Anda di halaman 1dari 2

Worksheet #4

Konformitas
Nama : Ahmad Ilyasa
NIM : 22112141048

Apa itu konformitas? Apa bedanya konformitas dengan kepatuhan (obedience)?

Konformitas adalah sebuah pengaruh sosial dimana individu berada dalam suatu situasi yang
berkemungkinan akan mendorong mereka untuk merubah sikap dan tingkahlakunya agar
sesuai atau mematuhi norma sosial yang ada. Sedangkan Obedience sendiri merupakan
sebuah pengaruh sosial yang dapat merubah sikap dan tingkah laku seseorang agar mengikuti
perintah orang lain karena adanya unsur power atau otoritas.

Ceritakan secara singkat tentang eksperimen klasik Solomon Asch dan apa implikasi temuan ini
baik secara teoretis maupun praktis.

• Eksperimen klasik Solomon Asch adalah sebuah penelitian yang ditujukan untuk melihat
seberapa kuat pengaruh konformitas terhadap individu. Penelitian dilakukan dengan
memberitahu partisipan bahwa ia akan ikut sebuah tes penilaian visual, setelah itu
partisipan diperlihatkan sejumlah kartu gambar garis dan diminta untuk
membandingkan manakah diantara garis pembanding yang sama panjangnya dengan
garis standar. Diantara sejumlah partisipan hanyalah ada satu partisipan asli yang mana
sisanya adalah asisten sang peneliti. Partisipan (Asisten Asch) diminta untuk
mengatakan hasil penelilaian mereka dengan bersuara keras agar dapat melihat apakah
partisipan asli yang posisinya di ujung akan mengikuti jawaban dominan yang salah
atau tetap pada penilaian mereka.
• Hasil penelitian menunjukan diantara banyaknya partisipan sejumlah 76% mengikuti
jawaban yang salah (terpengaruh konformitas) dan sisanya tidak pernah mengikuti
kelompok atau tetap dengan jawaban mereka. Melalui penelitian ini ilmu bidang
psikologi sosial mengalami kemajuan yang mana telah penelitian ini telah memberikan
wawasan penting tentang bagaimana, mengapa, dan kapan orang menyesuaikan diri
dan efek tekanan sosial pada perilaku, kita juga dapat mengetahui bahwa konformitas
dapat dipengaruhi baik dalam kebutuhan penyesuaian diri dan keyakinan bahwa orang
lain lebih pintar serta berbagai faktor yang dapat mempengaruhi konformitas.

1
Bagaimana konformitas bisa terjadi, apa saja prediktornya?

Konformitas dapat terjadi apabila individu berada dalam situasi yang memberikan tekanan atau
tuntutan pada dirinya untuk mengikuti norma sosial yang ada, kemudian faktor yang
memainkan peran dalam penentu konformitas diantaranya yaitu
1) Kohevisitas/Cohesiveness (menerima pengaruh dari orang yang kita sukai)
Didefisinikan sebagai derajat ketertarikan yang dirasa individu terhadap suatu kelompok
tertentu, ketika kita memiliki ketertarikan tinggi pada suatu kelompok atau mengagumi
suatu kelompok tertentu, tekanan untuk melakukan konformitas akan bertambah besar dan
sebaliknya apabila kohevisitas rendah tekanan untuk melakukan konformitas juga rendah
Contoh : Ketika group band yang kita suka, misalnya personal EXO baru-baru ini kompak
menggunakan model rambut mullet, kita sebagai pengemar akan mengalami tekanan yang
kuat untuk mengikuti model rambut tersebut.
2) Ukuran Kelompok (yang lebih banyak adalah yang lebih baik jika dikaitkan dengan
tekanan sosial)
Beberapa studi menyebutkan bahwa konformitas cenderung meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah kelompok hingga delapan orang anggota tambahan atau lebih. Jadi
semakin besar kelompok tersebut, maka semakin besar juga kicenderungan kita untuk ikut
serta meskipun hal tersebut berarti kita bertingkah laku bertentangan dengan apa yang kita
inginkan
Contoh : apa bila tiga sosok teman kelas kita membolos pada matakuliah psikologi sosial
kita cinderung akan menasehatinya bahkan membiarkannya, namun hal lain terjadi apabila
hampir seisi kelas membolos pada matakuliah psikologi sosial kita cinderung akan mengikuti
mereka daripada mengikuti sisanya.
3) Norma sosial Deskriptif & Injungtif (saat norma mempengaruhi atau tidak
mempengaruhi tingkah laku)
-Norma deskriptif adalah norma yang hanya mendeskripsikan apa yang sebagian besar
orang lakukan pada situasi tertentu, norma ini mempengaruhi tingkah laku dengan cara
memberitahu kita mengenai apa yang umumnya diangap efektif atau adaptif pada situasi
tertentu
-Norma Injungtif adalah norma yang menetapkan apa yang harus dilakukan atau tingkah
laku apa yang diterima atau tidak diterima pada situasi tertentu.
Kedua norma tersebut dapat memberikan pengaruh yang kuat pada tingkah laku
Contoh : pada situasi tertentu akan cinderung muncul tingkah laku anti sosial (tingkah laku
yang tidak diterima oleh kelompok atau masyarakat tertentu) akibat adanya norma
injungtif. Namun hal tersebut dapat dibenarkan karena dua hal, pertaama norma semacam
itu cinderung mengalihkan perhatian dari bagaimana orang bertindak dalam situasi
tertentu, yang kedua norma semacam itu dapat mengaktifkan motif sosial untuk melakukan
hal benar dalam situasi tertentu tanpa mengindahkan apa yang dilakukan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai