengar, dan pengujinya mencatat berapa
lama pasien dan pengujinya masih dapat mendengar suara.Interpretasi: Jika
pasien mendengar suara sekitar waktu yang sama dengan pengujinya, itu
menunjukkan fungsi pendengaran normal atau gangguan konduktif yang
sama di keduanya. Jika pasien mendengar suara lebih lama daripada
pengujinya, itu bisa menunjukkan kehilangan pendengaran konduktif. Jika
pasien mendengar suara lebih pendek daripada pengujinya, itu bisa
menunjukkan kehilangan pendengaran sensorineural.

40
Skala Fungsional
Skala Fungsional New York Heart Association (NYHA) adalah sistem
klasifikasi yang digunakan untuk menggambarkan tingkat keparahan
gejala dan keterbatasan fisik pada pasien dengan gagal jantung. Skala
ini membantu dalam mengevaluasi sejauh mana gangguan jantung
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menjalani aktivitas
sehari-hari. Terdapat empat tingkat klasifikasi dalam Skala Fungsional
NYHA:
1.NYHA Kelas I (Fungsional Kelas I):
Deskripsi: Pasien dalam kelas ini tidak memiliki gejala saat
melakukan aktivitas fisik biasa. Mereka memiliki keterbatasan
fisik minimal dan mampu menjalani aktivitas sehari-hari tanpa
hambatan yang signifikan.
2.NYHA Kelas II (Fungsional Kelas II):
Deskripsi: Pasien dalam kelas ini mengalami keterbatasan ringan
saat melakukan aktivitas fisik ringan atau sedang. Mereka merasa
nyaman saat beristirahat atau melakukan aktivitas ringan, tetapi
gejalanya dapat memburuk dengan aktivitas yang lebih berat.
3.NYHA Kelas III (Fungsional Kelas III):
Deskripsi: Pasien dalam kelas ini mengalami keterbatasan yang
signifikan saat melakukan aktivitas fisik ringan atau sedang.
Mereka merasa nyaman saat beristirahat, tetapi aktivitas fisik
yang lebih intens dapat menyebabkan gejala seperti sesak napas,
kelelahan, atau ketidaknyamanan.
4.NYHA Kelas IV (Fungsional Kelas IV):
Deskripsi: Pasien dalam kelas ini memiliki keterbatasan fisik yang
parah. Mereka merasa nyaman hanya saat beristirahat dan
bahkan aktivitas fisik yang sangat ringan dapat memicu gejala
yang parah. Gejala dapat terjadi bahkan saat istirahat.

41
Skala ASA
Skala American Society of Anesthesiologists (ASA) adalah sistem penilaian
risiko medis yang digunakan oleh anestesiologis untuk menilai kondisi medis
dan kesehatan umum pasien sebelum menjalani operasi atau tindakan bedah.
Skala ASA membantu dalam mengevaluasi kelayakan pasien untuk anestesi
dan operasi. Terdapat enam tingkat klasifikasi dalam Skala ASA:
1.ASA Kelas I:
Deskripsi: Pasien sehat secara umum tanpa penyakit sistemik yang
signifikan. Tidak ada keterbatasan aktivitas fisik.
Contoh: Pasien tanpa penyakit kronis, seperti diabetes atau penyakit
jantung.
2.ASA Kelas II:
Deskripsi: Pasien dengan penyakit sistemik ringan yang tidak memiliki efek
fungsional yang signifikan. Keterbatasan aktivitas fisik ringan atau sedang.
Contoh: Pasien dengan diabetes terkontrol atau tekanan darah tinggi yang
terkendali dengan obat.
3.ASA Kelas III:
Deskripsi: Pasien dengan penyakit sistemik yang menyebabkan
keterbatasan fungsional yang nyata, tetapi tidak mengancam jiwa.
Keterbatasan aktivitas fisik sedang atau berat.
Contoh: Pasien dengan penyakit jantung ringan atau penyakit paru yang
terkontrol.
4.ASA Kelas IV:
Deskripsi: Pasien dengan penyakit sistemik yang mengancam jiwa dan
mengakibatkan keterbatasan fungsional yang signifikan. Operasi dapat
membahayakan, tetapi mungkin diperlukan.
Contoh: Pasien dengan gagal jantung parah atau penyakit paru obstruktif
kronis (COPD) yang signifikan.
5.ASA Kelas V:
Deskripsi: Pasien dengan penyakit sistemik yang mengancam jiwa dan
mengakibatkan keterbatasan fungsional yang berat. Kemungkinan operasi
akan membahayakan, dan manfaat operasi harus dievaluasi dengan hati-
hati.
Contoh: Pasien dengan gagal jantung berat atau penyakit paru yang
mengancam jiwa.

42
Skala ASA
6. ASA Kelas VI:
Deskripsi: Pasien dalam kondisi moribund yang diharapkan tidak akan
selamat tanpa operasi. Tujuan operasi hanyalah untuk meringankan
penderitaan atau masalah spesifik.
Contoh: Pasien dengan kegagalan organ terminal atau penyakit akhir yang
tidak mungkin untuk dipulihkan.

43
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah jenis komunikasi yang digunakan dalam
konteks perawatan kesehatan untuk membangun hubungan positif antara
perawat dan pasien, serta membantu pasien merasa didengar, dipahami, dan
terbantu dalam proses penyembuhan. Tahapan komunikasi terapeutik
mencakup beberapa langkah yang membantu menciptakan lingkungan yang
mendukung perawatan yang efektif. Berikut adalah tahapan komunikasi
terapeutik:
1.Pendekatan Awal (Pre-interaction Phase):
1. Tahap ini terjadi sebelum pertemuan langsung antara perawat dan
pasien.
2. Perawat melakukan persiapan dengan memahami informasi dasar
tentang pasien, seperti riwayat medis, diagnosa, dan masalah
kesehatan.
3. Perawat juga harus mempersiapkan diri secara emosional untuk
pertemuan dengan pasien.
2.Pendekatan Awal (Orientation Phase):
1. Ini adalah tahap awal pertemuan langsung dengan pasien.
2. Perawat memperkenalkan diri, mengukuhkan peran mereka dalam
perawatan pasien, dan menciptakan suasana yang nyaman.
3. Pasien dan perawat mulai mengenal satu sama lain, dan perawat
mengumpulkan informasi awal tentang kebutuhan dan masalah
kesehatan pasien.
3.Pemahaman (Working Phase):
1. Tahap ini adalah inti dari komunikasi terapeutik.
2. Perawat dan pasien bekerja sama untuk mendefinisikan masalah
kesehatan, mengeksplorasi perasaan dan pemikiran pasien, dan
merencanakan tindakan perawatan.
3. Perawat mendengarkan secara aktif, memberikan empati, dan
menggunakan keterampilan komunikasi seperti pertanyaan
terbuka, refleksi, dan klarifikasi untuk memahami lebih dalam
masalah pasien.

44
Komunikasi Terapeutik
4. Penyelesaian (Termination Phase):
1. Tahap penyelesaian terjadi ketika interaksi atau perawatan
mencapai akhir.
2. Perawat dan pasien bersama-sama mengevaluasi hasil perawatan
dan mencapai pemahaman yang sehat tentang situasi kesehatan
pasien.
3. Pasien dan perawat merencanakan langkah-langkah selanjutnya,
seperti perawatan lanjutan atau tindak lanjut.
5. Evaluasi (Post-interaction Phase):
1. Tahap evaluasi terjadi setelah pertemuan atau interaksi selesai.
2. Perawat mempertimbangkan efektivitas komunikasi dan
perawatan yang diberikan.
3. Jika perlu, perawat dapat melakukan refleksi mandiri untuk
memahami cara meningkatkan interaksi di masa mendatang.

45
Komunikasi Terapeutik
Berikut beberapa teknik komunikasi terapeutik:
1.Mendengarkan Aktif:
Mendengarkan dengan sepenuh hati dan fokus pada apa yang
dikatakan oleh pasien. Hindari interupsi dan evaluasi yang berlebihan
saat pasien berbicara.
2.Pemberian Dukungan Emosional:
Menunjukkan empati, perhatian, dan dukungan terhadap perasaan
dan pengalaman pasien. Ini dapat mencakup ungkapan simpati atau
pemahaman terhadap apa yang dirasakan pasien.
3.Bertanya Terbuka:
Mengajukan pertanyaan yang memungkinkan pasien untuk berbicara
secara lebih luas dan mendalam tentang masalah atau pengalaman
mereka. Pertanyaan terbuka membantu memperoleh informasi lebih
rinci.
4.Refleksi:
Mengulang kembali pernyataan pasien dengan kata-kata Anda sendiri
untuk menunjukkan pemahaman dan menggali lebih dalam perasaan
atau pemikiran mereka.
5.Memberikan Validasi:
Mengakui perasaan atau pengalaman pasien sebagai sesuatu yang sah
dan berarti. Ini membantu pasien merasa didengarkan dan dipahami.
6.Pemberian Penjelasan dan Edukasi:
Memberikan informasi medis atau penjelasan yang jelas dan mudah
dipahami kepada pasien tentang kondisi mereka, pengobatan, atau
perawatan yang diperlukan.
7.Menyediakan Umpan Balik:
Memberikan umpan balik yang konstruktif dan positif terhadap apa
yang telah disampaikan oleh pasien, serta memvalidasi pemikiran atau
perasaan mereka.
8.Empati:
Menempatkan diri Anda dalam posisi pasien dan berusaha memahami
perasaan dan perspektif mereka.
9.Kesunyian Aktif:
Memberi ruang bagi pasien untuk berbicara atau merenung tanpa
tekanan atau interupsi. Ini dapat membantu pasien merenungkan atau
mengungkapkan perasaan mereka.

46
Komunikasi Terapeutik
10. Menggunakan Bahasa Tubuh yang Mendukung:
Ekspresi wajah yang responsif, kontak mata yang tepat, dan gerakan
tubuh yang terbuka dapat memperkuat pesan empati dan dukungan.
11. Jaga Etika dan Kerahasiaan:
Pastikan bahwa komunikasi dengan pasien dijaga dalam kerahasiaan
dan mengikuti etika profesional yang berlaku.
12. Tanggapi dengan Tulus:
Menunjukkan bahwa Anda sungguh-sungguh peduli dengan
menggambarkan perhatian dan reaksi yang tulus terhadap apa yang
pasien sampaikan.
13. Pertanyaan Reflektif:
Mengajukan pertanyaan yang meminta pasien untuk merenung dan
merinci lebih lanjut tentang pemikiran atau perasaan mereka.
14. Menghindari Sikap Non-Direktif:
Hindari memberikan saran langsung atau mengambil keputusan atas
nama pasien. Beri mereka ruang untuk berbicara dan mengambil
peran aktif dalam mengatasi masalah.

47
Penanganan Trauma
Berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap langkah dalam DRABC:
1.D: Danger (Bahaya):
Langkah pertama adalah memastikan keselamatan Anda sendiri,
tim penyelamat, dan korban. Pastikan bahwa Anda berada di
tempat yang aman dan tidak terkena bahaya tambahan, seperti
lalu lintas atau lingkungan berbahaya lainnya.
2.R: Response (Respon):
Coba bangunkan korban dengan cara memanggil namanya atau
memberikan rangsangan ringan, seperti mengguncang pundak.
Amati apakah korban memberikan respons seperti gerakan atau
bicara. Tujuannya adalah untuk menilai apakah korban sadar atau
tidak.
3.A: Airway (Saluran Napas):
Pastikan bahwa saluran napas korban terbuka. Letakkan tangan di
bawah leher korban dan angkat kepala dengan lembut,
sedangkan tangan lainnya menahan dahi untuk menjaga kepala
tetap dalam posisi netral. Ini membantu mencegah terjadinya
penyumbatan saluran napas.
4.B: Breathing (Pernapasan):
Periksa pernapasan korban dengan melihat, mendengar, dan
merasakan gerakan dada. Dengarkan napas dan perhatikan
apakah ada suara nafas yang tidak normal atau tidak adanya
pernapasan. Jika korban tidak bernapas, lakukan tindakan CPR
(Cardiopulmonary Resuscitation).
5.C: Circulation (Sirkulasi):
Cek denyut nadi korban. Jika denyut nadi tidak terasa atau lemah,
lakukan kompresi dada pada korban (jika Anda terlatih dalam
CPR) atau minta bantuan dan lakukan tindakan CPR.
6.D: Defibrillation (Defibrilasi):
Jika Anda memiliki akses ke defibrilator otomatis eksternal (AED),
ikuti instruksi AED untuk memberikan defibrilasi jika diperlukan.

48
Cuci Tangan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan langkah-
langkah cuci tangan yang benar sebagai upaya penting dalam menjaga
kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit. Berikut adalah 6
langkah cuci tangan menurut WHO beserta lamanya setiap langkah:
1.Basahi Tangan dengan Air Bersih: Buka keran dan basahi tangan
Anda dengan air mengalir.
2.Durasi: Sekitar 5 detik.
3.Gunakan Sabun: Tuangkan sabun secukupnya di telapak tangan
Anda.
4.Durasi: Sekitar 2 detik.
5.Gosok Tangan: Gosok tangan Anda bersama-sama dengan sabun,
termasuk bagian atas dan bawah tangan, di antara jari-jari, dan di
bawah kuku.
6.Durasi: Setidaknya 20 detik.
7.Fokus pada Punggung Tangan: Ingatlah untuk membersihkan
punggung tangan Anda, di antara jari-jari, dan di bawah kuku.
8.Durasi: Sekitar 5 detik.
9.Bilas Tangan: Bilas tangan Anda dengan air mengalir untuk
menghilangkan sabun.
10.Durasi: Sekitar 5 detik.
11.Keringkan Tangan: Keringkan tangan Anda dengan menggunakan
handuk bersih atau alat pengering tangan.
12.Durasi: Sekitar 10 detik.
Jika dihitung secara keseluruhan, proses cuci tangan yang benar
menurut rekomendasi WHO memerlukan waktu minimal 40-60 detik.
Ini termasuk waktu yang cukup untuk membersihkan seluruh
permukaan tangan secara menyeluruh dan menghilangkan kuman
serta kotoran. Penting untuk menghabiskan waktu yang cukup dalam
setiap langkah dan tidak terburu-buru.

49
Tugas PMO
Pendamping Minum Obat (PMO) memiliki peran penting dalam membantu
pasien TBC (Tuberkulosis) dalam menjalani pengobatan yang tepat dan efektif.
Tugas-tugas yang biasanya dilakukan oleh Pendamping Minum Obat pada pasien
TBC antara lain:
1.Memberikan Informasi: PMO memberikan informasi yang akurat dan jelas
kepada pasien TBC tentang penyakit TBC, pengobatan yang direkomendasikan,
durasi pengobatan, dan pentingnya mengikuti rencana pengobatan dengan
konsisten.
2.Mengingatkan Minum Obat: PMO mengingatkan pasien TBC untuk minum
obat sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh dokter. Ini sangat penting untuk
memastikan pasien minum semua obat dalam dosis yang benar dan pada waktu
yang tepat.
3.Memonitor Kepatuhan: PMO memantau dan mengevaluasi kepatuhan pasien
dalam minum obat. Jika pasien melewatkan dosis atau terjadi masalah dalam
minum obat, PMO dapat memberikan dukungan dan solusi.
4.Memberikan Dukungan Psikososial: PMO memberikan dukungan emosional
kepada pasien TBC, membantu mereka mengatasi perasaan stres, kecemasan,
atau ketidaknyamanan yang mungkin muncul selama pengobatan.
5.Melaporkan Kemajuan dan Masalah: PMO berkomunikasi dengan petugas
kesehatan yang lebih tinggi, seperti dokter atau perawat, tentang kemajuan
pengobatan pasien dan masalah yang mungkin muncul selama proses
pengobatan.
6.Edukasi Mengenai Efek Samping: PMO menjelaskan efek samping yang
mungkin terjadi akibat pengobatan TBC dan memberikan informasi tentang
tindakan yang dapat diambil jika efek samping tersebut muncul.
7.Mengidentifikasi Hambatan Pengobatan: PMO membantu mengidentifikasi
hambatan yang mungkin dihadapi oleh pasien dalam menjalani pengobatan,
seperti masalah keuangan, transportasi, atau lingkungan sosial, dan membantu
mencari solusinya.
8.Mendorong Pemeriksaan Rutin: PMO mendorong pasien untuk menjalani
pemeriksaan rutin, seperti tes darah atau pemeriksaan dahak, sesuai dengan
rekomendasi medis.
9.Mengingatkan Tentang Janji Dokter: PMO membantu pasien mengingat dan
mematuhi janji-janji medis, seperti janji untuk kembali ke klinik atau rumah sakit.
10.Monitoring Kemajuan: PMO memantau dan melaporkan perkembangan
kesehatan pasien kepada petugas kesehatan, membantu memastikan bahwa
pengobatan berjalan dengan baik dan efektif.

50
Kredensialing
Kredensialing dalam keperawatan merujuk pada proses verifikasi dan evaluasi
kualifikasi, kompetensi, dan latar belakang profesional seorang perawat oleh
lembaga atau otoritas yang berwenang. Tujuannya adalah untuk memastikan
bahwa perawat yang diberikan tanggung jawab klinis memiliki kualifikasi yang
sesuai, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, serta
mematuhi standar dan regulasi yang berlaku dalam praktek keperawatan.
Proses kredensialing melibatkan pemeriksaan dan validasi berbagai informasi,
seperti pendidikan, lisensi, pengalaman kerja, pelatihan tambahan, dan
sertifikasi.
Beberapa aspek penting dari kredensialing dalam keperawatan meliputi:
1.Pendidikan dan Lisensi: Kredensialing akan memverifikasi bahwa perawat
telah mengikuti pendidikan formal di bidang keperawatan dari institusi yang
diakui dan memiliki lisensi yang sah untuk berpraktek sebagai perawat.
2.Pengalaman Kerja: Pengalaman kerja perawat akan dievaluasi untuk
memastikan bahwa mereka telah memiliki praktik klinis yang memadai dalam
berbagai situasi dan lingkungan.
3.Pelatihan Tambahan dan Sertifikasi: Kredensialing juga memperhatikan
pelatihan tambahan dan sertifikasi yang dimiliki perawat, seperti sertifikasi
dalam spesialisasi tertentu (misalnya, perawatan kritis, kebidanan, atau
kesehatan anak).
4.Keahlian Klinis dan Keterampilan: Pengetahuan dan keterampilan klinis
perawat akan dievaluasi untuk memastikan bahwa mereka memiliki
kompetensi dalam melakukan tugas dan prosedur medis yang diperlukan.
5.Rekam Jejak Profesional: Kredensialing juga dapat memeriksa rekam jejak
profesional perawat, termasuk riwayat kerja, rekomendasi dari kolega atau
atasan, dan sejarah disiplin.
6.Pemahaman Terhadap Standar: Perawat diharapkan memahami dan
mematuhi standar etika dan praktik keperawatan yang berlaku dalam wilayah
kerja mereka.
Proses kredensialing membantu memastikan bahwa perawat yang
memberikan perawatan memiliki kualifikasi yang sesuai dan dapat
diandalkan. Ini adalah langkah penting dalam menjaga standar keamanan dan
kualitas dalam praktek keperawatan serta memberikan perlindungan kepada
pasien.

51
Tujuan Palliatif Care
Tujuan utama dari perawatan paliatif adalah meningkatkan kualitas hidup
pasien yang menghadapi penyakit serius, kronis, atau tahap akhir, serta
membantu keluarga mereka mengatasi tantangan fisik, emosional, sosial, dan
spiritual yang terkait dengan kondisi tersebut. Perawatan paliatif bertujuan
untuk memberikan dukungan komprehensif yang melibatkan manajemen
gejala, perhatian emosional, dan perencanaan perawatan akhir hidup.
Berikut adalah beberapa tujuan kunci dari perawatan paliatif:
1.Mengurangi Gejala Fisik yang Tidak Nyaman: Salah satu tujuan utama
perawatan paliatif adalah mengurangi gejala fisik yang tidak nyaman, seperti
nyeri, sesak napas, mual, muntah, kelelahan, dan gangguan tidur. Melalui
manajemen gejala yang efektif, pasien dapat merasa lebih nyaman dan
memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
2.Meningkatkan Kesejahteraan Emosional: Perawatan paliatif bertujuan
untuk membantu pasien mengatasi stres, kecemasan, dan depresi yang
mungkin muncul akibat penyakit serius atau tahap akhir hidup. Dukungan
emosional yang diberikan oleh tim perawatan paliatif dapat membantu
pasien merasa lebih baik secara psikologis.
3.Mendukung Keputusan Perawatan: Perawatan paliatif membantu pasien
dan keluarga dalam membuat keputusan perawatan yang informasi dan
didasarkan pada nilai-nilai dan preferensi pasien. Ini melibatkan komunikasi
yang jujur dan terbuka tentang opsi perawatan yang tersedia.
4.Perawatan yang Holistik: Perawatan paliatif merangkul pendekatan holistik
terhadap kesejahteraan pasien. Tujuannya adalah untuk mengatasi
kebutuhan fisik, emosional, sosial, dan spiritual pasien, serta membantu
mereka menjalani hidup dengan martabat dan kenyamanan.
5.Meningkatkan Kualitas Hidup: Dengan mengurangi gejala yang tidak
nyaman, mendukung aspek emosional, dan membantu pasien menjalani
tahap akhir hidup mereka sesuai dengan nilai-nilai mereka, perawatan paliatif
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
6.Perawatan di Rumah: Banyak pasien menginginkan perawatan paliatif di
rumah mereka sendiri. Tujuan perawatan ini adalah memungkinkan pasien
menghabiskan waktu terakhir mereka di lingkungan yang dikenal dan
nyaman, di tengah keluarga dan orang-orang terkasih.
7.Meningkatkan Martabat dan Harga Diri: Perawatan paliatif bertujuan
untuk menghormati martabat pasien dan memastikan bahwa mereka merasa
dihargai dan didengar dalam pengambilan keputusan perawatan.

52
Tujuan Palliatif Care
8. Persiapan Perawatan Akhir Hidup: Perawatan paliatif membantu pasien
dan keluarga merencanakan perawatan akhir hidup yang sesuai dengan
keinginan dan nilai-nilai pasien, termasuk keputusan mengenai perawatan
medis, perawatan pada saat meninggal, dan kegiatan yang diinginkan pada
akhir hidup.
9. Membantu Keluarga dan Orang Terkasih: Selain merawat pasien,
perawatan paliatif juga memberikan dukungan kepada keluarga dan orang
terkasih pasien yang dapat merasakan dampak fisik, emosional, dan sosial
dari penyakit serius atau tahap akhir hidup pasien.

53
Indikasi Palliatif Care
Indikasi dari perawatan paliatif adalah kondisi medis atau situasi yang
mengindikasikan bahwa pasien memerlukan dukungan dalam menghadapi
penyakit serius, kronis, atau tahap akhir. Perawatan paliatif bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien dan membantu mereka mengatasi
tantangan fisik, emosional, sosial, dan spiritual yang terkait dengan kondisi
tersebut. Berikut adalah beberapa indikasi umum dari perawatan paliatif:
1.Penyakit Kronis yang Parah: Pasien dengan penyakit kronis yang telah
mencapai tahap parah, seperti gagal jantung, gagal ginjal, penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK), atau diabetes yang tidak terkontrol.
2.Kanker Stadium Akhir: Pasien dengan kanker dalam tahap lanjut yang tidak
lagi merespons pengobatan kuratif dan mengalami gejala yang tidak nyaman,
seperti nyeri atau kelelahan yang berat.
3.Penyakit Neurodegeneratif: Pasien dengan penyakit neurodegeneratif
seperti penyakit Parkinson, ALS (amyotrofik lateral sklerosis), atau penyakit
Alzheimer yang memerlukan perawatan dan dukungan khusus.
4.Penyakit Parah pada Anak: Anak-anak dengan kondisi medis yang
mengancam kehidupan, seperti kanker, kelainan genetik parah, atau penyakit
langka.
5.Gagal Organ Multiple: Pasien dengan gagal organ ganda atau lebih, yang
memerlukan manajemen simptomatik dan perawatan khusus.
6.Penyakit Paru Parah: Pasien dengan penyakit paru-paru parah, seperti
fibrosis paru atau hipertensi paru, yang mengalami kesulitan bernapas atau
masalah pernapasan lainnya.
7.Penyakit Kardiovaskular Parah: Pasien dengan kondisi kardiovaskular parah,
seperti gagal jantung atau penyakit arteri koroner, yang memerlukan
manajemen gejala dan dukungan.
8.Tahap Akhir Kehidupan: Pasien yang telah mencapai tahap akhir kehidupan
dan memerlukan perawatan khusus untuk menghadapi akhir hidup dengan
martabat dan kenyamanan.
9.Gejala Yang Tidak Terkontrol: Pasien dengan gejala fisik yang tidak
terkontrol, seperti nyeri kronis yang berat, mual dan muntah yang persisten,
atau sesak napas yang parah.
10.Kualitas Hidup Menurun: Pasien yang mengalami penurunan signifikan
dalam kualitas hidup akibat penyakit atau perawatan medis.

54
Tindakan Pada Palliatif Care
Tindakan dalam perawatan paliatif bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien yang menghadapi penyakit serius, kronis, atau tahap akhir, serta
membantu mereka mengatasi tantangan fisik, emosional, sosial, dan spiritual
yang terkait dengan kondisi tersebut. Berikut adalah beberapa tindakan
umum dalam perawatan paliatif:
1.Manajemen Gejala: Tindakan ini melibatkan pengelolaan gejala fisik yang
tidak nyaman, seperti nyeri, sesak napas, mual, muntah, kelelahan, dan
gangguan tidur. Ahli perawatan paliatif merancang rencana pengobatan yang
sesuai untuk mengurangi atau mengatasi gejala-gejala ini, sehingga pasien
merasa lebih nyaman.
2.Pemberian Obat: Pasien mungkin memerlukan obat-obatan untuk
mengendalikan gejala atau meredakan nyeri. Ahli perawatan paliatif memilih
obat yang tepat dan dosis yang sesuai, serta memantau efek samping dan
respons pasien terhadap obat tersebut.
3.Perawatan Luka: Pasien dengan luka kronis atau ulkus yang terkait dengan
kondisi medis mereka memerlukan perawatan khusus. Tim perawatan paliatif
dapat memberikan perawatan luka yang tepat untuk mencegah infeksi dan
mempercepat penyembuhan.
4.Perawatan Kehidupan Akhir: Tindakan ini melibatkan perencanaan dan
penyediaan perawatan yang sesuai bagi pasien pada tahap akhir hidup. Ini
dapat mencakup perawatan kenyamanan, pengendalian gejala, serta
dukungan emosional dan spiritual.
5.Manajemen Nutrisi: Pasien mungkin mengalami masalah nutrisi atau
penurunan berat badan selama kondisi penyakit. Tim perawatan paliatif
dapat merancang rencana nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan pasien dan
memberikan dukungan nutrisi yang dibutuhkan.
6.Dukungan Psikososial: Tindakan ini melibatkan dukungan emosional dan
konseling bagi pasien dan keluarga. Dukungan ini membantu mengatasi stres,
kecemasan, depresi, dan perasaan lain yang mungkin muncul akibat penyakit
serius.
7.Komunikasi Terbuka: Tim perawatan paliatif membantu memfasilitasi
komunikasi terbuka dan jujur antara pasien, keluarga, dan tim medis. Ini
mencakup berbicara tentang diagnosis, prognosis, dan opsi perawatan yang
tersedia.

55
Tindakan Pada Palliatif Care
8. Perencanaan Perawatan Akhir Hidup: Pasien dan keluarga dibantu dalam
merencanakan perawatan akhir hidup yang sesuai dengan nilai-nilai dan
keinginan pasien. Ini melibatkan keputusan tentang perawatan medis, lokasi
perawatan, dan perencanaan untuk momen terakhir.
9. Dukungan Spiritual: Tindakan ini melibatkan memberikan dukungan
spiritual sesuai dengan keyakinan dan nilai-nilai pasien. Ini dapat mencakup
konseling spiritual, doa, atau ritual yang penting bagi pasien.
10. Perawatan Keluarga: Selain merawat pasien, tim perawatan paliatif juga
memberikan dukungan dan bimbingan kepada keluarga pasien. Ini dapat
membantu keluarga mengatasi perasaan stres, kecemasan, dan perubahan
dalam dinamika keluarga.

56
Posisi Pre Op
Pada tahap pra-operasi (pre-op), pasien mungkin ditempatkan dalam
berbagai posisi tergantung pada jenis operasi yang akan dilakukan, area
tubuh yang dioperasi, serta kondisi kesehatan pasien. Posisi pre-op yang
umum meliputi:
1.Posisi Terlentang (Supine Position): Pasien berbaring dengan punggung
datar di atas meja pemeriksaan atau tempat tidur rumah sakit. Ini adalah
posisi umum untuk melakukan pemeriksaan fisik, pemberian obat pra-
operasi, dan persiapan untuk operasi.
2.Posisi Semi-Fowler: Pasien berbaring dengan kepala dan bahu sedikit
diangkat, biasanya pada sudut 15 hingga 45 derajat. Ini digunakan untuk
meningkatkan kenyamanan pernapasan, mengurangi tekanan pada area
perut, dan memfasilitasi akses ke area operasi tertentu.
3.Posisi Fowler Penuh: Pasien duduk dengan kepala dan bahu diangkat
secara signifikan, menciptakan sudut lebih dari 45 derajat. Ini dapat
digunakan untuk memfasilitasi pernapasan yang lebih baik, memfasilitasi
pemeriksaan atau tindakan pra-operasi, serta mengurangi risiko aspirasi
(masuknya cairan atau benda asing ke paru-paru).
4.Posisi Lateral (Decubitus Position): Pasien berbaring miring dengan sisi
tubuh yang akan dioperasi menghadap atas. Ini dapat digunakan untuk
operasi pada sisi tubuh tertentu atau untuk menghindari tekanan pada area
operasi.
5.Posisi Dorsal Recumbent: Pasien berbaring telentang dengan lutut ditekuk
dan kaki datar di meja pemeriksaan. Ini adalah posisi yang biasanya
digunakan untuk operasi panggul atau perut.
6.Posisi Sims: Pasien berbaring miring dengan lutut dan pinggul ditekuk
pada sisi yang berbeda. Posisi ini memberikan akses yang baik ke daerah
anus dan rektum, dan dapat digunakan untuk operasi pada area tersebut.
7.Posisi Trendelenburg: Pasien berbaring terlentang dengan kepala di
bawah dan kaki di atas. Ini digunakan untuk operasi pada panggul, pelvis,
atau abdomen bagian bawah.
8.Posisi Lithotomy: Pasien berbaring terlentang dengan kaki diangkat dan
ditekuk pada sendi panggul. Ini adalah posisi yang biasanya digunakan untuk
operasi pada daerah genital atau perineum.
9.Posisi Prone: Pasien berbaring telungkup dengan area yang akan dioperasi
menghadap bawah. Ini digunakan untuk operasi pada punggung atau bagian
belakang tubuh.

57
Posisi Pos Op
Setelah operasi (pos-op), pasien juga ditempatkan dalam berbagai posisi
tergantung pada jenis operasi yang dilakukan, area tubuh yang dioperasi, serta
kondisi medis pasien. Posisi pasien pos-op bertujuan untuk memfasilitasi
pemulihan yang baik, mencegah komplikasi, dan memastikan kenyamanan
pasien. Berikut beberapa posisi umum yang mungkin diambil oleh pasien
setelah operasi:
1.Posisi Terlentang (Supine Position): Ini adalah posisi paling umum setelah
operasi. Pasien berbaring dengan punggung datar di atas tempat tidur rumah
sakit. Posisi ini dapat digunakan setelah operasi pada berbagai area tubuh.
2.Posisi Semi-Fowler: Pasien berbaring dengan kepala dan bahu sedikit
diangkat, biasanya pada sudut 15 hingga 45 derajat. Posisi ini membantu
mencegah penumpukan cairan di paru-paru dan memfasilitasi pernapasan yang
lebih baik.
3.Posisi Fowler Penuh: Pasien duduk dengan kepala dan bahu diangkat lebih
dari 45 derajat. Posisi ini dapat membantu mencegah penumpukan cairan di
paru-paru, mengurangi tekanan pada area perut, dan memfasilitasi
pernapasan.
4.Posisi Setengah Duduk: Pasien duduk dengan posisi tubuh lebih tegak tetapi
tidak sepenuhnya renggang. Posisi ini sering digunakan untuk operasi pada
dada atau area perut.
5.Posisi Lateral (Decubitus Position): Pasien berbaring miring dengan sisi yang
tidak dioperasi menghadap atas. Posisi ini membantu mencegah tekanan pada
area operasi dan mengurangi risiko terjadinya tekanan pada kulit.
6.Posisi Dorsal Recumbent: Pasien berbaring telentang dengan lutut ditekuk
dan kaki datar di tempat tidur. Ini dapat digunakan setelah operasi panggul atau
perut.
7.Posisi Sims: Pasien berbaring miring dengan lutut dan pinggul ditekuk pada
sisi yang tidak dioperasi. Posisi ini membantu menghindari tekanan pada area
operasi dan memberikan akses yang baik ke daerah anus dan rektum.
8.Posisi Prone: Pasien berbaring telungkup dengan area yang dioperasi
menghadap bawah. Posisi ini digunakan terutama setelah operasi pada
punggung atau bagian belakang tubuh.
9.Posisi Lengan dan Kaki Terangkat: Untuk mengurangi pembengkakan atau
memfasilitasi aliran darah, lengan atau kaki pasien dapat ditinggikan.
10.Posisi Ventral atau Perut ke Bawah: Pasien berbaring tengkurap dengan
area operasi menghadap bawah. Ini bisa digunakan setelah operasi pada bagian
belakang tubuh atau panggul.

58
Pergerakan Sendi
ROM adalah indikator penting dalam menilai fleksibilitas, mobilitas, dan fungsi
sendi. Berikut adalah beberapa jenis pergerakan sendi beserta penjelasannya:
1. Fleksi: Gerakan fleksi adalah ketika sendi mengecil sudutnya. Contoh paling
umum adalah fleksi siku, ketika lengan atas ditekuk menuju lengan bawah.
2. Ekstensi: Ini adalah gerakan sebaliknya dari fleksi, di mana sendi meningkatkan
sudutnya. Contohnya adalah saat Anda meluruskan siku setelah melakukan
fleksi.
3. Abduksi: Gerakan abduksi adalah saat sendi menjauh dari sumbu tubuh.
Misalnya, mengangkat lengan ke samping dari tubuh.
4. Adduksi: Ini adalah gerakan sebaliknya dari abduksi, di mana sendi mendekat ke
sumbu tubuh. Contohnya adalah ketika Anda mengembalikan lengan ke sisi
tubuh setelah mengangkatnya.
5. Rotasi: Rotasi adalah gerakan putar pada sendi. Ada dua jenis rotasi:
Rotasi dalam: Ketika bagian tubuh berputar menuju sumbu tengah tubuh,
seperti rotasi dalam pergelangan tangan saat Anda memutar tangan Anda
ke dalam.
Rotasi luar: Ketika bagian tubuh berputar menjauh dari sumbu tengah
tubuh, seperti rotasi luar pergelangan tangan saat Anda memutar tangan
Anda ke luar.
6. Protraksi: Ini adalah gerakan saat sendi menonjol keluar dari tubuh. Contohnya
adalah saat Anda menonjolkan rahang ke depan.
7. Retraksi: Ini adalah gerakan sebaliknya dari protraksi, di mana sendi masuk
kembali ke tubuh. Misalnya, ketika Anda mengembalikan rahang setelah
mendorongnya keluar.
8. Dorsifleksi: Dorsifleksi adalah gerakan saat kaki atau tangan diangkat ke arah
atas, sehingga jari-jari atau pergelangan kaki menjauh dari lantai.
9. Plantarfleksi: Ini adalah gerakan sebaliknya dari dorsifleksi, di mana jari-jari atau
pergelangan kaki mendekat ke lantai atau mata kaki mengarah ke bawah.
10. Inversi: Inversi adalah gerakan saat mata kaki digerakkan ke dalam tubuh.
11. Eversi: Eversi adalah gerakan sebaliknya dari inversi, di mana mata kaki
digerakkan menjauh dari tubuh.
12. Pronasi: Ini adalah gerakan ketika telapak kaki atau tangan menghadap ke
bawah atau ke dalam.
13. Supinasi: Ini adalah gerakan sebaliknya dari pronasi, di mana telapak kaki atau
tangan menghadap ke atas atau ke luar.
14. Rentang gerakan ini penting dalam menjaga fungsi tubuh yang baik, mencegah
cedera, dan menilai kondisi fisik seseorang dalam konteks rehabilitasi atau
perawatan medis. Terapi fisik sering menggunakan pergerakan sendi untuk
memulihkan atau memelihara mobilitas yang optimal pada pasien mereka.

59
Discharge Planning
Discharge planning atau perencanaan pemulangan adalah proses yang penting
dalam perawatan pasien di rumah sakit atau fasilitas perawatan kesehatan. Tujuan
utamanya adalah memastikan bahwa pasien memiliki transisi yang lancar dari
perawatan inpatient (rawat inap) ke perawatan di rumah atau lingkungan lain.
Berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan atau diberikan dalam proses
discharge planning:
1.Evaluasi Kondisi Pasien:
1. Melakukan evaluasi medis terakhir untuk memastikan bahwa pasien
telah mencapai kondisi yang stabil dan siap untuk dipulangkan.
2. Mengidentifikasi masalah medis utama yang masih perlu ditangani
setelah pemulangan.
2.Pembuatan Rencana Pemulangan:
1. Menyusun rencana pemulangan yang mencakup panduan dan instruksi
bagi pasien dan keluarga tentang perawatan selanjutnya.
2. Menentukan tanggal dan waktu pemulangan yang sesuai.
3.Edukasi Pasien dan Keluarga:
1. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya tentang kondisi
medis, obat-obatan yang harus diambil, perubahan perilaku yang perlu
dilakukan, dan tanda-tanda peringatan yang harus diperhatikan.
2. Melibatkan pasien dan keluarganya dalam perencanaan pemulangan.
4.Rekam Medis dan Resep Obat:
1. Memberikan salinan rekam medis pasien dan memberikan resep obat-
obatan yang diperlukan.
2. Menjelaskan cara penggunaan obat dengan benar, termasuk dosis dan
jadwalnya.
5.Perawatan Lanjutan:
1. Merujuk pasien ke dokter atau spesialis lain yang perlu dihubungi
setelah pemulangan.
2. Merencanakan jadwal perawatan lanjutan, seperti janji temu medis
atau terapi fisik.
6.Perangkat Medis dan Alat Bantu:
1. Memastikan bahwa pasien memiliki semua perangkat medis atau alat
bantu yang diperlukan di rumah, seperti alat bantu jalan, kursi roda,
atau alat medis lainnya.
2. Memberikan instruksi tentang penggunaan dan perawatan perangkat
tersebut.

60
Discharge Planning
7. Jaringan Dukungan:
1. Mengidentifikasi sumber daya komunitas atau program dukungan yang
dapat membantu pasien dan keluarganya setelah pemulangan.
2. Memberikan informasi kontak untuk layanan darurat atau bantuan
darurat jika diperlukan.
8. Tindak Lanjut:
1. Merencanakan tindak lanjut dengan pasien untuk memastikan bahwa
mereka mengikuti rencana perawatan dengan baik.
2. Mengatur janji temu follow-up untuk evaluasi lebih lanjut jika
diperlukan.
9. Pemantauan Pasca-Pemulangan:
1. Memberikan informasi tentang tanda-tanda peringatan yang harus
diawasi pasien dan keluarga.
2. Menjelaskan cara menghubungi tim perawatan jika ada pertanyaan
atau masalah.
10. Koordinasi dengan Tim Perawatan:
1. Berkomunikasi dengan tim perawatan yang terlibat, seperti dokter,
perawat, ahli terapi, dan pekerja sosial, untuk memastikan koordinasi
perawatan yang baik.
Proses discharge planning harus dilakukan secara cermat dan rinci untuk
memastikan bahwa pasien mendapatkan perawatan yang tepat setelah pulang ke
rumah. Ini membantu meminimalkan risiko komplikasi pasca-pemulangan dan
meningkatkan peluang pemulihan yang sukses.

61
Laboratorium Normal
Berikut adalah kisaran nilai normal umum untuk beberapa parameter
darah rutin:
1.Hitung Sel Darah Merah (Red Blood Cell Count, RBC):
1. Pria: Sekitar 4.5 - 5.5 juta sel/mikroliter.
2. Wanita: Sekitar 4.0 - 5.0 juta sel/mikroliter.
2.Hitung Sel Darah Putih (White Blood Cell Count, WBC):
1. Kisaran normal umum: Sekitar 4,000 - 11,000 sel/mikroliter.
3.Kadar Hemoglobin (Hb):
1. Pria: Sekitar 13.8 - 17.2 gram/deciliter.
2. Wanita: Sekitar 12.1 - 15.1 gram/deciliter.
4.Hematokrit (Hct):
1. Pria: Sekitar 38.3% - 48.6%.
2. Wanita: Sekitar 35.5% - 44.9%.
5.Jumlah Platelet (Platelet Count):
1. Kisaran normal umum: Sekitar 150,000 - 450,000
sel/mikroliter.
6.Rasio Hitung Sel Darah Merah ke Hitung Sel Darah Putih (RBC to
WBC Ratio):
1. Kisaran normal umum: Sekitar 0.5 - 2.0.
7.Volume Sel Darah Merah Rata-rata (Mean Corpuscular Volume,
MCV):
1. Kisaran normal umum: Sekitar 80 - 100 femtoliter.
8.Konsentrasi Hemoglobin Rata-rata (Mean Corpuscular Hemoglobin
Concentration, MCHC):
1. Kisaran normal umum: Sekitar 32% - 36%.
9.Hitung Retikulosit (Reticulocyte Count):
1. Kisaran normal umum: Sekitar 0.5% - 2.0% dari sel darah
merah.

62
Laboratorium Normal
Nilai normal elektrolit darah dapat bervariasi sedikit tergantung pada
laboratorium yang melakukan pengujian. Namun, berikut adalah
kisaran nilai normal umum untuk beberapa elektrolit darah yang
penting:

1. Natrium (Na): Kisaran normal sekitar 135-145 mEq/L.


2. Kalium (K): Kisaran normal sekitar 3.5-5.0 mEq/L.
3. Klorida (Cl): Kisaran normal sekitar 95-105 mEq/L.
4. Kalsium (Ca):
1. Total kalsium: Kisaran normal sekitar 8.5-10.5 mg/dL.
2. Kalsium ionisasi: Kisaran normal sekitar 4.5-5.6 mg/dL.
5. Magnesium (Mg): Kisaran normal sekitar 1.7-2.2 mg/dL.

63
Laboratorium Normal
Hasil tes urin normal dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, dan
nilai-nilai normal dapat sedikit berbeda tergantung pada laboratorium yang
melakukan pengujian. Namun, berikut adalah beberapa parameter umum yang
digunakan untuk menilai hasil urin normal:
1. Warna Urin: Biasanya, urin berwarna kuning muda hingga kuning jernih. Warna
urin yang normal dapat bervariasi tergantung pada asupan cairan dan makanan
yang dikonsumsi.
2. Kadar Glukosa: Glukosa (gula) seharusnya tidak terdeteksi dalam urin normal.
Kehadiran glukosa dalam urin dapat menjadi tanda diabetes atau masalah
metabolik lainnya.
3. Ketone: Ketone (keton) biasanya tidak terdeteksi dalam urin normal. Kehadiran
ketone dalam urin dapat terjadi pada kondisi seperti ketoasidosis diabetik atau
diet ketogenik.
4. Protein: Konsentrasi protein dalam urin normalnya rendah dan dapat dianggap
sebagai nilai normal jika kuantitasnya dalam rentang yang sesuai.
5. Bilirubin: Bilirubin biasanya tidak terdeteksi dalam urin normal. Kehadiran
bilirubin dalam urin dapat mengindikasikan masalah hati atau masalah bilirubin
lainnya.
6. Urobilinogen: Urobilinogen hadir dalam urin normal dalam jumlah tertentu.
Kehadiran berlebihan atau kurangnya urobilinogen dalam urin dapat menjadi
petunjuk adanya masalah kesehatan.
7. Blood (Darah): Darah seharusnya tidak terdeteksi dalam urin normal. Kehadiran
darah dalam urin dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti infeksi
saluran kemih, batu ginjal, atau cedera.
8. Nitrit: Nitrit biasanya tidak terdeteksi dalam urin normal. Kehadiran nitrit dalam
urin dapat mengindikasikan infeksi saluran kemih.
9. pH: pH urin normal biasanya dalam rentang 4.6 - 8.0. Nilai pH dapat
berfluktuasi tergantung pada diet dan faktor lainnya.
10. Kadar Asam Urat: Kadar asam urat dalam urin normal tergantung pada diet dan
metabolisme individu.
11. Kristal Urat: Kristal urat dalam urin dapat ditemukan pada beberapa orang,
terutama jika mereka memiliki riwayat batu ginjal.
12. Leukosit (sel darah putih): Jumlah leukosit dalam urin seharusnya rendah.
Kehadiran leukosit dalam urin dapat menjadi tanda infeksi saluran kemih atau
masalah kesehatan lainnya.

64
Enjim Jantung
Pemeriksaan enzim jantung adalah tes darah yang digunakan untuk mengukur
kadar enzim atau biomarker yang dilepaskan ke dalam aliran darah saat terjadi
kerusakan atau cedera pada jantung. Waktu munculnya biomarker ini dalam darah
dapat bervariasi tergantung pada jenis enzim atau biomarker yang diukur. Berikut
adalah beberapa pemeriksaan enzim jantung khas dan perkiraan waktu munculnya
mereka setelah terjadinya kerusakan jantung:
1.Troponin (Troponin I dan Troponin T):
1. Waktu muncul: Troponin mulai meningkat dalam beberapa jam setelah
terjadinya kerusakan jantung, mencapai puncak dalam 12-24 jam, dan
dapat tetap tinggi selama beberapa hari.
2.CK-MB (Creatine Kinase-MB):
1. Waktu muncul: Kadar CK-MB dalam darah juga mulai meningkat dalam
beberapa jam setelah terjadinya kerusakan jantung, mencapai puncak
dalam 12-24 jam, dan biasanya kembali normal dalam 48-72 jam.
3.LDH (Lactate Dehydrogenase):
1. Waktu muncul: LDH dapat meningkat setelah serangan jantung, tetapi
waktu munculnya dalam darah mungkin lebih lambat daripada troponin
dan CK-MB.
4.Myoglobin:
1. Waktu muncul: Myoglobin adalah biomarker yang lebih cepat muncul
dalam darah setelah terjadinya kerusakan jantung, mulai meningkat
dalam beberapa jam, mencapai puncak lebih cepat daripada troponin
atau CK-MB, dan kembali normal dalam waktu lebih singkat.
5.B-type Natriuretic Peptide (BNP) dan NT-proBNP:
1. Waktu muncul: Kadar BNP dan NT-proBNP dalam darah dapat
meningkat dalam beberapa jam hingga hari setelah kejadian yang
memengaruhi fungsi jantung, seperti gagal jantung.
6.Enzim Kreatinin Kinase (CK):
1. Waktu muncul: Kadar CK dalam darah dapat mulai meningkat dalam
beberapa jam setelah terjadinya kerusakan jantung, mencapai puncak
dalam 18-24 jam, dan biasanya kembali normal dalam beberapa hari.
Perkiraan waktu munculnya biomarker ini dapat bervariasi dari individu ke individu
dan tergantung pada sejauh mana kerusakan jantung dan jenis serangan yang
terjadi. Dalam diagnosis serangan jantung, troponin adalah biomarker paling
penting dan spesifik, dengan peningkatan yang signifikan setelah kerusakan
jantung.

65
Pemeriksaan Jantung
1. Elektrokardiogram (EKG atau ECG): Pemeriksaan ini merekam aktivitas listrik
jantung dan dapat membantu mendeteksi aritmia (gangguan irama jantung)
dan masalah lain dalam fungsi jantung.
2. Echocardiogram (Eko-kardiogram): Ini adalah tes ultrasonografi yang
menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar jantung.
Echocardiogram digunakan untuk menilai struktur dan fungsi jantung, termasuk
pengukuran volume pompa jantung (fraksi ejeksi) dan deteksi kelainan katup.
3. Tes Latihan atau Tes Stres (Stress Test): Tes ini biasanya dilakukan dengan
berjalan di atas treadmill atau menggunakan obat-obatan yang merangsang
jantung. Ini digunakan untuk menguji respons jantung terhadap stres fisik dan
untuk mendeteksi gangguan aliran darah ke jantung (ischemia).
4. Pemeriksaan Darah (Blood Tests): Pemeriksaan darah dapat digunakan untuk
mengukur kadar lipid (kolesterol), enzim jantung (misalnya, troponin), dan
biomarker lain yang dapat mengindikasikan kerusakan jantung.
5. Kardiografi Sintigrafik (Nuclear Cardiology): Pemeriksaan ini melibatkan injeksi
bahan radioaktif ke dalam aliran darah dan pencitraan jantung menggunakan
kamera gamma. Ini digunakan untuk mengevaluasi aliran darah ke jantung dan
deteksi masalah sirkulasi.
6. Angiografi Koroner (Coronary Angiography): Ini adalah prosedur invasif yang
melibatkan penyisipan kateter ke dalam arteri koroner dan injeksi kontras untuk
membuat gambar arteri koroner. Ini digunakan untuk mengevaluasi
penyempitan atau sumbatan arteri koroner.
7. Pemeriksaan Jantung Magnetic Resonance Imaging (MRI): MRI jantung
menghasilkan gambar jantung dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang radio. Ini dapat membantu dalam penilaian struktur jantung dan
aliran darah.
8. Pemeriksaan Jantung Computed Tomography (CT): CT jantung menggunakan
sinar-X untuk membuat gambar jantung. Ini digunakan untuk mengevaluasi
arteri koroner, katup jantung, dan struktur jantung lainnya.
9. Pemeriksaan Monitor Holter (Holter Monitor): Ini adalah perekam
elektrokardiogram portabel yang dapat dipakai pasien selama beberapa hari
untuk mendeteksi aritmia atau gangguan irama jantung yang mungkin tidak
terdeteksi dalam pemeriksaan singkat.
10. Pemeriksaan Elektrofisiologi Jantung (EP Study): Ini adalah prosedur invasif
yang melibatkan penyisipan elektroda ke dalam jantung untuk memeriksa arus
listrik dan memandu penanganan aritmia.

66
Cerebro Spinal
Cairan cerebrospinal (CSF) adalah cairan yang melapisi otak dan sumsum tulang
belakang, dan dapat diperiksa melalui prosedur yang disebut lumbar puncture (LP)
atau pungsi lumbal. Hasil cairan cerebrospinal dapat memberikan petunjuk penting
tentang jenis infeksi yang mungkin ada, apakah itu disebabkan oleh virus atau
bakteri. Berikut adalah beberapa perbedaan umum dalam hasil cairan
cerebrospinal yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri:
Infeksi Virus:
1. Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit): Pada infeksi virus, biasanya jumlah sel darah
putih (leukosit) dalam cairan cerebrospinal biasanya sedikit meningkat, tetapi
tidak sebanyak pada infeksi bakteri. Jumlahnya mungkin tetap dalam kisaran
normal atau hanya sedikit di atas batas normal.
2. Kadar Protein: Kadar protein dalam cairan cerebrospinal biasanya sedikit
meningkat pada infeksi virus, tetapi juga tidak mencapai tingkat yang tinggi
seperti pada infeksi bakteri.
3. Glukosa: Kadar glukosa dalam cairan cerebrospinal biasanya tetap normal pada
infeksi virus atau hanya sedikit menurun.
4. Kultur Bakteri Negatif: Pada infeksi virus, kultur bakteri dari cairan
cerebrospinal biasanya negatif, artinya tidak ada pertumbuhan bakteri yang
terdeteksi dalam kultur.

Infeksi Bakteri:
1. Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit): Infeksi bakteri cenderung menyebabkan
peningkatan yang signifikan dalam jumlah sel darah putih (leukosit) dalam
cairan cerebrospinal. Ini disebut pleositosis, dan jumlahnya bisa sangat tinggi.
2. Kadar Protein: Pada infeksi bakteri, kadar protein dalam cairan cerebrospinal
biasanya meningkat secara signifikan dan melebihi batas normal.
3. Glukosa: Infeksi bakteri dapat menyebabkan penurunan kadar glukosa dalam
cairan cerebrospinal. Glukosa yang rendah dalam CSF adalah tanda khas infeksi
bakteri.
4. Kultur Bakteri Positif: Pada infeksi bakteri, kultur bakteri dari cairan
cerebrospinal biasanya positif, artinya bakteri dapat tumbuh dan diidentifikasi
dalam kultur.

67
Informed Consent
9. Keikutsertaan dalam Penelitian: Jika prosedur atau pengobatan adalah
bagian dari penelitian klinis, pasien harus diberi tahu tentang status
penelitian tersebut, hak-hak mereka sebagai subjek penelitian, dan bahwa
mereka memiliki pilihan untuk tidak berpartisipasi.
10. Kontak Darurat: Informasi tentang bagaimana dan kepada siapa pasien
harus menghubungi dalam situasi darurat atau jika mereka mengalami
komplikasi pasca-prosedur juga harus diberikan.
11. Tanda Tangan: Pasien harus memberikan persetujuan tertulis dengan
menandatangani formulir informed consent setelah mereka merasa puas
dengan pemahaman mereka dan telah memiliki kesempatan untuk bertanya
tentang informasi yang diberikan.
Informasi yang diberikan dalam informed consent sangat penting untuk
memastikan bahwa pasien dapat membuat keputusan medis yang
berdasarkan pemahaman penuh tentang prosedur atau pengobatan yang
akan mereka jalani serta risiko dan manfaat yang terkait. Dokter dan tim
medis harus bersedia untuk menjawab pertanyaan pasien dan memberikan
informasi tambahan jika diperlukan untuk memastikan pemahaman pasien
yang memadai.

68
Gula Darah
Nilai gula darah normal dan abnormal dapat bervariasi tergantung pada
konteks, termasuk apakah pengukuran dilakukan dalam kondisi puasa
atau tidak puasa. Di bawah ini adalah kisaran umum untuk gula darah
dalam berbagai kondisi:
Nilai Normal Gula Darah Fasting (Puasa):
Fasting (Puasa) Normal: Biasanya antara 70 mg/dL (3.9 mmol/L) hingga
100 mg/dL (5.6 mmol/L).
Nilai Normal Gula Darah Postprandial (Setelah Makan):
Setelah Makan Normal: Biasanya kurang dari 140 mg/dL (7.8 mmol/L) 2
jam setelah makan.
Nilai Abnormal Gula Darah Fasting (Puasa):
•Hipoglikemia (Gula Darah Rendah): Kurang dari 70 mg/dL (3.9 mmol/L).
•Pre-diabetes (Gula Darah Pra-diabetes): Antara 100 mg/dL (5.6 mmol/L)
hingga 125 mg/dL (6.9 mmol/L).
•Diabetes (Gula Darah Tinggi): 126 mg/dL (7 mmol/L) atau lebih tinggi
pada dua tes yang berbeda.
Nilai Abnormal Gula Darah Postprandial (Setelah Makan):
•Hiperglikemia Postprandial: Lebih dari 140 mg/dL (7.8 mmol/L) 2 jam
setelah makan.
Nilai-nilai ini dapat bervariasi sedikit tergantung pada panduan medis
yang digunakan dan laboratorium yang melakukan pengukuran. Penting
untuk diingat bahwa setiap individu dapat memiliki sedikit variasi dalam
nilai gula darah mereka, dan diagnosis diabetes harus dibuat oleh
profesional kesehatan berdasarkan serangkaian tes yang komprehensif.
Ketika gula darah terus-menerus di luar kisaran normal, baik di atas
maupun di bawah kisaran tersebut, itu dapat menjadi tanda kondisi
medis yang perlu ditangani. Diabetes mellitus, baik tipe 1 maupun tipe
2, adalah salah satu kondisi yang paling umum terkait dengan masalah
gula darah yang kronis.

69
Pemeriksaan TB
Pemeriksaan khas untuk tuberkulosis (TBC) melibatkan serangkaian tes dan prosedur
medis yang digunakan untuk mendeteksi, mendiagnosis, dan mengikuti
perkembangan penyakit TBC. Berikut adalah beberapa pemeriksaan khas yang
digunakan dalam penilaian TBC:
1.Pemeriksaan Fisik: Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap untuk
mencari tanda-tanda fisik yang mengindikasikan infeksi TBC, seperti pembengkakan
kelenjar getah bening, perubahan suara pernapasan, atau tanda-tanda penyakit
lainnya.
2.Pemeriksaan Sinar-X Dada (Chest X-ray): Rontgen dada adalah salah satu
pemeriksaan utama untuk melihat adanya gambaran radiologis yang khas dari infeksi
TBC, seperti lesi atau kavitas di paru-paru.
3.Uji Tuberculin (Mantoux Test atau Tes Kulit TB): Tes kulit TB dilakukan dengan
menyuntikkan antigen TB (tuberculin) di bawah kulit dan kemudian mengukur reaksi
alergi kulit setelah 48-72 jam. Positifnya tes ini menunjukkan paparan sebelumnya
terhadap bakteri TBC.
4.Uji Darah untuk Antibodi TB (TB Antibody Blood Test): Tes darah dapat digunakan
untuk mendeteksi antibodi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai
respons terhadap infeksi TBC. Namun, ini bukan tes diagnostik utama dan seringkali
tidak spesifik.
5.Uji Sputum (Batuk Dalam Wadah): Pasien diminta untuk mengumpulkan dahak
dari paru-paru dan kemudian dahak tersebut dianalisis di laboratorium untuk
mendeteksi bakteri TBC. Ini adalah metode diagnostik utama untuk TBC paru-paru.
6.Biopsi Jaringan: Dalam beberapa kasus, biopsi jaringan dapat dilakukan jika
terdapat lesi atau kavitas di paru-paru atau organ lain yang mencurigakan. Ini
melibatkan pengambilan sampel jaringan untuk pemeriksaan mikroskopis.
7.Uji Teknologi Molekuler (Molecular Tests): Teknologi molekuler seperti PCR
(Polymerase Chain Reaction) dapat digunakan untuk mendeteksi DNA TBC dalam
sampel dahak atau cairan tubuh lainnya dengan lebih cepat dan akurat.
8.Pemeriksaan Kultur: Kultur bakteri TBC dari sampel dahak atau cairan tubuh
lainnya dapat memastikan diagnosis TBC dan membantu menentukan sensitivitas
antibiotik.
9.Uji Radiologi Lainnya: Selain sinar-X, CT scan atau bronkoskopi (melihat langsung
ke dalam saluran pernapasan) dapat digunakan dalam kasus-kasus yang lebih
kompleks atau jika diperlukan.

70
Pemeriksaan DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Pemeriksaan khas untuk DBD
melibatkan serangkaian tes dan evaluasi medis yang bertujuan untuk mendeteksi
dan mengelola infeksi virus dengue. Berikut adalah beberapa pemeriksaan khas yang
dilakukan dalam penilaian DBD:
1. Pemeriksaan Fisik: Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap untuk
mencari tanda-tanda dan gejala DBD, seperti demam tinggi, nyeri otot dan sendi,
ruam, perdarahan ringan, pembesaran hati, dan pembesaran limpa. Pemeriksaan
ini membantu dalam penilaian awal dan pemantauan perkembangan penyakit.
2. Pemeriksaan Darah: Beberapa jenis pemeriksaan darah dapat membantu dalam
diagnosis DBD dan pemantauan. Pemeriksaan ini termasuk:
a. Hitung Darah Lengkap (Hemoglobin, Hematokrit, Jumlah Trombosit):
DBD sering menyebabkan penurunan jumlah trombosit
(trombositopenia) dan penurunan hematokrit (hemoconcentration).
b. Uji Serologi (IgM dan IgG): Tes darah untuk mendeteksi antibodi IgM
dan IgG terhadap virus dengue. Kadar IgM yang tinggi biasanya
menunjukkan infeksi aktif, sementara IgG menunjukkan paparan
sebelumnya.
c. Uji NS1 (Antigen Non-Struktural 1): Tes ini mendeteksi keberadaan
antigen NS1 virus dengue dalam darah, yang biasanya positif selama fase
awal infeksi.
3. Uji Diagnostik Tambahan: Dalam beberapa kasus, pemeriksaan seperti tes fungsi
hati, tes koagulasi (untuk memeriksa kemampuan pembekuan darah), dan tes
urin dapat dilakukan untuk menilai kerusakan organ dan komplikasi terkait DBD.
4. Pemantauan Tanda-Tanda Perdarahan: Karena DBD dapat menyebabkan
perdarahan, pemantauan tanda-tanda perdarahan seperti perdarahan hidung,
gusi, atau kulit sangat penting. Pemeriksaan reguler hematoma, petekie (bintik
merah kecil pada kulit), dan tanda-tanda perdarahan lainnya juga diperlukan.
5. Pemantauan Tanda Vital: Monitoring tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh,
dan tingkat kesadaran pasien penting untuk memantau perkembangan penyakit
dan melacak gejala yang memburuk.
6. Pemeriksaan Imaging: Dalam beberapa kasus, pemeriksaan pencitraan seperti
ultrasonografi perut dapat digunakan untuk memeriksa organ dalam dan melihat
tanda-tanda pembesaran hati atau limpa.

71
Keperawatan Jiwa

72
Tahap Berduka
Tahap-tahap berduka menurut Elisabeth Kübler-Ross adalah konsep yang
menggambarkan perjalanan emosional yang umum dialami oleh individu
yang menghadapi kematian atau kehilangan yang signifikan. Teori ini dikenal
dengan "Model Lima Tahap" atau "Model Kubler-Ross" dan telah menjadi
dasar dalam pemahaman tentang reaksi manusia terhadap berita atau
pengalaman kehilangan. Berikut adalah lima tahap berduka menurut model
ini:
1.Tahap Penyangkalan (Denial): Pada tahap ini, individu cenderung merasa
tidak percaya atau menyangkal kenyataan dari berita atau situasi yang
mengakibatkan kehilangan. Penyangkalan adalah cara otak untuk mengatasi
stres yang parah dan sering digunakan sebagai mekanisme pertahanan awal
untuk melindungi diri dari perasaan yang terlalu berat.
2.Tahap Kemarahan (Anger): Setelah penyangkalan mulai mereda, perasaan
marah dan ketidakpuasan sering muncul. Individu dapat merasa marah pada
diri sendiri, orang lain, atau bahkan pada kondisi yang menyebabkan
kehilangan. Marah adalah respons emosional terhadap realitas yang tidak
dapat dihindari.
3.Tahap Tawar-Menawar (Bargaining): Dalam tahap ini, individu mencoba
untuk bernegosiasi dengan kekuatan yang lebih tinggi atau mencari cara
untuk menghindari atau memperpanjang kenyataan kehilangan. Mereka
mungkin merasa bersalah atau mencoba untuk mencari kesepakatan dengan
keyakinan atau Tuhan untuk mengembalikan apa yang telah hilang.
4.Tahap Depresi (Depression): Depresi dalam konteks ini tidak hanya
mengacu pada depresi klinis, tetapi juga menggambarkan perasaan sedih,
kekosongan, dan kehilangan minat. Individu mungkin merasa sedih karena
menyadari dampak kehilangan, serta merasa putus asa atau tidak berdaya
menghadapi perubahan ini.
5.Tahap Penerimaan (Acceptance): Pada tahap akhir, individu mulai
menerima kenyataan kehilangan dan mencari cara untuk menghadapinya.
Penerimaan tidak berarti kegembiraan atau kebahagiaan, tetapi lebih
merujuk pada mencapai titik di mana individu mampu mengatasi perasaan
dan situasi tersebut.

73
TAK
1. TAK
a. RPK/PK : TAK PERSEPSI SENSORI = 5 SESI
• Sesi 1 = mengenal perilaku kekerasan
• Sesi 2 = mencegah perilaku kekerasan dengan cara fisik
• Sesi 3 = mencegah perilaku kekerasan dengan cara minum obat
• Sesi 4 = mencegah perilaku kekerasan dengan cara asertif
• Sesi 5 = mencegah perilaku kekerasan dengan cara ibadah
a. WAHAM : TAK PERSEPSI REALITA = 3 SESI
• Sesi 1 = pengenalan orang
• Sesi 2 = pengenalan tempat
• Sesi 3 = pengenalan waktu

a. HALUSINASI : TAK PERSEPSI SENSORI = 5 SESI


• Sesi 1 = mengenal halusinasi
• Sesi 2 = mengontrol halusinasi dengan menghardik
• Sesi 3 = mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
• Sesi 4 = mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
orang lain
• Sesi 5 = mengontrol halusinasi dengan minum obat

a. ISOS : TAK SOSIALISASI = 7 SESI


• Sesi 1 = kemampuan memperkenalkan diri
• Sesi 2 = kemampuan berkenalan
• Sesi 3 = kemampuan bercakap-cakap
• Sesi 4 = kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
• Sesi 5 = kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
• Sesi 6 = kemampuan bekerjasama
Sesi 7 = evaluasi kemampuan sosialisasi

74
Keperawatan Medikal
Bedah

75
Ca Mamae
Pemeriksaan kanker payudara, atau biasa disebut sebagai pemeriksaan kanker
payudara atau payudara, adalah serangkaian langkah dan prosedur yang
dilakukan untuk mendeteksi dini adanya perubahan atau tanda-tanda kanker
payudara. Deteksi dini kanker payudara memiliki peran penting dalam
meningkatkan peluang kesembuhan dan pengobatan yang efektif. Berikut adalah
beberapa metode pemeriksaan kanker payudara yang umum dilakukan:
1.Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI): Ini adalah langkah pertama yang
dapat dilakukan oleh setiap wanita secara mandiri. SADARI melibatkan perasaan
payudara secara rutin untuk mencari benjolan, perubahan tekstur kulit, atau
perubahan lainnya. Jika Anda menemukan sesuatu yang mencurigakan, segera
konsultasikan dengan dokter.
2.Mammografi: Mammografi adalah pemeriksaan sinar-X khusus yang
digunakan untuk mendeteksi perubahan atau benjolan yang tidak terasa pada
payudara. Ini adalah salah satu alat yang paling efektif untuk deteksi dini kanker
payudara, dan disarankan sebagai pemeriksaan rutin untuk wanita tertentu,
terutama yang berusia di atas 40 tahun.
3.Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter: Dokter dapat melakukan
pemeriksaan fisik pada payudara Anda selama kunjungan rutin. Ini mencakup
pemeriksaan manual payudara dan ketiak untuk mencari tanda-tanda
perubahan.
4.Ultrasonografi Payudara: Ultrasonografi menggunakan gelombang suara
untuk menciptakan gambar dari dalam payudara. Ini dapat membantu
mendeteksi perubahan pada payudara yang mungkin tidak terlihat pada
mammografi.
5.Biopsi: Jika ada area yang mencurigakan dalam hasil pemeriksaan lain, dokter
dapat melakukan biopsi. Ini melibatkan pengambilan sampel jaringan dari
payudara untuk dianalisis di laboratorium guna menentukan apakah perubahan
tersebut bersifat kanker atau bukan.
6.MRI Payudara: Resonansi Magnetik (MRI) payudara kadang-kadang digunakan
bersama dengan mammografi, terutama pada wanita dengan risiko tinggi untuk
kanker payudara.
Penting untuk diingat bahwa bukan semua wanita memerlukan semua jenis
pemeriksaan ini. Jenis pemeriksaan yang disarankan dapat berbeda berdasarkan
faktor-faktor seperti usia, riwayat keluarga, dan faktor risiko individu lainnya.
Konsultasikan dengan dokter Anda untuk menentukan rencana pemeriksaan
yang paling sesuai untuk situasi Anda. Selain itu, perhatikan perubahan pada
payudara Anda sendiri dan segera konsultasikan dengan dokter jika Anda merasa
ada yang tidak normal. Deteksi dini adalah kunci untuk pengobatan yang lebih
baik.

76
HIV AIDS
Pemeriksaan HIV/AIDS adalah serangkaian tes yang digunakan untuk
mendeteksi infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan mengukur
tingkat keparahan penyakit HIV/AIDS. Diagnosa dini HIV adalah langkah
penting untuk pengobatan yang lebih baik dan untuk mencegah penularan
virus ke orang lain. Berikut adalah beberapa jenis pemeriksaan HIV/AIDS yang
umum dilakukan:
1.Tes HIV Antigen-Antibodi (Tes 4th Generation): Tes ini adalah salah satu
yang paling umum digunakan untuk mendeteksi HIV. Ini mengukur keberadaan
antigen p24 (bagian dari virus) dan antibodi terhadap HIV dalam darah. Tes ini
dapat memberikan hasil yang akurat dalam waktu singkat, seringkali dalam
beberapa minggu setelah terpapar HIV.
2.Tes HIV Antibodi (Tes 3rd Generation): Tes ini mendeteksi antibodi yang
diproduksi oleh tubuh sebagai respons terhadap HIV. Namun, tes ini mungkin
memerlukan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan untuk
menghasilkan hasil yang akurat setelah terpapar HIV.
3.Tes RNA HIV: Tes RNA HIV adalah tes molekuler yang mendeteksi materi
genetik (RNA) dari virus HIV dalam darah. Ini adalah salah satu tes yang paling
sensitif dan dapat mendeteksi infeksi dalam waktu singkat setelah terpapar
HIV.
4.Tes Konfirmasi: Jika hasil tes awal positif, biasanya akan dilakukan tes
konfirmasi, seperti Western blot atau tes imunoblot, untuk memastikan
diagnosis HIV yang akurat.
5.Pemeriksaan Kadar CD4: Kadar sel CD4 dalam darah merupakan indikator
penting dari seberapa baik sistem kekebalan tubuh berfungsi. Kadar CD4 yang
rendah dapat mengindikasikan tingkat keparahan infeksi HIV.
6.Pemeriksaan Viral Load: Pemeriksaan viral load mengukur jumlah virus HIV
dalam darah. Ini penting untuk memantau respons terhadap pengobatan
antiretroviral (ART) dan untuk menentukan tingkat penularan virus.
7.Tes Penyakit Menular Seksual (PMS) Lainnya: Selain tes HIV, seringkali
disarankan untuk melakukan tes penyakit menular seksual (seperti sifilis,
gonore, dan klamidia) karena infeksi HIV dapat meningkatkan risiko terinfeksi
penyakit lain atau menularkannya kepada orang lain.

77
TBC
Pemeriksaan TBC (Tuberkulosis) dilakukan untuk mendeteksi infeksi atau adanya
bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang menyebabkan penyakit TBC. Deteksi
dini dan pengobatan awal sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit
dan mengurangi risiko komplikasi. Berikut adalah beberapa pemeriksaan TBC
yang umum dilakukan:
1.Pemeriksaan Sputum: Ini adalah metode pemeriksaan TBC yang paling umum.
Pasien diminta untuk mengeluarkan dahak dari dalam paru-paru dan dahak
tersebut dianalisis untuk mendeteksi adanya bakteri TBC. Pemeriksaan sputum
sering dilakukan secara berturut-turut selama beberapa hari untuk
meningkatkan akurasi diagnosis.
2.Tes Tuberkulin (PPD): Tes ini juga dikenal sebagai tes Mantoux. Sejumlah kecil
protein yang berasal dari bakteri TBC disuntikkan ke dalam kulit pada lengan
bawah. Dokter akan memeriksa reaksi kulit setelah beberapa hari. Jika terdapat
benjolan atau kemerahan di area tersebut, ini bisa mengindikasikan paparan
sebelumnya terhadap bakteri TBC. Namun, tes ini tidak dapat membedakan
antara infeksi aktif dan infeksi yang sudah sembuh.
3.Pemeriksaan Darah (IGRA - Interferon-Gamma Release Assay): Tes darah ini
mendeteksi reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein dari bakteri TBC.
IGRA lebih spesifik daripada tes tuberkulin dan dapat memberikan informasi
lebih akurat tentang paparan TBC.
4.Pemeriksaan Foto Rontgen Dada: Pemeriksaan sinar-X dada sering digunakan
untuk melihat adanya perubahan pada paru-paru yang dapat menjadi tanda
infeksi TBC. Ini digunakan bersama dengan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
sputum.
5.Biopsi Jaringan: Jika hasil pemeriksaan sputum atau foto rontgen
mencurigakan, dokter mungkin akan melakukan biopsi jaringan untuk
mengambil sampel jaringan dari paru-paru atau organ lain yang terinfeksi untuk
dianalisis lebih lanjut.
6.Tes PCR (Polymerase Chain Reaction): Tes PCR mendeteksi DNA bakteri TBC
dalam sampel darah, dahak, atau cairan tubuh lainnya. Ini adalah tes yang sangat
spesifik dan cepat.
7.Tes Radiografi Toraks Digital (Digital Chest X-ray): Ini adalah versi digital dari
foto rontgen dada konvensional. Ini dapat memberikan gambar yang lebih tajam
dan memungkinkan dokter untuk memeriksa perubahan pada paru-paru dengan
lebih detail.
8.Tes Sputum Cairan Tahan Asam (Acid-Fast Bacilli Staining): Tes ini melibatkan
pewarnaan dahak dengan zat yang akan menonjolkan bakteri TBC jika ada dalam
sampel dahak.

78
Jantung
Pemeriksaan jantung adalah serangkaian tes medis yang dilakukan untuk
mengevaluasi kesehatan dan fungsi jantung. Tujuan pemeriksaan ini adalah
untuk mendeteksi gangguan atau penyakit jantung, seperti penyakit jantung
koroner, gagal jantung, aritmia, atau masalah katup jantung. Berikut adalah
beberapa pemeriksaan jantung yang umum dilakukan:
1.Elektrokardiogram (EKG atau ECG): Ini adalah tes yang merekam aktivitas
listrik jantung. Electrode dipasang pada kulit yang melekat pada kabel yang
terhubung ke mesin EKG. Tes ini dapat mendeteksi aritmia, penyakit jantung
koroner, dan masalah lain dalam aktivitas listrik jantung.
2.Echocardiogram: Ini adalah tes ultrasonografi yang menggunakan gelombang
suara untuk membuat gambar jantung dalam gerakan. Echocardiogram dapat
digunakan untuk menilai struktur jantung, fungsi katup, kontraksi otot jantung,
dan aliran darah.
3.Tes Treadmill (Tes Jantung dengan Latihan): Selama tes treadmill, pasien
berjalan atau berlari pada treadmill sambil aktivitas jantungnya dimonitor. Ini
adalah cara untuk mengukur respons jantung terhadap latihan fisik dan dapat
digunakan untuk mengevaluasi potensi penyakit jantung koroner.
4.Monitor Holter: Ini adalah alat pemantauan yang dipakai selama periode
waktu yang lebih lama (biasanya 24 hingga 48 jam) untuk merekam aktivitas
jantung sepanjang hari. Ini membantu dalam mendeteksi aritmia atau masalah
jantung yang mungkin tidak terlihat selama tes singkat.
5.Tes Penyinaran Nuklir: Tes ini melibatkan pemberian zat radioaktif ke dalam
pembuluh darah untuk menilai aliran darah ke jantung. Ini sering digunakan
untuk mengevaluasi penyakit jantung koroner.
6.Tomografi Komputer (CT) atau Tomografi Resonansi Magnetik (MRI): Tes ini
menggunakan gambar berbasis komputer atau resonansi magnetik untuk
menghasilkan gambar detil dari jantung dan pembuluh darah, membantu dalam
mengevaluasi struktur dan fungsi jantung.
7.Tes Kateterisasi Jantung: Ini adalah prosedur invasif di mana kateter
dimasukkan melalui pembuluh darah menuju jantung. Ini memungkinkan dokter
untuk mengukur tekanan dalam jantung, mengambil sampel jaringan, dan
melakukan prosedur pengobatan jika diperlukan.
8.Pemeriksaan Fisik Jantung: Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara
umum dengan mendengarkan jantung pasien dengan stetoskop. Ini dapat
memberikan informasi awal tentang kemungkinan masalah jantung.
9.Tes Darah: Pemeriksaan darah dapat digunakan untuk mengukur kadar
kolesterol, trigliserida, gula darah, dan biomarker lain yang berkaitan dengan
risiko penyakit jantung.

79
Informed Consent
Informed consent adalah proses dimana seorang pasien memberikan
persetujuan tertulis secara sukarela dan penuh pemahaman atas suatu
prosedur medis, pengobatan, atau intervensi setelah menerima informasi
yang cukup tentang risiko, manfaat, alternatif, dan konsekuensi yang terkait.
Dokumen informed consent berisi informasi yang penting untuk memastikan
pasien memiliki pemahaman yang memadai sebelum mereka memberikan
persetujuan. Informasi yang harus diberikan dalam informed consent
termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
1.Deskripsi Prosedur atau Pengobatan: Dokumen informed consent harus
menjelaskan secara rinci prosedur atau pengobatan yang akan dilakukan. Ini
termasuk langkah-langkah yang akan diambil, jenis anestesi yang akan
digunakan (jika berlaku), dan detail prosedur lainnya.
2.Manfaat: Pasien harus diberi tahu tentang manfaat yang diharapkan dari
prosedur atau pengobatan tersebut. Ini mencakup tujuan dari prosedur
tersebut, perbaikan yang diharapkan dalam kondisi kesehatan, atau hasil yang
diinginkan.
3.Risiko: Informasi tentang risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi harus
disampaikan dengan jelas. Ini melibatkan risiko umum dan risiko langka, serta
potensi komplikasi serius. Risiko juga harus disesuaikan dengan kondisi
kesehatan individu pasien.
4.Alternatif: Pasien harus diberi tahu tentang alternatif lain yang mungkin
tersedia untuk kondisi atau masalah kesehatan mereka, termasuk risiko dan
manfaat yang terkait dengan alternatif tersebut.
5.Konsekuensi Tidak Mengikuti Prosedur: Dokumen informed consent juga
harus mencantumkan konsekuensi jika pasien memutuskan untuk tidak
menjalani prosedur atau pengobatan yang direkomendasikan, termasuk
potensi perkembangan penyakit atau kondisi yang lebih buruk.
6.Hak Menarik Kembali Persetujuan: Pasien harus diberitahu bahwa mereka
memiliki hak untuk menarik persetujuan mereka kapan saja sebelum atau
selama prosedur, dan implikasi dari penarikan tersebut.
7.Pilihan Tidak Menjalani Prosedur: Pasien juga harus diberitahu bahwa
mereka memiliki hak untuk tidak menjalani prosedur atau pengobatan
tertentu jika mereka tidak ingin melakukannya.
8.Informasi tentang Anestesi: Jika anestesi digunakan, pasien harus diberi
tahu tentang jenis anestesi yang akan digunakan, risiko yang terkait
dengannya, dan instruksi tentang berpuasa sebelumnya.

80
Decubitus
Kedalaman decubitus merujuk pada tingkat atau derajat kedalaman luka
dekubitus, juga dikenal sebagai "luka tekan" atau "ulser dekubitus." Luka
dekubitus adalah kerusakan pada kulit dan jaringan di bawahnya yang terjadi
ketika tekanan berlebihan diterapkan pada satu area tubuh untuk waktu
yang lama. Luka dekubitus umumnya terbentuk di area tubuh yang terletak
di atas tulang, seperti tumit, siku, tulang belakang bagian bawah, atau area
lain yang terpapar tekanan konstan saat seseorang berbaring atau duduk
untuk waktu yang lama.
Kedalaman luka dekubitus digambarkan dalam beberapa tingkatan, yang
sering disebut sebagai "Tingkat" atau "Tahap" decubitus. Terdapat empat
tingkat utama yang digunakan untuk mengklasifikasikan luka dekubitus:
1.Tingkat I (Tahap I): Ini adalah tahap awal dari luka dekubitus. Kulit biasanya
merah atau teriritasi dan mungkin terasa lebih hangat atau dingin
dibandingkan dengan kulit di sekitarnya. Kedalaman luka biasanya terbatas
pada epidermis (lapisan paling luar kulit) dan tidak melibatkan jaringan di
bawahnya.
2.Tingkat II (Tahap II): Pada tahap ini, luka dekubitus melibatkan kedalaman
lebih besar, mencapai dermis (lapisan kulit di bawah epidermis). Luka dapat
tampak seperti lecet atau melepuh, dan seringkali berair. Kulit di sekitar luka
mungkin menjadi merah dan meradang.
3.Tingkat III (Tahap III): Pada tahap ini, luka dekubitus mencapai lapisan
jaringan di bawah kulit yang lebih dalam, yang disebut subkutan. Luka akan
terlihat sebagai kerusakan yang lebih dalam dan dapat mengekspos lapisan
lemak di bawah kulit.
4.Tingkat IV (Tahap IV): Ini adalah tahap yang paling dalam dan parah dari
luka dekubitus. Luka mencapai lapisan jaringan otot, tulang, atau tendon.
Kondisi ini bisa sangat serius dan memerlukan perawatan medis yang
intensif.
Selain keempat tingkatan utama ini, ada juga "Tingkat Tahap" decubitus yang
lebih tinggi, seperti "Tingkat V" yang digunakan untuk menggambarkan luka
yang sangat dalam dan parah dengan komplikasi yang signifikan.

81
Flebitis
Plebitis adalah peradangan pada pembuluh darah superfisial (vena) yang
biasanya terlihat dan terasa di permukaan kulit. Ini biasanya terjadi pada vena
di lengan atau kaki. Tanda dan gejala plebitis bisa bervariasi tergantung pada
seberapa parah peradangan vena tersebut, tetapi gejala umum plebitis
termasuk:
1.Kemerahan: Kulit di sekitar vena yang terkena plebitis dapat menjadi merah
dan terasa hangat saat disentuh.
2.Pembengkakan: Pembengkakan lokal dapat terjadi di sekitar vena yang
terkena.
3.Nyeri atau Rasa Sakit: Nyeri atau rasa sakit dapat terjadi di sepanjang vena
yang terkena plebitis. Nyeri ini dapat berkisar dari ringan hingga parah.
4.Panas: Kulit di sekitar vena yang terkena plebitis mungkin terasa panas.
5.Perasaan Gatal: Beberapa orang mungkin mengalami perasaan gatal di area
yang terkena.
6.Pembengkakan dan Endapan: Kadang-kadang, pembengkakan dan endapan
keras atau berkerak (trombus atau bekuan darah) dapat terbentuk di dalam
vena yang terkena plebitis. Ini dapat terjadi jika peradangan menyebabkan
darah menggumpal.
7.Larangan Penggunaan Vena: Kadang-kadang, vena yang terkena plebitis
tidak dapat digunakan untuk penyuntikan atau intravena.
Plebitis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, cedera fisik
pada vena, infus intravena, peradangan, atau faktor risiko lainnya. Jika Anda
mengalami gejala yang mengindikasikan plebitis, sangat penting untuk
berkonsultasi dengan profesional medis. Dokter akan melakukan pemeriksaan
fisik dan dapat melakukan tes tambahan, seperti ultrasonografi vena, untuk
membantu menentukan diagnosis dan tingkat keparahan plebitis.
Perawatan plebitis tergantung pada penyebabnya dan seberapa parah
kondisinya. Pengobatan mungkin melibatkan pemberian obat antiinflamasi,
kompres dingin, kompresi vena, atau dalam kasus yang lebih serius, tindakan
medis seperti penghilangan bekuan darah. Penting untuk merawat plebitis
dengan serius, karena jika dibiarkan tanpa pengobatan, dapat berkembang
menjadi kondisi yang lebih serius seperti tromboflebitis (inflamasi pembuluh
darah dalam yang lebih besar) atau emboli paru-paru (bekuan darah yang
terlepas dan menuju ke paru-paru).

82
Derajat Luka Bakar
Derajat luka bakar mengklasifikasikan luka bakar berdasarkan tingkat
keparahan dan kedalamannya. Terdapat tiga derajat utama luka bakar, dan
semakin tinggi derajatnya, semakin parah luka bakarnya. Berikut adalah
penjelasan mengenai masing-masing derajat luka bakar:

1.Derajat I (Superfisial): Luka bakar derajat I adalah yang paling ringan. Ini
hanya memengaruhi lapisan atas kulit, yaitu epidermis. Gejala umumnya
mencakup kemerahan pada kulit, rasa sakit ringan, pembengkakan, dan
mungkin sedikit mengelupas. Luka bakar derajat I biasanya sembuh dengan
baik tanpa bekas lama setelah perawatan yang tepat.

2.Derajat II (Parcial Thickness): Luka bakar derajat II memengaruhi lapisan


epidermis dan lapisan tengah kulit yang disebut dermis. Terdapat dua tipe
luka bakar derajat II:
a. Derajat II Superfisial: Lapisan atas dermis terkena. Gejala meliputi
kemerahan, pembengkakan, melepuh, dan rasa sakit yang lebih parah
dibandingkan dengan luka bakar derajat I. Luka ini biasanya sembuh
dalam beberapa minggu dan mungkin meninggalkan bekas.
b. Derajat II Profundo (Deep): Luka bakar derajat II ini lebih parah dan
mencapai lapisan dermis yang lebih dalam. Gejala meliputi kulit
melepuh, mungkin dengan area kulit yang terlihat putih, kecokelatan,
atau hitam, dan rasa sakit yang lebih parah. Perawatan lebih intensif
mungkin diperlukan, dan luka ini mungkin meninggalkan bekas lama.

3.Derajat III (Full Thickness): Luka bakar derajat III adalah yang paling parah.
Ini mencapai semua lapisan kulit, termasuk jaringan dalam yang disebut
subkutan. Gejala meliputi kulit yang hancur atau mati, mungkin tampak
hitam atau terbakar, tidak ada rasa sakit karena saraf telah rusak, dan
pembengkakan yang signifikan. Luka bakar derajat III memerlukan perawatan
medis darurat dan seringkali memerlukan transplantasi kulit untuk
penyembuhan dan pemulihan yang optimal.

Selain ketiga derajat luka bakar tersebut, ada juga "derajat IV" yang
merupakan luka bakar yang merusak jaringan lebih dalam, termasuk otot dan
tulang. Luka bakar derajat IV sangat serius dan memerlukan perawatan
segera.

83
Traksi
Traksi adalah prosedur medis yang digunakan untuk menggantung atau
menarik bagian tubuh tertentu, biasanya bagian ekstremitas, dengan tujuan
memperbaiki atau merawat cedera, kondisi medis, atau penyakit tertentu.
Ada beberapa jenis traksi yang berbeda, tergantung pada kondisi pasien dan
tujuan medisnya. Berikut adalah beberapa jenis traksi yang umum:
1.Traksi Kulit (Skin Traction):
1. Cara Kerja: Traksi kulit melibatkan pemasangan beban kecil atau
tali ke kulit di sekitar area yang terkena, seperti lengan atau kaki.
2. Tujuan: Digunakan untuk mengurangi nyeri, meredakan spasme
otot, atau menstabilkan fraktur yang sederhana. Ini sering
digunakan sebagai persiapan sebelum traksi yang lebih kuat.
2.Traksi Lunak (Soft Traction):
1. Cara Kerja: Traksi lunak melibatkan penggunaan perangkat yang
menghasilkan gaya tarik lembut pada anggota tubuh. Beban
biasanya diaplikasikan pada kaki atau lengan pasien.
2. Tujuan: Digunakan untuk meredakan nyeri, memperbaiki fraktur
atau cedera tulang yang lebih kompleks, atau merawat penyakit
muskuloskeletal seperti skoliosis.
3.Traksi Terberat (Bryant's Traction):
1. Cara Kerja: Traksi terberat adalah jenis traksi kulit yang diterapkan
pada kaki bayi atau balita. Kaki ditarik ke arah kepala pasien
sehingga pinggul dan panggulnya terangkat dari tempat tidur.
2. Tujuan: Biasanya digunakan untuk merawat fraktur femur pada
bayi atau balita.
4.Traksi Russell (Russell's Traction):
1. Cara Kerja: Traksi Russell adalah jenis traksi yang digunakan untuk
merawat fraktur femur pada anak-anak atau remaja. Kaki ditarik
ke arah kepala pasien, tetapi lebih lembut daripada traksi terberat.
2. Tujuan: Digunakan untuk mengurangi nyeri, mengendalikan
fraktur, dan memfasilitasi penyembuhan.
5.Traksi Tulang (Skeletal Traction):
1. Cara Kerja: Traksi tulang melibatkan penempatan pasien dalam
posisi yang lebih stabil dengan menggunakan pengeboran atau
penusukan jarum dan pin di tulang yang terkena. Beban kemudian
diaplikasikan pada pin untuk menarik dan menstabilkan tulang.

84
Traksi
2. Tujuan: Digunakan untuk merawat fraktur yang kompleks, cedera
tulang belakang, atau kondisi orthopedik lainnya yang memerlukan
imobilisasi yang ketat.
6. Traksi Sentral (Central Traction):
1. Cara Kerja: Traksi sentral adalah jenis traksi yang digunakan pada
pasien dengan cedera atau penyakit tulang belakang. Ini
melibatkan penggunaan pengeboran atau penusukan jarum dan
pin di tengkorak atau tulang belakang untuk menghasilkan traksi
yang stabil.
2. Tujuan: Digunakan untuk merawat cedera tulang belakang, seperti
fraktur tulang belakang atau skoliosis yang parah.
7. Traksi Pelvis (Pelvic Traction):
1. Cara Kerja: Traksi pelvis melibatkan penggunaan perangkat yang
diterapkan pada pelvis pasien. Beban kemudian diaplikasikan pada
perangkat ini untuk mengurangi nyeri dan meredakan ketegangan
otot.
2. Tujuan: Digunakan untuk merawat cedera panggul atau kondisi
yang memerlukan relaksasi otot panggul.

85
Beban Traksi
Beban traksi adalah gaya tarikan yang diberikan pada bagian tubuh tertentu
menggunakan perangkat traksi medis. Tujuan traksi adalah untuk mengurangi
rasa sakit, mengurangi deformitas, atau memperbaiki kondisi medis tertentu
seperti patah tulang atau gangguan tulang belakang. Untuk menghitung
beban traksi yang diperlukan, beberapa faktor harus dipertimbangkan,
termasuk berat pasien, jenis perangkat traksi yang digunakan, dan kondisi
medis yang sedang diatasi.
Berikut adalah langkah-langkah umum untuk menghitung beban traksi:
1. Evaluasi Kondisi Medis: Pertama, dokter atau profesional kesehatan akan
melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi medis pasien. Ini
termasuk menentukan jenis cedera atau kondisi yang memerlukan traksi,
seperti patah tulang atau kelainan tulang belakang.
2. Berat Pasien: Perhitungan beban traksi seringkali didasarkan pada berat
pasien. Berat pasien adalah faktor penting karena traksi harus
memberikan gaya yang cukup untuk memengaruhi kondisi medis tanpa
menyebabkan kerusakan tambahan. Berat pasien biasanya diukur dalam
kilogram (kg).
3. Tipe Traksi: Ada berbagai jenis traksi yang dapat digunakan, termasuk
traksi transcutaneous (melalui kulit) dan traksi skletal (melibatkan
penggunaan pin atau penancap pada tulang). Tipe traksi yang digunakan
akan memengaruhi cara perhitungan beban traksi.
4. Perhitungan Beban Traksi: Beban traksi biasanya diukur dalam pound (lb)
atau kilogram (kg) dan dihitung sebagai persentase dari berat pasien.
Beban traksi yang umum adalah sekitar 5-10% dari berat pasien. Jika berat
pasien Anda adalah 70 kg dan beban traksi yang direkomendasikan adalah
10%, maka beban traksi adalah 7 kg.
5. Pengaturan Perangkat Traksi: Setelah beban traksi dihitung, perangkat
traksi akan diatur sesuai dengan rekomendasi dokter atau profesional
kesehatan. Ini mungkin melibatkan mengatur berat atau tekanan traksi
pada perangkat, memasang penancap pada tulang, atau mengatur
perangkat elektronik yang digunakan untuk traksi.
6. Monitoring dan Penyesuaian: Selama periode traksi, pasien akan
dimonitor secara teratur untuk memastikan bahwa beban traksi yang
diberikan sesuai dengan rekomendasi dokter dan tidak menyebabkan
ketidaknyamanan atau komplikasi tambahan. Beban traksi dapat
disesuaikan jika diperlukan.

86
Gelobang EKG
EKG (Elektrokardiogram) adalah alat yang digunakan untuk merekam dan
mengukur aktivitas listrik jantung. Gelombang-gelombang pada EKG
merepresentasikan perubahan arus listrik yang terjadi saat jantung
berkontraksi dan beristirahat. Berikut adalah beberapa gelombang yang
terlihat dalam sebuah siklus EKG dan penjelasannya:
1.Gelombang P: Gelombang P merupakan hasil dari depolarisasi atrium
(serambi) jantung. Ini terjadi ketika sinyal listrik merambat melalui nodus
sinoatrial (SA) dan merangsang kontraksi atrium. Gelombang P biasanya
merupakan gelombang pertama dalam siklus EKG dan mewakili kontraksi
atrium.
2.Kompleks QRS: Kompleks QRS terdiri dari beberapa komponen, termasuk
gelombang Q, R, dan S. Gelombang ini mencerminkan depolarisasi ventrikel
(ruang utama jantung). Gelombang R adalah puncak tertinggi dalam
kompleks QRS dan mewakili depolarisasi ventrikel yang cepat. Gelombang Q
dan S adalah bagian dari kompleks QRS yang sebelum atau setelah puncak
R.
3.Gelombang T: Gelombang T terjadi setelah kompleks QRS dan
mencerminkan repolarisasi (pengembalian ke keadaan normal) ventrikel. Ini
adalah fase ketika ventrikel bersiap untuk kontraksi berikutnya.
4.Segmen ST: Segmen ST adalah segmen datar antara gelombang S dan
gelombang T. Perubahan pada segmen ST dapat menunjukkan masalah
iskemia (kurangnya pasokan darah ke otot jantung) atau kerusakan
miokardium (jaringan otot jantung).
5.Interval PR: Interval PR mengukur waktu dari awal gelombang P hingga
awal kompleks QRS. Ini mencerminkan waktu yang dibutuhkan impuls listrik
untuk merambat dari atrium ke ventrikel melalui nodus atrioventrikular
(AV).
6.Interval QT: Interval QT mengukur waktu dari awal kompleks QRS hingga
akhir gelombang T. Interval ini mencerminkan durasi seluruh proses
depolarisasi dan repolarisasi ventrikel. Prolongasi interval QT dapat
menyebabkan masalah serius, seperti aritmia ventrikel.

87
Gelobang EKG
Berikut ini adalah beberapa contoh gelombang EKG yang perlu
diperhatikan karena dapat mengindikasikan kondisi jantung yang serius:
1.Prolongasi Interval QT: Prolongasi atau perpanjangan interval QT
dapat meningkatkan risiko terjadinya aritmia ventrikel, seperti torsades
de pointes, yang dapat menyebabkan detak jantung yang tidak teratur
dan mengancam jiwa.
2.Depresi Segmen ST: Depresi segmen ST (ST-segment depression)
dapat menunjukkan iskemia miokard (kurangnya pasokan darah ke otot
jantung), yang merupakan tanda potensial serangan jantung atau
penyakit arteri koroner.
3.Elevasi Segmen ST: Elevasi segmen ST (ST-segment elevation) biasanya
merupakan tanda infark miokard (serangan jantung) dan memerlukan
penanganan segera untuk mengembalikan aliran darah ke otot jantung
yang terkena.
4.Gelombang Q Lebar: Gelombang Q yang lebar dan dalam dapat
menunjukkan adanya kerusakan permanen pada otot jantung akibat
infark miokard sebelumnya.
5.Gelombang T Negatif: Gelombang T yang negatif atau inversi T dapat
mengindikasikan adanya masalah repolarisasi ventrikel, iskemia, atau
ketidakseimbangan elektrolit.
6.Aritmia Ventrikel: Gelombang-gelombang yang mengindikasikan
aritmia ventrikel, seperti ventrikular tachycardia (VT) atau fibrilasi
ventrikel (VF), dapat menyebabkan detak jantung yang tidak teratur dan
mengancam jiwa.
7.Blok Jantung: Gelombang-gelombang yang menunjukkan blok jantung
(misalnya, kompleks QRS lebar atau interval PR panjang) dapat
mengindikasikan masalah dalam konduksi listrik antara atrium dan
ventrikel.
8.Gelombang U: Gelombang U yang terdistorsi atau melebar dapat
mengindikasikan adanya gangguan elektrolit, terutama hipokalemia
(kadar kalium yang rendah dalam darah).

88
Gelobang EKG
EKG (elektrokardiogram) adalah tes yang digunakan untuk memantau aktivitas
listrik jantung dan mendeteksi masalah jantung. Terdapat beberapa gambaran
EKG yang mengancam kehidupan dan memerlukan perhatian medis segera.
Berikut adalah beberapa gambaran EKG yang mengindikasikan kondisi yang
serius:
1. Aritmia Ventrikel Serius: Gambaran EKG yang menunjukkan aritmia
ventrikel serius, seperti ventrikular tachycardia (VT) atau ventricular
fibrillation (VF), dapat mengancam nyawa. VT adalah ritme jantung yang
cepat dan tidak teratur di ventrikel, sedangkan VF adalah ritme yang sangat
tidak teratur dan seringkali fatal. Ini memerlukan resusitasi jantung dan
perawatan segera.
2. Elevasi Segmen ST: Elevasi segmen ST yang signifikan pada EKG bisa
menjadi tanda serangan jantung (infark miokard), terutama jika terjadi di
beberapa derivasi. Ini mengindikasikan kerusakan jantung akut dan
memerlukan intervensi segera.
3. Depresi Segmen ST: Depresi segmen ST yang signifikan pada EKG dapat
mengindikasikan iskemia miokard (kurangnya pasokan darah ke otot
jantung). Ini bisa menjadi tanda awal serangan jantung dan memerlukan
evaluasi medis mendalam.
4. Blok Jantung Kompleks: Blok jantung lengkap (complete heart block) atau
blok jantung tipe ketiga (third-degree heart block) adalah kondisi yang
mengganggu transmisi sinyal listrik dari atrium ke ventrikel. Ini dapat
mengakibatkan denyut jantung yang sangat lambat dan memerlukan
pemasangan pacemaker.
5. QT Prolongation: Prolongasi interval QT pada EKG dapat meningkatkan
risiko aritmia serius, seperti torsades de pointes, yang bisa berujung pada
henti jantung. Ini memerlukan perhatian medis untuk memperbaiki
penyebabnya dan mengelola aritmia.
6. Brugada Syndrome: Brugada syndrome adalah kondisi genetik yang dapat
menghasilkan gambaran EKG yang khas dan meningkatkan risiko aritmia
serius. Pasien dengan kondisi ini memerlukan perawatan medis khusus.
7. Hiperkalemia (Kadar Kalium Tinggi): EKG dapat menunjukkan perubahan
karakteristik pada hiperkalemia, seperti puncak T yang tinggi, pelebaran
kompleks QRS, dan gelombang P yang menghilang. Hiperkalemia yang
parah dapat mengancam nyawa dan memerlukan tindakan darurat.
8. Hipokalemia (Kadar Kalium Rendah): EKG juga dapat menunjukkan
perubahan pada hipokalemia, seperti pelebaran kompleks U. Ini juga bisa
berbahaya dan memerlukan perawatan.

89
Cairan Sterilisasi
Beberapa jenis cairan sterilisasi yang umum digunakan termasuk:
1.Alkohol Isopropil (Isopropanol):
Dosis: Biasanya digunakan dalam konsentrasi 70-90% alkohol isopropil
untuk sterilisasi permukaan. Campuran ini terbukti lebih efektif
daripada alkohol murni.
Penggunaan: Alkohol isopropil digunakan untuk membersihkan
permukaan alat-alat medis, termasuk peralatan bedah ringan,
termometer, dan area kulit sebelum pemberian suntikan.
2.Hidrogen Peroksida (H2O2):
Dosis: Hidrogen peroksida dapat digunakan dalam konsentrasi rendah
(3%) hingga konsentrasi lebih tinggi (30%) tergantung pada aplikasi
dan tingkat sterilisasi yang diperlukan.
Penggunaan: Hidrogen peroksida digunakan untuk sterilisasi
permukaan, peralatan laboratorium, dan bahan kimia. Dalam
konsentrasi yang lebih tinggi, dapat digunakan untuk sterilisasi ruang
hampa udara.
3.Klorin (Bleach):
Dosis: Biasanya digunakan dengan konsentrasi 1:10 (1 bagian bleach
dan 9 bagian air) untuk sterilisasi permukaan. Pastikan untuk
menghilangkan sisa klorin setelah aplikasi.
Penggunaan: Klorin sering digunakan untuk membersihkan
permukaan yang terkontaminasi mikroorganisme, termasuk alat-alat
medis dan lingkungan.
4.Perasulfat (Peroxydisulfate):
Dosis: Dosis dapat bervariasi tergantung pada jenis perasulfat dan
konsentrasi yang digunakan.
Penggunaan: Perasulfat dapat digunakan dalam aplikasi sterilisasi
laboratorium, terutama untuk membersihkan peralatan gel
elektroforesis dan perlengkapan laboratorium lainnya.
5.Formaldehida (Formaldehyde):
Dosis: Dosis dan konsentrasi formaldehida yang digunakan bervariasi
tergantung pada aplikasi. Formaldehida adalah bahan kimia yang
sangat beracun, dan penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati
dan dalam kondisi yang baik ventilasi.
Penggunaan: Formaldehida digunakan untuk sterilisasi ruang hampa
udara, perlengkapan laboratorium, dan beberapa alat medis.

90
Bahaya WSD
Berikut beberapa bahaya yang perlu diperhatikan:
1.Infeksi, Bahaya: Terlepas dari upaya sterilisasi, risiko infeksi pada situs
masuknya chest tube atau pada sistem drainage itu sendiri tetap ada. Infeksi
dapat menyebabkan peradangan, nyeri, dan membutuhkan pengobatan
tambahan.
2.Perdarahan, Bahaya: Selama pemasangan atau perawatan chest tube, ada
risiko kerusakan pada pembuluh darah atau jaringan di sekitar area
pemasangan. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan yang memerlukan
intervensi lebih lanjut.
3.Pneumothorax (udara dalam rongga dada): Bahaya: Jika chest tube tidak
bekerja dengan benar atau terjadi penyumbatan, udara yang seharusnya
dikeluarkan dari rongga dada mungkin tidak dapat keluar. Ini dapat
menyebabkan udara yang terperangkap dan menyebabkan pneumothorax
yang lebih serius.
4.Empyema (nanah dalam rongga dada): Bahaya: Jika cairan yang
dikeluarkan dari rongga dada terinfeksi bakteri, hal ini dapat menyebabkan
empyema. Empyema adalah kondisi di mana nanah terkumpul dalam rongga
dada, yang memerlukan perawatan khusus.
5.Tekanan Intrathoracic Negatif yang Berlebihan: Bahaya: Jika terlalu banyak
cairan dikeluarkan melalui chest tube, tekanan negatif di dalam rongga dada
dapat tercipta. Hal ini dapat memengaruhi jantung dan pembuluh darah di
dalam dada, menyebabkan gangguan sirkulasi.
6.Kelainan Elektrolit: Bahaya: Pengeluaran cairan yang berlebihan dari
rongga dada melalui chest tube dapat menyebabkan ketidakseimbangan
elektrolit dalam tubuh.
7.Trahema (cairan keluar dari paru-paru): Bahaya: Chest tube yang
ditempatkan dengan tidak benar atau dihubungkan ke tempat yang salah
dapat menyebabkan cairan dari rongga dada masuk ke dalam paru-paru,
yang dapat mengakibatkan kondisi serius.
8.Kerusakan Organ dan Jaringan Lain: Bahaya: Pemasangan atau perawatan
chest tube yang kurang hati-hati dapat menyebabkan kerusakan pada organ
atau jaringan di sekitar area pemasangan.

91
RICE
Penanganan trauma jaringan lunak sering kali melibatkan metode RICE, yang
merupakan singkatan dari Rest (Istirahat), Ice (Es), Compression (Kompresi),
dan Elevation (Elevasi). RICE adalah pendekatan yang umum digunakan untuk
meredakan nyeri, mengurangi pembengkakan, dan mempercepat
penyembuhan setelah cedera pada jaringan lunak seperti otot, ligamen, atau
tendon. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang setiap langkah dalam
metode RICE:
1.Rest (Istirahat):
Setelah cedera, penting untuk memberikan istirahat pada bagian
tubuh yang terluka. Hindari aktivitas yang membebani atau merusak
lebih lanjut jaringan yang cedera. Istirahat membantu meminimalkan
peradangan dan memberikan kesempatan bagi tubuh untuk memulai
proses penyembuhan.
2.Ice (Es):
Pemberian es (dingin) pada area cedera dapat membantu mengurangi
pembengkakan dan nyeri. Es membantu mengontraksi pembuluh
darah dan mengurangi aliran darah ke area tersebut, sehingga
mengurangi peradangan. Anda dapat menggunakan kantong es,
bungkus es dengan handuk tipis, atau pakai gel es komersial. Jangan
mengaplikasikan es langsung pada kulit untuk mencegah luka dingin.
3.Compression (Kompresi):
Kompresi pada area cedera dapat membantu mengendalikan
pembengkakan dan memberikan dukungan pada jaringan yang terluka.
Gunakan pembalut elastis atau perban tekan yang tepat untuk
mencegah pembengkakan berlebihan.
4.Elevation (Elevasi):
Mengangkat area cedera di atas tingkat jantung membantu
mengurangi aliran darah ke area tersebut dan mengurangi
pembengkakan. Elevasi dapat dilakukan dengan meletakkan bagian
cedera pada bantal atau benda lain yang nyaman sehingga area
tersebut lebih tinggi dari tingkat jantung.
Penting untuk diingat bahwa metode RICE sebaiknya diterapkan sesegera
mungkin setelah cedera terjadi dan dilakukan selama 48-72 jam pertama.
Namun, jika cedera terlihat serius, atau jika ada tanda-tanda kerusakan serius
seperti patah tulang, perdarahan hebat, atau hilangnya fungsi motorik,
segera cari perawatan medis yang lebih lanjut.

92
Lead EKG
Berikut adalah beberapa lead EKG umum dan tempat pemasangannya:
1.Lead I, II, III:
1. Lead ini disebut sebagai lead ekstremitas dan direkam dengan
menempatkan elektroda pada lengan dan kaki pasien.
2. Lead I merekam aktivitas antara lengan kiri dan kanan.
3. Lead II merekam aktivitas antara kaki kanan dan lengan kiri.
4. Lead III merekam aktivitas antara kaki kiri dan lengan kiri.
5. Lead I, II, dan III membentuk segitiga yang disebut segitiga
Einthoven.
2.Lead Augmented Vector Left (aVL), Augmented Vector Right (aVR),
Augmented Vector Foot (aVF):
1. Lead aVL direkam dengan menempatkan elektroda pada
lengan kanan (RA) dan kaki kiri (LL).
2. Lead aVR direkam dengan menempatkan elektroda pada
lengan kiri (LA) dan kaki kanan (RA).
3. Lead aVF direkam dengan menempatkan elektroda pada
lengan kiri (LA) dan kaki kiri (LL).
3.Lead Precordial (V1-V6):
1. Lead ini merekam aktivitas listrik dari sudut pandang dada,
yang dapat memberikan informasi tentang aktivitas jantung di
berbagai bagian dada.
2. V1 ditempatkan di sebelah kanan sternum.
3. V2 ditempatkan di sebelah kiri sternum.
4. V3 ditempatkan di antara V2 dan V4.
5. V4 ditempatkan di garis tengah klavikula.
6. V5 ditempatkan pada garis ketiak di tingkat V4.
7. V6 ditempatkan pada garis ketiak di tingkat V5.

93
Alat Memindahkan Pasien
Berikut adalah beberapa alat yang umum digunakan untuk memindahkan
pasien:
1.Bantuan Posisi:
1. Bantuan posisi adalah alat yang digunakan untuk mengubah posisi
pasien di tempat tidur atau tempat tidur medis. Ini termasuk:
1. Penggulung tubuh (bed rolls): Digunakan untuk menopang
bagian tubuh tertentu, seperti punggung atau kaki, untuk
mengurangi tekanan pada kulit.
2. Bantal posisi: Dapat membantu menjaga posisi pasien yang
nyaman dan mencegah gesekan atau tekanan yang
berlebihan.
3. Peralatan yang dapat diatur seperti tempat tidur medis yang
dapat diubah posisinya.
2.Selimut Perpindahan (Transfer Blanket or Slide Sheet):
1. Selimut perpindahan adalah alat berbentuk lembaran yang
terbuat dari bahan yang licin. Ini digunakan untuk meluncurkan
pasien dari satu tempat tidur atau permukaan ke tempat tidur
atau kursi lain tanpa mengangkat pasien secara langsung.
2. Tujuannya adalah untuk mengurangi gesekan dan tekanan saat
memindahkan pasien, yang dapat membantu mencegah cedera
kulit dan merasa lebih nyaman bagi pasien.
3.Tirai Privasi (Privacy Curtains):
1. Tirai privasi digunakan untuk memisahkan area perawatan dan
memberikan privasi kepada pasien saat dilakukan perawatan atau
pemindahan.
2. Tujuannya adalah untuk menjaga privasi pasien dan memberikan
lingkungan yang aman dan nyaman.
4.Lift Pasien (Patient Lift):
1. Lift pasien adalah alat yang digunakan untuk mengangkat dan
memindahkan pasien yang tidak mampu bergerak sendiri, seperti
pasien yang sangat lemah atau berat badan yang berlebihan.
2. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko cedera punggung bagi
petugas kesehatan dan memberikan perawatan yang lebih aman
dan nyaman bagi pasien..

94
Alat Memindahkan Pasien
5. Kursi Roda (Wheelchair):
1. Kursi roda adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pasien
yang tidak mampu berjalan atau berpindah dari satu tempat ke
tempat lain dengan mudah.
2. Tujuannya adalah untuk memberikan mobilitas kepada pasien dan
memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam aktivitas
sehari-hari.
6. Tongkat Pemindahan (Transfer Pole):
1. Tongkat pemindahan adalah tongkat yang dipasang di sekitar
tempat tidur atau kursi dan digunakan oleh pasien atau petugas
kesehatan untuk membantu pasien berdiri atau memindahkan diri
dengan lebih mudah.
2. Tujuannya adalah untuk memberikan dukungan dan stabilitas
kepada pasien saat melakukan perpindahan.

95
Glasgow Coma Scale
Refleks membuka mata (E)
4 : Membuka secara spontan
3 : Membuka dengan rangsangan suara
2 : Membuka dengan rangsangan nyeri
1 : Tidak ada respon

Refleks verbal (V)


5 : Orientasi baik
4 : Kata baik, kalimat baik, tapi isi percakapan
membingungkan.
3 : Kata-kata baik tapi kalimat tidak baik
2 : Kata-kata tidak dapat dimengerti, hanya mengerang
1 : Tidak keluar suara

Refleks motorik (M)


6 : Melakukan perintah dengan benar
5 : Mengenali nyeri lokal tapi tidak melakukaan perintah dengan benar
4 : Dapat menghindari rangsangan dengan tangan fleksi
3 : Hanya dapat melakukan fleksi
2 : Hanya dapat melakukan ekstensi
1 : Tidak ada Gerakan

GCS : 14 – 15 = CKR (cidera kepala ringan)


GCS : 9 – 13 = CKS (cidera kepala sedang)
GCS : 3 – 8 = CKR (cidera kepala berat)

96
Tingkat Kesadaran
1. Sadar : Dapat berorientasi dan berkomunikasi
2. Somnolens : dapat digugah dengan berbagai stimulasi, bereaksi
secara motorik / verbal kemudian terlenan lagi. Gelisah atau
tenang.
3. Stupor : gerakan spontan, menjawab secara refleks terhadap
rangsangan nyeri, pendengaran dengan suara keras dan
penglihatan kuat. Verbalisasi mungkin terjadi tapi terbatas pada
satu atau dua kata saja. Non verbal denganmenggunakan kepala.
4. Semi koma : tidak terdapat respon verbal, reaksi rangsangan kasar
dan ada yang menghindar (contoh mnghindri tusukan)
5. Koma : tidak bereaksi terhadap stimulus
6. Compos mentis : bereaksi secara adekuat

97
Kekuatan Otot
0: tidak ada kontraksi
1: terdapat kontraksi tapi tidak bisa bergeser
2: hanya ada pergeseran dan pergerakan sendi
3: dapat mengadakan gerakan melawan gravitasi, tapi tidak bisa
melawan
4: dapat melawan gravitasi tapi tidak dapat melawan tahanan (lemah)
5: dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan penuh

98
Warna Elektroda
Dalam pemasangan elektroda EKG pada precordial lead, terdapat enam
elektroda yang digunakan, yaitu V1, V2, V3, V4, V5, dan V6. Setiap
elektroda memiliki posisi dan warna yang konsisten untuk memudahkan
pengenalan dan penempatan yang tepat. Berikut adalah penjelasan
tentang warna dan letak elektroda pada masing-masing precordial lead:
1. Elektroda V1 (Merah): Elektroda V1 ditempatkan pada garis
medioclavicularis kanan di tingkat keempat ruang interkostal.
2. Elektroda V2 (Kuning): Elektroda V2 ditempatkan pada garis
medioclavicularis kiri di tingkat keempat ruang interkostal.
3. Elektroda V3 (Putih): Elektroda V3 ditempatkan di antara elektroda
V2 dan V4 pada garis midclavicularis di tingkat kelima ruang
interkostal.
4. Elektroda V4 (Hijau): Elektroda V4 ditempatkan pada garis
midclavicularis kiri di tingkat kelima ruang interkostal.
5. Elektroda V5 (Oranye): Elektroda V5 ditempatkan pada garis aksila
anterior pada tingkat kelima ruang interkostal.
6. Elektroda V6 (Ungu): Elektroda V6 ditempatkan pada garis aksila
mediolateralis pada tingkat kelima ruang interkostal.

99
Pasien Terminal
Pasien terminal mengacu pada seseorang yang menderita penyakit atau
kondisi medis yang tidak dapat disembuhkan dan cenderung berakhir dengan
kematian. Pasien terminal biasanya memiliki prognosis yang buruk dan
diharapkan hidup dalam jangka waktu yang terbatas.
Berikut ini adalah beberapa poin yang perlu dipahami tentang pasien terminal:
1. Prognosis yang Terbatas: Pasien terminal memiliki prognosis yang
terbatas, yang berarti mereka diperkirakan akan meninggal dalam waktu
tertentu. Prognosis ini didasarkan pada pemahaman medis mengenai
penyakit atau kondisi yang mendasarinya.
2. Perawatan Paliatif: Perawatan paliatif adalah fokus utama dalam
perawatan pasien terminal. Tujuannya adalah untuk memberikan
perawatan yang mengurangi gejala dan meringankan penderitaan pasien,
serta meningkatkan kualitas hidup mereka. Perawatan paliatif dapat
melibatkan pengobatan nyeri, manajemen gejala, dukungan psikologis,
dan perawatan spiritual.
3. Pendekatan Tim Perawatan: Pasien terminal biasanya ditangani oleh tim
perawatan yang terdiri dari dokter, perawat, pekerja sosial, konselor, ahli
rohani, dan profesional kesehatan lainnya. Tim ini bekerja sama untuk
menyediakan perawatan komprehensif dan mendukung pasien serta
keluarga mereka.
4. Keputusan Medis dan Etika: Pasien terminal seringkali dihadapkan pada
keputusan medis yang sulit, seperti memilih perawatan lanjutan,
penggunaan terapi suportif, atau penghentian perawatan yang tidak
bermanfaat. Keputusan ini sering melibatkan etika dan nilai-nilai pribadi
pasien, serta melibatkan partisipasi keluarga dan tim perawatan.
5. Perhatian terhadap Kualitas Hidup: Fokus utama dalam perawatan pasien
terminal adalah meningkatkan kualitas hidup mereka selama masa hidup
yang tersisa. Ini melibatkan memberikan dukungan emosional, menjaga
kenyamanan fisik, memenuhi kebutuhan spiritual, dan menciptakan
lingkungan yang nyaman dan aman.
Penting untuk dicatat bahwa setiap pasien terminal adalah individu yang unik,
dan perawatan mereka harus dipersonalisasi sesuai dengan preferensi,
kebutuhan, dan nilai-nilai mereka. Perawatan holistik dan penghormatan
terhadap keinginan dan pilihan pasien menjadi faktor penting dalam menjalani
perawatan terminal yang terbaik.

100
Restrain
Berikut adalah beberapa contoh restraint yang dapat digunakan:

1. Jaket Restraint: Jaket restraint adalah alat yang mengikat tubuh anak
dengan bahan yang kuat dan aman. Ini dirancang untuk membatasi
gerakan tubuh dan mencegah anak mengganggu infus. Jaket restraint
biasanya memiliki penyesuaian yang dapat disesuaikan dengan ukuran
tubuh anak dan harus dipasang dengan aman dan sesuai.
2. Elbow Restraint: Elbow restraint adalah alat yang mengikat atau mengikat
siku anak ke sisi tubuh mereka. Hal ini dilakukan untuk mencegah gerakan
lengan yang tidak diinginkan atau mengganggu selama prosedur infus.
Elbow restraint harus ditempatkan dengan hati-hati untuk menghindari
ketidaknyamanan atau cedera pada anak.
3. Mummy Restraint: Mummy restraint adalah teknik restraint yang
melibatkan melilitkan seluruh tubuh anak dengan kain atau selimut,
menyerupai penampakan seperti mumi. Restraint ini dapat digunakan
untuk membatasi gerakan tubuh secara keseluruhan dan menjaga
keamanan anak selama prosedur infus. Namun, penggunaan mummy
restraint harus dilakukan dengan hati-hati dan diawasi ketat untuk
memastikan kenyamanan dan keamanan anak.
4. Limb Restraint: Limb restraint melibatkan penggunaan perangkat atau
ikatan khusus untuk mengikat atau membatasi gerakan tungkai anak,
seperti tangan atau kaki. Hal ini dilakukan untuk mencegah anak
mencoba mencabut infus atau melakukan gerakan yang dapat
mengganggu prosedur. Limb restraint harus ditempatkan dengan cermat
dan tidak boleh menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang
berlebihan.
5. Belt Restraint: Belt restraint adalah alat yang mengikat anak dengan
sabuk atau ikatan di sekitar tubuh mereka, seringkali digunakan pada
area perut atau pinggang. Belt restraint digunakan untuk menjaga posisi
tubuh yang tetap stabil selama prosedur infus dan mencegah anak
bergerak atau melibatkan gerakan yang tidak diinginkan.

101
Tamponade Jantung
Trias Beck adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tanda dan
gejala klinis khas pada pasien dengan tamponade jantung. Tamponade jantung
terjadi ketika cairan, seperti darah atau cairan perikardial, mengumpul di
rongga pericardium (selaput jantung) dan menekan jantung, menghambat
pengisian ventrikel dan mengganggu fungsi jantung secara keseluruhan. Trias
Beck terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:
1. Tekanan Vena Jugular Meningkat: Tekanan vena jugular (JVP) meningkat
akibat peningkatan tekanan di dalam rongga pericardium. JVP dapat
diamati dengan melihat pembengkakan atau distensi pembuluh vena
jugular di leher pasien. Peningkatan JVP adalah tanda yang penting dalam
diagnosis tamponade jantung.
2. 2. Hipotensi: Pasien dengan tamponade jantung biasanya mengalami
hipotensi atau tekanan darah rendah. Tekanan yang diberikan oleh cairan
di dalam pericardium menghambat kemampuan jantung untuk
memompa darah dengan efektif. Ini dapat menyebabkan penurunan
aliran darah ke organ-organ vital dan gejala hipoperfusi.
3. 3. Suara Jantung Redup: Pada auskultasi, suara jantung mungkin
terdengar redup atau samar. Ini disebabkan oleh penurunan volume
stroke yang dihasilkan oleh jantung akibat tekanan yang diberikan oleh
cairan di dalam pericardium. Suara jantung normalnya terdengar lebih
lemah dan tidak jelas.

Trias Beck merupakan tanda dan gejala khas tamponade jantung, tetapi
kehadiran ketiga komponen ini tidak selalu terjadi secara bersamaan atau
dapat bervariasi antara pasien. Diagnosis tamponade jantung harus didasarkan
pada evaluasi medis yang komprehensif, termasuk anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan diagnostik seperti echocardiography atau ecg. Jika
dicurigai adanya tamponade jantung, penatalaksanaan yang cepat dan tepat
harus dilakukan, termasuk tindakan dekompresi pericardium untuk
mengurangi tekanan pada jantung dan memulihkan fungsi jantung yang
normal.

102
Aliran Oksigen
1.Oksigen Aliran Tinggi:
a. Pada pemberian oksigen aliran tinggi, aliran oksigen yang diberikan
melalui perangkat tertentu mencapai atau bahkan melebihi aliran
pernapasan pasien. Ini berarti bahwa pasien menghirup campuran
oksigen yang kaya secara konsisten.
b. Alat yang umum digunakan untuk pemberian oksigen aliran tinggi
termasuk venturi mask, masker reservoir, dan nasal high-flow
cannula (kanula nasal aliran tinggi).
c. Pemberian oksigen aliran tinggi dapat memberikan tingkat
konsentrasi oksigen yang lebih stabil dan lebih tinggi dibandingkan
dengan pemberian oksigen aliran rendah.
d. Keuntungan pemberian oksigen aliran tinggi termasuk kemampuan
untuk mengontrol dengan lebih akurat konsentrasi oksigen yang
dihirup oleh pasien dan memberikan aliran yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan pernapasan mereka.
e. Pemberian oksigen aliran tinggi sering digunakan pada pasien yang
membutuhkan bantuan pernapasan atau membutuhkan
konsentrasi oksigen yang tinggi, seperti dalam perawatan ICU.
2.Oksigen Aliran Rendah:
1. Pada pemberian oksigen aliran rendah, aliran oksigen yang
diberikan lebih rendah daripada aliran pernapasan pasien. Ini
berarti bahwa pasien menghirup campuran oksigen yang dicampur
dengan udara lingkungan.
2. Alat yang umum digunakan untuk pemberian oksigen aliran rendah
termasuk kanula nasal, masker wajah, atau masker Venturi dengan
perangkat pembatas yang dapat diatur.
3. Pemberian oksigen aliran rendah mengandalkan pengukuran dan
estimasi tingkat aliran oksigen yang sesuai dengan tingkat saturasi
oksigen yang diinginkan.
4. Keuntungan pemberian oksigen aliran rendah termasuk
kenyamanan dan kemudahan penggunaan.
5. Pemberian oksigen aliran rendah biasanya digunakan pada pasien
dengan saturasi oksigen yang relatif stabil atau pada pasien dengan
kondisi ringan hingga sedang yang membutuhkan sedikit bantuan
oksigen tambahan.

103
Membuka Jalan Napas
Berikut ini adalah beberapa jenis dan cara membuka jalan napas pada pasien
trauma:
1. Chin Lift: Pada teknik chin lift, Anda menggunakan satu tangan untuk
menstabilkan dahi dan dengan dua jari lainnya di bawah dagu,
mengangkat dagu pasien secara lembut ke atas. Hal ini akan membantu
memperpanjang leher pasien dan mengangkat lidah dari dasar mulut,
membuka jalan napas.
2. Jaw Thrust: Teknik jaw thrust berguna jika ada kecurigaan adanya cedera
leher. Anda perlu memposisikan diri di samping kepala pasien,
menggunakan kedua tangan untuk menahan rahang pasien dengan
tangan yang memegang kedua sisi rahang. Kemudian, secara lembut
dorong rahang ke atas, menjaga leher tetap lurus. Teknik ini membantu
membuka jalan napas tanpa memanipulasi leher pasien.
3. Head Tilt-Chin Lift: Teknik head tilt-chin lift sangat berguna dalam
membuka jalan napas pasien trauma ketika tidak ada kecurigaan adanya
cedera leher. Pada teknik ini, Anda memposisikan diri di samping kepala
pasien, menempatkan satu tangan di dahi dan dua jari di bawah dagu.
Kemudian, secara lembut miringkan kepala ke belakang dengan menarik
dahi ke atas dan menjaga dagu tetap diangkat. Hal ini membantu
memperpanjang leher dan membuka saluran napas.
4. Finger Sweep: Jika ada obstruksi atau benda asing di saluran napas,
periksa dengan hati-hati dan segera singkirkan menggunakan teknik
finger sweep. Gunakan jari tengah untuk menyapu bagian belakang
tenggorokan secara lembut, menghilangkan benda asing atau lendir yang
mungkin menghambat jalan napas.
5. Pengeluaran Benda Asing (Heimlich Maneuver): Jika pasien trauma
mengalami tersedak karena benda asing di saluran napas, Anda dapat
menggunakan manuver Heimlich untuk mengeluarkan benda asing.
Teknik ini melibatkan pemijatan abdomen secara kuat untuk menciptakan
tekanan yang dapat mendorong benda asing keluar dari saluran napas.

104
Kebutuhan Oksigen
Untuk menentukan kebutuhan oksigen berdasarkan pernapasan dan berat
badan (BB) pasien, dapat menggunakan beberapa rumus atau pedoman
umum yang digunakan dalam praktik medis. Berikut adalah dua metode
umum yang digunakan:

1. Rumus Nasional: Di beberapa negara, terdapat rumus nasional yang


digunakan sebagai panduan untuk menentukan kebutuhan oksigen. Salah
satu rumus yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
1. Dewasa: 24% oksigen atau 0,24 L/min per kg BB pasien.
2. Anak-anak: 28% oksigen atau 0,28 L/min per kg BB pasien.
3. Bayi: 35% oksigen atau 0,35 L/min per kg BB pasien.
2. Pedoman Umum: Berikut adalah pedoman umum yang dapat digunakan
sebagai panduan dalam menentukan kebutuhan oksigen berdasarkan
pernapasan dan berat badan pasien:
1. Pernapasan normal: Jika pasien memiliki pernapasan yang normal,
kebutuhan oksigen biasanya sekitar 4 hingga 6 liter per menit (LPM)
untuk orang dewasa dan 0,5 hingga 2 LPM untuk anak-anak.
2. Pernapasan yang dalam atau cepat: Jika pasien memiliki
pernapasan yang dalam atau cepat, kebutuhan oksigen mungkin
meningkat, dan bisa ditingkatkan hingga 8 hingga 10 LPM untuk
orang dewasa dan 2 hingga 4 LPM untuk anak-anak.
3. Pernapasan yang dangkal atau lambat: Jika pasien memiliki
pernapasan yang dangkal atau lambat, kebutuhan oksigen mungkin
sedikit lebih rendah, dan bisa dikurangi menjadi 2 hingga 4 LPM
untuk orang dewasa dan 0,25 hingga 0,5 LPM untuk anak-anak.

Penting untuk dicatat bahwa rumus dan pedoman di atas adalah pedoman
umum dan harus disesuaikan dengan keadaan klinis dan respons pasien secara
individual. Selalu konsultasikan dengan tenaga medis yang berkualifikasi untuk
menentukan kebutuhan oksigen yang tepat berdasarkan kondisi spesifik
pasien.

105
Visus
✓ 6/6 : Bisa membaca dengan benar huruf pada Snelen
Chart dan orang normal pun dapat melakukanny (jarak 6 m)
✓ 6/30 : Hanya bisa membaca huruf pada jarak 6m,
✓ sedangkan orang normal bisa membaca pada jarak 30m.
✓ 3/60 : Hanya bisa melihat dan menentukan jumlah jari
dengan benar pada jarak 3m sedangkan orang normal 60m.
✓ 1/300 : Hanya bisa melihat lambaian tangan pada jarak 1m,
orang normal 300m.
✓ 1/- : Hanya bisa merasakan sinar saja
✓ 0 : Buta total

106
Pra Operatif
Perawat pre operatif melakukan serangkaian tindakan penting sebelum pasien
menjalani operasi. Berikut adalah beberapa tindakan yang dilakukan oleh perawat pre
operatif beserta penjelasannya:
1. Persiapan Pasien: Perawat pre operatif bertanggung jawab untuk
mempersiapkan pasien secara fisik dan psikologis sebelum operasi. Mereka
menjelaskan prosedur operasi kepada pasien dan keluarganya, menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dimiliki, dan memberikan dukungan
emosional.
2. Pemeriksaan Medis: Perawat pre operatif melakukan pemeriksaan medis
terhadap pasien untuk memastikan kesiapan fisiknya menjalani operasi.
Pemeriksaan meliputi pengukuran tekanan darah, denyut jantung, suhu tubuh,
dan pemeriksaan lain yang diperlukan berdasarkan jenis operasi yang akan
dilakukan.
3. Pemberian Informasi dan Persetujuan: Perawat pre operatif memberikan
informasi tentang prosedur operasi, risiko yang terkait, dan manfaat yang
diharapkan kepada pasien. Mereka juga memastikan bahwa pasien memahami
informasi tersebut dan mendapatkan persetujuan tertulis sebelum operasi
dilakukan.
4. Persiapan Fisik Pasien: Perawat pre operatif membantu pasien dalam persiapan
fisik sebelum operasi. Ini dapat mencakup membersihkan dan menjaga
kebersihan area operasi, memberikan pakaian operasi yang steril, dan
menghapus perhiasan atau benda-benda lain yang tidak aman untuk dipakai
selama operasi.
5. Pemberian Obat Praoperatif: Perawat pre operatif memberikan obat praoperatif
kepada pasien sesuai dengan instruksi dokter. Ini mungkin termasuk obat
penenang atau penghilang rasa sakit sebelum operasi, serta antibiotik
profilaksis untuk mengurangi risiko infeksi.
6. Menyiapkan Dokumentasi Medis: Perawat pre operatif bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa semua dokumen medis terkait pasien dan operasi
telah disiapkan dan diperbarui. Mereka mencatat riwayat medis, hasil
pemeriksaan, dan instruksi khusus lainnya yang diberikan oleh tim medis.
7. Koordinasi Tim: Perawat pre operatif berperan sebagai penghubung antara
pasien, dokter, dan anggota tim medis lainnya. Mereka memastikan komunikasi
yang efektif dan koordinasi yang baik di antara semua pihak terlibat dalam
perawatan pasien sebelum operasi.
Tindakan-tindakan ini dilakukan untuk memastikan bahwa pasien siap secara fisik dan
emosional menjalani operasi, serta untuk menciptakan lingkungan yang aman dan
steril di ruang operasi. Perawat pre operatif memiliki peran penting dalam
memberikan perawatan holistik kepada pasien sebelum operasi dilakukan.

107
Intra Operatif

Perawat intra operatif memainkan peran penting dalam menjaga keamanan dan
kenyamanan pasien selama operasi. Berikut adalah beberapa tindakan yang dilakukan
oleh perawat intra operatif beserta penjelasannya:
1. Persiapan Ruang Operasi: Perawat intra operatif bertanggung jawab untuk
mempersiapkan ruang operasi sebelum dimulainya prosedur. Mereka memastikan
bahwa peralatan, instrumen, dan bahan steril yang diperlukan tersedia dan siap
digunakan. Mereka juga memastikan sterilisasi lingkungan dengan membersihkan
area operasi dan menyiapkan lapangan operasi yang steril.
2. Memfasilitasi Kesiapan Pasien: Perawat intra operatif membantu mempersiapkan
pasien untuk operasi. Ini melibatkan memindahkan pasien ke meja operasi
dengan hati-hati dan menyiapkan posisi yang tepat sesuai dengan jenis operasi
yang dilakukan. Mereka juga memastikan kenyamanan pasien dengan
memberikan bantal, selimut, atau alat penyangga yang diperlukan.
3. Mengelola Instrumen dan Alat: Perawat intra operatif membantu dokter bedah
dalam mengelola instrumen dan alat yang digunakan selama operasi. Mereka
memberikan instrumen yang diminta oleh dokter bedah dengan cepat dan
dengan benar. Selain itu, mereka juga memantau kondisi alat-alat steril dan
memastikan bahwa semua alat steril digunakan dengan benar.
4. Mengelola Cairan dan Obat: Perawat intra operatif membantu dalam mengelola
pemberian cairan dan obat selama operasi. Mereka bekerja sama dengan
anestesiolog untuk memastikan pasien mendapatkan cairan intravena yang tepat
dan obat anestesi yang sesuai. Selain itu, mereka juga memantau aliran darah
pasien, tekanan darah, dan kondisi vital lainnya selama operasi.
5. Dokumentasi dan Pemantauan: Perawat intra operatif bertanggung jawab untuk
mendokumentasikan semua prosedur dan intervensi yang dilakukan selama
operasi. Mereka mencatat dosis obat, waktu pemberian, perubahan kondisi
pasien, dan semua kejadian penting lainnya selama operasi. Selain itu, mereka
juga memantau parameter vital pasien secara terus-menerus.
6. Mengelola Keamanan dan Sterilitas: Perawat intra operatif berperan dalam
menjaga keamanan dan sterilitas selama operasi. Mereka memastikan bahwa
area operasi tetap steril dan mengikuti protokol pencegahan infeksi. Selain itu,
mereka memastikan bahwa semua anggota tim medis mengenakan pakaian
operasi yang sesuai dan mematuhi prosedur aseptik.
7. Mendukung Tim Medis: Perawat intra operatif bekerja sama dengan dokter bedah
dan tim medis lainnya untuk memberikan perawatan yang koheren selama
operasi. Mereka memberikan instrumen dan alat dengan cepat, membantu dalam
melakukan prosedur yang diperlukan, dan memberikan dukungan emosional
kepada pasien dan tim medis.

108
Pos Operatif
Perawat post operatif berperan dalam merawat pasien setelah operasi selesai.
Mereka melakukan berbagai tindakan untuk memastikan pemulihan yang optimal
dan mencegah komplikasi. Berikut adalah beberapa tindakan yang dilakukan oleh
perawat post operatif beserta penjelasannya:
1. Pemantauan Pasien: Perawat post operatif secara kontinu memantau kondisi
pasien setelah operasi. Mereka memantau tanda-tanda vital seperti tekanan
darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan pernapasan. Pemantauan ini membantu
mengidentifikasi adanya perubahan yang dapat mengindikasikan komplikasi atau
perlu tindakan medis lebih lanjut.
2. Manajemen Nyeri: Perawat post operatif bertanggung jawab untuk mengelola
nyeri pasien setelah operasi. Mereka memberikan obat penghilang rasa sakit
sesuai dengan rencana pengobatan yang ditetapkan oleh dokter. Perawat juga
melakukan evaluasi secara rutin untuk memastikan efektivitas pengobatan nyeri
dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
3. Perawatan Luka Operasi: Perawat post operatif merawat luka operasi untuk
memastikan penyembuhan yang optimal. Mereka melakukan perawatan luka
seperti membersihkan, menutup atau mengganti perban, dan memantau adanya
tanda-tanda infeksi. Perawat juga memberikan instruksi kepada pasien tentang
perawatan luka yang perlu dilakukan di rumah setelah pulang.
4. Pemberian Cairan dan Nutrisi: Perawat post operatif memantau kebutuhan cairan
dan nutrisi pasien. Mereka memberikan cairan intravena jika diperlukan untuk
menjaga keseimbangan cairan tubuh. Perawat juga memastikan pasien menerima
nutrisi yang adekuat melalui pemberian makanan atau nutrisi parenteral, sesuai
dengan rekomendasi medis.
5. Mobilisasi dan Latihan Fisik: Perawat post operatif membantu pasien dalam
melakukan mobilisasi dan latihan fisik yang diperlukan untuk memulihkan
kekuatan dan fungsi tubuh. Mereka memberikan bantuan dalam perpindahan
posisi, menjaga kebersihan dan kenyamanan pasien, serta melibatkan pasien
dalam latihan pernapasan atau latihan fisioterapi yang diperlukan.
6. Edukasi Pasien: Perawat post operatif memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarganya tentang perawatan pasca operasi. Mereka menjelaskan tindakan yang
perlu diambil, seperti penggunaan obat-obatan, perawatan luka, dan batasan
aktivitas. Perawat juga memberikan informasi tentang tanda-tanda peringatan
yang harus diwaspadai dan kapan harus mencari bantuan medis lebih lanjut.
7. Dukungan Emosional: Perawat post operatif memberikan dukungan emosional
kepada pasien dan keluarganya. Mereka memberikan kesempatan untuk
berbicara dan mendengarkan kekhawatiran atau kebutuhan pasien. Perawat juga
memberikan informasi dan menjawab pertanyaan yang mungkin timbul terkait
pemulihan pasca operasi.

109
Sindrom Kompartemen
Pada sindrom kompartemen, terdapat 5P yang sering digunakan untuk
menggambarkan tanda dan gejala yang terkait. Berikut adalah 5P dan penjelasannya
terkait tanda dan gejala sindrom kompartemen:
1. Pain (Nyeri): Nyeri yang parah dan tidak proporsional terhadap tingkat cedera
atau prosedur yang dilakukan adalah tanda utama sindrom kompartemen. Nyeri
ini bisa berdenyut, terasa seperti tekanan yang berat, dan tidak teratasi dengan
analgesik biasa.
2. Pallor (Pucat): Sindrom kompartemen dapat menyebabkan pembatasan aliran
darah, yang dapat mengakibatkan kulit di sekitar area yang terkena menjadi
pucat atau kehilangan warna normalnya. Pucatnya kulit ini dapat menjadi tanda
penurunan aliran darah ke area tersebut.
3. Pulselessness (Hilangnya Denyut Nadi): Hilangnya denyut nadi atau denyut nadi
yang lemah pada area yang terkena dapat terjadi pada sindrom kompartemen.
Hal ini disebabkan oleh tekanan yang tinggi yang menghambat aliran darah ke
area tersebut, sehingga menyebabkan hilangnya denyut nadi yang teraba atau
terukur.
4. Paralysis (Kelumpuhan): Sindrom kompartemen yang parah dapat menyebabkan
gangguan peredaran darah dan tekanan yang menghambat fungsi saraf. Hal ini
dapat mengakibatkan kelemahan otot, penurunan kemampuan bergerak, atau
bahkan kelumpuhan pada area yang terkena.
5. Paraesthesia (Sensasi Terbakar atau Mati Rasa): Sindrom kompartemen dapat
menyebabkan perubahan sensasi seperti sensasi terbakar, mati rasa, atau
kesemutan di sekitar area yang terkena. Hal ini disebabkan oleh tekanan yang
mengganggu fungsi saraf di dalam kompartemen tersebut.
Penting untuk diingat bahwa tanda dan gejala sindrom kompartemen dapat bervariasi
tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan kondisi tersebut. Jika seseorang
mengalami tanda-tanda 5P atau mencurigai adanya sindrom kompartemen, sangat
penting untuk segera mencari perhatian medis darurat, karena penundaan
pengobatan dapat mengancam nyawa atau menyebabkan kerusakan jaringan yang
permanen.

110
Grade Ulkus

Grade Penjelasan
Grade 0 Tidak ada luka ulkus terlihat pada kulit.
Perubahan warna pada kulit, seperti
Grade 1 kemerahan atau kebiruan yang tidak memudar
saat ditekan.
Luka ulkus melibatkan kerusakan pada lapisan
Grade 2 kulit atau jaringan di bawahnya, seperti lecet,
lepuh, atau mengelupas.
Luka ulkus mencapai lapisan jaringan yang
Grade 3 lebih dalam, melibatkan kerusakan pada otot
atau tulang.
Luka ulkus mencapai lapisan jaringan yang
Grade 4 lebih dalam, melibatkan kerusakan pada otot,
tulang, atau struktur lainnya.

111
Rule Of Nine

Persentase Luas Permukaan


Daerah Tubuh
Tubuh
Kepala dan Leher 9%
Lengan (setiap lengan) 9%
Lengan Atas (depan dan
4,5%
belakang)
18% (9% untuk dada, 9%
Dada dan Perut
untuk perut)
18% (9% untuk punggung
Punggung atas, 9% untuk punggung
bawah)
Tungkai Atas (depan dan
9%
belakang)
Tungkai Bawah (depan 18% (9% untuk tungkai atas,
dan belakang) 9% untuk tungkai bawah)
Daerah Kelamin Eksternal 1%

112
10 Benar Obat
1. Benar pasien: Pastikan obat diberikan kepada pasien yang benar. Identifikasi
pasien dengan menggunakan metode yang sesuai, seperti nama pasien, nomor
identifikasi unik, tanggal lahir, atau foto identifikasi.
2. Benar obat: Periksa obat dengan cermat sebelum memberikannya kepada
pasien. Pastikan obat yang diberikan sesuai dengan pesanan atau resep dokter.
Periksa nama obat, dosis, bentuk sediaan, dan tanggal kedaluwarsa.
3. Benar dosis: Pastikan dosis obat yang diberikan sesuai dengan yang telah
ditentukan oleh dokter. Gunakan alat pengukur dosis yang tepat dan pastikan
pengukuran dilakukan dengan cermat.
4. Benar jalan pemberian: Sesuaikan jalan pemberian obat dengan instruksi
dokter. Obat dapat diberikan melalui mulut (oral), injeksi (subkutan,
intramuskular, intravena), transdermal, inhalasi, atau melalui rute lain yang
ditentukan.
5. Benar waktu pemberian: Berikan obat pada waktu yang tepat sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan. Beberapa obat perlu diberikan sebelum atau
sesudah makan. Pastikan untuk mengikuti petunjuk pemberian obat yang telah
ditetapkan.
6. Benar alasan: Ketahui alasan mengapa obat diberikan kepada pasien. Pahami
indikasi obat dan tujuan pengobatan yang ingin dicapai.
7. Benar dokumentasi: Catat dengan akurat semua pemberian obat yang
dilakukan, termasuk dosis, waktu pemberian, dan respons pasien. Hal ini
penting untuk pemantauan pasien serta komunikasi yang efektif antara tenaga
kesehatan yang terlibat dalam perawatan pasien.
8. Benar edukasi pasien: Sampaikan informasi yang jelas dan tepat kepada pasien
tentang obat yang diberikan, termasuk dosis, cara penggunaan, efek samping
yang mungkin terjadi, dan tindakan yang harus diambil jika ada masalah atau
keluhan.
9. Benar evaluasi: Lakukan evaluasi terhadap respons pasien terhadap obat yang
diberikan. Perhatikan adanya perbaikan atau perubahan kondisi pasien, serta
efek samping yang mungkin timbul.
10. Benar komunikasi: Jalin komunikasi yang baik antara anggota tim kesehatan
yang terlibat dalam perawatan pasien, termasuk dokter, perawat, apoteker, dan
tenaga medis lainnya. Pastikan informasi yang diperlukan tentang pemberian
obat terkomunikasikan dengan baik.

113
Rumus Bexter
Dikenal sebagai Rumus Parkland, adalah metode yang digunakan untuk menghitung
kebutuhan cairan pada pasien luka bakar dalam 24 jam pertama setelah cedera.
Rumus ini membantu menentukan jumlah cairan intravena yang harus diberikan
untuk menjaga keseimbangan cairan dan mencegah dehidrasi pada pasien luka bakar.

Rumus Baxter: Total Cairan yang Diperlukan dalam 24 Jam = Berat Badan Pasien (kg) ×
Persentase Luas Luka Bakar (%) × Faktor Koreksi

Berikut penjelasan komponen rumus Baxter:


1. Berat Badan Pasien: Digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan
berdasarkan berat badan pasien dalam kilogram (kg). Pengukuran berat badan
pasien harus akurat untuk memastikan dosis cairan yang tepat.
2. Persentase Luas Luka Bakar: Menunjukkan persentase luas tubuh yang terkena
luka bakar. Biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase. Luas luka bakar dapat
diestimasi menggunakan metode Rule of Nines atau menggunakan metode
Lund-Browder yang lebih akurat.
3. Faktor Koreksi: Merupakan faktor pengoreksi yang digunakan untuk
memperhitungkan kebutuhan cairan tambahan berdasarkan kondisi pasien.
Biasanya faktor koreksi yang digunakan adalah 2 atau 4 mL/kg/%TBSA (Total
Body Surface Area). Namun, faktor koreksi dapat disesuaikan berdasarkan
kondisi khusus pasien, seperti usia, penyakit penyerta, atau komorbiditas
lainnya.

Setelah menghitung total cairan yang diperlukan dalam 24 jam pertama, jumlah
cairan tersebut dibagi menjadi dua bagian. Setengah dari jumlah cairan diinfuskan
dalam 8 jam pertama setelah cedera, dan setengah sisanya diinfuskan dalam 16 jam
berikutnya.
Penting untuk dicatat bahwa rumus Baxter hanya memberikan perkiraan awal
kebutuhan cairan pada pasien luka bakar. Selama perawatan, kebutuhan cairan pasien
perlu dievaluasi secara berkala dan disesuaikan berdasarkan respons pasien, keadaan
hemodinamik, dan tanda-tanda dehidrasi atau edema.

114
Balance Cairan
Rumus balance cairan, juga dikenal sebagai rumus balance cairan positif atau rumus
balance input-output, adalah metode yang digunakan untuk menghitung balance
cairan pasien. Rumus ini membantu menghitung selisih antara total cairan yang
masuk ke dalam tubuh (input) dengan total cairan yang keluar dari tubuh (output)
dalam periode waktu tertentu. Dengan menggunakan rumus balance cairan, kita
dapat mengevaluasi keadaan hidrasi pasien dan memonitor keseimbangan cairan
secara keseluruhan.

Rumus Balance Cairan: Balance Cairan = Total Cairan Masuk - Total Cairan Keluar

Berikut penjelasan komponen rumus balance cairan:


1. Total Cairan Masuk: Merupakan jumlah semua cairan yang masuk ke dalam
tubuh pasien. Ini termasuk cairan yang diberikan melalui mulut (oral), cairan
intravena (IV), cairan parenteral, obat-obatan yang mengandung cairan (seperti
sirup), dan makanan yang mengandung cairan.
2. Total Cairan Keluar: Merupakan jumlah semua cairan yang keluar dari tubuh
pasien. Ini termasuk urine (diuresis), tinja, muntah, drainase luka, keringat, dan
pernapasan.

Dengan menghitung selisih antara total cairan masuk dan total cairan keluar, kita
dapat menentukan apakah pasien mengalami balance cairan positif (lebih banyak
cairan masuk daripada keluar) atau balance cairan negatif (lebih banyak cairan keluar
daripada masuk). Hasil balance cairan yang positif menunjukkan retensi cairan,
sementara hasil balance cairan yang negatif menunjukkan dehidrasi.

Melalui pemantauan balance cairan, tim medis dapat mengevaluasi keadaan hidrasi
pasien, mendeteksi perubahan volume cairan tubuh, dan mengambil tindakan yang
sesuai, seperti penyesuaian kebutuhan cairan, pemberian terapi infus, atau evaluasi
lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebab ketidakseimbangan cairan.

Pemantauan balance cairan pada pasien penting dalam banyak kondisi klinis,
termasuk pasien dengan gangguan ginjal, gangguan kardiovaskular, gangguan
elektrolit, dan pasien pascaoperasi. Proses pemantauan dan perhitungan balance
cairan biasanya dilakukan oleh tim medis yang terlatih, seperti dokter atau perawat,
dengan menggunakan catatan input dan output cairan yang akurat dan terperinci.

115
Warna Triase
Dalam sistem triase, terdapat beberapa warna yang digunakan untuk
memprioritaskan pasien berdasarkan tingkat kegawatan medis mereka. Warna-warna
dalam triase umumnya adalah merah, kuning, hijau, dan hitam. Berikut adalah
penjelasan dan contoh penggunaan warna dalam triase:
1.Merah:
Penjelasan: Warna merah digunakan untuk pasien dengan kondisi kritis atau yang
mengalami ancaman terhadap kehidupan. Mereka membutuhkan perawatan segera
untuk menyelamatkan nyawa.
Contoh: Pasien dengan pernapasan yang terganggu, pendarahan berat, syok, atau
masalah jantung akut dapat ditandai dengan warna merah.
2. Kuning:
Penjelasan: Warna kuning diberikan kepada pasien dengan kondisi yang serius, tetapi
tidak segera mengancam kehidupan. Mereka membutuhkan perawatan dalam waktu
yang lebih lama daripada pasien warna merah.
Contoh: Pasien dengan patah tulang, luka yang membutuhkan jahitan, nyeri dada
ringan, atau infeksi yang dapat ditangani dengan perawatan segera namun tidak
darurat, dapat diberi tanda kuning.
3. Hijau:
Penjelasan: Warna hijau diberikan kepada pasien dengan kondisi yang stabil dan tidak
mengancam jiwa. Mereka membutuhkan perawatan yang lebih rutin dan tidak
membutuhkan penanganan segera.
Contoh: Pasien dengan luka ringan, sakit tenggorokan, nyeri punggung ringan, atau
demam dapat ditandai dengan warna hijau.
4. Hitam:
Penjelasan: Warna hitam digunakan untuk pasien yang tidak dapat bertahan atau
pasien yang dinyatakan meninggal. Pasien dalam kategori ini tidak memerlukan
perawatan medis lebih lanjut.
Contoh: Pasien yang sudah meninggal dunia atau dengan cedera yang parah dan tidak
responsif dapat ditandai dengan warna hitam.

Penting untuk dicatat bahwa penggunaan warna dalam triase dapat berbeda-beda
tergantung pada sistem atau protokol triase yang digunakan di suatu tempat. Sistem
triase memberikan panduan kepada tim medis untuk memprioritaskan pasien dengan
cepat dan efisien berdasarkan tingkat kegawatan medis mereka, sehingga sumber
daya medis dapat dialokasikan dengan bijaksana.

116
Priary Survey
Primary survey dilakukan dengan cepat dan sistematis untuk memprioritaskan
tindakan yang paling penting dan mendesak. Berikut adalah beberapa langkah yang
tercakup dalam primary survey:
1.A: Airway (Jalan Napas):
1. Memastikan jalan napas terbuka dan bebas dari obstruksi.
2. Memeriksa adanya benda asing di tenggorokan atau mulut.
3. Memposisikan kepala dan leher secara tepat untuk menjaga patency
(kebukaan) jalan napas.
2.B: Breathing (Pernapasan):
1. Menilai dan memastikan pasien memiliki fungsi pernapasan yang
adekuat.
2. Memeriksa frekuensi pernapasan, kedalaman pernapasan, dan kualitas
suara pernapasan.
3. Memastikan bahwa pasien menerima oksigenasi yang cukup.
3.C: Circulation (Sirkulasi):
1. Menilai sirkulasi pasien dengan memeriksa denyut nadi, warna kulit, dan
kehangatan ekstremitas.
2. Mencari tanda-tanda perdarahan yang mengancam jiwa dan
menghentikan perdarahan jika ditemukan.
3. Memulai resusitasi kardiopulmonal (CPR) jika tidak ada tanda-tanda
sirkulasi.
4.D: Disability (Kehilangan Kesadaran):
1. Menilai tingkat kesadaran pasien menggunakan skala seperti skala
Glasgow Coma.
2. Mengevaluasi respons pasien terhadap rangsangan.
3. Memeriksa pupil mata untuk mengecek adanya kelainan neurologis.
5.E: Exposure (Pemaparan):
1. Menghilangkan pakaian atau menggulung pakaian pasien untuk
memeriksa dan menilai cedera.
2. Memastikan suhu tubuh pasien dengan melindungi pasien dari panas
atau dingin yang berlebihan.
Primary survey penting dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang mengancam
jiwa dengan cepat dan segera menangani kondisi tersebut. Tujuan utama dari primary
survey adalah mempertahankan dan mengoptimalkan fungsi vital pasien. Setelah
primary survey selesai dan kondisi kegawatan utama sudah ditangani, dilakukan
pemeriksaan sekunder yang lebih mendetail untuk mengidentifikasi cedera atau
masalah lain yang mungkin ada pada pasien.

117
6 – 8 Sebelum Serangan
Reversible cause of arrest
-Hypovolemia
-Hypoxia
-Hydrogen ion (acidosis)
-Hypo-/Hyperkalemia
-Hypoglycemia
-Hypothermia
-Toxins
-Tamponade, cardiac
-Tension pneumothorax
-Thrombosis coronary
-Thrombosis pulmonary
-Trauma

Early Warning Scoring System


Perawat harus khawatir apabila ada kondisi
✓ HR<40 or >130 bpm
✓ sBP<90 mmHg
✓ RR<8 or >28 bpm
✓ Threatened airway
✓ SpO2<90%
✓ Concious state
✓ Urin<50 mL/hr

118
EWS

119
Nilai EWS
Nilai EWS: 0
Frekuensi Monitoring:
1. Minimal 3 kali sehari
2. atau 1 kali/ shift atau tiap 4 jam untuk pasien paska perawatan
intensive
Respon Klinik :
1. Lanjutkan monitoring EWS rutin
2. Jika pada re-asesmen ditemukan skor > 0, ikuti petunjuk respon
klinis skor rendah ( HIJAU )

Nilai EWS: Total 1 - 4 ( SKOR RENDAH ) (HIJAU)


Frekuensi Monitoring:
Tiap 4 jam
Respon Klinik:
1. Hubungi Dokter Jaga
2. Dokter Jaga verifikasi kondisi pasien dalam waktu < 1 jam setelah
dilaporkan
3. Dokter Jaga memutuskan frekuensi monitoring ditambah atau
ekskalasi ke Dokter
4. Penanggung Jawab Pasien (Dokter Spesialis)
5. Jika pada re-asesmen ditemukan skor < 1 selama 4 jam observasi,
lanjutkan observasi sesuai petunjuk respon klinis skor 0
6. Sebaliknya, jika ditemukan skor > 2 setelah 2 jam observasi:
7. Lakukan re-asesmen dan tingkatkan frekuensi onservasi
8. Lanjutkan observasi sesuai petunjuk skor medium ( KUNING )

120
Nilai EWS
Nilai EWS: Skor MEDIUM (Nilai 3 di sembarang parameter) atau Total 5 – 6
(KUNING)
Frekuensi Monitoring:
Terus menerus tiap 1 jam sampai kondisi membaik (EWS/ PEWS < 5)
Respon Klinis:
1. Hubungi Dokter Jaga
2. Dokter Jaga melakukan verifikasi dalam 30 menit sejak dilaporkan, melakukan
pemeriksaan dan penanganan pasien
3. Jika pada re-asesmen ditemukan skor < 5 selama 4 jam observasi, lanjutkan
observasi sesuai petunjuk respon klinis skor rendah ( HIJAU )
4. Sebaliknya, jika ditemukan skor > 6 setelah 1 jam observasi:
5. Lakukan re-asesmen ( perawat/ Dokter Jaga )
6. Tingkatkan frekuensi observasi tiap 30 menit.
7. Observasi pasien sesuai petunjuk skor Tinggi ( MERAH )

Nilai EWS: Total 7 atau lebih (SKOR TINGGI) (MERAH)


Frekuensi Monitoring: Continuous monitoring dan penanganan dalam 30 menit
Respon Klinik:
1. Hubungi Dokter Jaga
2. Dokter Jaga melakukan verifikasi, pemeriksaan da penanganan pasien dalam
waktu < 15 menit sejak aktivasi EWS
3. Dokter Jaga lapor Dokter Penanggung-Jawab Pasien, Bila >3x tidak dpt
dihubungi, kontak Dokter Spesialis yang sama bidangnya.
4. Dokter Jaga menginformasikan kepada keluarga tentang kondisi pasien dan
kemungkinan pindah rawat ruang intensif
5. Monitor secara kontinu dengan alat monitor portable ( jika tersedia )
6. Jika dalam waktu 30 menit sejak penanganan dan konsultasi dengan Dokter
Penanggung-Jawab Pasien terjadi perburukan pasien, maka Dokter Jaga atas ijin
Dokter Penanggung- Jawab Pasien mengkonsultasikan kepada Intensivist dan
rekomendasi untuk rawat di ruang Intensif (ICU)
7. Jika terjadi Cardiac Arrest, lakukan penanganan sesuai algorithme Code Blue.
8. Jika respon pasien membaik, dan skor < dari 7 setelah 4 jam observasi secara
terus menerus, kembali ikuti petunjuk respon klinis medium ( KUNING )
9. Jika SKOR tetap > 7, Dokter Penanggung-Jawab Pasien dan keluarga setuju
rawat ruang Intensif
10. Pasien dipindahkan ke Ruang Intensif

Catatan: Dokter Penanggung-Jawab Pasien adalah dokter spesialis yang


bertanggung jawab pada pasien tersebut

121
EWS
✓ EWSS adalah sebuah sistem skoring yangdigunakan sebelum pasien
mengalami kondisi kegawatan.
✓ Skoring EWS disertai dengan algoritme tindakan berdasarkan hasil
skoring dari pengkajian pasien.
✓ EWS digunakan sebagai komponen untuk Tim Medik Reaksi Cepat
( CODE BLUE ) dalam menangani kondisi kegawatan pada pasien
diRS.
✓ EWS lebih berfokus kepada mendeteksi kegawatan sebelum hal
tersebut terjadi.

122
Inisial Assesment

Airways Mengancam kehidupan

Breathing Semua henti napas


RR <5
RR > 30
Circulation Semua cardiac arrest
PR < 40
PR > 140
Systolic BP < 90
Neurology Tiba tiba tingkat kesadarana jatuh (2
poin GCS)
Tidak sadar berulang atau lama
Kodisi Semua pasien yang membuat anda
hawatir tapi tidak termasuk keriteria
diatas

123
Management Airways

Treathened Couses Intervension

Gurgling Cairan Suction , miringkan

Snoring Lidah Headtilt-chinlift,


jaw trust, OFA,NPA
Stridor/ crowing Oedema Intubasi

Wheezing Sputum, Bronchodilator


vasokontriksi,
oedema
Sillent Benda asing Hemlic manuver,
chest trust,
abdominal trust

124
Posisi Pasien
1.Posisi Tidur Datar (Supine Position):
1. Pasien berbaring dengan punggung menghadap ke atas dan wajah
menghadap ke atas.
2. Posisi ini umumnya digunakan untuk pemeriksaan fisik, prosedur bedah,
atau pemberian obat melalui vena.
2.Posisi Miring (Lateral Position):
1. Pasien berbaring memiringkan tubuh ke satu sisi dengan bantuan bantal
atau penyangga tubuh.
2. Posisi ini sering digunakan untuk menghindari penekanan pada area yang
terluka atau untuk memfasilitasi pernapasan yang lebih baik.
3.Posisi Setengah Duduk (Semi-Fowler's Position):
1. Pasien berbaring dengan kepala dan dada sedikit diangkat dengan
menggunakan bantal atau penyangga.
2. Posisi ini membantu mengurangi tekanan pada paru-paru, memfasilitasi
pernapasan, dan mencegah kemungkinan regurgitasi pada pasien dengan
masalah pencernaan.
4.Posisi Dorsal Recumbent:
1. Pasien berbaring dengan punggung di tempat tidur atau permukaan datar
dengan lutut ditekuk.
2. Posisi ini sering digunakan untuk pemeriksaan panggul atau genitalia
pada pasien perempuan.
5.Posisi Litotomi (Lithotomy Position):
1. Pasien berbaring di punggung dengan kaki diangkat dan ditekuk pada
lutut, mirip seperti posisi saat melahirkan.
2. Posisi ini umumnya digunakan dalam prosedur bedah ginekologi atau
pemeriksaan panggul pada wanita.
6.Posisi Trendelenburg:
1. Pasien berbaring dengan kepala lebih rendah dari kaki, sehingga tubuh
berada dalam sudut menurun.
2. Posisi ini sering digunakan dalam situasi kegawatan seperti syok, untuk
memperbaiki perfusi darah ke organ vital.
7.Posisi Prone (Tengkurap):
1. Pasien berbaring dengan perut menghadap ke bawah dan wajah di satu
sisi.
2. Posisi ini dapat digunakan dalam pemeriksaan atau perawatan pasien
dengan masalah punggung atau untuk memfasilitasi pernapasan pada
beberapa kondisi.

125
Tanda Inflamasi
Inflamasi adalah respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi. Tanda-
tanda inflamasi adalah gejala fisik yang muncul sebagai bagian dari respons
perlindungan tubuh terhadap infeksi atau kerusakan jaringan. Tanda-tanda
inflamasi umumnya mencakup:
1.Kemerahan (Erythema):
Daerah yang terkena inflamasi sering menjadi lebih merah dari
biasanya. Ini disebabkan oleh peningkatan aliran darah ke area
tersebut sebagai bagian dari respons peradangan.
2.Pembengkakan (Swelling):
Inflamasi sering menyebabkan penumpukan cairan dan sel-sel
peradangan di area yang terkena. Hal ini dapat mengakibatkan
pembengkakan atau pembesaran area tersebut.
3.Panas (Heat):
Daerah yang terkena inflamasi dapat terasa lebih panas dibandingkan
dengan bagian tubuh yang lain. Ini juga disebabkan oleh peningkatan
aliran darah ke area yang terinfeksi atau terluka.
4.Nyeri (Pain):
Inflamasi sering disertai dengan rasa nyeri atau ketidaknyamanan. Ini
dapat disebabkan oleh tekanan yang dihasilkan oleh pembengkakan,
pelepasan zat-zat peradangan, atau iritasi pada saraf di daerah
tersebut.
5.Kekakuan (Stiffness):
Kekakuan atau penurunan rentang gerak dapat terjadi pada area yang
mengalami inflamasi. Ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang
untuk bergerak dengan bebas.
6.Hilangnya Fungsi (Loss of Function):
Pada beberapa kasus inflamasi yang parah, fungsi normal area yang
terkena dapat terganggu secara signifikan. Misalnya, seseorang
mungkin tidak dapat menggunakan anggota tubuh yang terkena
inflamasi secara normal.
Tanda-tanda inflamasi ini adalah hasil dari berbagai reaksi biokimia yang
terjadi dalam tubuh sebagai bagian dari respons peradangan. Peradangan
adalah mekanisme pertahanan tubuh yang penting, tetapi dalam beberapa
situasi, seperti dalam penyakit autoimun atau inflamasi kronis, respons
peradangan dapat menjadi berlebihan dan merusak jaringan tubuh.

126
Klasifikasi DBD
Berikut adalah klasifikasi DBD berdasarkan panduan Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) yang umum digunakan:
Kelas I (Dengue Tanpa Tanda Bahaya):
•Pasien memiliki demam akut.
•Pasien mungkin mengalami nyeri sendi, otot, sakit kepala, dan gejala umum
seperti mual dan muntah.
•Tidak ada tanda-tanda perdarahan yang jelas.
•Pasien memiliki denyut nadi yang normal, tekanan darah normal, dan tidak
ada tanda-tanda kegagalan sirkulasi.
Kelas II (Dengue dengan Tanda-tanda Bahaya):
•Pasien memiliki demam akut.
•Mungkin terdapat tanda-tanda perdarahan ringan, seperti perdarahan gusi
atau bintik merah pada kulit.
•Pasien mungkin mengalami gejala seperti mual, muntah, nyeri perut, dan
peningkatan penurunan jumlah trombosit dalam darah.
•Pasien memiliki denyut nadi yang cepat, tekanan darah yang bisa menurun,
dan gejala awal kegagalan sirkulasi, seperti kedinginan dan lembab.
Kelas III (Dengue dengan Keadaan Predisiksi Syok):
•Pasien memiliki gejala yang sama seperti pada kelas II, tetapi gejala ini
menjadi lebih parah.
•Pasien mungkin mengalami perdarahan yang lebih parah, seperti perdarahan
gastrointestinal (pada saluran pencernaan) atau perdarahan organ dalam.
•Pasien memiliki denyut nadi yang cepat, tekanan darah yang terus menurun,
dan tanda-tanda syok, seperti kulit pucat dan dingin, lemah, dan pernapasan
dangkal.
Kelas IV (Dengue dengan Syok):
•Ini adalah tingkat keparahan tertinggi DBD.
•Pasien mengalami syok, yang ditandai oleh tekanan darah yang sangat
rendah dan sirkulasi yang tidak memadai.
•Pasien mungkin mengalami kehilangan kesadaran, pendarahan yang berat,
dan gejala syok seperti denyut nadi lemah atau tidak teraba dan kulit yang
sangat dingin dan pucat.

127
Kelainan Penyembuhan Luka
Berikut adalah beberapa jenis kelainan penyembuhan luka yang umum:
Luka Kronis: Luka kronis adalah luka yang tidak sembuh dengan baik dan
berlanjut dalam waktu yang lama, sering lebih dari 12 minggu. Ini bisa
menjadi masalah pada luka tekan, ulkus kaki diabetik, atau luka yang
disebabkan oleh penyakit vaskular. Faktor-faktor seperti peredaran darah
yang buruk atau tekanan konstan pada area tertentu dapat berkontribusi
pada luka kronis.

Luka Infeksi: Luka yang terinfeksi dapat memiliki gejala seperti kemerahan,
pembengkakan, rasa sakit yang meningkat, dan pelebaran luka. Infeksi dapat
mengganggu proses penyembuhan dan menyebabkan luka sembuh dengan
lambat atau tidak sempurna.

Luka Hipertrofik: Luka hipertrofik adalah luka yang tumbuh melebihi ukuran
luka awal dan menonjol di atas permukaan kulit. Ini dapat terjadi sebagai
respons berlebihan tubuh terhadap cedera dan seringkali muncul pada
bekas luka.

Keloid: Keloid adalah jenis luka yang lebih parah daripada luka hipertrofik.
Mereka cenderung tumbuh lebih besar daripada luka aslinya dan dapat
menonjol jauh di atas permukaan kulit. Keloid seringkali bersifat genetik dan
sulit diobati.

Dehisensi Luka: Dehisensi luka terjadi ketika luka yang sebelumnya tertutup
rapat terbuka kembali sebelum proses penyembuhan sempurna. Hal ini bisa
terjadi karena tegangan berlebih pada luka, infeksi, atau faktor lainnya.

Kerusakan Jaringan Lunak: Kerusakan jaringan lunak adalah kondisi di mana


jaringan kulit dan otot di sekitar luka mengalami kerusakan. Ini dapat terjadi
dalam luka yang dalam atau akibat trauma berat. Kerusakan jaringan lunak
dapat memperlambat proses penyembuhan dan menyebabkan komplikasi.

Luka Serosis: Luka serosis adalah luka yang terjadi ketika jaringan ikat
menggantikan jaringan normal. Ini dapat terjadi setelah luka parah atau
peradangan kronis dan dapat menyebabkan hilangnya fungsi normal pada
area tersebut.

128
Dosis Vaksin Covid 19
Dosis pemberian vaksin COVID-19 tergantung pada jenis vaksin yang
digunakan. Pada saat pengetahuan saya hingga September 2021, ada
beberapa vaksin COVID-19 yang telah disetujui dan digunakan di
berbagai negara, dan dosis pemberian mereka berbeda-beda. Perlu
diingat bahwa informasi ini dapat berubah seiring berjalannya waktu
dan dengan munculnya vaksin baru atau perubahan dalam pedoman
vaksinasi. Berikut adalah beberapa vaksin COVID-19 yang umumnya
digunakan dan dosis pemberiannya:
1.Vaksin Pfizer-BioNTech (Comirnaty):
1. Dosis: Diberikan dalam dua dosis.
2. Interval: Dosis kedua biasanya diberikan sekitar 3 minggu
(21 hari) setelah dosis pertama.
2.Vaksin Moderna:
1. Dosis: Diberikan dalam dua dosis.
2. Interval: Dosis kedua diberikan sekitar 4 minggu (28 hari)
setelah dosis pertama.
3.Vaksin AstraZeneca (Vaxzevria):
1. Dosis: Diberikan dalam dua dosis.
2. Interval: Interval antara dosis pertama dan dosis kedua
dapat bervariasi, tergantung pada pedoman nasional,
tetapi umumnya sekitar 8 hingga 12 minggu.
4.Vaksin Johnson & Johnson (Janssen):
1. Dosis: Diberikan dalam satu dosis.
5.Vaksin Sinovac:
1. Dosis: Diberikan dalam dua dosis.
2. Interval: Interval antara dosis pertama dan kedua bisa
bervariasi, tetapi umumnya sekitar 2 hingga 4 minggu.
6.Vaksin Sinopharm:
1. Dosis: Diberikan dalam dua dosis.
2. Interval: Interval antara dosis pertama dan kedua
bervariasi, tetapi umumnya sekitar 3 hingga 4 minggu.

129
Maternitas & Anak

130
Kala Persalianan
1.Kala I (Kala Pembukaan):
1. Kala I dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan lengkap
atau dilatasi serviks mencapai 10 cm.
2. Kala ini terbagi menjadi dua fase: fase laten dan fase aktif.
3. Fase laten adalah fase awal di mana serviks mulai mengalami
pembukaan secara perlahan dan kontraksi mulai terjadi.
4. Fase aktif adalah fase di mana pembukaan serviks lebih cepat
terjadi dan kontraksi menjadi lebih intens dan teratur.
2.Kala II (Kala Melahirkan):
1. Kala II dimulai setelah pembukaan lengkap serviks hingga bayi
lahir.
2. Pada kala ini, ibu akan merasakan dorongan dan keinginan
untuk mendorong bayi keluar.
3. Kontraksi saat ini lebih kuat dan lebih sering, membantu bayi
melalui jalan lahir.
4. Kala II berakhir saat bayi sepenuhnya lahir.
3.Kala III (Kala Plasenta):
1. Kala III dimulai setelah lahirnya bayi hingga lahirnya plasenta
atau ari-ari.
2. Pada kala ini, uterus terus berkontraksi untuk mengeluarkan
plasenta dan membran dari rahim.
3. Kala III biasanya berlangsung antara 5 hingga 30 menit setelah
lahirnya bayi.
4.Kala IV (Kala Pasca Persalinan):
1. Kala IV adalah periode pasca persalinan yang berlangsung
selama 1 hingga 2 jam setelah lahirnya plasenta.
2. Kala ini merupakan waktu pemulihan awal bagi ibu.
3. Pada kala ini, perawatan pascapersalinan dan pemantauan
dilakukan untuk memastikan kondisi ibu stabil dan mencegah
komplikasi.

131
Fase Mentruasi
1.Fase Menstruasi:
1. Fase menstruasi adalah awal dari siklus menstruasi yang ditandai
dengan perdarahan dari rahim.
2. Pada fase ini, kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh
wanita rendah.
3. Lapisan endometrium rahim yang tidak diperlukan lagi akan
terlepas dan dikeluarkan dari tubuh melalui vagina dalam bentuk
darah menstruasi.
4. Biasanya berlangsung selama 3 hingga 7 hari, tetapi rentang waktu
dapat bervariasi antara individu.
2.Fase Proliferasi:
1. Setelah menstruasi berakhir, tubuh mulai membangun kembali
lapisan endometrium yang baru.
2. Kadar hormon estrogen mulai meningkat, yang merangsang
pertumbuhan dan pembaruannya.
3. Rahim menjadi lebih tebal dan lebih siap untuk menerima telur
yang dibuahi jika terjadi pembuahan.
3.Fase Ovulasi:
1. Fase ovulasi terjadi sekitar pertengahan siklus menstruasi, biasanya
sekitar hari ke-14 dalam siklus 28 hari.
2. Pada fase ini, ovarium melepaskan telur matang ke dalam tuba
falopi, siap untuk pembuahan oleh sperma jika terjadi hubungan
seksual.
3. Progesteron meningkat secara signifikan, yang membantu
mempersiapkan endometrium untuk menerima embrio jika
pembuahan terjadi.
4.Fase Sekretori:
1. Jika terjadi pembuahan dan kehamilan terjadi, embrio akan
menanamkan dirinya pada endometrium yang kaya nutrisi.
2. Pada fase ini, rahim memproduksi lendir kental dan menghasilkan
lebih banyak nutrisi untuk mendukung pertumbuhan embrio.
3. Jika tidak ada pembuahan, kadar hormon progesteron dan estrogen
akan turun, dan endometrium akan mulai meluruh, memulai fase
menstruasi berikutnya.

132
Abortus
Berdasarkan penyebab dan karakteristiknya, ada beberapa jenis abortus yang
berbeda, termasuk:
1.Abortus Spontan (Miscarriage):
Abortus spontan adalah jenis abortus yang terjadi secara alami tanpa
intervensi medis. Ini dapat terjadi karena masalah genetik pada janin,
masalah pada rahim atau leher rahim, atau faktor-faktor lain yang tidak
dapat diatasi. Abortus spontan seringkali terjadi pada tahap awal kehamilan,
terutama dalam 20 minggu pertama.
2.Abortus Provokatus (Induced Abortion):
Abortus provokatus adalah pengakhiran kehamilan yang disengaja atau
dilakukan atas keputusan seseorang. Ini dapat terjadi dalam beberapa situasi,
termasuk ketika kehamilan tidak diinginkan atau ketika ada masalah medis
yang serius yang mengancam kesehatan ibu atau janin.
Abortus provokatus dapat dibagi menjadi dua kategori:
1. Abortus Provokatus Legal: Terjadi dalam kerangka hukum dan dilakukan
oleh profesional medis yang berkualifikasi di fasilitas kesehatan yang sah.
2. Abortus Provokatus Tidak Legal atau Dilakukan Sendiri: Terjadi di luar
kerangka hukum atau dilakukan oleh individu tanpa supervisi medis yang
tepat. Ini seringkali tidak aman dan dapat membahayakan kesehatan ibu.
3.Abortus Spontan Habitual (Recurrent Miscarriage):
Abortus spontan habitual adalah kondisi di mana seorang wanita mengalami
tiga atau lebih abortus spontan berturut-turut. Ini dapat disebabkan oleh
faktor-faktor genetik, masalah pada sistem kekebalan tubuh, atau kondisi
medis lainnya yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mendukung
kehamilan.
4.Abortus Inkomplit (Incomplete Abortion):
Abortus inkomplit terjadi ketika sebagian dari hasil konsepsi atau jaringan
janin tetap berada di dalam rahim setelah sebagian telah keluar. Hal ini sering
disertai dengan perdarahan dan gejala nyeri.
5.Abortus Septik (Septic Abortion):
Abortus septik terjadi ketika infeksi merusak jaringan dan rahim setelah
prosedur pengakhiran kehamilan yang tidak aman atau tidak steril. Ini dapat
sangat berbahaya bagi kesehatan ibu.
6.Abortus Ektopik (Ectopic Pregnancy):
Abortus ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar rahim, biasanya dalam
salah satu saluran tuba. Kehamilan ektopik tidak dapat berkembang menjadi
kehamilan yang normal dan sering memerlukan tindakan medis segera.

133
Perjalanan Zigot
Perjalanan zigot mengacu pada tahapan-tahapan awal perkembangan
embrio setelah pembuahan atau penyatuan antara sel telur (ovum) dan
sel sperma. Inilah awal dari kehidupan manusia, dan proses ini terjadi di
tuba falopi wanita. Berikut adalah perjalanan zigot dari saat pembuahan
hingga implantasi:
1.Pembuahan: Proses dimulai saat sel sperma laki-laki bertemu dengan
sel telur perempuan di salah satu tuba falopi. Pembuahan terjadi saat
sel sperma menembus lapisan pelindung sel telur (koriom), dan inti sel
sperma bergabung dengan inti sel telur, membentuk sel yang disebut
zigot.
2.Pembelahan: Zigot mulai membelah dengan cepat saat bergerak
turun menuju rahim. Sel-sel yang terbentuk melalui pembelahan
tersebut membentuk struktur yang disebut morula. Pembelahan terus
berlanjut, membentuk blastosista.
3.Blastosista: Blastosista adalah bola sel yang terdiri dari dua bagian
utama: trofoblas dan massa dalam (inner cell mass). Trofoblas akan
berkembang menjadi plasenta yang mendukung perkembangan embrio,
sementara massa dalam akan menjadi bagian awal janin.
4.Implantasi: Sekitar 6-7 hari setelah pembuahan, blastosista mencapai
rahim dan mulai melekat pada dinding rahim dalam proses yang disebut
implantasi. Proses ini melibatkan invasi trofoblas ke dalam lapisan rahim
(endometrium) dan membentuk hubungan awal antara embrio dan
plasenta.

134
Lochea
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perdarahan yang terjadi
setelah persalinan. Ini adalah proses normal di mana tubuh ibu membersihkan
sisa-sisa plasenta dan jaringan dari rahim setelah melahirkan. Berikut adalah
beberapa jenis lochea dan penjelasannya:
1.Lochea Rubra:
1. Lochea rubra adalah tahap awal perdarahan setelah melahirkan.
2. Biasanya berlangsung selama 3 hingga 5 hari setelah persalinan.
3. Lochea rubra memiliki warna merah cerah dan sering mengandung
gumpalan darah.
4. Intensitas perdarahan pada tahap ini cenderung lebih berat
dibandingkan dengan tahap selanjutnya.
2.Lochea Serosa:
1. Setelah beberapa hari, lochea akan berubah menjadi serosa.
2. Lochea serosa memiliki warna yang lebih pucat, seperti cokelat atau
merah muda.
3. Biasanya berlangsung dari sekitar hari ke-4 hingga 10 setelah
persalinan.
4. Intensitas perdarahan pada tahap ini cenderung berkurang
dibandingkan dengan lochea rubra.
3.Lochea Alba:
1. Setelah lochea serosa, tahap selanjutnya adalah lochea alba.
2. Lochea alba memiliki warna yang lebih pucat atau putih.
3. Biasanya dimulai sekitar hari ke-10 hingga 14 setelah persalinan.
4. Intensitas perdarahan pada tahap ini cenderung berkurang secara
signifikan.
Selama periode lochea, perdarahan dan aliran darah akan secara bertahap
mengurang seiring dengan waktu. Penting untuk mencatat bahwa setiap
wanita dapat mengalami lochea dengan durasi dan karakteristik yang sedikit
berbeda. Jika perdarahan lochea terus berlangsung dengan intensitas yang
berat atau disertai dengan bau tidak sedap atau gejala yang tidak biasa, segera
konsultasikan dengan profesional kesehatan Anda untuk evaluasi lebih lanjut.

135
Perkembangan Anak
1.Fase Neonatal (0-1 bulan):
1. Fase ini dimulai dari kelahiran hingga usia sekitar 1 bulan.
2. Anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik yang pesat.
3. Mereka belajar mengenali suara dan wajah orang tua mereka.
4. Respons mereka terutama berdasarkan refleks alami, seperti menghisap
dan menggenggam.
2.Fase Bayi (1 bulan - 2 tahun):
1. Fase ini meliputi periode bayi dan awal balita.
2. Anak mulai mengembangkan kemampuan motorik, seperti merangkak,
berjalan, dan menggenggam benda.
3. Bahasa mereka berkembang dengan meningkatnya kemampuan bicara
dan pemahaman.
4. Mereka juga mulai menunjukkan perilaku sosial, seperti senang
berinteraksi dengan orang lain.
3.Fase Anak Pra-Sekolah (2-5 tahun):
1. Anak-anak memasuki fase pra-sekolah ketika mereka mulai
mengembangkan keterampilan sosial, kognitif, dan fisik yang lebih
kompleks.
2. Bahasa mereka berkembang dengan cepat dan mereka mulai
menggunakan imajinasi dalam bermain.
3. Kemampuan motorik halus dan kasar mereka semakin terkoordinasi.
4. Mereka mulai mengembangkan pemahaman tentang aturan, peran, dan
hubungan sosial.
4.Fase Sekolah (6-12 tahun):
1. Fase ini mencakup masa sekolah dasar dan awal masa remaja.
2. Anak-anak mulai mengembangkan kemampuan kognitif yang lebih
kompleks, termasuk berpikir logis dan abstrak.
3. Hubungan sosial mereka menjadi lebih penting dan mereka mulai
membentuk identitas mereka.
4. Mereka belajar menghadapi tuntutan akademik dan mengembangkan
keterampilan sosial yang lebih matang.
5.Fase Remaja (13-18 tahun):
1. Fase remaja ditandai dengan perubahan fisik yang signifikan dan
perkembangan identitas yang lebih dalam.
2. Remaja mulai mempertanyakan nilai-nilai, eksplorasi identitas, dan
mencari kemandirian.
3. Kemampuan kognitif dan pemahaman abstrak semakin berkembang.
4. Hubungan sosial dan pergaulan dengan teman sebaya menjadi fokus yang
penting.

136
Perkembangan Anak
Fase perkembangan anak menurut teori perkembangan psikoseksual Sigmund Freud
dibagi menjadi beberapa tahap yang melibatkan perkembangan libido (energi psikis)
pada bagian tubuh tertentu. Berikut adalah beberapa fase perkembangan anak dalam
teori psikoseksual Freud:
1.Fase Oral (0-1 tahun):
1. Fase ini fokus pada stimulasi dan kepuasan dari mulut dan lidah.
2. Anak merasakan kenikmatan melalui menyusui, menghisap jempol, atau
menggigit benda-benda.
3. Konflik utama adalah ketika anak terlalu lama atau terlalu cepat
dipisahkan dari aktivitas oral, yang dapat menghasilkan masalah
kesehatan mental di masa depan.
2.Fase Anal (1-3 tahun):
1. Fase ini berkaitan dengan pengembangan kendali inkontinensia usus dan
kandung kemih.
2. Anak belajar mengendalikan buang air besar dan buang air kecil.
3. Konflik utama terkait dengan toilet training dan kontrol diri.
3.Fase Laten (3-6 tahun):
1. Fase ini ditandai dengan penurunan libido dan perkembangan ego yang
lebih kuat.
2. Anak fokus pada pembelajaran sosial, bermain dengan teman sebaya,
dan mengembangkan keterampilan sosial dan intelektual.
3. Konflik utama adalah mengembangkan hubungan sosial yang sehat dan
belajar mengatasi dorongan-dorongan seksual yang muncul.
4.Fase Genital (6 tahun ke atas):
1. Fase ini menandai munculnya minat seksual terhadap lawan jenis.
2. Anak mulai mengalami perasaan romantis dan cinta.
3. Konflik utama adalah bagaimana mengintegrasikan hasrat seksual dengan
norma-norma sosial yang berlaku.
Teori psikoseksual Freud ini mengemukakan bahwa perkembangan individu
dipengaruhi oleh cara individu tersebut mengatasi konflik di setiap fase
perkembangan. Freud juga menyatakan bahwa pengalaman pada masa kanak-kanak
dapat memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan psikologis di masa
dewasa. Namun, penting untuk dicatat bahwa teori ini kontroversial dan banyak kritik
terhadapnya dalam bidang psikologi perkembangan modern. Teori-teori
perkembangan lainnya seperti teori Erik Erikson dan teori Jean Piaget juga telah
menggantikan sebagian besar konsep Freud dalam pemahaman perkembangan anak.

137
Imunisasi Dasar Anak
Imunisasi dasar anak mengacu pada serangkaian vaksin yang diberikan pada
bayi dan anak-anak untuk melindungi mereka dari penyakit yang dapat
dicegah melalui vaksinasi. Dosis dan jadwal imunisasi dasar anak dapat
bervariasi tergantung pada pedoman vaksinasi yang berlaku di negara Anda.
Di bawah ini adalah contoh jadwal dosis imunisasi dasar anak yang umumnya
digunakan:
1.Vaksin Hepatitis B:
1. Dosis: Biasanya diberikan dalam tiga dosis.
2. Jadwal: Dosis pertama diberikan segera setelah lahir atau dalam
beberapa hari pertama kehidupan. Dosis kedua dan ketiga
diberikan dalam beberapa bulan setelah dosis pertama.
2.Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guérin):
1. Dosis: Diberikan dalam satu dosis.
2. Jadwal: Biasanya diberikan pada bayi saat lahir atau dalam
beberapa bulan pertama kehidupan, terutama untuk melindungi
dari tuberkulosis.
3.Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus):
1. Dosis: Biasanya diberikan dalam beberapa dosis.
2. Jadwal: Dosis pertama pada usia sekitar 2 bulan, diikuti oleh dosis
kedua dan ketiga dengan interval beberapa bulan. Kemudian,
dosis penyegar diberikan setiap beberapa tahun.
4.Vaksin Polio (IPV atau OPV):
1. Dosis: Biasanya diberikan dalam beberapa dosis.
2. Jadwal: Dosis pertama pada usia sekitar 2 bulan, dengan dosis
selanjutnya diberikan dengan interval beberapa bulan.
5.Vaksin Hib (Haemophilus influenzae type b):
1. Dosis: Biasanya diberikan dalam beberapa dosis.
2. Jadwal: Dosis pertama pada usia sekitar 2 bulan, dengan dosis
selanjutnya diberikan dengan interval beberapa bulan.
6.Vaksin PCV (Pneumococcal conjugate vaccine):
1. Dosis: Biasanya diberikan dalam beberapa dosis.
2. Jadwal: Dosis pertama pada usia sekitar 2 bulan, dengan dosis
selanjutnya diberikan dengan interval beberapa bulan.

138
Imunisasi Dasar Anak
7. Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella):
1. Dosis: Biasanya diberikan dalam dua dosis.
2. Jadwal: Dosis pertama biasanya diberikan pada usia sekitar 1
tahun, diikuti oleh dosis kedua pada usia sekitar 4 hingga 6 tahun.
8. Vaksin Varisela (Varicella):
1. Dosis: Biasanya diberikan dalam dua dosis.
2. Jadwal: Dosis pertama biasanya diberikan pada usia sekitar 1
tahun, diikuti oleh dosis kedua dengan interval tertentu.

139
Rute Pemberian Imunisasi
Pemberian imunisasi dasar anak biasanya dilakukan melalui suntikan
intramuskular (IM) atau suntikan subkutan (SC), tergantung pada jenis vaksin
dan pedoman imunisasi yang berlaku di negara Anda. Di bawah ini adalah
contoh rute pemberian imunisasi dasar anak yang umumnya digunakan:
1.Suntikan Intramuskular (IM):
a. Vaksin-vaksin tertentu, seperti vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus),
IPV (Polio inactivated vaccine), Hib (Haemophilus influenzae type b),
PCV (Pneumococcal conjugate vaccine), dan vaksin campak, biasanya
diberikan melalui suntikan intramuskular.
b. Pada anak-anak, area yang umumnya digunakan untuk suntikan
intramuskular adalah otot deltoid (lengan atas) atau otot paha.
2.Suntikan Subkutan (SC):
a. Beberapa vaksin, seperti vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guérin) dan
vaksin varisela (varicella), diberikan melalui suntikan subkutan.
b. Pada anak-anak, area yang umumnya digunakan untuk suntikan
subkutan adalah lapisan lemak di bawah kulit pada lengan atas.
3.Vaksin Oral:
a. Sebagian vaksin, seperti vaksin oral polio (OPV), diberikan melalui
mulut. Ini adalah vaksin cair yang diminum oleh anak-anak.
b. Vaksin oral umumnya digunakan untuk mengendalikan penyakit
tertentu, seperti polio.
Pemberian vaksin harus dilakukan oleh petugas kesehatan yang terlatih.
Mereka akan memilih metode yang sesuai berdasarkan jenis vaksin dan
pedoman imunisasi yang berlaku di negara Anda. Penting untuk mematuhi
jadwal vaksinasi yang direkomendasikan oleh otoritas kesehatan setempat
dan mendapatkan vaksinasi anak pada waktu yang tepat. Vaksinasi adalah
cara yang efektif untuk melindungi anak-anak dari penyakit yang dapat
dicegah dan untuk mencapai kekebalan kelompok yang dapat melindungi
masyarakat secara keseluruhan dari penyebaran penyakit menular.

140
Posisi Melahirkan
1.Posisi Bersila (Sitting Position):
Posisi: Ibu duduk dengan kaki dibuka, lutut ditekuk, dan kaki bersentuhan
dengan lantai atau tempat tidur.
Keuntungan: Posisi ini dapat membantu mengurangi tekanan pada perineum
(area antara vagina dan anus) dan memfasilitasi proses penurunan bayi. Ibu
juga bisa lebih aktif dalam mendorong.
Catatan: Dalam posisi ini, perlu memastikan bahwa ibu dapat menjaga
keseimbangan dengan aman.
2.Posisi Berbaring dengan Kaki Dikangkangkan (Semi-Reclining Position):
Posisi: Ibu berbaring di atas tempat tidur dengan kepala dan bahu sedikit
diangkat, dan lutut ditekuk dengan kaki bersandar di tempat tidur.
Keuntungan: Posisi ini mengurangi tekanan pada punggung bawah dan
memungkinkan ibu untuk tetap nyaman. Ini juga memfasilitasi pengawasan
oleh tenaga medis.
Catatan: Kondisi perubahan posisi untuk membantu pergerakan bayi.
3.Posisi Berdiri (Upright Position):
Posisi: Ibu berdiri atau berjongkok, dengan dukungan pada meja, dinding,
atau pasangan.
Keuntungan: Posisi berdiri atau berjongkok dapat membantu memanfaatkan
gravitasi untuk membantu penurunan bayi ke bawah. Ini juga bisa
mengurangi tekanan pada perineum dan mendorong bayi keluar lebih efisien.
Catatan: Pastikan ibu memiliki dukungan yang aman dan stabil saat
menggunakan posisi ini.
4.Posisi Melenturkan Lutut (Squatting Position):
Posisi: Ibu berjongkok dengan kaki terbuka dan lutut ditekuk, dengan berat
tubuhnya ditopang oleh kaki.
Keuntungan: Posisi squatting juga memanfaatkan gravitasi untuk membantu
penurunan bayi. Ini dapat membuka panggul lebih lebar dan memudahkan
proses persalinan.
Catatan: Diperlukan dukungan yang kuat dan stabil saat menggunakan posisi
ini, mungkin dengan bantuan dari pasangan atau alat penyangga yang sesuai.
5.Posisi Samping (Side-Lying Position):
Posisi: Ibu berbaring di sisi dengan lutut yang ditekuk dan kaki membentuk
sudut 90 derajat.
Keuntungan: Posisi samping bisa nyaman dan mengurangi tekanan pada
punggung. Ini juga dapat membantu jika ibu merasa lelah atau butuh
istirahat.
Catatan: Ibu perlu bergantian antara kedua sisi untuk mencegah tekanan
berlebih pada satu sisi tubuh.

141
Hormon Saat Hamil
Selama kehamilan, tubuh wanita mengalami perubahan hormon yang
signifikan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin serta
mempertahankan kehamilan itu sendiri. Beberapa hormon utama yang
terlibat dalam proses kehamilan adalah:
1.Hormon Human Chorionic Gonadotropin (hCG): Hormon ini diproduksi oleh
plasenta setelah sel telur yang dibuahi menempel pada dinding rahim.
Kehadiran hCG adalah tanda awal kehamilan dan biasanya mendeteksi
keberadaannya dalam tes kehamilan. Hormon ini membantu
mempertahankan korpus luteum di ovarium, yang pada gilirannya
menghasilkan hormon progesteron selama trimester pertama kehamilan.
2.Hormon Progesteron: Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum dan
kemudian oleh plasenta. Progesteron membantu menjaga dinding rahim yang
sehat dan mendukung kehamilan dengan mempersiapkan lapisan rahim
(endometrium) untuk menanamkan janin. Ini juga membantu menghentikan
kontraksi rahim yang dapat menyebabkan keguguran.
3.Hormon Estrogen: Diproduksi oleh ovarium dan plasenta, estrogen
membantu meningkatkan aliran darah ke rahim dan membantu pertumbuhan
janin, plasenta, dan jaringan tubuh lainnya selama kehamilan.
4.Hormon Relaxin: Hormon ini diproduksi oleh plasenta dan korpus luteum.
Relaxin membantu melemaskan otot-otot dan ligamen, membantu
mempersiapkan tubuh untuk proses persalinan.
5.Hormon Prolaktin: Meskipun utamanya dikaitkan dengan produksi susu
setelah melahirkan, prolaktin juga mulai meningkat selama kehamilan dan
membantu dalam perkembangan payudara serta peningkatan volume darah
dalam tubuh ibu.
6.Hormon Oksitosin: Hormon ini terlibat dalam kontraksi rahim selama
persalinan dan menyusui. Pada tahap awal kehamilan, oksitosin membantu
mengatur pertumbuhan plasenta.
7.Hormon Thyroid: Hormon tiroid, seperti T3 (triiodothyronine) dan T4
(thyroxine), memainkan peran penting dalam regulasi metabolisme dan
perkembangan janin yang sehat.
8.Hormon Cortisol: Hormon stres ini juga ada dalam jumlah lebih tinggi
selama kehamilan untuk membantu dalam pengaturan metabolisme dan
perkembangan janin.
9.Hormon Insulin: Kehamilan dapat mempengaruhi sensitivitas tubuh
terhadap insulin, yang dapat mempengaruhi pengaturan gula darah.

142
Bentuk Pelvis
Bentuk pelvis pada wanita dapat dibedakan menjadi beberapa tipe
utama, yang dapat mempengaruhi proses persalinan. Tipe-tipe pelvis
ini mencakup:
1.Pelvis Ginekoid: Ini adalah tipe pelvis yang paling umum dan ideal
untuk proses persalinan. Pelvis ginekoid memiliki bentuk bundar atau
oval, dengan lubang panggul yang luas dan simetris. Tulang pinggulnya
cenderung lebar dan rata, serta memiliki sudut keluaran yang luas di
panggul bawah. Ini memungkinkan bayi untuk melalui jalan lahir
dengan lebih mudah.
2.Pelvis Android: Pelvis android memiliki bentuk lebih maskulin dengan
ciri-ciri seperti bentuk hati terbalik. Tulang pinggul lebih sempit dan
cenderung memiliki sudut keluaran yang lebih kecil. Ini dapat
menghasilkan persalinan yang lebih sulit karena bayi harus melewati
ruang yang lebih terbatas.
3.Pelvis Anthropoid: Pelvis ini memiliki bentuk panjang dan ramping
dengan tulang pinggul yang lebih lebar dari depan ke belakang daripada
dari sisi ke sisi. Sudut keluarannya cenderung lebih besar, yang dapat
mempermudah persalinan posterior (ketika bagian belakang kepala
bayi menghadap ke depan).
4.Pelvis Platypelloid: Ini adalah tipe pelvis yang jarang terjadi. Pelvis
platypelloid memiliki bentuk datar dan lebar dengan diameter sisi ke
sisi yang lebih besar daripada diameter depan ke belakang. Ini bisa
mempengaruhi kemampuan bayi untuk melewati jalan lahir dengan
baik.

143
Pemeriksaan IVA
Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) adalah metode
skrining yang digunakan dalam deteksi dini kanker serviks atau kanker leher
rahim. Kanker serviks adalah jenis kanker yang berkembang pada leher rahim
dan seringkali disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). IVA
adalah alat penting dalam upaya pencegahan dan deteksi dini kanker serviks,
terutama di negara-negara dengan sumber daya terbatas di mana tes Pap
smear mungkin tidak selalu tersedia.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang pemeriksaan IVA dan
jadwalnya:
1. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat):
•Persiapan Pasien: Pasien diminta untuk berbaring di posisi terlentang pada
meja pemeriksaan, mirip dengan posisi pemeriksaan ginekologi rutin. Pasien
biasanya diminta untuk mengangkat kaki mereka dan menjaga kaki terlipat di
lutut.
•Pembersihan Leher Rahim: Dokter atau perawat akan membersihkan leher
rahim dengan larutan asam asetat yang encer. Ini membantu menghilangkan
lendir atau sel-sel yang dapat menghalangi visualisasi yang jelas.
•Pengamatan Visual: Setelah membersihkan leher rahim, dokter atau
perawat akan menggunakan alat pemeriksaan khusus, seperti spekulum,
untuk membuka vagina dan melihat langsung ke dalam leher rahim. Mereka
akan memeriksa leher rahim dan daerah sekitarnya dengan cahaya yang
cukup terang. Mereka akan mencari perubahan abnormal dalam warna,
tekstur, atau pola pembuluh darah yang dapat mengindikasikan adanya lesi
atau perubahan prakanker.
•Pengambilan Sampel Jika Diperlukan: Jika ada tanda-tanda perubahan yang
mencurigakan atau jika ada lesi yang terlihat, dokter atau perawat mungkin
akan mengambil sampel jaringan atau sel dari leher rahim dengan
menggunakan alat seperti spatula atau sikat khusus. Sampel ini akan dikirim
ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut, yang dapat mencakup tes
Pap smear atau tes HPV.
•Penjelasan Hasil: Setelah pemeriksaan IVA selesai dan hasil tes
laboratorium tersedia, pasien akan diberitahu tentang hasilnya oleh tenaga
medis yang melakukan pemeriksaan. Hasil positif mungkin mengarah pada
langkah-langkah diagnostik tambahan, seperti kolposkopi atau biopsi.

144
Pemeriksaan IVA
2. Jadwal Pemeriksaan IVA:
Jadwal pemeriksaan IVA dapat bervariasi berdasarkan panduan medis, usia,
dan faktor risiko individu. Namun, secara umum, berikut adalah rekomendasi
umum:
•Untuk Perempuan dengan Risiko Rendah:
• Pemeriksaan IVA biasanya disarankan mulai dari usia 30 tahun.
• Jika hasilnya negatif, pemeriksaan IVA dapat dilakukan setiap tiga
tahun sekali.
•Untuk Perempuan dengan Risiko Tinggi:
• Perempuan dengan risiko tinggi, seperti memiliki riwayat keluarga
dengan kanker serviks atau infeksi HPV, mungkin perlu menjalani
pemeriksaan IVA lebih sering.
• Dokter akan memberikan panduan lebih lanjut berdasarkan faktor
risiko individu.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan Anda
untuk menentukan jadwal pemeriksaan IVA yang sesuai untuk Anda. Deteksi
dini kanker serviks melalui pemeriksaan IVA dapat membantu meningkatkan
peluang penyembuhan dan mengurangi risiko komplikasi yang serius.

145
Komunitas Keluarga

146
Fungsi Keluarga
Keluarga memiliki berbagai fungsi yang sangat penting dalam kehidupan individu dan
masyarakat. Berikut adalah beberapa fungsi keluarga yang umum:
1.Fungsi Reproduksi:
1. Keluarga berperan dalam fungsi reproduksi dengan menyediakan
lingkungan yang aman dan stabil untuk melahirkan dan membesarkan
anak.
2. Keluarga memberikan perlindungan, perawatan, dan pengasuhan yang
diperlukan bagi perkembangan fisik, emosional, dan sosial anak-anak.
2.Fungsi Sosialisasi:
1. Keluarga merupakan agen utama sosialisasi di mana nilai-nilai, norma-
norma, adat istiadat, dan perilaku yang diterima dalam masyarakat
diajarkan kepada anggota keluarga.
2. Keluarga mengajarkan keterampilan dasar seperti berkomunikasi,
berinteraksi, dan mengatur emosi, serta memberikan panduan mengenai
perilaku yang sesuai.
3.Fungsi Ekonomi:
1. Keluarga memiliki peran ekonomi dalam menyediakan kebutuhan dasar
anggota keluarga, seperti pangan, tempat tinggal, dan pakaian.
2. Keluarga juga bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang
mendukung perkembangan ekonomi anggota keluarga, seperti
memberikan pendidikan dan pelatihan.
4.Fungsi Perlindungan dan Keamanan:
1. Keluarga melindungi anggota-anggotanya dari bahaya dan ancaman baik
secara fisik maupun psikologis.
2. Keluarga memberikan rasa aman, dukungan emosional, dan perlindungan
terhadap kekerasan atau pelecehan.
5.Fungsi Perawatan dan Dukungan Emosional:
1. Keluarga memberikan perawatan fisik, emosional, dan sosial kepada
anggota keluarga yang membutuhkan, seperti menyediakan perawatan
saat sakit atau memberikan dukungan saat menghadapi kesulitan.
2. Keluarga juga menjadi tempat di mana anggota keluarga saling
mendukung, berbagi cinta, kegembiraan, dan dukacita.
Fungsi-fungsi keluarga ini saling terkait dan membentuk fondasi kehidupan individu
yang sehat dan berkembang. Selain fungsi-fungsi ini, keluarga juga memberikan
identitas, afiliasi, dan rasa keberadaan dalam masyarakat. Penting untuk diingat
bahwa fungsi keluarga dapat bervariasi dalam budaya dan konteks sosial yang
berbeda

147
Perkembangan Keluarga
1.Tahap Pernikahan:
1. Tahap ini dimulai dengan pernikahan atau pembentukan hubungan pasangan
yang komitmen.
2. Pasangan beradaptasi satu sama lain dan membangun fondasi untuk kehidupan
bersama.
3. Mereka mungkin menghadapi tantangan dalam menyesuaikan diri dengan
peran dan tanggung jawab baru sebagai pasangan.
2.Tahap Peran Orang Tua Awal:
1. Tahap ini terjadi ketika pasangan memiliki anak pertama mereka.
2. Orang tua belajar menjadi orang tua dan menghadapi perubahan dalam
rutinitas, tanggung jawab, dan dinamika keluarga.
3. Mereka mengalami perubahan dalam hubungan pasangan mereka karena peran
orang tua menjadi lebih dominan.
3.Tahap Anak Prasekolah:
1. Tahap ini melibatkan masa di mana anak-anak tumbuh dan berkembang dalam
usia prasekolah.
2. Fokus keluarga adalah memberikan perawatan, pengasuhan, dan pendidikan
awal kepada anak-anak mereka.
3. Keluarga juga harus menghadapi tantangan dalam mengatur waktu, mengatur
kegiatan keluarga, dan memenuhi kebutuhan anak-anak yang semakin
kompleks.
4.Tahap Anak Sekolah:
1. Tahap ini terjadi ketika anak-anak mulai masuk ke sekolah dan mengembangkan
kehidupan sosial mereka di luar keluarga.
2. Keluarga terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka dan mendukung
perkembangan sosial, akademik, dan emosional mereka.
3. Orang tua mungkin menghadapi perubahan dalam peran mereka saat anak-anak
semakin mandiri.
5.Tahap Remaja:
1. Tahap ini ditandai dengan remaja yang mencapai kematangan fisik dan
emosional yang lebih tinggi.
2. Keluarga menghadapi tantangan dalam mengelola perubahan yang terjadi pada
remaja, seperti eksplorasi identitas, otonomi, dan peningkatan konflik.
3. Orang tua perlu memberikan panduan dan dukungan kepada remaja dalam
menghadapi perubahan tersebut.
6.Tahap Pergantian Generasi:
1. Tahap ini terjadi ketika anak-anak meninggalkan rumah dan keluarga mulai
memasuki tahap pensiun atau memasuki tahap keluarga lanjut usia.
2. Keluarga menghadapi perubahan besar dalam dinamika keluarga dan peran
sebagai orang tua.
3. Mereka juga mungkin menghadapi tantangan dalam mengatasi perubahan
dalam kesehatan dan dukungan sosial.

148
Tugas Keluarga
Tugas keluarga adalah tanggung jawab dan peran yang diemban oleh
anggota keluarga dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan memelihara
kesejahteraan keluarga secara keseluruhan. Setiap anggota keluarga
memiliki peran dan tugas masing-masing. Berikut ini adalah beberapa tugas
umum yang biasanya diemban oleh anggota keluarga:
1.Pemenuhan Kebutuhan Dasar:
1. Orang Tua: Tugas orang tua adalah menyediakan kebutuhan
dasar seperti makanan, tempat tinggal, pakaian, dan pendidikan
bagi anak-anak mereka. Mereka juga bertanggung jawab untuk
memberikan kasih sayang, pengasuhan, dan pendidikan moral
dan sosial.
2. Anak-anak: Anak-anak memiliki tugas untuk menghormati dan
mematuhi orang tua, menjaga kebersihan diri, dan mengambil
bagian dalam tugas rumah tangga sesuai dengan usia dan
kemampuan mereka.
2.Tugas Rumah Tangga:
1. Semua Anggota Keluarga: Semua anggota keluarga, termasuk
anak-anak, harus berpartisipasi dalam tugas-tugas rumah tangga
seperti membersihkan, memasak, mencuci piring, mencuci
pakaian, dan merawat hewan peliharaan. Ini membantu menjaga
rumah tetap bersih dan nyaman untuk semua orang.
3.Pekerjaan dan Pemenuhan Ekonomi:
1. Orang Tua: Orang tua bertanggung jawab untuk mencari nafkah
dan memastikan kebutuhan ekonomi keluarga terpenuhi. Mereka
dapat bekerja di luar rumah atau mengelola bisnis keluarga.
2. Anak-anak: Anak-anak yang sudah dewasa mungkin membantu
dengan mencari pekerjaan dan berkontribusi pada keuangan
keluarga jika memungkinkan.
4.Pendidikan:
1. Orang Tua: Orang tua harus mendukung pendidikan anak-anak
mereka, baik secara finansial maupun dengan memberikan
dukungan emosional dan motivasi.
2. Anak-anak: Anak-anak memiliki tugas untuk berusaha keras di
sekolah, mengikuti pelajaran, dan mendengarkan nasihat orang
tua serta guru.

149
Tugas Keluarga
5. Pengasuhan dan Pemeliharaan Kesehatan:
1. Orang Tua: Orang tua bertanggung jawab untuk menjaga
kesehatan fisik dan emosional anak-anak, termasuk memberikan
makanan sehat, jadwal vaksinasi, kunjungan ke dokter, dan
pengasuhan yang penuh perhatian.
2. Anak-anak: Anak-anak perlu mematuhi aturan kesehatan dan
menjaga perilaku yang sehat, seperti menjaga kebersihan diri,
berolahraga, dan menghindari perilaku berisiko.
6. Komunikasi dan Pemecahan Masalah:
1. Semua Anggota Keluarga: Keluarga perlu berkomunikasi secara
terbuka dan memecahkan masalah bersama. Ini mencakup
berbicara tentang perasaan, mengatasi konflik, dan mencari
solusi bersama untuk masalah yang muncul.
7. Perasaan dan Dukungan Emosional:
1. Semua Anggota Keluarga: Anggota keluarga harus memberikan
dukungan emosional satu sama lain, terutama dalam situasi-
situasi sulit. Ini mencakup memberikan kasih sayang, memahami,
dan mendengarkan satu sama lain.
Tugas-tugas keluarga ini dapat bervariasi tergantung pada budaya, nilai-nilai,
dinamika keluarga, dan peran masing-masing anggota. Penting untuk dicatat
bahwa keluarga adalah tim, dan kolaborasi dalam menyelesaikan tugas-
tugas ini akan membantu menjaga keharmonisan dan kesejahteraan
keluarga secara keseluruhan.

150
Tugas Keluarga
Ketika seorang pasangan baru menikah, mereka akan menghadapi berbagai
tugas dan tanggung jawab yang berkaitan dengan membangun dan menjalani
kehidupan bersama sebagai keluarga. Berikut adalah beberapa tugas umum
yang dihadapi oleh pasangan yang baru menikah:
1.Pembentukan Hubungan yang Sehat:
Salah satu tugas utama adalah membangun hubungan yang sehat,
saling percaya, dan saling menghormati. Ini mencakup berkomunikasi
dengan baik, mendengarkan satu sama lain, dan mencari cara untuk
memecahkan konflik dengan baik.
2.Pemilihan Tempat Tinggal:
Pasangan baru menikah perlu memutuskan di mana mereka akan
tinggal. Hal ini dapat mencakup memutuskan apakah mereka akan
tinggal di rumah salah satu pasangan atau mencari tempat tinggal baru
bersama.
3.Keuangan Bersama:
Membicarakan masalah keuangan dan membuat rencana keuangan
bersama adalah tugas penting. Ini mencakup membicarakan rencana
pengeluaran, tabungan, dan tanggung jawab keuangan masing-masing.
4.Pembagian Tugas Rumah Tangga:
Pasangan perlu menentukan bagaimana mereka akan membagi tugas-
tugas rumah tangga seperti memasak, membersihkan, mencuci
pakaian, dan merawat rumah. Ini harus dilakukan secara adil dan
sesuai dengan kemampuan masing-masing.
5.Pemenuhan Kebutuhan Emosional:
Menjadi pendukung emosional satu sama lain adalah tugas yang
penting. Pasangan perlu mendengarkan satu sama lain, memberikan
dukungan saat diperlukan, dan memahami perasaan masing-masing.
6.Perencanaan Keluarga:
Jika pasangan berencana untuk memiliki anak, mereka perlu
membicarakan kapan mereka akan memulai keluarga dan bagaimana
mereka akan merencanakan kehamilan.
7.Keterlibatan Sosial:
Pasangan perlu memutuskan bagaimana mereka akan menjalani
kehidupan sosial mereka bersama. Ini mencakup menjaga hubungan
dengan keluarga dan teman-teman serta menjalani aktivitas sosial
bersama.

151
Tugas Keluarga
8. Pendukung Karir Masing-Masing:
Pasangan perlu mendukung satu sama lain dalam pengembangan karir
dan tujuan individu masing-masing. Mereka dapat membicarakan
rencana jangka panjang untuk karir mereka.
9. Pemahaman akan Perbedaan:
Setiap individu dalam pasangan memiliki kebiasaan, keinginan, dan
kebutuhan yang berbeda. Salah satu tugas penting adalah memahami
perbedaan ini dan mencari cara untuk berkomunikasi dan
berkompromi.
10. Penciptaan Tradisi Keluarga:
Membuat tradisi keluarga bersama, seperti merayakan ulang tahun,
liburan, atau peristiwa-peristiwa istimewa, dapat menjadi tugas yang
menyenangkan untuk mempererat ikatan keluarga.
11. Perencanaan Masa Depan:
Pasangan perlu merencanakan masa depan mereka bersama, termasuk
tujuan jangka panjang, investasi, dan rencana pensiun.
Penting untuk diingat bahwa pasangan yang baru menikah dapat menghadapi
tantangan dan perubahan yang signifikan saat mereka beradaptasi dengan
peran dan tugas-tugas baru ini. Komunikasi terbuka dan kerjasama adalah
kunci keberhasilan dalam mengatasi tugas-tugas ini dan membangun
hubungan yang sehat dan bahagia.

152
Skoring Diagnosa Keluarga
Penilaian (Skoring) Diagnosis Keperawatan Keluarga
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosis keperawatan
lebih dari satu. Proses skoring menggunakan skala yang telah
dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya (1978). Proses skoring dapat
dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan dengan cara sebagai
berikut:
a) Tentukan skor terlebih dahulu sesuai dengan kriteria yang dibuat
perawat
b) Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan
bobot: (Skor Yang Diperoleh x Bobot)/Skor tertinggi.
c) Jumlahkan skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama
dengan jumlah bobot, yaitu 5)

NO KRITERIA SKOR BOBOT

1 Sifat masalah 1
- Aktual (tidak/kurang sehat) 3
- Ancaman kesehatan 2
- Krisis atau keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
- Mudah 2
- Hanya sebagian 1
- Tidak dapat 0
3 Potensi masalah dapat dicegah 1
- Tinggi 3
- Cukup 2
- Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
- Masalah berat, harus segera ditangani 2
- Ada masalah, tetapi tidak perlu segera
ditangani 1
- Masalah tidak dirasakan 0

153
Diagnosa Keluarga
Kriteria yang dapat mempengaruhi penentuan masalah:
a) Sifat masalah
1) Aktual (tidak/kurang sehat), berkaitan dengan kegagalan dalam
mengoptimalkan kesehatan
2) Ancaman Kesehatan, berkaitan dengan keadaan yang memungkinkan
terjadinya penyakit/masalah kesehatan
3) Krisis atau keadaan sejahtera, berkaitan dengan masa yang
membutuhkan banyak penyesuaian dari individu/keluarga
b) Kemungkinan masalah dapat diubah, adalah kemungkinan berhasilnya
mengurangi atau mencegah masalah jika ada tindakan (intervensi). Faktor-
faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor kemungkinan
masalah dapat dicegah:
1) (Pengetahuan dan teknologi serta tindakan yang dapat dilakukan
untuk menangani masalah
2) Sumber-sumber yang ada pada keluarga baik dalam bentuk fisik,
keuangan, atau tenaga
3) Sumber-sumber dari keperawatan misalnya dalam bentuk fasilitas
kesehatan, organisasi masyarakat, dukungan sosial masyarakat
c) Potensial masalah dapat dicegah adalah sifat dan beratnya masalah yang
akan timbul yang dapat dikurangi atau dicegah. Faktor faktor yang perlu
diperhatikan adalah:
1) Beratnya masalah, berkaitan dengan beratnya penyakit atau masalah,
prognosa penyakit atau kemungkinan merubah masalah.
2) Lamanya masalah Berkaitan dengan jangka waktu terjadinya masalah
tersebut. Berkaitan lamanya masalah mempunyai dukungan langsung
dengan potensi masalah bila dicegah.
3) Adanya kelompok high risk atau kelompok yang berisiko tinggi.
Adanya kelompok atau individu tersebut pada keluarga yang akan
menambah potensi masalah bila dicegah.
d) Menonjolnya masalah, adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah
tentang beratnya masalah serta mendesaknya masalah untuk diatasi. Hal yang
perlu diperhatikan dalam memberikan skor pada kriteria ini adalah perawat
perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga tersebut melihat masalah.
Dalam hal ini jika keluarga menyadari masalah dan merasa perlu untuk
menangani segera maka harus diberikan skor yang tinggi.

154
Peran Perawat Komunitas
1.Pemberi Asuhan Primer:
1. Perawat di komunitas bertanggung jawab dalam memberikan asuhan kesehatan
primer kepada individu, keluarga, dan komunitas.
2. Mereka melakukan penilaian kesehatan, memberikan perawatan dasar,
melakukan tindakan preventif, dan memberikan edukasi kesehatan kepada
anggota komunitas.
2.Promotor Kesehatan:
1. Perawat komunitas berperan sebagai promotor kesehatan dengan
mempromosikan gaya hidup sehat dan mencegah penyakit di komunitas.
2. Mereka melakukan kegiatan edukasi tentang pentingnya makanan sehat,
aktivitas fisik, kebersihan pribadi, imunisasi, dan praktik kesehatan lainnya.
3.Pelaksana Program Kesehatan:
1. Perawat bekerja sebagai anggota tim dalam pelaksanaan program kesehatan di
komunitas.
2. Mereka mengorganisir dan melaksanakan program imunisasi, program
pemantauan penyakit, program kesehatan reproduksi, dan program lainnya
yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
4.Advokat Kesehatan:
1. Perawat di komunitas menjadi advokat kesehatan dengan memperjuangkan hak
kesehatan dan akses pelayanan kesehatan bagi individu dan komunitas yang
mereka layani.
2. Mereka berperan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang
mempengaruhi komunitas dan berupaya meningkatkan aksesibilitas, kualitas,
dan keadilan pelayanan kesehatan.
5.Koordinator Sumber Daya:
1. Perawat komunitas berperan sebagai koordinator sumber daya dengan
menghubungkan anggota komunitas dengan sumber daya kesehatan yang
tersedia.
2. Mereka membantu individu dan keluarga mengakses layanan kesehatan,
program pencegahan, dukungan sosial, dan sumber daya lainnya yang
dibutuhkan.
6.Peneliti dan Evaluasi:
1. Perawat komunitas terlibat dalam penelitian dan evaluasi program kesehatan di
komunitas.
2. Mereka mengumpulkan data, menganalisis informasi kesehatan, dan
menggunakan hasil penelitian untuk meningkatkan program dan layanan
kesehatan di komunitas.
Perawat di komunitas berperan penting dalam memperkuat kesehatan masyarakat,
mempromosikan pencegahan penyakit, meningkatkan akses pelayanan kesehatan, dan
meningkatkan kualitas hidup komunitas. Mereka bekerja sama dengan anggota komunitas
untuk mencapai tujuan kesehatan yang lebih baik dan membangun komunitas yang lebih
kuat dan berdaya.

155
Metode Penyuluhan di
Komunitas
• Metode ceramah = secara lisan kepada kelompok sasaran
• Diskusi kelompok = antara 5-20 orang dengan 1 pemimpin diskusi
yang telah ditunjuk
• Curah pendapat = tiap-tiap anggota komunitas mengajukan
pemecahan terhadap masalah yang sedang dihadapi
• Metode panel = dibutuhkan 3 orang/lebih untuk membicarakan 1
topik di hadapan komunitas
• Bermain peran = 2 orang/lebih yang memerankan suatu situasi
tanpa Latihan
• Demnonstrasi = mempraktikkan tentang tata cara/ proses kegiatan
yang ingin disampaikan ke peserta penyuluhan
• Seminar = Narasumber ahli sebagai pembinanya.

156
Pengumpulan Data di
Komunitas
1. Winshield survey, Dilakukan dengan berjalan jalan di lingkungan
komunitas untuk mngtahui kondisi dan situasi, lingkungan,
kehidupan dan karakteristik penduduk
2. Key informant, wawancara informan kunci adalah individu yang
memiliki posisi kekuasaan atau pengaruh dalam masyarakat.
Seperti pemimpin dalam masyrakat, wawancara tokoh
masyarakat dan kepala desa.
3. Participan observation, Suatu proses pengamatan yang dilakukan
oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan
orang-orang yang akan di observasi dalam jangka waktu tertentu.
Misal seseorang ingin mengetahui metode pengobatan tradisional
di suku baduy, maka seseorang mengikuti tradisi tersebut sambil
observasi metode pengobatannya (hal ini biasanya berkaitan
dengan penelitian di komunitas)
4. Literature riview, Berasal dari tinjauan pustaka (seperti buku,
artikel)
5. Survey, Survey digunakan untuk mengumpulkan informasi
tentang masyarakat. Survey dilakukan pada sampel acak dari
populasi. Contoh: mengumpulkan data dengan kuisioner. (intinya
ingin dapat data yang besar, cakupannya luas, targetnya banyak)
6. Focus group, Sekelompok kecil orang yang berkumpul bersama
dan memiliki karakteristik atau pengalaman tertentu yang sama.
Jumlah kurang dari 12 orang. Fokus pembicaraan mengenai tema
tertentu.
7. Archival data (data-data statistik), Data yang menggambarkan
kesehatan masyarakat seperti data statistik vital. Contoh: laporan
jumlah penduduk, jumlah angka kesakitan, Jumlah angka
kematian dan jumlah penyakit terbanyak.

157
Komunitas
Data Komunitas.
1. Data Inti Komunitas yang dikaji dari sejarah/riwayat daerah tempat
tinggal, demografi (usia, jenis kelamin, ras dan etnis), tipe keluarga,
statistik vital (angka kelahiran, angka kematian) dan agama.
2. Data Subsistem komunitas, Lingkungan fisik, pelayanan kesehatan
dan sekolah, ekonomi, politik dan pemerintahan, komunikasi,
pendidikan, rekreasi.
3. Data persepsi, Persepsi masyarakat : perasaan msyrkt tentang
kehidupan bermasyarakat yang dirasakan di lingkungan tempat tinggal
mereka. Persepsi perawat : berupa pernyataan umum tentang kondisi
kesehatan dari masyarakat.

Diagnosa Keperawatan Komunitas


1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko persentase kecenderungan
perilaku berisiko besar, perilaku yang memberi efek di komunitas.
2. Defisit Kesehatan komunitas , Ada masalah kesehatan namun program
di puskesmas atau fasyankes tidak berjalan. Misal: angka penderita
HIV naik dan cenderung kondisinya parah sedangkan puskesmas
belum punya program cek skrining HIV.
3. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif udah ada gejala, tapi tidak mau
memeriksakan kondisi kesehatannya karena malas, tidak ada uang,
takut, dll.
4. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
Pasien sudah di diagnosa dan sudah diberi program terapi tapi tidak
maksimal menjalankan terapi. Contoh: pasien TB yang putus obat.

158
Metode Penyuluhan
Komunitas
1. Metode ceramah = secara lisan kepada kelompok sasaran
2. Diskusi kelompok = antara 5-20 orang dengan 1 pemimpin diskusi
yang telah ditunjuk
3. Curah pendapat = tiap-tiap anggota komunitas mengajukan
pemecahan terhadap masalah yang sedang dihadapi
4. Metode panel = dibutuhkan 3 orang/lebih untuk membicarakan 1
topik di hadapan komunitas
5. Bermain peran = 2 orang/lebih yang memerankan suatu situasi tanpa
Latihan
6. Demnonstrasi = mempraktikkan tentang tata cara/ proses kegiatan
yang ingin disampaikan ke peserta penyuluhan
7. Seminar = Narasumber ahli sebagai pembinanya.

159
Istilah Komunitas
1. Pandemi: Pandemi terjadi ketika suatu penyakit menyebar secara
luas dan meluas di seluruh wilayah geografis yang luas, bahkan
melintasi batas negara. Pandemi biasanya melibatkan penyebaran
penyakit yang sangat cepat dan melibatkan banyak populasi. Contoh
pandemi yang terkenal adalah pandemi COVID-19 yang sedang
berlangsung saat ini, yang telah menyebar ke seluruh dunia dan
melibatkan jutaan orang.
2. Endemik: Endemik merujuk pada penyakit yang secara teratur ada
dalam tingkat yang stabil atau tetap dalam suatu wilayah geografis
atau populasi tertentu. Penyakit endemik tidak menyebar secara
meluas ke wilayah lain. Contoh penyakit endemik adalah malaria di
daerah-daerah tertentu di Afrika atau demam berdarah di beberapa
wilayah tropis.
3. Epidemi: Epidemi terjadi ketika suatu penyakit menyebar lebih luas
dari yang diharapkan di dalam suatu wilayah atau populasi tertentu
dalam periode waktu yang relatif singkat. Ini bisa menjadi
peningkatan yang signifikan dalam jumlah kasus penyakit atau
penyebaran penyakit yang di luar biasa dibandingkan dengan tingkat
yang diharapkan. Contoh epidemi adalah wabah influenza di suatu
wilayah atau penyebaran kasus hepatitis A yang meningkat tajam di
suatu kota.
4. KLB (Kejadian Luar Biasa): KLB terjadi ketika suatu penyakit melebihi
angka yang diharapkan untuk wilayah tertentu dalam jangka waktu
tertentu. KLB sering digunakan untuk menggambarkan peningkatan
tajam dalam kasus penyakit yang dapat menyebabkan bahaya
kesehatan masyarakat. Contoh KLB adalah penyebaran wabah kolera
di suatu desa yang melibatkan banyak kasus yang tidak biasa.
5. Wabah: Wabah terjadi ketika suatu penyakit menyebar dengan
cepat dan luas dalam suatu wilayah atau populasi tertentu. Ini
biasanya melibatkan jumlah kasus yang signifikan dan penyebaran
yang cepat dalam waktu yang relatif singkat. Contoh wabah adalah
wabah Ebola di Afrika Barat pada tahun 2014 atau wabah SARS di
beberapa negara pada tahun 2002-2003.

160
Tahapan Komunikasi
1.Fase Pra-Interaksi:
Terapeutik
1. Memberikan salam dan sapaan yang ramah kepada pasien untuk
membuka komunikasi.
2. Mengenalkan diri dengan nama dan peran dalam perawatan
pasien.
3. Membuat lingkungan yang nyaman dan aman agar pasien merasa
lebih terbuka untuk berkomunikasi.
4. Mendengarkan dengan seksama dan memberikan perhatian penuh
pada pasien saat mereka berbagi informasi atau kekhawatiran awal
mereka.
2.Fase Pembentukan Hubungan:
1. Membangun hubungan saling percaya dengan pasien melalui
pendekatan empati dan mendengarkan aktif.
2. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan menghindari
penggunaan istilah medis yang rumit.
3. Menggunakan gerakan tubuh yang terbuka dan bahasa tubuh yang
positif untuk menunjukkan minat dan perhatian pada pasien.
4. Mengajukan pertanyaan terbuka untuk mendorong pasien untuk
berbicara lebih banyak dan berbagi lebih dalam.
3.Fase Kerja:
1. Mendengarkan dengan empati dan memberikan dukungan yang
tepat saat pasien berbagi perasaan atau pengalaman yang sulit.
2. Menggunakan teknik refleksi untuk memvalidasi dan memperjelas
pemahaman kita terhadap perasaan dan pikiran pasien.
3. Mengajukan pertanyaan yang relevan untuk menggali lebih dalam
tentang masalah atau kekhawatiran pasien.
4. Menggunakan teknik penyampaian informasi yang jelas dan mudah
dipahami untuk menjelaskan diagnosis, perawatan, dan tindakan
medis kepada pasien. pasien.

161
Survailans
Surveilans adalah proses pengumpulan, analisis, interpretasi, dan
pelaporan data kesehatan untuk memantau dan mengawasi keadaan
kesehatan populasi atau individu tertentu. Tujuan dari surveilans
kesehatan adalah untuk mendeteksi, mencegah, dan mengendalikan
penyakit atau masalah kesehatan masyarakat dengan cara yang efektif
dan tepat waktu. Surveilans memiliki peran penting dalam
mengidentifikasi tren kesehatan, mengevaluasi dampak intervensi
kesehatan, serta membantu dalam pengambilan keputusan berbasis
bukti.
Ada beberapa jenis surveilans kesehatan, termasuk:
1.Surveilans Epidemiologi: Fokus pada pengamatan dan analisis
kejadian penyakit dan masalah kesehatan dalam populasi. Tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi tren epidemiologi, pola penyebaran
penyakit, dan faktor risiko yang terkait.
2.Surveilans Pusat Kesehatan: Dilakukan oleh lembaga kesehatan atau
otoritas kesehatan pusat untuk mengumpulkan data dari berbagai
sumber dan wilayah untuk pemantauan dan respons terhadap kejadian
kesehatan besar, seperti wabah penyakit menular.
3.Surveilans Berbasis Laboratorium: Melibatkan analisis spesimen
biologis, seperti darah atau cairan tubuh lainnya, untuk mendeteksi
adanya patogen atau tanda-tanda penyakit tertentu.
4.Surveilans Lingkungan: Mengawasi lingkungan fisik untuk
mengidentifikasi potensi ancaman terhadap kesehatan, seperti paparan
bahan kimia berbahaya atau polusi udara.
5.Surveilans Kesehatan Masyarakat: Mengumpulkan data kesehatan
dari berbagai sumber, termasuk fasilitas kesehatan, laporan penyakit,
dan survei populasi, untuk memantau kesehatan masyarakat secara
keseluruhan.

162
Survailans
Langkah-langkah dalam surveilans meliputi:
•Pengumpulan Data: Data kesehatan dikumpulkan dari berbagai sumber,
seperti fasilitas kesehatan, laporan penyakit, pemeriksaan laboratorium,
dan survei.
•Pengolahan dan Analisis Data: Data dikumpulkan, dianalisis, dan
dievaluasi untuk mengidentifikasi tren, pola, dan perubahan dalam
kesehatan populasi.
•Interpretasi: Data diartikan dalam konteks kesehatan masyarakat dan
epidemiologi untuk mengidentifikasi penyebab dan faktor yang mungkin
mempengaruhi masalah kesehatan.
•Pelaporan: Hasil surveilans diberikan kepada berbagai pihak, seperti
lembaga kesehatan, pemerintah, atau organisasi internasional, untuk
pengambilan keputusan dan tindakan lebih lanjut.
•Tindakan Respons: Hasil surveilans dapat memicu tindakan kesehatan
masyarakat, seperti langkah-langkah pencegahan, pengendalian
penyakit, atau intervensi lainnya.
Surveilans kesehatan membantu dalam pengambilan keputusan yang
lebih baik dalam merespons perubahan kesehatan, mengidentifikasi
masalah kesehatan yang mendesak, dan merencanakan upaya
pencegahan dan pengendalian penyakit yang lebih efektif.

163
Pencarian Kasus
Pencarian kasus secara aktif ini ada dua macam :
1. Backward tracing (telusur kebelakang), Tujuan utamanya adalah mencari
sumber penularan. disini dikumpulkan data tentang orang – orang yang
pernah berhubungan dengan penderita sebelum penderita tersebut jatuh
sakit. Dengan memanfaatkan pengetahuan tentang reservoir penyakit,
masa inkubasi penyakit, cara penularan penyakit, riwayat alamiah
perjalanan penyakit serta gejala – gejala khas penyakit yang sedang
mewabah, dapat ditentukan sumber penularan penyakit tersebut.
2. Forward tracing (telusur ke depan), Tujuan utamanya mencari kasus baru.
Disini dikulpulkan data tentang orang – orang yang pernah berhubungan
dengan penderita setelah penderita tersebut terserang penyakit. Dengan
memanfaatkan pengetahuan tentang masa inkubasi penyakit, cara
penularan penyakit, riwayat alamiah perjalanan penyakit serta gejala –
gejala khas penyakit yang sedang mewabah, dapat ditemukan kasus –
kasus baru penyakit tersebut.

Pasive Case Finding


Pada pencarian kasus yang pasif, pengumpulan data tentang masalah
kesehatan tidak dilakukan secara aktif, melainkan hanya menunggu penderita
yang dating berobat kesatu fasilitas kesehatan saja. Pencarian data hanya
mengandalkan laporan yang ada. Contoh : Penjaringan tersangka TB paru
dilaksanakan hanya pada penderita yang berkunjung ke unit pelayanan
kesehatan terutama Puskesmas sehingga penderita yang tidak datang masih
menjadi sumber penularan yang potensial

164
Piramida Komunitas
Piramida pada keperawatan komunitas mengacu pada konsep visual yang
digunakan untuk menggambarkan hierarki atau struktur perawatan kesehatan
dalam konteks masyarakat. Piramida ini mengilustrasikan bagaimana berbagai
tingkatan atau lapisan perawatan kesehatan saling terkait dan bekerja sama
untuk memberikan pelayanan yang holistik kepada individu dan masyarakat.
Piramida keperawatan komunitas biasanya terdiri dari tiga tingkatan utama:
1.Perawatan Primer: Ini adalah dasar piramida dan mewakili perawatan
kesehatan yang pertama kali diakses oleh individu di komunitas. Perawatan
primer mencakup layanan kesehatan dasar yang diberikan oleh profesional
kesehatan di tingkat paling dekat dengan pasien. Ini bisa berupa perawat,
bidan, dokter umum, atau petugas kesehatan masyarakat. Pada tingkatan ini,
tujuan utama adalah pencegahan, promosi kesehatan, deteksi dini, dan
manajemen penyakit sederhana.
2.Perawatan Sekunder: Ini merupakan tingkatan berikutnya dalam piramida
dan mencakup layanan yang lebih kompleks daripada perawatan primer.
Perawatan sekunder melibatkan spesialisasi dalam diagnosis dan pengobatan
penyakit yang lebih rumit. Ini mungkin melibatkan dokter spesialis, rumah
sakit, atau klinik kesehatan sekunder. Pada tingkatan ini, fokus lebih pada
diagnosis lebih mendalam, pengobatan lanjutan, dan manajemen penyakit
yang lebih kompleks.
3.Perawatan Tersier: Ini adalah tingkatan tertinggi dalam piramida dan
melibatkan perawatan kesehatan yang sangat khusus dan canggih. Perawatan
tersier biasanya terkait dengan kondisi medis yang sangat kompleks dan
memerlukan intervensi yang rumit. Ini bisa termasuk perawatan intensif di
unit perawatan intensif (ICU), operasi besar, perawatan jangka panjang untuk
kondisi kronis, dan perawatan rehabilitasi yang intensif.
Piramida keperawatan komunitas mencerminkan pendekatan hierarkis dalam
memberikan pelayanan kesehatan, dengan perawatan primer sebagai dasar
yang paling luas dan perawatan tersier sebagai puncak yang paling khusus.
Namun, penting untuk diingat bahwa semua tingkatan perawatan saling
terkait dan bekerja sama untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan yang
komprehensif. Kerjasama antara semua tingkatan perawatan penting dalam
memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat.

165
Survey
Survei dapat dibagi menjadi dua jenis utama berdasarkan sumber datanya:
survei primer dan survei sekunder.

Survei Primer (Primary Survey): Survei primer adalah survei yang


mengumpulkan data baru secara langsung dari responden atau subjek
penelitian. Ini berarti bahwa peneliti merancang dan menjalankan survei
sendiri untuk tujuan penelitian tertentu. Beberapa ciri survei primer
termasuk:
Pengumpulan Data Langsung: Peneliti mengumpulkan data dari responden
dengan menggunakan kuesioner, wawancara, observasi, atau metode
lainnya.
Kontrol Penuh: Peneliti memiliki kendali penuh atas desain survei,
pemilihan sampel, pertanyaan yang diajukan, dan analisis data.
Tujuan Khusus: Survei primer biasanya dirancang untuk menjawab
pertanyaan penelitian tertentu dan mengumpulkan data yang sesuai dengan
tujuan tersebut.

Survei Sekunder (Secondary Survey): Survei sekunder menggunakan data


yang sudah ada yang telah dikumpulkan oleh pihak lain atau dalam konteks
lain. Peneliti memanfaatkan data yang telah ada untuk menjawab
pertanyaan penelitian mereka. Ciri-ciri survei sekunder meliputi:
Memanfaatkan Data yang Ada: Peneliti menggunakan data yang telah
dikumpulkan sebelumnya oleh organisasi, lembaga pemerintah, peneliti
lain, atau sumber lainnya.
Tidak Terlibat Langsung dalam Pengumpulan Data: Peneliti tidak terlibat
dalam pengumpulan data secara langsung; mereka hanya menganalisis data
yang sudah ada.
Sumber Data yang Beragam: Data sekunder bisa berupa data dari survei
primer sebelumnya, data sensus, data ekonomi, atau data dari berbagai
sumber lainnya.
Pilihan antara survei primer dan survei sekunder tergantung pada tujuan
penelitian, sumber daya yang tersedia, dan ketersediaan data yang sesuai.
Survei primer memungkinkan peneliti untuk memiliki kontrol penuh atas
data yang dikumpulkan dan mendesain survei sesuai dengan kebutuhan
penelitian mereka. Namun, survei primer juga dapat memakan waktu dan
biaya lebih banyak..

166
Survey
Di sisi lain, survei sekunder dapat lebih efisien dalam hal waktu dan biaya
karena menggunakan data yang sudah ada. Namun, peneliti harus
memastikan bahwa data sekunder tersebut relevan, akurat, dan sesuai
dengan tujuan penelitian mereka.
Dalam beberapa penelitian, peneliti juga dapat menggabungkan data dari
survei primer dan survei sekunder untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih lengkap tentang topik tertentu.

167
Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan fisik, mental, dan sosial individu serta masyarakat secara
keseluruhan. Tujuan utama dari promosi kesehatan adalah mencegah penyakit,
meningkatkan kualitas hidup, dan mendorong perilaku sehat. Berikut adalah
beberapa aspek penting dalam menjelaskan promosi kesehatan:
1.Pencegahan Penyakit: Promosi kesehatan bertujuan untuk mencegah timbulnya
penyakit atau kondisi kesehatan yang dapat dicegah. Ini melibatkan peningkatan
kesadaran tentang faktor risiko, vaksinasi, perubahan gaya hidup sehat, dan
tindakan lain yang dapat mengurangi risiko penyakit.
2.Peningkatan Kesadaran: Salah satu aspek utama dari promosi kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran individu tentang pentingnya kesehatan. Ini mencakup
edukasi tentang penyakit, perawatan kesehatan, gaya hidup sehat, dan perubahan
perilaku yang positif.
3.Perubahan Gaya Hidup: Promosi kesehatan mendorong individu untuk
mengadopsi gaya hidup sehat. Ini mencakup makan sehat, berolahraga secara
teratur, menghindari merokok dan alkohol berlebihan, tidur yang cukup, dan
mengelola stres.
4.Kesetaraan Kesehatan: Promosi kesehatan berusaha untuk mengurangi
disparitas kesehatan antar kelompok sosial, ekonomi, dan demografis. Ini berarti
memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang sama terhadap sumber daya
dan layanan kesehatan yang diperlukan.
5.Lingkungan Sehat: Promosi kesehatan juga melibatkan menciptakan lingkungan
yang mendukung kesehatan. Ini bisa berarti mengurangi polusi udara,
mempromosikan lingkungan kerja yang aman, atau menciptakan area terbuka yang
ramah bagi aktivitas fisik.
6.Partisipasi Masyarakat: Promosi kesehatan melibatkan partisipasi aktif
masyarakat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan, merencanakan program-
program kesehatan, dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan
kesehatan bersama-sama.
7.Pendekatan Holistik: Pendekatan promosi kesehatan melibatkan pemahaman
bahwa kesehatan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks, termasuk sosial,
ekonomi, budaya, dan lingkungan. Oleh karena itu, pendekatan ini melibatkan
berbagai sektor seperti pendidikan, pekerjaan, transportasi, dan lain-lain.
8.Edukasi Kesehatan: Promosi kesehatan mencakup edukasi dan komunikasi yang
efektif tentang isu-isu kesehatan. Ini melibatkan penyampaian informasi yang
akurat dan mudah dimengerti kepada individu dan masyarakat.

168
Promosi Kesehatan
9. Perubahan Sistem Kesehatan: Promosi kesehatan juga melibatkan perubahan
dalam sistem pelayanan kesehatan untuk memastikan bahwa mereka mendukung
upaya promosi kesehatan, termasuk akses yang mudah ke layanan kesehatan yang
terjangkau.
Promosi kesehatan merupakan pendekatan yang proaktif untuk menjaga dan
meningkatkan kesehatan. Ini mengenali bahwa mencegah penyakit lebih baik
daripada mengobati penyakit, dan bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap
individu. Dengan promosi kesehatan, tujuannya adalah menciptakan masyarakat
yang lebih sehat secara keseluruhan dan meningkatkan kualitas hidup semua
orang.

169
Media
Berikut adalah beberapa contoh media promosi kesehatan berdasarkan usia:
1.Anak-Anak (Usia Prasekolah hingga Sekolah Dasar):
1. Buku cerita tentang kesehatan yang disesuaikan dengan usia.
2. Kartun edukatif yang mengajarkan pentingnya kebersihan tangan,
makanan sehat, dan olahraga.
3. Permainan papan atau permainan ponsel yang mengajarkan konsep-
konsep kesehatan dalam bentuk yang menyenangkan.
4. Program sekolah dengan kegiatan pendidikan tentang gizi dan olahraga.
2.Remaja (Usia Remaja Awal hingga Remaja Akhir):
1. Media sosial dan platform digital untuk menyebarkan informasi tentang
kesehatan remaja, seperti seks aman, kesehatan mental, dan kebiasaan
hidup sehat.
2. Kampanye iklan yang menargetkan perilaku berisiko seperti merokok
atau minum alkohol.
3. Kelas kesehatan di sekolah yang membahas isu-isu kesehatan yang
relevan bagi remaja.
3.Dewasa Muda (Usia 20-an dan 30-an):
1. Blog kesehatan dan vlog yang menyediakan informasi tentang pola
makan sehat, kebugaran, manajemen stres, dan perencanaan keluarga.
2. Aplikasi ponsel yang membantu dalam pelacakan diet dan aktivitas
fisik.
3. Kampanye kesadaran diri tentang kesehatan reproduksi dan pentingnya
pemeriksaan kesehatan berkala.
4.Dewasa (Usia 40-an hingga 60-an):
1. Seminar atau lokakarya kesehatan yang menyoroti masalah kesehatan
yang sering muncul pada usia ini, seperti hipertensi, diabetes, dan
kesehatan jantung.
2. Materi cetak dan brosur tentang manajemen penyakit kronis dan cara
menjaga kesehatan saat menua.
3. Program layanan kesehatan komunitas yang mendorong partisipasi
dalam kegiatan fisik dan sosial.
5.Lansia (Usia di atas 60-an):
1. Kelompok diskusi kesehatan untuk lansia yang mendukung pertukaran
pengalaman dan pengetahuan.
2. Seminar tentang kesehatan penuaan, termasuk manajemen nyeri,
kesehatan mental, dan nutrisi.
3. Kampanye tentang pentingnya vaksinasi dan perawatan mata yang
tepat untuk kelompok usia ini.

170
Perawatan
1.Perawatan Kuratif (Curative Care):
1. Tujuan Utama: Perawatan kuratif bertujuan untuk
menyembuhkan atau mengatasi penyakit atau kondisi medis
yang ada pada pasien. Ini berfokus pada pengobatan
penyebab penyakit atau gejala yang muncul.
2. Contoh Tindakan: Penggunaan obat-obatan, prosedur
medis, operasi, atau terapi yang ditujukan untuk
menghilangkan penyakit atau kondisi medis. Contoh
termasuk operasi pengangkatan kanker, antibiotik untuk
infeksi bakteri, atau pengobatan antiviral untuk HIV.
3. Waktu Penyampaian: Perawatan kuratif diberikan setelah
seseorang sudah menderita penyakit atau kondisi medis. Ini
adalah respons terhadap penyakit yang sudah ada.
2.Perawatan Preventif (Preventive Care):
1. Tujuan Utama: Perawatan preventif bertujuan untuk
mencegah atau mengurangi risiko terkena penyakit atau
kondisi medis tertentu. Ini fokus pada tindakan yang dapat
menghindari munculnya penyakit.
2. Contoh Tindakan: Vaksinasi untuk mencegah penyakit
menular, pemeriksaan kesehatan rutin, promosi gaya hidup
sehat (seperti makan sehat dan berolahraga), dan
penggunaan metode kontrasepsi untuk mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan.
3. Waktu Penyampaian: Perawatan preventif dilakukan
sebelum seseorang menderita penyakit atau kondisi medis.
Ini bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit atau
mengidentifikasi masalah kesehatan pada tahap awal ketika
mereka lebih mudah diatasi.

171
Perawatan
3. Perawatan Rehabilitatif (Rehabilitative Care):
1. Tujuan Utama: Perawatan rehabilitatif bertujuan untuk
membantu individu pulih dari cedera atau kondisi kesehatan
yang telah mereka alami, serta untuk meningkatkan fungsi
fisik, mental, atau sosial mereka.
2. Contoh Tindakan: Fisioterapi setelah cedera tulang atau
otot, terapi wicara setelah stroke, rehabilitasi kardiovaskular
setelah serangan jantung, dan terapi okupasi untuk
membantu individu mengatasi hambatan dalam aktivitas
sehari-hari.
3. Waktu Penyampaian: Perawatan rehabilitatif biasanya
diberikan setelah individu telah menjalani perawatan kuratif
untuk kondisi mereka. Ini bertujuan untuk memulihkan atau
meningkatkan kualitas hidup mereka setelah pengobatan
penyakit atau cedera.
Penting untuk diingat bahwa perawatan kesehatan yang efektif
seringkali melibatkan kombinasi dari ketiga pendekatan ini. Sebagai
contoh, seseorang yang menderita penyakit jantung (perawatan
kuratif) juga akan diarahkan untuk mengadopsi gaya hidup sehat
(perawatan preventif) dan kemungkinan memerlukan rehabilitasi
jantung setelah tindakan medis (perawatan rehabilitatif) untuk
memulihkan kondisi fisiknya. Pendekatan ini bersama-sama membantu
menjaga dan memulihkan kesehatan individu.

172
Tahapan Komunikasi
Terapeutik
4. Fase Terminasi:
1. Mengkomunikasikan proses atau rencana terkait akhir perawatan
kepada pasien.
2. Mengevaluasi dan merumuskan kesimpulan dari perjalanan
perawatan pasien.
3. Memberikan waktu dan ruang bagi pasien untuk mengajukan
pertanyaan terakhir atau mengungkapkan kekhawatiran terakhir.
4. Menyampaikan salam perpisahan yang ramah dan memberikan
dorongan atau harapan bagi masa depan pasien.

173
Tugas Perawat di Komunikasi
Terapeutik
1.Fase Pra-Interaksi:
1. Memberikan salam dan sapaan yang ramah kepada pasien untuk
membuka komunikasi.
2. Mengenalkan diri dengan nama dan peran dalam perawatan pasien.
3. Membuat lingkungan yang nyaman dan aman agar pasien merasa lebih
terbuka untuk berkomunikasi.
4. Mendengarkan dengan seksama dan memberikan perhatian penuh pada
pasien saat mereka berbagi informasi atau kekhawatiran awal mereka.
2.Fase Pembentukan Hubungan:
1. Membangun hubungan saling percaya dengan pasien melalui pendekatan
empati dan mendengarkan aktif.
2. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan menghindari
penggunaan istilah medis yang rumit.
3. Menggunakan gerakan tubuh yang terbuka dan bahasa tubuh yang positif
untuk menunjukkan minat dan perhatian pada pasien.
4. Mengajukan pertanyaan terbuka untuk mendorong pasien untuk
berbicara lebih banyak dan berbagi lebih dalam.
3.Fase Kerja:
1. Mendengarkan dengan empati dan memberikan dukungan yang tepat
saat pasien berbagi perasaan atau pengalaman yang sulit.
2. Menggunakan teknik refleksi untuk memvalidasi dan memperjelas
pemahaman kita terhadap perasaan dan pikiran pasien.
3. Mengajukan pertanyaan yang relevan untuk menggali lebih dalam
tentang masalah atau kekhawatiran pasien.
4. Menggunakan teknik penyampaian informasi yang jelas dan mudah
dipahami untuk menjelaskan diagnosis, perawatan, dan tindakan medis
kepada pasien.
4.Fase Terminasi:
1. Mengkomunikasikan proses atau rencana terkait akhir perawatan kepada
pasien.
2. Mengevaluasi dan merumuskan kesimpulan dari perjalanan perawatan
pasien.
3. Memberikan waktu dan ruang bagi pasien untuk mengajukan pertanyaan
terakhir atau mengungkapkan kekhawatiran terakhir.
4. Menyampaikan salam perpisahan yang ramah dan memberikan dorongan
atau harapan bagi masa depan pasien.

174
Cairan Pada Anak
Dalam praktek medis, terdapat beberapa rumus yang umum
digunakan sebagai panduan untuk menentukan kebutuhan
cairan pada anak. Berikut adalah dua rumus yang sering
digunakan:

1.Rumus Holliday-Segar:
1. Untuk 0 hingga 10 kg berat badan: 100 mL/kg/hari
2. Untuk 11 hingga 20 kg berat badan: Tambahkan 50
mL/kg/hari
3. Untuk setiap kg tambahan di atas 20 kg berat badan:
Tambahkan 20 mL/kg/hari
Contoh: Jika seorang anak memiliki berat badan 15 kg,
menggunakan rumus Holliday-Segar, kebutuhan cairannya
adalah: 10 kg x 100 mL/kg/hari + 5 kg x 50 mL/kg/hari = 1.000
mL + 250 mL = 1.250 mL/hari

2.Rumus 4-2-1:
2. Untuk 0 hingga 10 kg berat badan: 4 mL/kg/jam
3. Untuk 11 hingga 20 kg berat badan: 2 mL/kg/jam
4. Untuk setiap kg tambahan di atas 20 kg berat badan: 1
mL/kg/jam
Contoh: Jika seorang anak memiliki berat badan 15 kg,
menggunakan rumus 4-2-1, kebutuhan cairannya adalah: 10 kg x
4 mL/kg/jam + 5 kg x 2 mL/kg/jam = 40 mL/jam + 10 mL/jam =
50 mL/jam

175
Gaya Kepemimpinan
1.Kepemimpinan Otoriter:
1. Gaya kepemimpinan otoriter ditandai oleh tingkat kontrol dan keputusan
yang tinggi oleh seorang pemimpin.
2. Pemimpin dengan gaya ini mengambil keputusan sendiri tanpa banyak
melibatkan anggota tim.
3. Cocok dalam situasi darurat atau ketika keputusan cepat diperlukan.
2.Kepemimpinan Demokratis:
1. Gaya kepemimpinan demokratis melibatkan partisipasi aktif dari anggota
tim dalam pengambilan keputusan.
2. Pemimpin dengan gaya ini memfasilitasi diskusi, mendengarkan pendapat
anggota tim, dan memperhatikan kebutuhan dan aspirasi mereka.
3. Cocok dalam situasi yang membutuhkan kreativitas, pemecahan masalah
bersama, dan pengambilan keputusan berdasarkan konsensus.
3.Kepemimpinan Transformasional:
1. Gaya kepemimpinan transformasional berfokus pada inspirasi dan
motivasi anggota tim untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.
2. Pemimpin dengan gaya ini menciptakan visi yang kuat, memberikan
inspirasi, dan mendorong anggota tim untuk mencapai potensi terbaik
mereka.
3. Mereka membantu mengembangkan keterampilan dan kepercayaan diri
anggota tim.
4. Cocok dalam situasi di mana perubahan diperlukan, seperti transformasi
organisasi atau perubahan budaya.
4.Kepemimpinan Laissez-faire:
1. Gaya kepemimpinan laissez-faire ditandai oleh keterlibatan minimal dari
pemimpin.
2. Pemimpin memberikan kebebasan kepada anggota tim untuk mengambil
keputusan dan melakukan pekerjaan mereka sendiri.
3. Cocok dalam situasi di mana anggota tim memiliki tingkat keahlian yang
tinggi dan motivasi internal yang kuat.
5.Kepemimpinan Situasional:
1. Gaya kepemimpinan situasional melibatkan penyesuaian gaya
kepemimpinan berdasarkan situasi dan kebutuhan anggota tim.
2. Pemimpin dengan gaya ini mampu mengidentifikasi kebutuhan dan
kemampuan individu atau tim, dan menyesuaikan pendekatan
kepemimpinan mereka sesuai dengan itu.
3. Cocok dalam situasi yang beragam di mana berbagai pendekatan
kepemimpinan diperlukan tergantung pada tantangan yang dihadapi.

176
SBAR
1.Situation (Situasi):
1. Pada bagian ini, komunikator menyampaikan informasi tentang situasi
yang sedang terjadi.
2. Misalnya, menyebutkan identitas pasien, ruangan, diagnosis, keluhan
utama, atau perubahan signifikan dalam kondisi pasien.
2.Background (Latar Belakang):
1. Pada bagian ini, komunikator memberikan latar belakang informasi
tentang pasien.
2. Meliputi riwayat medis, riwayat perawatan sebelumnya, kondisi
komorbid, atau informasi penting lainnya yang relevan dengan situasi saat
ini.
3.Assessment (Penilaian):
1. Pada bagian ini, komunikator menyampaikan penilaian atau evaluasi
terkini tentang kondisi pasien.
2. Termasuk tanda vital, gejala klinis, hasil pemeriksaan atau tes terkait, dan
informasi penting lainnya yang relevan dengan evaluasi kondisi pasien.
4.Recommendation (Rekomendasi):
1. Pada bagian ini, komunikator memberikan rekomendasi atau tindakan
yang diusulkan berdasarkan situasi dan penilaian yang telah disampaikan.
2. Misalnya, permintaan konsultasi spesialis, permintaan pengobatan
tambahan, atau perubahan dalam perawatan atau tindakan yang
dijalankan.

Komunikasi SBAR membantu memastikan bahwa informasi yang relevan disampaikan


secara efektif, mengurangi risiko kesalahan komunikasi, dan memungkinkan tim
perawatan bekerja secara terkoordinasi. Metode ini sangat berguna dalam situasi
yang membutuhkan pemindahan tanggung jawab perawatan antara tim, pelaporan
keadaan darurat, atau koordinasi penanganan pasien yang kompleks.

Contoh penggunaan SBAR dalam situasi darurat: "Situasi: Pasien Bapak X di ruang 301
mengalami penurunan kesadaran mendadak. Latar Belakang: Pasien ini memiliki
riwayat diabetes dan hipertensi. Penilaian: Saat ini pasien tidak responsif, denyut nadi
lemah, dan tekanan darah rendah. Rekomendasi: Mohon segera panggil tim kode
biru, minta bantuan dari Unit Gawat Darurat, dan persiapkan peralatan untuk
resusitasi."
Dengan menggunakan komunikasi SBAR, informasi dapat disampaikan dengan jelas
dan terstruktur, memungkinkan tim perawatan untuk merespons secara tepat dan
efektif terhadap keadaan pasien.

177
Terapi Komplementer

178
Titik Akupresur
Berikut beberapa contoh titik akupresur dan manfaatnya:
1.Titik Hegu (LI-4):
1. Lokasi: Di antara jari ibu dan jari telunjuk, pada sisi belakang
tangan.
2. Manfaat: Bermanfaat untuk mengurangi nyeri, sakit kepala,
sinusitis, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.
2.Titik Neiguan (P-6):
1. Lokasi: Pada pergelangan tangan, tiga jari di atas
pergelangan, di antara dua tendon di pergelangan tangan.
2. Manfaat: Digunakan untuk meredakan mual, muntah, sakit
kepala, stres, dan kecemasan.
3.Titik Zusanli (ST-36):
1. Lokasi: Pada sisi luar kaki, sekitar empat jari di bawah roti
kaki.
2. Manfaat: Diklaim membantu meningkatkan energi,
meningkatkan pencernaan, meredakan nyeri perut, dan
meningkatkan kesehatan umum.
4.Titik Yongquan (KI-1):
1. Lokasi: Di bagian tengah telapak kaki, di bawah tulang tumit.
2. Manfaat: Dikatakan memiliki efek menenangkan, membantu
tidur lebih baik, dan mengurangi stres.
5.Titik Baihui (GV-20):
1. Lokasi: Di tengah atas kepala, di garis yang menghubungkan
titik tengah telinga dengan ujung hidung.
2. Manfaat: Dipercayai membantu meningkatkan konsentrasi,
meredakan sakit kepala, dan mengurangi kecemasan.
6.Titik Taichong (LR-3):
1. Lokasi: Pada bagian atas kaki, antara jari besar dan jari kedua,
di antara tulang jari kaki.
2. Manfaat: Digunakan untuk mengurangi peradangan,
meredakan gangguan tidur, dan mendukung fungsi hati yang
sehat.

179
Titik Akupuntur
Berikut adalah beberapa contoh titik akupuntur:
1.Titik Pericardium 6 (PC6) - Nei Guan:
1. Lokasi: Ditemukan pada tangan di bagian dalam pergelangan
tangan, sekitar dua jari di atas tulang pergelangan tangan.
2. Penggunaan: Sering digunakan untuk mual dan muntah, serta untuk
mengurangi kecemasan.
2.Titik Large Intestine 4 (LI4) - Hegu:
1. Lokasi: Ditemukan di bagian punggung tangan, di antara ibu jari dan
jari telunjuk, pada bagian yang tertinggi ketika jari-jari dikepalkan.
2. Penggunaan: Digunakan untuk mengurangi nyeri, sakit kepala, dan
masalah sinus.
3.Titik Stomach 36 (ST36) - Zusanli:
1. Lokasi: Ditemukan di kaki, sekitar 4 jari di bawah lutut dan 1 jari di
sisi shinbone (tibia).
2. Penggunaan: Sering digunakan untuk meningkatkan energi,
meredakan kelelahan, dan memperbaiki pencernaan.
4.Titik Bladder 40 (BL40) - Weizhong:
1. Lokasi: Ditemukan di belakang lutut, di tengah-tengah belakang
paha.
2. Penggunaan: Digunakan untuk mengurangi nyeri punggung dan
sakit kepala, serta untuk mengatasi masalah kaki dan tungkai.
5.Titik Kidney 3 (KD3) - Taixi:
1. Lokasi: Ditemukan di pergelangan kaki, di bagian dalam pergelangan
kaki, di antara tendons Achilles dan pergelangan kaki.
2. Penggunaan: Digunakan untuk mengatasi masalah ginjal, kelelahan,
dan masalah reproduksi.
6.Titik Liver 3 (LV3) - Taichong:
1. Lokasi: Ditemukan di atas kaki, di antara ibu jari dan jari telunjuk, di
sekitar pertengahan kaki.
2. Penggunaan: Digunakan untuk meredakan stres, ketegangan
emosional, dan masalah mata.
7.Titik Lung 7 (LU7) - Lieque:
1. Lokasi: Ditemukan di tangan, pada bagian luar pergelangan
tangan, di antara tulang radius dan ulna.
2. Penggunaan: Sering digunakan untuk mengatasi masalah
pernapasan, batuk, dan masalah kulit.

180
TERAPI RELIGI
Terapi religi adalah pendekatan dalam bidang kesehatan mental yang
menggunakan unsur-unsur agama dan spiritualitas untuk membantu individu
mengatasi masalah emosional, psikologis, atau psikososial. Terapi ini
mengakui peran penting agama dan spiritualitas dalam kehidupan seseorang
dan mencoba memanfaatkannya sebagai sumber dukungan dan pemulihan.
Berikut adalah beberapa elemen kunci dalam terapi religi:
1.Iman dan Spiritualitas: Terapi religi menekankan pentingnya keyakinan dan
praktik spiritual dalam proses penyembuhan. Ini dapat mencakup doa,
meditasi, ritual keagamaan, atau refleksi pada nilai-nilai spiritual.
2.Dukungan Sosial: Terapi religi sering melibatkan komunitas agama, tempat
ibadah, atau anggota keluarga yang dapat memberikan dukungan emosional
dan praktis dalam menghadapi masalah mental atau kehidupan sehari-hari.
3.Nilai dan Etika: Terapi religi mempertimbangkan nilai-nilai dan etika agama
yang mungkin memandu individu dalam membuat keputusan dan mengatasi
konflik dalam hidup mereka.
4.Konseling Pastoral: Terapi religi sering diselenggarakan oleh konselor atau
imam yang memiliki pelatihan khusus dalam bidang ini. Mereka dapat
memberikan dukungan emosional dan bimbingan spiritual.
5.Tujuan Pemulihan: Seperti terapi lainnya, terapi religi bertujuan untuk
mencapai pemulihan psikologis dan emosional. Ini mungkin melibatkan
pengelolaan stres, pemecahan masalah, atau dukungan dalam mengatasi
trauma atau kehilangan.

Terapi religi dapat menjadi pilihan yang efektif untuk individu yang memiliki
keyakinan agama yang kuat dan merasa bahwa komponen spiritualitas
mereka adalah sumber kekuatan dan dukungan.

181
Bekam
Terapi bekam, juga dikenal sebagai "bekam darah" atau "terapi sedot
bekam," adalah metode pengobatan alternatif yang melibatkan penggunaan
bekam atau cawan kaca, silikon, atau plastik yang ditempelkan pada kulit
untuk menciptakan penyedotan udara di dalamnya. Tujuan dari terapi ini
adalah untuk menghilangkan darah kotor atau toksin dari tubuh,
merangsang aliran darah, dan mengatasi berbagai masalah kesehatan.
Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan tentang terapi
bekam:
1.Prosedur Terapi: Selama sesi terapi bekam, bekam ditempatkan di atas
kulit yang telah diolesi dengan minyak atau gel khusus. Kemudian, udara
dihisap dari dalam bekam untuk menciptakan tekanan negatif. Hal ini
menyebabkan kulit dan lapisan atas jaringan di bawahnya tertarik ke dalam
cawan. Darah ditarik ke permukaan kulit dalam jumlah kecil, dan bekam
kemudian diangkat.
2.Tujuan Kesehatan: Pengikut terapi bekam percaya bahwa ini dapat
membantu mengobati berbagai masalah kesehatan, termasuk nyeri otot dan
sendi, sakit kepala, masalah pernapasan, alergi, dan bahkan kondisi kronis
seperti diabetes. Mereka meyakini bahwa proses penyedotan darah kotor
atau stagnan dapat membersihkan tubuh dari toksin dan meningkatkan
sirkulasi darah.
3.Bukti Ilmiah Terbatas: Meskipun terapi bekam telah digunakan secara
tradisional dalam berbagai budaya selama berabad-abad, bukti ilmiah
tentang efektivitasnya masih terbatas dan kontroversial. Banyak penelitian
ilmiah yang lebih mendalam diperlukan untuk memahami manfaat
sebenarnya dan potensi risiko terapi bekam.
4.Risiko dan Keamanan: Terapi bekam harus dilakukan oleh praktisi yang
terlatih dan berlisensi, karena jika tidak dilakukan dengan benar, bisa
menyebabkan risiko infeksi, perdarahan, atau luka. Selain itu, ada juga risiko
infeksi silang jika bekam digunakan oleh lebih dari satu orang tanpa sterilisasi
yang memadai.
5.Regulasi: Praktik terapi bekam diatur secara berbeda di berbagai negara.
Beberapa negara memiliki aturan ketat tentang praktik ini, sementara yang
lain mungkin memiliki regulasi yang lebih longgar atau bahkan tidak ada
sama sekali.
Sebelum mencoba terapi bekam atau jenis pengobatan alternatif lainnya,
sangat penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis yang
berkualifikasi.

182
Yoga
Yoga adalah praktik kuno yang berasal dari India yang menggabungkan
unsur-unsur fisik, mental, dan spiritual. Praktik yoga melibatkan serangkaian
gerakan tubuh, pernapasan, meditasi, dan konsentrasi yang dirancang untuk
meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Tujuannya adalah
mencapai keseimbangan dan harmoni antara tubuh, pikiran, dan jiwa.
Berikut adalah beberapa aspek penting tentang yoga:
1.Asana (Posisi Tubuh): Asana adalah gerakan tubuh dan posisi yang khas
dalam praktik yoga. Gerakan ini melibatkan peregangan, penguatan, dan
penyeimbangan tubuh. Asana dirancang untuk meningkatkan fleksibilitas,
kekuatan, dan keseimbangan fisik.
2.Pranayama (Pernapasan): Pranayama adalah latihan pernapasan yang
membantu mengarahkan aliran energi dalam tubuh dan mengatur
pernapasan dengan sadar. Pernapasan yang dalam dan terkendali dapat
membantu merilekskan pikiran dan mengurangi stres.
3.Meditasi dan Konsentrasi: Praktik yoga juga mencakup meditasi dan
latihan konsentrasi. Meditasi membantu menenangkan pikiran dan
meningkatkan kesadaran diri. Latihan konsentrasi membantu melatih fokus
dan mengurangi gangguan mental.
4.Filosofi Yoga: Yoga juga memiliki landasan filosofis yang mengajarkan nilai-
nilai seperti ahimsa (tidak berbuat kekerasan), satya (kejujuran), dan
santosha (puas hati). Prinsip-prinsip ini dimaksudkan untuk membantu
individu hidup dengan integritas dan menjalani kehidupan yang bermakna.
5.Manfaat Fisik dan Mental: Praktik yoga secara teratur diketahui dapat
memiliki berbagai manfaat fisik dan mental. Ini termasuk peningkatan
fleksibilitas, kekuatan otot, keseimbangan, penurunan stres, perbaikan
kualitas tidur, peningkatan konsentrasi, dan peningkatan kesadaran diri.
6.Berbagai Gaya Yoga: Ada berbagai gaya yoga yang berfokus pada aspek
yang berbeda-beda, seperti kekuatan fisik (misalnya, Vinyasa atau Power
Yoga), keseimbangan (misalnya, Hatha Yoga), meditasi (misalnya, Kundalini
Yoga), atau kesehatan umum (misalnya, Iyengar Yoga).
7.Latihan Spiritual: Di samping manfaat fisik dan mental, yoga juga dapat
menjadi latihan spiritual bagi mereka yang mencari pemahaman lebih dalam
tentang diri mereka dan alam semesta.
8.Pengenalan Terhadap Kebahagiaan Inner: Pada tingkat yang lebih dalam,
yoga bertujuan untuk membantu individu menemukan kedamaian batin dan
kebahagiaan dalam diri mereka sendiri, melalui eksplorasi internal dan
penguasaan atas tubuh dan pikiran.

183
Hipnosis
Hipnosis adalah proses di mana seorang individu diarahkan ke keadaan
relaksasi dalam pikiran dan tubuh yang lebih dalam, yang memungkinkan
mereka lebih terbuka terhadap sugesti dan pengaruh. Ini adalah teknik yang
digunakan dalam terapi atau tujuan hiburan. Meskipun ada beberapa
pendekatan untuk hipnosis, berikut adalah langkah-langkah umum dalam
proses hipnosis:
1.Persiapan: Hipnoterapis atau ahli hipnosis memulai dengan mengajukan
pertanyaan dan berbicara dengan klien tentang tujuan mereka dalam sesi
hipnosis. Ini membantu membangun pemahaman bersama dan membantu
klien merasa nyaman.
2.Penciptaan Lingkungan yang Tenang: Klien ditempatkan dalam lingkungan
yang nyaman dan tenang, sering kali dengan pencahayaan yang redup dan
tanpa gangguan. Fokus pada suara, pencahayaan, dan rasa aman membantu
menciptakan suasana yang kondusif untuk relaksasi.
3.Induksi Relaksasi: Ahli hipnosis menggunakan instruksi untuk membantu
klien merilekskan tubuh dan pikiran mereka. Ini bisa melibatkan instruksi
untuk bernafas dalam-dalam, menggambarkan sensasi rileks, atau
merespons instruksi suara dengan khusuk.
4.Fokus Pikiran: Setelah klien mencapai tingkat relaksasi yang lebih dalam,
mereka diminta untuk fokus pada pikiran atau citra tertentu. Ini membantu
mengarahkan perhatian mereka dan membuka pikiran mereka untuk sugesti.
5.Sugesti Positif: Ahli hipnosis memberikan sugesti positif atau panduan
kepada klien. Sugesti ini dapat berupa pernyataan yang dirancang untuk
membantu klien merubah pola pikir atau perilaku yang tidak diinginkan.
6.Vertifikasi dan Pengenalan Kembali: Pada akhir sesi hipnosis, klien akan
diberikan sugesti untuk kembali ke keadaan sadar dan bangun dari hipnosis.
Ahli hipnosis juga dapat meminta klien untuk berbicara tentang pengalaman
mereka selama hipnosis.

184
Manajemen
Keperawatan

185
PERSEPTORSHIP
Definisi
Preceptor adalah seseorang yang mengajar, memberikan bimbingan, dapat
memberikan inspirasi, menjadi panutan (role model) serta mendukung
pertumbuhan dan perkembangan individu (trainee) untuk jangka waktu
tertentu dengan tujuan khusus mensosialisasikan traineer pada peran
barunya.

Tujuan Utama Preceptorship


Tujuan Preceptorship dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu :
a. Secara Mikro : Preceptorship secara mikro bertujuan membantu proses
transisi dari pembelajaran ke praktisioner; mengurangi dampak sebagai
“syok realita” dan memfasilitasi individu untuk berkembang dari apa
yang dihadapi dari lingkungan barunya.
b. Secara Makro : Preceptorship secara mikro bertujuan untuk melibatkan
pengembangan perawat di dalam berorganisasi. Preceptorship
digunakan sebagai sosialisasi dan orientasi, sehingga diskusi antara
preceptor dan preceptee diperlukan untuk memberikan pandangan dan
harapan preceptee akan memiliki kemampuan yang sama dengan
preceptor-nya.

Manfaat Perseptorships
Dalam Program Perseptorships dapat memberikan manfaat baik kepada
Perseptor / guru Perseptee atau murid, para lulusan yang baru, yaitu :
a. Peningkatan pengalaman perseptee dalam perawatan pasien
b. Peningkatan diri perseptor dalam memecahkan sebuah kasus.
c. Peningkatan rasa kepercayaan diri pereptee .
d. Peningkatan wawasan perseptor dalam memberikan bimbingan

186
PERSEPTORSHIP
Kriteria Preceptor
Tidak semua individu atau medio dapat memiliki kriteria yang sama sebagai
preceptor. Preceptor adalah individu yang mempunyai pengalaman bekerja
minimal 12 tahun di bidang yang sama atau bidang yang masih
berhubungan. Keterampilan komunikasi dan kepemimpinan, kemampuan
membuat keputusan yang tepat, dan mendukung perkembangan profesional
merupakan hal terpenting dalam Preceptorship. Secara garis besar kriteria
Preceptor yang berkualitas adalah :
a. Berpengalaman dan ahli di lingkungan kerjanya.
b. Berjiwa kepemimpinan
c. Mempunyai keterampilan komunikasi yang baik
d. Mempunyai kemampuan membuat keputusan
e. Mendukung perkembangan profesional.
f. Mempunyai kemauan untuk mengajar dan mau mengambil peran dalam
penerapan model Preceptorship.
g. Tidak mempunyai sikap yang menilai terlalu awal pada rekan kerja
asertif.
h. Fleksibilitas untuk berubah.
i. Mampu beradaptasi dengan kebutuhan pembelajaran individu

Komponen Perseptorships
Program preceptorship terdiri dari tiga komponen utama, yaitu :
a. Orientasi ke tatanan klinis,
b. Dukungan dan supervisi di bidang klinis,
c. Pengembangan lebih lanjut dari keterampilan yang berkaitan dengan
tatanan klinis .

Tahap- Tahap Perseptorships


a. Awal wawancara : 1. Menjelaskan hasil yang ingin dicapai dalam
bimbingan, 2. Menjelaskan dukungan dan mekanisme bimbingan, 3.
Mengidentifikasi aktivitas dan cara belajar yang akan proses bimbingan.
b. Wawancara Intermediate Dengan preceptee dan Perseptor menentukan
: 1. Tinjauan bimbingan dan bukti terdokumentasi , 2. Topik diskusi yang
intensif, 3. Dokumen bukti belajar yang sesuai
c. Akhir wawancara : 1. Mengevaluasi hasil bimbingan, 2. Rencana tahap
selanjutnya dari pengembangan professional, 3. Perseptor memberi
feet back atau masukan serta evaluasi selama interaksi, 4. Mengkaji
respons perseptee selama proses bimbingan, 5. Gunakan siklus
reflektif untuk belajar dari pengalaman persepte

187
PERSEPTORSHIP

Langkah - Langkah Perseptorships


a. Persiapan Pertemuan
Wawancara Awal : Hal Yang Perlu dilakukan oleh Perseptor adalah : 1.
Mencari tahu tentang kebutuhan perseptee dalam bimbingan, 2. Membantu
Perseptee menentukan tujuan bimbingan yang ingin dicapai, 3. Menanyakan
kepada perseptee tentang tugas yang dibebankan, 4. Memperkenalkan
tentang sikap perseptor dan kesempatan bimbingan. 5. Menjajaki psikologis
perseptee tentang kesiapan bimbingan, Memberi dukungan perseptee untuk
self - assesment setiap tahap bimbingan

b. Tahap Pelaksanaan
Wawancara Lanjutan : Hal yang perlu dilakukan oleh Perseptor adalah : 1.
Mendukung perseptee untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan diri
sendiri, 2. Mengklarifikasi setiap ide yang di tentukan oleh perseptee, 3.
Memberikan saran perseptee untuk perbaikan, 4. Mencatat point - point
penting yang sampaikan oleh perseptee, 5. Melihat kembali perkembangan
perseptee setelah wawancara, 6. Mendorong perseptee untuk menjawab
pertanyaan perseptor .

c. Tahap Evaluasi
Wawancara Akhir : Hal yang perlu dilakukan Perseptor adalah : 1.
Menanyakan kepada perseptee kesiapan dalam menerapkan hasil
wawancara, 2. Mendiskusikan dengan perseptee hal- hal yang dianggap
penting, 3. Menilai kemajuan dan kemampuan perseptee dalam proses
wawancara tentang topik yang sudah disepakati.

188
MENTORSHIP

Definisi Mentorships
Mentoring adalah pasangan intens dari orang yang lebih terampil atau
berpengalaman dengan orang ketrampilan atau pengalaman sedikit, dengan
tujuan yang disepakati oleh orang yang mempunyai pengalaman lebih sedikit
untuk menambah dan mengembangkan kompetensi yang spesifik. (M Murray
and M Owen, 1991).

Mentoring merupakan salah satu sarana yang didalamya terdapat proses


belajar. Orientasi dari mentoring itu adalah pembentukan karakter dan
kepribadian seseorang sebagai mentee (peserta mentoring) karena adanya
seseorang mentor dalam suatu wadah atau organisasi.
Seorang mentor biasanya adalah seorang yang lebih tua dan selalu lebih
berpengalaman, yang membantu dan memandu pengembangan individu
yang lain. Bimbingan seorang mentor ini tidak dilaksanakan karena adanya
maksud untuk keuntungan pribadi.
Secara individu kegiatan mentoring tidak hanya focus pada bagaimana
memberi nasehat, tapi juga pada kemauan mendengarkan nasehat. Saling
nasehat menasehati ini diterapkan dalam kegiatan mentoring sehingga
tercipta suasana saling belajar yang akan memberikan perubahan ke titik
yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi tahu bahkan masing-masing menjadi
ahli dan lebih berpengalaman.

Perasaan yang mengerti dengan tujuan dan adanya kemampuan yang


bersifat penuh arti antara mentor dan mentee adalah kunci kepada sukses
organisasi dan pribadi. Mentoring bisa merupakan suatu alat efektif tentang
adanya kebangkitan yang penuh arti, yang menghasilkan motivasi tinggi dan
tujuan organisasi.

Kegiatan mentoring melibatkan seorang yang lebih bijaksana, lebih


berpengalaman dalam menyampaikan pengetahuan mereka kepada
seseorang yang kurang berpengalaman. Seorang mentor kenal betul apa
yang dimainkannya. Bukan seperti seorang pelatih tetapi menjadi
model/panutan dalam kegiatan mentoring sekaligus menyampaikan nasehat
ahlinya kepada mentee itu. Hal ini merupakan suatu hubungan yang
diberikan secara gratis dan didalamnya terdapat dorongan,bimbingan,
dukungan dan nasehat secara netral untuk membantu mentor dan mentee
dalam pengembangan organisasi dan pengembangan pribadi. Bentuk
mentoring berupa nasehat yang berhubungan dengan praktek di tempat
tugas termasuk panutan secara one-to-one kelompok dan organisasi.

189
MENTORSHIP

Tipe Mentoring
Terdapat dua tipe kegiatan mentoring, yaitu :
a. Mentoring yang bersifat alami, contohnya seperti persahabatan,
pengajaran, pelatihan dan konseling.
b. Mentoring yang direncanakan, yaitu melalui program-program terstruktur
dimana mentor dan mentee memilah dan memadukan kegiatan
mentoring melalui proses-proses yang bersifat formal.

Tahap-tahap Mentoring
Menurut John Maxwell, pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang
banyak melahirkan pemimpin-pemimpin baru di dalam kepemimpinannya.
Bagaimana menjadi seorang pemimpin yang efektif, solusinya adalah melalui
proses mentoring.
Ada empat tahapan mentoring yang harus diketahui dan terapkan :
a. I do you watch
Tahapan pertama dalam 4 tahapan mentoring adalah I do you watch. Dalam
tahapan ini, kita sebagai seorang mentor memberikan contoh untuk orang
yang dimentor. Tahapan ini memungkinkan orang yang kita mentor
mempelajari dengan melihat langsung bagaimana anda melakukan sesuatu
mulai dari tahap persiapan sampai tahap akhirnya yaitu dimana anda
melakukan sesuatu dan melakukan evaluasi.
b. I do you help
Setelah melewati tahapan yang pertama, tahapan selanjutnya adalah
mengajak orang yang anda mentor untuk mulai membantu anda. Disini orang
tersebut akan mulai belajar dan merasakan prosesnya lebih mendalam.
Proses ini adalah tahapan yang penting, dimana setelah tahap ini, orang yang
kita mentor akan mulai mencoba untuk praktek secara langsung.
c. You yo I help
Tahapan yang ketiga dalam 4 tahapan mentoring adalah dengan mengijinkan
orang yang kita mentor untuk mulai tampil dan melakukan tindakan. Disini
peranan kita sebagai seorang mentor adalah membantu untuk terus
mengarahkan supaya orang yang kita mentor ini tetap berada di jalur yang
benar.
d. You do I watch
Tahapan terakhir ini adalah tahapan dimana Anda sudah merasa yakin
dengan kompetensi dan kapabilitas terhadap orang yang anda mentor.
Sehingga di tahapan ini, anda sudah bisa melepas dan mengamati saja serta
mementor calon pemimpin anda lainnya. Prinsipnya adalah bukan bisa atau
tidak bisa, tetapi mau atau tidak mau Life to the Ful.

190
MENTORSHIP

Menurut Dalton / Thompson Career Development model, terdapat empat tahapan


dalam pendekatan mentoring yaitu :
a. Tahap 1 : dependence / ketergantungan
Profesional baru masih tergantung pada mentor dan mengambil peran subordinat
dimana memerlukan supervisi yang dekat.

b. Tahap 2 : independence / mandiri


Profesional dan mentor mengembangkan hubungan yang lebih seimbang. Profesional
mengubah dari “apprentice” ke “kolega” dan membutuhkan sedikit supervisi.
Kebanyakan profesional akan sampai tahap ini untuk sebagian besar dalam
kehidupan profesional mereka

c. Tahap 3 : supervising others / supervisi orang lain


Menjadi mentor bagi dirinya sendiri dan mendemostrasikan kualitas profesional
sebagai mentor.

d. Tahap 4 : managing and supervising others / memenej dan mensupervisi orang


lain. Menjadi responsibel untuk penampilan yang lain dikarakteristikan dengan
merubah peran dari manajer atau supervisor menjadi responsibel terhadap klien
peserta didik dan personel.

Implementasi Mentoring
Organisasi yang terus bertumbuh adalah organisasi yang secara terus menerus perlu
menemukan kembali dirinya (mampu menyesuaikan dirinya dengan perubahan-
perubahan yang berkembang) dan mau mendengarkan pelanggan dan pemangku
yang berkepentingan lainnya.

Menciptakan perubahan-perubahan yang perlu dapat melibatkan suatu cakupan luas


dari program-program dan prakarsa-prakarsa seperti perubahan kultur / budaya,
proses rancang bangun, benchmarking, manajemen mutu total, kelurusan nilai-nilai
dan sebagainya.

Apa yang ada dari semuanya ini adalah bahwa agar berhasil mereka harus disertai
oleh perubahan perilaku pimpinan organisasi khususnya para pimpinan senior.
Pimpinan Senior disini adalah yang harus menjadi mentor sedangkan staf
dibawahnya yang menjadi mentee dan hal ini merupakan salah satu bentuk
intervensi yang sengaja dirancang untuk mendukung perubahan pola perilaku.
Kebanyakan pasti setuju bahwa mentee itu akan banyak menerima manfaat-manfaat
yang besar dari seorang mentor.

191
MENTORSHIP

Syarat Seorang Mentor


Syarat-syarat untuk bisa kita jadikan sebagai Mentor :
a. Bisa dipercaya
Sangat mutlak, karena tidak mungkin kita membicarakan mengenai pekerjaan
kita kepada orang yang tidak bisa dipercaya, yang akan terjadi bukanlah
pemecahan masalah justru sebaliknya.

b. Memiliki ” respect ”
Mentor dalam hal ini harus telah mencapai suatu keberhasilan tertentu yang
membuat kita ” respect ”. Sebagai contoh, kalau kita seorang marketing,
mentor kita idealnya juga orang marketing yang berprestasi lebih baik dari
kita.

c. Memiliki ” knowledge ” yang lebih baik


Kita memerlukan mentor yang bisa memberikan pendapat, ide dan solusi
sekaligus dalam satu paket, kalau mentor kita memiliki knowledge yang tidak
lebih baik dari kita, itu namanya setali tiga uang alias sama saja. Mentor ini
harus memiliki knowledge yang luas bahkan juga pengetahuan lain-lain diluar
dari bidang kita karena hal ini juga akan memicu munculnya ide-ide segar,
kreativitas dan otomatis meningkatkan knowledge kita juga.

d. Memiliki ” skill ” yang lebih baik


Bagaimana mentor mengajarkan kepada kita atau memberikan pendapat dan
solusi kalau ” skill ” atau keahlian yang dimiliki sama atau bahkan lebih buruk
dari kita. Seorang mentor dapat dipastikan mempunyai ketrampilan jauh lebih
baik.

e. Memiliki semangat tinggi (self-motivated)


Semangat sangat penting dan bersifat menular seperti virus. Kalau mentor
kita memiliki semangat tinggi otomatis akan membangkitkan semangat kita.
Ciri-ciri dari mentor seperti ini adalah kalau kita perhatikan

192
MENTORSHIP

Syarat Seorang Mentor


Syarat-syarat untuk bisa kita jadikan sebagai Mentor :
a. Bisa dipercaya
Sangat mutlak, karena tidak mungkin kita membicarakan mengenai pekerjaan
kita kepada orang yang tidak bisa dipercaya, yang akan terjadi bukanlah
pemecahan masalah justru sebaliknya.

b. Memiliki ” respect ”
Mentor dalam hal ini harus telah mencapai suatu keberhasilan tertentu yang
membuat kita ” respect ”. Sebagai contoh, kalau kita seorang marketing,
mentor kita idealnya juga orang marketing yang berprestasi lebih baik dari
kita.

c. Memiliki ” knowledge ” yang lebih baik


Kita memerlukan mentor yang bisa memberikan pendapat, ide dan solusi
sekaligus dalam satu paket, kalau mentor kita memiliki knowledge yang tidak
lebih baik dari kita, itu namanya setali tiga uang alias sama saja. Mentor ini
harus memiliki knowledge yang luas bahkan juga pengetahuan lain-lain diluar
dari bidang kita karena hal ini juga akan memicu munculnya ide-ide segar,
kreativitas dan otomatis meningkatkan knowledge kita juga.

d. Memiliki ” skill ” yang lebih baik


Bagaimana mentor mengajarkan kepada kita atau memberikan pendapat dan
solusi kalau ” skill ” atau keahlian yang dimiliki sama atau bahkan lebih buruk
dari kita. Seorang mentor dapat dipastikan mempunyai ketrampilan jauh lebih
baik.

e. Memiliki semangat tinggi (self-motivated)


Semangat sangat penting dan bersifat menular seperti virus. Kalau mentor
kita memiliki semangat tinggi otomatis akan membangkitkan semangat kita.
Ciri-ciri dari mentor seperti ini adalah kalau kita perhatikan
keseharian mereka sepertinya selalu tersenyum dan tidak punya masalah.

193
MENTORSHIP

f. Memiliki sikap mental positif

Positive thinker penting yang akan menghasilkan positive attitude,


itulah yang dimaksud dengan sikap mental positif. Jadi Mentor
mutlak harus memiliki sikap mental positif agar ia bisa melihat
secara jelas / jernih (crystal clear), dan obyektif terhadap aktifitas
yang kita lakukan sehingga bisa memberikan coaching dengan
tepat. Orang-orang yang memiliki sikap ini selalu optimis bahwa
segala sesuatu akan menjadi lebih baik, bisa melihat adanya solusi
dalam setiap masalah.

g. Memiliki sikap empati


Sering kali kita salah kaprah dalam membedakan yang mana
simpati dan mana empati. Simpati merupakan sikap persetujuan
terhadap suatu hal (sebagian besar masalah) tanpa ada solusi,
contoh apabila ada teman kita mengeluh soal pekerjaannya yang
membuat ia tertekan dan sikap kita menyetujui bahwa memang
demikian adanya dan ikut larut secara emosional. Sedangkan
empati lebih kepada pemahaman kita terhadap masalah yang
dihadapi oleh orang lain dan berusaha memberikan suatu saran
menuju jalan keluar / solusi serta tidak menjadikan suatu masalah
yang dihadapi sebagai suatu tantangan bukan hambatan.

h. Peduli (caring)
Seseorang bisa kita jadikan sebagai mentor kalau ia memiliki
kepedulian terhadap orang lain (people oriented). Karena ia harus
mau banyak mendengar dan berbagi kepada orang lain. Rata-rata
para pemimpin dunia adalah orang-orang yang people oriented
dimana mereka juga mempunyai mental melayani bukan
sebaliknya, sehingga para pemimpin dunia banyak dijadikan
mentor

194
MENTORSHIP

Hal – hal yang dapat ditawarkan oleh mentor bagi mentee


a. Ketrampilan dan pengetahuan yang baru
b. Pengalaman dalam organisasi
c. Iklim yang mendukung untuk mengevaluasi sukses dan
kegagalan
d. Kesempatan berhubungan dalam jaringan kerja
e. Menerima dorongan dan dukungan
f. fendapatkan pengakuan bagi keberhasilan
g. Mengembangkan cara pandang yang baru dan berbeda
h. Mendapatkan asistensi dengan gagasan-gagasan
i. Menerima nasehat dan petunjuk dari sumber yang obyektif
j. Menerima reasuransi atau dukungan pendapat.

Manfaat program mentoring bagi mentor


a. Memperluas ketrampilan dan pengetahuan mereka sendiri
b. Membantu menemukan kembali prinsip – prinsip dan praktek
praktek dasar dalam organisasi
c. Mengembangkan lebih jauh lagi ketrampilan diri dalam
pengajaran, konseling dan kemampuan mendengarkan
d. Memungkinkan mereka untuk mendemonstrasikan ketrampilan
tambahan dalam mengembangkan individu lain
e. Memperluas jaringan kerja profesional dan personal mereka
f. fMeningkatkan kemampuan mereka dalam berbagi
pengalaman dan pengetahuan
g. Meningkatkan kesadaran mereka akan kebutuhan masyarakat
lokal
h. Pemahaman yang lebih baik akan berbagai kebutuhan
motivasi dan kefrustasian orang dalam organisasi
i. Membantu memperbaiki kesehatan

195
MENTORSHIP

Peran dan tanggung jawab mentor


a. Dalam program yang spesifik :
1. Adanya pelaporan secara berkala kepada semua yang terkait tentang
perkembangan pribadi, kegiatannya (tupoksi dan hasil) dan hubungan dengan
mentor.
2. Bekerja dengan karyawan potensial untuk menciptakan rencana aksi bagi
pengembangan profesional dan individu mereka.
3. Menyediakan waktu minimum 5 jam / bulan untuk mentee.

b. Dalam bisnis yang spesifik


1. Mendorong karyawan potensial untuk mengembangkan potensi mereka secara
penuh
2. Membimbing karyawan potensial agar dapat melalui berbagai tahapan yang
berbeda dalam organisasi
3. Menolong perencanaan, pertumbuhan dan pengembangan kinerja organisasi.
4. Membantu karyawan potensial untuk memahami kebutuhan yang harus
ditindaklanjuti dan memberi berbagai saran tentang cara pencapaiannya.
5. Membantu mengevaluasi perencanaan dan keputusan karyawan potensial.
6. Membantu pengusaha muda mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang
berbeda dan memilih yang kiranya paling efektif.

c. Untuk nasehat umum :


1. Memberikan dukungan dan nasehat yang rahasia dan tidak memihak
2. Memberikan berbagai kesempatan membangun jaringan kerja dan menunjukan
kepada karyawan potensial berbagai pilihan alternatif dan kesempatan dalam
komunitas atau suatu kelompok.
3. Mentransfer pengalaman dan pengetahuan organisasi untuk mempercepat
pembelajaran si karyawan potensial
4. Menyediakan informasi, pedoman, komentar-komentar yang konstruktif
5. Membantu dalam pengelolaan hambatan yang mungkin mengancam
pencapaian tujuan organisasi mereka
6. Bersama karyawan potensial, mengembangkan dan merevisi daftar kompetensi
yang dibutuhkan demi keberhasilan dan pengembangan kinerja organisasi,
serta pengembangan pribadi karyawan potensial.

d. Untuk dukungan emosional


1. Bersikap proaktif dalam melakukan kontak dengan karyawan potensial
2. Menyediakan dukungan, dorongan dan bimbingan dalam sikap yang profesional
dan bersahabat, dan bebas dari penilaian pribadi yang subjektif kepada
karyawan potensial.
3. Berbagi pengalaman dan mendengarkan

196
MENTORSHIP

4. Memainkan peran sebagai teman, guru, orangtua atau fasilitator


5. Bertindak sebagai dewan pendukung bagi ide-ide baru
6. Selalu melakukan tindakan yang berpihak pada kepentingan karyawan potensial
7. Mencari bantuan dari adanya mentor lain (dalam hal ini Pimpinan yang lebih tinggi,
orang yang lebih berpengalaman atau konsultan mentoring) apabila karyawan
potensial menghadapi masalah yang tidak dapat diselesaikan berdasarkan
pengalaman dan/atau keahlian seorang Mentor.

e. Untuk kegiatan monitoring umum


1. Menyoroti perkembangan berbagai masalah atau ketidak berlanjutan komitmen, dan
menolong karyawan potensial untuk mengatasinya.
2. Memonitor perkembangan kinerja dan memberikan nasehat yang relevan dalam
organisasi.
3. Menolong untuk mengidentifikasi berbagai kesulitan potensial dalam organisasi yang
tidak diketahui oleh karyawan potensial.
4. Perlu format model reporting yang umum.

197
MENTORSHIP

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh mentee dalam pelaksanaan


mentoring
1. Belajar menghargai sang mentor sebagai orang yang memang
sudah ahli di bidangnya, sehingga kita mempercayai apapun
yang disampaikan sang mentor sebagai „sumber input‟ dalam
hidup kita – sebagai tolok ukur dari apa yang benar / tidak
benar, apa yang boleh/tidak boleh kita lakukan.
2. Membuka diri dan memiliki keinginan untuk belajar, karena
tanpa mau belajar dan berubah, kita justru akan membuat
sang mentor frustrasi dan menghambat proses mentoring itu
sendiri.
3. Memiliki keinginan atau kerelaan untuk mengadopsi semua
nilai hidup, konsep pikir, gaya hidup, bahkan filosofi sang
mentor, dan menerapkannya dalam hidup. Karena itu,
sebelum kita memilih orang yang akan menjadi mentor kita,
kita perlu mengenali kriteria seorang mentor yang baik. Tanpa
seorang mentor yang baik, kita justru akan mengadopsi nilai -
nilai, konsep pikir dan filosofi hidup dari orang- orang yang
hanya akan mencelakakan kita di kemudian hari. Bayangkan
jika orang-orang seperti Hitler kita minta untuk menjadi mentor,
dunia akan celaka karena akan lahir banyak Hitler yang lain.
Sebaliknya, jika kita melihat dari sisi positifnya, orang-orang
yang menemukan seorang mentor yang baik dan memiliki visi
jauh ke depan dan berguna bagi masyarakat dan bangsa,
akan menjadi orang – orang yang sangat berbahagia, karena
sebagaimana sang mentor mendedikasikan hidupnya bagi
kemajuan kota dan bangsanya, orang-orang yang dimentor ini
pun pasti akan mulai mewarisi sikap hati dan nilai-nilai yang
sama.

Tulisan ini milik Deden Darmawan


198
Kepermimpinan
Berikut beberapa ciri umum dari beberapa model kepemimpinan yang
umum:
1.Model Kepemimpinan Otoriter (Autokratis):
1. Keputusan diambil oleh pemimpin tanpa banyak keterlibatan
atau masukan dari anggota tim.
2. Komunikasi sebagian besar bersifat satu arah, dari atas ke bawah.
3. Pemimpin memiliki kendali penuh atas pengambilan keputusan
dan arah organisasi.
4. Cocok untuk situasi darurat atau saat keputusan cepat
diperlukan.
2.Model Kepemimpinan Demokratis:
1. Pemimpin melibatkan anggota tim dalam pengambilan keputusan
dan memberi ruang bagi masukan dari berbagai pihak.
2. Komunikasi berlangsung dua arah, di mana pemimpin
mendengarkan dan berinteraksi dengan anggota tim.
3. Pemimpin mendorong partisipasi dan kerjasama dalam tim.
4. Cocok untuk situasi yang membutuhkan kolaborasi dan
kreativitas.
3.Model Kepemimpinan Transaksional:
1. Pemimpin berfokus pada pemberian imbalan dan hukuman
berdasarkan kinerja tim.
2. Kontrak jelas ditetapkan dan diikuti oleh anggota tim.
3. Pemimpin menekankan pencapaian tujuan dan tugas-tugas yang
telah ditentukan.
4. Cocok untuk lingkungan kerja yang terstruktur dan tugas-tugas
rutin.
4.Model Kepemimpinan Transformasional:
1. Pemimpin mendorong inspirasi dan motivasi dalam tim untuk
mencapai tujuan yang lebih tinggi.
2. Pemimpin membangun hubungan emosional yang kuat dengan
anggota tim.
3. Inovasi, kreativitas, dan perkembangan pribadi ditekankan.
4. Cocok untuk situasi yang memerlukan perubahan besar dan
perkembangan individu.

199
Kepermimpinan
4. Model Kepemimpinan Servant (Pelayan):
1. Pemimpin mengutamakan pelayanan kepada anggota tim dan
mendorong perkembangan mereka.
2. Pemimpin berfokus pada membantu anggota tim mencapai
potensi maksimal mereka.
3. Empati, kepedulian, dan perhatian terhadap kebutuhan individu
ditekankan.
4. Cocok untuk lingkungan yang berorientasi pada pemberdayaan
dan perkembangan personal.
5. Model Kepemimpinan Situasional:
1. Pemimpin menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka
berdasarkan situasi dan kebutuhan tim.
2. Pemimpin dapat menjadi lebih otoriter atau lebih demokratis
tergantung pada tuntutan situasi.
3. Kepekaan terhadap dinamika dan perubahan dalam organisasi
sangat penting.

200
Fungsi Manajeman
1. Planning = merumuskan tujuan organisasi, menetapkan rangkaian
kegiatan
2. Organizing = Menghimpun semua sumber, memanfaatkannya
secara efisien
3. Actuating = memberikan bimbingan kepada staff
4. Staffing =kegiatan penyusunan dan pengembangan ketenagaan
untuk meningkatkan kinerja secara efektif dan efisien. Penerapan
fungsi pengelolaan staf difokuskan pada mempersiapkan
ketenagaan yang kompeten dan terstandar, menentukan tingkat
ketergantungan pasien dan menyesuaikan jumlah perawat yang
dibutuhkan
5. Controlling = melakukan pengawasan, mengamati secara terus
menerus pelaksanaan rencana

201
Metode Asuhan
1. Primer = 1 perawat primer bertanggung jawab pada 4-6
pasien, mendelegasikan kepada perawat associate
2. Kasus = melayani kebutuhan pasien saat dinas, cocok
diruangan khusus
3. Tim = Berbagai latar belakang, dibagi menjadi 2-3 grup,
terdiri dari tenaga professional, teknikal dan pembantu
4. Fungsional = perawat sedikit, askep untuk 1 ruangan

202
1. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke poli klinik umum dengan keluhan
perih lambung setelah makan. Pasien mengatakan perih disertai nyeri dengan skala 3
(0-10), makan tidak teratur dan suka makan yang pedas pedas. Apakah tindakan
prioritas pada kasus tersebut?
a. Anjurkan tarik napas dalam saat sakit menyerang
b. Anjurkan makan sedikit tapi sering
c. Pasang infus
d. Monitor tanda kekurangan nutrisi
e. Melakukan kompres hangat pada dinding abdomen

2. Seorang laki-laki berusia 32 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan
sesak napas. Hasil pengkajian didapatkan adanya retraksi dinding dada, sklera anemis,
kulit terasa lembab, IMT 15. TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi 98x per menit, frekuensi
napas 27x/menit, suhu 37,60C, saturasi oksigen 90%. Apakah tindakan prioritas pada
kasus tersebut?
a. Berikan nutrisi tinggi kalori tinggi protein
b. Mengatur posisi setengah duduk
c. Melakukan pemasangan infus
d. Memberikan O2 sesuai kebutuhan
e. Menggunakan sarung tangan bersih

3. Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke RS dengan keluhan dengan nyeri. Nyeri
seperti tertusuk-tusuk, skala 6 (0-10), nyeri dirasakan bertahap, tidak bisa tidur, mual
dan muntah, tampak meringis, selalu bertanya tentang penyakitnya. TD 110/80
mmHg, frekuensi napas 20x/menit, frekuensi nadi 98x/menit, suhu 37,5 oC.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
a. Nyeri
b. Gangguan pola tidur
c. Kurang pengetahuan
d. Resiko defisit volume cairan
e. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4. Seorang perempuan berusia 52 tahun akan dipasang Water Seal Drainage (WSD)
tetapi pasien dan keluarga menolak dikarenakan ada pasien trauma akan tindakan
yang dilakukan sebelumnya.
Apakah masalah etik pada kasus tersebut?
a. Autonomi
b. Beneficience
c. Non maleficience
d. Veracity
e. Fidelity

203
5. Seorang perempuan berusia 23 tahun dengan status G2P0A1, usia kehamilan 37
minggu, mengatakan keluar cairan dalam jumlah banyak dari jalan lahir sejak 2
jam yang lalu. Perut tidak ada kontraksi. Hasil pemeriksaan USG ketuban sudah
berkurang, DJJ 130 x/menit.
Apakah intervensi prioritas pada kasus tersebut?
a. Bedrest semi fowler
b. Terminasi kehamilan
c. Infus oksitosin
d. Beri oksigen
e. Pasang infus

6. Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat diruang penyakit dalam keluhan luka yang
tidak kunjung sembuh pada kaki kanan. Hasil pengkajian didapatkan adanya luka pada
kaki, berwarna kekuningan, basah dan mengeluarkan bau khas, pasien mengatakan
pusing, keringat dingin. Apakah tindakan keperawatan utama pada kasus di atas?
a. Melakukan pemeriksaan GDS
b. Melakukan perawatan luka
c. Melakukan kompres hangat
d. Memberi insulin bolus
e. Ajarkan teknik relaksasi

7. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dengan luka pada kaki kiri yang tidak kunjung
sembuh. Pasen menyatakan takut kakinya di amputasi, tampak cemas, gelisah, pasien
selalu bertanya tentang penyakitnya, di catatan pasien tidak direncanakan untuk
diamputasi, karena jaringan masih baik. TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit,
frekuensi napas 24x/menit, Suhu 37,5 oC. Apakah masalah keperawatan utama pada
kasus tersebut?
a. Kecemasan
b. Harga diri rendah
c. Defisit Pengetahun
d. Kurang pengetahuan
e. Kerusakan integritas kulit

8. Seorang laki-laki usia 55 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan keluhan luka
di bagian belakang kaki. Hasil pengkajian terdapat luka dengan luas 15 cm, klien
tampak lemah, mengalami penurunan berat badan 8 kg dalam 1 minggu, mengeluh
mual muntah. TD 160/90 mmHg,frekuensi nadi 86 x/menit, frekuensi napas
23x/menit,suhu 38,20C. Hasil GDS 350 mg/dl. Apakah masalah keperawatan utama
pada kasus tersebut?
a. Hiperthermia
b. Gangguan integritas kulit
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan
d. Resiko kekurangan volume cairan
e. Perubahan perfusi jaringan perifer

204
9. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dirawat dengan keluhan sesak napas. Hasil
pengkajian didapatkan pitting oedema di kedua kaki, mual dan muntah, pasien cepat
lelah. TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, frekuensi napas: 28x/menit. Hasil
pemeriksaan x-Ray ditemukan adanya kardiomegali. Apa masalah keperawatan utama
pada kasus tersebut?
a. Kecemasan
b. Gangguan mobilisasi
c. Kelebihan volume cairan
d. Penurunan curah jantung
e. Gangguan kebutuhan nutrisi

10. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat dengan keluhan batuk darah di rumah.
Hasil pengkajian didapatkan keluarga mengatakan warna merah segar, berbuih dan
bergumpal-gumpal, tidak disertai sisa makanan, tampak gelisah, kondisi umum
tampak lemah, wajah dan telapak tangan pucat, konjunktiva anemis.TD 90/60 mmHg,
frekuensi nadi 99x/menit, frekuensi napas 25 x/menit, suhu 37,4oC. Apa intervensi
keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
a. Observasi terjadinya sumbatan jalan napas
b. Monitor tanda-tanda pendarahan
c. Lakukan suction
d. Ajarkan pasien batuk efektif
e. Persiapkan pemberian transfusi darah

11. Seorang perawat melakukan pengkajian pada pasien yang mengeluh adanya
penurunan sensasi di kaki, pasien mengatakan kadang merasa kebas. Keluarga
mengatakan pasien memiliki riwayat peningkatan gula darah sejak 5 tahun yang lalu.
Apa penyuluhan yang tepat pada kasus tersebut tersebut?
a. Menggunakan alas kaki setiap saat
b. Mencuci kaki setiap mau tidur
c. Jaga kelembaban kaki
d. Ikuti senam diabetes di puskemas
e. Menggunakan kain yang menyerap keringat

12. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dengan berat badan 45 kg, tinggi badan 165 cm,
Berapakah berat badan ideal yang seharusnya ?
a. 48.5 Kilogram
b. 53.5 Kilogram
c. 50.5 Kilogram
d. 58.5 Kilogram
e. 60.0 Kilogram

13. Seorang perempuan berusia 40 tahun sedang menjalani kemoterapi. Hasil pengkajian
pasien mengatakan setelah kemoterapi suka mual dan muntah beberapa hari, napsu
makan menurun, nyeri kepala, tubuh terasa lemah dan lelah. Apakah tindakan
keperawatan utama pada kasus tersebut?
a. Anjurkan untuk memodifikasi asupan nutrisi

205
b. Jelaskan tentang pentingnya nutrisi pada kemoterapi
c. Jelaskan tentang pentingnya minum banyak setelah kemoterapi
d. Ajarkan tehnik relaksasi dan napas dalam
e. Kolaborasi pemberian anti mual

14. Seorang perempuan usia 22 tahun dirawat dengan keluhan sakit kepala sejak 2 hari
yang lalu. Hasi pengkajian didapatkan wajah lesu, pucat. Keluarga mengatakan bahwa
pesien sedang menjalankan diet untuk menurunkan berat badannya. Pasien
menyatakan mudah cape. TD 90/70 mmHg, frekuensi nadi 95x/menit, frekuensi napas
24x/menit, suhu 37,3oC. Apakah kriteria hasil yang diharapkan pada kasus tersebut?
a Pasien menghentikan dietnya
b Tanda anemis menghilang
c Aktivitas tidak terganggu
d Diet pasien berhasil
e Tanda vital normal

15. Seorang laki-laki berusia 20 tahun data ke poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri
kepala. Hasil pengkajian pasien menyatakan jarang sekali tidur, sering pusing, mata
merah, dada berdebar, keluarga mengatakan pasien jarang tidur hampir setiap
malam, pasien suka merokok dan minum kopi, klien mengatakan tidak bisa
berkonsentrasi pada saat belajar. Apakah intervensi yang dapat diberikan pada klien?
a. Menjalankan pola tidur siang
b. Anjurkan obat tidur secara regular
c. Anjurkan pasien makan secara teratur
d. Menganjurkan untuk mengurangi kafein
e. Mengatur waktu aktivitas dan tidur secara disiplin

16. Seorang perempuan berusia 40 tahun dirawat keluhan demam sejak lima hari yang
lalu. Hasil pengkajian didapatkan pasien tampak lemah, berkeringat dan kulit terasa
lembab, lidah kemerahan disertai dengan sakit saat menelan. TD 130/90mmHg,
frekuensi napas 24x/menit, frekuensi nadi 105x/menit, suhu 39,9 oC, Tyroid
Stimulating Hormone 0,01 mL/Ul. Apa masalah prioritas pada kasus tersebut?
a. Hipertermi
b. Intoleransi aktivitas
c. Kerusakan menelan
d. Pola napas tidak efektif
e. Resiko penurunan curah jantung

17. Seorang laki-laki berusia 63 tahun datang ke poli penyakit dalam untuk kontrol rutin.
Hasil pengkajian didapatkan pasien banyak sering buang air kecil haus, lemas
pandangan kabur, baal pada ekstremitas bawah, berat badan turun dari 65 kg menjadi
57 kg, kulit kering. TD 140/90mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, frekuensi napas
18x/menit. Kadar gula darah sewaktu 130 mg/dl. Apakah evaluasi yang diharapkan
pada kasus tersebut?
a. Gangguan eliminasi teratasi
b. Pasien dapat mengontrol pola makan rendah gula

206
c. Pasien mengerti cara menjaga keutuhan kulit
d. Ketidakseimbangan cairan terpenuhi
e. Aktivitas pasien tidak terganggu

18. Seorang perempuan usia 27 tahun dirawat di ruang bedah dengan post tiroidektomy
hari kedua. Hasil pengkajian pasien mengeluh nyeri saat batuk, dahak tidak dapat
keluar dan sulit menelan. Tekanan darah 120/70 mmHg, frekuensi nadi 84x/menit,
frekuensi napas 30 x/menit, Suhu tubuh 37,8oC, Leukosit 13.000.
Apa masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
b. Pola pernafasan tidak efektif
c. Kerusakan pertukaran gas
d. Resiko infeksi
e. Nyeri

19. Tuan P dirawat di rumah sakit umum daerah karena menderita Demam Berdarah
Dengue, setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan keluarga Tuan A, berencana
melakukan operasi bersih dengan membersihkan sampah, genangan air, menguras
bak mandi. Berdasarkan data dari kelurahan dan puskesmas, kejadian DBD di daerah
Tuan P, sering terjadi dan pemerintah berencana akan melakukan foging sabtu depan.
Apakah tugas keluarga yang mengalami gangguan pada kasus tersebut?
a. Mengenal masalah
b. Mengambil keputusan
c. Memodifikasi lingkungan
d. Merawat anggota keluarga
e. Menggunakan fasilitas kesehatan

20. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat dengan keluhan bengkak seluruh tubuh.
Hasil pengkajian pasien menyatakan frekuensi BAK menurun dan jumlahnya sedikit-
sedikit, mual, kurang nafsu makan dan sakit kepala dengan skala 3 (0-10), asites
anasarka (+). Ronchi basah basal di kedua paru. TD 180/110 mmHg, Frekuensi Nadi
80x/menit, frekuensi napas 27x/menit, Suhu 37C. Hasil pemeriksaan lab menunjukkan
: proteinuri (+). Perioritas masalah utama pada kasus di atas adalah :
a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c. Gangguan integritas kulit
d. Gangguan pola napas
e. Nyeri

21. Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat dengan keluhan mual sejak 3 hari yang lalu.
Hasil pengkajian didapatkan pasien mengatakan nyeri ulu hati, sclera dan kulit
bewarna kuning, terdapat pembesaran hati dan nyeri tekan pada area hati, tidak ada
napsu makan, cepat lelah, tidak dapat tidur dengan nyenyak, pasien bingung dengan
kondisinya. TD 110/80mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, frekuensi napas 21x/menit,
suhu 37.3C. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?

207
a. Nyeri
b. Kelemahan
c. Kurang pengetahuan
d. Gangguan istirahat dan tidur
e. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan

22. Seorang laki laki berusia 46 tahun dirawat karena diabetes militus. Hasil pengkajian
pasien rutin mendapatkan terapi insulin, Napsu makan menurun, pasien tidak mau
makan karena mual, terasa haus, kulit teraba dingin, gelisah, berkeringat dingin, mual.
TD 100/70mmHg, frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi napas 18x/menit, suhu 36.7C
Apakah tindakan prioritas pada kasus tersebut?
A. Melakukan pemeriksaan gula darah
B. Memberikan larutan gula
C. Memberikan oksigen
D. Mengukur tanda tanda vital
E. Memberikan cairan yang cukup

23. Seorang wanita berusia 40 tahun di rawat sejak 3 hari yang lalu dengan keluhan sesak
napas. Hasil pengkajian terdapat ronkhi basah di bagian basal paru, sulit
mengeluarkan dahak, TD 130/80 mmHg, frekuensi napas 30 x/menit, frekuensi nadi
90x/menit, suhu 37,6C. Rontgent, pasien mengalami PPOM, saturasi 92%. Apakah
tindakan yang tepat diberikan pada kasus tersebut?
a. Pemberian oksigen dengan masker 6 liter per menit
b. Pemberian oksigen dengan kanul 2 liter per menit
c. Siapkan Water Seal Drainage
d. Lakukan fisioterapi dada
e. Ajarkan batuk efektif

24. Seorang perempuan usia 21 tahun dirawat dengan keluhan demam sudah 2 minggu,
tidak nafsu makan, mual, muntah dan lesu. Klien tampak lemas, lidah kotor, tekanan
darah: 110/70 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, Suhu: 39°C, frekuensinapas 22
x/menit, Hb 9.8 Tes widal 1/200. Apakah implementasi yang tepat untuk masalah
pasien tersebut?
a. Melakukan oral hygiene
b. Melakukan kompres hangat
c. Mengajarkan teknik relaksasi
d. Memberikan cairan melalui intravena
e. Memberikan diit lunak dan rendah serat

25. Seorang perempuan berusia 36 tahun dirawat dengan keluhan luka terbuka pada
betis kanan. Saat pengkajian area betis kemerahan, nyeri tekan, pus berbau, pasien
pincang saat berjalan, pasien mengatakan luka sejak 2 minggu yang lalu. TD 120/ 90
mmHg, frekuensi nadi : 80 x/ mnt, frekuensi napas : 24 x/ mnt, suhu : 36,7 oC. Hasil lab
: GDS 373 gr/dl. Apakah Intervensi keperawatan prioritaspada kaus tersebut ?
a. Melakukan pengkajian luka
b. Melakukan pengkajian nyeri

208
c. Melakukan nekrotomi pada luka
d. Mengobservasi tanda-tanda vital
e. Melakukan pemasangan elastis verband

26. Seorang laki-laki berusia 23 tahun diantar ke UGD bedah dengan Keluhan Utama
Kesadaran Menurun. Hasil pengkajian terdengar suara berupa erangan, pasien
menghindar dari stimulus nyeri, buka mata dengan respon nyeri. Pasien lmuntah 3 kali
setelah kejadian kecelakaan. Berdasarkan hasil pemeriksaan CT- Scan ditemukan
adanya Epidural Hematom. Berapakah nilai score GCS pasien tersebut ?
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9
e. 10

27. Seorang perempuan berusia 34 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan demam
sejak 2 hari yang lalu. Hasil pengkajian pasien menyatakan nyeri kepala, skala 6 (0-10),
mialgia, athralgia, mual, pasien tampak lemah, kurang tidur. TD 100 mmHg, Frekuensi
napas 24 x/menit, Frekuensi nadi 105x/menit, suhu 38,5oC. Periksaan torniquete test
positif. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
a. Nyeri
b. hipertermi
c. Pola napas tidak efektif
d. Gangguan istirahat dan tidur
e. gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

28. Seorang perawat akan melakukan pemberian nutrisi pada pasien dengan penurunan
kesadaran. Sebelum memasukan nutrisi melalui NGT, perawat melakukan aspirasi
cairan dari lambung. Keputusan perawat adalah membatalkan pemberian cairan
makanan melalui NGT. Berapakah kemungkinan cairan yang didapatkan oleh perawat
pada kasus tersebut?
a. 100ml
b. 200ml
c. 300ml
d. 400ml
e. 500ml

29. Seorang laki-laki berusia 45 tahun, sering mengeluh nyeri kepala, dengan skala 3(0-
10). Tinggi badan 160 berat badan 79 kg. TD: 150/95 mmHg, frekuensi nadi 92x/menit,
frekeunsi nafas 22x/menit, suhu badan 37,50 C, Apakah tindakan utama pada kasus
tersebut?
a. Anjurkan untuk mengurangi berat badan
b. Anjurkan pasien mengurangi garam
c. Kolaborasi pemberian anti muntah
d. Anjurkan pasien untuk olahraga
e. Ajarkan tehnik relaksasi

209
30. Seorang laiki-laki berusia 19 tahun dirawat di ruangan bedah dengan keluhan nyeri
pada punggung menjalar ke kaki. Hasil pengkajian ditemukan kaki kiri kebas, gerakan
punggung terbatas, kekuatan otot 2 pada kaki kiri, aktifitas dibantu oleh keluarga,
pasien takut untuk di operasi. TD 110/90 mmHg, frekuensi nadi 84x/mnt, frekuensi
napas: 24 x/mnt, suhu 37oC, Hasil radiologi: Hernia Nucleus Pulposus,. Apakah
masalah keperawatan pada kasus tersebut ?
a. Nyeri akut
b. Kecemasan
c. Risiko cedera fisik
d. Intoleransi aktivitas
e. Hambatan mobilitas fisik

31. Seorang pria berusia 47 tahun sudah 8 tahun rutin menjalani hemodialisis karena
mengalami ESRD. Hasil pengkajian pasien mengeluh gatal-gatal pada seluruh tubuh
terutama malam hari sehingga sulit tidur nyenyak. Kulit tubuhnya tampak mengering
dan tampak mengelupas karena sering digaruk. Oedema pada ektremitas bawah,
warna kulit kehitaman. TD 160/100mmHg, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas
26x/menit, suhu 37.4oC. Apakah tindakan keperawatan utama pada kasus tersebut?
a. Anjurkan mandi menggunakan air hangat
b. Oleskan lotion pelembab kulit secara merata
c. Anjurkan minum yang banyak agar kulit menjadi lembab
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat tidur dan pereda rasa gatal
e. Anjurkan diet rendah protein dan natrium untuk mengurangi kadar ureum

32. Seorang pasien laki-laki 20 tahun, di rawat dengan kejang-kejang. Hasil pengkajian
mulut trismus, myalgia, keringat berlebihan, BAB dan BAK tidak terkontrol, air liur
berlebih. Keluarga mengatakan pasien tertusuk paku saat bekerja, tampak luka pada
kaki. TD 120/80 mmHg frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi napas 22x/menit.
Tindakan keperawatan yang menjadi prioritas pada kasus tersebut?
a. Isolasi
b. Berikan O2
c. Perawatan Luka
d. Lakukan suction
e. Monitoring tanda vital

33. Seorang pasien laki-laki usia 60 tahun, di rawat dengan kelemahan tubuh bagian
kanan. Hasil pemeriksaan kekuatan anggota tubuh bagian kanan 0, dan kandung
kemih penuh. Perawat mempersiapkan pemasangan kateter urin pada pasien
tersebut. Urine tampak keluar di selang kateter. Apakah tindakan keperawatan
selanjutnya?
a. Menarik kateter urine sedikit
b. Memasukkan kateter 2 inchi
c. Memfiksasi kateter di paha pasien
d. Menyambungkan kateter dengan urine bag
e. Memasang urine bag di pinggir tempat tidur

210
34. Seorang perempuan usia 20 tahun di rawat di rumah sakit, dengan post
appendectomy hari pertama. Hasil pemeriksaan, pasien mengeluh nyeri, skala nyeri 4
(dari 5), tidak bisa tidur dan pergerakan terbatas. Pasien tampak cemas dengan
kondisinya saat ini.
Apakah evaluasi utama pada kasus tersebut?
a. ROM baik
b. Cemas hilang
c. Nyeri berkurang
d. Istirahat tidur tercukupi
e. Kebutuhan sehari-hari terpenuhi

35. Seorang laki-laki 40 tahun dirawat dengan keluhan sesak napas. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan wajah dan konjungtiva pucat, bentuk jari tabuh (clubbing finger)
kadang sesak napas, pasien mengatakan cape kalau beraktivitas normal seperti
makan, minum, lemas, auskultasi didapatkan murmur, pasien terlihat gelisah dan
selalu bertanya tentang penyakitnya. TD 100/70mmHg, frekuensi napas 22x/menit,
frekuensi nadi 90x/menit, suhu 37,3oC. Apa masalah keperawatan pada pasien
tersebut?
a. intolerasi aktivitas
b. kurang pengetahuan
c. gangguan pola napas
d. gangguan rasa aman cemas
e. nutrisi kurang dari kebutuhan

36. Seorang laki-laki berusia 45 tahun, datang ke Unit Gawat Darurat di antar oleh
keluarganya, mengeluh sesak dan nyeri dada sebelah kiri yang menjalar ke bahu dan
lengan kirinya yang di rasakan secara spontan sejak 2 jam yang lalu, hasil pemeriksaan
EKG di dapatkan ST elevasi di bagian Inferior. Dilihat dari hasil rekaman EKG tersebut,
dimanakah terlihat kelainannya?
a. V1, V2
b. V3, V4
c. V5, V6
d. II, III, aVf
e. I,aVL, V5, V6

37. Seorang laki-laki berusia 23 tahun korban tabrak lari, di rawat ruang unit gawat
darurat tiba-tiba mengalami henti napas dan henti jantung. Perawat langsung
melakukan tindakan resusitasi jantung paru (RJP) selama 2 menit. Berapakah
kecepatan kompresi yang harus dilakukan?
a. 30-40 kali per menit
b. 30-60 kali per menit
c. 60-100 kali per menit
d. 100-120 kali per menit
e. 120-140 kali per menit

211
38. Seorang anak laki-laki usia 4 tahun dibawa oleh ibunya ke klinik dengan keluhan panas
yang sudah berlangsung selama empat hari disertai mimisan satu kali dan tidak mau
makan. Hasil pengkajian didapatkan pada mukanya tampak kemerahan, suhu 38,7 C,
frekuensi pernafasan 30x/ menit, nadi 98x/ menit. Apakah masalah keperawatan yang
utama dan tepat pada kasus tersebut?
a. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan
b. Kerusakan pertukaran gas
c. Resiko deficit cairan
d. Intoleransi aktivitas
e. Hipertermi

39. Seorang bayi laki-laki berusia 5 bulan, saat ini masih diberikan ASI. Berat badannya 7
kg dan tinggi badannya 65 cm. Tumbuh kembang anak relative normal. Setelah minum
ASI, anak sering mengalami gumoh (regurgitasi), padahal sudah disendawakan.
Manakah informasi yang paling tepat untuk kasus tersebut?
a. Stimulus tumbuh kembang
b. Perawatan payudara
c. Kebutuhan nutrisi
d. Teknik menyusui
e. Gizi

40. Seorang anak perempuan berusia 5 tahun di rawat di rumah sakit dengan keluhan
buang air besar encer, nyeri perut dan anak tampak lemas. Hasil pemeriksaan
diperoleh data suhu 37,5 C, frekuensi nadi 98x/ menit, frekuensi nafas 30x/ menit,
muntah 2 kali, mata tidak cekung, bising usus hiperaktif dan turgor kulit menurun.
Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan natrium 131 mmol/L, kalium 8,3 mmol/L.
Apakah rencana keperawatan yang paling tepat pada kasus tersebut?
a. Berikan nutrisi sedikit tapi sering
b. Berikan cairan dan elektrolit
c. Kaji tingkat aktivitas anak
d. Berikan kompres hangat
e. Kaji tingkat skala nyeri

41. Seorang laki-laki berusia 39 tahun dirawat di ruang UGD dengan paska kecelakaan lalu
lintas. Hasil pengkajian didapatkan pasien terjatuh dari sepeda motor, kekuarga
mengatakan pasien sempat tidak sadarkan diri, dan keluar darah dari telinga serta
hidung. Terdapat luka terbuka di daerah paha, luka tampak mengeluarkan darah, GCS:
E1V1M2, TD: 100/75 mmHg, Frekuensi nadi 95x/mnt, frekuensi napas 25x/mnt, suhu
37,3C. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
a. Pola napas tidak efektif
b. Resiko infeksi
c. Intoleransi aktivitas
d. Kekurangan volume cairan
e. Gangguan perfusi jaringan cerebral

212
42. Seorang laki – laki berusia 42 dibawa ke IGD dengan keluhan luka bakar karena
tersiram air panas. Hasil pengkajian didapatkan luka melepuh di perut, dada dan paha
kanan. Pasien tampak kesakitan skala 6 (1-10). TD 120/90mmHg, frekuensi napas
26x/menit, frekuensi nadi 110x/menit, suhu 38.3oC. Apakah Masalah keperawatan
pada kasus tersebut?
a. Nyeri
b. Hyperthermia
c. Resiko infeksi
d. Gangguan pola napas
e. Gangguan keseimbangan cairan

43. Seorang perempuan berusia 29 tahun mengalami sumbatan total jalan napas karena
sumbatan benda padat. Pada saat datang sudah tampak kebiru-biruan dan kesulitan
bernapas, tangan pasien memegang lehernya. Setelah melakukan hemlich maneuver
tidak berhasil maka diputuskan untuk melakukan Kriko-Tirotomi sehingga perempuan
tersebut bisa bernapas lagi kemudian anda langsung membawanya ke Rumahsakit.
ApakahPrinsip etik pada kasus tersebut?
a. Justice
b. Veracity
c. Autonomy
d. Beneficience
e. Non malefecience

44. Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat diruang Gawat Darurat dengan keluhan
sesak napas. Hasil pengkajian didapatkan pasien duduk di tempat tidur karena sesak
kalau tidur, gelisah, penggunaan otot asesoris pernapasan, sianosis central. TD
110/85mmHg, frekuensi nadi 115x/menit, frekuensi napas 30 x/menit, suhu 37,2oC,
saturasi oksigen 93%. Apakah alat yang dipergunakan untuk memberikan oksigen
pada kasus tersebut?
a. Kanule
b. Rebreathing mask
c. Non rebreathing mask
d. Venturi mask
e. Face mask

45. Seorang wanita berusia 69 tahun yang tinggal di panti jompo mengeluh sesak nafas ,
dan bengkak pada kedua tungkai sejak 3 hari yang lalu. Ada riwayat minum obat
hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Sejak sehari yang lalu kencing sedikit, dan berwarna
coklat tua, pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg,
nadi 96x/menit, frekwensi nafas 20x/menit, dan suhu 36,4oC . Pemeriksaan
penunjang apakah yang tepat pada pasien ini?
a. SGPT
b. Ureum
c. Hb
d. CPK MB
e. Lab rutin

213
46. Seorang wanita berusia 23 tahun dirawat diruang tenang rumah sakit jiwa, klien
tampak bicara dan senyum sendiri, keluarga mengatakan pasien menjadi seperti itu
setelah dikeluarkan dari tempat kerjanya, sehingga setelah dikeluarkan dari tempak
kerjanya ia banyak melamun dan jarang keluar rumah.
Apakah tindakan prioritas pada kasus tersebut?
a. Mengajarkan cara menghardik
b. Mengajak pasien melakukan kegiatan
c. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
d. Mengajarkan pasien berbicara dengan orang lain
e. Mengidentifikasi keuntungan dan kerugiaan berhubungan dengan orang lain

47. Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan tidak bisa
tidur, sakit kepala dan nafsu makan menurun, sejak di PHK dari pekerjaannya. Pasien
mengatakan: “Selama ini saya yang menjadi kepala keluarga dan pencari nafkah,
sekarang saya tidak bisa menafkahi keluarga saya”. Apakah pengkajian utama pada
kasus tersebut?
a. Apa yang akan Saudara lakukan?
b. Sejak kapan Saudara kehilangan pekerjaan?
c. Mengapa perusahaan memberhentikan Saudara?
d. Sudah berapa lama Saudara bekerja di perusahaan tersebut?
e. Bagaimana pandangan Saudara terhadap diri saudara saat ini?

48. Seorang wanita berusia 32 tahun, dibawa ke Rumah Sakit Jiwa oleh warga dengan
alasan klien selalu berbicara sendiri, warga mengatakan klien mengaku dirinya adalah
Tuhan. Ketika warga mencoba untuk mengalihkan keyakinan klien, klien tetap dengan
keyakinanya sebagai Tuhan. Apa yang harus perawat lakukan pada pasien tersebut
a. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat
b. Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki
c. Membantu orientasi realita
d. Melatih kemampuan yang dimiliki
e. Membantu pasien memenuhi kebutuhannya

49. Seorang laki-laki berusia 25 tahun, masuk rumah sakit jiwa karena mengamuk,
menghancurkan barang-barang, dan memukul adik perempuannya. Klien mempunyai
alasan karena adiknya adalah adik yang tidak penurut. Klien telah di rawat selama satu
minggu, keadaan klien saat ini masih sering murung dan marah-marah bila merasa
tersinggung dengan temannya. Apakah intervensi keperawatan selanjutnya pada
kasus tersebut?
a. Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik.
b. Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal.
c. Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
d. Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat
e. Membina hubungan saling percaya (identifikasi penyebab)

214
50. Seorang wanita berusia 25 tahun dirawat di ruang tenang Rumah Sakit Jiwa (RSJ) sejak
3 hari yang lalu. Saat dikaji perawat, pasien mau menjawab pertanyaan perawat
walaupun singkat, pasien mengatakan bahwa dirinya berbeda dengan orang lain.
Dirinya hanyalah orang kampung yang bodoh dan miskin. Apakah diagnosa
keperawatan utama dari kasus tersebut?
a. Waham
b. Halusianasi
c. Isolasi sosial
d. Resiko bunuh diri
e. Harga diri rendah

51. Seorang perempuan berusia 35 tahun masuk ruang akut Rumah Sakit Jiwa (RSJ) sejak
2 hari yang lalu. Saat dikaji perawat pasien tampak rapi, mendominasi pembicaraan,
mengatakan bahwa dirinya adalah pendeta yang diutus Tuhan. Apakah intervensi
keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
a. Membina hubungan saling percaya
b. Membuat jadwal kegiatan harian
c. Menyangkal keyakinan pasien
d. Mengkaji penyebab waham
e. Mengkaji isi waham

52. Terlihat seorang pasien berusia 30 tahun tahun menunjuk kearah sudut ruangan
sambal menutup wajahnya dan pasien berteriak; ”Mas, awas.. bayangan itu mau
masuk ketubuhmu, mas jangan duduk disana!” Bagaimana strategi komunikasi yang
tepat untuk pasien tersebut?
a. ‘’ Ibu, jangan lupa obatnya diminum ya?’’
b. ‘’Baiklah terima kasih ibu sudah mau bercerita dengan saya’’
c. ‘’ Nanti kalau bayangan itu datang lagi, kasih tahu saya ya’’
d. “Coba ibu ceritakan seperti apa bayangan itu ?
e. ‘’Ibu, kalau bayangan itu datang ucapkan dalam hati kalau itu tidak nyata’’

53. Seorang perempuan berusia 40 tahun, dirawat di Ruang Obstetri Ginekolog karena
mengalami kanker rahim. Pasien merasa sedih dan malu. Pasien mengatakan: “Saya
sekarang tidak bisa lagi melayani suami”. Apakah perubahan konsep diri yang terjadi
pada kasus tersebut?
a. Citra tubuh
b. Identitas diri
c. Peran
d. Ideal diri
e. Harga diri

54. Seorang perawat perempuan berusia 20 tahun sedang melakukan asuhan kepada
pasien di Ruang Bedah. Sambil wawancara dengan pasien, tampak perawat
menyilangkan kaki dan asyik menggunakan telepon genggamnya. Apakah aspek yang
harus dikembangkan oleh perawat pada kasus tersebut?
a. Menghadirkan diri secara terapeutik

215
b. Komunikasi verbal dannon verbal
c. Dimnensi Tindakan
d. Mendengar aktif
e. Dimensi respon

55. Seorang wanita berusia 20 tahun dirawat diruang tenang rumah sakit jiwa, klien
tampak bicara dan senyum sendiri, keluarga mengatakan pasien menjadi seperti itu
setelah dikeluarkan dari tempat kerjanya, sehingga setelah dikeluarkan dari tempak
kerjanya ia banyak melamun dan jarang keluar rumah. Apakah prinsip tindakan untuk
mengatasi masalah tersebut?
a. Fokus pada gejala
b. Membantah isi halusinasi
c. Mendukung isi halusinasi
d. Identifikasi stressor waham
e. Identifikasi isi waham

56. Seorang pasien trauma kepala karena kecelakaan, koma, dirawat di Intensive Care
Unit, setelah mengetahui hasil pemeriksaan dari tim dokter dan hasil laboratorium
pasien harus segera dioperasi. Setelah mendapatkan penjelasan dari dokter, keluarga
menolak dengan alasan bahwa kemungkinan ada gejala sisa. Akhirnya perawat dan
tim menerima keputusan pasien.
Apakah prinsip etik pada kasus tersebut?
a. Justice
b. Freedom
c. Autonomy
d. Benefiecence
e. Nonmaleficence

57. Seorang perempuan berusia 30 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak napas.
Hasil pemgkajian didapatkan sesak sejak, tadi malam, pasien baru saja pindah ke
rumah sekarang, dan menyatakan cuaca disini dingin, wheezing (+), pasien tidak bisa
tidur, bab mencret 2x sehari, terlihat cape, gelisah. TD130/80 mmHg, frekuensi nadi
110 x/menit, frekuensi napas 28 x/menit, suhu: 36 ° C. Apakah masalah keperawatan
prioritas pada kasus tersebut?
a. Kelemahan
b. Kurang pengetahuan
c. Resiko gangguan keseimbangan cairan
d. Gangguan bersihan jalan napas
e. Gangguan istirahat

58. Seorang laki-laki berusia 50 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan
sesak. Hasil pengkajian didapatkan data sudah 2 hari dirawat, ballottement positif,
terasa penuh, sesak napas diare, penurunan nafsu makan, mual dan muntah. Hasil lab,
SGOT: 300 u/L, SGPT : 200 u/L. Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 110 kali permenit,
suhu 37,5 0C, pernafasan 28 kali permenit. Apakah prioritas masalah keperawatan
pada pasien tersebut?

216
a. Nyeri akut
b. Gangguan nutrisi
c. Gangguan pola nafas
d. Gangguan keseimbangan cairan
e. Gangguan integritas kulit

59. Seorang laki-laki berusia 20 tahun, direncanakan akan diberikan 4000 ml cairan dalam
24 jam. Berapa tetes permenit cairan yang diberikan pada kasus tersebut?
a. 54
b. 56
c. 58
d. 60
e. 62

60. Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan
bab cair sejak lima hari yang lalu. Hasil pengkajian: sklera pucat, lemah, batuk disertai
dahak, turgor jelek, Urin kuning pekat, Napsu makan menurun, pasien tidak bisa gidur
dan minta pindah ruangan karena tidak bisa tidur, TD 90/70 mmHg, frekuensi nadi
110x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 36,6oC. CD 4 350, Hb 8,5 gr/dl. Apakah
masalah prioritas utama pada kasus tersebut?
a. Intoleransi aktivitas
b. Gangguan tidur dan istirahat
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan
d. Gangguan bersihan jalan napas
e. Gangguan cairan dan elektrolit

61. Deklarasi Alma Ata tentang Primary Health Care sebagai tonggak sejarah cikal bakal
Promosi Kesehatan terjadi pada tahun
a. 1975
b. 1976
c. 1977
d. 1978
e. 1979

62. Yang bukan merupakan Piagam Ottawa adalah


a. Health Public Policy
b. Supportive Environment
c. Reorient Health Service
d. Community Action
e. Group Enpowerment

63. Sehat adalah sempurna baik fisik, mental dan soasial dan tidak hanay bebas dari
penyakit dan cacat serta produktif secara ekonomi dan sosial. Pengertian sehat
berikut menurut
a. WHO, 1948
b. UU No 36 Tahun 2009
217
c. UU No 34 Tahun 2014
d. UU No 32 Tahun 2019
e. Permekes No 24 Tahun 2008

64. Determinan-determinan sosial yang sangat mempengaruhi kesehatan menurut La


Bonte and Feather yaitu
a. Kebersihan lingkungan
b. Stress
c. Perdagangan senjata
d. Pelestarian lingkungan
e. Kehidupan dini

65. Mulai diperkenalkannya dokter kecil pada program UKS - SD, sekitar tahun ….
a. sebelum 1965
b. 1965-1975
c. 1975-1985
d. 1985-1995
e. diatas tahun 19955

66. Diadakannya program kerja bakti/jumat bersih di lingkungan kantor/RT/RW dan


senam kesegaran jasmani bagi warga di lapangan umum, merupakan tindakan yang
sesuai dengan prinsip promosi kesehatan yang terdapat pada piagam Ottawa, yaitu
a. Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Health Public Policy).
b. Lingkungan yang Mendukung (Supportive Environment)
c. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service)
d. Keterampilan Individu (Personnel Skill)
e. Gerakan Masyarakat (Community Action)

67. Pada Periode Tahun 1965-1975 sasaran program mulai perhatian kepada masyarakat.
Saat itu juga dimulainya peningkatan tenaga profesional melalui program
a. Social Marketing
b. Community Development
c. School Health Efforts
d. International Union For Health Promotion and Education
e. Health Educational Service (HES)

68. Yang tidak termasuk determinan kesehatan dan kesejahteraan menurut Bloom dalam
Paradigm of Health and Wellbeing adalah
a. Lingkungan
b. Perilaku
c. Pelayanan kesehatan
d. Faktor genetik
e. Akses ke pelayanan kesehatan

218
69. Yang tidak termasuk faktor predisposisi menuru Green adalah
a. Pengetahuan
b. Sikap
c. Keyakinan
d. Nilai-nilai
e. Sarana

70. Tokoh yang mengemukakan 5 level pencegahan pada tahun 1967 adalah
a. Leavell and Clark
b. Bailon and Maglaya
c. Stewart and Sundeen
d. Green and Jacocson
e. Duvan and Piaget

71. Prinsip promosi kesehatan dalam keperawatan kecuali


a. Berfokus pada Klien
b. Bersifat menyeluruh dan utuh (holistik)
c. Negosiasi
d. Interaktif
e. Promotif

72. Media yang cocok untuk merubah kebiasaan adalah


a. Debat
b. Peer Teaching
c. Seminar
d. Ceramah
e. Mass media

73. Metode yang merupakan modifikasi dari diskusi kelompok yang diawali dengan
pemberian kasus atau pemicu untuk menstimulasi tanggapan dari peserta, dinmakann
a. Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)
b. Role Play (Memainkan Peranan)
c. Curah Pendapat (Brain Storming)
d. Permainan Simulasi (Simulation Game)
e. Bola Salju (Snow Balling)

74. Metode promosi kesehatan untuk strategi advokasi dapat dilakukan dengan cara ….
a. Menyebar brosur
b. Dialog
c. Pidato di televisi
d. Iklan
e. Artikel

75. Metode yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan dilakukan
dengan cara ….

219
a. Meningkatkan kesadaran diri, mengambil keputusan Kerja kelompok, latihan
(training), simulasi, metode pemecahan masalah, peer teaching metho
b. Menyediakan informasi One-to-one teaching, seminar, media masa, kampanye,
group teaching
c. Mengubah gaya hidup individu Kerja kelompok, latihan keterampilan, training,
metode debat.
d. Bekerja sama dengan pemerintah untuk membuat kebijakan berkaitan dengan
kesehatan.
e. Ceramah, kerja kelompok, mass media, seminar, kampanye

76. Seorang ibu yang baru saja menjadi akseptor KB, agar bersedia menjadi akseptor
lestari, sebaiknya metode promosi kesehatan yang disampaikan kepadanya adalah:
a. Ceramah umum
b. Bimbingan dan penyuluhan pribadi
c. Billboard
d. Pidato / diskusi kesehatan
e. Artikel

77. Contoh jenis metode yang bersifat massa adalah ….


a. Pengajaran seorang ayah kepada anaknya tentang gunanya menggosok gigi
b. Nasehat seorang dokter kepada kliennya pada visiting dokter di instalasi rawat
inap
c. Penyuluhan bidan terhadap ibu yang akan menggunakan alat kontrasepsi
d. Konsultasi dokter pada jam praktek dokter
e. Penyuluhan kesehatan di daerah padat penduduk mengenai sarana MCK yang
layak untuk kesehatan.

78. Di bawah ini adalah contoh metode promosi kesehatan yang bersifat interaksi hanya
satu arah antara penyampai dan penerima, kecuali ….
a. Konseling
b. Artikel
c. Billboard
d. Pidato
e. Petisi / resolusi

79. Untuk dapat menguasai sasaran secara psikologis, penceramah bisa melakukan hal-
hal di bawah ini, kecuali ….
a. Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan
gelisah.
b. Bersuara halus dan lembut
c. Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah
d. Berdiri di depan (ditengah audience), seyogianya tidak duduk
e. Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin

220
80. Mengapa harus menggunakan metode ….
a. Supaya lebih bergaya
b. Ikut arus perkembangan zaman
c. Hanya karena instruksi pemerintah
d. Mengikuti kemauan klien
e. penyampaian promosi kesehatan lebih teratur/ sistematis

81. Berdasarkan Permenkes nomor 75 tahun 2014 pembangun kesehatan yang


dilaksanakan puskesmas betujuan untuk mewujudkan masyarakat yang, kecuali:
a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat
b. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. hidup dalam lingkungan aman dan tentram
d. hidup dilingkunga yang sehat
e. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat
82. Fokus pembangunan yang dilakukan pemerintah Jokowi – Mak’ruf Amin adalah
a. Pembangunan insfrastruktur
b. Pembangunan SDM
c. Pembangunan karakter bangsa
d. Pebangunan generasi cakap
e. Pembangunan ketahanan budaya
83. Berikut ini pernyataan yang tidak sesuai dengan revolus industri 4.0
a. internet of thing
b. artificial intelligence
c. advance robotic
d. big data analytics
e. cyber security
84. Fokus pendidikan saat ini adalah
a. Pendidikan tinggi
b. Pendidikan vokasi
c. Pendidikan menengah
d. Pendidikan dasar
e. Pendidikan komunitas
85. Pernyataan yang tidak sesuai dengan konsep Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur
adalah
a. Smart
b. Green
c. Beautiful
d. Sustainable
e. Empowerment

221
86. WHO mengumumkan nama virus corona di Jenewa yaitu
a. nCov
b. Covid-19
c. H2N1
d. Flu burung
e. Novel Coronavirus
87. Tujuan kenaikan iuran BPJS menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani adalah
a. Sustainabilitas
b. Penambahan keuangan
c. Peningkatan status kesehatan
d. Pemberian insentif pada kesehatan masyarakat
e. Peningkatan pelatanan kesehatan pada masyarakat
88. Hari Olah Raga Nasional (HAORNAS) diperingati setiap tanggal
a. 8 September
b. 9 September
c. 10 September
d. 11 September
e. 12 September
89. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 berisi tentang
a. Gerakan Menanam Pohon
b. Gerakan Penguatan Karakter Bangsa
c. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
d. Gerakan Gotong Royong
e. Gerakan Hidup Hemat
90. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 berbicara tentang
a. Struktur Kementrian Kesehatan
b. Penanganan penyakit menular
c. Pemberian insentif kesehatan pada pekerja
d. Dorongan iklim investasi
e. Penciptaan lapangan kerja

222
Kunci Jawaban dan Pembahasan Singkat
1. B, Pasien mengalami iritasi lambung, maka tindakan yang terbaik adalah memberikan
makanan sedikit tapi sering.
2. D, Saturasi oksigen yang kurang menunjukan pasien kekurangan oksigen dalam tubuhnya,
target saturasi oksigennya adalah 94% minimal
3. A, Nyeri dengan skala 6 (0-10) merupakan tanda untuk menentukan masalah keperawatan
nyeri sebagai masalah utama.
4. A, Autonomy menunjukan bahwa pasien berhak menentukan sendiri tindakan atas dirinya
sendiri.
5. E, Kehilangan cairan harus diganti dengan cairan lagi, yaitu melalui infus.
6. B, melakukan perawatan luka karena terdapa luka infeksi
7. C, tidak ada rencana untuk diamputasi
8. B, gangguan integritas kulit lebih actual untuk ditangani dibanding yang lainnya dan
merupakan tindakan keperawatan mandiri
9. D, kardiomegali merupakan tanda dari jantung berupaya melakukan kompensasi untuk
mempertahankan kebutuhan cardiac output
10. A, monitoring perdarahan dapat dilakukan dengan menilai keadaan umum dan tanda vital
pasien.
11. A, menggunakan alaskaki pada pasien DM sangat penting untuk mengurangi resiko
terjadinya luka atau trauma pada kaki.
12. D, rumus (Tinggi badan – 100) x 0,9 = 58,5 kg
13. A, memodifikasi nutrisi dapat meningkatkan asupa nutrisi diantara siklus kemoterapi atau
dari kemoterapi yang satu kepada yang lainya, pasien biasanya mual pada beberapa hari
setelah kemoterapi tetapi dapat makan dengan baik beberapa hari sebelum kemoterapi
berikutnya
14. A, menghentikan diet adalah cara terbaik karena pasien tidak menjalankan diet dengan
benar akibat kurang pengetahuan tentang diet.
15. D, kafein dapat meningkatkan kinerja RAS sehingga pasien terus terjaga
16. A, suhu diatas 38,5oC maka masalahnya adalah hipertermia
17. C, masalah keperawatan yang muncul adalah resiko gangguan kerusakan kulit
18. A, dahak susah keluar dengan frkeuensi napas cepat
19. C, keluarga baru akan melakukan modifikasi lingkungan
20. A, tanda kelebihan cairan lebih banyak dibanding yang lain
21. C, pasien bingung dengan kondisinya menunjukan pasien kurang pengetahuan
22. A, pasien mengalami hypoglikemia, tindakan pertama keperawatan adalah memberikan
cairan gula
23. B, pasien PPOM maka tindakan yang tepat adalah memberikan oksige 2 liter per menit
24. B, pasien hyperthermia
25. A, pengkajian lanjutan pada luka yang lebih lengkap harus dilakukan sebelum melakukan
perawatan luka.
26. C, suara berupa erangan (2), pasien menghindar dari stimulus nyeri (4), buka mata dengan
respon nyeri (2)
27. A, data nyeri lebih kuat dari suhu tubuh
28. B, pada saat menarik cairan lambung ditermukan cairan lebih dari 200ml berupa makanan
sebelumnya menunjukan pasien tidak bisa menyerap makanan tersebut.
223
29. A, pasien mengalami obesitas
30. E, HNP menyebabkan pasien mengalami hambatan mobilitas fisik
31. A, menganjurkan mandi dengan air hangat lebih murah dibanding dengan lotion, mandi
dapat mengurangi ketidaknyaman pasien.
32. D, air liur dapat menyebabkan sumbatan napas
33. B, memasukan selang 2 inchi dapat mencegah terjadinya rupture urethra
34. C, masalah pasien nyeri, 4 dari 5 skala nyeri
35. B, pasien terlihat gelisah dan selalu bertanya tentang penyakitnya menunjukan pasien
kurang pengetahuan terhadap penyakitnya.

36. D,
37. D, kecepatan kompresi menurut AHA, 2015
38. E, suhu diatas 38,5oC
39. D, regurgitasi menunjukan keluarga belum mengetahui tehnik menyusui yang benar
40. B, pasien mengalami dehidrasi
41. E, penurunan kesadaran paska trauma menunjukan adanya gangguan perfusi jaringan
cerebral
42. A, skala nyeri 6
43. D, tindakan sangat menguntungkan untuk pasien
44. B, saturasi 93%
45. B, untuk mengtahui fungsi ginjal pasien
46. A, pasien halusinasi maka tidakannya adalah menghardik
47. E, pertanyaan terbuka memberikan kemungkinan untuk mendapatkan informasi lebih
banyak
48. C, pasien mengalami waham maka tindakannya adalah membawa ke realita
49. A, masalah pasien dalah perilaku kekerasan maka tindakan keperawatanya adalah melatih
mengontrol kekerasan fisik
50. E, pasien merasa rendah merupakan tanda HDR
51. D, setelah mengetahui isi waham maka selanjutnya adalah menemukan penyebab waham
52. E, pasien mengalami halusinasi lihat, strateginya adalah menghardik
53. C, peran sebagai istri
54. A, sikapnya tidak menunjukan yang sesuai dengan komunikasi terapeutik
55. B, membantah sama dengan menghardik yang merupakan setrategi perancanaan pasien
dengan halusianasi
56. C, keluarga menolak tindakan
57. D, wheezing menunjukan adanya gangguan bersihan jalan napas
58. D, cairan yang menumpuk di perut menyebakan terhambat diapraghma untuk bergerak
59. B, Rumus Tetesan Infus Kanduru, untuk menghitung tetesan infus cepat adalah
(jumlah cairan/500) x 7 x (24/lama pemberian)
(4000/500) x 7 ( 24/24)
8x7x1
224
56 tetes per menit
60. E, pasien menunjukan tanda dehidrasi
61. D, tahun 1978 Deklarasi Alma Ata tentang Primary Health Care tersebut sebagai tonggak
sejarah cikal bakal Promosi Kesehatan
62. E, Piagam tersebut merumuskan upaya promosi kesehatan mencakup 5 butir. (1)
Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Health Public Policy). Ditujukan kepada policy maker
agar mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik yang mendukung kesehatan. (2.)
Lingkungan yang Mendukung (Supportive Environment). Ditujukan kepada para pengelola
tempat umum termasuk pemerintah kota, agar menyediakan prasaranasarana yang
mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat. (3.) Reorientasi Pelayanan
Kesehatan (Reorient Health Service). Selama ini yang menjadi penyedia (provider)
pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan swasta sedangkan masyarakat adalah
sebagai pengguna (customers) pelayanan kesehatan. Pemahaman ini harus diubah,
bahwasanya masyarakat tidak sekedar pengguna tetapi bisa sebagai provider dalam
batas-batas tertentu melalui upaya pemberdayaan. (4.) Keterampilan Individu (Personnel
Skill). Kesehatan masyarakat akan terwujud apabila kesehatan individu, keluarga dan
kelompok tersebut terwujud. (5.) Gerakan Masyarakat (Community Action). Adanya
gerakan-gerakan atau kegiatankegiatan di masyarakat yang mendukung kesehatan agar
terwujud perilaku yang kondusif dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka.
63. B, Undang Undang Kesehatan, Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis, Pasal 1 ayat 1.
64. A, Kesehatan sangat dipengaruhi oleh determinan determinan sosial dan lingkungan,
disamping determinan fisik dan biologik. Determinan fisik seperti kebersihan lingkungan,
cuaca, iklim dll, sedangkan determinan biologik misalnya mikroorganisme (virus, bakteri),
parasit dan lain-lain. Sementara itu determinan-determinan sosial yang sangat
mempengaruhi kesehatan antara lain: kemiskinan, pengangguran, kelestarian lingkungan,
diskriminasi dan ketidakberdayaan (La Bonte and Feather, 1996)
65. C, Periode Tahun 1975-1985. PKMD menjadi andalan program sebagai pendekatan
Community Development. Saat itu mulai diperkenalkannya Dokter Kecil pada program
UKS di SD.
66. E, Gerakan Masyarakat (Community Action). Adanya gerakan-gerakan atau kegiatan
kegiatan di masyarakat yang mendukung kesehatan agar terwujud perilaku yang kondusif
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
67. E, Pada periode ini sasaran program mulai perhatian kepada masyarakat. Saat itu juga
dimulainya peningkatan tenaga profesional melalui program Health Educational Service
(HES). Tetapi intervensi program masih banyak yang bersifat individual walau sudah mulai
aktif ke masyarakat. Sasaran program adalah perubahan pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan.
68. E, Bloom (Forcefield Paradigm of Health and Wellbeing) mencakup Lingkungan, Perilaku,
Pelayanan kesehatan, dan Faktor genetik (atau diperluas menjadi faktor kependudukan).
69. E, predisposisi (predisposing factor), yaitu faktor yang mempermudah atau
mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain: pengetahuan, sikap,
keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi.

225
70. A, Di dalam upaya kesehatan, dikenal 5 tingkat pencegahan dari Leavell and Clark (1967):
Pencegahan primer, yang terdiri dari: Peningkatan derajat kesehatan (health promotion)
dan Perlidungan khusus (specific protection). Pencegahan sekunder terdiri dari Diagnosis
dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment) dan Pembatasan
cacat (disability limitation). Pencegahan tertier: Rehabilitasi (rehabilitation).
71. E, Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan dalam Keperawatan terdiri dari Berfokus pada Klien,
Klien mempunyai nilai, keyakinan, kemampuan kognitif dan gaya belajar yang unik, yang
dapat berpengaruh terhadap pembelajaran. Klien dianjurkan untuk mengekspresikan
perasaan dan pengalamannya kepada perawat, sehingga perawat lebih mengerti tentang
keunikan klien dan dalam memberikan pelayanan dapat memenuhi kebutuhan klien
secara individual. Bersifat menyeluruh dan utuh (holistik), Dalam memberikan promosi
kesehatan harus dipertimbangkan klien secarakeseluruhan, tidak hanya berfokus pada
muatan spesifik. Negosiasi, Perawat/Petugas kesehatan dan klien bersama-sama
menentukan apa yang telah diketahui dan apa yang penting untuk diketahui. Jika sudah
ditentukan, buat perencanaan yang dikembangkan berdasarkan masukan tersebut.
Jangan memutuskan sebelah pihak. Interaktif, Kegiatan dalam promosi kesehatan adalah
suatu proses dinamis dan interaktif yang melibatkan partisipasi perawat/ petugas
kesehatan dan klien. Keduanya saling belajar.
72. A, Mengubah kebiasaan : :Mengubah gaya hidup individu Kerja kelompok, latihan
keterampilan, training, metode debat.
73. C, Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan
pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta
memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat).
74. B, Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang
suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah juga merupakan pendekatan pendidikan
kesehatan maayarakat
75. E, untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan : ceramah, kerja kelompok, mass
media, seminar, kampanye
76. B, Dengan cara ini kontak antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang
dihadapi oleh klien dapat digali dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan
sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut
(mengubah perilaku).
77. C, menyediakan informasi One-to-one teaching, seminar, media masa, kampanye, group
teaching
78. A, konseling memungkinkan komunikasi 2 arah
79. B, bersuara lembut dan halus malah tidak akan efektif pada kelompok yang lebih besar
yang bersifat masa
80. E, penggunaan metode memberikan kesempatan kepada pemateri maupun penerima
materi mendapatkan materi yang jelas dan sistematis
81. C, Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang: a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat; b. mampu menjangkau pelayanan kesehatan
bermutu c. hidup dalam lingkungan sehat; dan d. memiliki derajat kesehatan yang
optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Pasal 2 ayat 1
82. B, tujuannya adalah meningkatkan kemampuan SDM
83. E, cyber security ada sebelum 4.0

226
84. B, pemerintahan Jokowi Makruf Amin, melalui kementrian pendidik menitik beratkan
pendidikan vokasi yang siap memasuki dunia kerja.
85. E, empowerment tidak terdapat pada nilai Ibu Kota Negara yang baru
86. B, pejabat WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus tanggal 12 Februari 2020 menyatakan
Covid -19
87. A, Menteri Keuangan mengatakan bahwa peningkatan iuran BPJS dilakukan untuk
meningkatkan sustainabilitas (keberlangsungan hidup) BPJS karena kekurangan
pendanaan
88. B, Hari Olahraga Nasional diperingati setiap 9 September
89. C, Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 berisi tentang Gerakan Masyarakah Hidup
Sehat
90. A, Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 berbicara tentang Struktur Kementrian
Kesehatan

227
1. Hari gizi nasional jatuh pada tanggal
a. 25 Januari
b. 25 Februari
c. 25 Maret
d. 25 April
e. 25 Mei
2. Hari cuci tangan sedunia jatuh pada tanggal
a. 15 Juli
b. 15 September
c. 15 Oktober
d. 15 November
e. 15 Desember

3. Seorang perempuan 40 tahun di rawat di ruang penyakit bedah dengan cancer


stadium lanjut. Hasil pengkajian kesadaran menurun, gelisah, tangan dan kali dipasang
restraint, terapi obat penurun rasa sakit diberikan per infus, pasien berupaya
mencabut infus. TD 90/70mmHg, frekuensi nadi 110 xmenit, frekuensi napas
27x/menit, suhu 37.5oC. Apakah tindakan keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
a. Pantau kesadaran
b. Pantau tanda vital
c. Berikan palliative care
d. Libatkan keluarga dalam perawatan
e. Pindahkan ke ruang rawat intensive

4. Seorang laki – laki dibawah ke RS karena terjatuh dari motor, lalu dibawah ke RS
karena tidak sadarkan diri. Hasil pengkajian didapatkan pasien cidera kepala,
kesadaran somnolen, Keluarga menyatakan bahwa pasien selalu gelisah dan ingin
mencabut selang infuse serta NGT yang terpasang. TD 140/90mm Hg, frekuensi nadi
98X/menit, frekuensi napas 28X/Menit, suhu 38C. Masalah keperawatan apa yang
paling tepat untuk kasus tersebut?
a. Resiko jatuh
b. Intoleransi aktivitas
c. Gangguan pola tidur
d. Ketidak berdayaan
e. Risiko Kerusakan integritas kulit

5. Seorang perempuan berusia 78 tahun datang ke poliklinik rumah sakit mengeluh


sering BAK dalam jumlah sedikit, dan sering, terutama pada saat bersin, batuk,
tertawa, atau olahraga. Apakah tindakan utama pada kasus tersebut?
a. Batasi aktivitas fisik
b. Pemasangan kateter
c. Latihan otot-otot dasar panggul
d. Penyesuaian/modifikasi tempat,atau lingkungan berkemih
e. Penyesuaian sikap berkemih antara lain dengan jadwal, dan kebiasaan berkemih

228
6. Seorang laki –laki berusia 70 tahun mengalami demensia. Beberapa hari yang lalu
pergi meninggalkan rumah, klien lupa nama, dan alamat rumahnya. Setelah
ditemukan, klien di bawa ke poli geriatrik. Ns. S sebagai konselor di poli tersebut.
Apakah tindakan utama pada kasus tersebut?
a. Berikan terapi obat tidur, atau penenang kepada klien
b. Melarang untuk keluar dari rumah
c. Membawa lansia ke panti werda
d. Memberikan identitas diri
e. Mengurung dalam kamar

7. Seorang laki-laki berusia 50 tahun, datang ke Unit Gawat Darurat di antar oleh
keluarganya dengan keluhan sesak dan nyeri dada sebelah kiri. Hasil pengkajian nyeri
menjalar ke bahu dan menuju lengan yang di rasakan secara spontan sejak 2 jam yang
lalu, skala 6 (0-10), aktivitas dibantu, tampak cemas, gelisah. Hasil pemeriksaan EKG
di dapatkaan ST elevasi. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
a. Gangguan istirahat dan tidur
b. Gangguan perfusi jaringan
c. Gangguan oksigenasi
d. Intoleransi aktivitas
e. Nyeri akut

8. Seorang laki-laki berusia 32 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan
bab cair sejak seminggu yang lalu. Dari hasil pengkajian: sklera pucat, lemah, batuk
disertai dahak, turgor jelek, Urin kuning pekat, napsu makan menurun, pasien ingin
pulang karena tidak bisa tidur, TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi
napas 23x/menit, suhu 37,6oC. CD4+ 250, Hb 7,5 gr/dl. Apakah evaluasi keperawatan
utama pada kasus tersebut?
a. Nutrisi terpenuhi
b. Urin kuning jernih
c. Aktivitas tidak dibantu
d. Istirahat tidur terpenuhi
e. Tanda vital normal

9. Seorang pasien perempuan usia 20 tahun, di rawat di Ruang penyakit syaraf dengan
keluhan kejang kejang. Hasil pengkajian didapatkan pasien gelisah, kesadaran
menurun, makanan tidak masuk, muntah-muntah, sensitif terhadap cahaya, tanda
kernig +. TD 130/90mmHg, frekuensi nadi 112x/menit, frekuensi napas 24x/menit,
suhu 38,2oC. Apakah tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
a. Mengisolasi pasien di ruang khusus
b. monitor tingkat kesadaran
c. Memberikan kompres
d. Monitor tanda vital
e. Pasang NGT

10. Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat di Ruang penyakit paru dengan keluhan
batu darah. Hasil pengkajian didapatkan pasien kadang lupa meminum obat

229
tuberkulosa, suara napas ronchi basah basal di semua paru produksi sputum, batuk
produktif, pucat dan terlihat sesak serta kelelahan. TD 110/80mmHg, frekuensi nadi
105x/menit, frekuensi napas 25x/menit, suhu 36,8oC. Rongent TB aktif dan BTA + .
Tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
a. Membatasi aktifitas
b. Melatih batuk efektif
c. Menganjurkan makan obat teratur
d. Anjurkan pemeriksaan BTA 2 bulan selanjutnya
e. Menganjurkan makan-makanan yang bergizi sedikit tapi sering

11. Seorang perempuan berusia 28 tahun datang ke poli klinik penyakit dalam dengan
keluhan bab encer sejak seminggu yang lalu. Hasil pengkajian: suami pasien meninggal
3 bulan yang lalu karena HIV, pasien takut akan anaknya menderita penyakit yang
sama. Manakah cara berkomunikasi yang baik pada pasien tersebut?
a. Ibu, anak ibu tidak akan apa-apa
b. Ibu, kita akan coba memeriksakan anak ibu
c. Ibu, yang tenang semua sudah jadi takdir yang maha kuasa
d. Ibu, coba bawa anaknya ke dokter
e. Ibu, yang sabar

12. Seorang laki-laki berusia 32 tahun dirawat diruang luka bakar. Hasil pengkajian
didapatkan kulit melepuh pada dada, dan perut, berat badan 60 kg.
Berapakah cairan yang harus diberikan pada kasus tersebut?
a. 4300
b. 4310
c. 4320
d. 4330
e. 4340

13. Seorang perawat melakukan pengkajian pada pasien koma, yang dikirim oleh keluarga
1 hari yang lalu. Hasil pengkajian di dapatkan luka lecet di daerah kepala, bahu dan
pantat serta kaki jatuh (freksi). Pasien mengalami penurunan kesadaran sejak
seminggu yang lalu. Apakah posisi yang digunakan selama ini?
a. Sim
b. Prone
c. Supine
d. Lateral
e. Trendelenburg

14. Seorang perawat sedang malakukan pengkajian pada pasien luka gangren. Hasil
pengkajian didapatkan luas luka 5 cm2, batas luka berwarna kehitaman, dibagian
tengah terdapat jaringan kekuningan, bau khas gangren. Apakah data yang bisa
ditambahkan pada kasus tersebut?
a. Penyebab luka
b. Kedalaman luka
c. Komplikasi luka

230
d. Epitelisasi luka
e. Warna luka

15. Seorang laki-laki 67 tahun post op BPH hari ke 5. Tampak cairan drain dari kateter
berwarna sedikit kemerahan, terasa nyeri di daerah luka, skala 3 (0-10), berat badan
menurun, makan tidak habis. TD 130/90 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi
napas 20x/menit, suhu 37.3oC. Apakah masalah prioritas pada kasus tersebut?
a. Nyeri
b. Resiko infeksi
c. Intoleransi aktivitas
d. Resiko perdarahan
e. Nutrisi kurang dari kebutuhan

16. Seorang pasien laki-laki berusia 30 tahun dirawat di Ruang luka bakar hari ke-1. Pasien
di rencanakan akan mendapatkan terapi cairan intravena Ringer Laktat 1000 ml dalam
8 jam. Berapa tetes infus harus diberikan?
a. 32 tetes/menit
b. 42 tetes/menit
c. 52 tetes/menit
d. 62 tetes/menit
e. 72 tetes/menit

17. Seorang perempuan 23 tahun datang ke ruang poli klinik penyakit dalam dengan
keluhan batuk-batuk dan mencret sejak seminggu yang lalu. Hasil pengkajian pasien
menyatakan sering mengalami seperti ini, berat badan menurun, napsu makan hilang,
mulut penuh stomatitis, dengan lidah kotor. Apakah pemeriksaan laboratorium yang
tepat pada kasus tersebut?
a. Darah rutin
b. Biopsi
c. Kultur
d. Elisa
e. IgG

18. Seorang laki-laki berusia 23 tahun datang ke poli klinik umum dengan keluhan lemah
dan lesu. Hasil pengkajian didapatkan sklera pucat, mudah cape, clubbing fingers,
nyeri kepala, skala 3 (0-10), murmur. TD 110/70mmHg, frekuensi nadi 80x/menit,
frekuensi napas 24x/menit, suhu 36.7oC. Apakah masalah keperawatan pada kasus
tersebut?
a. Nyeri
b. Kerusakan mobilitas fisik
c. Pola napas tidak efektif
d. Penurunan cardiac output
e. Nutrisi kurang dari kebutuhan

19. Seorang perempuan 23 tahun dibawa ke ruang IGD, karena KLL. Pasien gelisah,
distensi vena leher, berkeringat, suara jantung menjauh, lemah, terdapat bekas jejas

231
di dada pasien. TD 90/70mmHg, frekuensi nadi 115x/menit, frekuensi napas
26x/menit, suhu 36.4oC. Apakah kriteria hasil yang diharapkan pada kasus tersebut?
a. Cemas hilang
b. Cardiac output normal
c. Jejas tidak meninggalkan bekas
d. Tanda vital normal
e. Aktivitas normal

20. Seorang laki-laki 67 tahun dirawat di ruang bedah dengan post operasi prostat hari ke
7. Dari hasil pengkajian didapatkan cairan irigasi berwarna bening, pasien sudah bisa
duduk sendiri, dengan aktivitas sebagian dibantu oleh keluarga. Apakah tindakan
keperawatan pada pasien tersebut?
a. Blader training
b. Pencabutan kateter
c. Persiapan pasien pulang
d. Menganjurkan aktivitas mandiri
e. Pendidikan kesehatan perawatan luka dirumah

21. Seorang laki-laki 20 tahun dirawat di ruang trauma akibat kecelakaan GCS 8, terdapat
tanda-tanda frakture dasar tengkorak. Pasien direncanakan akan dilakukan
pemeriksaan CT Scan bagian leher. Berapa orang yang diperlukan untuk memindahkan
pasien tersebut?
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6

22. Seorang laki-laki 55 tahun dirawat diruang bedah dengan keluhan patah tulang
terbuka paha kanan dua hari yang lalu. Hasil pengkajian pasien tampak meringis jika
menggerakan kakinya, terpasang bidai, pasien direncanakan untuk dilakukan operasi
ORIF, aktivitas dibantu oleh keluarga. TD 130/80mmHg, frekuensi nadi 80x/menit,
frekuensi napas 18x/menit, suhu 37,4C. Apakah tindakan keperawatan pada pasien
tersebut?
a. Cek Hb
b. Kaji nyeri
c. Pasang infus
d. Merawat luka
e. Membantu aktivitas

23. Seorang laki-laki 40 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan keluhan sesak
napas. Hasil pengkajian didapatkan oedema di ektremitas bawah, cepat cape, pasien
memiliki riwayat lemah jantung kanan dan kiri. Apa tindakan kolaboratif pada pasien
tersebut?
a. Pemberian oksigen
b. Pemberian diuretik

232
c. Pembatasan cairan infus
d. Pemeriksaan gambaran EKG 12 lead
e. Pembatasan makanan yang mengandung garam

24. Pasien terpasang infus di tangan kanan, dengan cairan NaCl 0,9%, pasien mengeluh
sakit pada tempat penusukan infus, pasien meringis saat diraba pembuluh darah
tempat pemasangan, kulit tempat penusukan kemerahan. Apa tindakan keperawatan
pada pasien tersebut?
a. Mengganti jenis cairan
b. Mengganti selang infus
c. Memindahkan tempat penusukan
d. Melakukan kompres dingin pada tempat penusukan
e. Menghentikan sementara aliran infus sampai dengan pasien tidak nyeri

25. Seorang laki-laki 40 tahun dirawat di ruang penyakit dalam karena sesak napas. Hasil
pengkajian didapakan dahak sulit dikeluarkan, terdapat bunyi gemercik di lobus
bawah paru paru kiri. Frekuensi napas 26x/menit. Apakah tindakan kolaborasi pada
pasien tersebut?
a. Postural drainage
b. Memposisikan semifowler
c. Pemasangan oksigen per kanul
d. Pemasangan water seal drainage
e. Pengambilan cairan dengan menggunakan spuit

26. Seorang perempuan 30 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sakit
kepala. Hasil pengkajian pasien akan mendapatkan obat yang akan diberikan melalui
suntikan intramuskular. Berapa derajat sudut kemiringan penyutikan pada kasus
tersebut?
a. 15
b. 30
c. 45
d. 60
e. 90

27. Seorang perempuan 45 tahun dirawat diruang bedah dengan keluhan fraktur tulang
paha. Hasil pengkajian pasien akan melaksanakan operasi ORIF besok hari dan pasien
dianjurkan untuk puasa. Kapan pasien melaksanakan tindakan tersebut?
a. 5 jam sebelumnya
b. 6 jam sebelumnya
c. 7 jam sebelumnya
d. 8 jam sebelumnya
e. 9 jam sebelumnya

28. Seorang laki-laki 45 tahun dirawat diruang bedah dengan ulkus decubitus. Hasil
pengkajian didapatkan pasien jarang dimiring kiri miring kanan oleh keluarganya.

233
Pasien direncanakan akan dilakukan perawatan luka. Apakah jenis perawatan luka
yang paling efektif untuk pasien tersebut?
a. Negative pressure wound therapy
b. Pembalut berbasis madu
c. Hydrocoloid
d. Hydrogel
e. Sillikon

29. Seorang laki-laki 32 tahun dirawat di ruang bedah dengan riwayat fraktur tulang paha.
Hasil pengkajian didapatkan bahwa pasien akan dilatih untuk menggunakan jangka
(crutch). Seorang perawat akan mengukur jarak ujung cructh bagian atas dengan axila.
Berapakah cm jarak tersebut?
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
e. 7

30. Seorang laki-laki 23 tahun dirawat di ruang dalam dengan keluhan sakit kepala. Hasil
pengkajian didapatkan pasien biasa mengalami hypotensi. Seorang perawat akan
melakukan pengukuran tekanan darah, perawat melakukan pengukuran jarak manset
dari antecubiti. Berapa cm jarak tersebut?
a. 1
b. 1.5
c. 2
d. 2.5
e. 3

31. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dirawat di ruang THT. Hasil pengkajian didapatkan
pasien akan diberikan obat melalui telinga. Perawat akan memasukan obat tersebut
harus menarik telinga ke atas dan kebelakang dengan arah tarikan ke arah jam
tertentu. Kearah jam berapakah arah tarikan tersebut?
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9
e. 10

32. Seorang perempuan dirawat di ruang dalam dengan keluhan DM. Hasil pengkajian
pasien mengalami konstipasi. Perawat merencanakan akan melakukan enema dengan
menggunakan cairan hangat. Berapa ml cairan yang dipergunakan untuk tindakan
tersebut?
a. 350
b. 450
c. 550
d. 650

234
e. 750

33. Seorang laki-laki 30 tahun mengalami trauma kepala dirawat di ruang penyakit syaraf.
Dari hasil pengajian pasien diketahui mengalami gangguan perfusi cerebral. Apakah
posisi yang tepat untuk pasien tersebut?
a. Head up
b. Fowler
c. Sim
d. Miring
e. Tundenbreg

34. Seorang perawat di Ruang Penyakit Dalam melakukan pengkajian pada system
kardiovaskuler pada pasien yang mengalami nyeri dada. Dari hasil pengkajian
didapatkan pasien merasakan nyeri menajlar ketangan kiri, leher, dagu, pundak,
dirasakan seperti terbebat, dengan skala nyeri 6 (0 – 10), nyeri aka bertambah jika
beraktivitas, nyeri datang kadang-kadang, pasien menyatakan pernah mengalami
ganggua jantung sebelumnya. Apakah pertanyaan lanjutan tentang nyeri yang harus
diajukan oleh perawat?
a. Apakah berbaring dapat mengurangi nyeri?
b. Bagaimanakah menurut bapak tentang penyakit ini?
c. Apakah ada keluarga bapak yang memiliki penyakit ini?
d. Apa obat yang selalu digunakan untuk mengurangi nyeri?
e. Bagaimana cara yang bapak lakukan untuk mengurangi nyeri?

35. Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang ke poli klinik kulit dan kelamin dengan
keluhan kulit gatal. Hasil pengkajian kulit punggung tampak bersisik, kering, pecah
pecah, terdapat luka garukan, penyakit muncul jika makan ikan laut. Apakah tindakan
keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Menganjurkan pasien memakai baju yang menyerap keringat
b. Menganjurkan pasien mengganti sprei tidurnya
c. Menganjurkan pasien menghindari alergen
d. Menganjurkan pasien tidak menggaruk
e. Menganjurkan pasien mandi teratur

36. Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan
sering pusing. Hasil pengkajian pasien menyatakan keluarganya memiliki riwayat
penyakit DM, TB 160cm, BB 75 kg, TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit,
frekuensi napas 18x/menit, suhu 36.3oC. Gula darah sewaktu 200. Apakah pendidikan
kesehatan pada kasus tersebut?
a. Mengurangi asupan karbohidrat
b. Mengurangi asupan garam
c. Mengurangi berat badan
d. Mengurangi konsumsi alkohol
e. Mengurangi makanan berlemak

235
37. Seorang perawat melakukan pengkajian di Kelurahan X. Dari hasil pengkajian
diketahui, terdapat 345 rumah, 231 rumah (67,0%) tidak memiliki tempat
penampungan sampah, sebanyak 58 rumah (16,8%) tidak memiliki jamban, 225 rumah
(65,2%) yang membuang air limbah di sembarang tempat, 223 rumah (64,6%) yang
membuang sampah di sembarang tempat. Angka kesakitan akibat diare (10%),
typhoid dan hepatitis A (15%), jumlah penderita TB 30 orang dan TB MDR 2 orang.
Apakah masalah keperawatan yang tepat dengan kasus diatas ?
a. Risiko terjadi penularan penyakit infeksi
b. Kurang kesadaran untuk berperilaku sehat
c. Kurang pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
d. Ketidak Mampuan Keluarga Mengambil Keputusan
e. Kurangnya kesadaran tentang pemamfaatan sarana kesehatan

38. Seorang perawat Puskesmas melakukan pengkajian dirumah Tn. S. Dari hasil
pengkajian didapatkan isterinya mengalami sesak nafas dan mengatakan sering batuk
berdahak, klien mengatakan bahwa istrinya belum di bawa ke rumah sakit walau
sudah dianjurkan oleh tetangganya, klien beralasan bahwa penyakit istrinya masih
bisa diobati dengan obat warung. Istri Tn S tampak kurus. Apakah masalah
keperawatan utama yang sesuai dengan kasus tersebut?
a. Kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita
b. Ketidak Mampuan Keluarga Mengambil Keputusan
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif
d. Nutrisi Kurang dari kebutuhan
e. Penurunan koping keluarga

39. Seorang laki-laki berusia 45 tahun sejak 6 bulan yang lalu dinyatakan menderita
tuberkulosis. Sudah minum OAT selama 3 bulan, dan selanjutnya berhenti karena
selalu merasa mual, tidak dapat mengeluarkan dahak, tidak tahu bagaimana cara
batuk yang benar. TD 110/70 mmHg, N: 72 X/menit, S: 38 C, R: 24 X/ menit. BB: 50 kg.
Apakah masalah keperawatan prioritas yang sesuai dengan kasus diatas ?
a. Risiko bersihan nafas tidak efektif
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan
c. Gangguan perfusi jaringan
d. Kurang pengetahuan
e. Risiko infeksi

40. Seorang pasien diajarkan cara mengeluarkan dahak, setelah diinstruksikan untuk
tahan napas 1– 2 detik dan mengkonstraksikan otot – otot abdomennya. Apakah
tahap kerja selanjutnya?
a. Ketika menghirup nafas berikutnya, instruksikan condong kedepan
b. Instruksikan untuk batuk dengan kuat mengeluarkan sekresi ke tisu
c. Instruksikan melakukan nafas dalam 2 atau 3 kali
d. Perawat memasang alat pelindung diri
e. Catat respon yang terjadi

236
41. Seorang anak laki-laki usia 2 tahun diantarkan oleh orangtua ke UGD. Anak dikeluhkan
tidak bisa BAB sejak 3 hari yang lalu. Orang tua mengatakan anaknya mempunyai
riwayat susah buang air besar mulai sejak bayi, berat anak susah mengalami kenaikan.
Hasil pengkajian, anak rewel dan menangis, muntah-muntah, terjadi distensi pada
abdomen. Hasil pengukuran nadi 110 x/menit, frekuensi respirasi 30 x/menit, suhu
anak 37,8oC. Apakah masalah keperawatan yang muncul pada kasus tersebut?
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
b. Kekurangan volume cairan
c. Gangguan eleminasi fekal
d. Resiko Infeksi
e. Nyeri

42. Seorang anak laki-laki usia 4 tahun dibawa ibunya ke klinik dengan keluhan panas yang
sudah berlangsung selama empat hari. Hasil pengkajian didapatkan mimisan satu kali
dan tidak mau makan, muka tampak kemerahan, pasien tidak mau turun dari tempat
tidurnya, frekuensi napas 20x/menit, frekuensi nadi 88x/menit, suhu 38,2oC. Hasil lab
Hb 12 Ht 39. Apakah masalah keperawatan yang utama pada kasus tersebut
a. hipertermi
b. intoleransi aktifitas
c. defisit volume cairan
d. kerusakan pertukaran gas
e. resiko nutrisi kurang dari kebutuhan.

43. Seorang bayi laki-laki berusia 5 bulan, saat ini masih diberikan ASI. Berat badannya 7
kg dan tinggi badannya 65 cm. Tumbuh kembang anak relatif normal. Setelah minum
ASI, anak sering mengalami regurgitasi, padahal sudah disendawakan. Apakah
pendidikan kesehatan pada kasus tersebut?
a. gizi
b. teknik menyusui
c. kebutuhan nutrisi
d. perawatan payudara
e. stimulasi tumbuh kembang

44. Seorang perempuan berusia 36 tahun, G4P2A1, datang ke poliklinik Kebidanan dan
Kandungan dengan tujuan memeriksakan kehamilannya. Hasil pemeriksaan
didapatkan hasil: HPHT 20 Maret 2015, TFU 21 cm, pada fundus teraba bokong, posisi
punggung kiri, presntasi kepala dan belum masuk pintu atas panggul. Berapakah
taksiran usia kehamilan klien tersebut?
a. 5 bulan
b. 6 bulan
c. 7 bulan
d. 8 bulan
e. 9 bulan

45. Seorang perawat sedang memberikan pertolongan persalinan Kala II. Perawat
melakukan prasat Rintgen untuk mencegah terjadinya robekan perineum. Saat terjadi

237
kontraksi, perawat menginstruksikan pasien untuk mengedan. Tidak lama kemudian
bayi lahir. Perawat kemudian melakukan pengecekan bayi kedua. Apakah tindakan
yang perawat lakukan selanjutnya?
a. Menilai APGAR
b. Menggunting tali pusat
c. Menyuntikan oksitosin IM
d. Melakukan masase uterus
e. Mengecek pelepasan plasenta

46. Sorang perawat baru menjabat sebagai kepala ruangan penyakit dalam dewasa, dari
kajian situasi yang dilakukan belum menunjukkan semangat kerja yang sama sehingga
kinerja belum memuaskan, asuhan keperawatan pada klien belum menggambarkan
asuhan yang komprehensif. Apa yang harus dilakukan untuk meningkat kinerja
perawat diruangan tersebut?
a. Menghitung kebutuhan tenaga perawat
b. Menyiapkan sarana dan prasarana yang lengkap
c. Menetapkan visi misi ruangan yang disepakati bersama
d. Memilih metode asuhan keperawatan dengan metode keperawatan primer
e. Mensosialisasi kembali sistem reward dan punishment

47. Seorang anak berusia 11 tahun di rawat di ruang anak, dengan keluhan demam. Hasil
pengkajian keluarga mengatakan pasien panas tiba-tiba, perut tegang, rata, nyeri
tekan dan lepas. Anak rewel mengeluh ingin minum, haus, anak dipuasakan untuk
operasi laparatomi. Tampak orang tua menangis melihat kondisi anaknya, dan
bertanya tentang kemungkinan hasil operasi. Apakah masalah keperawatan pada
kasus tersebut?
a. Nyeri
b. Kecemasan
c. Kurang pengetahuan
d. Gangguan pemenuhan nutrisi
e. Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan

238
48. Seorang perempuan berusia 66 tahun, berkunjung ke poliklinik mengeluh tidak nafsu
makan, badan terasa membengkak dan ada luka lambat sembuh. Pasien tampak
edema, rambut sedikit, dan tempat tinggal di daerah endemik goiter. Pasien tidak
mengetahui makanan yang mengandung iodine. Apakah informasi kesehatan yang
harus diberikan pada kasus tersebut?
a. Manfaat Tempe dan tahu
b. Manfaat Kangkung dan ikan laut
c. Manfaat Garam laut dan ikan asin
d. Manfaat Ubi kayu dan rumput laut
e. Manfaat Ikan laut dan garam beryodium

49. Seorang perempuan berusia 18 tahun, di rawat di ruang rawat inap isolasi dengan
keluhan badan terasa lemas, nyeri dibagian perut kanan atas dan anoreksia. Hasil
pengkajian didapatkan kulit tampak jaundice, sklera ikterik dan riwayat suka makan di
warung yang kurang bersih. Apakah pendidikan kesehatan yang harus diberikan?
a. Penyebaran melalui jarum suntik
b. Penyebaran melalui cairan tubuh
c. Penyebaran melalui transfusi darah
d. Penyebaran melalui udara dan dropet
e. Penyebaran penyakit melalui fecal-oral

50. Seorang perempuan usia 28 tahun postpartum 4 minggu yang lalu datang ke poli
kandungan ingin menggunakan kontrasepsi. Hasil anamnesa pasien aktif menyusui,
belum datang haid, tidak ada riwayat darah tinggi dan asma. Apakah jenis kontrasepsi
yang cocok dengan pasien tersebut?
a. Implan
b. Alamiah
c. Pil kombinasi
d. Suntik pregestin
e. Suntik Kombinasi

51. Seorang perempuan 32 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan keluar air-air dan
merasakan nyeri perut hebat. Setelah dilakukan vaginal toucher, didapatkan
pembukaan 5 cm, penurunan kepala di hodge 3, portio tipis dan lunak. Vital signs: TD=
110/90 mmHg, frekue nsi nadi = 94 xmenit, frekuensi napas = 34 x/menit. Manakah
intervensi keperawatan pertama yang diberikan pada ibu tersebut?
a. Menganjurkan ibu bedrest total
b. Menganjurkan klien miring ke kiri
c. Memberikan terapi dengan oksitosin
d. Mengajarkan ibu teknik meneran yang benar
e. Menganjurkan ibu untuk mekan terlebih dahulu

52. Seorang perempuan usia 27 tahun, postpartum hari ke 5 dengan P1A1. Pasien merasa
khawatir tidak dapat merawat bayinya. Ketika keluarga berkomunikasi dengan ibu, ibu
menjadi lebih sensitive. Apakah dukungan utama yang dilakukan oleh ibu?

239
a. Bantu perawatan bayi
b. Eksplorasi perasaan pasein
c. Ajarkan teknik perawatan bayi
d. Anjurkan pasien untuk beristirahat
e. Anjurkan keluarga untuk merawat bayi

53. Seorang perempuan usia 30 tahun dengan G2P1A0 hamil 28 minggu datang ke
pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya. Dari hasil pemeriksaan L1:
TFU 28 cm L2: p unggung kiri L3: persentasi kepala dan L4 : Sudah masuk pintu atas
panggul. Berapakah taksiran berat janin tersebut?
a. 2280 gram
b. 2380 gram
c. 2480 gram
d. 2580 gram
e. 2680 gram

54. Seorang perempuan usia 26 tahun datang ke poli kandungan untuk memeriksaan
keadaan nya. Pasien mengeluh terlambat datang bulan ± 4 minggu. Hari pertama haid
terakhir 13 Mei 2019. Berapakah tafsiran persalinan pada ibu tersebut?
a. 20 Februari 2020
b. 23 Maret 2020
c. 24 Maret 2020
d. 25 April 2020
e. 26 April 2020

55. Seorang perempuan usia 34 tahun dengan G3P1A1 hamil 28 minggu. Pada saat
pemeriksaan rutin didapatkan tekanan darah meningkat daripada sebelumnya.
Edema pada ekstremit as bawah. Berat badan klien 80 kg dengan tinggi 150 cm. Vital
signs: TD = 160/95 mmHg, HR = 86 x/menit. dan pemeriksaan laboratorium didapatkan
hasil proteinuria +2. Apakah data prioritas pada kasus tersebut?
a. Obesitas
b. Hipertensi
c. Usia kehamilan
d. Diabetes mellitus
e. Riwayat kehamilan sebelumnya

56. Seorang laki-laki berusia 34 tahun sedang menjalani perawatan sejak 3 hari yang lalu.
Pada saat dilakukan pengkajian, klien tampak tidak berani menatap lawan bicara,
sering menyendiri, lebih banyak menunduk, bernada suara lemah dan mengatakan
bahwa dirinya tidak berguna bagi istrinya. Pada saat dilakukan observasi jam makan
siang, klien tampak tidak menghabiskan makan siangnya, hanya 2 – 3 suap sendok
makan saja. Apa masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Isolasi sosial
b. Resiko bunuh diri
c. Defisit perawatan diri
d. Harga diri rendah

240
e. Halusinasi

57. Seorang laki-laki berusia 34 tahun saat ini sedang menjalani perawatan di RSJ B sejak
3 hari yang lalu dengan masalah keperawatan harga diri rendah kronis. klien tampak
tidak berani menatap lawan bicara, sering menyendiri, lebih banyak menunduk, nada
suara lemah dan mengatakan bahwa dirinya tidak berguna bagi istrinya. Apakah
Implementasi yang dapat dilaksanakan pada SP 1 pasien dengan kasus tersebut?
a. Mendorong klien untuk bercakap cakap dengan orang lain
b. Mendorong klien untuk mengenal orientasi realita kehidupan
c. Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan klien
d. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
e. Mendiskusikan dengan klien keuntungan berinteraksi dengan orang lain

58. Seorang perempuan berusia 40 tahun dibawa ke RSJ menurut keluarga klien sering
menyebutkan dirinya memiliki kemampuan supranatural mampu menjatuhkan
pesawat yang di langit. Saat berbicara klien terkesan mendominasi setiap percakapan
dan menyakini pendapatnya namun yang diyakini tidak benar. Apakah jenis waham
yang tepat pada kasus tersebut?
a. Waham curiga
b. Waham agama
c. Waham somatik
d. Waham nihilistik
e. Waham kebesaran

59. Seorang perempuan berusia 30 tahun saat ini dirawat di RSJ dengan masalah
keperawatan halusinasi pendengaran. Pada pertemuan ke sekian kalinya, perawat
akan melakukan intervensi keperawatan SP4 kepada pasien. Apakah intervensi
keperawatan SP4 pasien pada kasus tersebut?
a. Bantu pasien mengenal halusinasi
b. Jelaskan pentingnya penggunaan obat
c. Latih klien dengan berbicara dengan orang lain
d. Diskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh klien
e. Latih klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

60. Pencegahan penyakit tidak menular merupakan indicator SDGs ke…


a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
61. SDGs dicanangkan oleh WHO pada tahun ..
a. 2013
b. 2014
c. 2015
d. 2016
e. 2017
241
62. Dengan menggunakan piring model T, maka perbandingan jumlah sayur dengan
karbohidrat adalah…
a. 1:1
b. 2:1
c. 3:1
d. 4:1
e. 5:1
63. Berikut ini kawasan bebas merokok, kecuali
a. Tempat bermain
b. Tempat ibadah
c. Hotel
d. Sekolah
e. Rumah sakit
64. Batas maksimal usaha pemeliharaan kesehatan anak menurut Undang Undang
Kesehatan adalah .. tahun
a. 17
b. 18
c. 19
d. 20
e. 21
65. BPJS Kesehatan yang merupakan transformasi dari PT Akses mulai beropersi pada
tangga 1 Januari tahun ….
a. 2013
b. 2014
c. 2015
d. 2016
e. 2017
66. System manajemen mutu BPJS dalam penerapan manajemen resiko berpedoman
pada
a. ISO 9100
b. ISO 2350
c. ISO 1000
d. ISO 2700
e. ISO 31000
67. Prinsip dalam BPJS, kecuali
a. Kegotongroyongan
b. Nirlaba
c. Keterbukaan
d. Kepersertaan bersifat sukarela
e. Akuntabilitas
68. Orang asing wajib mengikuti BPJS apabila sudah bekerja selama minimal… bulan
a. 3
b. 4
c. 5
242
d. 6
e. 7
69. Ketua dewan pengawas BPJS ditetapkan berdasarkan surat keputusan..
a. Presiden
b. Menteri Kesehatan
c. Direktur utama
d. Menteri BUMN
e. DPR
70. BPJS harus menyelenggarakan audit sebelum memberikan laporan, yang dilakukan
oleh
a. BPK
b. BPKP
c. Akuntan public
d. Akuntan perusahaan
e. Akuntan Internasional
71. Visi BPJS Kesehatan adalah
a. Terwujudnya jaminan kesehatan yang berkualitas tanpa deskriminasi
b. Terwujudnya keterlibatan masyarakat
c. Indonesia sehat tahun 2025
d. Bangkit bersama, sehat bersama
e. Menjadi asuransi kelas dunia tahun 2024
72. Peraturan Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 10 Tahun
2017 Tentang Struktur Organisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
Tahun 2017, menyatakan bahwa BPJS dipimpin oleh seorang
a. Direktur utama
b. Direktur
c. Komisaris
d. Dewan pengawas
e. Utusan pemerintah
73. Jaminan Kesehatan berada di Indonesia sejak…
a. Pemeritahan colonial
b. 1949
c. 1968
d. 2014
e. 2015
74. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja pada Lembaga Pemerintahan
terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota Polri, pejabat negara, dan
pegawai pemerintah non pegawai negeri sebesar … %
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
75. Berikut ini tidak ditanggung oleh bpjs, kecuali
243
a. Penyakit akibat bencana
b. Melahirkan
c. Pengobatan tradisional
d. Operasi kosmetik
e. Meratakan gigi
76. Batas usia anak yang sedang mengikuti pendidikan formal yang termasuk pada
Pendamping Penerima Upah (PPU) adalah…
a. 21
b. 22
c. 23
d. 24
e. 25
77. Jumlah anak yang dapat ditanggung oleh BPJS adalah..
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6
78. Yang dimaksud dengan Pelayanan KB Paska Persalinan adalah pelayanan KB yang
diberikan setelah persalinan sampai dengan kurun waktu… hari
a. 7
b. 14
c. 21
d. 27
e. 42
79. Yang dimaksud dengan Pelayanan KB Paska Keguguran adalah pelayanan KB yang
diberikan setelah keguguran di fasilitas kesehatan atau sampai dengan kurun waktu…
hari
a. 7
b. 14
c. 21
d. 27
e. 42
80. Angka kelahiran kasar merupakan angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran
pada tahun tertentu per 1000 (seribu) penduduk pada pertengahan tahun yang sama
dinamakan
a. Crude Fertility Rate
b. Total Fertility Rate
c. Crude Mortality Rate
d. Case Fatality Rate
e. Case Mortality Rate
81. PUS yang tidak ingin punya anak lagi atau yang ingin menjarangkan kelahiran tetapi
tidak menggunakan kontrasepsi, disebut dengan
a. Menopouse

244
b. Unmet Need
c. Akseptor KB Pasif
d. Akseptor KB Aktif
e. Drop Out KB
82. Indiator keberhasilan KB Paska Persalinan adalah jika ibu bersalin menggunakan KB
dengan jumlah minimal …%
a. 50
b. 60
c. 70
d. 80
e. 90
83. Jumlah peserta minimal KIE kelompok sebanyak … orang
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6
84. Fasilitas pelayanan kesehatan yang menjadi pemberi pelayanan KB harus
mempersiapkan alat kontrasepsi paling sedikit sebesar … % dari jumlah persalinan.
a. 50
b. 60
c. 70
d. 80
e. 90
85. Yang termasuk jenis kontrasepsi jangka panjang, kecuali
a. Kontrasepsi mantap
b. AKDR
c. AKBR
d. Tubektomi
e. Pil Oral Kombinasi
86. Selain 1 minggu paska persalinan Metode Operasi Wanita (MOW) dapat dilaksanakan
setelah … minggu setelah persalinan
a. 2
b. 4
c. 6
d. 8
e. 10
87. Waktu untuk memasang AKDR Paska Persalinan atau Paska Keguguran yaitu …. Menit
setelah plasenta keluar
a. 5
b. 10
c. 15
d. 20
e. 30
245
88. Pemberian KB Progetin 3 bulanan dapat dilakukan setelah persalinan diatas … minggu
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6
89. Syarat penggunaan KB Metode Amenore Laktasi (MAL), adalah
a. Memberikan ASI ekslusif
b. Bayi kurang dari 6 bulan
c. Ibu belum mendapatkan menstruasi
d. A dan C Benar
e. Benar semua
90. Metode MAL sekurang-kurangnya efektif selama … bulan
a. 3
b. 6
c. 9
d. 12
e. 24
91. Setelah keguguran maka kesuburan akan kembali lagi paling sedikit setelah … hari
a. 5
b. 7
c. 14
d. 21
e. 28
92. Untuk menjaga kesehatan ibu paska keguguran, kehamilah diupayakan ditunda
minimal … bulan
a. 2
b. 4
c. 6
d. 8
e. 10
93. Paradigma hidup sehat dikemukakan oleh
a. Green
b. HL Blum
c. Maslow
d. Snow
e. Sigerist
94. Menggunakan masker saat bepergian dimana covid masih menjadi ancaman,
merupakan pecegahan
a. Primer
b. Sekunder
c. Tertier
d. Utama
e. Kombinasi
246
Kunci Jawaban dan Pembahasan Singkat
1. A, Hari Gizi Nasional diperingati setiap tanggal 25 Januari
2. C, Hari Cuci Tangan Sedunia diperingati setiap 15 Oktober
3. C, perawatan palliative diberikan pada pasien dengan harapan hidup kurang dari 6
bulan, pasien dengan cancer stadium lanjut masuk ke kriteria ini.
4. A, pasien mengalami penurunan kesadaran memiliki resiko untuk jatuh apalagi pasien
gelisah.
5. C, latihan otot dasar panggul dapat mengencangkan otot sehingga pasien dapat
mengontrol proses miksi
6. D, memberikan identitas diri akan membuat orang lain dapat menunjukan alamat dan
memulangkan pasien
7. E, skala nyeri 6 (0-10) harus menggunakan obat untuk menurunkannya
8. E, pasien dalam kondisi pre syok, maka kriteria hasilnya adalah tanda vital normal
9. A, mengisolasi pasien dapat mengurangi rangsangan dan akan mengurangi terjadinya
kejang kejang
10. C, pasien kadang lupa minum obat sehingga harus diberikan pemahaman tentang
pentingnya minum obat
11. B, tidak mendahului pemeriksaan dan tidak menjanjikan sesuatu pada pasien itu
merupakan sikap professional perawat
12. C, 4320 ml
Rumus:
4 x Luas luka bakar x Berat badan
4 x 18 x 60
4320
13. C, pada posisi supine bagian yang menonjol di belakang kepala, bahu, pinggul
belakang dan tumit akan mengalami penekanan
14. B, selain luas dan keadaan luka maka kedalaman luka pun harus dikaji
15. D, hari kelima masih berwarna merah dari drain berarti ada perdarahan
16. B,
Rumus (jumlah cairan/500) x 7 x (24/lama pemberian)
(1000/500) x 7 x (24/8)
2x7x3
42
Jadi tetesannya adalah 42 tetes per menit
17. D, dari tanda klinis menunjukan HIV, maka pemeriksaannya adalah ELISA
18. D, penurunan curah jantung menyebabkan sesak, clubbing finger yang menunjukan
kekurangan oksigen kronis
19. B, pasien mengalami tamponade jantung, dengan tanda khas trias beck, maka kriteria
evaluasinya adalah cardiac out put normal
20. A, sebelum pencabutan kateter pasien dianjurkan untuk menjalani bladder training
21. C, untuk memindakan pasien dengan resiko fraktur dasar tengkorak maka yang
diperlukan adalah 4 orang, yaitu di kepala, dada, pinggul dan kaki.
22. D, luka terbuka merupakan tempat masuknya kuman berbahaya, sehingga harus
dilakukan perawatan luka
23. B, pasien oedema maka tindakannya adalah pemberian diuretic untuk mengurangi
beban kerja jantung
247
24. C, pasien dengan phlebitis maka tindakannya adalah memindahkan ketempat lain
25. C, pemberian oksigen merupakan cara untuk mengurangi penderitasn pasien
26. E, sudut penusukan untuk IM adalag 90o
27. D, Puasa untuk operasi besar minimal 8 jam sebelum dilakukan
28. A, Negative Pressure Wound Therapy merupakan tindakan yang paling efektif
dibanding tindakan yang lain
29. C, jarak ujung bantalan kruk dengan aksila adalah 5 cm
30. E, jarak antara manset dengan antecubiti adalah 3 cm
31. E, penarikan telinga untuk dewasa kearah belakang dan atas, sesuai dengan arah pukul
10
32. E, jumlah cairan untuk enema 750ml
33. A, head up dapat menurunkan tekanan intracranial
34. E, dengan menggunakan prinsip PQRST maka yang belum ditanyakan adalah
bagaimana cara mengurangi nyeri
35. C, menghindari allergen
36. C, pasien mengalami obesitas maka pasien dianjurkan untuk mengurangi berat badan
37. A, lingkungan dan kasus infeksi tinggi, termasuk ada MDR, dan itu harus di utamakan.
38. B, keluarga tidak mampu mengambil keputusan pada anggota keluarga yang sakit.
39. D, pasien tidak paham cara minum obat
40. B, setelah menahan napas beberapa detik pasien dianjurkan untuk batuk pada tisu
yang telah disediakan
41. C, anak kesulitan dalam eliminsi
42. C, perbandingan Hb dan Ht tidak lagi 1:3, Ht lebih tinggi menunjukan kadar cairan
dalam tubuh mengalami penurunan tapi belum mencapai 20%. Jika sudah 20% maka
sudah terjadi perpindahan cairan dari intravaskuler ke extravaskuler
43. B, orang tua belum mampu melaksanakan tehnik menyusui dengan baik, yang ditandai
bayi masih muntah
44. B, 6 bulan dengan rumus = TFU x 2/7
45. C, setelah pengecekan bayi kedua maka tindakan selanjutnya adalah menyuntikan
oksitosin
46. C, sebagai kepala ruangan baru maka yang paling penting adalah menyamakan visi dan
misi ruangan
47. B, kecemasan pada anak dan orang tua
48. E, pasien memerlukan penjelasan manfaat mengkonsumsi ikan laut dan garam yang
beyodium
49. E, riwayat makan di tempat yang kurang bersih kemungkinan mengalami hepatitis A,
maka penyluhanya pun disesuaikan dengan penyebaran virus
50. D, progestin baik untuk ibu menyusui karena tidak mempengaruhi produksi ASI
51. B, miring ke kiri dapat mempercepat pembukaan
52. B, mengeklorasi perasaan pasien dapat digunakan sebagai data untuk memberikan
pendidikan dan dukungan secara tepat
53. C, rumus (TFU-12) x 155 = 2840 (12 karena sudah masuk panggul kalau belum dikurang
dengan 11.
54. A, Rumus taksiran persalinan, Hari + 7, bulan – 3, tahun +1
55. B, pasien sudah masuk ke pre eklampsia
56. D, pasien tidak mampu mempertahankan kontak mata
57. D, SP1 nya adalah melihat sisi positif pasien
248
58. E, pasien mengami waham kebesaran dengan kemampuannya yang bisa menjatuhkan
pesawat dari langit
59. B, SP 4 adalah penggunaan obat
60. C, Penyakit menular merupakan indicator SDGs ke 3
61. C, SDGs dicanangkan pada tahun 2015
62. B, perbandingannya 2:1
63. C, Hotel masih memberikan kebijakan boleh merokok
64. B, usia anak menurut UU adalah 18 tahun
65. B, Askes berubah menjadi BPJS pada tahun 2014
66. E, ISO khusus untuk manjemen resiko
67. D, yang bukan prinsip BPJS adalah Kepersertaan bersifat sukarela
68. D, orang asing wajib mengikuti BPJS jika sudah berada di Indonesia selama 6 bulan
69. A, ketua dewan pengawas BPJS ditentukan oleh Presiden
70. C, audit BPJS dilakukan oleh akuntan public
71. A, visi BPJS adalah Terwujudnya jaminan kesehatan yang berkualitas tanpa deskriminasi
72. A, BPJS dipimpin oleh seorang diretur utama
73. A, Jaminan kesehatan ada sejak jaman colonial
74. E, pemotongan untuk pekerja adalah 5%
75. B, melahirkan ditanggung BPJS
76. E, Batas usia anak yang sedang mengikuti pendidikan formal aalah 25
77. B, jumlah anak yang ditanggung BPJS adalah 3
78. E, dari mulai persalianan sampai 42 hari
79. B, Pelayanan KB Paska Keguguran adalah pelayanan KB yang diberikan setelah
keguguran di fasilitas kesehatan atau sampai dengan kurun waktu 14 hari
80. A. Angka Kelahiran Kasar merupakan angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran pada
tahun tertentu per 1000 (seribu) penduduk pada pertengahan tahun yang sama
81. B, unmet need
82. C, Indiator keberhasilan KB Paska Persalinan adalah jika ibu bersalin menggunakan KB
dengan jumlah minimal 70%
83. A, Jumlah peserta minimal KIE kelompok sebanyak 2 orang
84. C, fasilitas kesehatan harus menyiapkan alat kontrasepsi sebanyak 70% dari jumlah
persalinan
85. E, pil kombinasi merupakan alat kontrasepsi jangka pendek
86. B, pelaksanaan MOW adalah 1 minggu atau 4 minggu setelah persalinan
87. B, Waktu untuk memasang AKDR Paska Persalinan atau Paska Keguguran yaitu 10
menit setelah plasenta keluar
88. E, pemberian progrstin dapat dilakukan 6 minggu setelah persalianan
89. E, syarat KB MAL adalah, Memberikan ASI ekslusif, Bayi kurang dari 6 bulan, dan Ibu
belum mendapatkan menstruasi
90. B, MAL efektif sekurang kurangnya 6 bulan
91. B, wanita yang mengalami keguguran akan kembali subur setelah 7 hari
92. C, setelah keguguran dianjurkan 6 bulan baru hamil lagi
93. B, HL Bloom menemukan paradigm sehat
94. A, penggunaan masker merupakan pencegahan yang spesifik pada covid

249
1. Seorang pasien mengalami gangguan kesadaran akibat benturan kepala dengan
benda keras, terdengar grugling, apakah jenis sumbatannya
a. benda padat
b. tidak total
c. cairan
d. total
e. sebagian
2. Seorang perempuan datang ke poli kebidanan mengeluh nyeri saat berkemih,
berkemih tidak lampias dan panas. Apakah prevensi sekunder pada kasus
tersebut?
a. pendidikan kesehatan
b. pengobatan sedini mungkin
c. penemuan kasus
d. pencegahan kecacatan
e. rehabilitasi
3. Metode pengamatan terhadap suatu wilayah untuk mendapatkan gambaran
umum situasi dan keadaan suatu wilayah, yang didapat melalui wawancara
dengan penduduk setempat, tokoh masyarakat dan observasi lingkungan.
Merupakan pengertian dari
a. Pengkajian
b. Pendataan
c. Windshileled Survey
d. Kunjungan keluarga
e. Survailance
4. Permenkes RI No 1796/MENKES/PER/VIII/2011 berbicara tentang
a. Penjelasan UU Keperawatan
b. Jabatan Fungsinal dan angka kredit
c. Regitrasi Tenaga Medis
d. Registrasi Tenaga Kesehatan
e. Penjelasan Iuran BPJS
5. Beban maksimum pada skin traksi adalah... kg
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
e. 7
6. Hari tembakau dunia diperingati tanggal
a. 31 Januari
b. 31 maret
c. 31 April
d. 31 Mei
e. 31 juli
250
7. Berikut ini yang unshockable adalah
a. VT
b. VF
c. PEA
d. AF
e. SVT
8. R normal terbalik di Lead
a. I
b. II
c. III
d. Avl
e. aVR
9. "Itu bukan suami saya, suami saya masih hidup, barusan telp saya" merupakan
pernyataan
a. Anger
b. Denial
c. Bergaining
d. Depresi
e. Menerima
10. Jarak dari Antecubiti ke manset adalah ... cm
a. 1
b. 3
c. 5
d. 7
e. 9
11. Pasien mengalami luka bakar 30%, dengan berat badan 50kg berapa jumlah
cairan yang berikan dalam 16 jam selanjutnya pasien tersebut?
a. 2000
b. 3000
c. 4000
d. 5000
e. 6000
12. Penurunan tekanan darah secara tiba-tiba yang disebabkan perubahan posisi
disebut hipotensi ...
a. ortho tension
b. othostatik
c. othomalfution
d. orthocirculation
e. othopaedik
13. Nilai CKMB pada pasien STEMI dikatakan meningkat apabila lebih dari ... U/L
a. 2,2
b. 2,3
c. 2,4
251
d. 2,5
e. 2,6
14. Lead II, III dan aVF menunjukan daerah
a. Anterior
b. Lateral
c. Inferior
d. Posterior
e. Septal
15. Marka Jantung untuk pemeriksaan NSTEMI yang paling dianjurkan adalah
a. Troponin I/T
b. CKMB
c. SGPT
d. SGOT
e. IgG
16. Seorang perempuan berusia 27 th datang mengatakan sedang hamil, hasil
Leopold didapatkan TFU 26 cm. Berapa nilai estimasi kemungkinan usia
kehamilan perempuan tersebut
a. 20 minggu
b. 24 minggu
c. 26 minggu
d. 30 minggu
e. 32 minggu
17. "bapak ibu, sesuai dengan kesepakatan kita minggu lalu, maka hari ini saya akan
menjelaskan tentang bahaya meroko bagi janin". pernyataan tersebut sesuai
dengan etik ...
a. Justice
b. Veracity
c. Fidelity
d. Responsibility
e. beneficience
18. Untuk mengetahui bagian yang ada di bawah panggul adalah leopold ....
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
19. Di bawah ini adalah contoh metode promosi kesehatan yang bersifat interaksi
hanya satu arah antara penyampai dan penerima, kecuali ….
a. Konseling
b. Artikel
c. Billboard
d. Pidato
e. Petisi / resolusi

252
20. hari ibu diperingati tanggal ...
a. 22 agustus
b. 22 September
c. 22 Oktober
d. 22 November
e. 22 Desember
21. Bayi dikatang premature jika lahir dalam usia kehamilan kurang dari ... minggu
a. 34
b. 35
c. 36
d. 37
e. 38
22. Prioritas pengajaran promosi kesehatan yang diberikan kepada klien seharusnya
berdasar pada ….
a. Permintaan masyarakat
b. Motivasi klien
c. Sponsor
d. Diagnosa keperawatan
e. Niat dan kesempatan yang ada pada stakeholder
23. Pasien laki laki usia 34 tahun sudah 3 hari dirawat dengan typus, pasien kamar
mandi sendiri, Memerlukan perawat 5-6 jam per hari. Apa ketergantungan pasien
tersebut?
Self care
High care
Intensive care
Intemediate care
Intermiten care
24. Hari kanker sedunia jatuh pada tanggal
a. 4 Januari
b. 4 Februari
c. 4 Maret
d. 4 April
e. 4 Mei
25. Suntikan Vik K1 diberikan
a. Sebelum Imunisasi Hepatitis B
b. Setelah Imunisasi Hepatitis B
c. Segera setetelah bayi keluar
d. Setelah palasenta keluar
e. sebelum plasenta keluar
26. Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan segera setelah
proses IMD dan bayi selesai menyusu, sebaiknya 1 jam setelah lahir. Apa nama
salep tersebut?
a. Erithomisin
253
b. Penisilin
c. Gentamisin
d. Amoxilin
e. iodine
27. Yang merupakan faktor predisposisi di halusinasi adalah
a. Faktor biokimia
b. Faktor perkembangan
c. Faktor psikologis
d. Perilaku
e. Sosial budaya
28. bayi kehilangan panas badan akibat dekat benda yang memiliki suhu rendah
a. koneksi
b. konveksi
c. radiasi
d. evaporasi
e. konduksi
29. Tanda khas pada pasien dengan Tamponade Jantung dinamakan
a. trias hemodinamik
b. trias hutington
c. trias politika
d. trias beck
e. tias more
30. Seorang pasien hanya mampu melihat hurup dimana orang normal dapat
melihatnya daari 60 meter, maka nilai visus nya adalah
a. 60/6
b. 6/60
c. 60/60
d. 6/600
e. 60/600
31. penentuan, pengelompokkan, dan penyusunan macam-macam kegiatan yang
dipeelukan untuk mencapai tujuan, penempatan orang-orang (pegawai), terhadap
kegiatan-kegiatan ini, penyediaan faktor-faktor physik yang cocok bagi keperluan
kerja dan penunjukkan hubungan wewenang, yang dilimpahkan terhadap setiap
orang dalam hubungannya dengan pelaksanaan setiap kegiatan yang diharapkan.
merupakan tujuan dari
a. Pengkoordinasian (Coordinating)
b. Pendayagunaan (Empowering)
c. Mengendalikan (Controlling)
d. Perencanaan (Planning)
e. Pengorganisasian

254
32. Pakar manjemen yang paling populer adalah *
a. George Terri
b. Douglas
c. Gillies
d. Hurchinsan
e. Minetti
33. Dasar Hukum Akreditasi Puskesmas
a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2014
b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 55 Tahun 2014
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 Tahun 2014
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
34. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan
keluhan nyeri persendian. Hasil pengkajian didapatkan nyeri seperti tertusuk,
skala 6 (0-10), tampak sendi kaki, dan lutut kemerahan dan bengkak, pasien
menyatakan nyeri kalau berjalan, tidak napsu makan, tidak bisa tidur. Apakah
hasil yang diharapkan pada kasus tersebut?
a. napsu makan meningkat
b. bisa istiraat dan tidur
c. melaporkan nyeri hilang
d. tanda vital normal
e. aktivitas tidak terganggu
35. Berapakah jumlah cairan yang diperlukan untuk anak dengan usia 5 tahun dan
berat badan 15 kg
a. 1150
b. 1250
c. 1350
d. 1450
e. 1550
36. Indikator mutu pelayanan yag dihitung berdasarkan tingkat kematian disebut
a. BOR
b. LOS
c. TOI
d. NDR
e. BTO
37. Prevensi primer pada ibu yang belum mengimunisasikan anaknya adalah
a. mengukur cakupan imunisasi
b. Penemuan kasus
c. pendidikan kesehatan tentang imunisasi
d. Pengobatan bayi sakit
e. kunjungan rumah

255
38. Pada saat turun tangga, setelah menurunkan kruk pada anak tangga, maka
langkah selanjutnya adalah
a. memajukan kaki yang sehat
b. meluruskan bahu dengan kruk
c. memajukan kaki yang sakit
d. mimindahkan berat badan pada kruk
e. meluruskan kaki yang tidak sakit
39. Jika diameter kolostomi 10cm, maka berapa cm seorang perawat harus membuat
lobang pada kolostomi bag
a. 10,1
b. 10,2
c. 10,3
d. 10,4
e. 10,5
40. lingkar kepala bayi normal adalah... cm
a. 31-35
b. 32-38
c. 35-39
d. 37 – 41
e. 39 -43
41. Seorang perawat yang melakukan visite keperawatan menemukan pasien dalam
kondisi tidak sadar serta tidak berespon terhadap suara dan nyeri. Monitoring
EKG menunjukkan pasien mengalami Pulseless Electrical Activity (PEA). Apakah
prioritas tindakan yang harus dilakukan perawat?
a. Melakukan resusitasi jantung paru
b. Menyiapkan pemasangan pacemaker
c. Mempersiapkan DC shock untuk defibrilasi
d. Mempersiapkan DC shock untuk kardioversi
e. Menyiapkan pasien untuk prosedur angioplasty
42. Seorang perempuan berusia 30 tahun mempunyai dua orang anak, datang ke
Puskesmas diantar oleh suaminya bermaksud ingin menggunakan alat
kontrasepsi, ada benjolan pada payudara. Alat kontrasepsi apakah yang aman
digunakan untuk pasien tersebut?
a. Suntik Depoprovera
b. Implan
c. Pil Kombinasi
d. Mini Pil
e. Tubektomi
43. Metode Kangguru merupakan metode yang dipergunakan untuk
a. mempertahankan suhu badan anak
b. mempertahankan metabolisme basal
256
c. mempertahankan kontak bayi dan balita
d. mempertahankan dukungan psikologis
e. mempertahankan emosi ibu
44. Tuan Rendi tinggal bersama istri dan 2 orang anaknya serta seorang pembantu
beserta keponakannya. Apakah jenis keluaga pada kasus tersebut?
a. Commuter Married Family
b. Extended Family
c. Nuclear Family
d. Dyad Nuclear Family
e. Reconstituted Nuclear Family
45. Jika tinggi badan pasien 165 cm, berapa panjang kruk yang harus dipersiapkan?
a. 115
b. 120
c. 125
d. 130
e. 135
46. Lebar lengkung lengan pada saat mengunakan kruk lengan adalah ... derajat *
a. 5 – 20
b. 10 – 25
c. 15 – 30
d. 20 – 35
e. 25 - 45
47. Seorang perawat akan menggunting kantung kolostomi, diketahui diameter lubang
kolostomi pasien 10cm Berapakah diameter pemotongan pada kasus tersebut *
a. 10,2cm
b. 10,3cm
c. 10,4cm
d. 10,5cm
e. 10,6cm
48. Luka jaritan yang tidak nyambung disebut? *
a. Regeneratif
b. Malformasi
c. Atrofi
d. Dehisiensi
e. hypotropi
49. Seorang pasien perempuan berusia 30 tahun ditemukan pingsan di kamar mandi.
Riwayat hipertensi diketahui sejak 2 tahun yang lalu. Suara napas snoring dengan
frekuensi napas 24 x/menit. Terlihat bibir kebiruan dengan denyut nadi 102
x/menit. apakah yang terjadi pada pasien tersebut?
a. Sumbatan karena cairan
b. Sumbatan karena benda padat
c. Hipoksia kronis
257
d. Kehilangan kesadaran
e. Sumbatan total jalan napas
50. Seorang perempuan 32 tahun datang ke poliklinik untuk memeriksakan kehamilan
keempatnya. Menurut klien ia pernah mengalami 1x keguguran. Dari kasus
diatas,bagaimana rumusan riwayat kehamilan klien adalah? *
a. G4P3A0
b. G4P2A1
c. G4P2A0
d. G43P2A1
e. G4P1A0
51. Seorang laki-laki berusia 65 tahun sejak 3 hari yang lalu dirawat di ruang penyakit
dalam dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri, menjalar ke tangan kiri dan ke
pungung, pasien tidak bisa istirahat, tampak cemas. Apakah pendidikan
kesehatan pada pasien tersebut?
a. cara minum obat
b. manajemen nyeri
c. kapan control
d. makanan pada pasien jantung
e. aktivitas pada pasien jantung
52. BBL akan menoleh ke arah pipi yang disentuh. Bayi akan membuka mulutnya
apabila bibirnya disentuh dan berusaha untuk mengisap benda yang disentuhkan
tersebut.
a. rooting reflex
b. moro reflex
c. Swallowing reflex
d. Gag reflex
e. Suckling reflex
53. Rangsangan puting susu pada langit-langit bayi menimbulkan refleks mengisap *
a. rooting reflex
b. moro reflex
c. Swallowing reflex
d. Gag reflex
e. Suckling reflex
54. hari epilepsi sedunia diperingati pada tanggal.. *
a. 26 maret
b. 26 april
c. 26 mei
d. 26 juni
e. 26 juli
55. Jumlah cairan yang akan diberikan pada pasien adalah 2000ml, untuk 24 jam.
Diberikan mulai pukul 06.00, pada pukul 20, jumlah cairan tersisa 800ml. Berapa
jumlah tetesan per menit untuk jumlah cairan tersisa.
258
a. 21 tetes per menit
b. 23 tetes per menit
c. 25 tetes per menit
d. 27 tetes per menit
e. 29 tetes per menit
56. Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan
klorin..%
a. 0,3
b. 0,5
c. 0,7
d. 0,9
e. 0,11
57. Seorang perawat sedang memasukan kateter, pada saat ini tampak urine mulai
keluar di slang kateter. Apakah langkah selanjutnya
a. memfiksasi kateter
b. menyambungkan kateter dengan urine bag
c. memasukan kateter sepanjang 2 inchi
d. menyuruh pasien narik napas panjang
e. memasang mengisi balon kateter dengan air
58. Seorang pasien dewasa mengalami luka bakar dan dibawa ke IGD dengan luas
20%, dengan berat badan 50kg. Berapakah tetes permenit untuk 8 jam pertama
pada kasus tersebut? *
a. 82 tetes per menit
b. 84 tetes per menit
c. 86 tetes per menit
d. 88 tetes per menit
e. 90 tetes per menit
59. Perawat melakukan pemasangan NGT, pada saat ini perawat sudah memasukkan
selang sampai dengan tanda yg sdh di tentukan. Apakah tindakan keperwatan
selanjutnya?
a. Mengecek Respon Pasien
b. Memfiksasi Selang
c. Memberikan Nutrisi
d. Mengecek Selang
e. Menjepit Selang
60. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 menjadi dasar hukum untuk
melakukan akreditasi...
a. Balai Pelatihan Kesehatan
b. Kampus kesehatan
c. Balai Pengobatan
d. Rumah sakit
e. Puskesmas
259
61. Seorang pasien dewasa mengalami luka bakar seluas 25%, dengan berat badan
60kg. Berapakah kebutuhan cairan selama 8 jam pertama pada kasus tersebut? *
a. 2000ml
b. 3000ml
c. 4000ml
d. 5000ml
e. 6000ml
62. Pelayanan Kesehatan berada di Meja Posyandu ke
a. 1
b. 2
c. 5
d. 4
e. 3
63. Pasien mengalami luka bakar di perut dan dada .. berapa % luka bakarnya
menurut rumus 9
a. 9
b. 15
c. 18
d. 27
e. 20

64. kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin
a. koneksi
b. konveksi
c. radiasi
d. evaporasi
e. konduksi
65. Ibu menyusui aman dengan menggunakan kontrasepsi
a. Suntik Depoprovera
b. Implan
c. Pil Kombinasi
d. Mini Pil
e. Tubektomi
66. Pasien mengalami luka bakar dengan kebutuhan cairan untuk 8 jam sebanyak
3000ml, berapa tetes permenit jika faktor tetes 20 tetes per mililiter
a. 120
b. 122
c. 124
d. 126
e. 128
67. Nilai CKMB pada pasien STEMI meningkat dan beratahan selama ... hari
260
a. 1
b. 2
c. 3
d. 5
e. 4
68. Pada bayi baru lahir Kadar bilirubi normalnya kurang dari....
a. 4 mg/dL
b. 5 mg/dL
c. 6 mg/dL
d. 7 mg/dL
e. 8 mg/dL
69. Organel sel yang berfugsi untuk memproduksi energi adalah *
a. Lisosom
b. Ribosom
c. Sitosom
d. Nucleus
e. mitokondria
70. Jika tinggi fundus uteri 24 cm, berapakah usia kehamilan dalam bulan
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
e. 7
71. kapan dilakukan kunjungan neonatal ke 2, setelah... hari
a. 5
b. 2- 6
c. 3 – 7
d. 4 – 8
e. 5 - 9
72. Seorang kepala ruang sedang mengevaluasi catatan keperawatan yang dilakukan
ketua tim pada shift pagi, apakah fungsi manajemen yang sedang dijalankan
a. Pengarahan
b. Perencanaan
c. Pengawasan
d. Pengorganisasian
e. Pengkoordinasian
73. Dikatakan hipoglikemi apabila kadar gula arah kurang dari ....mg/DL
a. 50
b. 60
c. 70
d. 80
e. 90

261
74. Virus COVID 19 berasal dari kota ..... *
a. Wuhan
b. Peking
c. Uygur
d. Kanton
e. Beijing
75. Peningkatan jumlah sel dengan ukuran sel yang sama adalah
a. Hiperplasi
b. Hipertropi
c. Atropi
d. Distropi
e. metaplasi
76. Kondisi yang terjadi akibat dari pembebatan atau pemasangan gip yang telalu
kencang adalah
a. Atropi
b. kehilangan sesasi
c. Sindrom kompartemen
d. Peningkatan suhu setempat
e. Emboli
77. Lead I, aVl, V5 dan V6 menunjukan daerah
a. Anterior
b. Lateral
c. Inferior
d. Posterior
e. Septal
78. "Bapak penyakitnya biasa saja, penyakit orang yang telah sepuh" ucapan perawat
pada pasien dengan MCI. Saat ditanya oleh pasien
a. Nonmaleficence
b. Beneficence
c. Autonomy
d. Veracity
e. Fidelity
79. Setelah melakukan Inisiasi Menyusui Dini bayi diberi suntikan Vit K dengan dosis
... mg
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
80. Seorang pasien mengalami gangguan kesadaran akibat benturan kepala dengan
benda keras, terdengar grugling, apakah tindakan prioritas pada kasus tersebut
a. fingger swift
b. berikan osksigen
262
c. suction
d. batuk efektif
e. intubasi
81. Tindakan yang dilakukan untuk menolong pasien dewas yang tersedak adalah
a. Chest Trust
b. Back Blow
c. Heimlich Manuver
d. Resusitasi
e. Finger Sweep
82. Seorang petugas triase bencana menemukan korban dengan fraktur tertutup pada
lengan serta vulnus laserasi dan perdarahan pada dahi akibat tertimpa reruntuhan
rumah. Pasien masih sadar dan dapat berjalan sendiri. Apakah kategori triase
korban tersebut?
a. Hitam
b. Merah
c. Kuning
d. Hijau
e. Putih
83. Pada bayi baru lahir Kadar bilirubi akan kembali normal pada minggu ke...
a. 1-2
b. 2-3
c. 3-4
d. 4-5
e. 5-6
84. Tempat memukul tangan pada saat menolong bayi yang tersedak terletak di
a. 2 cm atas thorak
b. di ruas tulang belakang
c. di punggung bawah
d. dipunggung atas
e. diantara tulang belikat
85. Pembesaran Jantung kesebalah kiri ditunjukan dengan adanya axis
a. NAD
b. RAD
c. LAD
d. Ext LAD
e. Ext RAD
86. Menggunakan orang orang untuk mencapai tujuan merupakan pemgertian dari...
a. Organisasi
b. Administrasi
c. Manajemen
d. Kepemimpinan
e. pengikut

263
87. apa tindakan keperawatan jika tampak air ketuban bercampur meconium
a. cek nadi
b. Cek pernapasan
c. lakukan suction
d. miringkan bayi
e. siapkan oksigen
88. Jarak antara bantalan kruk dengan ketiak adalah *
a. 3 cm
b. 4 cm
c. 5 cm
d. 6 cm
e. 7 cm
89. Penyebaran typhoid melalui
a. hygiene kurang
b. pengunaan alat bersama
c. cairan terkontaminasi
d. makan basi
e. fecal oral
90. Jumlah nadi bayi baru lahir adalah ... kali per menit
a) 110 – 150
b) 120 – 160
c) 130 – 170
d) 140 – 180
e) 150 – 200
91. Jika pasien tidak mau dirujuk, kapan kita menghentikan resusitasi bayi baru lahir,
dan tidak ada napas spontan dan denyut jantung .... menit setelah resusitasi
a) 6
b) 8
c) 10
d) 12
e) 14
92. Seorang perempuan berusia 50 tahun di rawat di ruang penyakit dalam
mendapatkan terapi cairan Pasien mengeluhkan nyeri pada area insersi,
berwarna merah, bengkak, hangat dan nyeri. Kemudian perawat memindahkan
tempat infusannya, apakah prinsip etik pada kasus tersebut?
a. Justice
b. Do not harm
c. Beneficience
d. Responsibility
e. Accountability

264
93. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi pada penyakit kardiovaskuler adalah *
a. Hipertensi
b. diabetes mellitus
c. jenis kelamin
d. stress
e. obesitas
94. Seorang perawat lupa memberikan obat injeksi, sebelum pasien pulang, apakan
prinsip etik yang dilangar pada kasus tersebut
a. Confidentiality
b. Non maleficience
c. Veracity
d. Fidelity
e. Justice
95. seorang anak lahir pada tanggal 20 Oktober 2018, sekarang tanggal 06 Maret
2020. Berapa usia anak tersebut
a. 1 tahun 2 bulan 16 hari
b. 1 tahun 3 bulan 16 hari
c. 1 tahun 4 bulan 16 hari
d. 1 tahun 5 bulan 16 hari
e. 1 tahun 6 bulan 16 hari
96. Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi dibawah… minggu
a. 22
b. 24
c. 26
d. 28
e. 30
97. Artemisinin Combination Therapy adalah pengobatan untuk
a. Kusta
b. Malaria
c. Polio
d. Filariasis
e. Gondok
98. Masa inkubabasi polio adalah … hari
a. 7 – 11
b. 7 – 12
c. 7 – 13
d. 7 – 14
e. 7 – 15

265
99. Jangka waktu untuk menentukan Angka Kematian Ibu adalah …hari
a. 28
b. 35
c. 42
d. 54
e. 60
100. Diketahui jumlah kematian ibu karena melahirkan pada tahun tersebut adalah 40 orang
sementara jumlah kelahiran hidup pada tahun tersebut adalah 800 bayi. Berapa kah
Maternal Mortality Rate nya (K=100.000 / per 100.000 penduduk)
a. 0,5
b. 5
c. 50
d. 500
e. 5000

266
Kunci Jawaban dan Pembahasan Singkat

1. C, grugring menunjukan adanya sumbatan karena cairan


2. B, pengobatan sedini mungkin merupakan pencegahan sekunder disamping early
diagnosis.
3. C, Windshield Survey merupakan pengamatan terhadap suatu wilayah untuk
mendapatkan gambaran umum situasi dan keadaan suatu wilayah, yang didapat
melalui wawancara dengan penduduk setempat, tokoh masyarakat dan observasi
lingkungan. Gambaran umum tersebut dapat digunakan sebagai langkah awal dalam
penentuan masalah yang ada di dalam suatu wilayah tersebut. Baik masalah
kesehatan maupun masalah maladaptive lainnya yang ada dalam suatu wilayah.
4. D, Permenkes RI No 1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan
5. C, beban maksimum skin traksi adalah 5 kg
6. D, 31 Mei diperingati sebagai hari tembakau sedunia
7. C, Indikasi untuk dilakukan DC Shock Adalah
1. Ventrikel Fibrilasi
2. Ventrikel Tachikardia
3. Atrial Flutter
4. Atrial Fibrilasi
5. SVT
6. Torsade De Pointes
8. E, gelombang ekg normal, dan terbalik di aVR, jika aVR seperti lead I atau arahnya
keatas, maka ada pemasangan lead yang terbalik
9. B, pasien menolak atau menyangkal suaminya meninggal
10. B, jarak antecubiti ke manset adalah 3 cm
11. B, Rumus, 4 x bb x lb = 4 x 50 x 30 = 6000ml, itu adalh volume total selama 24 jam,
untuk mendapatkan volume untuk 16 jam, maka cairan total dibagi 2, sehingga
jumlah cairannya adalah 3000ml
12. B, Hipotensi ortostatik adalah penurunan tekanan darah yang terjadi tiba-tiba saat
berubah posisi dari telentang ke posisi duduk atau tegak. Hipotensi ortostatik lebih
sering pada pasien yang mengkonsumsi obat antihipertensi. Gejala seperti lemah
tiba-tiba, pusing, terasa pingsan dan pingsan dapat terjadi.
13. C, Pada infak miokard akut mioglobin cepat dilepas dibanding CK-MB dan Troponin
dapat dideteksi di dalam darah dalam waktu 2 jam, dan menghilang dalam waktu
kurang dari 24 jam setelah infark.
14. C, kelainan di lead II, III dan AvF merupakan kelainan pada jantung bagian inferior
15. A, Troponin merupakan molekul protein yang dilepaskan ke aliran darah ketika otot
jantung rusak karena serangan jantung atau penyakit jantung serius. Pemeriksaan
troponin seringkali dilakukan untuk mendiagnosis serangan jantung atau kondisi lain
yang dapat menyebabkan kerusakan jantung. Protein yang menjadi bagian dari otot
jantung dan otot rangka ini terdiri dari troponin I, troponin T, dan troponin C. Pada
267
serangan jantung, terdapat gumpalan darah yang menyumbat aliran darah dan
oksigen ke otot jantung. Tanpa oksigen, sel otot jantung akan mati dan melepaskan
troponin ke dalam aliran darah. Semakin banyak kerusakan yang ada di jantung,
semakin besar pula jumlah troponin T dan I yang ada di dalam darah
16. D, rumus TFU x 8/7 = 26 x 8/7 = 29,7 = 30 minggu
17. C, Fidelity (Menepati janji) tanggung jawab besar seorang perawat adalah
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan
meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu perawat harus memiliki komitmen
menepati janji dan menghargai komitmennya kepada orang lain
18. C, Pemeriksaan leopold
Leopold 1: menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang terletak di funsud
uteri
Leopold 2: menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan ibu (dilakukan mulai
kahir trimester II)
Leopold 3: menentukan bagian janin yang terletak di bagian bawah uteru (dilakukan
mulai akhir trimester II)
Leopold IV: menentukan berapa jauh masuknya janin ke pintu atas panggul
(dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu)
19. C, billboard merupakan bentuk komunikasi satu arah
20. E, hari ibu sedunia diperingati setiap tanggal 22 desember
21. D, bayi lahir kurang dengan kehamilan dari 37 minggu disebut premature
22. D, diagnose keperawatan prioritas sangat membantu untuk menentukan mana yang
harus ditangani terlebih dahulu atau mana yang paling penting untuk diketahui
23. D, intermediate care
Kategori keperawatan klien menurut Swanburg (1999) terdiri dari :
a. Self-care, Klien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindak
keperawatan dan pengobatan. Klien melakukan aktivitas perawatan diri sendiri
secara mandiri. Biasanya dibutuhkan waktu 1-2 jam dengan waktu rata-rata
efektif 1,5 jam/24 jam.
b. Minimal care, Klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindak keperawatan
dan pengobatan tertentu, misalnya pemberian obat intravena, dan mengatur
posisi. Biasanya dibutuhkan waktu 3-4 jam dengan waktu rata-rata efektif 3,5
jam/24 jam.
c. Intermediate care, Klien biasanya membutuhkan waktu 5-6 jam dengan waktu
rata-rata efektif 5,5 jam/24 jam.
d. Mothfied intensive care, Klien biasanya membutuhkan waktu 7-8 jam dengan
waktu rata-rata efektif 7,5 jam/24 jam.
e. Intensive care, Klien biasanya membutuhkan 10-14 jam dengan waktu rata-rata
efektif 12 jam/24 jam
24. B, Hari kanker sedunia jatuh pada tanggal 2 Februari
25. A, Pemberian suntikan vitamin K1 dapat dilakukan pada hari yang sama dengan
pemberian suntikan imunisasi hepatitis B ke-0. Pada bayi baru lahir, vitamin K1
disuntikkan ke otot paha kiri bayi. Selanjutnya, diberikan jeda sekitar 1 jam untuk
pemberian suntikan vaksin hepatitis B ke otot paha kanan bayi. Jeda waktu ini
diberikan agar manfaat pencegahan perdarahan dengan pemberian vitamin K1 telah
dapat diperoleh ketika dilakukan penyuntikan vaksin hepatitis B.
268
26. A, Dalam proses melahirkan normal maka semua bagian tubuh bayi akan melewati
jalan lahir ibu atau vagina ibu. Dalam proses ini kemungkinan ada banyak bakteri
yang berasal dari saluran reproduksi dalam, air ketuban dan air kencing. Karena itu
setiap bayi yang lahir akan menerima perawatan berupa salep Eritromisin yang
dioleskan pada bagian mata.
27. B, Faktor predisposisi halusinasi terdiri dari
a. Faktor Biologis : Adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
(herediter), riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain (NAPZA).
b. Faktor Psikologis, Memiliki riwayat kegagalan yang berulang. Menjadi korban,
pelaku maupun saksi dari perilaku kekerasan serta kurangnya kasih sayang dari
orang-orang disekitar atau overprotektif.
c. Sosiobudaya dan lingkungan, Sebahagian besar pasien halusinasi berasal dari
keluarga dengan sosial ekonomi rendah, selain itu pasien memiliki riwayat
penolakan dari lingkungan pada usia perkembangan anak, pasien halusinasi
seringkali memiliki tingkat pendidikan yang rendah serta pernahmmengalami
kegagalan dalam hubungan sosial (perceraian, hidup sendiri), serta tidak bekerja.
28. C, BBL dapat kehilangan panas tubuh melalui cara-cara berikut :
1. Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. jika saat lahir tubuh bayi
tidak segera dikeringkan dapat terjadi kehilangan panas tubuh bayi sendiri.
Kehilangan panas juag terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan
tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
2. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh
bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur, atau timbangan yang
temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi
melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan di atas benda-benda
tersebut.
Contoh :
- Menimbang bayi tanpa alas timbangan
- Tangan penolong yang dingin saat memegang BBL
- Menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa BBL
3. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara
sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam
ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas
juga terjadi jika terjadi konveksi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara
melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
Contoh :
- Membiarkan atau menempatkan BBL di dekat jendela
- Membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas angin
4. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat
benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut
menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara
langsung). Panas dipancarkan dari BBL, keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih
dinginn (Pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda)
Contoh :

269
- BBL dibiarkan dalam ruangan ber AC
- BBL dibiarkan dalam keadaan telanjang
29. D, trias beck adalah tanda klasik pada tamponade jantung. Hipotensi terjadi akibat
penurunan volume sekuncup, distensi vena jugularis akibat berkurangnya aliran balik
vena ke jantung, dan bunyi jantung menjauh akibat cairan yang berada di perikard.
30. B, orang normal mampu melihat dari jarak 60 meter sementara orang yang
mengalami gangguan penglihatan hanya mampu melihat dari jarak 6 meter maka
visusnya adalah 6/60
31. C, Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan
pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur
organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan
demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi
32. A, George Terry lebih dikenal sebagai peneliti dan penulis karena karyanya. Principles
of Management adalah buku pertamanya yang membuat nama George Terry
menjadi melegenda.
33. E, Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 bahwa setiap
Puskesmas wajib untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali.
Akreditasi merupakan salah satu persyaratan kredensial sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang bekerjasama dengan BPJS, sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional Pasal 6 ayat (2). Tujuan utama
akreditasi Puskesmas adalah untuk pembinaan peningkatan mutu, kinerja melalui
perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem manajemen
mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta penerapan
manajemen risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat
akreditasi.
34. C, skala nyeri 6, maka masalah keperawatannya adalah nyeri, sehingga evaluasi yang
diharapkan adalah pasien menyatakan nyeri hilang
35. B, Rumus, 10 kg pertama x 100, 5 kg kedua x 50 = 1250 ml
36. D, Net Death Rate (NDR) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-
tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini menggambarkan mutu pelayanan rumah
sakit. Nilai NDR yang dianggap masih ditolelir adalah kurang dari 25 per 1000.
37. C, prevensi primer pada ibu yang belum mengimunisasikan anaknya adalah
penyuluhan tentang imunisasi
38. C, menurunkan kaki yang sakit, baru kemudian kaki yang sehat
39. C, diameter adalah 10 cm, maka diameter lobang kolostomi adalah 10+0,3cm =
10,3cm
40. B, Umumnya, bentuk kepala bayi akan bulat sempurna setelah 2-3 minggu
dilahirkan. Untuk ukurannya, bayi yang baru lahir biasanya akan memiliki ukuran
lingkar kepala sekitar 33 – 35 cm. Dan ukuran lingkar kepala bayi baru lahir yang
masih dalam batas normal yaitu 32 – 38 cm
41. A, Aktivitas Listrik Tanpa Denyut (Pulseless Electrical Activity/PEA) adalah suatu
keadaan dimana masih terdapat aktivitas listrik jantung, tanpa disertai respon
mekanik jantung berkontraksi untuk menghasilkan denyut yang teraba atau tekanan
darah yang terukur. Hal ini ditandai dengan adanya gambaran aktivitas listrik pada
monitor EKG, tetapi pasien tidak sadar, tidak bernafas, dan tidak ditemukan denyut

270
nadi pada perabaan arteri karotis. Pada keadaan ini ventrikel masih berkontraksi
tetapi tidak cukup kuat menimbulkan pulsasi yang dapat diraba.
PEA adalah keadaan gawat darurat yang tidak memerlukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik lengkap. Penanganan PEA harus cepat dengan protokol resusitasi
kardiopulmonal yang baku meliputi RJP efektif pemberian obat-obatan berupa
epinefrin dan vasopressin serta identifikasi dan penanganan penyebab. Segera
lakukan RJP sebanyak 5 siklus. RJP (30 kompresi dada: 2 ventilasi) dilakukan jika pada
pasien belum terpasang advanced airway (ETT). Jika pada pasien telah terpasang
advanced airway, berikan ventilasi 8-10 kali/menit sambil dilakukan kompresi dada
100 kali/menit.
42. E, Tubektomi merupakan pilihan untuk orang yang memiliki resiko atau pernah
mengalami pertumbuhan jaringan non fisiologi, kontrasepsi hormonal merupakan
salah satu pemicu terjadinya tumor.
43. A, Metode kanguru merupakan perawatan bayi dengan berat badan lahir rendah (
kurang dari 2.500 gram ), terutama yang terlahir dengan usia kehamilan kurang dari
37 minggu. Bayi dalam kondisi ini membutuhkan pengawasan khusus untuk
mencegah hypothermia atau keadaan dimana bayi mengalami cidera dingin akibat
pengaturan suhu dalam sistem syaraf pusatnya belum sempurna.
44. B, Keluarga besar (Inggris: Extended family) adalah satuan sosial yang terdiri dari
keluarga inti dan saudara sedarah, sering kali mencakup tiga generasi atau lebih.
Kerabat jauh juga bisa dimasukkan dalam anggota keluarga besar
45. C, tinggi badan 165 cm, maka panjang kruk adalah TB – 40 = 125 cm
46. C, Lebar lengkung lengan pada saat mengunakan kruk lengan adalah 15 – 30
derajat
47. B, 10,3cm, dimeter osteomy + 0,3
48. D, Dehisensi luka adalah terbukanya kembali luka operasi yang telah dijahit secara
primer. Dehisensi luka menimbulkan dampak negatif baik bagi penderita, keluarga,
maupun tenaga kesehatan. Dampak bagi penderita antara lain infeksi dan perluasan
luka yang diikuti oleh penyulit.
49. B, snoring disebabkan karena adanya sumbatan oleh benda padat, seperti lidah yang
terjatuh
50. B, Hamil keempat = G4, Abortus 1 = A1, Partus berarti 2 kali = P2,
jadi G4P2A1
51. B, pasien tampak cemas karena ada nyeri yang dirasakan sehingga dia memerlukan
pendidikan tentang manajemen nyeri
52. A, Refleks mencari ( rooting reflex ) Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap
(dibelai) atau di sentuh bagian pinggir mulutnya. Sebagai respons, bayi itu
memalingkan kepalanya ke arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya
menemukan sesuatu yang dapat dihisap.
53. E, efleks menghisap (sucking reflex), ketika bagian atas atau langit-langit mulut bayi
disentuh, bayi akan mulai menghisap. Refleks menghisap mulai muncul saat usia 32
minggu kehamilan dan menjadi sempurna saat usia 36 minggu kehamilan. Oleh
karena itu, bayi prematur biasanya belum bisa menghisap dengan baik

Reflek lain pada bayi

271
Refleks moro, Refleks moro biasanya muncul ketika bayi terkejut. Ketika bayi Anda
terkejut misalnya karena suara yang berisik atau gerakan yang terjadi secara tiba-
tiba, bayi akan mengeluarkan refleks ini. Bayi akan melakukan gerakan dengan
memanjangkan lengan dan menekuk kakinya. Refleks ini muncul sejak lahir dan
bertahan hingga usia 4 bulan.
Asymmetric tonic neck reflex ketika kepala bayi menengok ke satu sisi, ia akan
memanjangkan lengan di sisi yang sama. Sebaliknya, lengan pada sisi yang
berlawanan akan ditekuk. Refleks ini muncul sejak lahir dan bertahan hingga usia 2
bulan.
Refleks menggenggam (palmar grasp reflex), refleks menggenggam pada bayi
muncul ketika Anda menyentuh telapak tangannya. Bayi akan menutup jari-jarinya
seperti gerakan menggenggam. Refleks ini muncul sejak lahir dan bertahan hingga
usia 3-4 bulan.
Refleks Babinski, refleks Babinski muncul ketika Anda menggaruk telapak kaki bayi
Anda. Jempol bayi akan mengarah ke atas dan jari-jari kaki lainnya akan terbuka.
Refleks ini menetap hingga usia 2 tahun.
Stepping reflex, refleks ini juga dikenal dengan istilah walking/dance reflex karena
bayi terlihat seperti melangkah atau menari ketika ia diposisikan dalam posisi tegak
dengan kaki yang menyentuh tanah. Refleks ini muncul sejak lahir dan terlihat paling
jelas setelah usia 4 hari.
54. A, hari epilepsy seduini ajatuh pada tanggal 26 maret
55. D, (800/5000 x 7 x (24/10) = 26,7 tetes per menit dibulatkan menjadi 27
56. B, Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan klorin
0,5%. Setiap barang atau benda yang kemungkinan bersentuhan dengan cairan
tubuh pasien maka didesinfeksi dengan klorin 0,5%, sementara perabotan dengan
0,05%.
57. C, memasukan 2 inchi bertujuan untuk mencegah terjadinya ruprur
58. B, Cara menjawab 4 x 20 x 50 = 4000 ml, karena resusitasi maka dibagi 2 sehingga
untuk 8 jam pertama volume nya adalah 2000ml. 2000/500 x 7 x 3 = 4 x 21 = 84
tetes per menit
59. D, setelah sampai pada tanda sampai dimana memasukan selang, maka langkah
selanjutnya adalah mengecek selang apakah sudah masuk ke lambung atau belum
60. E, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 menjadi dasar hukum untuk
melakukan akreditasi puskesmas
61. B, Rumus
4xLBxBB
4 x 25 x 60 = 6000ml, karena yang ditanyakan untuk 8 jam pertama maka jumlah
total cairan dibagi 2. Jadi kebutuhan cairan nya adalah 3000ml per 8 jam pertama
62. C, Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh kader, tim penggerak
PKK desa/kelurahan serta petugas kesehatan dari puskesmas, dilakukan pelayanan
masyarakat dengan system 5 meja yaitu :

meja 1 : pendaftaran.
meja 2 : penimbangan
meja 3 : pengisian kms
meja 4 : penyuluhan perorangan berdasarkan kms.

272
meja 5 : pelayanan KB dan; Kesehatan

Pelayanan di meja 5 berupa:


Imunisasi
Pemberian vitamin a dosis tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap bulan februari dan
agustus.
Pembagian pil atau kondom
Pengobatan ringan.
Konsultasi KB-kesehatan

Petugas pada meja 1 s/d 4 dilaksanakan oleh kader Posyandu sedangkan meja 5
merupakan meja pelayanan (kader, jurim, bindes, perawat dan petugas KB).
63. C, dada dan perut menuru rule of nine berjumlah 18%
64. E, Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh
bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur, atau timbangan yang
temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi
melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut.
65. D, Kontrasepsi pil ini harus dikonsumsi setiap hari dan pada waktu yang sama, dan
apabila lupa satu pil saja maka kegagalan dari metode kontrasepsi ini menjadi lebih
besar. Kesuburan segera kembali jika pemakaian kontrasepsi ini
dihentikan. Beberapa efek samping yang dapat muncul adalah jerawat,
peningkatan/penurunan berat badan dan gangguan haid. Kontrasepsi pil aman dan
dapat dikonsumsi oleh ibu yang menyusui setelah 6 minggu pasca persalinan, dan
pada ibu yang tidak menyusui maka pil dapat dikonsumsi segera setelah persalinan.
66. D, 3000/500 x 7 x 24/8 = 6 x21= 126 tetes per menit
67. C, CK-MB akan ↗ 4 - 6 jam setelah onset nyeri dada pada pasien IMA, mencapai
puncak dalam 12 sampai 24 jam, dan kembali ke kadar awal dalam waktu 2-3 hari
68. B, Pada bayi baru lahir, kadar bilirubin normal seharusnya di bawah 5 mg/dL. Namun,
tidak sedikit bayi baru lahir yang memiliki kadar bilirubin melebihi kadar tersebut.
Untuk sebagian kasus jaundice ringan pada bayi baru lahir, tidak dibutuhkan terapi
khusus atau tindakan medis
69. E, Mitokondria, kondriosom (bahasa Inggris: chondriosome, mitochondrion,
plural:mitochondria) yaitu organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel
makhluk hidup, selain fungsi seluler lain, seperti metabolisme asam lemak,
biosintesis pirimidina, homeostasis kalsium, transduksi sinyal seluler, dan penghasil
energy. Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan membran luar
dan lapisan membran dalam. Lapisan membran dalam ada dalam bentuk lipatan-
lipatan yang sering disebut dengan cristae. Di dalam mitokondria terdapat 'ruangan'
yang disebut matriks, tempat beberapa mineral dapat ditemukan. Sel yang
mempunyai banyak mitokondria dapat dijumpai di jantung, hati, dan otot.
70. E , rumus TFU x 2/7 = 48/7 = 6,8 bulan dibulatkan menjadi 7 bulan
71. C, Waktu pemeriksaan BBL:
a. Setelah lahir saat bayi stabil (sebelum 6 jam)
b. Pada usia 6-48 jam (kunjungan neonatal 1)
c. Pada usia 3-7 hari (kunjungan neonatal 2)
d. Pada usia 8-28 hari (kunjungan neonatal 3)

273
72. C, Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan
tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan
kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
73. B, Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar glukosa (gula darah) berada di bawah
normal. Umumnya, seseorang dianggap mengalami hipoglikemia saat kadar gula
darahnya kurang dari 60 mg/dl. Hipoglikemia adalah salah satu komplikasi akut pada
pengidap diabetes dan umumnya berkaitan dengan penggunaan obat dari golongan
sulfonilurea (glibenclamide, gliklazida, glimepiride, glipizide, dan tolbutamide) atau
insulin.
74. A, kota wuhan
75. A, Hiperplasi adalah peristiwa meningkatnya jumlah sel yang terjadi pada organ
tertentu akibat peningkatan proses mitosis dan dengan ukuran yang sama.
76. C, Sindrom kompartemen adalah kondisi yang terjadi akibat meningkatnya tekanan
di dalam kompartemen otot, sehingga dapat mengakibatkan cedera di dalam
kompartemen otot yang meliputi jaringan otot sendiri, pembuluh darah, dan saraf.
Kompartemen otot dikelilingi oleh lapisan atau membran, disebut fascia, yang tidak
dapat mengembang. Sehingga pembengkakan dalam kompartemen akan
meningkatkan tekanan di dalamnya. Kondisi ini dapat menyerang bagian tangan,
lengan, bokong, tungkai, dan kaki. Kebanyakan penderita lebih sering mengalaminya
di bagian lutut ke bawah. Kondisi ini harus segera ditangani untuk menghindari risiko
iskemia dan nekrosis (kematian jaringan).
77. B, Posisi kelainan dan lead yang terlibat

78. D, Veracity (Kejujuran) nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus
dimiliki oleh seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran
pada setia klien untuk meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan
harus akurat, komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar membina
hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi sehingga mereka berhak
mendapatkan informasi yang ia ingin tahu.
79. A, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan bahwa Vitamin K
harus diberikan kepada semua bayi yang baru lahir sebagai dosis tunggal
intramuskuler 0,5-1 mg. Cara termudah dan paling dapat diandalkan untuk memberi
bayi vitamin K adalah dengan injeksi.
80. C, grugling menunjukan adanya sumbatan karena cairan, maka tindakan utamanya
adalah suction
81. C, Heimlich maneuver adalah istilah pertolongan pertama dan darurat untuk membantu
orang yang tersedak dengan menekan perutnya kuat-kuat. Gerakan ini akan menghasilkan
tekanan besar pada perut dan dada orang tersebut sehingga objek yang tersangkut di
saluran napas dapat terlepas keluar
274
82. C, Jenis Triase IGD
Dalam sistem triase IGD, ada 4 kategori warna. Empat kategori warna tersebut memiliki arti
masing-masing yang disesuaikan dengan kondisi pasien, yaitu:
1. Kategori merah, Pasien dengan kategori merah adalah pasien prioritas pertama (area
resusitasi) yang butuh pertolongan segera. Kriteria pasien yang masuk dalam kategori ini
adalah mengalami kondisi kritis yang membutuhkan pertolongan medis segera.
2. Kategori kuning, Pasien dalam kategori kuning merupakan prioritas kedua (area
tindakan) yang juga membutuhkan pertolongan segera. Hanya saja, pasien yang
termasuk kategori ini tidak dalam kondisi kritis.
3. Kategori hijau, Kategori ini termasuk dalam prioritas ketiga (area observasi). Pasien
dalam kategori ini umumnya mengalami cedera ringan dan biasanya masih mampu
berjalan atau mencari pertolongan sendiri.
4. Kategori hitam, Kategori hitam hanya diperuntukkan bagi pasien yang sudah tidak
mungkin ditolong lagi atau sudah meninggal.
83. B, Pada bayi normal, umumnya kadar bilirubin akan mengalami peningkatan di hari ke-2
sampai ke-3 dan mencapai puncaknya di hari ke-8 (terhitung semenjak bayi dilahirkan).
Selanjutnya di hari ke-9 berangsur-angsur turun kembali menuju angka normal (10 mg/dL)
84. E, Gunakan tumit telapak tangan untuk memukul di antara kedua tulang belikat bahu anak
sebanyak lima kali.
85. E, Deviasi aksis kiri/Left Axis Deviation (LAD) merupakan gambaran yang didapat dari hasil
rekam listrik jantung atau elektrokardigram (EKG). Normalnya aksis jantung berada di antara
-30 derajat sampai +90 derajat, pada LAD aksis jantung bergeser menjadi -30 derajat sampai
-90 derajat. Penyebabnya dapat akibat adanya penebalan dinding otot bilik jantung kiri
(hipertrofi ventrikel kiri), blokade listrik di cabang berkas jantung kiri, infark jantung
(serangan jantung) bagian bawah (inferior), penyakit jantung bawaan maupun variasi normal
dari letak jantung dan lain sebagainya.
86. C, manajemen adalah suatu proses di mana seseorang dapat mengatur segala sesuatu yang
dikerjakan oleh individu atau kelompok. Manajemen perlu dilakukan guna mencapai tujuan
atau target dari individu ataupun kelompok tersebut secara kooperatif menggunakan
sumber daya yang tersedia.
87. B, selalu gunakan prinsip ABC, sehingga cek jalan napas pasien
88. C, Jarak antara bantalan dengan ketiak adalah 5 cm
89. E, Cara penularan bakteri penyebab demam tifoid sering disebut dengan istilah fecal-oral
transmission. Artinya, penyakit tipes disebarkan lewat tinja penderita, yang kemudian
mengkontaminasi sumber air, air minum, atau makanan yang dikonsumsi oleh orang lain.
90. B, Pemeriksaan fisik bayi baru lahir di bagian jantung meliputi pemeriksaan detak dan suara
jantung menggunakan Denyut jantung normal bayi yang baru lahir berkisar antara 120
sampai 160 denyut per menit.
91. C, Jika tidak mau dirujuk & tidak berhasil
1. Sesudah 10 menit bayi tidak bernapas spontan dan tidak terdengar denyut
jantung pertimbangkan menghentikan resusitasi.
2. Konseling.
3. Pencatatan & Pelaporan
92. C, beneficience karena menguntungkan bagi pasien
93. C, faktor yang dapat dimodifikasi seperti hipertensi, Diabetes Melitus,
Dislipidemia (kadar lemak dalam darah terlalu tinggi atau terlalu rendah),
kurang aktivitas fisik, diet tidak sehat, dan stres.
94. B, perawat melanggar prinsi etik nonmaleficience, tidak merugikan
95. C, 06 Maret 2020 - 20 Oktober 2018
275
96. A, Abortus adalah berakhirnya kehamilan yang disebabkan oleh akibat-akibat tertentu, pada
atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu
untuk hidup di luar kandungan
97. B, Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sporozoa genus plasmodium.
Terapi yang sering digunakan adalah ACT (artemisinin combination therapy) yang berguna
untuk membunuh semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh.
98. C, Masa inkubasi polio (waktu dari terinfeksi virus hingga munculnya gejala) berkisar 5-35
hari, dengan rata-rata 7-14 hari. Demam, sakit kepala, nyeri tenggorokan, nyeri perut, dan
kelelahan, adalah gejala awal yang dapat ditemukan. Seminggu kemudian, beberapa
penderita dapat menunjukkan gejala-gejala yang mengarah pada kelumpuhan otot, yaitu
hilangnya refleks, nyeri atau lemah otot yang parah, dan anggota badan terkulai.
99. C, World Health Organization (WHO) memiliki beberapa istilah berbeda terkait dengan AKI.
Istilah pertama adalah maternal death – atau kematian ibu, yang didefinisikan sebagai
“kematian yang terjadi saat kehamilan, atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan, tanpa
memperhitungkan durasi dan tempat kehamilan, yang disebabkan atau diperparah oleh
kehamilan atau pengelolaan kehamilan tersebut, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan
atau kebetulan” (WHO, 2004).
100. E, MMR = AKI = Angka kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu oleh sebab
kehamilan/ melahirkan/ nifas (sampai 42 hari post partum) per 100.000 kelahiran
hidup

MMR (Maternal Mortality Rate):

Jumlah kematian Ibu


------------------------------ x 100.000
Jumlah kelahiran hidup

276
1. Seorang laki-laki berusia 35 tahun mudah lelah dan sesak saat beraktivitas, sering
terbangun, edema, pasien sering bertanya tentang penyakitnya, tampak gelisah. TD
110/70 mmHg, frekuensi nadi 62x/mnt, frekuensi nafas 28x/mnt. Suhu 36.50C. Gambaran
Axis Jantung Left Axis Deviation (LAD). Apakah kriteri hasil yang diharapkan pada kasus
tersebut?
a. Kecemasan hilang
b. Beraktivitas dengan batasan minimal
c. Curah jantung dalam batasan normal
d. Gangguan perfusi jaringan tidak terjadi
e. Pasien memahami cara perawatan pasien dengan gagal jantung

2. Tanda hipoksia kronis dengan inspeksi dapat terlihat dari..


a. Mata
b. Telinga
c. Jari
d. Bentuk dada
e. Cara berjalan

3. Karotenoid memberikan warna


a. Hijau
b. Kuning
c. Hitam
d. Abu
e. Ungu
4. Seorang laki-laki berusia 46 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan keluhan sesak
napas. Hasil pengkajian diketahui pasien sedang menjalankan terapi dialisa 2 (dua) x
dalam seminggu, edema positif 2 pada ekstremitas, kulit berwarna kehitaman dan gatal,
volume urine 450 cc/24 jam, berat badan pasien 56,8 kg. Hasil Tekanan darah
160/90mmHg, frekuensi nadi 84x/mnt, frekuensi nafas 20x/mnt, suhu 36,60C. Apakah
masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Gangguan citra diri
b. Pola nafas tidak efektif
c. Kelebihan volume cairan
d. Kerusakan integritas kulit
e. Gangguan pemenuhan nutrisi

5. Wajah khas pada pasien dengan gagal ginjal dinamakan


a. Moon face
b. Sunset phenomena face
c. Full moon face
d. Mask face
e. Half face

6. Tinggi badan 165 dengan berat badan 68kg, berapa IMT pasien tersebut?
a. 24,98
b. 25,98

277
c. 26,98
d. 27,98
e. 28,98

7. Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat dengan keluhan mudah lelah saat beraktivitas.
Hasil pengkajian didapatkan data pasien mengatakan sering terjaga saat tidur karena
sesak, distensi vena jugularis, ictus cordis lebih dari 2 cm, edema pada ekstremitas bawah.
Tekanan Darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 90x/mnt, frekuensi napas 28x/mnt, Suhu
36.50C. Apakah tindakan keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
a. Batasi aktivitas
b. Batasi intake cairan
c. Monitor intake output
d. Kolaborasi pemberian oksigen
e. Kaji tingkat pengetahuan pasien

8. Albumin diproduksi oleh..


a. Supra renal
b. Hati
c. Intestine
d. Paru
e. Colon

9. Kekurangan albumin pada pasien post operasi kemungkinan menyebabkan


a. Malformasi
b. Ununion
c. Dehisiensi
d. Infeksi sekunder
e. Syok septic

10. Kadar normal bilirubin dalam darah berkisar 3,5 sampai dengan …. Mg/dL
a. 4,0
b. 4,5
c. 5,0
d. 5,5
e. 6,0

11. Seorang perempuan berusia 27 tahun dirawat diruang penyakit syaraf dengan keluhan
penurunan kesadran. Hasil pemeriksaan didapatkan racoone eye, GCS 12, ada retraksi
dinding dada, pernafasan cuping hidung, menggunakan otot bantu nafas, posisi tidur semi
fowler, terpasang NGT, pasien gelisah. TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi 103 x/mnt,
frekuensi napas 28 x/mnt, suhu 36,90C. Apakah masalah keperawatan yang tepat?
a. Gangguan pola tidur
b. Pola nafas tidak efektif
c. Gangguan pertukaran gas
d. Bersihan jalan nafas tidak efektif
e. Perubahan pemenuhan kebutuhan nutrisi

278
12. Pasien mengeluhkan nyeri pada area insersi infusan. Tampak daerah radialis berwarna
merah, bengkak, hangat dan nyeri. Apakah intervensi keperawatan prioritas pada kasus
tersebut?
a. Memasang iv catheter di tempat baru
b. Mengompres hangat daerah insersi
c. Memperlambat tetesan infus
d. Mengubah posisi tangan
e. Menghentikan infus

13. Seorang laki-laki berusia 34 tahu dibawa ke ruang IGD karena luka bakar. Hasil pengkajian
didapatkan, kulit wajah melepuh, rambut alis terbakar. GCS 15, pasien tampak mengerang
dengan suara yang serak. TD 110/80mmHg, frekuensi nadi 105x/menit, frekuensi napas
28x/menit, suhu 37,5oC. Apakah apakah tindakan prioritas pada kasus tersebut?
a. Kaji tingkat nyeri
b. Hitung luas luka bakar
c. Kaji kepatenan jalan napas
d. Berikan oksigen 2 liter/menit
e. Berikan cairan RL 20 tetes/menit

14. Seorang laki-laki berusia 34 tahun datang ke UGD direncanakan akan diberikan cairan
2000cc dalam 8 jam. Berapakah tetesan per menit yang diberikan pada kasus tersebut?
a. 83
b. 84
c. 85
d. 86
e. 87

15. Seorang laki-laki berusia 34 tahun datang ke UGD dengan keluhan mencret. Hasil
pengkajian diketahui frekuensi 10x per hari, perut dirasaakan nyeri melilit dengan skala 4
(0-10) yang datang sekali kali, mual muntah, kejadian sejak 3 hari yang lalu. Pasien tampak
lemah, menyatakan tidak bisa tidur, turgor kulit kurang baik. TD 100/65mmHg, frekuensi
nadi 95x/menit, frekuensi napas 22x/menit, suhu 38,50C. Apakah masalah keperawatan
prioritas pada kakus tersebut?
a. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
b. Kekurangan cairan dan elektrolit
c. Gangguan pola tidur
d. Hipertermi
e. Nyeri

16. Seorang laki-laki berusia 47 tahun baru saja tiba di IGD mengeluh nyeri dada. Hasil
pengkajian didapatkan nyeri menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas dan terasa
seperti dibebat, keringat dingin, nyeri berlangsung kurang lebih 25 menit dengan skala 6
(0-10). Apakah tindakan keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
a. Berikan oksigen
b. Auskultasi jantung

279
c. Rekam EKG 12 lead
d. Pemeriksaan tanda-tanda vital
e. Pengkajian lengkap riwayat penyakit pasien

17. Seorang perempuan berusia 38 tahun di rawat ruang IGD dengan keluhan sesak napas.
Hasil pengkajian didapatkan pasien tampak lelah, duduk dengan posisi orthopnea, batuk
produktif dan susah dikeluarkan, keluarga mengatakan memiliki riwayat bronchitis, ronkhi
basah basal di kedua lapang paru, mengeluh sulit tidur. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan
frekuensi nadi 102x/menit, frekuensi nafas 26x/ menit, TD 110/70 mmHg, suhu 37,4oC.
Apakah evaluasi keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
a. Sekret encer
b. ADL mandiri
c. Tidur 8 jam sehari
d. Tanda vital normal
e. Suara paru vesikuler

18. Seorang laki-laki berusia 48 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan post infark
miokard 2 hari yang lalu. Hasil pengkajian didapatkan keluhan nyeri tidak ada. Perawat
sedang mengajarkan dan memotivasi pasien untuk melakukan latihan kaki dan ambulasi
sesuai dengan program. TD 130/70 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas
18x/menit, suhu 37,4oC. Apakah tujuan keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
a. Mengurangi nyeri
b. Mencegah konstipasi
c. Mencegah luka tekan
d. Mencegah serangan jantung berulang
e. Mencegah deep vein thrombosis (DVT)

19. Seorang laki-laki berusia 55 tahun sedang mejalani transfusi darah whole blood 250 ml.
Tiba-tiba pasien mengatakan sesak napas, dada terasa berat dan terlihat gelisah.
Manakah tindakan prioritas pada kasus tersebut?
a. Posisi tidur semi fowler
b. Hentikan transfusi darah
c. Berikan oksigen per nasal kanul
d. Observasi tanda vital
e. Hubungi dokter

20. Seorang perempuan berusia 45 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan keluhan
luka di kaki yang tidak sembuh sembuh, tampak luka berwarna kekuningan, mengeluarkan
bau yang khas, pasien tampak kurus, napsu makan turun, IMT 20, pasien mengatakan
sering pusing, TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 94x/menit, frekuensi napas 20x/menit,
suhu 37,4°C. Apakah intervensi keperawatan prioritas pada kasus tersebut ?
a. Lakukan pemasangan infus
b. Perbaiki kebutuhan nutrisi
c. Perhatikan asupan cairan
d. Lakukan perawatan luka
e. Pantau TTV setiap 4 jam

280
21. Seorang perempuan usia 30 tahun post operasi uretrolithotomy hari pertama, pasien
mengeluh nyeri daerah operasi, skala 6 (0-10) pusing, mual, perut terasa kembung dan
merasa lemas, suhu tubuh 38,1 ºC, tekanan darah 100/80 mmHg, frekuensi nadi
90x/menit, frekuensi napas 22x/menit, leukosit 11.000mm3, Apakah masalah
keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
a. Nyeri akut
b. Hipertermia
c. Risiko cidera
d. Intoleransi aktivitas
e. Risiko penyebaran infeksi

22. Pernapasan diamana ada periode apneu diatara napas cepat disebut
a. Kussmaul
b. Biot
c. Eupnea
d. Cheyne-Stoke
e. Hyperventilasi

23. Pola napas seperti gambar berikut adalah


a. Kussmaul
b. Biot
c. Eupnea
d. Cheyne-Stoke
e. Hyperventilasi
24. Seorang laki-laki berusia 42 tahun dengan keluhan badan lemah. Pasien tampak lemah
capillary refill time 3 detik, pernapasan kusmaul, napas bau. TD 110/80mmHg, frekuensi
nadi 105x/menit, frekuensi napas 26x/menit, suhu 36,9oC. AGD Ph 7,2, PCO2: 45 mmHg
HCO3: 15 mmol, PO2 80mmHg, saturasi O2 90%, Gula Darah Sewaktu 340 Apakah
intervensi yang tepat pada kasus tersebut ?
a. Kolaborasi pemberian insulin
b. Lakukan senam kaki DM
c. Memberi oksigen
d. Berikan minum
e. Atur diit pasien

25. Seorang laki-laki berusia 30 tahun di dengan keluhan patah tulang paha kanan terbuka
tadi pagi. Pasien tampak meringis, perdarahan sudah berhenti dan luka sudah ditutup,
pasien sudah dibidai dengan 8 ikatan, deformitas. TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi
90x/menit, frekuensi napas 19 x/menit, suhu 37,3oC. Apakah tindakan prioritas pada
kasus tersebut ?
281
a. Pemeriksaan rontgen
b. Kolaborasi pemberian analgetik
c. Anjurkan teknik relaksasi nafas dalam
d. Istirahatkan daerah yang patah
e. Pasang infus 2 jalur

26. Bunyi yang ditimbulkan karena pergeseran antara tulang pada fraktur adalah
a. Deformitas
b. Krepitasi
c. Creckles
d. Sonor
e. Redup

27. Bunyi auskultasi pada jantung yang disebabkan karena anemia adalah
a. Gallop
b. Murmur
c. Friction rub
d. Krepitasi
e. Tumpul
28. Seorang laki-laki berusia 33 tahun datang dibawa oleh polisi ke IGD karena kecelakaan
lalulintas. Hasil pengkajian didapatkan ada kecurigaan patah tulang dasar tengkorak, GCS
8, neck colar sudah terpasang, terdengar suara napas “gurgling”, akral dingin, TD
90/70mmHg, frekuensi napas 30x/menit, frekuensi nadi 101x/menit, tekanan, suhu
37,3oC, saturasi O2 94%. Apakah tindakan prioritas pada kasus tersebut?
a. Melakukan suction
b. Memasang infus 2 jalur
c. Memberikan oksigen dengan NRM
d. Buka jalan napas dengan Jaw Thrust
e. Melakukan pemeriksaan analisa gas darah

29. Yang bertanggung jawab untuk lapang pandang adalah syaraf nomor
a. I
b. II
c. III
d. IV
e. V
30. Tindakan perkusi pada limpa akan menimbulkan suara
a. Flatness
b. Dullness
c. Resonance
d. Hyperresonance
e. Tymphani
31. Seseorang perempuan berusia 30 tahun dengan keluhan sesak napas dan batuk berdahak
yang sulit keluar. Sebelumnya pasien sering mengeluh sesak saat beraktivitas dan pasien
memang mempunyai riwayat menderita asma, wheezing dan retraksi otot interkosta. TD

282
100/70 mmHg, frekuensi napas 32 x/menit, frekuensi nadi 105 x/menit, suhu 360C, ada.
Apakah implementasi keperawatan mandiri prioritas pada kasus tersebut?
a. Memposisikan semi fowler
b. Memberikan pasien bronkodilator
c. Memberikan pasien oksigen nasal kanul
d. Memberikan pasien oksigen masker rebreathing
e. Memberikan pasien oksigen masker non rebreathing

32. Seorang laki-laki usia 50 tahun dirawat di ruang High Care Unit (HCU) dan direncanakan
akan diberikan cairan sebanyak 3000 cc untuk sehari semalam. Berapa tetes per menit
cairan yang harus diberikan pada kasus tersebut?
a. 40
b. 42
c. 44
d. 46
e. 47

33. Seorang pasien tergeletak di tempat tidur, tidak sadarkan diri, setelah mengamanakan diri
dan pasien, perawat mengecek respon pasien dan tidak ada respon. Apakah tindakan
prioritas pada kasus tersebut?
a. Mengaktifkan code blue system
b. Memeriksa nadi karotis pasien
c. Memeriksa kesadaran pasien
d. Memberikan kompresi 30:2
e. Memberikan nafas buatan

34. Seorang laki-laki dirawat dengan keluhan bengkak di seluruh tubuh. Pasien dianjurkan
untuk menjalani hemodialisa akan tetapi belum dilaksanakan karena biaya, pasien tampak
lemas, pasien mengatakan napas terasa berat, napsu makan berkurang, terjadi
peningkatan JVP. TD 160/90 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas 22x/menit,
suhu 38oC. Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?
a. Hipertermia
b. Intoleransi aktifitas
c. Gangguan pola nafas
d. Kelebihan volume cairan
e. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

35. Seorang wanita dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak napas, badan
lemah. Hasil pengkajian pasien memiliki riwayat Diabetes Melitus (DM) tipe 2 dengan
komplikasi ketoasidosis diabetik. Hasil Analisa Gas Darah (AGD) pH 7,2 , PaCO2 30 mmHg,
HCO3 18 meq/L. Apakah keadaan yang terjadi pada kasus tersebut?
a. Asidosis metabolic
b. Alkalosis campuran
c. Alkalosis metabolik
d. Asidosis respiratorik
e. Alkalosis respiratorik

283
36. Seorang perempuan berusia 38 tahun dirawat di ruang IGD dengan keluhan nyeri dada
hebat sebelah kiri secara tiba-tiba. Pasien tampak cyanosis pada bibir dan kuku. Hasil
pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 150/90mmhg, frekuensi nadi 108x/menit,
frekuensi napas 28x/menit. Apakah tindakan prioritas pada kasus tersebut?
a. Menganjurkan pasien menarik nafas dalam
b. Kolaborasi pemberian cairan intravena
c. Memberikan oksigen 4 liter per menit
d. Mengatur posisi semi Fowler
e. Melakukan perekaman EKG

37. Seorang perawat akan melakukan pemasanga infus pada pasien dewasa yang mengalami
dehidrasi akibat mencret. Setelah melakukan desinfeksi, perawat menusuk IV catheter
pada vena pasien. Tampak darah keluar dan masuk ke penampungan IV catheter. Apakah
tindakan yang dilakukan oleh perawat selanjutnya?
a. Menekan vena supaya darah tidak tumpah
b. Masukkan seluruh kateter dan tarik bagian jarumnya
c. Menarik bagian jarumnya sambil kateter didorong masuk
d. Menarik jarumnya dan sambungkan dengan selang infuse
e. Mengalirkan cairan agar darah dalam kateter tidak membeku

38. Seorang laki-laki usia 45 tahun dirawat di ruang bedah karena tersiram air panas ketika
memasak air. Hasil pengkajian pasien mengalami luka bakar pada daerah ½ dada dan ½
perut, berat badan 50 kg. Berapakah ml cairan yang harus diberikan pada kasus tersebut?
a. 1800
b. 2400
c. 2800
d. 3200
e. 3600

39. Seorang wanita berusia 56 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak
napas. Hasil pengkajian diketahui pasien dirawat sejak 2 hari yang lalu, pasien menyatakan
nyeri dada saat menarik napas. TD 130/80 mmHg, frekuensi nadi 105x/menit, frekuensi
napas 28x/menit, suhu 38,1oC. Rontgen terlihat adanya penumpukan cairan pada rongga
pleura dextra. Apakah kemungkinan hasil perkusi dada kanan pada kasus tersebut?
a. Pekak
b. Sonor
c. Redup
d. Tympani
e. Hipersonor

40. Laki-laki berusia 50 tahun dirawat di bangsal dewasa karena menderita stroke. Kesadaran
menurun, dari pengkajian GCS didapatkan data saat dipanggil baru membuka mata, ketika
ditanya tahun berapa sekarang menjawab tahun 2009 padahal sekarang tahun 2020, pada
pengkajian motorik tangannya berusaha menjauh sumber nyeri ketika dirangsang dengan
nyeri. Berapakah nilai GCS pasien pada kasus tersebut?

284
a. 14
b. 13
c. 12
d. 11
e. 10

41. Nilai normal HbA1C adalah


a. 4,5 – 5,5
b. 4,5 – 5,6
c. 4,5 – 5,7
d. 4,5 – 5,8
e. 4,5 – 5,9
42. Dikatakan pre diabetes apabila nilai HbA1c nya
a. 5,7 – 6,5%
b. >6,5%
c. <6,5
d. >7%
e. >8
43. Seorang perawat memeriksa oedema pada kaki, dan diketahui dari pemeriksaan bahwa
oedema kembali dalam beberapa detik dengan kedalaman 4 mm, maka dia menuliskan di
catatan
a. 1+
b. 2+
c. 3+
d. 4+
e. 5+

44. Dapat melakukan rom secara penuh dan melawan gravitasi tetapi tidak dapat melawan
tekanan, maka kekuatan ototnya adalah
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
45. Kadar ureum dikatakan normal jika ada dalam rentang 2.5 sampai dengan … mmol/L
a. 7,0
b. 7,1
c. 7,2
d. 7,3
e. 7,4

46. Posisi yang tepat untuk pasien dengan Perdarahan Intra Serebral adalah
a. Pronasi
b. Head up
c. Supinasi
d. Semi fowler

285
e. Trendelenburg

47. Seorang laki-laki berusia 56 tahun diantar ke IGD oleh keluarganya dengan keluhan nyeri
dada menjalar ke tangan kiri hingga punggung. Hasil pengkajian pasien tampak pucat dan
ekstremitas dingin. TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 115 x/menit, , frekuensi napas 24
x/menit suhu 36,7°C. Gambaran EKG ST elevasi di lead II, III dan aVf, terpasang oksigen 4
liter per menit, saturasi 96%. Apakah tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
a. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
b. Menganjurkan pasien untuk tirah baring
c. Memberikan agent anti nyeri
d. Melatih nafas dalam
e. Merekam EKG

48. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan mual
dan muntah sejak 5 hari yang lalu. Hasil pengkajian didapatkan warna kulit kulit kuning,
sklera kuning, nyeri tekan ulu hati, terdapat pembesaran hati.Apakah pemeriksaan
laboratorium prioritas pada kasus tersebut?
a. SGPT, SGOT.
b. Bilirubin
c. LED
d. Urin
e. Hb

49. Seorang perempuan berusia 34 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan demam. Hasil
pengkajian pasien tampak menggigil, kepala pusing, nyeri persendian dan mual sejak yang
hari yang lalu pasien terlihat pucat dan lemas. TD: 100/70mmHg, frekuensi nadi
102x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu, 38,6oC. Rumpeleed positif Apakah masalah
keperawatan utama pada kasus tersebut?
a. Hipertermi
b. Intoleransi aktivitas
c. Anoreksia
d. Gangguan nutrisi
e. Gangguan intake output cairan

50. Seorang perempuan berusia 42 tahun dirawat di ruang penyakit bedah dengan luka
gangrene pada telapak kaki. Hasil pengkajian tampak luka kekuningan, terdapat jaringan
kehitaman dan dijepit pinset tidak nyeri, bau khas. Perawat saat ini mencuci luka pasien
dengan menggunakan NaCl 0,9%. Apakah tindakan selanjutnnya pada kasus tersebut?
a. Mengambil sediaan untuk kultur jariangan
b. Membalut kembali luka dengan rapi.
c. Memakai handscoon steril.
d. Melakukan nekrotomi.
e. Membersihkan luka.

51. Seorang laki-laki berusia 38 tahun dirawat di ICU dengan diagnose meningitis sejak 1
minggu. Hasil pengkajian didapatkan GCS 7. Pagi ini akan dilakukan perawatan personal

286
hygiene memandikan. Setelah mendapatkan ijin dari keluarga kemudian perawat
melakukan persiapan alat. Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Meminta tanda tangan informed concent dari keluarga
b. Menjelaskan prosedur pelaksanaan
c. Menggunakan sarung tangan
d. Menjaga privacy klien
e. Mengucapkan salam

52. Seorang perempuan berusia 32 tahun dirawat di ruang panyakit bedah dengan keluhan
panas saat BAK. Hasil pengkajian didapatkan pasien mengeluh nyeri pada daerah visika
urinaria, nyeri saat buang air kecil, BAK tidak lancar, merasa tidak puas setelah BAK,
ekspresi tampak meringis kesakitan, Hasil USG abdomen dinyatakan terdapat batu
didaerah vesika urinaria. Apakah Diagnosa Keperawatan utama pada kasus tersebut?
a. Infeksi berhubungan penurunan daya tahan tubuh
b. Obstruksi berhubungan dengan diet yang tidak efektif
c. Gangguan eliminasi urin berhubungan kegagalan ginjal kronis
d. Nyeri berhubungan ketidak mampuan melakukan menajemen nyeri
e. Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan adanya obstruksi

53. Seorang laki – laki berusia 69 tahun dirawat di ruang penyakit bedah dengan keluhan sulit
BAK. Hasil pengkajian pasien mengatakan sering BAK, berkemih tidak lampias, abdomen
tegang, urin terus menetes setelah berkemih. Pasien tampak lemah dan gelisah. TD
150/80 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, frekuensi napas 20x/menit, S: 36,5°C Apakah
masalah keperawatan utama yang muncul pada klien?
a. Nyeri
b. Cemas
c. Intoleransi aktivitas
d. Resiko tinggi infeksi
e. Gangguan eliminasi BAK

54. Seorang laki-laki berusia 50 tahun, sudah 2 hari dirawat di RS mengalami sirosis hepatis.
Keluhan yang dirasakan pasien adalah perut bagian kanan atas terasa penuh, sesak nafas,
diare, penurunan nafsu makan, mual dan muntah. Hasil lab, SGOT: 300 u/L, SGPT: 200 u/L.
TD 130/80 mmHg, frekuensi nadi 60 kali permenit, suhu 37,5.C, frekuensi napas 28 kali
permenit. Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
a. Nyeri akut
b. Gangguan nutrisi
c. Defisit volume cairan
d. Gangguan pola nafas
e. Gangguan integritas kulit

55. Seorang perempuan berusia 22 tahun memutuskan operasi ke rumah sakit 3 bulan setelah
menemukan sebuah benjolan pada kuadran lateral bawah mammae dextra. Hasil
pengkajian menunjukkan luka post operasi terdapat nanah, bengkak, kemerahan, dan

287
nyeri, pasien tampak kurus dan cemas. TD 110/80 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit,
frekuensi napas 18x/menit, Suhu 37,5°C. Apakah masalah keperawatan pada kasus
tersebut?
a. Nyeri akut
b. Gangguan nutrisi
c. Gangguan citra tubuh
d. Gangguan integritas kulit
e. Resiko penyebaran infeksi

56. Seorang laki-laki berusia 25 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan perut
terasa penuh sudah 2 minggu. Hasil pengkajian didapatkan tidak nafsu makan, mual,
muntah dan klien juga merasa lemas, sclera dan kulit berwarna kuning. Apa pemeriksaan
laboratorium prioritas pada kasus tersebut?
a. Urine rutin
b. kolesterol
c. hemoglobin
d. enzim hati
e. kadar albumin

57. Seorang perempuan berusia 21 tahun dirawat di RS dengan keluhan nyeri ulu hati sudah
2 minggu, tidak nafsu makan, mual, muntah dan lesu. Hasil pengkajian: klien tampak
lemas, lidah kotor, tekanan darah: 110/70 mmHg, Suhu: 39°C dan pernapasan: 22 kali
permenit. Tes widal 1/200. Apakah implementasi yang tepat untuk masalah pasien
tersebut?
a. Melakukan oral hygiene
b. Melakukan kompres hangat
c. Mengajarkan teknik relaksasi
d. Memberikan cairan melalui intravena
e. Memberikan diit lunak dan rendah serat

58. Seorang perempuan berusia 52 tahun dirawat di ruang penyakit bedah dengan keluhan
BAB darah. Hasil pengkajian didapatkan pasien menyatakan darah yang keluar berwarna
merah segar, awalnya sedikit, terasa nyeri sekali skala 4 (0-10), setelah BAB suka ada yang
menonjol keluar dan tidak bisa masuk kembali, pasen tampak cemas. TD 140/90 mmHg,
frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, suhu 37°C. Apakah masalah
keperawatan utama pada kasus tersebut?
a. Kerusakan intergritas jaringan
b. Gangguan eliminasi BAB
c. Resiko perdarahan
d. Cemas
e. Nyeri

59. Seorang perempuan berusia 55 tahun di ruang rawat penyakit dalam mengeluh lemas
sejak kemarin, BAB 10 kali per hari dengan konsitensi encer, terdapat lendir, pasien
cemas. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data tekanan darah 90/50 mmHg, nadi
55x/menit, suhu 38,30C, respirasi rate 16 kali per menit, balance cairan minus 600 cc per

288
jam kerja. Perawat melakukan tindakan kolaboratif memberikan rehidrasi cairan dengan
cairan infuse NaCl 20 tetes per menit, dan memberikan oralit. Apakah kriteria hasil
evaluasi pada kasus tersebut?
a. Diare berkurang
b. Cemas berkurang
c. Pasien lebih berenergi
d. Balance cairan seimbang
e. Tekanan darah meningkat

60. Pada obat tradisional ada yang dimaksud dengan galenik, artinya
a. Sediaan sarian
b. Sediaan bahan
c. Sediaan tanaman
d. Sediaan sumber ramuan
e. Sediaan awalan bahan ramuan

61. Bahan tambahan obat tradisional, kecuali


a. Pelarut
b. Pelapis
c. Pembantu
d. Pewarna
e. Katalis

62. Sediaan kering, kental atau cair disebut dengan


a. Ekstrak
b. Bahan
c. Bahan siap produksi
d. Hasil produksi
e. Hasil tanaman produksi

63. Suhu pengeringan bahan obat tradisional tidak lebih dari … oC


a. 40
b. 50
c. 60
d. 70
e. 80
64. Sediaan obat tradisional terbuat dari Ekstrak, mengandung natrium bikarbonat dan asam
organik yang menghasilkan gelembung gas (karbon dioksida) saat dimasukkan ke dalam
air, disebut
a. Pastiles
b. Efervesen
c. Dodol
d. Cairan obat
e. Parem

289
65. Kadar air obat tradisional berupa rajangan yang diseduh dengan air panas sebelum
digunakan sebanyak kurang dari .. %
a. 5
b. 10
c. 15
d. 20
e. 25

66. Waktu hancur kapsul lunak obat tradisional maksimal adalah .. menit
a. 15
b. 25
c. 30
d. 45
e. 60

67. Supositoria untuk wasir yang larut dalam lemak memiliki waktu hancur dalam … menit
a. 15
b. 25
c. 30
d. 45
e. 60

68. Persentase kandungan asam benzoat dalam sirup oral adalah … %


a. 0,05
b. 0,1
c. 0,15
d. 0,20
e. 0,25

69. Yang termasuk pemanis alami,kecuali


a. Isomalt
b. Glikosida steviol
c. Laktitol
d. Neotam
e. Silitol

70. Panggul yang mirip segitiga adalah


a. Gynecoid
b. Android
c. Anthropoid
d. Platipelloid
e. Parmethoid
71. Nilai GFR pada pasien Gagal Ginjal Kronis adalah
a. 10
b. 15
c. 20

290
d. 25
e. 30
72. Nilai GFR Normal adalah >/=
a. 50
b. 60
c. 70
d. 80
e. 90

Kategori GFR Makna


G1 >= 90 Normal
G2 60 – 90 Penurunan sedikit
G3a 45 – 59 Penurunan sedikit sampai
dengan moderat
G3b 30 – 44 Penurunan moderat sampai
dengan berat
G4 15 – 29 Penurunan berat
G5 < 15 Gagl ginjal

73. Termasuk Prikotropika Golongan I adalah


a. Papaver Somniferum
b. Alfasetilmetadol
c. Alfametadol
d. Benzetidin
e. Ekgonina

74. Termasuk Prikotropika setara dengan kokaina adalah


a. Papaver Somniferum
b. Alfasetilmetadol
c. Alfametadol
d. Benzetidin
e. Ekgonina

75. Kodeina termasuk psikotropika golongan


a. I
b. II
c. III
d. IV
e. V
76. Dosis toksik Rhodamin …. (mg/kg BB)
a. 100
b. 200
c. 300
d. 400
e. 500

291
77. Getah dari buah tanaman Papaver Somniferum adalah
a. Kokain
b. Opium
c. Canabium
d. Methadone
e. Diazepam

78. Psikotropika golongan I yang tumbuh subur di Indonesia adalah


a. Kokain
b. Kanabis
c. Morfin
d. Mashroom
e. Kucubung

79. Pola napas seperti gambar berikut adalah


a. Kussmaul
b. Biot
c. Eupnea
d. Cheyne-Stoke
e. Hyperventilasi

80. Seorang laki-laki berusia 60 ahun dirawat di ruang penyakit bedah sejak tujuh hari yang
lalu, hasil pengkajian didapatkan data ekstremitas atas dan bawah tidak dapat digerakkan
secara aktif, kulit disekitar area penonjolan tulang tampak kemerahan, klien tampak
lemas. Hasil pengkajian Tekanan Darah 180/100 mmHg, Nadi 88 x/menit, Suhu 37,7°C,
pernafasan 20x/menit. Apakah tindakan prioritas pada kasus tersebut?
a. Memberikan kompres air hangat
b. Memonitor kulit klien
c. Mobilisasi tiap 2 jam
d. Melakukan masage
e. Melatih ROM

81. Seorang laki- laki usia 40 tahun yang bekerja dikonstruksi bangunan mengeluh batuk,
berkeringat saat malam hari dan demam. Dia dibawa ke diagnostic centre untuk diperiksa.
Dia mengatakan tidak pernah mendapatkan imunisai BCG saat anak- anak. Perawat
kemudian melakukan mantoux test. Dengan rute apa seharusnya test tersebut dilakukan?
a. IM
b. IV
c. IC
d. SC
e. intraosseus
292
82. Seorang perempuan usia 32 tahun datang ke Poli Puskesmas dengan keluhan susah 2
malam ini sulit tidur, bangun lebih awal dan tidak bisa tidur kembali. Bangun tidur
badannya terasa pegal-pegal dan tidak nyaman. Kondisi ini dialami sejak klien akan
operasi katarak. Apa masalah utama yang dihadapi oleh klien tersebut?
a. Cemas
b. Keletihan
c. Gangguan pola tidur
d. Ketidakefektifan koping
e. Gangguan persepsi sensori : penglihatan

83. Daerah ostoma merah post operasi kolostomi dua bulan yang lalu. Apakah yang dilakukan
perawat selanjutnya?
a. Mengoleskan salep tipis-tipis pada daerah iritasi
b. Memberikan kompres NaCl 0,9% di sekitar ostoma
c. Segera mengganti kolostomi-bag dengan yang baru
d. Menekan daerah iritasi dengan lembut
e. Melarang pasien menyentuh daerah iritasi

84. Seorang laki-laki berusia 58 tahun diantar keluarga ke rumah sakit dengan keluhan utama
sulit buang air kecil dan aliran tidak lancar. Terdapat distensi pada simpisis pubis saat
dipalpasi. Apakah tindakan yang paling tepat dilakukan dengan segera?
a. Pemberian obat diuretik
b. Pemasangan dower kateter
c. Menganjurkan banyak minum
d. Mengajarkan tehnik napas dalam
e. Pemberian obat analgetik

85. Seorang laki-laki berusia 34 tahun, diantar keluarga ke rumah sakit dengan keluhan : tidak
buang air besar sejak 5 hari yang lalu, perut terasa sesek dan sakit, teraba keras saat
dipalpasi. Berat badan 58 Kg, tinggi badan 168 cm. Kebiasaan minum pasien hanya ± 600
cc perhari dan jarang makan sayuran dan buah. Apakah tindakan yang paling tepat untuk
dilakukan selanjutnya?
a. Melakukan huknah pada pasien
b. Menganjurkan banyak minum
c. Memberikan diit tinggi serat
d. Mengkaji lebih lanjut penyebab konstipasi
e. Kolaborasi obat pencahar oral

86. Menurut informasi keluarganya yang menjadi PMO, pasien tersebut tidak minum
obatnya, bahkan masih suka mengkonsumsi makanan yang asin dan berlemak. Apa yang
seharusnya anda jelaskan mengenai tugas utama seorang PMO?
a. Memberi penyuluhan pada keluarga klien tentang TBC
b. Mengingatkan penderita untuk pemeriksaan kesehatan setelah obatnya habis
c. Mengawasi penderita dalam berobat ke palayanan kesehatan (Puskesmas)
d. Memberi dorongan kepada keluarga untuk mendapatkan biaya pengobatan HT

293
e. Mengingatkan klien agar menelan obat secara teratur sesuai dosis

87. Seorang ibu umur 36 tahun dengan 2 putra yang masih balita (4 th dan 1 th). Beliau tidak
ingin punya anak lagi, tetapi Ny Titik tidak ingin menggunakan alat kontrasepsi jenis
mekanik maupun farmakologi.” Saya ingin pantang berkala, saya menstruasi tgl 27
Agustus. Kapan masa subur pada kasus tersebut?
a. Tgl 16 Agustus – 26 September
b. Tgl 9 Agustus – 16 September
c. Tgl 26 Agustus - 3 September
d. Tgl 16 – 26 September
e. Tgl 6 – 13 September

88. Rumah sakit yang didirikan oleh lebaga berbadan hukum sifatnya
a. Social
b. Nirlaba
c. Bisnis
d. Campuran
e. Subsidi pemerintah
89. Rumah sakit yang didirikan sementara disebut
a. Rumah Sakit Statis
b. Rumah Sakit Lapangan
c. Rumah Sakit Apung
d. Rumah Sakit Mobil
e. Rumah Sakit Bergerak
90. Rumah sakit kelas D memiliki tempat tidur paling sedikit … buah
a. 50
b. 100
c. 150
d. 200
e. 250
91. Rumah sakit khusus kelas A memiliki tempat tidur paling sedikit … buah
a. 100
b. 150
c. 200
d. 250
e. 300
92. Izin operasional rumah sakit berlaku.. tahun
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
93. Yang termasuk pada upaya pelayanan kesehatan keluarga kecuali
a. Kesehatan ibu dan bayi baru lahirkeluarga
b. Pelayanan Kesehatan Balita
c. Deteksi dini kelainan gizi

294
d. Usaha Kesehatan Sekolah
e. Pelayanan Kesehatan Lansia
94. Puskesmas pembantu maksimal dapat melayani … desa/kelurahan
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6
95. Berat badan pasien 70 kg, maka beban pada traksi kulitnya adalah …. kg
a. 10
b. 11
c. 12
d. 13
e. 14
96. BPJS Kesehatan mulai beroperasi …… 2014
a. 1 Januari
b. 1 Februari
c. 1 Maret
d. 1 April
e. 1 Mei
97. Tugas BPJS, kecuali
a. Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta
b. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja
c. Membagi keuntungan kepada pemegang saham
d. Menerima bantuan iuran dari Pemerintah
e. Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan
98. Jumlah dewan pengawas BPJS sebanyak… orang
a. 5
b. 6
c. 7
d. 8
e. 9
99. Sebuah rumah sakit orthopedik memiliki 250 tepat tidur, maka berapa maksimal tempat
tidur yang tidak sesuai dengn khususannya
a. 60
b. 70
c. 80
d. 90
e. 100
100. Bayi dengan berat badan 15 kg maka kebutuhan cairannya adalah … ml
a. 1050
b. 1100
c. 1150
d. 1200
e. 1250

295
Kunci Jawaban dan Pembahasan Singkat

1. B, pasien mengalami gangguan fungsional karena ketidak mampuan tubuh


memenuhi kebutuhan kardiakoutput, sehingga kriteria yang dihasilkannya dalah
pasien mampu beraktivitas dengan batasan minimal
2. C, tanda hipoksia kronis adalah clubbing finger atau jari tabuh
3. B, zat karotenoid memberikan warna kuning
4. C, pasien mengalami kelebihan cairan yang ditandai dengan harus hemodialisa dan
oedema serta oliguria
5. A, wajah khas orang dengan gagal ginjal adalm moon face
6. A, Cara menghitungnya adalah BB/(TBxTB) = 68 / (1,65×1,65) = 24.98 Kg/m2
7. A, membatasi aktivitas akan mengurangi beban jantung
8. B, albumin diproduksi oleh hati
9. C, dehisiensi adalah terbukanya jaringan tempat sayatan dibuat, karena
kekurangan nutrisi terutama albumin
10. B, kadar normal albumin dalam darah berkisar antara 3,5 sampai 4,5 mg/dL
11. B, pola napas ditandai dengan cuping hidung dan retraksi dinding dada
12. A, Memasang iv catheter di tempat baru merupakan tindakan yang harus dilakukan
pada pasien phlebitis
13. C, mengkaji kepatenan jalan napas, suara serak menunjukan adanya perubahan
pada pita suara pasien.
14. B, cairan 2000 ml harus habis dalam waktu 8 jam, masukan pada rumus cepat
Kanduru (2000/500) x 7 x (24/8) = 4 x 21 = 84 tetes per menit
15. B, cairan kurang yang ditandai dengan turgor jelek
16. A, pemberian oksigen merupakan tindakan pertama sesuai dengan prinsip
MONACo, morphine, oksigen, nitrat, aspirin dan clopidogrel
17. D, tanda vital normal. Dari tanda klinis didapatkan tanda vital tidak normal
sehingga evaluasinya adalah tanda vital normal
18. E, Mencegah deep vein thrombosis (DVT), komplikasi utama pada pasien post
infark
19. B, prioritas jika ada pasien mengalami sesak atau reaksi alergi lainnya adalah
hentikan pemberian tranfusi
20. C, perawatan luka merupakan tindakan prioritas, karena masalah utamanya adalah
gangguan integritas kulit.
21. A, skala 6

296
22. B, pernapasa dengan pola hyperpnoea – apneu – hyperpnoea adalah biot

23. A, pola pernapasan kussmaul


24. C, memberikan oksigen dengan alasan pasien mengalami sesak napas gas darah
tidak normal dan saturasi rendah
25. D, Istirahatkan daerah yang patah, tindakan yang dilakukan pada trauma pasti
mengikuti prisip ABC. Jika pasien sudah ditutup lukanya maka ABC tidak menjadi
masalah.
26. B, bunyi khas pada patah tulang
27. B, selain stenosis mitral, maka anemia dapat menyebabkan suara murmur
28. A, adanya cairan dalam saluran napas maka tindakannya adalah suction
29. B, syaraf optic bertanggung jawab untuk lapang pandang
30. B, suara pada limpa yang berupa jaringan padat adalah dullness
31. A, fowler merupakan tindakan mandiri keperawatan
32. B, cairan 3000ml diberkan dalam 24 jam, maka tetesannya adalah (jumlah
cairan/500) x 7 x (24/lama pemberian) = 3000/500 x 7 x 24/24 = 42 tetes per menit
33. A, code blue adalah isyarat yang digunakan / diberikan dalam lingkungan rumah
sakit yang menandakan adanya seorang sedang mengalami serangan jantung
(Cardiac Arrest) atau seseorang yang mengalami gagal nafas akut (Respiratory
Arrest) dan situasi lainnya yang menyakut nyawa seseorang di lingkungan rumah
sakit.
34. D, pasien kelebihan cairan sehingga harus di dialisa
35. A, ph rendah dan adanya perubahan di HCO3
36. C, napas cepat dan sianosis
37. C, untuk menghindari terjadinya rupture pembuluh darah karena jarum infus
38. A, 4 x luas luka bakar x berat badan = 4 x 9 x 50 = 1800 ml
39. C, suara perkusi pada daerah yang berisi cairan adalah redup
40. D, saat dipanggil baru membuka mata (3), ketika ditanya tahun berapa sekarang
menjawab tahun 2009 padahal sekarang tahun 2020(4), pada pengkajian motorik
tangannya berusaha menjauh sumber nyeri (4)
41. C, nilai HbA1c alah 4,5 – 5,7 %

297
42. A,
43. B,
Derajat Pitting Oedema
1+ kedalaman 2 mm dan segera kembali
2+ kedalaman 4 mm kembali dalam beberapa detik
3+ kedalaman 6 mm, kembali dalam 10 – 12 detik
4+ kedalaman 8 mm, kembali dalam waktu >20 detik

44. C, dapat melakukan ROM secara penuh dengan melawan gravitaso tetapi tidak
dapat melawan tekanan
Gade Rating Persentase Artinya
5 Normal 100 ROM penuh dengan melawan
gravitasi dan tahanan
4 Good 75 Dapat melakukan ROM secara
penuh dan dapat melawan
tahanan sedang
3 Fair 50 Dapat melakukan ROM secara
penuh tetapi tidak dapat
melawan tekanan
2 Poor 25 Dapat melakukan ROM secara
penuh dengan melawan
gravitasi
1 Trace 10 Terasa ada kontaksi otot tetapi
tidak ada gerakan sendi
0 Zero 0 Tidak ada kontraksi otot

45. B, Kadar ureum normal adalah 2.5 to 7.1 mmol/L


46. B, posisi pasien dengan perdarahan intra serebral adalah head up, karena dapat
menurunkan tekanan intra kranal
47. C, memberikan obat anti nyeri
298
48. A, SGOT dan SGPT adalah enjim darisel, sehingga akan berubah apabila terjadi
kerusakan pada sel
49. A, karena suhu sudah diatas 38,5oC
50. D, membuang jaringan mati akan mempercepat penyembuhan
51. B, menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
52. E, pasien mengalami obstruksi Karena adanya batu
53. E, pasien tidak dapat mengontrolberkemih
54. D, pasien napasnya cepat karena desakan dari asites
55. E, resiko penyebaran dilihat darikeadaan luka yang bernanah
56. D, pemeriksaan enzim hati, untuk memperkuat tanda klinis
57. B, karena suhu tinggi
58. C, resiko perdarahan yang disababkan karena pelebaran pembuluh darah vena
haemoroidalis
59. D, cairan terpenuhi dengan baik atau tidak dapat terlihat daribalance cairan
60. B, Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran
dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat.
61. E, Bahan Tambahan adalah komponen Obat Tradisional yang dimaksudkan sebagai
zat, pelarut, pelapis, pembantu, dan zat yang dimaksudkan untuk mempertinggi
kegunaan, kemantapan, keawetan, atau sebagai zat warna dan tidak mempunyai
efek farmakologis
62. A, Sediaan Galenik yang selanjutnya disebut Ekstrak adalah sediaan kering, kental
atau cair dibuat dengan menyari Simplisia nabati atau hewani menurut cara yang
cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung.
63. C, Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk
pengobatan dan belum mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan lain suhu
pengeringan tidak lebih dari 60oC.
64. B, sediaan padat Obat Tradisional, terbuat dari Ekstrak, mengandung natrium
bikarbonat dan asam organik yang menghasilkan gelembung gas (karbon dioksida)
saat dimasukkan ke dalam air
65. B, kandungan cairan dalam rajangana adalah 10%
66. E, kapsul lunak maksimal hancur dalam waktu 60 menit
67. C, supositoria harus hancur dala 30 menit
68. C, benzoate tidak lebih dari 0,15
69. D, Pemanis alami: Gula tebu (gula pasir), gula aren, gula kelapa, gula bit, daun
stevia, daun saga, kayu legi, dan pemanis alami lainnya, Sorbitol (Sorbitol), Sorbitol
Sirup (Sorbitol syrup), Manitol (Mannitol), Isomalt/Isomaltitol (Isomalt/
Isomaltitol), Glikosida steviol (Steviol glycosides), Maltitol (Maltitol), Maltitol sirup
(Maltitol syrup), Laktitol (Lactitol), Silitol (Xylitol), Eritritol (Erythritol). Pemanis
buatan: Asesulfam-K (Acesulfame potassium), Aspartam (Aspartame), Natrium

299
siklamat (Sodium Cyclamate), Sakarin (Saccharin), Sukralosa (Sucralose/
Trichlorogalactosucro), Neotam (Neotame)
70. B, pada laki-laki
71. B, nilai GFR nya adalah 15%
72. E, GFR normal 90%

Kategori GFR Makna


G1 >= 90 Normal
G2 60 – 90 Penurunan sedikit
G3a 45 – 59 Penurunan sedikit sampai dengan moderat
G3b 30 – 44 Penurunan moderat sampai dengan berat
G4 15 – 29 Penurunan berat
G5 < 15 Gagl ginjal

73. A,
74. E
75. C
76. E, Bahaya akibat pengonsumsian rhodamin B akan muncul jika zat warna ini
dikonsumsi dalam jangka panjang. Tetapi, perlu diketahui pula bahwa rhodamin B
juga dapat menimbulkan efek akut jika tertelan sebanyak 500 mg/kg BB, yang
merupakan dosis toksiknya. Efek toksik yang mungkin terjadi adalah iritasi saluran
cerna. Jika hal tersebut terjadi maka tindakan yang harus dilakukan antara lain
segera berkumur, jangan menginduksi muntah, serta periksa bibir dan mulut jika
ada jaringan yang terkena zat beracun. Jika terjadi muntah, letakan posisi kepala
lebih rendah dari pinggul untuk mencegah terjadinya muntahan masuk ke saluran
pernapasan (aspirasi paru). Longgarkan baju, dasi, dan ikat pinggang untuk
melancarkan pernapasan. Jika diperlukan segera bawa pasien ke rumah sakit atau
dokter terdekat
77. B, Opium mentah, yaitu getah yang membeku sendiri, diperoleh dari buah
tanaman Papaver Somniferum L dengan atau tanpa mengalami pengolahan
sekedarnya untuk pembungkus dan pengangkutan tanpa memperhatikan kadar
morfinnya
78. B, Tanaman ganja, semua tanaman genus genus cannabis dan semua bagian dari
tanaman termasuk biji, buah, jerami, hasil olahan tanaman ganja atau bagian
tanaman ganja termasuk damar ganja dan hasis.
79. A, Kussmaul
80. C, mobilisasi tiap 2 jam akan mengurangi tekanan pada satu tempat
81. C, mantoux test diberikan secara IC
82. C, kecemasan menjelang operasi
83. A, kemerahan menunjukan adanya peradangan maka tindakannya diberikan salep
pada daerah kemerahan ostoma
84. B, pemasangan kateter membantu proses eliminasi

300
85. E, kolaborasi pemberihan obat pencahar dapat mempercepat proses eliminasi
pasien
86. E, meminum obat sesuai dengan dosis sangat penting bagi pasien
87. E, Rata-rata masa subur wanita mulai terjadi pada hari ke 10 sampai ke 17 setelah
hari pertama menstruasi, jika siklus menstruasi Anda berlangsung selama 28 hari.
Lima hari sebelum ovulasi dan satu hari di mana ovulasi terjadi, merupakan masa
paling subur wanita
88. B, nirlaba bukan berarti tidak mendapatkan keuntungan
89. B, biasanya dibangun saat darurat seperti bencana
90. A, Rumah Sakit umum kelas D sebagaimana merupakan Rumah Sakit umum yang
memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 50 (lima puluh) buah.
91. A, Rumah Sakit khusus kelas A merupakan Rumah Sakit khusus yang memiliki
jumlah tempat tidur paling sedikit 100 (seratus) buah.
92. E, Izin Operasional berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang sesui ketentuan
93. C, deteksi dini kelainan keluarga bukan merupakan program
94. B, Puskesmas pembantu maksimal dapat melayani … desa/kelurahan
95. E, beban traksi adalah 1/7 dari BB
96. A, BPJS kesehatan mulai beroperasi 1 Januari 2014
97. C, Membagi keuntungan kepada pemegang saham
98. C, jumlah dewan pengawas BPJS adalah 7 orang
99. E, Pelayanan rawat inap untuk pelayanan lain di luar kekhususannya paling banyak
40% dari seluruh jumlah tempat tidur
100. E, 10 kg pertama x 100cc = 1000cc, 5kg kedua x 50cc=250, jadi total 1250 ml

301
1. Seorang ibu umur 50 tahun, dengan CA serviks grade III B mengeluh pusing, badan
lemah, keluar darah dari vagina. TD 100/60 mmHg. HB 6,4 gr/dl, konjungtiva anemis
-/, CRT 3 detik, Apa Masalah keperawatan yang muncul?
a. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
b. Gangguan perfusi jaringan
c. Intolerasi Aktifitas
d. Gangguan konsep diri
e. Gangguan rasa nyaman nyeri

2. Ny. R post partum hari ke-7 datang ke UGD dengan keluhan perdarahan pada jalan
lahir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis. Muka tampak pucat,
turgor kulit menurun, frekuensi nadi 100 x/menit, fekuensi nafas 22 x/menit, TD
100/50 mmHg. Apakah Tindakan Keperawatan yang pertama kali?
a. Memberikan makanan dan minuman yang banyak
b. Meberikan obat untuk menghentikan perdarahan
c. Memberikan Infus cairan
d. Memberikan tranfusi darah
e. Memberikan oksigen

3. Seorang Ibu post partum berumur 26 tahun hari ke-7 datang ke UGD dengan keluhan
perdarahan pada jalan lahir. Konjungtiva anemis, muka tampak pucat, turgor kulit
menurun, frekuensi nadi 90 x/menit, fekuensi nafas 22 x/menit, TD 90/60 mmHg.
Apakah Masalah keperawatan yang muncul?
a. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
b. Gangguan perfusi jaringan
c. Resiko Syok Hypovolemik
d. Gangguan konsep diri
e. Gangguan rasa nyaman nyeri

4. Seorang wanita umur 35 tahun post partum mengalami perdarahan akibat atonia
uteri, klien terlihat keringat dingin, lemas, pusing, dan menggigil. TD 80/ 60 mmHg,
frekuensi nadi 100x/m, S: 37,8, frekuensi 26x/m, Hb: 6 gr. Apakah prioritas masalah
keperawatan dari kasus di atas?
a. Hipotermi
b. Resiko terjadinya kejang
c. Syok
d. Anemia
e. Intoleransi aktivitas

5. Seorang ibu bersalin multipara 37 mgg berusia 39 tahun masuk ke ruang VK pada jam
14.00 wib dengan keluhan kenceng-kenceng. Hasil pemeriksaan dalam menunjukkan
dilatasi servik 1 cm, effacement 25%, ketuban (+), letkep dengan kepala masih tinggi,
pemeriksaan DJJ 11 12 11. Terdapat kontraksi 1- 2 x tiap 30 menit. Hasil pemeriksaan
dalam kedua pada jam 18.00 wib dilatasi cervik masih 1 cm, keadaan ini bertahan
sampai pemeriksaan berikutnya jam 03.00 wib dan belum ada kemajuan sama sekali.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada pasien tersebut?

302
a. Melakukan amniotomi
b. Memberian oksitosin drip
c. Melakukan penilaian ulang terhadap servik
d. Melakukan perubahan posisi miring kiri
e. Siapkan tindakan section caesaria segera

6. Seorang ibu bersalin primipara berusia 21 tahun di ruang kebidanan sedang terpasang
infuse drip oksitosin 10 IU 40 tetes/menit dan terlihat sangat kesakitan, pasien tampak
gelisah. Hasil pemeriksaan menunjukkan terdapat 5-6 kontraksi dalam 10 menit,
tampak lingkaran bandle pada abdomen. Apakah tindakan keperawatan yang tepat
pada pasien tersebut?
a. Mengajarkan pasien tehnik nafas dalam yang tepat
b. Memberikan oksigen 2 lpm
c. Menghentikan infuse
d. Memberikan penguatan psikologis
e. Melakukan kolaborasi dengan medis pemberian analgesic

7. Seorang ibu hamil G2P1 usia 25 tahun dengan usia kehamilan 32 minggu datang ke
rumah dengan keluhan keluar darah tanpa rasa nyeri. Pada pemeriksaan dalam
menunjukkan belum ada dilatasi servik, DJJ 110x/mnt. Tekanan darah 100/70 mmHg,
frekuensi nadi 88x/mnt, frekuensi napas 20x/mnt, suhu 37 C. Tindakan yang tepat
pada pasien diatas adalah
a. Menganjurkan klien mengurangi aktifitas
b. Melakukan terminasi kehamilan
c. Melakukan pemeriksaan Hb
d. Memberikan tranfusi darah
e. Menganjurkan klien banyak istirahat

8. Seorang ibu hamil 30 tahun dengan usia kehamilan 36 minggu datang ke poli hamil
untuk melakukan Antenatal care. Hasil pemeriksaan leopold menunjukkan TFU 30 cm,
letkep, puka, kepala sudah masuk PAP, DJJ 134x/mnt , BB naik 4 kg dari bulan
sebelumnya, TBJ 3600 gram, LLA 25,5 cm, edema ekstrimitas (+), pitting edema (-),
tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 84x/mnt, RR 20x/mnt, suhu 37 C. Apakah Health
Education yang tepat untuk pasien tersebut
a. Menganjurkan pasien untuk menghindari makanan yang mengandung banyak
garam
b. Menganjurkan pasien mengurangi konsumsi karbohidrat berlebihan
c. Menganjuran pasien untuk melakukan senam hamil
d. Menganjurkan pasien membatasi masukan cairan
e. Melakukan olah raga teratur

9. Seorang ibu bersalin 39 tahun sedang mengalami perdarahan setelah kala III
persalinan. Keadaan ibu sangat lemah, kesadaran composmentis. Dari hasil
pemeriksaan TTV tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 104x/mnt, suhu 36, 7C, 18x/mnt,
kulit tampak pucat, akral dingin. Fundus uteri tidak berkontraksi, terdapat

303
perdarahaan aktif pada luka episiotomy. Masalah keperawatan utama pada pasien
diatas adalah
a. Resti gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
b. Gangguan integritas kulit
c. Gangguan perfusi jaringan perifer
d. Resti syok hipovolemik
e. Kelemahan fisik

10. Seorang ibu bersalin 39 tahun sedang mengalami perdarahan setelah kala III
persalinan. Keadaan ibu sangat lemah, kesadaran composmentis. Dari hasil
pemeriksaan TTV tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 104x/mnt, suhu 36,7C, 18x/mnt,
kulit tampak pucat, akral dingin. Fundus uteri tidak berkontraksi, terdapat
perdarahaan aktif pada luka episiotomy. Apakah tindakan pertama kali yang harus
dilakukan pada kasus tersebut.
a. melakukan heacting segera pada luka episiotomi
b. melakukan masase fundus uteri
c. melakukan kompresi bimanual
d. melakukan explorasi manual ke dalam rahim
e. melakukan pemasangan infuse dan rehidrasi

11. Seorang perempuan berusia 25 tahun G1P0A0, hamil 36 minggu, datang ke poli hamil
untuk memeriksa kehamilan. Keluhan kaki bengkak. Hasil pemeriksaan: tekanan darah
130/80 mmHg, nadi 90x/menit, kepala janin sudah masuk PAP, kaki edema dan
terdapat varises, berat badan bertambah 28 kg, urin protein positif Masalah
keperawatan utama pada kasus di atas adalah adalah
a. gangguan pemenuhan nutrisi
b. gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
c. gangguan integritas kulit
d. resti terjadi preeklamia
e. resti cedera janin

12. Seorang perempuan berusia 23 tahun G1P0 dengan usia kehamilan 13 minggu,
dirawat di RS dengan keluhan perdarahan disertai dengan rasa mules pada perut
bagian bawah. Pada pemeriksaan dalam di dapatkan hasil ostium uteri terbuka,
selaput ketuban teraba. Fundus uteri tidak teraba di atas simfisis. Tekanan darah
110/60 mmHg, Nadi 92x/mnt, RR20x/mnt, Hb 10 gr/dl. Tindakan yang tepat pada
pasien tersebut adalah
a. menganjurkan pasien istirahat, berbaring dan mengurangi aktifitas
b. memberikan tehnik distraksi dan relaksasi
c. melakukan tranfusi darah
d. melakukan terminasi kehamilan dengan drip oksitosin
e. kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan kuretase

13. Jika HPHT tanggal 28-2-2020, maka taksiran persalinan (TP) pasien adalah
a. 4-12-2020
b. 5-12-2020

304
c. 7-11-2020
d. 5-11-2020
e. 7-11-2020

14. Ketika anda menolong bayi baru lahir anda melihat bahwa bayi yang anda lahirkan
tubuhnya berwarna merah tetapi akralnya sianosis, pernafasannya pelan tidak
teratur, bayi tampak merintih sesekali fleksi pada anggota gerak, nadi 100x/mnt,
apgar score menit 1 adalah 4-6. Tindakan keperawatan pertama kali yang anda
lakukan ke pasien adalah
a. Melakukan pengisapan lendir melalui mulut, hidung dan faring
b. Mengeringkan bayi dan Pertahankan suhu 36-37 oC
c. Memberikan Berikan oksigen melalui kantung atau sungkup muka
d. Melakukan rangsangan taktil
e. Melakukan resusitasi sampai denyut jantung 120x/mnt

15. Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun diantar oleh orang tua ke UGD dengan keluhan
buang air cair lebih dari 8 kali sehari. Hasil pengkajian didapatkan anak rewel, mata
cekung, mukosa bibir kering, turgor kulit jelek, dan terjadi distensi abdomen, suhu :
38,3 derajat C, frekuensi nadi : 88 x/ menit dan berat badan 17 Kg. Apakah tindakan
keperawatan yang tepat untuk kasus di atas ?
a. Hitung balance cairan
b. Berikan kompres hangat
c. Timbang berat badan setiap hari
d. Kolaborasi pemberian cairan intravena
e. Berikan oralit dengan jumlah 75 ml/kg BB

16. Seorang anak perempuan berusia 4 tahun diantar oleh orang tua ke Poli anak
terdiagnosis VSD dengan keluhan sesak nafas dan tiba-tiba jongkok saat bermain,
wajah kebiruan jika menangis lama dan berat badan susah naik. Hasil pengkajian
didapatkan batuk berdahak, frekuensi nafas : 36 x /menit. Apakah masalah
keperawatan yang muncul pada kasus di atas ?
a. Resiko infeksi
b. Intoleransi aktivitas
c. Penurunan kardiak output
d. Bersihan jalan nafas tidak efektif
e. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

17. Seorang bayi laki-laki berusia 9 bulan dibawa oleh ibunya ke Posyandu, ibu
mengatakan anaknya mau diimunisasikan. Apakah Jenis imunisasi apa yang akan
diberikan?
a. BCG
b. Polio
c. Campak
d. Hepatitis
e. Meningitis

305
18. Seorang bayi laki-laki usia 48 jam dirawat di ruang perinatologi dengan diagnosa medis
Atresia ani. Bayi rewel, menangis menyeringai, belum mengluarkan mekonium,
muntah-muntah, tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rektal dan distensi
abdomen. Apakah masalah keperawatan pada kasus di atas?
a. Nyeri akut
b. Resiko infeksi
c. Gangguan nutrisi
d. Gangguan eliminasi
e. Gangguan keseimbangan cairan

19. Seorang bayi laki-laki berusia 7 hari dirawat di ruang perinatologi. Bayi tersebut lahir
aterm, spontan dengan berat badan lahir 3 Kg dan panjang badan 50 cm. Ibu
mengeluhkan ASI belum keluar dengan lancar sehingga bayi diberikan minum susu
formula. Hasil pengkajian ditemukan mata dan sebagian kulit muka bayi tampak
warna kekuningan, dan kadar bilirubin indirek 15 mg /dl. Apakah intervensi yang tepat
untuk kasus diatas ?
a. Kolaborasi foto terapi
b. Lakukan personal hygiene
c. Kaji tanda-tanda kern ikterik
d. Tingkatkan pemberian PASI
e. Ajarkan ibu perawatan panyudara

20. Seorang bayi laki-laki dilahirkan secara spontan dengan usia kehamilan aterm. Bayi
tidak bernafas spontan segera setelah dilahirkan. Bayi sudah terlihat kebiruan pada
ekstremitas atas dan bawah, frekuensi pernafasan < 15 x/menit, pergerakannya juga
sangat lemah, dan akral teraba dingin. Apakah langkah pertama yang harus dilakukan
pada kasus bayi di atas
a. Berikan lampu penghangat untuk mencegah hipotermi
b. Hisap cairan lambung untuk mencegah regurgitasi
c. Bersihkan jalan nafas dengan melakukan suction
d. Berikan O2 2 lt/menit melalui kateter nasal
e. Sentil telapak kaki dan tekan tanda achiles

21. Seorang bayi perempuan yang dilahirkan 2 hari yang lalu, lahir aterm dan saat ini
dirawat di ruang perinatologi karena mengalami peningkatan jumlah bilirubin. Untuk
mencegah terjadinya iritasi pada kulit dan mencegah terjadinya resiko infeksi pada
bayi maka harus dilakukan tindakan memandikan dan dilanjutkan dengan perawatan
tali pusat. Setelah mengukur suhu bayi dan diperoleh suhunya 36.80C, selanjutnya
membersihkan vulva dan anus dari mekonium, serta menimbang berat badan bayi.
Apakah tindakan selanjutnya yang harus dilakukan oleh perawat?
a. Mulai mandikan bayi dalam bak mandi
b. Catat berat badan bayi
c. Bersihkan mata bayi
d. Keramasi bayi
e. Selimuti bayi

306
22. Seorang anak laki-laki usia 2 tahun diantarkan oleh orangtua ke UGD. Anak dikeluhkan
tidak bisa BAB sejak 3 hari yang lalu. Berat anak susah mengalami kenaikan, anak rewel
dan menangis, muntah-muntah, terjadi distensi pada abdomen. Hasil pengukuran
nadi 110 x/menit, frekuensi respirasi 30 x/menit, suhu anak 37,80C.
Apakah masalah keperawatan yang muncul pada kasus di atas?
A. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
B. Kekurangan volume cairan
C. Gangguan eleminasi fekal
D. Resiko Infeksi
E. Nyeri

23. Seorang anak perempuan usia 15 tahun dirawat di rumah sakit umum pasca amputasi
kaki kiri. Pasien mengeluh sudah bosan hidup dan ingin mati serta merasa tidak
berharga. Hasil pengkajian diperoleh anak tampak murung dan cenderung
menyendiri.
Apakah tindakan keperawatan di atas?
A. Ajarkan pasien keterampilan social yang tepat
B. Menguatkan mekanisme koping pasien
C. Meningkatakan harga diri pasien
D. Menggali perasaan pasien
E. Melindungi pasien

24. Seorang anak perempuan usia 4 tahun dirawat di ruang Anak dengan diagnosa medis
Hidrocephalus dan sedang terpasang pirau, dikeluhkan menangis karena sakit kepala
setiap bangun tidur. Riwayat mengalami konvulsi. Hasil pengkajian didapatkan pasien
mengalami muntah proyektil dan tidak mau makan, letargi, mata strabismus,
berbicara tidak logis. Hasil pemeriksaan suhu diperoleh 38,50C, frekuensi nadi 70
x/menit.
Apakah diagnosa keperawatan untuk kasus di atas?
A. Ketidakseimbangan nutrisi b.d ketidakmampuan memasukkan makanan
B. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d peningkatan TIK
C. Resiko tinggi infeksi b.d pasca pembedahan
D. Resiko tinggi cedera b.d peningkatan TIK
E. Nyeri b.d tindakan pembedahan

25. Seorang anak perempuan usia 5 tahun diantarkan orangtua ke UGD dengan riwayat
kejang. Pada saat dilakukan pemeriksaan, tiba-tiba anak mengalami kejang berulang.
pemeriksaan fisik didapatkan nadi 120 x/menit, suhu 39’50C, frekuensi nafas 30
x/menit. Apakah tindakan yang harus dilakukan oleh perawat?
A. Bebaskan jalan nafas
B. Kolaborasi pemberian antipiretik
C. Kolaborasi pemberian Oksigen
D. Kolaborasi pemberian antikonvulsif
E. Hindarkan terjadinya cedera

307
26. Seorang anak laki-laki usia 1,5 tahun dirawat di ruang perawatan anak dengan
diagnose medis Bronchopnemonia. Hasil pengkajian diperoleh, anak rewel, makan
dan minum sedikit, batuk berdahak, sesak, dan mengalami kelemahan. Pemeriksaan
fisik diperoleh suara nafas ronchi, frekuensi RR 40 x/menit, suhu 38.6oC, frekuensi nadi
110x/menit. Apakah masalah keperawatan untuk kasus di atas?
A. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
B. Bersihan jalan nafas tidak efektif
C. Pola nafas tidak efektif
D. Kelemahan
E. Hipertermi

27. Seorang anak perempuan usia 10 tahun dibawa ke rumah sakit oleh tetangganya
dengan kondisi tubuh yang terluka, adanya memar di bagian tangan, perut, dan kaki
karena dipukuli oleh orang tuanya. Kejadian ini terjadi setiap anak melakukan
kesalahan. Anak sering menyendiri dan pendiam. Anak mengeluh kesakitan suhu
37,8oC, nadi 120 x/mnt teraba kuat, pernapasan 30 x/ mnt. Anak terlihat lemas, pucat,
dan gemetar. Apakah masalah keperawatan untuk kasus di atas?
A. Kerusakan integritas kulit
B. Harga Diri Rendah
C. Resiko Infeksi
D. Ketakutan
E. Nyeri

28. Seorang anak perempuan pada tanggal 15 Juni 2020 di antar ke poli tumbuh kembang
untuk melakukan pemeriksaan perkembangan. dari hasil pengkajian anak di dapatkan
tanggal lahir 25 Oktober 2018.
Berapakah usia anak saat ini?
A. 1 Tahun 7 Bulan 20 Hari
B. 2 Tahun 7 Bulan 20 Hari
C. 1 Tahun 9 Bulan 20 Hari
D. 2 Tahun 8 Bulan 10 Hari
E. 1 Tahun 4 Bulan 10 Hari

29. Seorang anak laki-laki usia 8 tahun dibawa ke rumah sakit oleh ibunya dengan keluhan
panas naik turun sejak 3 hari yang lalu. dari hasil pengkajian didapatkan nyeri pada
perut bagian atas, mual muntah dan tidak mau makan. belum buang air besar sejak 2
hari yang lalu. pemeriksaan fisik di dapatkan pasien lemah, mukosa bibir kering, kulit
kemerahan, akral hangat, suhu 39 0C, Apakah masalah keperawatan utama untuk
kasus di atas?
A. intoleransi aktivitas
B. Hipertermi
C. konstipasi
D. Nutrisi
E. nyeri

308
30. Istilah untuk menyebut napas normal adalah
a. Apnea
b. Tachipnea
c. Eupne
d. Bradipnea
e. Normopnea
31. Tanda fisik dari hipoksia kronis adalah
a. Biru
b. Pucat
c. Clubbing finger
d. Hb turun
e. Cepat merasa lelah
32. Kojungtiva yang tampak pada bola mata disebut
a. Palpebral
b. Bulbi
c. Interior
d. Posterior
e. Anterior
33. Kehilangan kemampuan penglihatan jarak dekat secara bertahap yang disebabkan
penuaan dinamakan
a. Presbyopia
b. Myopia
c. Hypermetrofi
d. Astigmatisma
e. Silindris
34. Myopia bisa diatasi dengan lensa…
a. Cembung
b. Cekung
c. Silindris
d. Normal
e. Double
35. Dua ibu jari ditempelkan di ruas tulang ujung yang menunjukan tidak ada kelainan di
sirkulasi darah menunjukan bentuk seperti
a. Oval
b. Diamond
c. Tanda silang
d. Cembung
e. Cekung
36. Nyeri tekan pada pasien appendicitis berada di titik
a. Mc Burney
b. Inguinal
c. Lipatan paha
d. Quadran atas
309
e. Quadran bawah
37. Besar sudut Kernig’s sign dikatakan positif yaitu apabila tidak dapat mencapai ….
derajat atau terdapat rasa nyeri.
a. 105
b. 115
c. 125
d. 135
e. 145
38. Pemeriksaan yang ditujukan untuk menilai kelainan di system pesyarapan dimana
pada saat fleksi kepala, tidak terjadi fleksi involunter kedua tungkai pada sendi lutut,
dinamakan…
a. Kernig
b. Brudzinski I
c. Brudzinski II
d. Brudzinski III
e. Brudzinski IV
39. Bagian lunak di antara tulangteng korak kepala pada bagian atas dan belakang
kepala bayi
a. Gyrus
b. Fontanel
c. Ubun-ubun
d. Calcaneus
e. Maleus
40. Ketukan pada nervus facialis dapat menyebabkan spasme atau tetani, kontraksi yang
melibatkan beberapa atau semua otot facialis, tanda tersebut dinamakan
a. Chvostek’s sign
b. Bettle’sign
c. Chultz’s sign
d. McBurney’s sign
e. Kernig’s sign
41. Tanda pelebaran pembuluh darah vena pada pasien dengan serosis hepatic
dinamakan
a. Spider nevi
b. Spot nevi
c. Web nevi
d. Echimosis
e. Bulla
42. Tekana intra kranial normal pada bayi adalah …. mmHg
a. 8 – 9
b. 8 – 10
c. 8 – 11
d. 8 – 12
e. 8 – 13
310
43. Berikut pernyataan benar tentang otak, kecuali
a. Berat 20% dari berat badan
b. Memerlukan 15% kardiak output
c. Menyita 20% oksigen yang beredar di tubuh
d. Memerlukan 25% Glukosa dalam tubuh
e. 60% dari otak adalah cairan
44. Nilai normal Tekanan Perfusi Cerebral (CCP) lebih dari … mmHg
a. 50
b. 60
c. 70
d. 80
e. 90
45. Edema yang disebabkan karena peningkatan permeabilitas sawar darah otak
tehadap unsur unsur dalam serum dinamakan
a. Interstisial
b. Vasogenik
c. Sitotoksik
d. Anasarka
e. Ballotement
46. Hipotermia dibawah 30oC dapat menyebabkan
a. Arithmia
b. Vasokontriksi
c. Ventrikel tachycardia
d. Kejang kejang
e. Vasodilatasi
47. Midriasis maksimal adalah…
a. Ada pada orang trauma
b. Ada pada orang meninggal
c. Ada pada orang silindris
d. Ada pada orang unisokor
e. Ada pada orang dengan gangguan mata
48. Cairan hipertonis yang sering diberikan untuk menurunkan tekanan intrakranial
adalah
a. Manitol 5%
b. Manitol 10%
c. Manitol 15%
d. Manitol 20%
e. Manitor 25%
49. Traksi skeletal memiliki beban efektif berada pada rentang … kg
a. 6 - 12
b. 7 – 12
c. 8 - 12
d. 9 – 12
311
e. 10 - 12
50. Jenis traksi yang digunakan pada pasien fraktur pada plato tibia adalah
a. Buck
b. Russel
c. Dunlop
d. Bryan
e. Balance
51. Berat otak bayi adalah … badan bayi
a. 1/5
b. 1/6
c. 1/7
d. 1/8
e. 1/9
52. Bayi lahir dengan berat badan 2800 gram, maka 1 tahun diperkirakan … kg
a. 8,1
b. 8,2
c. 8,3
d. 8,4
e. 8,5
53. Reflek menggenggam atau grasping reflex menghilang pada usia.. bulan
a. 2
b. 4
c. 6
d. 8
e. 10
54. Syaraf kranial utama yang diperiksa pada saat adanya trauma yang melibatkan pupil
adalah
a. 1 – 2
b. 2 – 3
c. 3 – 4
d. 4 – 5
e. 5 – 6
55. Fase dalm halusinasi kecuali
a. Comforting
b. Complementing
c. Controlling
d. Confounding
e. Conquering Panic
56. Berikut ini adalah factor predisposisi halusinasi…
a. Genetic
b. Social budaya
c. Lingkungan
d. Infeksi otak
312
e. NAPZA
57. Tanda harga diri rendah pada fase kronik adalah, kecuali
a. Merasa bersalah
b. Asertif
c. Tidak selaras
d. Ungkapan negative
e. Meremehkan diri
58. Konsep diri yang akan terganggu jika terjadi kesalahan yang berulang adalah
a. Citra tubuh
b. Harga diri
c. Peran
d. Ideal diri
e. Identitas diri
59. “saya tidak mungkin terkena COVID-19, ini pasti salah pemeriksaannya”, ini
munjukan perkataan orang yang mengalami keadaan berduka pada tahapan
a. Angry
b. Denial
c. Bargaining
d. Depression
e. Acceptance
60. Seorang perawat pelaksana melaksanakan hasil keputusan hapat di ruangannya
tentang penggunaan APD untuk menghadapi COVID-19. Apakah fungsi manajemen
pada kasus tersebut
a. Planning
b. Directing
c. Actuating
d. Organizing
e. Controlling
61. Membantu keluarga dalam meninterpretasikan informasi dalam inform consent
merupakan peran perawat sebagai..
a. Care giver
b. Educator
c. Counselor
d. Advocate
e. Collaborator
62. Memberikan kebebasan pada bawahan sehingga mereka berjalan sendiri. Ini
merupakan ciri gaya kepemimpinan
a. Demokratis
b. Otoriter
c. Kharismatik
d. Laissez faire
e. Otokrasi

313
63. “ibu sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan melaksanakan aktivitas di luar
ruangan” pernyataan ini menunjukan perawat menjalankan prinsip etik
a. Veracity
b. Fidelity
c. Beneficience
d. Non maleficience
e. Autonomy
64. Berikut contoh tindakan pencegahan tertier yaitu
a. Isolasi
b. Screening
c. Imunisasi
d. Melatih berjalan
e. Memberikan obat-obatan yang sudah diresepkan
65. Tahapan perkembangan keluarga dimana anak terakhir keluar rumah adalah..
a. Keluarga masa pengsiun
b. Keluarga masa pertengahan
c. Keluarga melepas anak dewasa
d. Keluarga usia anak sekolah
e. Keluarga anak pra sekolah
66. Sebuah keluarga dimana istri dan suami tinggal dirumah tanpa anak
a. Blended
b. Dyad
c. Commuter
d. Usia lanjut
e. Extended
67. Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan 1 fungsi tambahan, termasuk pada
indeks KARTZ
a. A
b. B
c. C
d. D
e. E
68. Nilai Barthel indek mandiri dalam naik turun tangga adalah
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
69. Orang yang keras dan mempunyai motivasi yang kuat disebut manusia…
a. Tipe X
b. Tipe Y
c. Tipe Z
d. Tipe A
314
e. Tipe B
70. Rentang usia dikatakan usia lanjut menurut WHO (1999) adalah
a. 60 – 70
b. 60 – 71
c. 60 – 72
d. 60 – 73
e. 60 – 74
71. Termasuk pada teori biologi proses menua kecuali
a. Genetic
b. Stress
c. Aktivitas
d. Immunology slow virus
e. Radikal bebas
72. Di Posyandu Lansia pelayanan oleh kader berada pada meja …
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
73. Berikut fase pelaksanaan di panti wedha kecuali
a. Orientasi
b. Identifikasi
c. Intervensi
d. Resolusi
e. Rehabilitasi
74. Fungsi perawat gerontik adalah
a. Eliminate ageism
b. Pemberi pelayanan
c. Advocat
d. Penyuluh kesehatan
e. Pemberi informasi
75. Menyarankan lansia untuk olah raga secara teratur termasuk fokus keperawatan
Gerontik
a. Heath promotion
b. Prevention
c. Kuratif
d. Supportif
e. Edukatif
76. Selain stunting dan overweight masalah tentang gizi yang ada di Indonesia adalah
a. Wasting
b. Stunning
c. Feeding
d. Floating

315
e. Burning
77. Registrasi puskesmas dilakukan untuk melakukan pengajuan keberadaan puskesmas
dan untuk mendapatkan ….
a. Kode
b. Nomor
c. Status
d. Akreditasi
e. Strata
78. Upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, kecuali
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Evaluasi
d. Pencatatan
e. Rujukan
79. Perencanaan program puskesmas yang melibatkan beberapa sector merupakan
perwujudan dari prinsip penyelenggaraan puskesmas yaitu
a. Paradigm sehat
b. Kemandirian masyarakat
c. Tehnologi tepat guna
d. Ketersediaan akses
e. Keterpaduan dan kesinambungan
80. Paradigma sehat, menginginkan keterlibatan pemangku kepentingan untuk
berpartisipasi dalam upaya mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang
dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat melalui
a. Keterlibatan dalam penyusunan program
b. Gerakan masyarakat hidup sehat
c. Pemberdayaan masyarakat
d. Dukungan aktivitas social
e. Produk perundang undangan
81. Pendekatan yang dilakukan puskesmas untuk melaksanakan program yang ada
diwilayahnya adalah
a. Individu
b. Keluarga
c. Kelompok khusus
d. Warga binaan
e. Masyarakat
82. Memberikan pertimbangan kepada masyarakat terkait dengan masalah kesehatan
merupakan fungsi penyelegaraan UKM …
a. Advokasi
b. Sosialisasi kebijakan
c. KIE
d. Perencanaan kegiatan
e. Pembinaan tehnis
83. Konsep pemberdayaan masyarakat mencakup pengertian community development
(pembangunan masyarakat) dan …

316
a. community-based development
b. community-based empowerment
c. community-based participation
d. community-based contribution
e. community-based association
84. Prinsip pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah kecuali
a. Egaliter
b. Otonom
c. Keswadayaan
d. Centralisasi
e. Akuntabilitas
85. Tujuan jangka panjang bidang kesehatan kecuali
a. peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam
bidang kesehatan
b. perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan
c. peningkatan status gizi masyarakat
d. pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas)
e. pengembangan masyarakat yang berkualitas
86. Peran fasilitator dalam pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah
a. Memberikan masukan tentang kesehata kepada masyarakat
b. Mengkomunikasikan inovasi di bidang kesehatan
c. Mempersiapkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya
d. Meningkatkan pemahaman gerakan PHBS
e. Memberikan arahan tentang inovasi kesehatan di masyarakat
87. Berikut dapat digunakan beberapa metode dalam upaya pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan, kecuali
a. Rapid Rural Appraisal (RRA)
b. Participatory Rapid Appraisal (PRA)
c. Participatory Learning and Action (PLA)
d. Simultaneous Rural Appraisal (SRA)
e. Participatory Assessment and Planning (PAP)
88. Contoh pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dilakukan dengan
pendekatan makro kecuali
a. Pembangkitan opini
b. Menggali potensi
c. Penyediaan petunjuk operasional
d. Penyediaan petunjuk pelaksanaan
e. Evaluasi dan koordinasi
89. RSU kelas A paling sedikit memiliki tempat tidur…
a. 300
b. 250
c. 200
d. 150
e. 100
90. Rumah sakit khusus kelas B, memiliki tempat tidur minimal
a. 45
317
b. 55
c. 65
d. 75
e. 85
91. Kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok,
dan masyarakat. Merupakan pengertian dari
a. Pusat Kesehatan Masyarakat
b. Upaya Kesehatan Masyarakat
c. Kegiatan Kesehatan Masyarakat
d. Upaya Pemeliharaan Kesehatan
e. Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan
92. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan
tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun
horizontal
a. Program pokok puskesmas
b. Kegiatan puskesmas
c. Konseling
d. Rujukan
e. Kesling
93. Pembangunan kesehatan yang dilakukan Puskesmas adalah untuk mewujudkan
a. Masyarakat berperilakuk sehat
b. Lingkungan yang sehat
c. Kecamatan sehat
d. Pelayanan yang bermutu
e. Derajat kesehatan yang optimal
94. Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi, kecuali
a. Paradigma sehat
b. Kemandirian masyarakat
c. Tehnologi berbasis wilayah
d. Pertanggungjawaban wilayah
e. Ketersediaan akses pelayanan kesehatan
95. Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya
a. Program Puskesmas
b. Kewajiban Puskesmas
c. Tugas Puskesmas
d. Kewenangan Puskesmas
e. Sasaran Puskesmas
96. Pendekatan yang dilakukan Puskesmas adalah ..
a. Masyarakat
b. Keluarga
c. Komunitas
d. Lintas sector
e. Lintas program
97. Fokus pelayanan kesehatan di Puskesmas mengutamakan upaya

318
a. Preventif dan promotif
b. Pencegahan kesehatan
c. Penyuluhan kesehatan
d. Pemberdayaan masyarakat
e. Pendekatan pada komunitas
98. Dalam menyelenggakaran pelayanan kesehatan puskesmas berpusat pada
a. Individu
b. Keluarga
c. Kelompok
d. Komunitas
e. Program
99. Dalam mendirikan puskesmas terdapat beberapa pertimbangan
a. Kebutuhan pelayanan
b. Jumlah penduduk
c. Aksesibilitas
d. A dan B benar
e. A, B dan C benar
100. Prinsip-prinsip akreditasi dikeluarkan oleh
a. KARS
b. ISQua
c. Pemerintah
d. Badan Akreditasi
e. Kementerian Kesehatan

319
Kunci Jawaban dan Pembahasan Singkat

1. B, perfusi jaringan menurun karena kekurangan volume darah


2. C, memberikan infus guna mempesiapkan pemberian tranfusi atau cairan lainnya
3. C, pasien sudah masuk pada keadaan pre syok
4. C, pasien sudah meunjukan tanda-tanda syok
5. E, tidak ada kemajuan dalam pembukaan
6. C, infus oksi drip tidakhanya menyakiti ibu tetapi bisa membuat janin distress
7. B, terminasi persalinan dipilih karena terdapat pengeluaran darah yang yang tidak
diketahui sumbernya serta tidak ada kontraksi his dan pembukaan
8. B, mengurangi karbohidrat untuk menghindari berat badan bayi yang besar
9. D, tanda-tanda kea rah syok sudah ada, diantaranya fundus uteri tidak berkontraksi,
yang dapat menyebabkan terbukanya pembuluh darah
10. E, pemasangan infus dan rehidrasi bisa meningkatkan volume sekuncup atau stroke
volume sehinga kebituhan cardiac output terpenuhi
11. D, tekanan darah masih dalam batas normal, sementara oedema dan protein urin
ada
12. E, sudah terjadi pembukaan serta ada perdarahan, menunjukan reaksi tubuh untuk
mengeluarkan janin, serta kemungkian plasenta lepas sebagian atau seluruhnya dari
dinding Rahim
13. B, gunakan rumus hari +7, bulan -3, tahun +0 karena iawal tahun maka ditambah 0.
14. A, membersihkan jalan napas diharapkan dapat meningkatkan apgar karena saluran
napas terbuka
15. D, pasien mengalami dehidrasi
16. C, tercampurnya darah yang mengandung oksigen dan karbondioksidan melalui
defect yang ada diventrikel, menyebabkan anak hyposia
17. C, 9 bulan campak
18. D, atresia ani keadaan dimaan lobang anus tidak terbentuk yang menyebabkan
pasien tidak biasa BAB
19. A, Fototerapi atau terapi sinar, termasuk pilihan penanganan yang paling umum
digunakan untuk merawat bayi yang kuning akibat kadar bilirubin yang tinggi dalam
tubuh bayi baru lahir. Perawatan ini memanfaatkan sinar ultraviolet buatan untuk
mengurangi kadar bilirubin bayi.
20. C, Prinsip penanganan dalam kondisi gawat darurat adalah ABC
21. E, menyelimuti untuk mencegah kehilangan panas akibat suhu ruangan
22. C, tiak bisa bab dan distensi abdomen
23. B, penguatan koping pasien harus dilakukan untuk menemukan apa yang positif
pada pasien
24. B, muntah projektil dan sakit kepala merupakan tanda peningkatan tekanan intra
kranial
25. D, pemberian anti konvulsif akan mengurangi ketegangan pada otot pasien

320
26. B, jalan napas harus diutamakan
27. A, memar dan terluka merupakan bagian dari gangguan integritas kulit
28. E, 15 Juni 2020 - 25 Oktober 2018 = . 1 Tahun 7 Bulan 20 Hari
29. B, suhu diatas 38,5
30. B, napas normal disebut juga eupne
31. C, menunjukan derajat kekuragan oksigen kronis, yang ditandai ujung jari seperti
stick penabuh drum.
32. B, palpebral bulbi yang menempel pada bola mata
33. A, Presbyopia adalah gangguan mata yang ditandai dengan penurunan kemampuan
lensa mata untuk berfokus melihat suatu objek pada jarak pandang yang dekat. Atau
mata masih bisa fokus melihat sesuatu yang dekat, tapi butuh waktu yang lebih lama
daripada mata normal.
34. B, Miopia (dari bahasa Yunani: myopia "penglihatan-dekat") atau rabun jauh adalah
sebuah kelainan refraktif mata berupa citra yang dihasilkan berada di depan retina
ketika mata tidak dalam keadaan akomodasi.
35. B, diamond, pada pasieng dengan clubbing finger hypoksia kronis tidak akan
membentuk diamond
36. A, Titik maksimal nyeri adalah pada sepertiga dari umblikus ke fossa ilaka kanan, itu
disebut titik Mc Burney. Nyeri biasanya tajam dan diperburuk dengan gerakan
(seperti batuk dan berjalan). Nyeri pada titik Mc Burney juga dirasakan pada
penekanan iliaka kiri, yang biasa disebut tanda Rovsing
37. D, Untuk pemeriksaan "Kernig's sign" pasien dibaringkan telentang, dengan panggul
dan lutut difleksikan membuat sudut 135 derajat.
38. B, Brudzinski I negatif (Normal) bila pada saat fleksi kepala, tidak terjadi fleksi
involunter kedua tungkai pada sendi lutut. Brudzinski I positif (abnormal) bila terjadi
fleksi involunter kedua tungkai pada sendi lutut.
39. B, Fontanel adalah bagian lunak di antara pelat tengkorak kepala pada bagian atas
dan belakang kepala bayi. Fontanel berasal dari bahasa Italia, yaitu Fontanella yang
berarti air mancur kecil. Fontanel akan berubah sedikit mengecil pada saat proses
kelahiran dan akan menghilanng seiring dengan pertumbuhan bayi.
40. A, Merupakan pemeriksaan dengan cara menyentuh pipi atau memukul ringan 2 cm
di depan Tragus telinga (bagian telinga yang menonjol kecil di daerah pipi/jambang).
41. A, Spider nevus adalah suatu kondisi yang menyebabkan kumpulan pembuluh darah
kecil yang menyerupai sarang laba-laba terlihat pada permukaan kulit. Spider nevi
(jamak) dapat disebabkan oleh cedera, paparan sinar matahari, perubahan hormon,
atau gangguan pada hati.
42. B, Tekanan intrakranial normal berkisar pada 8-10 mmHg untuk bayi, nilai kurang
dari 15 mmHg untuk anak dan dewasa, sedangkan bila lebih dari 20 mmHg dan
sudah menetap dalam waktu lebih dari 20 menit dikatakan sebagai hipertensi
intrakranial.
43. E, Hampir 80 persen otak manusia tersusun atas air.

321
44. C, Nilai CPP normal yang umumnya diterima sebagai tekanan minimal yang
diperlukan untuk mencegah iskemia adalah: orang dewasa > 70 mmHg; anak > 50-60
mmHg; bayi/ balita > 40-50 mmHg
45. B, Merupakan hasil peningkatan permeabilitas sawar darah otak terhadap unsur-
unsur dalam serum. Perkembangan edema vasogenik merefleksikan kerusakan sel
endotel yang membentuk sawar darah otak. Edema tipe ini terjadi jika ada
kerusakan sawar darah otak.
46. A, suhu rendah dpat menyebabkan gangguan irama jantung
47. B, pupilmelebar maksimal terjadi pada orang yang meninggal
48. D, merupakan obat diuretic untuk mengurngi cairan dalam tubuh yang akan dapat
mengurangi tekanan intra kranial
49. B, Traksi skelet biasanya menggunakan beban 7 – 12 kg untuk mencapai efek terapi.
Beban yang di pasang biasanya harus dapat melawan daya pemendekan akibat
spasme otot yang cedera. Ketika otot rileks, deleks, beban traksi dapat dikurangi untuk
mencegah terjadinya dislokasi garis fraktur dan untuk mencapai pnyembuhan fraktur.
Mengutip pendapat Sjamsuhidajat (1997) bahwa beban traksi untuk reposisi tulang
femur dewasa biasanya 5 – 7 kg, pada dislokasi lama panggul bias sampai 15 – 20kg
50. B, Traksi Russel, traksi Russel dapat digunakan untuk fraktur pada plato tibia,
menyokong lutut yang fleksi pada penggantung dan memberikan gaya tarikan.
51. D, berat otak bayi disbanding dengan berat badannya adalah 1/8 nya
52. D, berat badan bayi 1 tahun adalah 3 x berat badan saat lahir
53. B, Grasping reflex, berupa jari-jari tangan mencengkeram benda-benda di sekitar
yang disentuhkan ke bayi. Menghilang dalam waktu 3-4 bulan.
54. B, Refleks pupil disarafi oleh nervus II (optikus) dan nervus III (okulomotor). Nervus II
untuk menghantarkan rangsangan cahaya sedangkan nervus III untuk kontraksi otot
pupil.
55. D, confounding adalah variable dalam penelitian quantitative
56. D, Stressor presipitasi pasien gangguan persepsi sensori halusinasi ditemukan adanya
riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak, adanya riwayat
kekerasan dalam keluarga, atau adanya kegagalan-kegagalan dalam hidup,
kemiskinan, adanya aturan atau tuntutan dikeluarga atau masyarakat yang sering
tidak sesuai dengan pasien serta konflik antar masyarakat.
57. B, Komunikasi asertif adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang
diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan
menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain.B, kegagalan yang berulang ulang akan
membuat harga diri menurun
58. B, penolakan yang sering terjadi menurunkan harga diri seseorang
59. B, denial, menolak kenyataan
60. C, melaksanakan hasil keputusan atau mengaktualisasikan konsep yang
direncanakan merupakan kegiatan actuating
61. D, Perawat diharapkan dapat mengoptimalkan perannya sebagai advokat yaitu
dengan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pasien, menjadi penghubung
antara pasien dan tim kesehatan lain, membela hak-hak pasien dan melindungi
pasien dari tindakan yang merugikan

322
62. D, Pemimpin bertipe laissez faire menghendaki semua komponen pelaku
menjalankan tugasnya dengan bebas. Oleh karena itu tipe kepemimpinan bebas
merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan
diserahkan pada bawahan.
63. B, Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Untuk
mencapai itu perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan menghargai
komitmennya kepada orang lain.
64. D, rehabilitasi merupakan bagian dari pencegahan tertier
65. C, Tahap keenam dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah, berakhir pada saat anak
terakhir meninggalkan rumah sehingga rumah menjadi kosong
66. B, Dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang tinggal dalam
satu rumah tanpa anak
67. C,
Nilai A :Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ), berpindah, kekamar kecil,
mandi dan berpakaian.
Nilai B :Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi
tambahan
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan satu
fungsi tambahan.
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
berpindah dan satu fungsi tambahan
Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
68. B , 0= tidak mampu, 1= membutuhkan bantuan (alat bantu), Mandiri
69. B, karyawan yang memiliki tipe teori Y akan bekerja dengan sendirinya tanpa
perintah atau pengawasan dari atasannya, emiliki alasan kuat untuk bertindak
70. E, Menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi empat
kriteria yaitu : usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut usia (elderly)
ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun, usia sangat tua (very old)
ialah di atas 90 tahun.
71. C Teori – teori biologi
1) Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory), Menurut teori ini menua telah
terprogram secara genetik untuk spesies – spesies tertentu. Menua terjadi sebagai
akibat dari perubahan biokimia yang deprogram oleh molekul – molekul / DNA dan
setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah
mutasi dari sel – sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel)
2) Pemakaian dan rusak, Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah
(rusak)
3) Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory),Di dalam proses metabolisme
tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang
tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.

323
4) Teori “immunology slow virus” (immunology slow virus theory), Sistem immune
menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh
dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
5) Teori stress, Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal,
kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
6) Teori radikal bebas, Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal
bebas, (kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan organik
seperti karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak
dapat regenerasi
72. b. Pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan sistem lima meja yaitu:
a. Meja 1: Pendaftaran Lansia datangberkunjung ke Posyandu lansia dan
mendaftarkan diri lansia, sendiri atau disertai pendamping dari keluarga atau
kerabat, lansia yang sudahterdaftar di buku register langsung menuju meja
selanjutnya yakni meja 2.
b. Meja 2: Pelayanan Kesehatan oleh Kader
c. Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah
pada lansia.
d. Meja 3: Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)Kader melakukan pencatatan
di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi
badan lansia.
e. Meja 4: Penyuluhan kesehatan oleh Petugas Kesehatan dari Puskesmas, Dinas
kesehatan, Kementrian kesehatan, atau Instansi lain yang bekerja sama dengan
Posyandu Lansia. Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan
pemberian makanan tambahan, ataupun materi mengenai tindakan promotif
dan preventif terhadap kesehatan Lansia.
f. Meja 5: Pelayanan medis Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari
Puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan: pemeriksaan dan pengobatan ringan
untuk preventif, rehabilitatifdan kuratif.
73. E, Fase Pelaksanaan Panti Wredha
a. Fase orientasi, Melakukan pengumpulan data pada lansia secara individu atau
kelompokdan situasi, dan kondisi Panti Werdha.
b. Fase identifikasi, Setelah data terkumpul pada fase orientasi, maka dapat
disimpulkan masalah kesehatan yang terjadi pada lansia di Panti. Kemudian
merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang
terjadi pada lansia.
c. Fase intervensi, Melakukan tindakan sesuai dengan rencana, misalnya
memberikan penyuluhan kesehatan, konseling, advokasi, kolaborasi dan rujukan
d. Fase resolusi, Pada fase resolusi yang dilakukan adalah menilai keberhasilan
tindakan pada fase intervensi dan menentikan perkembangan kondisi pada
lansia.
74. A, Eliminate ageism (menghilangkan perasaan takut tua).
75. A, menyaranan olahraga adalah bagian dari promosi kesehatan dalam pencegahan
primer

324
76. A, Wasting adalah suatu keadaan kekurangan gizi akut yang banyak terdapat di
daerah dengan sosial- ekonomi rendah yang dapat disebabkan oleh asupan nutrisi
yang inadekuat dan adanya penyakit
77. A, Registrasi adalah proses pendaftaran Puskesmas yang meliputi pengajuan dan
pemberian kode Puskesmas.
78. E, Pelayanan Kesehatan Puskesmas yang selanjutnya disebut dengan Pelayanan
Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat,
mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, dan pelaporan yang
dituangkan dalam suatu system
79. E, keterpaduan dan keseimbangan merupakan perwujudan kegiatan berdsarkan
prinsip lintas program dan sector
80. B, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan sistematis
dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa
dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk
meningkatkan kualitas hidup.
81. B, Pendekatan keluarga adalah pendekatan pelayanan puskesmas yang
menggabungkan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan
masyarakat (UKM) tingkat pertama secara berkesinambungan dengan didasarkan
kepada data dan informasi dari profil kesehatan keluarga
82. A, Advokasi: Sasaran utama kegiatan ini adalah para pengambil keputusan atau
pengambil kebijakan pada masing-masing tingkat administrasi pemerintah untuk
mendapat dukungan dalam pengembangan Puskesmas rawat inap. Pihak-pihak yang
harus dilibatkan secara aktif seperti pemerintah daerah, rumah sakit
kabupaten/kota, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, lintas sektor dan
lintas program terkait serta perwakilan dari masyarakat.
83. A, Konsep pemberdayaan masyarakat mencakup pengertian community
development (pembangunan masyarakat) dan community-based development
(pembangunan yang bertumpu pada masyarakat).
84. D, terdapat 10 prinsip yaitu kesukarelaan, otonom, keswadayaan, pertisifatif,
egaliter, demokratis, keterbukaan, kebersamaan, akuntabilitas dan desentralisasi
85. E, tujuan pembangunan jangka panjang bidang kesehatan yaitu 1) peningkatan
kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan; 2)
perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan; 3) peningkatan
status gizi masyarakat; 4) pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian
(mortalitas), serta 5) pengembangan keluarga berkualitas.
86. B, fasilitator bertanggungjawab dalam mengkomunikasikan inovasi di bidang
kesehatan kepada masyarakat penerima manfaat
87. D, Simultaneous Rural Appraisal (SRA)
88. B, Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dapat dilakukan dengan
pendekatan a) Makro, dilakukan dengan membangun komitmen di setiap jenjang,
membangkitkan opini masyarakat, menyediakan petunjuk teknis operasional atau
petunjuk pelaksanaan dan biaya operasional, serta monitoring dan evaluasi serta
koordinasi; b) Mikro, dilakukan dengan menggali potensi yang belum disadari
masyarakat (potensi dapat muncul dari adanya kebutuhan masyarakat) yang
diperoleh melalui pengarahan, pemberian masukan, dialog, kerjasama dan

325
pendelegasian serta membuat model-model percontohan dan prototipe
pengembangan masyarakat.
89. B, Rumah Sakit umum yang memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 250 (dua
ratus lima puluh) buah.
90. D, Rumah Sakit khusus yang memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 75 (tujuh
puluh lima) buah
91. B, Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
92. D, Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik
vertikal maupun horizontal
93. C, Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas dalam rangka
mewujudkan kecamatan sehat.
94. C, Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:
a. paradigma sehat;
b. pertanggungjawaban wilayah;
c. kemandirian masyarakat;
d. ketersediaan akses pelayanan kesehatan;
e. teknologi tepat guna; dan
f. keterpaduan dan kesinambungan
95. C, Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
96. B, Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan Puskesmas mengintegrasikan
program yang dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga
merupakan salah satu cara Puskesmas mengintegrasikan program untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga
97. A, menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif
98. A, menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada individu, berfokus
pada keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat
99. E, Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi tertentu, pada 1
(satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas. Kondisi tertentu
ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk, dan
aksesibilitas.
100. B, Lembaga independen penyelenggara Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus telah terakreditasi oleh lembaga International Society for Quality in Health
Care (ISQua).

326

Anda mungkin juga menyukai